Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Untuk Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul
Diajukan kepada :
dr. Vista Nurasti Pradanita, M.Kes,Sp.KJ
Disusun oleh :
Devi Fitri Aryani
20130310109
LONG CASE
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa
RSUD Panembahan Senopati Bantul
Disusun oleh :
Devi Fitri Aryani
20130310109
Pembimbing
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. Pr
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh pengrajin
Status Perkawinan : Belum menikah
Bangsa/suku : Indonesia/Jawa
Alamat : Pleret, Bantul
No. RM : 34-xx-xx
Tanggal diperiksa : 22 Desember 2018
1.3. Anamnesis Sistem (Keluhan Fisik dan Dampak terhadap Fungsi Sosial dan
Kemandirian) didapat secara autoanamnesis.
Sistem Saraf : Demam (-) nyeri kepala (-) kejang (-) tremor (-)
Sistem Kardiovaskular : Edem kaki (-) nyeri dada (-) jantung berdebar-debar (-)
Sistem Respirasi : Terlihat sesak nafas (-), batuk (-), pilek (-)
Sistem Gastrointestinal : BAB normal, muntah (-), diare (-), nyeri perut (-)
Sistem Urogenital : BAK normal
Sistem Integumentum : Warna biru pada kuku (-), gatal pada kulit (-)
Sistem Muskuloskeletal : Edema (-), bengkak sendi (-), kelemahan otot (-), nyeri
sendi (-)
Pada anamnesis sistem dapat disimpulkan bahwa secara organik tidak terdapat
gangguan pada sistem–sistem organ.
1.4. Grafik Perjalanan Penyakit
Gejala klinis
Fungsi Peran
62 th
62 th
39 th 34th
thththt
h
Keterangan :
: laki-laki : tinggal dalam satu rumah
: perempuan : meninggal
2. PEMERIKSAAN FISIK
2.1. Status Pemeriksaan Fisik
2.1.1. Status Internus
Tanggal Pemeriksaan: 22 Desember 2018
Keadaan Umum : Compos Mentis
Bentuk Badan : tidak ditemukan kelainan
Berat Badan : 57 kg
Tinggi Badan : tidak dilakukan pemeriksaan
Tanda Vital
- Tekanan Darah : 110/60 mmHg
- Nadi : 82x/menit
- Respirasi : 19x/menit
- Suhu : 36,5oC
Kepala
- Inspeksi wajah : tidak ditemukan adanya kelainan
- Mata : conjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Leher
- Inspeksi : leher tampak bersih, benjolan (-)
- JVP : meningkat (-)
Thorax
- Sistem Kardiovaskuler : S1 S2 reguler
- Sistem Respirasi : wheezing (-), RBK (-), vesikuler (+)
Abdomen
- Sistem Gastrointestinal : bising usus (+), nyeri tekan epigastrik (-)
- Sistem Urogenital : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
a. Sistem Muskuloskeletal : kelemahan anggota gerak (-)
Sistem Integumentum : tidak ditemukan kelainan
Kesan Status Internus : tidak terdapat gangguan pada sistem-sistem organ tubuh
2.1.2. Status Neurologis
Kepala dan Leher : gerakan leher lemas (+), benjolan (-)
Tanda Meningeal : kernig’s sign (-), burdzinski (-)
Sensibilitas : dalam batas normal
Kekuatan motorik
5 5
5 5
Sensibilitas
+ +
+ +
Refleks Fisiologis :
Ekstremitas atas Ekstremitas bawah
Reflek bicep (+) / (+) Reflek patella (+) / (+)
Reflek tricep (+) / (+) Reflek achiles (+) / (+)
Reflek brachialis (+) / (+)
Refleks Patologis :
Ekstremitas atas Ekstremitas bawah
Hoffman (-) / (-) Babinski (-) /(-)
Trommer (-) / (-) Oppenheim (-) / (-)
Chaddok (-) / (-)
Schaeffer (-) / (-)
Sensorium dan
Kognitif
Orientasi Orang: baik Pasien dapat mengenali dokter
yang memeriksa
Waktu: baik Pasien dapat mengetahui tanggal
dan jam hari itu saat diperiksa
Tempat: baik
Pasien dapat menyebutkan lokasi
Situasi : baik rumah sakit tempat pasien periksa
Pasien dapat mengatakan kondisi
saat itu tidak terlalu ramai.
