Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh
Erwin Setiawan, S.Kep 18NS249
Gerry, S.Kep 18NS251
Lita Wulandari, S.Kep 18NS254
Selly Resty Pratama, S.Kep 18NS296
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penanganan Usaha Kesejahteraan Sosial untuk Lanjut Usia
terlantar merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah,
masyarakat dan keluarga. Salah satu usaha pemerintah dalam
penanganan lanjut usia terlantar adalah melalui Program Pelayanan
dalam Panti Sosial Tresna Werdha, dengan harapan lanjut usia dapat
menikmati hidupnya dengan rasa aman, tentram lahir bathin. Adapun
jenis pelayanan lanjut usia dalam panti berupa pelayanan
pengasramaan, jaminan hidup seperti makan/minum dan pakaian,
pemeliharaan kesehatan, pengisian waktu luang termasuk rekreasi,
bimbingan sosial, mental dan agama serta latihan ketrampilan.
Jumlah lanjut usia (lansia) di Indonesia dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Menurut Badan
Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012 jumlah lansia di Indonesia
mencapai angka 18,55 juta jiwa atau setara dengan 7,78 % dari
jumlah penduduk Indonesia. Jumlah tersebut meningkat pada tahun
2014 sebanyak 20,24 juta jiwa atau 8,03% dari jumlah penduduk
Indonesia. Menurut BPS jumlah lansia di Kalimantan Selatan juga
mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, dari 5,03%
menjadi 6,13% dari jumlah penduduk di Kalimantan Selatan pada
tahun 2012 dan 2014. Hal ini menandakan bahwa terjadi peningkatan
angka harapan hidup di Indonesia setiap tahunnya.
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari
60 tahun. Lansia memiliki kebutuhan fisiologis yang harus dipenuhi
antara lain, higiene, nutrisi, kenyamanan, oksigenasi, cairan elektrolit,
ekskresi urin dan fekal, dan tidur.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa mengerti tentang analisis SWOT
b. Mahasiswa mengerti tentang tujuan analisis SWOT
c. Mahasiswa mampu menganalisis SWOT
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kekuatan yang ada di
PSTW Budi Sejahtera.
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi ancaman dan kelemahan
yang ada di PSTW Budi Sejahtera.
c. Mahasiswa mampu menganalisis kekurangan di PSTW Budi
Sejahtera.
d. Mahasiswa mengetahui bagaimana strategi pengembangan
PSTW Budi Sejahtera.
C. Manfaat
Analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yangg paling
dasar, yang bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu
permasalahan dari 4 empat sisi yang berbeda. Hasil dari analisa
biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk
mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari
segi peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga
menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis ini
akan membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak
terlihat selama ini. Analisis SWOT merupakan instrumen yang
bermanfaat dalam melakukan analisis strategi. Analisis ini berperan
sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam
PSTW Budi Sejahtera serta menekan dampak ancaman yang timbul
dan harus dihadapi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5. Perubahan Psikososial
a) Penurunan Kondisi Fisik
Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi
adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology),
misalnya tenaga berkurang, enerji menurun, kulit makin keriput, gigi makin
rontok, tulang makin rapuh, dsb. Secara umum kondisi fisik seseorang
yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat
ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi
fisik, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan
suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.
Seorang lansia ansia agar dapat menjaga kondisi fisik yang sehat,
perlu menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi psikologik
maupun sosial, dengan cara mengurangi kegiatan yang bersifat
melelahkan secara fisik. Seorang lansia harus mampu mengatur cara
hidupnya dengan baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara
seimbang.
b) Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lansia sering kali
berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti: Gangguan jantung,
gangguan metabolism (diabetes millitus, vaginitis), baru selesai operasi:
prostatektomi), kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna
atau nafsu makan sangat kurang, penggunaan obat-obat tertentu, seperti
antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer.
Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain :
a. Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual
b. Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta
diperkuat oleh tradisi dan budaya.
c. Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupan.
d. Pasangan hidup telah meninggal.
e. Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah
kesehatan jiwa lainnya misalnya cemas, depresi, pikun dsb.
c) Perubahan Aspek Psikososial
Pada umumnya setelah seorang lansia mengalami penurunan
fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar,
persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga
menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat.
Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang
berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan,
koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.
Penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami
perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian
lansia. Beberapa perubahan tersebut dapat dibedakan berdasarkan 5 tipe
kepribadian lansia sebagai berikut :
a. Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personality), biasanya tipe
ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai
sangat tua.
b. Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada
kecenderungan mengalami post power sindrome, apalagi jika pada
masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan
otonomi pada dirinya.
c. Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personality), pada tipe ini
biasanya sangat dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, apabila
kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak
bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan
yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera
bangkit dari kedukaannya.
d. Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini
setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan
kehidupannya, banyak keinginan yang kadangkadang tidak
diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi
ekonominya menjadi morat-marit.
e. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self hate personality), pada lansia tipe ini
umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu
orang lain atau cenderung membuat susah dirinya.
