Você está na página 1de 10

TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI

PROSES DAN ADAPTASI PSIKOLOGI PADA BALITA

OLEH :
1. ELVANITA LIA YULIANTINI (P07124215007)
2. ESYA AYU MIRANTY (P07124215008)
3. FAAZA ROHMA FATHIA (P07124215009)

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN REGULER A

JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia mengalami proses perkembangan yang berlangsung
seumur hidup termasuk perkembangan pada psikologis. Namun
perkembangan tersebut tidak selalu sama antara satu individu dengan
individu lainnya, meskipun dalam beberapa hal ada kesamaan
perkembangan di antara individu. Masa perkembangan yang paling pesat
dan yang paling berpengaruh terhadap pola perkembangan berikutnya
adalah masa balita.
Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh
kembang manusia. Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun
(batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun).Perkembangan dan pertumbuhan
di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan
anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan
masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu
sering disebut golden age atau masa keemasan.
Sering kita jumpai para orang tua yang menggunakan pola asuh
yang mengabaikan kondisi psikologi balita. Orangtua terkadang kurang
memperhatikan kondisi psikologis anak pada usia balita. Sehingga dapat
menimbulkan gangguan psikologis pada balita. Orang tua hendaknya
memahami proses adaptasi psikologi pada masa balita karena pada masa
ini perkembangan balita sangat pesat dengan ditandai oleh hal-hal kreatif
yang dilakukan oleh balita tersebut.
B. Tujuan
Mengetahui Proses Adaptasi Psikologi Pada Balita
C. Manfaat
Bagi mahasiswa kebidanan dapat mengetahui teori dari proses dan
adaptasi psikologi pada balita agar dapat digunakan pada pelayanan
kebidanan pada balita di lahan nantinya.
BAB II
ISI
Proses Adaptasi Psikologi Pada Balita
A. Pengertian Balita
Pengertian Balita Anak balita adalah anak yang telah menginjak
usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di
bawah lima tahun (Muaris.H, 2006).
Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah
istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5
tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua
untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan.
Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun
kemampuan lain masih terbatas.
Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh
kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi
penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode
selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang
berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering
disebut golden age atau masa keemasan.
B. Pengertian Adaptasi Psikologis
Pengertian adaptasi psikologi merupakan proses penyesuaian
secara psikologis akibat stresor yang ada, dengan memberikan mekanisme
pertahanan dari dengan harapan dapat melindungi atau bertahan diri dari
serangan atau hal-hal yang tidak menyenangkan. Dalam adaptasi secara
psikologis terdapat dua cara untuk mempertahankan diri dari berbagai
stresor yaitu dengan cara melakukan koping atau penanganan diantaranya
berorientasi pada tugas (task oriented) yang di kenal dengan problem
solving strategi dan ego oriented atau mekanisme pertahanan diri.
C. Psikologi Perkembangan pada Balita
Setiap manusia mengalami proses perkembangan yang berlangsung
seumur hidup, namun perkembangan tersebut tidak persis sama antara satu
individu dengan individu lainnya, meskipun dalam beberapa hal ada
kesamaan perkembangan di antara individu. Setiap orang mengalami
perkembangan termasuk para tokoh-tokoh besar atau orang yang tidak
terkenal. Manusia memulai hidupnya dari sejak menjadi janin, menjadi
bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan tua. Secara garis besar proses
perkembangan manusia terdiri dari proses biologis, kognitif, dan sosial
emosional. Proses biologis menghasilkan perubahan manusia.Proses
biologi meliputi pewarisan gen dari orang tua, perkembangan tubuh
meliputi pertumbuhan berat badan dan tinggi badan, perkembangan otak,
keterampilan motorik, dan perubahan hormon pada masa pubertas.
Proses kognitif meliputi perubahan dalam pikiran, inteligensi, dan
bahasa manusia. Contoh proses kognitif terjadi dalam mengenali benda-
benda pada bayi, menggabung kalimat, menguasai kata, mengingat puisi,
mengerjakan soal-soal matematika, membayangkan sesuatu yang akan
terjadi, menemukan jawaban sebab akibat, atau memahami sesuatu yang
tersirat dalam sebuah peristiwa.
Proses sosial emosi merupakan perubahan dalam hubungan
manusia dengan orang lain, perubahan emosi, dan perubahan dalam
kepribadian. Bayi belajar tersenyum kepada ibunya dan orang-orang di
sekitarnya, anak laki-laki berkelahi dan berteman dengan teman
sebayanya, perkembangan perasaan anak-anak terhadap temannya yang
berbeda jenis kelamin, perkembangan sikap sosial dan anti sosial pada
anak-anak dan remaja, merupakan bagian dari proses sosial emoisonal
dalam perkembangan manusia.
Ketiga proses tersebut saling berhubungan, misalnya
perkembangan sel-sel otak mendukung perkembangan kognitif, sosial, dan
emosional. Sebab di dalam otak terdapat bagian-bagian yang mengontrol
kemampuan berpikir dan kemampuan bersosialisasi serta kemampuan
merasakan emosi terhadap orang lain. Di dalam perkembangan anak ketiga
proses perkembangan tersebut muncul secara bersamaan sebab semua
perkembangan tersebut terjadi dalam satu tubuh. Para psikolog
menyatakan anak-anak mengalami beberapa periode perkembangan.
Hurlock menyatakan ada 5 (lima) tahap perkembangan yang dialami pada
masa anak-anak. Pertama, periode prenatal yaitu periode konsepsi sampai
lahir. Kedua, periode bayi mulai dari kelahiran sampai akhir minggu
kedua. Ketiga, akhir minggu kedua masa kelahiran akhir tahun kedua.
Keempat, awal masa kanak-kanak dua sampai enam tahun. Kelima, akhir
masa anak-anak, enam sepuluh atau dua belas tahun.
Montessori menyatakan periode perkembangan anak berdasarkan
kepekaan anak terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya. Periode
pertama dalam kehidupan manusia terjadi pada usia 0-6 tahun. Pada usia
0-3 tahun anak-anak menunjukkan perkembangan mental yang sulit
didekati dan dipengaruhi orang dewasa. Pada usia ini anak-anak
mengalami kepekaan yang kuat terhadap keteraturan, misalnya jika dia
biasa melihat sesuatu diletakkan di atas meja, maka dia akan menangis
atau memindahkan barang tersebut ke tempat semula. Pada periode ini
juga anak-anak mengalami kepekaan detail, dimana jika dia melihat
sesuatu dia akan memperhatikan benda tersebut sedetail mungkin,
misalnya memegangnya, menciumnya, atau menjilatnya. Pada periode ini
anakanak juga mengalami kepekaan tangan dan kaki, sehingga pada masa
ini anak sangat suka menggunakan tangannya untuk memegang,
melempar, dan sebagainya serta menggunakan kakinya untuk berjalan.
Pada usia 3-6 tahun, anak-anak sudah mulai bisa didekati dan dipengaruhi
pada situasi-situasi tertentu.Periode ini ditandai dengan anak-anak menjadi
lebih individual dan memiliki kecerdasan yang cukup untuk memasuki
sekolah. Anak-anak pada usia ini telah menguasai banyak kosakata
sehingga mereka sudah lancar berbicara. Menurut anak-anak mengalami
perkembangan dalam tiga tahap. Tahap pertama masa bayi dari usia 0-6
tahun.Pada masa ini bayi mengenal dunia langsung melalui inderanya.
Bayi sangat ingin mengetahui halhal yang terjadi di sekitarnya meskipun
dia belum memahami alasannya. Mereka menyentuh segala sesuatu yang
mereka lihat dan menyerap katakata yang mereka dengar.

