Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Dosen pengampu:
Irma Prasetyowati S.KM., M.Kes.
Kelompok 3
Oleh:
Alny Putri Bintari 152110101220
Eka Yusi Marlinda 162110101002
Natasya Cahya F 162110101031
Dewi Ratna Sari 162110101046
Ana Swastika K 162110101212
UNIVERSITAS JEMBER
2018
1. Manajemen Pra Bencana
a. Wajib dan sanggup menaati nilai-nilai budaya serta adat istiadat setempat
dan meninggalkan budaya kekerasan.
b. Tidak terlibat langsung pada peristiwa konflik dan tidak terdaftar dalam
pengurus IKAMA
c. Tidak menuntut ganti rugi atas kerugian yang timbul akibat konflik baik
pidana maupun perdata
b. Tujuan
1) Tujuan Umum: Untuk mengukur besaran masalah kesehatan akibat
perang suku di Sampit, hasilnya berbentuk rekomendasi untuk
digunakan dalam pengambilan keputusan penanggulangan kesehatan.
2) Tujuan Khusus: Untuk menilai Jenis Bencana; Lokasi kejadian
kerusuhan; Penduduk yang terkena dampak kerusuhan; Dampak yang
terjadi di bidang kesehatan; Kemampuan Sumber Daya Manusia
c. Tim RHA
Tim RHA beranggotakan personal yang mewakili bidang sesuai
dengan kebutuhan pengkajian yang akan dilakukan. Minimal terdiri dari:
1) Unsur medis yang berfungsi untuk menilai dampak dan kebutuhan
pelayanan medis bagi korban. Sebagai berikut:
a) Puskesmas setempat dan sekitar : segera mengerahkan dan
menyiapkan petugas kesehatan untuk menangani korban
kerusuhan
b) RS : Rumah sakit siap siaga dalam menindaklanjuti dan
menerima rujukan bencana kerusuhan
c) Dinas Kesehatan Kota : Memerintahkan semua puskesmas untuk
melibatkan/ mengirim tenaga kesehatan
2) Unsur Epidemiologi (surveilans) yang berfungsi untuk menilai
dampak dan kebutuhan pengendalian masalah kesehatan masyarakat
korban bencana, terutama pengungsi, seperti:
a) Kemungkinan munculnya luka infeksi
b) Kemungkinan munculnya penyakit menular akibat mayat yang
mulai membusuk
c) Kemungkinan munculnya penyakit pernafasan
3) Unsur sanitarian/ lingkungan yang berfungsi untuk menilai dampak
dan kebutuhan terhadap komponen-komponen yang memengaruhi
kesehatan manusia seperti: tempat pengungsian yang aman, dapur
umum, air bersih, toilet, dan pembuangan sampah.
4) Penyusunan Instrumen
No Lokasi Waktu Jumlah Lokasi Masalah kesehatan dan
Kejadian kejadian penduduk pengungsian dampaknya
yang
terkena
3. Jumlah kerusakan
sarana : Gedung sekolah
: 3 Gedung,
5. Kesiapan sarana
Yankes :
RS : 3
Puskesmas : 20
6. Ketersediaan
logistik :
Obat-obatan dari
pemerintah
Makanan : donatur,
pemerintah.
7. Upaya Kesehatan
yang telah dilakukan :
8. Ketersediaan
fasilitas evakuasi
Ambulan : 30
9. Geografis
Keadaan Lingkungan
hancur, terjadi
kebakaran.