B. Analisa SWOT
1. Definisi Analisis SWOT
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang
bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan
kondisi sebagai faktor masukan, dan kemudian di kelompokan menurut
skontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat, baik oleh para
pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah
alat analisa yang ditunjukkan untuk menggambarkan situasi yang sedang
dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan
sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar bagi masalah
yang dihadapi oleh organisasi. Analisa SWOT adalah metode perencana
strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (Srenghts) dan
ancaman (Threahts) dalam suatu proyek atau spekulasi bisnis. Keempat
faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (Srenghts, Weakness,
Oppurtunitys, Threathts).
Proses ini yang melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi
bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT
dapat diterapkan dengan cara menganalisis berbagai hal yang mempengaruhi
ke empat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matriks SWOT
dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan atau (streghts) mampu
mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunitys) yang ada,
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weekness) yang mencegah
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunitys) yang ada, selanjutnya
bagaimana kekuatan mampu mengahadapi ancaman yang ada dan yang
terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat
ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
2. Komponen SWOT
Analisa SWOT ini terdiri atas 4 komponen dasar yaitu :
a. Strenghts (S)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi
atau program pada saat ini.
b. Weakness (W)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi
atau program pada saat ini.
c. Opporttunity (O)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi
dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan.
d. Threats (T)
Adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang
dari luar organisasi dan dapat mengancam ekstensi organisasi dimasa
depan.
Selain 4 komponen dasar ini analisa SWOT, dalam proses
menganalisanya akan berkembang menjadi sub komponen yang berjumlah
tergantung pada kondisi pada organisasi. Sebenarnya masing-masing sub
komponen adalah pengejawantahan dari masing-masing komponen,
seperti strengths mungkin mempunyai 12 sub komponen, komponen
weakness mungkin memiliki 8 sub komponen dan seterusnya.
4. Matrik Swot
Matrik SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor strategis
organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) adalah ringkasan
atau rumusan faktor-faktor strategis internal dalam kerangka kekuatan
(Strengths) dan kelemahan (Weaknesses).
EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary) adalah ringkasan
atau rumusan faktor-faktor strategis eksternal dalam kerangka kesempatan
(Opportunities) dan ancaman (Threats).
a. Strategi S-O adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran
organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut
dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi W-O adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan
peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
c. Strategi S-T adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang
dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman.
d. Strategi W-T adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kegiatan yang
bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.
Keterangan :
a. Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang,
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi
dalam kondisi primadan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus
melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan
secara maksimal.
b. Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun
menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun
menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi
akan mengalami kesulitan untuk terusberputar bila hanya bertumpu pada
strategi sebelumnya. Oleh karennya, organisasi disarankan untuk segera
memperbanyak ragam strategi taktisnya.
c. Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat
berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi,
artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab,
strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang
ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
d. Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi
tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi
Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis.
Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi
bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok.
Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.
BAB III
ANALISIS LINGKUNGAN
A. Identifikasi Masalah
1. Sumber Daya Manusia
a. Latar belakang pengasuh:
1) S1 Keperawatan
2) DIII Kebidanan
3) SMA
4) SMP
2. Sarana Prasarana
a. Sarana prasarana yang tersedia ambulance dan poliklinik
