Você está na página 1de 24

GAYA BELAJAR PADA ANAK

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan,


di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika menyadari bahwa
bagaimana seseorang menyerap dan mengolah informasi, belajar dan
berkomunikasi menjadi sesuatu yang mudah dan menyenangkan.
Perlu disadari bahwa tidak semua orang punya gaya belajar yang sama.
Walaupun bila mereka berada di sekolah atau bahkan duduk di kelas yang sama.
Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti
berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat.
Karenanya, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami
sebuah informasi atau pelajaran yang sama.
Di lingkungan sekolah, sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar
dengan cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa
membaca, kemudian mencoba memahaminya. Sebagian siswa lain lebih suka guru
mereka mengajar dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka
mendengarkan untuk bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih suka
membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut
pelajaran tersebut.
Cara lain yang juga kerap disukai banyak siswa adalah model belajar yang
menempatkan guru tak ubahnya seorang penceramah. Guru diharapkan bercerita
panjang lebar tentang beragam teori dengan segudang ilustrasinya, sementara para
siswa mendengarkan sambil menggambarkan isi ceramah itu dalam bentuk yang
hanya mereka pahami sendiri.
Apa pun cara yang dipilih, perbedaaan gaya belajar itu menunjukkan cara
tercepat dan terbaik bagi setiap individu bisa menyerap sebuah informasi dari luar
dirinya. Oleh karena itu, sebagai seorang guru bisa memahami bagaimana
perbedaan gaya belajar pada siswanya, dan mencoba menyadarkan siswanya akan
perbedaan tersebut, mungkin akan lebih mudah bagi guru untuk menyampaikan
informasi secara lebih efektif dan efisien.
PENGERTIAN GAYA BELAJAR
Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai pebelajar.
Umumnya, dianggap bahwa gaya belajar seseorang berasal dari variabel
kepribadian, termasuk susunan kognitif dan psikologis latar belakang sosio cultural,
dan pengalaman pendidikan (Nunan, 1991: 168).
Keanekaragaman gaya belajar siswa perlu diketahui pada awal permulaannya
diterima pada suatu lembaga pendidikan yang akan ia jalani. Hal ini akan
memudahkan bagi pebelajar untuk belajar maupun pembelajar untuk mengajar
dalam proses pembelajaran. Pebelajar akan dapat belajar dengan baik dan hasil
belajarnya baik, apabila ia mengerti gaya belajarnya. Hal tersebut memudahkan
pembelajar dapat menerapkan pembelajaran dengan mudah dan tepat ( Kolb 1984
).
Tiap individu memiliki kekhasan sejak lahir dan diperkaya melalui pengalaman
hidup. Yang pasti semua orang belajar melalui alat inderawi, baik penglihatan,
pendengaran, dan kinestetik. Setiap orang memiliki kekuatan belajar atau gaya
belajar. Semakin kita mengenal baik gaya belajar kita maka akan semakin mudah
dan lebih percaya diri di dalam menguasai suatu keterampilan dan konsep-konsep
dalam hidup.
Salah satu faktor yang mempengaruhi cara belajar siswa adalah persepsi,
yaitu bagaimana dia memperoleh makna dari lingkungan. Persepsi diawali lima
indera: mendengar, melihat, mengecap, mencium,dan merasa. Di dunia pendidikan,
istilah gaya balajar mengacu khusus untuk penglihatan, pendengaran, dan kinestetik.
Gaya belajar visual menyangkut penglihatan dan bayangan mental. Gaya belajar
pendengaran merujuk pada pendengaran dan pembicaraan. Gaya belajar kinestetik
merujuk gerakan besar dan kecil.
Dengan memahami gaya belajar siswa berarti akan membuat siswa lebih
bahagia, karena respons guru terhadap kebutuhan dirinya tepat, dengan demikian
informasi yang diberikan kepadanya akan lebih mudah terserap.
MUNCULNYA GAYA BELAJAR PADA ANAK
Kapan gaya belajar ini mulai dimiliki oleh seorang anak? Sebenarnya, gaya
belajar anak dipengaruhi oleh faktor bawaan atau sudah dari sananya. Ada anak
yang memang memiliki fisik kuat dan prima sehingga cenderung memiliki gaya
belajar kinestetik. Atau ada juga anak yang memiliki rasa seni tinggi sehingga gaya
belajar visual lebih melekat dalam dirinya.
Jika salah satu indra kurang berfungsi secara maksimal, maka umumnya indra
lain akan menggantikannya. Jika penglihatan seorang anak kurang berfungsi, maka
indra pendengarannya lebih menonjol sehingga ia lebih peka terhadap suara atau
bunyi-bunyian. Contohnya, para penyandang tunanetra biasanya memiliki indra
pendengaran yang sangat tajam.
Selain itu, pola asuh juga memegang peran penting dalam kemunculan gaya
belajar seseorang. Maksudnya, gaya belajar ditentukan oleh sejauh mana orang tua
melakukan stimulasi terhadap masing-masing indra anaknya. Anak yang sejak kecil
terbiasa dibacakan dongeng, boleh jadi akan terbiasa untuk mengasah kemampuan
pendengarannya. Ia juga bisa cepat mencerna ucapan sang pendongeng. Akibatnya,
anak akan cenderung menjadi seorang auditory learner dalam gaya belajarnya.
Sementara anak seorang pelukis yang mayoritas waktunya lebih tercurah untuk
mengamati detail-detail gambar orang tuanya biasanya akan menjadi seseorang
dengan tipe belajar visual.

