Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
13
http://groups.yahoo.com/group/Batak_Gaul/message/96
1. Raja Uti, Raja Gumelenggeleng, Raja Biak-biak, Raja Hatorusan, Raja Nasora Mate, Raja Nasora Matua, Partompa
2. Saribu Raja.
3. Siboru Pareme.
5. Limbong Mulana.
8. Sagala Raja.
Saribu Raja dan Siboru Pareme adalah anak kembar. Tanpa sepengetahuan yang lain mereka berdua selingkuh dan Siboru
Pareme akhirnya berbadan dua. Akihirnya bocorlah rahasia ini dan mereka berdua dikenakan hukuman mati. Tapi secara
diam-diam Malau Raja (anak no. 9) membantu mereka berdua untuk melarikan diri ke hutan.
Setelah lama tinggal dihutan, bertemulah Siboru Pareme dengan Babiat Sitempang dan mereka kawin dengan meminta
persetujuan Saribu Raja. Saribu Raja menyetujui itu dengan beberapa persyaratan tentunya. Lalu lahirlah Si Raja Lontung
hal. Akhirnya, marahlah ayahnya karena ayahnya selalu kalah bila bertarung dengan dia. Maka muncullah niat ayahnya
untuk membunuh Si Raja Lontung. Siboru Pareme pun membujuk suaminya untuk belajar lagi ke hutan untuk memperdalam
ilmunya supaya bisa mengalahkan anaknya kelak. Diam-diam Siboru Pareme membawa anaknya jauh dari ayahnya agar bisa
Akhirnya mereka berdua meninggalkan hutan dan menuju ke tepi Tao Toba untuk tinggal dan menetap disana (daerah
sabulan). Setelah sekian lama tinggal disana, dibujuklah Si Raja Lontung ini untuk mencari pasangan hidup. Dia disuruh
mencari paribannya untuk jadi istrinya di kampung tulangnya di Sianjur Mula-mula. Katanya: `Disana kau akan menemukan
pancuran/mata air `Aek Si Pitu Dai’ dimana tempat boru ni tulangmu mandi-mandi’. Siboru Pareme memberikan beberapa
petunjuk dan persyaratan ke pada anaknya Si Raja Lontung sebelum berangkat kesana. Dia memberikan cincin dan berkata
kepada anaknya:’ Carilah yang mirip dengan wajahku, yang rambutnya sama denganku, dan gayanya mirip dengan gayaku.
Temui dan tegurlah dan katakanlah pesan ibumu ini, lalu pasangkanlah cincin ini ke jarinya. Kalau cocok dijarinya, jangan
dilepas cincin tersebut tetapi bawalah dia dan jangan mampir lagi ke kampung tulangmu.
Maka berangkatlah Si Raja Lontung menuju ke Aek Si Pitu Dai tempat dimana paribannya mandi-mandi. Tanpa
sepengetahuan Si Raja Lontung, ibunya pun pergi ke Aek Si Pitu Dai dengan memakai jalan yang lain. Dengan waktu yang
sudah diatur, sampailah ibunya terlebih dahulu ke Aek Si Pitu Dai tersebut dan mandi-mandi disitu. Terlihatlah oleh Si Raja
Lontung ada perempuan sedang mandi-mandi disitu. Ditemui lah perempuan itu dan ditegurnya yang ternyata cocok dengan
persyaratan yang diberikan ibunya. Lalu dipasangkanlah cincin yang dibawanya ke perempuan itu dan ternyata cocok juga.
Lalu dibawalah perempuan itu untuk dijadikan istrinya tanpa mampir lagi ke kampung tulangnya. Jadi dibasa-basahon
1. Toga Sinaga (Bonor, Ompu Ratus, Uruk), Simanjorang, Simaibang, Barutu (Dairi), Bangun (Karo), Parangin-angin
(Karo).
2. Toga Situmorang (Raja Pande/Lumban Pande, Raja Nahor/Lumban Nahor, Tuan Suhut ni Huta, Raja Ringo
(Siringoringo Raja Dapotan, Siringoringo Pagarbosi, Siringoringo Siagian), Raja Rea/Sipangpang, Tuan Ongar/Rumapea,
dan Sidari).
Toga Samosir: Rumabolon, Rumasidari (Ompu Raja Minar, Ompu Raja Podu, dan Ompu Raja Horis/Harianja).
b. Gultom Huta Pea: Somorong, Si Palang Namora, dan Si Punjung. Si Palang Namora: Tumonggopulo, Namoralontung,
Namorasende (Ompu Jait Oloan) dan Raja Urung Pardosi/Datuk Tambun (Namora So Suharon, Baginda Raja, Saribu Raja
4. Toga Nainggolan:
b. Toga Sihombar (Rumana hombar, Lbn. Nahor, Lbn. Tungkup, Lbn. Raja, Lbn. Siantar, Hutabalian, Pusuk, Buaton,
Nahulae).