Daya Ingat Memori segera Pasien dapat mengingat nama
(immediate) pemeriksa yang baru dikenalnya.
Pasien dapat menceritakan
Memori jangka pendek aktivitas apa yang dilakukan
(recent) sebelum ke RS.
Memori jangka menengah Pasien ingat kejadian beberapa
(recent past) bulan yang lalu(saat lebaran).
Memori jangka panjang Pasien ingat kapan pertama kali
(remote) menstruasi
4. DIAGNOSIS BANDING
- F 25.2.Gangguan Skizoafektif, tipe campuran
- F 20.0 Gangguan Skizofrenia
- F 32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik
- F31.6 Gangguan Afektif Bipolar Campuran
5. PEMBAHASAN
Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana
afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari
peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan
pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi).
Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode. Episode
manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsug antara 2 minggu sampai 4-5 bulan,
episode depresi cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun
jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua macam episode itu seringkali
terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma mental lainnya (adanya stress
Episode yang sekarang harus memenuhi criteria untuk hipomania (F30); dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik , depresif,
F31.1 Gangguan afektif Bipolar, Episode kini Manik Tanpa Gejala Psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala psikotik (F30.1);
dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif, atau
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan gejala psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala psikotik (F30.2);
dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau
F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi ringan (F32.0) atau
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran di
masa lampau
F31.4 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran di
masa lampau
F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala
psikotik (F32.3);dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran
dimasa lampau
Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik, hipomanik, dan depresif yang
tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala mania/hipomania dan depresif yang sama-
sama mencolok selama masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan telah
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran
di masa lampau
Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan terakhir
ini, tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik
atau campuran di masa lampau dan ditambah sekurang-kurangnya satu episode afektif lain
Gejala utama (pada derjat ringan, sedang, berat) Gambaran utama gangguan skizoafektif
adalah adanya episode depresi mayor, manik, atau campuran yang terdapat bersamaan
yaitu adanya waham, halusinasi, perilaku aneh, atau gejala negatif. Gejala-gejala ini
berlangsung paling sedikit satu bulan. Kriteria episode depresi mayor yaitu mood yang
terdepresi yang pervasif. Tidak cukup hanya kehilangan minat (anhedonia) dan paling
sedikit berlangsung selama dua minggu. Episode manik ditandai dengan adanya suasana
perasaan yang melambung (elasi), meningkat, ekspansif atau iritabel yang berlangsung
paling sedikit satu minggu. Episode campuran ditandai dengan campuran kedua suasana
perasaan tersebut yang berlangsung paling sedikit satu minggu. Gambaran utama harus
terjadi dalam periode tunggal yang terus menerus (tidak terputus-putus) atau pada suatu
periode waktu yang individunya terus-menerus memperlihatkan gejala aktif atau residual
psikosis. Skizoafektif berlangsung paling sedikit satu bulan. Pada individu tertentu gejala-
gejala ini dapat berlangsung bertahun-tahun. Klinikus harus mendapatkan informasi yang
rinci mengenai awitan dan hilangnya gejala mood dan psikosis. Tanpa mengetahui lamanya
gejala psikosis dan mood, sulit menetukan kriteria B (gejala psikosis tanpa adanya gejala
mood) atau kriteria C (gejala mood terjadi dalam waktu yang cukup lama) atau memenuhi
substantial portion of time yaitu durasi gejala mood sekitar 15%-30% dari total durasi lama
penyakit. Bila gejala mood muncul dalam periode waktu yang sangat pendek, diagnosisnya
adalah skizofrenia. Manifestasi klinis dari anamnesis ditemukan adanya perasaan sedih
dan hilangnya minat, berlangsung paling sedikit dua minggu atau rasa senang berlebihan
pembicaraan kacau, waham, halusinasi, perilaku kacau, atau gejala negatif. Pada
pemeriksaan terdapat tanda-tanda gangguan mood depresi (misalnya hipotim atau isolasi
sosial) atau tanda-tanda mania (misalnya mood hipertim, banyak bicara, meningkatnya
Pedoman Diagnosis
skizofrenia dan gangguan afektif sama sama menonjol pada saat yang bersamaan
(simultan), atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode
penyakit yang sama, dan bilamana sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak
2. Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia dan
1. Selama periode penyakit (tidak terputus-putus), pada suatu saat, episode depresif mayor
atau episode manik campuran terdapat bersamaan dengan gejala-gejala yang memenuhi
kriteria A skizofrenia.