MACAM-MACAM GAYA BELAJAR


1. Gaya belajar Visual
Gaya belajar visual (visual learner) menitikberatkan ketajaman penglihatan.
Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar siswa paham.
Ciri-ciri siswa yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk
melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum ia memahaminya.
Siswa yang memiliki gaya belajar visual menangkap pelajaran lewat materi
bergambar. Selain itu, ia memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, disamping
mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya saja
biasanya ia memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif
terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah
menginterpretasikan kata atau ucapan.
Gaya belajar ini dapat diterapkan dalam pembelajaran, dengan menggunakan
beberapa pendekatan : menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan
informasi/materi pelajaran berupa film, slide, ilustrasi, coretan atau kartu-kartu gambar
berseri untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan
Ciri – ciri gaya belajar ini adalah :
1. Senantiasa berusaha melihat bibir guru yang sedang mengajar.
2. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya siswa akan melihat
teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak.
3. Cenderung menggunakan gerakan tubuh (untuk mengekspresikan dan
menggantikan kata-kata) saat mengungkapkan sesuatu.
4. Tak suka bicara di depan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain.
5. Biasanya kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan.
6. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan.
7. Biasanya dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut dan ramai tanpa
merasa terganggu.

2. Gaya Belajar Auditorial


Gaya belajar ini mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus
mengingatnya. Karakteristik model belajar ini benar-benar menempatkan pendengaran
sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa
mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah
mendengarnya lebih dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini umumnya susah
menyerap secara langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain memiliki kesulitan
menulis ataupun membaca.
Di dalam pembelajaran, untuk membantu siswa-siswa seperti ini, guru bisa
menggunakan media tape untuk merekam semua materi pelajaran yang diajarkan di
sekolah. Selain itu, keterlibatan siswa dalam diskusi juga sangat cocok untuk siswa
seperti ini. Bantuan lain yang bisa diberikan adalah mencoba membacakan informasi,
kemudian meringkasnya dalam bentuk lisan dan direkam untuk selanjutnya
diperdengarkan dan dipahami. Langkah terakhir adalah melakukan review secara verbal
dengan teman atau pengajar.
Ciri – ciri gaya belajar auditorial adalah :
1. Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok atau
kelas.
2. Mengenal banyak sekali lagu atau iklan TV, bahkan dapat menirukannya secara
tepat dan komplet.
3. Cenderung banyak omong.
4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena
kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya.
5. Kurang cakap dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis.
6. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru di lingkungan sekitarnya, seperti
hadirnya siswa baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas dan sebagainya.

3. Gaya Belajar Kinestetik


Gaya belajar ini mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang
memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa
karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter
pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa
terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya
belajar ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.
Karakter berikutnya dicontohkan sebagai orang yang tak tahan duduk manis berlama-
lama mendengarkan penyampaian pelajaran. Tak heran kalau individu yang memiliki
gaya belajar ini merasa bisa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik.
Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim
disamping kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability). Tak jarang, orang
yang cenderung memiliki karakter ini lebih mudah menyerap dan memahami informasi
dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk kemudian belajar mengucapkannya atau
memahami fakta.
Untuk menerapkannya dalam pembelajaran, kepada siswa yang memiliki
karakteristik-karakteristik di atas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai model
peraga, semisal bekerja di lab atau belajar yang membolehkannya bermain. Cara
sederhana yang juga bisa ditempuh adalah secara berkala mengalokasikan waktu untuk
sejenak beristirahat di tengah waktu belajarnya.
Ciri- ciri gaya belajar kinestetik :
1. Gemar menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya.
2. Amat sulit untuk berdiam diri/duduk manis.
3. Suka mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya sedemikian
aktif.
4. Memiliki koordinasi tubuh yang baik.
5. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar.
6. Mempelajari hal-hal yang abstrak (simbol matematika, peta, dan sebagainya)
dirasa amat sulit oleh siswa dengan gaya belajar ini.
7. Cenderung terlihat “agak tertinggal” dibanding teman sebayanya. Padahal hal
ini disebabkan oleh tidak cocoknya gaya belajar siswa dengan metode pengajaran
yang selama ini lazim diterapkan di sekolah-sekolah.

Sama halnya dengan keunikan tiap individu, tiap orang memiliki gaya belajar
sendiri. Perbedaan itu bahkan ada pada anak-anak dari satu keluarga, seperti beda
dengan kakak, adik atau saudara kembar sekalipun.
Contohnya saat mengikuti pelajaran di kelas, ada siswa yang begitu tekun
menyimak meski guru menyampaikan materi pelajaran tak ubahnya seperti ceramah
selama berjam-jam. Ada yang terkesan hanya memperhatikan sepintas lalu, meski
sebetulnya mereka membuat catatan-catatan kecil di bukunya. Namun jangan ditanya
berapa banyak siswa yang merasa bosan dengan pendekatan belajar yang
menempatkan siswa sebagai pendengar setia. Secara keseluruhan, ada siswa yang
lebih mudah menangkap isi pelajaran jika disertai praktek. Siswa seperti ini lebih suka
berkutat di laboratorium mengamati dan mempelajari berbagai hal nyata ketimbang
mendengar penjelasan si guru. Sedangkan temannya yang lain mungkin lebih tertarik
mengikuti pelajaran yang disertai berbagai aspek gerak. Contohnya, guru yang
menerangkan materi pelajaran kesenian sambil sesekali diselingi nyanyian dan tepuk
tangan.
Tidak hanya itu. Ada siswa yang harus bersemedi dan tutup pintu kamar rapat-
rapat supaya bisa konsentrasi belajar. Akan tetapi cukup banyak yang mengaku justru
terbuka pikirannya bila belajar sambil mendengarkan musik, entah yang mengalun merdu
atau malah ingar-bingar. Sementara sebagian lainnya merasa perlu untuk mengubah
materi pelajaran menjadi komik atau corat-coret yang gampang “dibaca”.
Apa pun gaya belajar yang dipilih pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu
agar yang bersangkutan bisa menangkap materi pelajaran dengan sebaik-baiknya dan
memberi hasil optimal. Bukankah masing-masing pelajaran juga disampaikan oleh guru
yang berbeda dengan karakter mengajar yang berbeda pula. Itulah mengapa, guru perlu
turun tangan mengamati gaya belajar masing-masing siswa. Dengan memahami hal itu,
sebetulnya guru sudah memberi kontribusi besar dalam keberhasilan belajar siswanya
karena siswa menjadi mudah menangkap materi pelajaran. Buktinya, ketidakpahaman
guru terhadap gaya belajar siswa kerap menimbulkan kesalahpahaman. Ada guru yang
tidak senang melihat siswanya asyik bikin coretan-coretan selagi di kelas. Atau ada juga
guru yang langsung menegur siswa yang terlihat tak bisa diam saat sedang diajar.
Padahal, perilaku corat-coret saat belajar tak mesti berarti ia enggan belajar. Bisa jadi, ia
justru tengah berusaha menangkap materi pelajaran lewat corat-coretnya tadi.
Tidak sedikit siswa yang cepat mengerti kalau materi pelajarannya disampaikan
lewat gambar atau ilustrasi. Nah, karena guru tidak membuatnya, maka siswalah yang
tergerak menggambari bukunya semata-mata untuk memudahkan dirinya. Demikian pula
dengan siswa-siswa yang terlihat aktif bergerak ke sana kemari selama di kelas. Siswa
seperti ini boleh jadi merupakan tipe aktif yang selalu kelebihan energi. Ia menyukai
aktivitas fisik dan mudah bosan pada omongan/penjelasan panjang lebar.