D. Proses Adaptasi Psikologis pada Balita


Sebagian besar orang tua memandang masa balita sebagai usia
yang mengandung masalah atau usia sulit, dengan munculnya
masalah perilaku anak. Sebenarnya pada masa ini adalah masa
dimana anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial untuk
persiapan penyesuaian diri pada masa selanjutnya. Masa ini
disebut juga sebagai usia menjelajah, dimana anak belajar
menguasai dan mengendalikan lingkungan. Salah satu caranya
untuk menjelajah lingkungan ialah dengan sering bertanya kepada
orang-orang terdekatnya. Anak-anak pada usia ini juga sering
meniru tindakan dan pembicaraan orang lain.
Orang tua hendaknya memahami proses adaptasi psikologi
pada masa balita karena pada masa ini perkembangan balita sangat
pesat dengan ditandai oleh hal-hal kreatif yang dilakukan oleh
balita tersebut.
Ada beberapa tugas perkembangan masa bayi dan awal masa kanak-kanak
yang dikemukakan oleh seorang tokoh psikologi perkembangan Havighurst
(1972):
1. Belajar makan makanan padat
2. Belajar berjalan
3. Belajar berbicara
a. Pengucapan
Balita belajar mengucapkan kata-kata dengan coba-coba dengan meniru
orang dewasa.Banyak kata yang kurang berarti sampai dengan usia 18
bulan, tapi setelah itu akan terlihat perkembangan yang mencolok.
b. Kosa kata
Kosa kata ini meningkat dengan bertambahnya usia. Pertama diawali
dengan nama orang dan benda, kemudian kata kerja.
c. Kalimat
Kalimat bayi yang pertama muncul biasa terjadi diantara usia 12 dan 18
bulan, yang terdiri satu kata dan disertai isyarat.
4. Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
5. Mempelajari perbedaan peran seks
6. Mempersiapkan diri untuk membaca
7. Belajar membedakan benar dan salah, mulai mengembangkan hati nurani.

