Você está na página 1de 9

PERILAKU MALADAPTIF

1. Pengertian Perilaku (Behavior)


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:671) Perilaku adalah : “Tanggapan atau
reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap), tidak saja badan atau ucapan”.
Sedangkan Ajat Sudrajat dan Nono Sutisna (1999:5) menjelaskan perilaku adalah : “Setiap
tindakan atau aktivitas individu atau kelompok yang dapat diamati dan atau potensial untuk
diamati (diukur) oleh pengubah perilaku”.
Badudu dan Zain (2001:1043), berpendapat bahwa perilaku seseorang dapat
menunjukkan derajat keturunannya, hal ini terkait dengan perilaku yang ditampilkan
seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka mendefinisikan perilaku sebagai :
“Kelakuan, tabiat, tingkah laku”.
Perilaku dapat juga dilihat dari dua arti; arti sempit, berupa reaksi seseorang yang dapat
diamati orang lain secara langsung dan dapat dilihat, sedangkan arti luas; mencakup semua
kegiatan yang dilakukan seseorang tanpa kecuali termasuk ide-ide dan keinginan serta
impiannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti dijelaskan oleh Kartini Kartono (1989:12);
perilaku sebagai : “Tingkah laku, kelakuan, perangai, tindak tanduk”. Lebih jauh Kartini
Kartono membagi perilaku dalam dua arti, yaitu :
a. Arti Sempit
Reaksi yang dapat diamati secara umum atau obyektif, tidak termasuk berfikir, merasa,
berpendapat, mempertimbangkan, kecuali akibat dari tingkah laku yang dipelajari.
b. Arti Luas
Mencakup segala sesuatu yang dialami seseorang, misalnya; ide-ide, impian-impian,
reaksi-reaksi kelenjar, lari, menggerakan suatu kapal angkasa.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diartikan bahwa perilaku adalah sesuatu yang
ditampilkan seseorang baik lewat bahasa verbal maupun non verbal, dan juga semua tingkah
laku yang dapat diamati, dapat dilihat/tidak dan potensial untuk diamati. Perilaku setiap
individu berbeda antara satu dengan lainnya. Hal ini lebih dapat menjelaskan bahwa manusia
itu unik, tidak ada yang sama sekalipun mereka berasal dari satu keluarga.
2. Pengertian Perilaku Maladaptif.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Perilaku Maladaptif dapat diartikan
sebagai: Perilaku; tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap), tidak
saja badan atau ucapan, Mal; buruk, dan Adaptif; mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Jadi Perilaku Maladaptif dapat diartikan sebagai tanggapan atau reaksi seseorang
yang tidak sesuai (dapat) menyesuaikan diri dengan lingkungan baik badan maupun
ucapannya. Pengertian lain tentang perilaku maladaptif seperti jelaskan oleh Ullmann dan
Krasner dalam Joel Fischer dan Harvey L. Gochros (1979:6), Perilaku Maladaptif adalah:
A behavior, the perfomance of which produces aversive consequences for the individual or
people in his environment; the behavior of an individual who might not be fulfilling his
reguler role expectations; the behavior of someone who does not respond to the stimuli or
events in his environment, or have the skills to make an appropriate response; behavior
whereby an individual might respond to a given stimulus or event, but do it at the wrong time
or wrong place.
( Setiap perilaku yang mempunyai konsekuensi membahayakan bagi individu yang
bersangkutan dan atau bagi lingkungan sosialnya, yang dikarenakan ketidaktahuan,
ketidakmampuan, menanggapi atau merespon stimulus pada saat dan tempat yang tepat, atau
disfungsionalitas ).

Senada dengan pengertian di atas, Ajat Sudrajat dan Nono Sutisna (1999 : 5) menjelaskan
Perilaku Maladaptif sebagai :
Setiap perilaku yang mempunyai konsekuensi membahayakan bagi individu yang
bersangkutan dan atau bagi lingkungan sosialnya, yang dikarenakan ketidaktahuan,
ketidakmampuan, menanggapi atau merespon stimulus pada saat dan tempat yang tepat, atau
disfungsionalitas.