2. Selama periode penyakit, terdapat waham atau halusinasi paling sedikit dua minggu
3. Dari total durasi periode aktif dan residual penyakit, gejala yang memenuhi kriteria
episode mood mempunyai porsi durasi yang relative cukup lama atau “substantial
portion of time.
4. Gangguan bukan akibat langsung pengaruh fisiologik zat (penyalahgunaan zat atau
Subtipe
1. Tipe Bipolar yaitu bila terdapat episode manik atau campuran. Selain itu juga
6. DIAGNOSIS
AKSIS I (Gangguan jiwa, kondisi yang menjadi fokus perhatian)
F25.2 Gangguan Skizoafektif, tipe Campuran
AKSIS II (Gangguan kepribadian, retardasi mental)
Z 03.2 Tidak ada diagnosis aksis II
AKSIS III (Kondisi Medik Umum)
Tidak ada diagnosis
AKSIS IV (Stressor Psikososial)
Tidak ada
AKSIS V (Fungsi Sosial)
GAF 80-71 = gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social,
pekerjaan, sekolah dll
Tidak perlu dilakukan karena pasien tidak menunjukkan gejala-gejala patologik pada
organ.
8. PEMBAHASAN DIAGNOSA
Pada pasien didapatkan halusinasi visual dan auditorik, gaduh gelisah, marah-marah,
mengamuk dengan riwayat gejala negatif seperti sering melamun, kurang tidur,
mengamuk, bicara kacau sejak tahun 2006. Kemudian pasien memiliki afek dan mood
yang fluktuatif disertai dengan pembicaraan yang banyak, dan kedua jenis suasana
perasaan ini muncul saat wawancara dan baik kondisi skizofrenia dan gangguan mood
sama-sama menonjol dengan suasana perasaan mania lebih mendominasi yang menjadi
9. RENCANA TERAPI/PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
Risperidone 1x2 mg/ hari tablet oral
2. Psikoterapi
9.1 FARMAKOTERAPI
Risperidon 2x 2 mg Antipsikotik atipikal, dievaluasi setiap bulan
Pada Algoritma pemberian APG pertama kali STEP 1 yang diberikan adalah risperidon
merupakan golongan atipikal diberikan dosis 2mg/hari dibagi 2 dosis pemberian (2x1mg)
dievaluasi tiap bulan sampai 6 bulan. Bisa dinaikkan dosisnya maksimal 6 mg/hari, kalau
gejalanya masih timbul dan tidak berkurang maka beralih ke STEP 2 : diberikan golongana
tipikal yang lebih misalnya apripirazol, paliperdon), jika gejala tidak berkurang maka ke
STEP 3 : diberikan golongan tipikal yaitu Haloperidol 2x1,5 mg/hari, kemudia jika
gejalanya masih maka bisa berlanjut ke
STEP 4 : Kombinasi obat
Tipikal-Tipikal
Atipikal-Atipikal
Tipikal-Atipikal / Atipikal-Tipikal obat utamanya yang mana ? obat kedua di tapering
terlebih dahulu kalau sudah masuk remisi
STEP 5 : Semua obat diganti Clozapin dosis maksimal 400 mg/hari
STEP 6 : Clozapuin + Atipikal/Tipikal/Anti cemas ; sesuai dengan gejala)
STEP 7 : Semua obat dihentikan ganti ECT, kalau dengan ECT masih, maka pikirkan
gangguan organik