MENELITI GAYA BELAJAR PADA SISWA


Beberapa cara dapat digunakan untuk membantu siswa memaksimalkan gaya
belajar mereka masing-masing. Pertama, jelaskan kepada mereka bahwa orang belajar
dengan cara yang berbeda-beda, dan semua cara sama baiknya. Setiap cara
mempunyai kekuatan sendiri-sendiri. Dalam kenyataannya, kita semua memiliki ketiga
gaya belajar itu, hanya saja biasanya satu gaya mendominasi ( Rose dan Nicoll, 1997 )
Selanjutnya, buatlah siswa menyadari gaya belajar masing-masing dengan
menggunakan tes untuk mengidentifikasi gaya belajarnya. Contoh tes yang bisa
digunakan diantaranya :
Contoh Tes 1
Tandailah kotak yang sesuai untuk setiap pertanyaan dan jumlahkan nilainya

1. ( … ) Saya perlu satu ilustrasi dari apa yang diajarkan supaya bisa memahaminya.
2. ( … ) Saya tertarik pada obyek yang mencolok, berwarna, dan yang merangsang
mata.
3. ( … ) Saya lebih menyukai buku-buku yang menyertakan gambar atau ilustrasi.
4. ( … ) Saya terkesan sedang “melamun”, saat membayangkan apa yang sedang
saya dengar.
5. ( … ) Saya mudah mengingat apabila saya bisa melihat orang yang sedang
berbicara.
6. ( … ) Apa yang harus saya ingat harus saya ucapkan dulu.
7. ( … ) Saya harus membicarakan suatu masalah dengan suara keras untuk
memecahkannya.
8. ( … ) Saya akan mudah menghafal dengan mengucapkannya berkali-kali.
9. ( … ) Saya mudah mengingat sesuatu apabila itu didendangkan.
10. ( … ) Saya lebih suka mendengarkan rekamannya daripada duduk dan membaca
bukunya.
11. ( … ) Saya tidak bisa duduk diam berlama-lama.
12. ( … ) Saya lebih mudah belajar apablla ada keterlibatan sejumlah anggota tubuh.
13. ( … ) Saya hampir selalu melakukan gerakan tubuh.
14. ( … ) Saya lebih suka membaca buku atau mendengarkan cerita-cerita action.

Bila lebih banyak memilih pernyataan :


a. Nomor 1 s.d 5 : tipe Auditori
b. Nomor 6 s.d 10 : tipe Visual
c. Nomor 11 s.d 14 : tipe Kinetik

