Você está na página 1de 6

1

ANALISIS KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN


INKUIRI PADA MATERI HIMPUNAN SISWA KELAS VII-F SMPN 1 WONOAYU

Nurkolis Zakaria
(Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas PGRI Adi Buana Surabaya)
zakaria.nurkolis@gmail.com

Nur Fathonah
(Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas PGRI Adi Buana Surabaya)
nurunipa@gmail.com

Abstrak
Purposes of the study was to describe the response and the activity of students throughout the learning
process with the application of cooperative Think-Pair-Share (TPS) on the subject of form algebra and describe
student learning outcomes after execution of learning with learning model application cooperative types Think-
Pair-Share (TPS) in the junior class VII-B Jalan Jawa Surabaya academic year 2016/2017, amounting to 29
students. Methods this investigation using questionnaires and tests of learning outcomes and student activity
observation. The final conclusion is that students most dominant activity is noticed educator and friend is being
explained with percentages 2 meetings amounted to 36.72%. The results of the most prominent student response
is to make the students to be creative and more interesting and fun with these students may have many
opportunities to talk and dare to ask to reach 86.21%. As for the student test given to students with the
application of cooperativeThink-Pair-Share (TPS), there are 25 students said to be complete because the value
obtained to reach the value of 78 that have been set by the school.

Keywords : Cooperative Tipe Think-Pair-Share (TPS)


PENDAHULUAN memahami konsep yang sulit jika mereka saling
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi berdiskusi dengan temannya (Trianto, 2011: 41).
semua orang. Karena melalui pendidikan dapat Dalam pelaksanaannya pembelajaran kooperatif pun
diciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat merubah peran guru dari peran terpusat pada
berkualitas dan berdaya saing yang tinggi. Dalam guru ke peran pengelola aktivitas kelompok
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang kecil.Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan
sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menegaskan sekedar belajar dalam kelompok, ada unsur-unsur
bahwa pendidikan nasional berfungsi dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam asalan (Suprijono, 2014: 58).
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar Share (TPS) juga dapat membuat semua siswa ikut
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada bekerja dalam menyelesaikan tugas dari guru untuk
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, mendapatkan penilaian belajar yang lebih baik.
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Penilaian tidak hanya dimaksudkan untuk mengetahui
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. tercapai tidaknya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan,
Pembelajaran matematika merupakan salah satu tetapi juga untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan
bidang yang memiliki peranan penting dalam tersebut penting bagi siswa dan bagaimana siswa
pendidikan. Karena itu, untuk menguasai dan mencapainya (Sudjana, 2011:1).
memanfaatkan teknologi masa depan diperlukan Dari uraian diatas, peneliti ingin melakukan
penguasaan matematika yang kuat sejak dini. penelitian yang berjudul “Penerapan Model
Matematika juga tidak dapat dilepaskan dari Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
perkembangan peradaban manusia.Akan lebih baik (TPS) terhadap hasil belajar siswa kelas VII-B SMP
jika dalam pembelajaran matematika, siswa Jalan Jawa Surabaya materi Bentuk Aljabar Tahun
hendaknya diberi kesempatan untuk terlibat langsung Ajaran 2016/2017”
secara aktif dalam pembelajaran serta berinteraksi Rumusan pertanyaan penelitian ini adalah
dengan seluruh siswa yang ada di dalam kelas. “bagaimana aktivitas dan respon siswa selama proses
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran
bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan Kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) pada pokok
2