Dari ketiga pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku maladaptif adalah
perilaku buruk yang ditampilkan seseorang yang tidak sesuai dengan lingkungan atau yang
diinginkan oleh lingkungan masyarakat dimana orang tersebut tinggal. Hal ini dapat terjadi
karena ketidakmampuan seseorang dalam mengartikan sesuatu yang terjadi pada dirinya.
Perilaku maladaptif yang ditampilkan seseorang disamping merugikan diri sendiri, juga
merugikan orang lain.
3. Ciri-Ciri Perilaku Maladaptif :
Perilaku yang ditampilkan seseorang tidak semuanya maladaptif. Perilaku negatif
belum tentu dapat dikatakan maladaptif, hal ini terkait dengan tempat, waktu dan budaya
serta adat istiadat dimana perilaku itu ditampilkan. Diperlukan pemahaman tersendiri tentang
bagaimana ciri-ciri perilaku maladaptif itu sendiri, seperti dijelaskan oleh Ajat Sudrajat dan
Nono Sutisna (1999:5), perilaku maladaptif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Suatu perilaku yang penampilannya menimbulkan akibat yang tidak
menyenangkan bagi individu yang melakukannya, atau bagi orang lain yang berada
dilingkungannya. Misalnya : perokok, alkoholik, marah - marah, ceroboh.
b. Suatu perilaku yang tidak mampu memenuhi harapan-harapan yang terkandung
didalam tugas-tugas yang harus dilakukannya secara teratur, (tidak mampu
melaksanakan fungsi dan peranannya secara wajar). Misalnya ; seorang pelajar yang
harus pergi sekolah secara teratur, mengerjakan pekerjaan rumah dan tugas-tugas
sekolah, tetapi dia tidak melakukannya.
c. Suatu perilaku yang memberikan tanggapan terhadap rangsangan secara salah, baik waktu
maupun tempat. Misalnya ; Seseorang yang karena sakit oleh dokter disarankan memakai
pakaian tipis dan tetap dirumah, tetapi dia pergi keluar rumah dengan pakaian yang
disarankan dokter tersebut.
d. Suatu perilaku dalam bentuk ketidakmampuan memberikan tanggapan terhadap rangsangan
yang ada di lingkungannya, atau seseorang yang tidak memiliki keterampilan untuk
memberikan tanggapan secara tepat terhadap rangsangan atau peristiwa-peristiwa tertentu.
Misalnya ditanya X tetapi dia menjawab Z.

4. Bentuk - Bentuk Perilaku Maladaptif


Menurut Fischer dan Gochros L. Havey (1979:273-423), bentuk-bentuk perilaku
maladaptif adalah sebagai berikut :
a. Perilaku Antisosial, terbagi dua golongan :
1) Perilaku kejahatan, misalnya; perkosaan, pembunuhan, pencurian, perampokan, penipuan,
dan sebagainya.
2) Perilaku merusak diri sendiri/masyarakat lain, misalnya; merusak disertai pembakaran,
pemakaian obat terlarang, bunuh diri, gangguan publik dan pelacuran.
b. Perilaku Depresi, misalnya; tekanan, ketidakberdayaan, kegagalan berhubungan dengan
orang lain.
c. Perilaku Penyalahgunaan Obat Terlarang, misalnya Kecanduan yang mencakup;
ketergantungan/penyalahgunaan minuman keras, penyalahgunaan obat/zat adiktif, makan
berlebihan, dan merokok.
d. Perilaku Emosional, misalnya; kekecewaan, frustasi, marah, rendah diri, dan sebagainya.
e. Perilaku Perkawinan, misalnya; hubungan biologis(seksual), hubungan dengan
teman(selingkuh), Pemaksaan (ego) dari suami/istri.
f. Perilaku Orang tua – Anak, misalnya; hubungan tidak harmonis antara orang tua dan anak,
anak tidak menurut orang tua, anak marah terhadap orang tua, dan sebagainya.
g. Perilaku Sekolah, misalnya; bolos sekolah, phobia(takut) sekolah, jalan-jalan di kelas,
membuang barang-barang di kelas, berkelahi, dan sebagainya.
h. Perilaku Kepedulian diri, misalnya; makan, berpakaian, menggosok gigi, menyisir rambut,
mencuci, mandi, yang semuanya berhubungan dengan pemeliharaan phisik.
i. Perilaku Yang Mengganggu, misalnya; penarikan diri dari lingkungan sosial, ilusi, halusinasi
dan delusi.
j. Perilaku Seksual, misalnya; pelecehan seksual terhadap lawan jenis, masturbasi,
homoseksual, lesbian, biseksual, pedophilia, dan sebagainya.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku maladaptif tidak hanya
berhubungan dengan individu itu sendiri, tetapi juga berhubungan dengan orang lain dan
masyarakat. Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri, seperti; perilaku depresi,
perilaku emosional, perilaku sekolah, perilaku kepedulian diri, dan sebagainya. Sedangkan
perilaku yang berhubungan dengan orang lain dan masyarakat, seperti; perilaku kejahatan,
perilaku penyalahgunaan obat, perilaku merusak diri sendiri/masyarakat.