Contoh Tes 2
Berilah tanda V pada jawaban yang sesuai dan jumlahkan nilainya

Jawaban
No Pertanyaan kadang-
sering jarang
kadang
A.1 Apakah anda rapi dan teratur ?
2 Apakah anda berbicara dengan cepat ?
Apakah anda perencana dan pengatur jangka
3
panjang yang baik ?
Apakah anda pengeja yang baik dan dapatkah anda
4
melihat kata-kata dalam pikiran anda?
Apakah anda lebih ingat apa yang dilihat daripada
5
yang didengar?
6 Apakag anda menghafal hanya dengan melihat saja?
Apakah anda sulit mengingat perintah lisan kecuali
7 jika dituliskan, dan apakah anda sering menyuruh
orang mengulang ucapannya ?
Apakah anda lebih suka membaca daripada
8
dibacakan?
Apakah anda suka mencoret-coret saat
9
menelpon/rapat ?
Apakah anda lebih suka melakukan demonstrasi
10
daripada berpidato ?
11 Apakah anda lebih suka seni rupa daripada musik
Apakah anda tahu apa yang harus dikatakan tetapi
12
tidak terpikir kata yang tepat ?
Sub Total
x2 x1 x0
Total
Apakah anda berbicara pada diri sendiri saat bekerja
B.1
?
2 Apakah anda mudah terganggu keributan ?
3 Apakah anda menggerakkan bibir saat membaca ?
Apakah anda suka membaca keras-keras dan
4
mendengarkan ?
Dapatkah anda mengulang dan menirukan nada,
5
perubahan, dan warna suara ?
Apakah anda merasa menulis itu sulit, tetapi pandai
6
bercerita ?
7 Apakah anda berbicara dengan pola berirama ?
Apakah menurut anda, anda adalah pembicara yang
8
fasih ?
Apakah anda lebih menyuka musik daripada seni
9
rupa ?
Apakah anda belajar melalui mendengar dan
10 mengingat apa yang didiskusikan daripada yang
dilihat ?
Apakah anda banyak bicara, suka berdiskusi dan
11
menjelaskan panjang lebar ?
Apakah anda lebih baik mengeja keras-keras
12
daripada menuliskannya ?
Sub Total
x2 x1 x0
Total
C.1 Apakah anda berbicara dengan lambat ?
Apakah anda menyentuh orang untuk mendapatkan
2
perhatiannya ?
Apakah anda berdiri dekat-dekat saat berbicara
3
dengan orang ?
Apakah sering melakukan kegiatan fisik / banyak
4
bergerak ?
5 Apakah anda lebih bisa belajar dengan praktek ?
6 Apakah anda belajar dengan berjalan dan melihat ?
Apakah anda menggunakan jari untuk menunjuk saat
7
membaca ?
8 Apakah anda banyak menggunakan isyarat tubuh ?
Apakah anda tak bisa duduk tenang untuk waktu
9
yang lama ?
Apakah anda membuat keputusan berdasarkan
10
perasaan ?
Apakah anda mengetuk-ngetuk pena,
11
menggerakkkan jari atau kaki saat mendengarkan ?
Apakah anda meluangkan waktu untuk berolah raga
12
dan kegiatan fisik lainnya ?
Sub Total
x2 x1 x0
Total

Bila total nilai lebih banyak pada :


A. Tipe Visual
B. Tipe Auditori
C. Tipe Kenestetik

CARA BELAJAR SESUAI DENGAN GAYA BELAJAR


Setelah dilakukan tes dan siswa telah dapat mengidentifikasikan gaya belajar
mereka, maka, cara belajar yang sesuai dengan gaya belajar mereka adalah :
1. Siswa Visual
Dorong siswa visual membuat banyak simbol dan gambar dalam catatan mereka.
Dalam matematika dan ilmu pengetahuan, tabel dan grafik akan memperdalam
pemahaman mereka. Peta pikiran dapat menjadi alat yang bagus bagi para siswa visual
dalam mata pelajaran apa pun.
Anjurkan mereka untuk membaca dulu secara sekilas, kemudian setelah
mendapatkan gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari, barulah masuk
pada perincian atau detailnya.
2. Siswa Auditorial
Mendengar kuliah,contoh, dan cerita serta mengulang informasi adalah cara-cara
utama belajar mereka. Para siswa auditorial mungkin lebih suka merekam pada kaset
daripada mencatat, karena mereka suka mendengarkan informasi berulang-ulang.
Terkadang mereka ingin mengulang dengan keras apa yang guru katakan. Mereka tentu
saja menyimak, hanya saja mereka suka mendengarkannya lagi.
Jika guru melihat mereka kesulitan dengan suatu konsep, bantulah berbicara
dengan dirinya sendiri untuk memahaminya.
Guru dapat menggubah sebuah lagu dengan melodi yang sudah dikenal untuk
mengingat materi yang harus diingat.
3. Siswa Kinestetik
Siswa-siswa ini menyukai proyek terapan, dengan sandiwara pendek yang
menarik, sangat membantu mereka belajar. Para siswa kinestetik suka belajar melalui
gerakan, dan paling baik menghafal informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan
setiap fakta.
Tunjukkan caranya kepada mereka, jauhkan dari bangku biarkan mereka belajar
di lantai dan menggelar pekerjaan mereka di sekeliling mereka.

TEMUAN LAIN
Biasanya tidak ada orang yang 100% berada dalam salah satu tipe itu. Biasanya
orang memiliki lebih dari 1 tipe belajar, hanya memang satu tipelah yang paling dominan.
Misalnya, ada siswa yang termasuk dalam tipe auditory dan kinesthetic.
Pertama, saat menghafal sesuatu (entah mengafal rumus atau sekadar
menghafal nama orang ketika berkenalan) siswa tersebut pasti akan bersuara. Kedua,
siswa tersebut sangat terganggu dengan suara-suara gaduh di sekitarnya, ketika
sedang mencoba berkonsentrasi. Ketiga, ketika belajar sesuatu senang mencorat-coret
kertas, membuat sketsa, menulis/mengetik ringkasan. Keempat, lebih cepat belajar
sesuatu ketika sudah mempraktekkan (mencoba melakukan) sendiri apa yang sedang
dipelajari. Dua bukti pertama tadi membuktikan kalau siswa tersebut termasuk orang
dengan tipe auditory. Dua bukti terakhir meyakinkan juga bahwa dia termasuk orang
dengan tipe belajar kinesthetic. Tetapi, diantara 2 tipe tadi, terlihat lebih dominan dalam
tipe auditory.
Faktanya, banyak guru yang tidak menyadari adanya beragam gaya belajar pada
siswa, sehingga mereka hanya menggunakan metode mengajar yang monoton.
Memang, sangat menyulitkan bagi guru untuk selalu mengikuti gaya belajar yang
ada pada setiap siswa dalam setiap pembelajaran. Dalam hal ini tidak memungkinkan
bagi guru untuk menggunakan metode yang berbeda dalam satu pembelajaran. Oleh
karena itu, sebagai guru dituntut untuk kreatif agar dalam penyampaian informasi materi
pada siswa tidak membosankan bagi salah satu tipe gaya belajar. Apabila guru yang
setiap harinya, mengajar dengan metode ceramah, dalam beberapa waktu dapat
menggunakan metode praktek atau putau audio, agar semua siswa dapat belajar dengan
cara yang menyenangkan, sesuai dengan gayanya.

