Você está na página 1de 16

MAKALAH ANGINA PECTORIS

Diajukan untuk Memenuhi tugas Keperawatan Dewasa 1

Dosen Pengampu :

Monika Ginting, S. Kep., Ners., M. Kep

Disusun oleh :

Affet Opat

Amallia Ramadhana

Anisya Maidina

Anius Wandik

Ari Juni Putra Pay

Desi Wulandari

Dolly Dozan Nainggolan

Ekasari Agusminta

Elsa Chantyka Novrisa Hasyim

Epi Ratna Putri Mendrofa

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 2017


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah,
Makalah tentang Angina Pectoris ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Dewasa 1

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala urusan kita. Aamiin.

Bandung, 30 Oktober 2018

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
a. ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG
1. Anatomi Jantung.
Jantung adalah organ berotot dengan
empat ruang yang terletak dirongga
dada, dibawah perlindungan tulang
iga, sedikit kesebelah kiri sternum.
Jantung terdapat didalam sebuah
kantung longgar berisi cairan yang
disebut pericardium.
2. Fisiologi jantung
a. Fisiologi otot jantung : Terdiri dari tiga otot jantung yang utama
yaitu otot atrium, otot ventrikel dan serat otot khusus pengantar
rangsangan, sebagai pencetus rangsangan.
b. Elektrofisiologi sel otot jantung : Aktifitas listrik jantung merupakan
akibat dari perubahan permeabilitas membrane sel yang
memungkinkan pergerakan ion-ion melalui membrane tersebut.
c. Siklus jantung : Jantung mempunyai 4 popa yang terpisah. Dua
pompa primer atrium dan dua pompa tenaga ventrikel. Periode akhir
kontraksi jantung sampai akhir kontraksi berikutnya dinamakan
silkus jantung

b. DUA SIRKULASI SISTEM KARDIOVASKULER


1. Sirkulasi sistemik : Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonalis.
Darah di atrium kiri mengalir kedalam ventrikel kiri melalui katup
atrioventrikel (AV), yang terletak di sambungan atrium dan ventrikel.
Katup ini disebut katup mitralis.
2. Sirkulasi paru : Darah diatrium kanan mengalir ke ventrikel kanan
melalui katup AV lainnya yang disebut katup semilunaris (atau
trikuspidalis). Darah keluar dari ventrikel kanan dan mengalir melalui
katup keempat, katup pulmonaris, kedalam arteri pulmonaris.
c. ALIRAN DARAH ARTERI KORONER
Dua arteri besar , yang disebut arteri koroner kiri dan kanan, merupakan
cabang dari aorta segera setelah aorta keluar dari ventrikel kiri dan
mensuplai darah kejantung.

B. TUJUAN
Untuk mengetahui lebih dalam tentang manajemen tenaga
keperawatan.Dapat memberikan pengetahuan yang luas terutama dalam
bidang manajemen tenaga keperawatan.
BAB 2

TEORITIS

A. DEFENISI
Angina pektoris adalah kumpulan gejala klinis berupa serangan nyeri dada
yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering
menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada tersebut biasanya timbul pada saat
melakukan aktivitas dan segera hilang bila aktivitas dihentikan. Nyeri
angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang atau ke
daerah perut, yang bisa disalahartikan sebagai gejala maag. (Diagnosis dan
terapi Kedokteran, 2001)