b. Alat yang tersedia adalah stetoskop, pengukur tekanan darah, dan
penimbang berat badan
c. Data lansia yang lengkap dapat menunjang program yang ada di
PSTW Budi Sejahtera
d. Tersedia gedung yang baik dalam menunjang program lansia
e. Tersedianya pegangan dinding untuk memudahkan lansia dalam
berjalan
f. Tempat pemeriksaan yang tanpa tangga sehingga memudahkan lansia
dalam mobilisasi
B. Analisis Swot
1. Strength (Kekuatan)
a. Adanya mahasiswa yang berdinas dan kedatangan yang terjadwal
b. Jadwal yang sesuai dan teratur serta tepat waktu
c. Perawat stand by di poli klinik
d. Lansia mandiri
1. Weakness (Kelemahan)
a. Jarangnya kontak langsung antara pengasuh dan lansia
b. Pengasuh tidak berlatarbelakang kesehatan
c. Kurangnya disiplin pengasuh terhadap jadwal yang ditetapkan
d. Dokter tidak stand by
3. Opporttunity (Peluang)
a. Mengaktifkan mahasiswa dalam peningkatan kesehatan lansia
b. Banyaknya pengasuh yang menggunakan teknologi, jadi bila
diadakan program lansia sehat tambahan informasi melalui media
social seperti whatsapp dan lain-lain
c. Antusias lansia terhadap mahasiswa yang berdinas
d. Banyak lansia yang mengetahui tentang pentingnya kesehatan diri,
sehingga program lansia sehat akan dapat diterima dengan terbuka
4. Threath (Ancaman)
a. Latar belakang pengasuh dengan pendidikan yang berbeda-beda
sehingga sulit menyerap ilmu atau dapat menyerap ilmu tapi mudah
lupa
b. Budaya hidup sehat yang belum tertanam atau dibiasakan oleh lansia
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga butuh waktu untuk
membiasakan diri dan kadang itu tidak mudah dilakukan oleh lansia
c. Penjual makanan yang sangat mudah masuk dilingkungan panti
d. Kurangnya pengawasan pada malam hari
C. Pendekatan Kuantitatif
No Analisis Swot Bobot AS Score
1 a. Kekuatan (Strength )
1) Adanya mahasiswa yang bedinas 0,15 4 0,6
2) Jadwal yang sesuai dan teratur serta tepat 0,13 3 0,39
waktu
3) Perawat yang stand by 0,10 3 0,3
4) Lansia yang mandiri 0,12 3 0,36
2 a. Kelemahan ( Weakness )
1) Jarangnya kontak langsung antara 0,10 2 0,2
pengasuh dan lansia
2) Pengasuh tidak berlatarbelakang kesehatan 0,15 1 0,15
3) Kurangnya disiplin pengasuh terhadap 0,10 2 0,2
jadwal yang ditetapkan
4) Dokter tidak stand by 0,15 1 0,15
3 c. Peluang (Opportunity)
1) Meangaktifkan mahasiswa dalam 0,15 4 0,6
meningkatkan kesehatan lansia
2) Banyaknya pengasuh yang menggunakan 0,13 4 0,52
teknologi, jadi apabila diadakan program
4lansia sehat tambahan informasi melalui
m4edia social seperti whtasapp dan lain-lain
No Analisis Swot Bobot AS Score
3) Antusias lansia terhadap mahasiswa yang 0,12 4 0,48
berdinas
4) Banyak lansia yang mengetahui tentang 0,08 2 0,16
pentingnya kesehatan diri, sehingga
program lansia sehat akan dapat diterima
dengan terbuka
4 d. Ancaman (Threath)
1) Latar belakang pengasuh dengan
pendidikan yang berbeda-beda sehingga
0,13 2 `0,26
sulit menyerap ilmu atau dapat menyerap
ilmu tapi mudah lupa
2) Budaya hidup sehat yang belum tertanam
atau dibiasakan oleh lansia dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga butuh 0,13 3 0,39
waktu untuk membiasakan diri dan kadang
itu tidak mudah dilakukan oleh lansia
3) Penjual makanan yang sangat mudah
0,15 3 0,45
masuk dilingkungan panti
4) Kurangnya pengawasan pada malam hari 0,11 2 0,22
Total 1,00 5,43
0,95
T 0,44 O
W
Analisis lingkungan
1. Strength (Kekuatan)
a. Lingkungan panti bersih
b. Bangunan permanen
c. Terletak ditengah kota mudah diakses
2. Weakness (Kelemahan)
a. Tidak ada anti slip di kamar mandi
b. Wisma belum pernah di renovasi
c. Kamar lansia kurang bersih
3. Opporttunity (Peluang)
a. Panti diapit oleh gedung-gedung perusahaan besar
b. Penggunaan internet untuk melakukan pemasaran dan komunikasi
dengan para donator
5. Threath (Ancaman)
a. Kurang ketatnya penjagaan security
b. Penjual makanan yang sangat mudah masuk dilingkungan panti
0,15
T -1,74 O
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada grafik analisis SWOT di dapatkan kesimpulan bahwa pada hasil analisis
SDM di PSTW Budi Sejahtera berada pada kuadran I yaitu merupakan situasi yang
menguntungkan. PSTW Budi Sejahtera memiliki peluang dan kekuatan sehingga
dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini
adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
PSTW Budi Sejahtera berada di posisi kuadran I (Positif, positif). Posisi ini
menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi
yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam kondisi primadan mantap
sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan eskpansi membesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa panti tresna werdha budi sejahtera memiliki
kekuatan dan peluang yang sangat besar, maka dengan pembenahan
yang terstruktur dan terintegrasi maka PSTW Budi Sejahtera akan dapat
berkembang lebih maju dan dapat meningkatkan pelayanan terhadap
lansia dengan baik agar lansia, pengelola, dan dinas terkait sejahtera.
B. Saran
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan khusunya di bidang Layanan Lansia
2. Meningkatkan atau menambah tenaga kerja di wisma dengan keahlian
dibidang lansia atau keperawatan