11. Kemampuan
Respon setempat :
SDM : ditingkatkan
Kondisi lingkungan
yang tidak aman,
ancaman penyakit
menular akibat mayat
yang membusuk.
d. Pengumpulan Data
1) Waktu: segera setelah kejadian
2) Lokasi: tempat pengungsian
3) Pelaksana: Tim kesehatan yang ada di Desa, Kecamatan, Kabupaten,
maupun Provinsi terdekat.
e. Metode RHA
1) Wawancara: saksi, tokoh masyarakat, para pejabat di daerah bencana
2) Observasi: dilakukan terhadap kondisi lingkungan daerah bencana
longsor
f. Analisis RHA
1) Luasnya lokasi kejadian :
a) Hubungan transportasi dengan lokasi : perjalanan terganggu
(karena jalan tidak ada yang aman pasca kerusuhan di Sampit).
b) Dampak terhadap kelancaran evakuasi : tidak bisa secara cepat
segera sampai tempat pengungsian, namun pada intinya bantuan
bisa mencapai tempat pengungsian karena jalan transportasinya
tidak terkendala.
c) Pelayanan kesehatan : kurangnya tenaga kesehatan.
d) Lokasi pemberi bantuan : di zona aman yang ditetapkan pemerintah
di pengungsian-pengungsian yang disediakan.
2) Dampak Kesehatan terhadap penduduk :
a) Penduduk mengalami luka-luka parah.
b) Penduduk mengalami kematian.
c) Penduduk banyak Gangguan Psikis.
d) Potensi Sarana Pelayanan
3) Kurangnya tenaga kesehatan dan mendirikan posko kesehatan.
a) Potensi sumber air bersih dan sanitasi
Sudah cukup air bersih, MCK di tempat pengungsian
b) Ketersediaan logistic
Kurangnya persediaan obat-obatan untuk luka infeksi dan untuk
mengantisipasi adanya penyakit menular akibat mayat-mayat yang
mulai membusuk.
g. Rekomendasi
1) Pemindahan warga ke tempat yang aman
2) Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan medis dan tenaga kesehatan
lingkungan
3) Meningkatkan kebutuhan normatif (pakaian)
4) Pengelolaan makanan dan minuman
5) Pengelolaan sarana kesehatan lingkungan yang diperlukan
6) Kewaspadaan dini terhadap kemungkinan kejadian luar biasa
7) Koordianasi lintas sektoral
8) Bantuan obat-obatan dan alat sesuai kebutuhan
9) Pengiriman masyarakat suku Madura yang tersisa untuk kembali ke
Madura
3. Surveilans
Surveilans Bencana yaitu pengumpulan data pada situasi bencana.
Data yang dikumpulkan berupa jumlah korban meninggal,luka sakit,jenis
luka ,pengobatan yang dilakukan,kebutuhan yang belum dipenuhi,jumlah
korban anak-anak,dewasa,lansia. Surveilans sangat penting untuk
monitoring dan evaluasi dari sebuah proses,sehingga dapat digunakan
untuk menyusun kebijakan dan rencana program. Pada kerusuhan Sampit
surveilens bencana diperlukan mengingat kerusuhan ini menyebabkan
banyaknya korban, sehingga diharapkan nantinya ada upaya berupa
kebijakan dan rencana program untuk mengatasi hal tersebut.
a. Metode surveilans:
1) Pengumpulan Data
Pelaksanaan surveilans pertama kali yang dilakukan adalah
pengumpulan data pada kondisi bencana diharapkan dilaksanakan
oleh petugas Puskesmas dibawah koordinasi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab atas pemantauan dan
pengendalian penyakit di wilayah kerjanya. Pada kerusuhan Sampit
maka pengumpulan data dilakukan oleh petugas puskesmas dibawah
koordinasi dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Kotawaringin Timur.
Data yang dibutuhkan, meliputi:
a) Jumlah kematian dan penyebab kematian
b) Jumlah pengungsi
c) Data penyakit (Pos Kesehatan/Puskesmas)
d) Data status gizi
e) Data kualitas makanan
f) Data penyediaan air bersih dan sarana sanitasi
g) Kualitas air/udara
h) Ruang penampungan
i) Penyiapan logistik oralit, cairan infus, obat dll.
4) Alur Pelaporan
a) Alur pelaporan dimulai dari Pos kesehatan yang dikoordinasikan
oleh Puskesmas setempat secara harian
Ranie Ayu Hapzari, Usmi Haryani, dan Taufiq. (2002). Pejuang Hidup
Kerusuhan ETnis. Jurnal Ilmiah BErkala Psikologi vol6. No 2 ,
122-129.