B. ETIOLOGI
Penyebab angina pektoris adalah
a. Suplai oksigen yang tidak mencukupi ke sel-sel otot-otot jantung
dibandingkan kebutuhan.
b. Ketika beraktivitas, terutama aktivitas yang berat, beban kerja jantung
meningkat. Otot jantung memompa lebih kuat.
c. Jika beban kerja suatu jaringan meningkat maka kebutuhan oksigen juga
meningkat; Oksigen ini dibutuhkan untuk menghasilkan energi kerja.
d. Jantung mendapatkan suplai oksigen dan nutrisi terutama dari pembuluh
darah koroner.
e. Saat beban jantung meningkat, pembuluh darah koroner akan melebar
untuk memberikan aliran darah yang adekuat bagi kebutuhan otot
jantung.
f. Namun jika pembuluh darah koroner mengalami kekakuan atau
menyempit, otot jantung tidak mendapatkan suplai oksigen yang
memadai bagi kerja jantung.
g. Otot jantung akan memproduksi jalur energy lain yang tidak
menggunakan oksigen. Jalur energy ini menghasilkan asam laktat yang
bersifat asam. Derajat keasaman otot jantung akan meningkat. Hal inilah
yang menimbulkan rasa nyeri.
h. Apabila kebutuhan energi jantung berkurang, ketika aktivitas
dihentikan, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan otot kembali ke
proses wajar untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan
asam laktat. Dengan hilangnya penimbunan asam laktat, maka nyeri
angina mereda. Dengan demikian, angina pektoris merupakan suatu
keadaan yang berlangsung singkat.

C. PATOFISIOLOGI
Angina pectoris merupakan sindrom klinis yang disebabkan oleh aliran
darah ke arteri miokard berkurang sehingga ketidakseimbangan terjadi
antara suplay O2 ke miokardium yang dapat menimbulkan iskemia yang
dapat mennimbulkan nyeri yang kemungkinan akibat dari perubahan
metabolisme aerobik menjadi anaerob yang menghasilkan asam laktat yang
merangsang timbulnya nyeri.

D. PATHWAY

Latihan Fisik

Kebutuhan O2 Jantung

Jantung Kekurangan O2

Iskemia Otot Jantung

Nyeri

Takut Mati Perlu Menghindari Komplikasi

Cemas Diperlukan Pengetahuan Tinggi

Kurang Pengetahuan
E. JENIS-JENIS ANGINA
Terdapat tiga jenis angina, yaitu :
1. Angina Stabil
Disebut juga angina klasik, terjadi jika pembuluh darah koroner
yang tidak dapat melebar untuk meningkatkan alirannya sewaktu
kebutuhan oksigen meningkat. Peningkatan kerja jantung dapat
menyertai aktivitas misalnya berolah raga atau naik tangga.
2. Angina prinzmetal (varian)
Terjadi tanpa peningkatan jelas beban kerja jantung dan pada
kenyataannya sering timbul pada waktu beristirahat atau tidur. Pada
angina prinzmetal terjadi spasme (penyempitan terus-menerus)
pembuluh darah koroner yang menimbulkan kekurangan oksigen
jantung di bagian hilir.
3. Angina tak stabil
Kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal ; dijumpai pada
individu dengan perburukan penyakit pembuluh darah koroner. Angina
ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja jantung; hal ini
tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang ditandai oleh
plak yang tumbuh dan mudah mengalami penyempitan.

F. MANIFESTASI KLINIK
Gejala klinis :
Diagnosis seringkali berdasarkan keluhan nyeri dada yang mempunyai ciri
khas sebagai berikut :
a. Sering pasien merasakan nyeri dada di daerah sternum (tulang dada)
atau di bawah sternum (substernal), atau dada sebelah kiri dan kadang-
kadang menjalar ke lengan kiri, dapat menjalar ke punggung, rahang,
leher, atau ke lengan kanan. Nyeri dada juga dapat timbul di tempat lain
seperti di daerah ulu hati, leher, rahang, gigi, bahu.
b. Pada angina, nyeri dada biasanya seperti tertekan benda berat, atau
seperti di peras atau terasa panas, kadang-kadang hanya mengeluh
perasaan tidak enak di dada karena pasien tidak dapat menjelaskan
dengan baik, lebih-lebih jika pendidikan pasien kurang.
c. Nyeri dada pada angina biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas,
misalnya sedang berjalan cepat, tergesa-gesa, atau sedang berjalan
mendaki atau naik tangga. Pada kasus yang berat, aktivitas ringan
seperti mandi atau menggosok gigi, makan terlalu kenyang, emosi,
sudah dapat menimbulkan nyeri dada. Nyeri dada tersebut segera hilang
bila pasien menghentikan aktivitasnya. Serangan angina dapat timbul
pada waktu istirahat atau pada waktu tidur malam.
d. Lamanya nyeri dada biasanya berlangsung 1-5 menit, kadang-kadang
perasaan tidak enak di dada masih terasa setelah nyeri hilang. Bila nyeri
dada berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin pasien mendapat
serangan jantung dan bukan angina pektoris biasa.
e. Pada angina pektoris dapat timbul keluhan lain seperti sesak napas,
perasaan lelah, kadang-kadang nyeri dada disertai keringat dingin.