KESIMPULAN
Setelah mengenal gaya belajar pada siswa, seorang guru menjadi tahu cara
mengidentifikasi dan mengajar siswa yang memiliki berbagai macam gaya belajar
dengan keunikannya masing-masing.

SARAN
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu siswa memaksimalkan
gaya belajar mereka masing-masing.
1. Sadari tipe gaya belajar siswa, tipe kinestetik, visual, auditori atau
kombinasi.
2. Buatlah siswa menyadari gaya belajarnya masing-masing, sehingga dapat
menentukan cara belajar yang tepat dan efektif bagi mereka.
3. Jelaskan pada mereka bahwa orang belajar dengan cara yang berbeda-beda
dan semua cara sama baiknya.
4. Penuhi siswa dengan kesempatan agar dia berhasil dalam gaya belajar yang
dimilikinya.
5. Selalu melihat potensi terbaik yang dimiliki siswa untuk dikembangkan.
6. Bantulah siswa menggunakan strategi gaya belajar untuk menguasai
berbagai kesempatan dan konsep lainnya.

emirina.wordpress.com/2009/03/17/gaya-belajar-pada-anak/
diakses tgl 12 januari 2013

RPBK GAYA BELAJAR


Posted by Amirullah Daeng Sibali on February 23, 2012 in Bimbingan Konseling,
Konseling, Pendidikan, psikologi Pendidikan, RPBK, Tips, Tugas Kuliah, Universitas
Negeri Makassar
1. A. Pendahuluan
Salah satu kewajiban sebagai seorang siswa adalah belajar. Namun banyak diantara
siswa yang tidak mampu belajar dengan baik karena tidak mengetahui bagaimana cara
belajar yang baik. Sebelum membahas tentang bagaimana cara belajar yang baik, kita
perlu mengetahui terlebih dahulu apa pengertian dari belajar. Berikut ini beberapa
pendapat ahli mengenai pengertian belajar.
Menurut Winkel (belajarpsikologi.com), Belajar adalah semua aktivitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard (Sumardi Suryabrata dalam
belajarpsikologi.com) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan
sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari
perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak
akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat
situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977,
(belajarpsikologi.com) belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam
perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada
dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan
terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan
serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
Moh. Surya (belajarpsikologi.com), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalaminteraksinya dengan
lingkungan.
Berdasarkan pandangan beberapa ahli di atas kami dapat menyimpulkan bahwa
belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan secara sadar dan menghasilkan
perubahan pada diri seseorang.
Namun terkadang proses belajar yang dilakukan oleh siswa tidak menunjukkan hasil
yang maksimal. Seorang siswa yang telah susah payah menghafal dan memahami
sebuah pelajaran tidak kunjung berhasil ia lakukan.
Hal ini bisa saja disebabkan karena ia belum mengetahui gaya belajar yang dimilikinya.
Setiap inidividu antara yang satu dengan yang lainnya memiliki diversity dalam hal gaya
belajar. Ada yang dominan mengandalkan pendengaran (audio), ada yang dominan
menggunakan penghlihatan (Visual), ada pula yang lebih dominan menggunakan
sentuhan atau praktek langsung (kinestetik) untuk lebih mudah mempelajari suatu hal.
Untuk lebih mengoptimalkan proses belajar maka kita perlu mengetahui termasuk ke
dalam tipe manakah kita? Auditori, visual, atau kinestetik? Dengan mengetahu hal
tersebut kita dapat menggunakan tehnik-tehnik tertentu untuk mengoptimalkan proses
belajar yang kita lakukan dengan harapan hasilnya pun dapat maksimal.
1. B. Pelaksanaan
- Kelas/ Semester : X/ I
- Alokasi waktu : 1 x 45 menit
- Topic Materi : Menemukan Gaya Belajar (terlampi)
- Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi
- Fungsi Layanan : Fungsi Pemahaman
- Jenis Layanan : Layanan Informasi
- Indikator :
Proses
1. Memahami gaya belajar visual, auditori, dan kinsetetik
2. Mengidentifikasi gaya belajar yang dimiliki
Hasil
1. Siswa dapat memahami tentang gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik
2. Siswa dapat mengetahui gaya belajar yang dimiliki
- Metode : Ceramah dan Tanya jawab
- Alat dan Sumber : Buku dan Internet
- Penilaian : Perubahan jangka panjang

