Você está na página 1de 9

ARTIKEL PENELITIAN GEOGRAFI BUDAYA

PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN TERHADAP KUALITAS


TENAGA KERJA DI KAMPUNG NAGA, DESA
NEGLASARI, KECAMATAN SALAWU, KABUPATEN
TASIKMALAYA
EFFECT OF EDUCATION ON LABOR QUALITY IN KAMPUNG
NAGA, DESA NEGLASARI, KECAMATAN SALAWU,
TASIKMALAYA DISTRICT
Adelia Dwi Rahmawati1), Anggia Merduana Putri1), Muhammad
Qabus Abid Kairullah1), Ode Sofyan Hardi2).
1)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Jakarta

2)Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Jakarta

E-mail : adelliarahma72@gmail.com amerduana@gmail.com


aqobus@gmail.com Sofyan_Hardi@yahoo.com

ABSTRAK
Kampung Naga merupakan salah satu kampung adat yang berada di
Desa Neglasari, desa ini memiliki 11 lembaga pendidikan formal yang terdiri
dari TK, SD, SMP, dan SMA. Di Kampung Naga tidak terdapat lembaga
pendidikan formal, sehingga membuat penduduk Kampung Naga harus
keluar dari wilayah kampungnya untuk mendapatkan pendidikan formal.
Meskipun Kampung Naga tidak memiliki pendidikan formal, terdapat
beberapa pendidikan non-formal di Kampung Naga seperti mengaji.
Masyarakat Kampung Naga mayoritas mengenyam pendidikan diluar
Kampung Naga dan membutuhkan sekitar 15 menit untuk naik keatas.
Meskipun minimnya lembaga pendidikan formal di Kampung Naga tidak
membuat kualitas tenaga kerja di kampung ini. Kebanyakan penduduk
Kampung Naga berkerja di Kampungnya sendiri untuk mengurus baik
perkebunan pertanian dan sebagainya. Tetapi terdapat beberapa penduduk
yang memiliki pekerjaan diluar Kampung Naga. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui kondisi pendidikan dan kualitas tenaga kerja, metode
yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dan pengamatan
langsung.

Kata kunci: Kampung Naga, Desa Neglasari, Pendidikan, Kualitas Tenaga


Kerja.

1|Page
ARTIKEL PENELITIAN GEOGRAFI BUDAYA
PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

ABSTRACT
Kampung Naga is one of the traditional villages in Neglasari Village, this
village has 11 formal education institutions consisting of kindergarten, elementary,
middle and high school. In Kampung Naga there are no formal educational
institutions, so that residents of Kampung Naga have to leave their village to get
formal education. Even though Kampung Naga does not have formal education, there
are some non-formal education in Kampung Naga such as recitation. The majority of
the people of Kampung Naga have education outside Kampung Naga and need
around 15 minutes to go up. Although the lack of formal education institutions in
Kampung Naga does not make the quality of labor in this village. Most of the
residents of Kampung Naga work in their own villages to take care of both
agricultural plantations and so on. But there are some people who have jobs outside of
Naga Village. The purpose of this study was to determine the condition of education
and the quality of labor, the method used was descriptive research methods and direct
observation.

Keywords: Kampung Naga, Neglasari Village, Education, Labor Quality.

PENDAHULUAN
Kampung Naga berada diantara Kabupaten Tasikmalaya dan Garut,
yang terletak disebuah lembah dan dibatasi oleh leluhurnya. Kampung ini
memiliki pemukiman sebesar 1,5 hektar yang dihuni oleh kurang lebih 300-
315 orang, dengan jumlah bangunan 112 termasuk mesjid, balai desa, ruang
patamon, dan rumah patamon.

Desa Neglasari memiliki dua sistem pemerintahan yaitu formal dan


adat. Sistem pemerintahan formal seperti RT, RW dan sebagainya.
Sedangkan sistem pemerintahan adatnya seperti kuncen, punduh, dan lebe.
Mereka dipilih berdasarkan garis keturunan, yang akan dipilih berdasarkan
hasil musyawarah petinggi di Kampung Naga.

Masing-masing pemerintah adat memiliki tugas yang berbeda, kuncen


bertugas untuk memimpin masyarakat melakukan upacara adat, seperti
melakukan ziarah ke makam. Punduh memiliki tugas untuk bertanggung
jawab terhadap perilaku dan pekerjaan penduduk desa agar tidak

2|Page
ARTIKEL PENELITIAN GEOGRAFI BUDAYA
PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

menyimpang dari hukum adat. Dan lebe yang bertugas untuk mengurus jika
terdapat penduduk yang meninggal dari awal hingga dikuburkan.