bahasan Bentuk Aljabar di kelas VII-B SMP Jalan Strategi Think-Pair-Share ini berkembang dari
Jawa Surabaya Tahun Ajaran 2016/2017 ?” dan penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu.
“bagaimana hasil belajar siswa setelah diterapkannya
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran METODE PENELITIAN
Kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) pada pokok 1. Pendekatan Penelitian
bahasan Bentuk Aljabar di kelas VII-B SMP Jalan Penelitian ini merupakan penelitian
Jawa Surabaya Tahun Ajaran 2016/2017” kualitatif.Pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian
Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan respon yang menghasilkan data deskriptif bukan berupa
dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran angka tetapi data-data yang berasal dari penerapan
dengan penerapan model kooperatif tipe Think-Pair- strategi pembelajaran dan tes wawancara.Dengan
Share (TPS) pada pokok bahasan Bentuk Aljabar dan demikian, tujuan penelitian kualitatif ini yaitu
mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah mendeskripsikan aktivitas siswa, respon siswa, dan
diterapkannya pembelajaran dengan penerapan model kemampuan komunikasi mateamatika siswa pada
pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share materi himpunan dengan menggunakan strategi
(TPS)dikelas VII-B SMP Jalan Jawa Surabaya Tahun pembelajaran inkuiri.
Ajaran 2016/2017.
Manfaat dari penelitian ini ialah diharapkan 2. Data dan Sumber Data
dapat menjadi sumbangan ilmu terhadap Dalam penelitian ini, peneliti akan
pengembangan ilmu dan dapat juga dimanfaatkan mengumpulkan tiga data, yaitu data observasi
untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran tentang aktivitas belajar siswa, data angket tentang
kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) digunakan respon siswa, data wawancara dan data tes tentang
dalam proses pembelajaran guna untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa. Untuk
hasil belajar siswa. memperoleh data, peneliti melakukan penelitian
Landasan teori dikemukakan dalam upaya dengan strategi pembelajaran inkuiri dan melalui
pemahaman terhadap masalah-masalah yang observasi, pengisian angket, tes tulis dan
dibicarakan dalam penelitian ini. Dalam hal ini teori- wawancara.
teori yang melandasi kajian permasalahan adalah Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari
model pembelajaraan kooperatif, tipe Think-Pair siswa kelas VII-F SMPN 1 Wonoayu Tahun Ajaran
Share (TPS), aktivitas siswa, respon siswa, hasil 2016/2017 pada materi Himpunan.
belajar dan konsep materi bentuk aljabar.
Menurut Trianto (2011: 42), pembelajaran 3. Teknik Pengumpulan Data
kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk Teknik pengumpulan data merupakan langkah-
meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa langkah yang paling strategi dalam penelitian,
dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan karena tujuan utama dari penelitian yaitu
membuat keputusan dalam kelompok, serta mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan
memberikan kesempatan pada siswa untuk data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang observasi (pengamatan), angket, tes tulis dan
berbedaan latar belakang. wawancara.
Siregar dan Nara (2010: 115) mengatakan
cooperative learning juga merupakan model a. Observasi (Pengamatan)
pembelajaran yang menekankan aktivitas kolaborasi Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono 2015; 203)
siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok, mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu
mempelajari materi pelajaran, dan memecahkan proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
masalah secara kolektif kooperatif. dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang di antara yang terpenting asalah proses-proses
lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok pengamatan dan ingatan.Observasi (pengamatan)
termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati
guru atau diarahkan oleh guru (Surjiono, 2014: 54). aktivitas siswa. Pengamatan dilakukan oleh peneliti
Menurut Hamdani (2011: 30), pembelajaran dengan caramelakukan pengamatan dan pencatatan
kooperatif ini merupakan salah satu bentuk mengenai aktivitas siswa selama proses
pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini
Dalam pembelajaran kooperatif diterapkan strategi berbentuk checklist (√) dengan alternatif jawaban
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota “ya” dan “tidak” untuk menandai terjadi atau
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. tidaknya kegiatan pembelajaran yang telah
Menurut Trianto (2011: 61), strategi Think-Pair- direncanakan sesuai dengan karakteristik pendekatan
Share (TPS) atau berpikir berkelompok berbagi adalah inkuiri. Untuk memberikan keterangan mengenai
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang kejadian esensial yang diamati, lembar observasi ini
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. memuat kolom deskripsi. Lembar observasi
3