LAMPIRAN
- Skenario
Pendahuluan (10 menit)
1. Berdo’a (agama)
2. Absensi siswa
3. Menanyakan keadaaan siswa dan memberikan motivasi kepada siswa agar
mengikuti proses bimbingan dengan baik dan tenang.
4. Menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dari proses bimbingan.
Inti (25 menit)
1. Guru BK menanyakan kepada siswa apakah ada yang mengetahui tentang apa
itu gaya belajar?
2. Guru BK memberikan pemahaman melalaui ceramah kepada siswa tentang
gaya belajar
3. Guru BK membagikan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk
mengetahui gaya belajar dari masing-masing siswa.
Penutup (10 menit)
1. Menutup proses bimbingan dengan memberikan arahan-arahan dan motivasi
2. Berdo’a
MATERI
Cara belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, mengatur dan
mengolah informasi. Ada sebagian orang yang cenderung lebih mudah menyerap,
mengatur dan mengolah informasi melalui indera penglihatan. Orang yang cenderung
seperti ini memiliki tipe belajar visual. Ada sebagian orang yang cenderung lebih mudah
menyerap, mengatur dan mengolah informasi melalui indera pendengaran
(audio/suara). Orang yang cenderung seperti ini memiliki tipe belajar audiotory. Ada
pula sebagaian orang yang cenderung lebih mudah menyerap, mengatur dan
mengolah informasi melalui gerakan tubuh atau demonstrasi.Orang yang cenderung
seperti ini memiliki tipe belajar kinestetik . Ada dua kenderungan lain yang mungkin
hanya dimiliki sebagian kecil orang, yaitu: 1. tipe olfactory (melalui indera penciuman)
dan 2. tipe gustatory (melalui indera perasa) Mengetahui karakteristik tipe belajar
visual, auditori dan kinestetik akan membantu anda menemukan strategi atau cara
terbaik Anda dalam belajar.
Tipe Belajar Visual
Apakah Anda suka mencorat-coret ketika berbicara ditelepon? Apakah Anda lebih suka
melihat peta dari pada mendengar penjelasan tentang rute jalan? Jika Anda cenderung
seperti ini, tipe belajar Anda adalah visual. Orang yang memiliki tipe belajar visual
cenderung lebih mudah menyerap, mengatur dan mengolah suatu informasi melalui
indera penglihatan (melihat).
Karakteristik Umum:
Lebih suka membaca daripada dibacakan;
Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada harus berpidato;
Mengingat dari apa yang dilihat daripada dari yang didengar;
Sulit untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis;
Sering lupa menyampaikan pesan yang sifatnya verbal (ucapan) kepada orang lain,
kecuali pesan tertulis;
Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik;
Teliti terhadap detail;
Lebih suka seni lukisan atau patung dari pada nasyid;
Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum
yakin tentang suatu masalah atau proyek
Tips:
• Jangan ragu untuk selalu membawa buku catatan, catatlah segala bentuk informasi
yang ingin diketahui;
• Kuasailah keterampilan teknik mencatat cepat dan efektif
Tipe Belajar Auditory
Orang yang memiliki tipe belajar auditori cenderung lebih mudah menyerap, mengatur
dan mengolah suatu informasi melalui indera pendengaran (mendengar). Misalnya, ia
lebih suka berbicara sendiri, mengikuti ceramah/seminar daripada membaca buku, atau
lebih suka berbicara dari pada menulis.
Karakteristik Umum:
Mudah terganggu oleh keributan;
Senang membaca dengan keras dan mendengarkan;
Pembicara atau orator yang fasih;
Sulit untuk menulis, tapi hebat dalam bercerita;
Suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar;
Lebih suka gurauan lisan dari pada membaca komik;
Lebih suka nasyid daripada lukisan, atau patung;
Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang
dilihat.
Tips:
• Buatlah kelompok diskusi;
• Tidak usah ragu untuk selalu membawa tape-recorder. Putar ulang
informasi/pelajaran yang telah Anda dapat;
• Jangan ragu untuk selalu bertanya atau meminta penjelasan verbal lebih jauh;
• Carilah suatu tempat belajar khusus yang bebas dari gangguan keributan
Tipe Belajar Kinestetik
Orang yang memiliki tipe belajar kinestetik cenderung lebih mudah menyerap,
mengatur dan mengolah suatu informasi melalui sentuhan dan gerakan tubuh.
Misalnya, ia lebih suka berpikir tentang sesuatu sambil berjalan (mondar-mandir),
menggerak-gerakan anggota tubuh sambul berbicara/menjelaskan, atau ia paling tidak
suka berlama-lama duduk dan diam.
Karakteristik Umum:
• Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian;
• Belajar melalui simulasi dan praktek;
• Menghafal dengan cara berjalan-jalan
• Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang;
• Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca;
• Banyak menggunakan isyarat tubuh ketika bicara atau menjelaskan sesuatu;
• Sulit mengingat tempat kecuali jika pernah ke tempat tersebut;
• Menyukai permainan yang menyibukan
Tips:
• Siapkan makanan kecil ketika belajar atau mengerjakan PR;
• Upayakan untuk mensimulasikan kembali segala sesuatu yang ingin dipelakari/kuasai;
• Jangan ragu untuk selalu meminta guru/Anda sendiri untuk mensimulasikan atau
mempraktekkan apa yang sedang dipelajari;
• Carilah suatu tempat belajar khusus yang luas sehingga Anda dapat bebas bergerak
Source materi : http://www.klinikhipnotis.com