G. Pemeriksaan penunjang/Pemeriksaan diagnostik.


a. Elektrokardiogram (EKG).
Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saat serangan angina
sering masih normal.
b. Foto rontgen dada.
Foto rontgen dada sering menunjukkan bentuk jantung yang normal;
pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung membesar dan kadang-
kadang tampak adanya pengapuran pembuluh darah aorta.
c. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina
pektoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis serangan
jantung akut sering dilakukan pemeriksaan enzim jantung. Enzim
tersebut akan meningkat kadarnya pada serangan jantung akut
sedangkan pada angina kadarnya masih normal.
Pemeriksaan profil lemak darah seperti kolesterol, HDL, LDL,
trigliserida dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk mencari
faktor risiko seperti kolesterol dan/atau diabetes mellitus.

H. Penatalaksanaannya medik :
Pengobatan pada serangan akut, nitrogliserin sublingual 5 mg merupakan
obat pilihan yang bekerja sekitar 1-2 menit dan dapat diulang dengan
interval 3 - 5 menit.

Pencegahan serangan lanjutan :


a. Long acting nitrate, yaitu ISDN 3 kali sehari 10-40 mg oral.
b. Beta blocker : propanolol, metoprolol, nadolol, atenolol, dan pindolol.
c. Calcium antagonist : verapamil, diltiazem, nifedipin.

Mengobati faktor presdiposisi dan faktor pencetus : stres, emosi, hipertensi,


DM, hiperlipidemia, obesitas, kurang aktivitas dan menghentikan kebiasaan
merokok. Memberi penjelasan perlunya aktivitas sehari-hari untuk
meningkatkan kemampuan jantung.

I. Pengobatan angina pectoris


a. Perubahan gaya hidup : penderita umumnya disarankan untuk berhenti
merokok atau menjauhi asap rokok, mengonsumsi makanan bergizi dan
rendah lemak dalam porsi kecil.
b. Obat-obatan : saat angina menyerang, obat glyceryl trinitrate bisa
dikonsumsi untuk meredakan gejala dalam waktu singkat jika angina
sering terjadi, dokter mungkin akan meresepkan salah satu obat atau
beberapa obat berikut ini :
 Aspirin, termasuk golongan obat antiplatelet (pengencer darah)
yang berfungsi untuk meredakan atau menghindari pengumpulan
darah, dan menekan resiko serangan jantung.
 Obat penghambat beta (beta blocker), membantu menurunkan
tekanan darah dengan menghambat efek hormon adrenalin yang
dapat meningkatkan denyut jantung secara berlebihan.
 Obat anti pembekuan darah, digunakan untuk menghambat
pembekuan darah dengan cara mencegah sel platelet darah
menempel.