digunakan oleh peneliti sebagai pedoman dalam penelitian ini berupa soal uraian yang diberikan pada
mengamati secara langsung selama proses akhir pembelajaran dan berpedoman pada indikator
pembelajaran. keberhasilan untuk mengungkap kemampuan
b. Angket komunikasi matematika siswa. Jumlah soal tes
Menurut Sugiyono (2015; 199) kuesioner sebanyak empat butir soal sesuai materi himpunan
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan yang di bahas dalam proses pembelajaran. Dalam
dengan cara member seperangkat pertanyaan tertulis tiap butir soal mengandung aspek-aspek yang di
kepada responden untuk dijawabnya. Angket ukur dari jawaban yang ditulis siswa pada setiap
dilaksanan dengan cara tertulis. Angket dalam poin jawaban siswa. Adapun aspek-aspek yang
penelitian ini digunakan untuk mengetahui respon diukur adalah Kemampuan memberikan alasan
siswa terhadap pembelajaran dengan strategi rasional terhadap suatu pernyataan, kemampuan
pembelajaran inkuiri. Metode angket ini dilakukan mengubah bentuk uraian ke dalam model
dengan cara membagikan lembar angket kepada matematika, dan kemampuan mengilustrasikan ide-
siswa (responden) yang kemudian akan diisi oleh ide matematika dalam bentuk uraian yang relevan.
siswa dengan bebas sesuai dengan pendapat masing-
masing setelah siswa mendapatkan pembelajaran d. Wawancara
dengan model mind map. Tujuan dari pembagian Menurut Sugiyono (2015; 194) wawancara
lembar angket ini adalah untuk mengumpulkan data, sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
informasi, dan pendapat siswa dalam bentuk respon ingin melakukan studi pendahuluan untuk
positif ataupun negatif terhadap pembelajaran menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
dengan menggunakan model pembelajaran mind juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
map. Pembagian angket ini dilakukan setelah responden yang lebih mendalam dan jumlah
pembelajaran selesai sehingga tidak menggangu respondenya sedikit/kecil.
kegiatan pembelajaran. e. Wawancara dilakukan kepada beberapa siswa,
Angket merupakan kumpulan pernyataan yang yaitu dengan cara menanyakan hal-hal yang
digunakan untuk mengumpulkan data mengenai sulit/tidak dapat diamati secara langsung oleh
respon siswa terhadap pembelajaran yang telah peneliti ketika melakukan observasi. Pedoman
diikuti. Angket ini terdiri dari dua jenis pernyataan wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan yang
yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. disusun untuk melakukan tanya jawab terhadap
Setiap jenis pernyataan tersebut terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran dengan strategi pembelajaran
butir pernyataan. Pernyataan positif terdiri dari 16 inkuiri yang telah berlangsung. Pedoman wawancara
butir dan pernyataan negatif terdiri dari 4 butir. yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Angket ini berbentuk checklist (√) dengan masing- pedoman wawancara untuk siswa dan siswa di pilih
masing butir pernyataan mempunyai 4 alternatif secara random 5 siswa dari tiap kelompok.
jawaban yaitu: Selalu: (SL), Sering: (SR), Kadang- Wawancara ini digunakan untuk mengetahui sikap
Kadang: (KK), Tidak Pernah: (TP). atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran
Lembar angket respon siswa (angket) ini matematika dengan strategi pembelajaran inkuiri
dibagikan kepada setiap siswa yang digunakan untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
yang diikuti dan untuk memperkuat data yang telah 4. Teknik Analisis Data
diperoleh berdasarkan lembar observasi. Angket Menurut Bogdan (dalam Sugiyono 2015;
berisi tentang pernyataan-pernyataan yang meliputi 335) analisis data merupakan proses mencari dan
3 aspek, yakni (1) aktivitas komunikasi matematika menyusun secara sistematis data yang diperoleh
siswa secara lisan dalam pembelajaran matematika dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dengan strategi pembelajaraninkuiri, (2) aktivitas bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah
komunikasi matematika siswa secara tertulis dalam dipahami, dan temuannya dapat diiformasikan
pembelajaran matematika dengan strategi kepada orang lain.
pembelajaran inkuiri, dan (3) sikap dan tanggapan Setelah data terkumpul, selanjutnya yang
siswa terhadap pembelajaran matematika dengan perlu dilakukan peneliti adalah menganalisis data
strategi pembelajaran inkuiri tersebut. Data yang akan dianalisis adalah
c. Tes sebagai berikut:
Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan
komunikasi matematika siswa setelah mengikuti 1. Data hasil observasi
pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Tes Pedoman penskoran untuk observasi yaitu
dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Tes ini skor 1 untuk jawaban “ya” dan skor 0 untuk
digunakan untuk mengetahui kemampuan jawaban “tidak”. Cara menghitung persentase
komunikasi matematika siswa setelah mengikuti skor tersebut yaitu:
pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Tes pada
4