Perkembangan emosi
Pola emosi pada balita didominasi dengan emosi menyenangkan
dan emosi yang tidak menyenangkan. Balita yang mendapat perawatan
fisik yang memadai, mendapatkan kasih sayang dari orang-orang di
sekitarnya akan menunjukkan emosi senang. Sedangkan kondisi
sebaliknya membuat balitamenunjukkan emosi tidak senang, sering
menangis karena marah atau takut, dalam kondisi tertentu menjadikan
balita tidak bahagia atau bahkan sakit-sakitan. Kondisi yang demikian juga
mempengaruhi kebahagiaan orangtua atau orang-orang di sekitarnya.
Dalam kondisi tertentu, orangtua menjadi tidak sabar, merasa
proses merawat bayi menjadi beban bagi mereka, reaksi emosi tidak
senang atau tidak sabar dari orangtua ini selanjutnya juga berpengaruh
terhadap emosi balita.

Perkembangan Sosialisasi
Pengalaman sosial pada masa ini banyak mempengaruhi pola
hubungan sosial dan pola perilaku di masa depan. Hanya ada sedikit bukti
bahwa sikap sosial dan antisosial merupakan sikap bawaan. Bahkan
seseorang menjadi introvert atau ekstrovert lebih banyak dipengaruhi
pengalaman-pengalamam sosial awal, dimana hal ini banyak terjadi dalam
rumah.
Alasan lain mengapa dasar-dasar sosial pada masa ini penting
adalah sekali terbentuk cenderung akan menetap pada masa-masa
berikutnya. Bayi yang banyak menangis cenderung menjadi anak yang
agresif atau mencari perhatian. Sebaliknya bayi yang ramah dan bahagia
biasanya memiliki penyesuaian sosial yang lebih baik pada masa besarnya
nanti. Perlu dicatat bahwa mungkin saja dilakukan perubahan, tetapi
tidaklah mudah mengadakan perubahan pada pola perilaku yang sudah
menetap.
Reaksi sosial terhadap bayi lain
a. 4-5 bulan: menarik perhatian bayi lain dengan menggerakkan badan,
bermain ludah,menendang atau tertawa.
b. 6-7 bulan: tersenyum pada bayi lain dan menunjukkan minat pada
tangisan bayi lain.
c. 9-13 bulan: mencoba memegang pakaian dan rambut bayi lain,
mencoba bekerjasama dalam bermain, tetapi bingung jika mainannya
diambil bayi lain.
d. 18-24 bulan: berminat bermain dengan bayi lain, menggunakan
mainan untuk membentuk hubungan sosia).
Reaksi sosial kepada orang dewasa (Hurlock, 1980):
a. Usia 2-3 bulan: mampu membedakan manusia dan benda mati,
tahu bahwa manusialah yang memenuhi segala kebutuhannya,
tidak suka ditinggal sendiri, tidak menunjukkan rasa suka terhadap
satu orang tertentu.
b. 4-5 bulan: bayi suka digendong oleh siapa saja, memberi reaksi
yang berbeda terhadap wajah yang tersenyum, suara yang ramah,
atau suara yang menunjukkan kemarahan.
c. 6-7 bulan: mampu membedakan ‘teman” dan orang asing”
sehingga menunjukkan reaksi tersenyum kepada teman, dan
menunjukkan rasa takut kepada orang asing.Sudah ada keterikatan
yang kuat terhadap ibu atau pengganti ibu.
d. 8-9 bulan: mencoba meniru kata-kata, isyarat atau gerakan
sederhana dari orang lain
e. 12 bulan: bayi bereaksi terhadap larangan
f. 16-18 bulan: muncul negativisme dalam bentuk keras kepala dan
tidak mau mengikuti permintaan atau perintah orang dewasa, bisa
berupa perilaku menarik diri atau ledakan amarah.
g. 22-24 bulan: mulai bekerjasama dalam kegiatan rutin seperti
makan, berpakaian dan mandi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Adaptasi psikologi merupakan proses penyesuaian secara


psikologis akibat stresor yang ada, dengan memberikan mekanisme
pertahanan dengan harapan dapat melindungi atau bertahan diri dari
serangan atau hal-hal yang tidak menyenangkan.
Manusia memulai hidupnya dari sejak menjadi janin, menjadi bayi,
anak-anak, remaja, dewasa, dan tua. Secara garis besar proses
perkembangan manusia terdiri dari proses biologis, kognitif, dan sosial
emosional.
Ada beberapa tugas perkembangan masa bayi dan awal masa
kanak-kanak yang dikemukakan oleh seorang tokoh psikologi
perkembangan Havighurst yakni belajar makan makanan padat,belajar
berjalan,belajar berbicara, belajar mengendalikan pembuangan kotoran
tubuh,mempelajari perbedaan peran seks,Mempersiapkan diri untuk
membaca, belajar membedakan benar dan salah, mulai
mengembangkan hati nurani. Adapun perkembangan emosi, reaksi
(interkasi social) dengan bayi lain / dengan orang dewasa yang
mempengaruhi psikologi balita.

B. Saran
Sebagai orangtua harus memperhatikan perkembangan psikologi balita
karena pada masa ini merupakan masa keemasan dalam proses
perkembangan manusia agar anak dapat menjadi generasi yang
berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth. 2000. Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Você também pode gostar