Tenaga kerja sendiri merupakan penduduk yang berada dalam usia


kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi
dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk
tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja.
Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64
tahun.

Kami mengambil tema ini karena menurut kelompok kami tema ini
cukup menarik. Karena jika dilihat dari ketersediaan pendidikan formal di
kampung adat ini tidak ada sama sekali. Dan kelompok kami ingin
mengetahui lebih dalam lagi bagaimana tenaga kerja di Kampung Naga ini
dapat berkualitas dan bersaing di dunia luar.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pendidikan dan
kualitas tenaga kerja di Kampung Naga. Penelitian ini dilakukan di
Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten
Tasikmalaya, Provinsi Jawa Tengah, pada tanggal 30 November – 2
Desember 2018. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah
metode penelitian deskriptif, pengamatan langsung di daerah kawasan
Kampung Naga dan wawancara. Populasi dari penelitian ini adalah tenaga
pendidik dan masyarakat usia kerja. Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian dari individu-individu yang mewakili suatu populasi. Wilayah
Kampung Naga tersebut merupakan wilayah yang sudah sesuai dengan
tujuan penelitian sehingga wilayah tersebut dapat dijadikan sebagai sampel
penelitian. Kami melakukan pengamatan ke SDN 1 Neglasari dengan terjun
langsung ke lapangan dan mengamati keadaan sekitar wilayah SD tersebut
dan mewawancarai beberapa tenaga pendidik di SD tersebut.

3|Page
ARTIKEL PENELITIAN GEOGRAFI BUDAYA
PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lembaga Pendidikan Formal yang paling dekat dari Kampung Naga


adalah tingkat Sekolah Dasar, maka kami memutuskan untuk menjadikan SD
Negeri 1 Neglasari menjadi objek penelitian kami. Jaringan jalan dari
pemukiman kampung menuju sekolah kondisinya rusak, dengan jalan yang
berbatu dan berlubang serta aksesbilitas yang kurang lancar karena jumlah
angkutan yang mencapai kampung ini sangat sedikit. Kendaraan bermotor
dan mobil hanya sampai di parkiran kampung yang berjarak kurang lebih 15
menit, dimana kita harus berjalan melewati rentetan anak tangga panjang
untuk menuju kampung dan begitu juga sebaliknya. Kampung Naga ini
belum menggunakan jaringan listrik, bukan karena jaringan listik belum
sampai di Kampung ini namun karena masyarakat Kampung Naga yang
menolak masuknya jaringan listrik dikarenakan trauma akan bencana
kebakaran. Masyarakat disini masih menggunakan lampu petromak untuk
penerangan di malam hari. Di Kampung Naga ini belum terdapat jaringan
telepon rumah sebagai alat komunikasi, tetapi jaringan telepon seluler sudah
lumayan baik untuk beberapa operator. Jaringan telepon seluler hanya
terdapat di beberapa titik tertentu di Kampung ini. Untuk memperoleh air
bersih masyarakat di Kampung Naga ini masih menggunakan air yang
mengalir berasal dari pegunungan.

Analisis Peran Pendidikan di Kampung Naga

Kami mendapatkan sembilan Responden dimana dua diantaranya


adalah guru yang mengajar di SD Negeri 1 Neglasari, tiga orang Ibu Rumah
Tangga, dua orang Pemuda, dan dua orang siswa SMA. Berdasarkan
wawancara kami dengan Bapak Dedi dan Ibu Entin selaku Guru yang
mengajar di SD Negeri 1 Neglasari. Ada sembilan guru yang mengajar di
sekolah ini, terdiri dari lima Guru PNS dan empat Guru Honorer. Anak-anak
Kampung Naga yang bersekolah disini memiliki semangat belajar yang
tinggi. Kurikulum yang digunakan disekolah ini adalah Kurikulum 2013,
dengan tujuh Mata Pelajaran Pokok dan tiga Mata Pelajaran Tambahan. Guru
disini menggunakan Metode Pembelajaran Ceramah, Diskusi, dan Penugasan
Individu maupun Kelompok. Untuk penugasan individu biasanya dalam