5. Faktor Penyebab Perilaku Maladaptif


Penyebab perilaku maladaptif anak ada dua macam, yaitu faktor intern (diri sendiri) dan
faktorekstern(dari luar individu). Kartini Kartono ( 1992:122) mengatakan bahwa
faktor intern penyebab perilaku maladaptif anak adalah :
a. Reaksi frustasi negatif, mencoba membela diri dari ketidakmampuan yang dimiliki.
b. Gangguan pengamatan dan tanggapan, pengamatan tidak realitas seperti; ilusi dan halusinasi
sehingga anak menjadi agresif dalam menghadapi tekanan dan bahaya dari luar.
c. Gangguan berfikir dan intelegensi, tidak berfikir secara logis, tidak menggunakan
kecerdasannya dalam bertindak dan beradaptasi dengan lingkungan.
d. Gangguan perasaan / emosional, banyak keinginan dan kebutuhan yang tidak terpenuhi
sehingga mengalami banyak kekecewaan dan frustasi. Misalnya; perasaan rendah diri yang
menyebabkan overacting, gemar berkelahi, dan sebagainya.

Disamping faktor intern, terdapat juga faktor ekstern. Faktor ekstern penyebab perilaku
maladaptif tersebut adalah :
a. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan yang terdekat untuk membesarkan anak, mendewasakan dan
pendidikan. Menurut Ace Ratnawati dan Anwar Nurdin (2004 :17) mengemukakan bahwa : “
Ketidakserasian dan ketidakharmonisan hubungan ayah dan ibu, akan menimbulkan suasana
tertentu dalam keluarga. Apabila anak mengalami rasa tidak aman dalam keluarga, ia akan
mengalami gangguan perilaku”.
b. Lingkungan Sekolah
Selama mereka menempuh pendidikan formal di sekolah terjadi interaksi antar sesama teman,
juga dengan guru sebagai orang tua di sekolah. Interaksi yang mereka lakukan sering
berakibat negatif bagi perkembangan mental sehingga anak berperilaku maladaptif.
c. Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan tempat pembelajaran ke tiga

setelah keluarga dan sekolah bagi anak-anak. Lingkungan yang baik


akan memberikan pengaruh baik, begitu juga sebaliknya.

6. Dampak Perilaku Maladaptif


Perilaku maladaptif yang ditampilkan anak lebih berdampak negatif dibandingkan
positif, baik bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Dampak negatif tersebut
adalah :
a. Bagi diri sendiri, seperti; bolos sekolah, merokok, berbohong, berjudi penyalahgunaan
NAPZA.
b. Keluarga, seperti; tidak menurut aturan keluarga, mencuri dalam
keluarga, melawan orang tua.
c. Masyarakat, seperti; berkelahi, tawuran antar kelompok, pencurian, penodongan.

