Você está na página 1de 16

WATERSHED

A. Mengisi Sink
(1). Buka ArcMap
(2). Tambah data DEM (SRTM) yang mencakup kabupaten Pangkep, Gowa, atau Maros.

(3). Tambahkan data vektor poligon yang akan dibuat DAS.

(4). Potong DEM dengan data vektor (bisa menggunakan fasilitas Extract by mask atau Clip
yang ada pada Toolbox
(5). Masuk ke toolbox Spatial Analyst Tools, toolset Hydrology, pilih tool Fill
(6). Pada Input surface raster, pilih DEM dan pada Output suface raster beri nama filenya
Maros_sink.

(7). Klik OK
B. Membuat Flow Direction
(1). Masih di toolbox Spatial Analyst Tools, toolset Hydrology, pilih tool Flow Direction
(2). Pada Input surface raster, pilih Maros_sink, dan isi nama file pada Output flow
direction raster.

(3). Klik OK

C. Membuat Basin
(1). Masih di toolbox Spatial Analyst, toolset Hidrology, pilih basin
(2). Pada Input flow direction raster, masukan raster hasil Flow direction, dan pada output
raster beri nama file basinnya

(3). Klik OK

D. Membuat Peta DAS

Data basin yang dibuat di atas merupakan data raster. Supaya dapat digunakan sebagai
bahan analisa selanjutnya, maka data raster tersebut perlu dikonveresi formatnya ke data
vektor, dengan cara sebagai berikut :

(1). Masuk ke toolbox Conversion tool, toolset From Raster, pilih tool Raster to Polygon
(2). Pada input raster, masukan file basin, dan pada output polygon features beri nama file

(3). Klik OK
E. Membuat Flow Accumulation
(1). Masuk ke toolbox Spatial Analyst, toolset Hydrology, pilih tool Flow Accumulation

(2). Pada input flow direction raster masukan raster hasil flow direction. Pada output
accumulation raster, beri nama file output.

(3). Klik OK
F. Membuat Stream Network

(1). Masuk ke toolbook Spatial Analyst , toolset Conditional, pilih tool Con

(2). Pada input conditional raster masukan file Flowacc


(3). Pada input true raster or constant value masukan angka 1
(4). Pada input false raster or constant value (optional) masukan angka 0
(5). Pada output raster beri nama file baru, milanya maros_stream
(6). Pada expression (optional), masukkan expressi “value > 100”

(7). Klik OK
G. Membuat Peta Aliran

Data stream yang dibuat pada item F di atas berupa data raster. Supaya data stream dapat
dimanfaatkan untuk keperluan analisis selanjutnya perlu dikonversi ke data vektor. Caranya
adalah sebagai berikut :

(1). Buka toolbox Conversion tools, toolset From raster, pilih Raster to Polyline

(2). Pada input raster, masukan file Stream


(3). Output polyline features diisi dengannama file vektornya

(4). Klik OK
SURFACE

A. Membuat Peta Kontur


(1). Masuk ke toolbox Spatial analyst Tools, toolset Surface, pilih tool Contour

(2). Pada input raster pilih data DEM


(3). Pada output polyline feature masukan nama baru dari feature garis kontur, pada kontur
interval isi dengan interval kontur yang diinginkan misalnya 100.

(4). Klik OK
B. Membuat Peta Kemiringan Lereng

Untuk membuat peta kemiringan lereng, sebelumnya sistem proyeksi data DEM yang
digunakan harus mempunyai satuan meter agar dapat dilakukan perhitungan kemiringan
secarabenar. Untuk itu perlu dilakukan transformasi proyeksi dari geografi ke UTM.

(1). Lakukan transformasi proyeksi


(2). Masuk ke toolbox Data Management Tools, toolset Projections and Transformation,
toolset Raster, pilih tool Project Raster.

(3). Pada input raster pilih data DEM


(4). Pada output raster masukan nama baru, misal MarosDem_UTM
(5). Pada koordinat sistem pilih proyeksi UTM sesuai zone dari data DEM tersebut

(6). Klik OK

C. Membuat Data Slope


(1). Masuk ke toolbox Spatial Analyst Tools, toolset Surface, pilih tool Slope

(2). Pada input raster pilih data DEM UTM


(3). Pada output raster masukan nama baru
(4). Pada output measurement (optional) ada dua pilihan, yaitu Degree dan Percent, pilih
salah satu

(5). Klik OK

D. Reklasifikasi Kemiringan Lereng

Klasifikasi berguna untuk mengelompokkan kemiringan lereng berdasarkan kelas-kelas yang


telah ditentukan contoh :

No Kelas Kemiringan Lereng


1 I 00 – 30
2 II 30 – 80
3 III 80 – 150
4 IV 150 – 250
5 V 250 – 450
6 VI >450
(1). Masih di toolbox Spatial Analyst Tools, toolset Reclass, pilih tool Reclassify

(2). Pada input raster pilih Slope

(3). Klik Classify


(4). Pada bagian Method ubah dari manual ke Equal Interval
(5). Pada bagian Classes ubah ke nilai 5
(6). Ubah pada daftar di bawah Break Value dengan 3, 8, 15, 25, dan 45

(7). Tekan OK
(8). Pada Output raster, beri nama raster hasil klasifikasi baru
(9). Klik OK

E. Ubah Raster ke Vektor

Data kemiringan lereng yang telah diklasifikasi di atas masih dalam format raster. Agar
dapat dianalisis selanjutnya data raster tersebut perlu dikonversi formatnya menjadi data
vektor. Caranya adalah sebagai berikut :

(1). Masuk ke toolbox Converesion Tools, toolset From Raster, pilih tool Raster to Polygon
(2). Pada Input raster, masukan data Slope_reklas
(3). Pada Output polygon features, beri nama data vektor baru

(4). Klik OK

Você também pode gostar