4|Page
ARTIKEL PENELITIAN GEOGRAFI BUDAYA
PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

bentuk PR, pengamatan pekerjaan orangtua, dan pembuatan prakarya. Dan


untuk penugasan kelompok biasanya anak-anak akan diarahkan untuk
mengamati lingkungan sekitar rumahnya sebagai objek pembelajaran. Dan
biasanya untuk anak kelas enam yang mendekati waktu Ujian Nasional akan
diberikan jam tambahan diakhir waktu sekolah guna menambah
pengetahuan akan materi-materi yang diujikan. Mengingat tidak adanya
tempat bimbel disekitar Sekolah ataupun Kampung Naga, jam tambahan di
sekolah ini menjadi sumber tambahan materi belajar bagi siswa di sekolah
ini. Fasilitas disekolah ini terbilang masih terbatas mengingat lokasi yang
agak jauh dari pusat kota dan pendanaan yang agak lambat dalam
membiayai pembangunan fasilitas sekolah seperti Lapangan, Perpustakaan,
Lab Komputer, dan Uks. Dana yang turun berupa BOS dan DAK. Hal ini
tentu agak menyulitkan siswa dan guru dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar seperti saat melakukan presentasi kelompok, siswa masih
menggunakan kertas folio untuk menyajikan materinya dan untuk
pembelajaran Komputer masih mengandalkan buku semata sebagai sumber
belajar. Namun hal-hal semacam ini tidak menghalangi guru disini untuk
menyalurkan ilmunya kepada siswa dan begitupun siswa yang ada tidak
pernah patah semangat untuk melaksanakan kegiatan belajar disekolah.
Dengan adanya ekskul pramuka menambah sumber belajar informal untuk
siswa.

Analisis Manfaat Pendidikan Bagi Masyarakat Kampung Naga

Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara kami pada tujuh orang


responden yang ada, dapat dijelaskan bahwa pendidikan bagi masyarakat di
Kampung Naga bukanlah hal yang wajib, namun dianjurkan. Terutama
untuk anak yang ada di usia tingkat Sekolah Dasar, orangtua disini sangatlah
intensif dalam memberi pendidikan kepada anaknya. Tak hanya itu menurut
Ibu Mela, salah satu responden kami menuturkan bahwa beliau mendukung
penuh keinginan anaknya bila ingin melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.
Akan tetapi kami mendapat jawaban yang berbeda dari Kang Irma, dimana
menurut beliau pendidikan formal cukup sampai Sekolah Dasar dimana
anak sudah bisa baca dan tulis selanjutnya diteruskan dengan pelajaran
dalam kehidupan sehari-hari atau bisa juga kita sebut dengan pendidikan

5|Page
ARTIKEL PENELITIAN GEOGRAFI BUDAYA
PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

non-formal seperti palatihan guide, belajar membuat kerajinan tangan,


sampai kepada belajar kesenian asli Kampung naga. Hal-hal tersebut selain
ikut menjadi awal bagi anak muda di Kampung Naga untuk mencari uang
dan menambah pengetahuan, Kang Irma juga meyakini kebudayaan serta
adat istiadat di Kampung Naga akan tetap terlestarikan dengan upaya-upaya
seperti itu. Manfaat nyata dari pendidikan yang dapat dilihat langsung
adalah bahasa dari anak-anak tingkat Sekolah Dasar disana sudah dapat
berbicara dengan Bahasa Indonesia. Selain itu banyak anak muda disana
yang sudah mengetahui penggunaan internet dan beberapa teknologi lain,
dengan hal tersebut dapat kita ambil kesimpulan pembelajaran tentang
teknlogi tentu telah terserap dengan baik oleh anak-anak usia produktif di
Kampung Naga. Dari segi pekerjaan masyarakat asli Kampung Naga juga
telah membuktikan bahwa keberadaan pendidikan sangatlah penting dan
menguntungkan, selain mereka terbantu dengan perkembangan dunia luar
ada juga contoh masyarakat asli Kampung Naga yang sudah sukses dalam
pekerjaannya hingga ke tingkat internasional. Pencapaian tersebut tentu tak
lepas dari adanya peran pendidikan formal yang ada.

Analisis Kualitas Tenaga Kerja Usia Produktif

Bicara soal pendidikan dan pekerjaan adalah dua hal yang saling
berkaitan, karena antara satu sama lain memiliki tingkat yang berbeda.
Seperti pada beberapa pekerjaan memiliki syarat antaralain tingkat
pendidikan formal dari calon pekerja atau angkatan kerja yang ada. Bicara
dalam ruang lingkup yang lebih kecil, kualitas dari tiap individu juga
menjadi pertimbangan dalam suatu pekerjaan yang ditekuni. Di Kampung
Naga sendiri semangat dari anak muda untuk belajar dan bekerja cukup
tinggi namun kurangnya fasilitas dan dana menjadi kesulitan yang hingga
kini belum terselesaikan. Keinginan belajar yang besar membuat anak muda
di Kampung Naga memiliki rasa ingin tahu yang besar pula, mereka banyak
mencari ilmu secara otodidak seperti dari internet ataupun buku-buku
pelajaran non-formal. Cara lain yang mereka gunakan untuk belajar adalah
mengamati proses kegiatan penelitian seperti yang kami lakukan di desa
mereka. Secara garis besar kualitas usia produktif di Kampung Naga
sangatlah baik karena hampir semua anak muda yang kami jumpai memiliki
pekerjaan atau kegiatan rutin sehari-hari.