TINGKAH LAKU ADAPTIF DAN MALADAPTIF


3. TINGKAH LAKU ADAPTIF DAN MALADAPTIF
Perilaku adaptif adalah tingkah laku yang sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Tingkah laku disesuaikan dengan lingkungan. Sesuai dengan norma-norma dan
adata istiadat yang berlaku dilingkungan dan masayarakat tersebut. sedangkan
perilaku maladaptive merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan tuntutan
lingkungan, tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku serta tidak sesuai
dengan adat istiadat yang ada dalam lingkungan masyarakat setempat.

4. MENGENALI KOMPLEKSITAS DARI TINGKAH LAKU MANUSIA


Percobaan analisis tingkah laku menemukan sejumlah besar prinsip – pernyataan
tentang bagaimana tingkah laku bekerja sebagai fungsi dari variabel-variabel
lingkungan. Taktik/siasat untuk pengubahan tingkah laku diperoleh dari prinsip-
prinsip yang juga telah diterapkan, dalam cara yang lebih efektif dan canggih, bagi
sebagian besar tingkah laku manusia dalam berbagai seting natural

Tantangan terbesar yang dihadapi saat menerapkan analisis tingkah laku adalah
berkenaan dengan kompleksitas tingkah laku manusia, secara khusus dalam seting
penerapannya di laboratorium yang terkontrol adalah sangatlah tidak mungkin,
tidak praktis, dan tidak etis. Banyak sekali faktor yang memberikan kontribusi bagi
kompleksitas dari perilaku yang bersumber dari tiga faktor/unsur utama, yaitu:
kompleksitas repertoire manusia, kompleksitas dari variabel-variabel
pengmongrol, dan perbedaan individu yang satu dengan yang lainnya.

1. Kompleksitas Repertoire Manusia


Manusia diciptakan untuk dapat belajar dengan rentang tingkah laku yang luar
biasa. Rangkaian respon, kadang-kadang kelihatan tidak masuk pada organisasi
logika, yang menyokong kompleksitas dari tingkah laku manusia (Skinner, 1953).
Tingkah laku verbal mungkin memberikan kontribusi yang sangat signifikan bagi
kompleksitas tingkah laku manusia (Donahoe & Palmer, 1994; Michael, 2003;
Palmer, 1991; Skinner, 1957). Tidak hanya masalah yang diturunkan, ketika terjadi
perbedaan antara perkataan dan perbuatan hal ini tidak dapat dikenali, tetapi
tingkah laku verbal itu sendiri sering dikontrol/dikendalikan dari banyak tingkah
laku verbal dan non-verbal yang lain.

1. Kompleksitas Dari Variabel-Variabel Pengontrol


Tingkah laku ditentukan oleh konsekuensinya. Ini adalah prinsip dasar dari tingkah
laku operan yang kedengarannya penuh tipuan (dan naif). Bagaimanapun, “seperti
prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang lain, hal ini merupakan sesuatu yang
kompleks dari segala sesuatu yang dideskripsikan” (Glenn, 2004, p. 134).
Lingkungan dan efeknya terhadap tingkah laku adalah kompleks.

Skinner (1957) mencatat bahwa, “(1) kekuatan dari respon tunggal mungkin
terjadi, dan biasanya merupakan suatu akibat yang disebabkan oleh lebih dari satu
variabel saja dan (2) variabel tunggal biasanya menerima lebih dari satu respon
saja” (p. 227). Sekalipun Skinner telah mencatat dalam referensi tentang tingkah
laku verbal, banyak sekali sebab dan banyak sekali akibat yang merupakan
karakteristik dari hubungan linkungan – tingkah laku.