𝑠 66,66 % ≤ 𝑃 ≤ 100 % Tinggi


𝑃= 𝑥 100%
𝑠𝑡 33,33 % ≤ 𝑃 ≤ 66,65 % Sedang
Keterangan: 0 % ≤ 𝑃 ≤ 33,32 % Rendah
P: persentase skor hasil observasi Sumber : Skripsi Asiatul Rofiah (UNY)
S : jumlah skor yang diperoleh
St : jumlah skor maksimal 3. Data hasil tes
Selanjutnya dikategorikan sesuai dengan Hasil tes dianalisis untuk mengetahui
kualifikasi hasil persentase skor observasi kemampuan komunikasi matematika siswa
sebagai berikut: setelah mengikuti pembelajaran matematika
dengan pendekatan inkuiri. Hasil tes ini
Persentase Skor yang Kategori dianalisis berdasarkan pedoman penilaian yang
Diperoleh telah dibuat oleh peneliti. Pedoman penilaian
66,66 % ≤ 𝑃 ≤ 100 % Tinggi hasil tes dibuat berdasarkan aspek-aspek untuk
33,33 % ≤ 𝑃 ≤ 66,65 % Sedang mengungkap kemampuan komunikasi
0 % ≤ 𝑃 ≤ 33,32 % Rendah matematika yang ada pada indikator
Sumber : Skripsi Asiatul Rofiah (UNY) keberhasilan. Pedoman penilaian hasil tes
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
2. Data angket respons siswa
Pedoman penskoran untuk angket yaitu, Aspek Bobot Skor Tiap Skor
untuk pernyataan positif maka skornya 4 jika Aspek Total
jawabannya “selalu”, skor 3 jika jawabannya A 23
“sering”, skor 2 jika jawabannya “kadang- 50
B 19
kadang”, dan skor 1 jika jawabannya “tidak
pernah”. Sedangkan untuk pernyataan negatif C 8
maka skornya 4 jika jawabannya “tidak Sumber : Skripsi Asiatul Rofiah (UNY)
pernah”, skor 3 jika jawabannya “kadang-
kadang”, skor 2 jika jawabannya “sering”, Keterangan:
dan skor 1 jika jawabannya “selalu”. Hasil A: kemampuan memberikan alasan rasional
angket akan dianalisis sebagai berikut: terhadap suatu pernyataan.
a. Setiap butir pernyataan dikelompokkan B: kemampuan mengubah bentuk uraian ke
sesuai dengan masing-masingaspek. dalam model matematika.
b. Berdasarkan pedoman penskoran yang telah C: kemampuan mengilustrasikan ide-ide
dibuat, kemudian dihitung jumlah skor tiap- matematika dalam bentuk uraian yang relevan.
tiap butir pernyataan sesuai dengan masing-
masing aspek. Berdasarkan pedoman bobot penskoran nilai
Cara menghitung persentase skor angket tes di atas, setiap aspek mempunyai rubrik
siswa, yaitu: penskoran pada setiap bagian dari soal. Skor
maksimal untuk 4 butir soal adalah 100
𝑠 Kemudian dihitung nilai tes rata-rata untuk setiap
𝑃= 𝑥 100% siklus dengan cara sebagai berikut:
𝑛𝑥𝑠𝑡
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑥̅ = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Keterangan:
P: rata-rata persentase skor angket dari tiap dan dikualifikasikan menggunakan pedoman
aspek kategori sebagai berikut:
S: jumlah skor keseluruhan yang diperoleh
siswa dari tiap aspek Persentase Skor yang Kategori
n: jumlah siswa Diperoleh
St: jumlah skor maksimal dari tiap aspek 66,66 % ≤ 𝑥̅ ≤ 100 % Tinggi
33,33 % ≤ 𝑥̅ ≤ 66,65 % Sedang
c. Hasil persentase skor angket siswa tersebut
0 % ≤ 𝑥̅ ≤ 33,32 % Rendah
kemudian dikategorikan sesuai dengan
𝑥̅ = nilai rata-rata tes
kualifikasi hasil angket, kemudian ditarik
kesimpulanmengenai pembelajaran dengan Sumber : Skripsi Asiatul Rofiah (UNY)
pendekatan inkuiri untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi matematika.
4. Hasil Wawancara dengan Siswa
Melalui wawancara, peneliti mendapatkan data
Persentase Skor yang Kategori tentang sikap dan tanggapan siswa terhadap
Diperoleh
5