J. Asuhan keperawatan angina pectoris


1. PENGKAJIAN
 Keluhan utama
Nyeri dada kiri
 Riwayat kesehatan
P : Nyeri semakin bertambah jika klien banyak melakukan
aktivitas dan berkurang jika klien itirahat
Q : Nyeri dirasakan seperti ditekan (dada terasa berat)
R : Nyeri dirasakan di dada yang seringkali menjalar ke lengan
sebelah kiri yang ditimbul pada waktu aktivitas
S : Skala nyeri 3 (nyeri sedang)
T : klien mengatakan nyeri sejak 6 hari yang lalu dan nyeri
dirasakan semakin meningkat pada
siang hari
 Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit yang sama dengan klien dan tidak ada yang menderita
penyakit menular maupun keturunan
 Pemeriksaan fisik persistem
Tanda vital biasanya ditemukan tekanan darah tinggi akibat
adanya penyempitan pembuluh darah.
a. Sistem pernafasan
Biasanya terjadi dispnea terutama pada aktivitas berat. Hal ini
bisa diakibatkan terjadinya kekurangan suplay darah ke paru-
paru sebagai akibat penyempitan pembuluh darah yang
berujung pada kurangnya suplai O2 kejaringan, termasuk
jantung
b. Sistem kardiovaskuler
Terdapat takhikardi, disrimia dengan tekanan darah
meningkat, normal, atau bahkan menurun, kulit pucat, dingin
hal ini sebagai efek dari menurunnya fungsi jantung pada saat
serangan
c. Sistem gastrointestinal
Pada keadaan normal, sistem gastrointestinal relatif normal
kecuali apabila perubahan tersebut diakibatkan oleh
hipertensi terus-menerus
d. Sistem urinaria
Tidak terdapat perubahan signifikan padan pasien angina,
kecuali jika terjadi komplikasi.
e. Sistem persyarafan
Tidak tampak perubahan mencolok kecuali jika serangan
mengakibatkan kerusakan otak sebagai pusat kendali saraf.
f. Sistem Penglihatan.
Biasanya tidak terdapat gangguan penglihatan kecuali ada
komplikasi.
g. Sistem Pendengaran.
Klien Angina Pektoris biasanya tidak mengalami gangguan
pendengaran.
h. Sistem Muskuloskeletal.
Tidak ada perubahan pada kondisi normal kecuali pada saat
serangan dimana timbul kelelahan, dan rasa nyeri pada
ekstrimitas kiri.
i. Sistem Integumen.
Kulit biasanya pucat sebagai akibat menurunnya suplai,
dingin dan lembab, terasa kebas dan pada kondisi sianosis,
kulit menjadi biru.
j. Sistem Reproduksi.
Pada klien Angina Pektoris biasanya tidak terdapat gangguan
kecuali jika terjadi komplikasi dengan hipertensi.
k. Sistem Endoktrin.
Tidak terdapat Perubahan mencolok pada sistem endoktrin.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokardium.
b) Ansietas berhubungan dengan respon patofisiologis dan ancaman
terhadap status kesehatan.
c) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi,
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