Banyak tingkah laku yang disebakan oleh banyak sebab. Dalam fenomena yang
dikenal dengan joint control (Lowenkron, 2004), dua siscriminative stimuli dapat
berkombinasi untuk menciptakan sejumlah response class. Faktor-faktor
berbarengan dapat juga menkombinasi munculnya suatu tingkah laku.
Konsekuensinya, sebagai analis tingkah laku, kita seharusnya mengakui bahwa
perubahan tingkah laku sangat berarti dan mungkin memerlukan banyak waktu dan
banyak percobaan dan kegagalan sebagai kerja keras kita dalam memahami
hubungan-interrelasi dan kompleksitas-kompleksitas dari variabel-variabel control
A. Pengertian Perilaku Maladaptif

Kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek identitas masa kanak-kanak ke dalam


kematangan aspek psikisosial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
B. Komponen Konsep Diri
a. Gambaran Diri / Citra Tubuh ( Body Image )
Gambaran diri adalah sikap atau cara pandang seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan
tidak sadar. ( Stuart dan Sundeen, 1998 )
b. Ideal Diri ( Self Ideal )
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan
standar, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu. ( Stuart dan Sundeen, 1998 ).
c. Harga Diri ( Self esteem )
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. (Stuart dan Sundeen,
1998)
d. Peran ( Role Performance )
Peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan
dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial. ( Stuart dan Sundeen, 1998 )
e. Identitas ( Identity )
Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap
kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu. (Stuart dan Sundeen, 1998)
C. Perilaku Maladaptif Sesuai 5 Komponen Konsep Diri

1. Perilaku yang berhubungan dengan gangguan peran


a. Mengungkapkan ketidakpuasan perannya atau kemampuan menampilkan peran.
b. Mengingkari atau menghindari peran.
c. Kegagalan transisi peran.
d. Ketegangan peran.
e. Kemunduran pola tanggung jawab yang biasa dalam peran. Proses berkabung yang tidak
berfungsi.
f. Kejenuhan pekerjaan.

2. Perilaku yang berhubungan dengan Harga Diri yang Rendah


a. Mengeritik diri sendiri dan / atau orang lain.
b. Penurunan produktivitas.
c. Destruktif yang diarahkan pada orang lain.
d. Gangguan dalam berhubungan.
e. Rasa diri penting yang berlebihan.
f. Perasaan tidak mampu.
g. Rasa bersalah.
h. Mudah tersinggung atau marah berlebihan.
i. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri.
j. Ketegangan peran yang dirasakan.
k. Pandangan hidup yang pesimis.
l. Keluhan fisik.
m. Pandangan hidup yang bertentangan.
n. Penolakan terhadap kemampuan personal.
o. Destruktif terhadap diri sendiri.
p. Pengurangan diri.
q. Menarik diri secara sosial.
r. Penyalahgunaan zat.
s. Menarik diri dari realitas.
t. Khawatir.

3. Perilaku yang berhubungan dengan Kerancuan Identitas


a. Tidak ada kode moral.
b. Sifat kepribadian yang bertentangan.
c. Hubungan interpersonal eksploitatif.
d. Perasaan hampa.
e. Perasaan mengambang tentang diri sendiri.
f. Kerancuan gender.
g. Tingkat ansietas yang tinggi.
h. Ketidakmampuan untuk empati terhadap orang lain.
i. Kehilangan keautentikan.
j. Masalah intimasi.

4. Perilaku yang berhubungan dengan gangguan Gambaran Diri


a. Menolak untuk melihat dan menyentuh bagian yang berubah.
b. Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh.
c. Perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh.
d. Preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi tubuh yang hilang.
e. Menolak penjelasan tentang perubahan tubuh.

5. Perilaku yang berhubungan dengan gangguan Ideal diri


a. Perasaan tidak realistis.
b. Mengalami dunia seperti dalam mimpi.
c. Gangguan berfikir.
d. Kehilangan kendali terhadap cita-cita atau harapan.
e. Cita–cita yang terlalu tinggi dan tidak realistis.
f. Harapan kedepan yang terlalu tinggi.
g. Perasaaan untuk tidak punya hak untuk gagal dan berbuat kesalahan.
h. Membuat standar yang tidak dapat dicapai.

Você também pode gostar