ANGKET GAYA BELAJAR


Apa gaya belajarmu?
Petunjuk : tandai √ pada kotak yang sesuai untuk setiap pertanyaan. Jumlahkan nilai
anda untuk setiap bagian.
Visual Sering Kadang-kadang Jarang
1 Saya termaksud orang yang rapi dan
teratur
2 Saya berbicara dengan cepat
3 Saya adalah perencana dan pengatur
jangka panjang
4 Saya lebih ingat apa yang dilihat dari pada
apa yang di dengar
5 Saya lebih suka membaca dari pada
dibacakan
6 Saya suka mencoret-mencoret selama
menelpon/mendengarkan ceramah
7 Saya lebih suka seni rupa dari pada seni
music
8 Saya suka mencatat perintah atau instruksi
yang disampaikan kepada saya
9 Saya tahu apa yang harus dikatakan tetapi
tidak terpikirkan kata yang tepat
10 Saya suka mengeja dan saya pikir saya
pintar mengeja kata-kata
11 Saya dapat dengan cepat melakukan
penjumlahan dan perkalian dalam pikiran
saya
12 Saya lebih suka membacakan dari pada
mendengarkan cerita
13 Saya sering mencoret-coret kertas saat
berbicara di telpon atau dalam suatu
pertemuan
14 Saat mengingat suatu pengalaman, saya
sering kali mendengar suara dan berbicara
pada diri saya mengenai pengalaman
15 Saat melihat objek dalam bentuk gambar,
saya dapat dengan mudah mengenali
objek yang sama walaupun posisi objek itu
diputar atau diubah
16 Ketika mendengar orang lain berbicara,
saya biasanya membuat gambar dari apa
yang mereka katakana dalam pikiran
17 Saya suka menulis surat atau jurnal
18 Saya selalu dapat menunjukkan arah utara
atau selatan dimana pun saya berada.
19 Jika saya mengerjakan sesuatu, saya
selalu membaca instruksinya terlebih
dahulu
20 Saya lebih suka membaca dari pada
mendengarkan kuliah
Subtotal
Subtotal setelah dikali x2 x1 x0
+ +
TOTAL
Audiotorial Sering Kadang-kadang Jarang
1 Saya berbicara pada diri sendiri saat
beraktivitas
2 Saya mudah terganggu oleh keributan
3 Saya menggerakkan bibir/ menglafalkan
kata saat membaca
4 Saya suka membaca keras-keras dan
mendengarkan
5 Saya merasa menulis itu sulit tetapi saya
pandai bercerita
6 Saya lebih suka nasyid dari pada seni rupa
7 Saya belajar melalui mendengar dan
mengingat apa yang didiskusikan daripada
yang dilihat
8 Saya banyak bicara, berdiskusi, dan
menjelaskan panjang lebar
9 Saya dapat mengingat dengan mudah apa
yang dikatakan orang
10 Saya akan sangat terganggu apabila ada
orang yang berbicara pada saya saat saya
sedang menonton televise
11 Saya lebih suka berbicara daripada
menulis
12 Saya lebih suka seni nasyid dari pada seni
lukis
13 Saya mengingat suatu pengalaman, saya
sering kali mendengar suara dan berbicara
pada diri saya mengenai pengalaman itu
14 Mudah sekali bagi saya untuk mengontrol
dalam kawan saya saat berbicara ditelpon
15 Tanpa music hidup itu membosankan
16 Saya sangat senang berkumpul dan
biasanya dapat dengan mudah berbicara
dengan siapa saja
17 Saya tahu hampir semua kata-kata dari
lagu yang saya dengar
18 Saat saya berbicara, saya suka
mengatakan “saya mendengar anda, itu
terdengar bagus, itu bunyinya bagus”.
19 Saat saya seorang diri, saya biasanya
memainkan music atau lagu atau
bernyanyi
Subtotal
Subtotal setelah dikali x2 x1 x0
+ +
TOTAL
Kinestetik Sering Kadang-kadang Jarang
1 Saya berbicara dengan lambat
2 Saya berdiri dekat-dekat saat berbicara
dengan seseorang
3 Saya menghafal dengan cara berjalan dan
melihat
4 Saya banyak menggunakan isyarat tubuh
5 Saya tidak bias duduk tenang dalam waktu
lama
6 Saya mengetuk-ngetuk pulpen, jari,atau
kaki saat mendengarkan
7 Saya membuat keputusan berdasarkan
perasaan
8 Saya meluangkan waktu untuk berolaraga
dan berkegiatan fisik lainnya
9 Saya paling mudah belajar sambil
mempraktekkan/melakukan
10 Sangat sulit bagi saya untuk duduk diam
dalam waktu yang lama
11 Tulisan tangan saya biasanya tidak rapi
12 Saya biasanya menggunakan jari saya
untuk menunjuk kalimat yang saya baca
13 Saya biasanya berbicara dengan perlahan
14 Saya lebih suka melakukan contoh
peragaan dari pada membuat laporan
tertulis atas suatu kejadian
15 Saat mengingat suatu pengalaman, saya
sering kali ingat bagaimana perasaaan
saya terhadap pengalaman itu
16 Saya biasanya mengatakan, “saya rasa,
saya perlu menemukan pijakan atas hal ini,
atau “saya ingin menangani hal ini”
17 Saya suka olaraga dan saya rasa saya
adalah olaragawan yang baik
18 Saya suka merancang, mengerjakan, dan
membuat sesuatu dengan kedua tangan
saya
19 Ruangan, meja, mobil, atau rumah saya
biasanya berantakan / tidak teratur.
20 Saya lebih suka berolaraga dari pada
membaca buku
Subtotal
Subtotal setelah dikali x2 x1 x0
+ +
TOTAL
Sumber angket : Setia Furqan Khalid.2011. Jangan Belajar Kalau gak Tau Caranya.
Rumah Karya. Sumedang
http://muhammadamirullah14.wordpress.com/2012/02/23/rpbk-gaya-belajar/
diakses tgl 12 januari 2013
Teori Belajar
Rabu, 08 Februari 2012
Gaya Belajar Siswa
Dalam menyikapi berbagai macam mengenai gaya belajar, tentulah harus ditambah

dengan logika dan kebudayaan cara kerja kita, dan yang paling penting dari semua diatas

adalah suatu cara kerja otak kita yang mana dalam hal ini kita sebut dengan modalitas

belajar. Secara singkat modalitas belajar adalah, suatu cara bagaimana otak menyerap

informasi yang masuk melalui panca indera secara optimal. Menurut Howard Gardner

modalitas belajar tersebut dapat dikarakteristik menjadi gaya belajar Auditory, Visual,

Reading dan Kinestetik.

Pengertian gaya belajar menurut DePorter (2008 :112), “ gaya belajar adalah

kombinasi dari bagaimana seseorang itu menyerap dan kemudian mengatur serta

mengolah informasi”. Jadi, setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-

beda. Terdapat tiga modalitas

belajar seseorang yaitu : “modalitas visual, auditori atau kinestetik (V-A-

K). Walaupun masing-

masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada

tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara

ketiganya”.

a. Auditory

Orang yang memiliki gaya belajar Auditory, belajar dengan mengandalkan

pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya. Karakteristik model belajar

ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap


informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa mengingat dan memahami informasi

tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengarnya lebih dulu. Mereka yang memiliki

gaya belajar ini umumnya susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk

tulisan, selain memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.