3. RENCANA KEPERAWATAN

1. NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN ISKEMIK MIOKARDIUM

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien


berkurang/ teratasi
Kriteria hasil : Pasien menyatakan/menunjukan nyeri hilang,
pasien melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi durasi dan
beratnya.
INTERVENSI RASIONAL
Anjurkan pasien untuk memberitahu Nyeri dan penurunan curah jantung
perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dpat merangsang sistem saraf
dada. simpatis untuk mengeluarkan
sejumlah besar nor epineprin, yang
meningkatkan agregasi trombosit dan
mengeluarkan trombokxane
A2.Nyeri tidak bisa ditahan
menyebabkan respon vasovagal,
menurunkan TD dan frekuensi
jantung.
Identifikasi terjadinya faktor pencetus, Membantu membedakan nyeri dada
bila ada: frekuensi, durasi, intensitas dini dan alat evaluasi kemungkinan
dan lokasi nyeri. kemajuan menjadi angina tidak stabil
(angina stabil biasanya berakhir 3
sampai 5 menit sementara angina
tidak stabil lebih lama dan dapat
berakhir lebih dari 45 menit.
Evaluasi laporan nyeri pada rahang, Nyeri jantung dapat menyebar contoh
leher, bahu, tangan atau lengan nyeri sering lebih ke permukaan
(khusunya pada sisi kiri. dipersarafi oleh tingkat saraf spinal
yang sama.
Letakkan pasien pada istirahat total Menurunka kebutuhan oksigen
selama episode angina. miokard untuk meminimalkan resiko
cidera jaringan atau nekrosis.
Tinggikan kepala tempat tidur bila Memudahkan pertukaran gas untuk
pasien napas pendek menurunkan hipoksia dan napas
pendek berulang
Pantau kecepatan atau irama jantung Pasien angina tidak stabil mengalami
peningkatan disritmia yang
mengancam hidup secara akut, yang
terjadi pada respon terhadap iskemia
dan atau stress
Panatau tanda vital tiap 5 menit selama TD dapat meningkat secara dini
serangan angina sehubungan dengan rangsangan
simpatis, kemudian turun bila curah
jantung dipengaruhi.
Pertahankan tenang , lingkungan Stres mental atau emosi
nyaman, batasi pengunjung bila perlu meningkatkan kerja miokard
Berikan makanan lembut. Biarkan Menurunkan kerja miokard
pasien istirahat selama 1 jam setelah sehubungan dengan kerja
makan pencernaan, manurunkan risiko
serangan angina
Kolaborasi:
Berikan antiangina sesuai indikasi: Nitrigliserin mempunyai standar
nitrogliserin: sublingual untuk pengobatan dan mencegah
nyeri angina selam lebih dari 100
Berikan oksigen tambahan sesuai tahun.
indikasi Meningkatkan sediaan oksigen untuk
kebutuhan miokard/mencegah
Pantau perubahan seri EKG iskemia.
Iskemia selama serangan angina
dapat menyebabkan depresi segmen
ST atau peninggian dan inversi
geombang T. Seri gambaran
perubahan iskemia yang hilang bila
pasien bebas nyeri dan juga dasar
yang membandingkan pola
perubahan selanjutnya.
2 2. ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN RESPON
PATOFISIOLOGIS DAN ANCAMAN TERHADAP STATUS
KESEHATAN.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ansietas pasien
turun sampai tingkat yang dapat diatasi.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat
sesuai, pasien menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan pemecahan
masalah, pasien melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat
diatasi.
INTERVENSI RASIONAL
Jelaskan tujuan tes dan prosedur, Menurunkan cemas dan takut
contoh tes stress. terhadap diagnose dan prognosis.
Tingkatkan ekspresi perasaan dan Perasaan tidak ekspresikan dapat
takut,contoh menolak, depresi, dan menimbulkan kekacauan internal dan
marah. efek gambaran diri.
Dorong keluarga dan teman untuk Meyakinkan pasien bahwa peran
menganggap pasien sebelumnya. dalam keluarga dan kerja tidak
berubah.
Kolaborasi :
berikan sedative, tranquilizer sesuai Mungkin diperlukan untuk
indikasi membantu pasien rileks sampai
secara fisik mampu untuk membuat
strategi koping adekuat.
3. KURANG PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR) MENGENAI
KODISI, KEBUTUHAN PENGOBATAN BERHUBUNGAN DENGAN
KURANGNYA INFORMASI.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan
pasien bertambah.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan
pengobatan, berpartisipasi dalam program pengobatan serta melakukan
perubahan pola hidup.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji ulang patofisiologi kondisi. Pasien dengan angina membutuhkan
Tekankan perlyunya mencegah belajar mengapa hal itu terjadi dan
serangan angina. apakah dapat dikontrol. Ini adalah
focus manajemen terapeutik supaya
menurunkan infark miokard.
Dorong untuk menghindari Dapat menurunkan insiden /beratnya
faktor/situasi yang sebagai pencetus episode iskemik.
episode angina, contoh: stress
emosional, kerja fisik, makan terlalu
banyak/berat, terpajan pada suhu
lingkungan yang ekstrem
Kaji pentingnya control berat badan, Pengetahuan faktor resiko penting
menghentikan merokok, perubahan diet memberikan pasien kesempatan
dan olahraga. untuk membuat perubahan
kebutuhan.
Tunjukan/dorong pasien untuk Membiarkan pasien untuk
memantau nadi sendiri selama aktivitas, mengidentifikasi aktivitas yang dapat
jadwal/aktivitas sederhana, hindari dimodifikasi untuk menghindari
regangan. stress jantung dan tetap dibawah
ambang angina.
Diskusikan langkah yang diambil bila Menyiapkan pasien pada kejadian
terjadi serangan angina, contoh untuk menghilangkan takut yang
menghentikan aktivitas, pemberian obat mungkin tidak tahu apa yang harus
bila perlu, penggunaan teknik relaksasi. dilakukan bila terjadi serangan.
Kaji ulang obat yang diresepkan untuk Angina adalah kondisi rumit yang
mengontrol/mencegah serangan angina. sering memerlukan penggunaan
banyak obat untuk menurunkan kerja
jantung, memperbaiki sirkulasi
koroner, dan mengontrol terjadinya
serangan.
Tekankan pentingnya mengecek Obat yang dijual bebas mempunyai
dengan dokter kapan menggunakan potensi penyimpangan.
obat-obat yang dijual bebas.