pembelajaran matematika dengan menggunakan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
pendekatan inkuiri. Wawancara dilaksanakan pada pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan
jam istirahat, jam kosong dan pulang sekolah dengan karakteristik pendekatan inkuiri..
menggunakan pedoman wawancara yang telah
dipersiapkan. Ada 5 siswa yang dipilih secara acak 2. Respon Siswa
untuk diwawancarai, yaitu Indira, Reyvine, Alvin,
Sururi, dan Ulia. Peneliti dibantu rekan peneliti Berdasarkan hasil angket respons siswa yang
menulis dan merekam hasil wawancara secara diperoleh melalui angket yang diberikan setelah
langsung ketika dilaksanakanwawancara. adapun pembelajaran untuk setiap variabel secara umum
kesimpulan dari hasil wawancara tersebut adalah mencapai kategori tinggi yaitu Aktivitas komunikasi
sebagai berikut: matematika siswa secara lisan dalam pembelajaran
1. Masalah-masalah yang disajikan di Lembar kerja matematika dengan strategi pembelajaran inkuiri
mampu mendorong siswa untuk belajar, karena 68%, Aktivitas komunikasi matematika siswa secara
siswa dapat mengetahui langkah-langkah dalam tertulis dalam pembelajaran matematika dengan
menyelesaikan soal-soal matematika sehingga pendekatan inkuiri 75%, dan Sikap dan tanggapan
siswa akan lebih terbiasa menggunakan bahasa siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
matematika seperti membuat sketsa, gambar, dan pendekatan inkuiri 75%. Dengan demikian, dapat
menuliskan notasi atau symbol matematika. dikatakan bahwa siswa mempunyai respons positif
2. Jika dihadapkan pada soal-soal matematika siswa terhadap pembelajaran yang telah diikuti, yaitu
merasa tertantang dan semangat untuk mencoba pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
menyelesaikannya. inkuiri.
3. Secara umum, siswa tidak terbiasa menduga-
duga atau membuat jawaban sementara dari 3. Ketuntasan Hasil Belajar
suatu soal. Berdasarkan hasil tes tulis yang telah diberikan
4. Siswa akan mampu menyelesaikan suatu soal pada siswa dan pembelajaran matematika melalui
jika siswa memahami maksud soal tersebut dan pendekatan inkuiri dapat diberikan kesimpulan
mengetahui rumus yang harus digunakan. bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa
5. Masalah yang disajikan di lembar kerja selama kelas VII-F di SMPN 1 Wonoayu Sidoarjo
pembelajaran di kelas cukup menantang. dikategorikan Tinggi. Dapat dilihat Dari nilai tes
6. Pada umumnya siswa lebih suka menyelesaikan tulis yaitu rata-rata siswa kelas VII-F SMPN
suatu soal dengan cara mereka sendiri. 1Wonoayu Sidoarjomendapatkan skor total dari
7. Materi-materi yang telah diterima siswa semua aspek kemampuan komunikasi matematika
sebelumnya sedikit membantu siswa dalam sebesar 67,40% yang masuk dalam kategori tinggi.
menyelesaikan masalah di lembar kerja.
8. Pada umumnya siswa masih sedikitmalu untuk SIMPULAN DAN SARAN
menyampaikan ide-ide matematikanya secara A. Kesimpulan
lisan, siswa lebih berani untuk Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
menyampaikannya secara tertulis. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
9. Setelah mengikuti pembelajaran dengan 1. Aktivitas belajar siswa dalam proses
menggunakan pendekatan inkuiri, secara umum pembelajaran menggunakan strategi
siswa lebih menyukai matematika. pembelajaran inkuiri pada materi Himpunan
berada dalam kategori tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran
sudah sesuai dengan karakteristik pendekatan
HASIL DAN PEMBAHASAN inkuiri.
Penelitian melakukan pengamatan pada 2. Respon siswa terhadap pembelajaran
aktivitas belajar siswa, respons siswa, dan kemampuan matematika menggunakan strategi
komunikasi matematika siswa pada materi himpunan. pembelajaran inkuiri pada materi Himpunan
Dengan demikian, pembahasan dari hasil yang mencapai kategori tinggi. Dengan demikian,
diperoleh adalah sebagai berikut: dapat dikatakan bahwa siswa mempunyai
respons positif terhadap pembelajaran.
1. Aktivitas belajar Siswa 3. Kemampuan komunikasi matematika siswa
Berdasarkan hasil lembar observasi penelitian kelas VII-F di SMPN 1 Wonoayu
pada aktivitas belajar siswa dengan penerapan dikategorikan Tinggi.
strategi pembelajaran inkuiri dapat lihat bahwa rata-
rata keterlaksanaan pembelajaran matematika B. Saran
dengan pendekatan inkuiri pada dua kali pertemuan Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa saran
adalah 88% dan 92% keduanya berada dalam sebagai bahanpertimbangan dalam melaksanakan
6