Risperidone termasuk antipsikotik turunan benzisoxazole merupakan antagonis
monoaminergik selektif dengan afinitas tinggi terhadap reseptor serotonergik 5-HT2 dan
dopaminergik D2. Risperidone berikatan dengan reseptor α1-adrenergik. Risperione tidak
memiliki afinitas terhadap reseptor kolinergik. Meskipun risperidone merupakan antagonis
D2 kuat, dimana dapat memperbaiki gejala positif, hal tersebut menyebabkan berkurangnya
depresi aktivitas motorik dan induksi katalepsi dibanding neuroleptik klasik. Antagonisme
serotonin dan dopamin sentral yang seimbang dapat mengurangi kecenderungan timbulnya
efek samping ekstrapiramidal, dia memperluas aktivitas terapeutik terhadap gejala negatif
dan afektif
agen untuk epilepsi dan telah terbukti memiliki efek antimania. Valproate manjur untuk pasien
pasien yang gagal memberikan respon terhadap lithium. Secara keseluruhan, valroate
menunjukkan keberhasilan yang setara dengan lithium pada awal minggu pengobatan.
dalampengelolaan fase kedua pada penyakit bipolar yang umumnya dapat ditoleransi dengan
baik. Valproate telah diakui sebagai pengobatan lini pertama untuk mania. Banyak dokter tidak
setuju untuk menggabungkan valproate dengan lithium pada pasien yang respon terhadap
Dosis: 3 x 250 mg/hariDepoklat cara kerjanya meningkatkan kadar GABA di otak agar
tidak terjadi gangguan reseptor/ sinyal impuls yang berada diotak dan dapat menjaga
keseimbangan reseptor misalnya dopamin dan NE apabila terjadi gangguan pada sinaps
bisa menyebakan manik, ataupun kadar serotonin yang mengalami gangguan pada post
Lorazepam 3x 1 mg Benzodiazepine
Pada pasien juga diberikan Lorazepam 3x1 mg bila diperlukan. Lorazepam merupakan obat
hipnotik sedasi golongan benzodiazepin. Mekanisme kerja obat ini berfokus di SSP. Bekerja
pada sistem GABA, yaitu dengan memperkuat fungsi hambatan neuron GABA. Dengan
adanya interaksi benzodiazepin akan bekerja sebagai agonis yang meningkatkan afinitas
GABA terhadap reseptornya di SSP sehingga ion clorida lebih banyak mengalir ke dalam sel
dan kemampuan sel untuk dirangsang berkurang. Biasanya untuk anxiolitik, obat hipnosis,
antikonvulsi, dan muscle relaxant serta dapat juga diberikan pada pasien yang insomnia dan
penenang pasien agresif atau depresi terkait cemas. Lorazepam bertahan pada kadar terapeutik
10. PROGNOSIS
Hirjak D, Hochlehnert A, Thomann PA, Kubera KM, Knut S. 2016. Evidence For
DistinguishableTreatment Costs Among Paranoid Schizophrenia And
Schizoaffective Disorder. Germany : Center For Psychosocial Medicine,
Department Of General Psychiatry, University Of Heidelberg
Maslim, Rusdi. 2003. Diagnosa Gangguan Jiwa, PPDGJ III. Jakarta: Direktorat
Kesehatan Republik Indonesia.