6|Page
ARTIKEL PENELITIAN GEOGRAFI BUDAYA
PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Rencana Pengembangan Produktifitas Angkatan Kerja

Untuk rencana peningkatan produktifitas yang ada di Kampung Naga


antara lain akan diadakannya pelatihan bahasa inggris dan pelatihan guide
secara rutin, ditambah dengan adanya wacana pendirian sekolah formal di
dalam komplek ruang Kampung Naga kami rasa kualitas pendidikan dan
produktifitas di Kampung Naga akan terus berkembang namun tetap
memegang teguh ajaran adat istiadat yang ada. Ditambah adanya HIPANA
sebagai bentuk wadah penyalur tenaga kerja dalam pengelolaan kampung,
tentu anak muda dapat menyalurkan atau belajar banyak tentang
pengelolaan wisata desa.

SIMPULAN
Lembaga Pendidikan Formal di Kampung Naga sendiri tidak ada,
Lembaga Pendidikan Formal terdekat adalah SD Negeri 1 Neglasari, letaknya
berada diatas Kampung Naga, jaraknya tidak jauh dari Kampung Naga,
hanya saja membutuhkan banyak energi untuk menaiki anak tangga. Guru di
SD Negeri 1 Neglasari berjumlah 9 orang, 5 diantaranya sudah PNS, sekolah
ini menggunakan Kurikulum 2013. Menurut guru-guru di SD Negeri 1
Neglasari, anak-anak Kampung Naga yang bersekolah di sekolah tersebut
memiliki semangat belajar yang tinggi. Mata Pelajaran di sekolah tersebut
berjumlah tujuh Mata Pelajaran Pokok, dan tiga Mata Pelajaran Tambahan.
Fasilitas di sekolah tersebut masih dibilang sangat terbatas, tetapi guru-guru
di sekolah tersebut sangat semangat dalam proses kegiatan belajar dan
mengajar.

Menurut masyarakat Kampung Naga, pendidikan bukanlah hal yang


wajib ataupun memaksa, orang tua di Kampung Naga tidak pernah memaksa
anak-anak mereka untuk sekolah, sekolah sesuai kemauan dari anaknya
sendiri, masyarakat Kampung Naga juga banyak yang beranggapan bahwa
sekolah hanya penting sampai tingkat sekolah dasar saja, untuk mengetahui
membaca, menulis, dan menghitung. Sangat disayangkan di Kampung Naga
Lembaga Pendidikan Non Formal hanya mengaji, tidak ada pelatihan untuk
membuat kerajinan tangan, sehingga muda-mudi untuk mengerti dalam
pembuatan kerajinan tangan hanya belajar dari orang tuanya sendiri.

7|Page
ARTIKEL PENELITIAN GEOGRAFI BUDAYA
PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

SARAN

Menurut kelompok kami, seharusnya pemerintah adil dalam memberi


fasilitas kepada sekolah-sekolah, tidak hanya didaerah perkotaan saja, tetapi
didesa pun juga harus, agar fasilitas sekolah-sekolah di sekitar Kampung
Naga memadai, dan seluruh biaya untuk sekolah ditanggung pemerintah,
agar tidak banyak masyarakat Kampung Naga yang putus sekolah. Selain itu
di Kampung Naga sendiri perlu dibuat Lembaga Pendidikan Non Formal
seperti pelatihan pembuatan kerajinan tangan, agar muda-mudi di Kampung
Naga yang putus sekolah tidak menjadi pengangguran, melainkan mereka
mempunyai bakat-bakat kreatif lalu membuka usaha.

DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. “Tenaga Kerja”. 17 Desember 2018.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_kerja
Nugraha Awaludin, Baiquni, Heddy Shri Ahimsa-Putra, Tri Kuntoro
Priyambodo. 2018. Respons Masyarakat Kampung Naga
Terhadap Pembangunan Pariwisata Di Desa Neglasari,
Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya (1975-2010). Pada
tanggal 7 Desember 2018.
Ningrum Epon. 2012. Dinamika Masyarakat Tradisional Kampung Naga di
Kabupaten Tasikmalaya. Pada tanggal 7 Desember 2018.

8|Page
ARTIKEL PENELITIAN GEOGRAFI BUDAYA
PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar 1: Wawancara Kang Uria


Gambar 2: Wawancara Guru

Gambar 3: Interaksi dengan Siswa


Gambar 4: Struktur SDN 1 Neglasari

Gambar 5: Pemberian Materi Ringan

9|Page

Você também pode gostar