4. EVALUASI

DIAGNOSA EVALUASI
Nyeri Akut Berhubungan Dengan S : Klien mengatakan sudah tidak
Iskemik Miokardium nyeri lagi.
O : Skala nyeri 1
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Ansietas Berhubungan Dengan Respon S : Klien mengatakan perasaannya
Patofisiologis Dan Ancaman Terhadap sudah lebih baik, dan tidak
Status Kesehatan. merasakan cemas lagi.
O : Pasien terlihat rileks
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Kurang Pengetahuan (Kebutuhan S : Klien mengatakan mengetahui
Belajar) Mengenai Kodisi, Kebutuhan tentang penyebab nyeri.
Pengobatan Berhubungan Dengan O : Klien dapat menjelaskan kembali
Kurangnya Informasi. tentang penyebab angina, hal – hal
yang harus di hindari untuk
mencegah serangan angina
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Angina pektoris adalah kumpulan gejala klinis berupa serangan nyeri dada
yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering
menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada tersebut biasanya timbul pada saat
melakukan aktivitas dan segera hilang bila aktivitas dihentikan. Nyeri
angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang atau ke
daerah perut, yang bisa disalahartikan sebagai gejala maag.

B. KRITIK DAN SARAN


Makalah manajemen keperawatan yang kami buat mungkin masih jauh dari
kesempurnaan,oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
teman-teman dan pembaca sekalian untuk penyempurnaan makalah ini.

Você também pode gostar

  • ABSENSI
    ABSENSI
    Documento19 páginas
    ABSENSI
    elsa chantyka novrisa
    Ainda não há avaliações
  • Tugas 4 Gizi
    Tugas 4 Gizi
    Documento10 páginas
    Tugas 4 Gizi
    elsa chantyka novrisa
    Ainda não há avaliações
  • Sejarah Singkat Khulafaur Rasyidin
    Sejarah Singkat Khulafaur Rasyidin
    Documento7 páginas
    Sejarah Singkat Khulafaur Rasyidin
    Zen Lahat
    Ainda não há avaliações
  • Sejarah Singkat Khulafaur Rasyidin
    Sejarah Singkat Khulafaur Rasyidin
    Documento7 páginas
    Sejarah Singkat Khulafaur Rasyidin
    Zen Lahat
    Ainda não há avaliações
  • Document
    Document
    Documento1 página
    Document
    elsa chantyka novrisa
    Ainda não há avaliações
  • Askep Klimakterium
    Askep Klimakterium
    Documento11 páginas
    Askep Klimakterium
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Ainda não há avaliações
  • Rangkuman
    Rangkuman
    Documento2 páginas
    Rangkuman
    elsa chantyka novrisa
    Ainda não há avaliações
  • Proposal Kartini
    Proposal Kartini
    Documento10 páginas
    Proposal Kartini
    elsa chantyka novrisa
    Ainda não há avaliações
  • Individu 9 Soal
    Individu 9 Soal
    Documento6 páginas
    Individu 9 Soal
    elsa chantyka novrisa
    Ainda não há avaliações
  • Proposal Mopdb Tahun Ajaran 2016-2017 Revisi
    Proposal Mopdb Tahun Ajaran 2016-2017 Revisi
    Documento15 páginas
    Proposal Mopdb Tahun Ajaran 2016-2017 Revisi
    elsa chantyka novrisa
    Ainda não há avaliações
  • Osteomielitis Penatalaksanaan
    Osteomielitis Penatalaksanaan
    Documento16 páginas
    Osteomielitis Penatalaksanaan
    elsa chantyka novrisa
    Ainda não há avaliações
  • Ca Cervix
    Ca Cervix
    Documento3 páginas
    Ca Cervix
    elsa chantyka novrisa
    Ainda não há avaliações
  • Kanker Serviks
    Kanker Serviks
    Documento23 páginas
    Kanker Serviks
    elsa chantyka novrisa
    Ainda não há avaliações