Beberapa ciri seorang Auditory antara lain : a). Mampu mengingat dengan baik

materi yang didiskusikan dalam kelompok, b). Mengenal banyak sekali lagu / iklan TV,

c). Suka berbicara, d). Pada umumnya bukanlah pembaca yang baik, d). Kurang dapat

mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya, e). Kurang baik dalam

mengerjakan tugas mengarang/menulis, f). Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam

lingkungan sekitarnya.

b. Visual

Orang yang memiliki gaya belajar Visual, belajar dengan menitikberatkan

ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu

agar mereka paham. Ciri-ciri orang yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan

yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum mereka

memahaminya. Konkretnya, yang bersangkutan lebih mudah menangkap pelajaran

lewat materi bergambar. Selain itu, mereka memiliki kepekaan yang kuat terhadap

warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya

saja biasanya mereka memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu

reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah

menginterpretasikan kata atau ucapan.

Beberapa karakteristik Visual adalah : a). Senantiasa melihat memperhatikan gerak

bibir seseorang yang berbicara kepadanya, b). Cenderung menggunakan gerakan tubuh

saat mengungkapkan sesuatu, c). Kurang menyukai berbicara di depan kelompok, dan

kurang menyukai untuk mendengarkan orang lain, d). Biasanya tidak dapat mengingat
informasi yang diberikan secara lisan, e). Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan

lisan, f). Biasanya orang yang Visual dapat duduk tenang di tengah situasi yang

ribut/ramai tanpa merasa terganggu

c. Kinestetik

Orang yang memiliki gaya belajar, Kinestetik mengharuskan individu yang

bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa

mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak

semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan

sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan

memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya belajar ini bisa menyerap informasi

tanpa harus membaca penjelasannya. Karakter berikutnya dicontohkan sebagai orang

yang tak tahan duduk manis berlama-lama mendengarkan penyampaian informasi. Tak

heran kalau individu yang memiliki gaya belajar ini merasa bisa belajar lebih baik kalau

prosesnya disertai kegiatan fisik. Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan

mengkoordinasikan sebuah tim disamping kemampuan mengendalikan gerak tubuh

(athletic ability).

Tidak jarang, orang yang cenderung memiliki karakter ini lebih mudah menyerap

dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk kemudian

belajar mengucapkannya atau memahami fakta. Mereka yang memiliki karakteristik-

karakteristik di atas dianjurkan untuk belajar melalui pengalaman dengan menggunakan

berbagai model peraga, semisal bekerja di lab atau belajar yang membolehkannya

bermain. Cara sederhana yang juga bisa ditempuh adalah secara berkala

mengalokasikan waktu untuk sejenak beristirahat di tengah waktu belajarnya. Orang

yang memiliki gaya belajar Kinestetik biasanya memiliki karakteristik adalah a). Suka

menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya, b). Sulit untuk berdiam diri, c). Suka
mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan, d). Biasanya memiliki

koordinasi tubuh yang baik, e). Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu

belajar, f). Mempelajari hal-hal yang abstrak merupakan hal yang sangat sulit. Dalam

penelitian ini, gaya belajar yang diteliti pada siswa dibatasi pada gaya belajar visual dan

gaya belajar kinestetik, yang berdasarkan pada indicator-indikator sebagai berikut : (

DePorter (2008 :117).

No. Gaya Komponen Indikator


belajar
1. Visual 1. Penampilan 1.1. Rapi dan teratur
1.2. Menyikapi sesuatu dengan tenang
2. Berbicara 2.1. Berbicara dengan cepat
3. Manajemen 3.1. Merencanakan sesuatu jangka panjang
waktu dengan baik
3.2. Mengatur waktu dengan baik
4. Membaca 4.1. Membaca sekilas/gambaran umumnya
saja
4.2. Lebih suka membaca sendiri daripada
dibacakan
5. Pemahaman5.1. Membuat banyak symbol dan gambar
dalam catatan
5.2. Lebih ingat apa yang dilihat daripada yang
didengar
5.3. Menghafal asosiasi dalam bentuk visual

class="MsoNormal">
5.4. Sulit mengingat perintah lisan daripada tulisan

6. Hobi
6.1. Menyukai seni daripada musik.

2
Kinestetik
1. Penampilan
1.1. Tak bisa duduk dengan tenang untuk waktu yang lama

1.2.Membuat keputusan dengan perasaan

2. Berbicara
2.1.Berbicara dengan lambat dan pelan

2.2. Berdiri dekat-dekat saat bicara dengan seseorang

3. Membaca
3.1. Menggunakan jari atau mencerminkan aksi saat membaca

4. Pemahaman
4.1.Menyentuh sesuatu yang dijumpainya

4.2. Berorientasi pada fisik dan banyak bergerak

4.3.Suka belajar dengan praktek

4.4.Suka menggunakan isyarat tubuh

4.5. Suka mengetuk-ngetuk pena, jari/kaki saat mendengarkan

5. Hobi
5.1. Meluangkan waktu untuk berolahraga dan berkegiatan fisik lainnya

Diposkan oleh Rahayu TIK STKIP PGRI Pontianak di 06:15


Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
 ▼ 2012 (5)
o ▼ Februari (3)
 Media Video Interaktif
 Gaya Belajar Siswa
 Media Pembelajaran
o ► Januari (2)
Mengenai Saya

Rahayu TIK STKIP PGRI Pontianak


Lihat profil lengkapku

Rahayu Sri Sulistyawati, S.Kom, M.Pd. Diberdayakan oleh Blogger.

Você também pode gostar