pembelajaran matematika dengan pendekatan


inkuiri, yaitu: Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi
1. Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri Pembelajaran.Jakarta. KENCANA
membutuhkan waktu yang relative banyak, PRENADA MEDIA GROUP
sehingga penggunaan alokasi waktu harus
benar-benar diperhitungkan agar pelaksanaan Sugiyono. 2015. Metode Penelitisn Pendidikan
pembelajaran dapat berjalan secara optimal. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
2. Pendekatan inkuiri dapat digunakan sebagai dan R&D. Bandung. CV ALFABETA
salah satu variasi dalam pembelajaran
matematika kerena dengan menggunakan Sulthani, N.A Zafy. 2012. Kemapuan Komunikasi
pendekatan inkuiri ini siswa dapat terlibat Matematis Siswa Kelas Unggulan Dan
secara aktif dan dapat menimbulkan motivasi Siswa Regular Kelas X SMA Panjura
belajar sehingga siswa dapat lebih memahami Malang Pada Materi Logika
konsep matematika. Matematika. Journal. Universitas
3. Suasanatertib dalam pembelajaran lebih Negeri Malang.
ditingkatkan meskipun sudah baik, agar kita
bisa mencapai tujuan pembelajaran dengan Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif
pendekatan inkuiri. Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta.
PRESTASI PUSTAKA PUBLISHER
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan Metode
dan Paradigma Baru. Bandung. PT
REMAJA ROSDAKARYA

Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran Prinsip,


Teknik, dan Prosedur. Bandung. PT
REMAJA ROSDAKARYA

Depdiknas. 2006. Kurikulum 2006 Standar


Kompetensi Mata Pelajaran. Jakarta:
Depdiknas.

Dimyati.dan Mudjiono. 2013. Belajar dan


Pembelajaran.Jakarta. PT ASDI
MAHASATYA

Efendy, Onong Uchjana. 2013. Ilmu Komunikasi.


Bandung. PT REMAJA
ROSDAKARYA

Fadilah, dkk. 2010. Kemapuan Komunikasi Matematis


Siswa Sekolah Menengah Pertama
Dan Madrasah Tsanawiyah Pada
Materi fungsi di P.Brandan Kabupaten
Langkat. Journal. Universitas Negeri
Medan.

Rofiah,Asiatul. 2010. Peningkatan Kemampuan


Komunikasi Matematika pada Siswa
Kelas VII SMPN 2 Depok Yogyakarta
dalam Pembelajaran Matematika
Melalui Pendekatan Inkuiri.Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta.

Sanjaya, Wina.2012. Strategi Pembelajaran


Beorientasi Standar Proses
Pendidikan.Jakarta. KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP

Você também pode gostar