Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TINJAUAN PUSTAKA
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar Continuous Casting Machine
siap beroperasi.Syarat-syarat tersebut adalah dummy bar insert, perpacking
mould, electrical no fault, hidraulic ready dan cooling system ready. Setelah
CCM siap beroperasi, operator ladle mengatur bukaan slide gate ladle kemudian
baja cair mengalir dari ladle ke tundish melalui pouring tube ladle. Setelah berat
baja ditundish sudah sekitar 15 ton, operator mengoperasikan sistem kontrol
otomatis pengatur kecepatan yang disebut casting speed. Baja mengalir ke mould
17
melalui slide gate tundish (pouring tube) yang bekerja secara otomatis
berdasarkan set poin dari mould level. Didalam mould baja cair mengalami
proses pembentukan kulit. Kulit baja slab ini terbentuk dikarenakan adanya sistem
pendingin pada mould yang biasa disebut dengan mold cooling system[2].
18
Gambar 3.3 Ilustrasi Mould Cooling System
Mould Cooling System adalah salah satu sistem utama yang terdapat pada
mould. Fungsi dari sistem ini adalah sebagai pendingin mould. Sistem
pendinginan yang terdapat pada mould ini menggunakan sistem pendinginan
tertutup (Close Cooling) menggunakan media air. Air pendingin yang digunakan
pada sistem ini disebut dengan air demin (water demin). Air demin merupakan air
yang sudah mengalami proses demineralisasi yaitu proses penetralan air dari ion
dan kation yang terkandung didalam air, sehingga diharapkan tidak terjadi korosi
pada pipa aliran sistem pendingin yang terpasang. Air demin terus menerus
mengalir pada keempat bagian mould yaitu pada Righ Narrow Side, Left Narrow
Side, Losses Wide Side dan Fixed Wide Side. Air denim yang mengalir pada siklus
ini mengalami pendinginan berulang-ulang pada heat exscanger di Water
Treatment Plant (WTP). Pada mould cooling system ini terdapat dua parameter
ukur yang menjadi acuan pengendalian sistem yaitu perbedaan temperatur air
demin yang masuk dan keluar mould dan debit air yang mengalir pada mould.
Perbedaan temperatur air pada mould ini difungsikan sebagai indikasi panas
19
berlebih pada sistem pendingin mould baik pempipaan atau mould itu sendiri.
Perbedaan temperatur (∆T) maksimal yang diperoleh yaitu < 7oC, sedangkan debit
air diatur sesuai dengan kondisi mould pada saat beroperasi[4].
20
Prinsip kerja dari sebuah PLC adalah menerima sinyal masukkan proses
yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal
masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu
menghasilkan sinyal keluaran untuk menendalikan aktuator atau peralatan
lainnya. Ada beberapa brand atau merek yang memproduksi PLC dengan
bermacam-macam ukuran dan tipe, diantaranya : PLC AlanBradley, PLC Omron,
PLC ABB, PLC Siemens dengan salah satu produknya SIMATIC S7 dan lain-
lain.
21
a. Ladder Diagram
Ladder diagram pada Gambar 3.9 merupakan bentuk seperti
rangkaian listrik. Sebuah ladder diagram terdiri dari power rail pada sisi
kanan dan kiri program, dihubungkan dengan ruang oleh switching
element dan coil element tertentu.
22
c. Statement List
Statement list merupakan bahasa assembler yang disusun dari instruksi
kontrol yang terdiri dari operator dan operand.
Counter dan timer pada PLC juga tidak memiliki bentuk fisik, jadi hanya
berupa program yang berfungsi sebagai counter. Meskipun hanya berupa
program, counter pada PLC juga dapat digunakan untuk perhitungan maju(1, 2,
3,…,n) dan atau perhitungan mundur (n,…, 3, 2, 1)
23
Gambar 3.7 Operasional Cycle
1. Sistem Desimal
Sistem bilangan yang banyak digunakan oleh manusia dalam kehidupan
sehari-hari. Sistem ini menggunakan 10 simbol yaitu, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7,8 dan 9, sistem ini menggunakan basis 10. Contoh bilangan decimal
adalah :1, 2, 11, 23, dst. Penulisan bilangan decimal adalah 12, 12D,
12(10).
2. Sistem Biner
Sistem bilangan biner menggunakan 2 macam symbol bilangan
1010.penulisan bilangan biner : 1010(2).
24
3. BCD ( Biner Code Decimal)
Biner code decimal (BCD) adalah angka decimal dimana 1 digit
diwakili oleh bilangan 4 bit bilangan biner. BCD umumnya digunakan
dengan perangkat input dan output. Sebuah thumbwheel switch adalah
salah satu contoh dari perangkat input yang menggunakan BCD.
4. BIlangan Oktal
Sistem bilangan octal menggunakan 8 macam symbol bilangan berbasis
8 digit angka yaitu 0, 1, 2,, 3, 4, 5, 6, 7, contoh bilangan octal 12(8).
5. Bilangan Heksadesimal
Sistem bilangan octal menggunakan 16 macam symbol bilangan
berbasis 8 digit angka, yaitu 0, 1, 2,, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E,
dan F. Dimana A=10, B=11, C=12, D=13, E=14, F=15. Penulisan
bilangan heksadesimal : 1F(16). Heksadesimal banyuak digunakan untuk
menuliskan data dalam sistem komputer. Sistem bilangan yang
digunakan tetap biner, hanya sering dituliskan sebagai heksadesimal
untuk memudahkan pengguna [5].
25
Gambar 3.9 Sensor Suhu Resistance Temperature Detector (RTD)
Pada tipe elemen wire-wound atau tipe standar, RTD terbuat dari kawat
yang tahan korosi, yang dililitkan pada bahan keramik atau kaca, yang kemudian
ditutup dengan selubung probe sebagai pelindung. Selubung probe ini biasanya
terbuat dari logam inconel (logam dari paduan besi, chrom, dan nikel). Inconel
dipilih sebagai selubung dari RTD karena tahan korosi dan Ketika ditempatkan
dalam medium cair atau gas, selubung inconel cepat dalam mencapai suhu
medium tersebut. Antara kawat RTD dan selubung juga terdapat keramik
(porselen isolator) sebagai pencegah hubung pendek antara kawat platina dan
selubung pelindung. Perhatikan gambar dibawah ini.
26
Sedangkan jenis logam untuk kawat dari RTD umumnya adalah platina.
Kawat RTD biasanya juga terbuat dari tembaga dan nikel. Namun platina adalah
bahan yang paling umum digunakan, karena memiliki tingkat akurasi yang lebih
baik dan rentang suhu yang lebih luas.
Elemen sensor RTD mempunyai dua tipe konfigurasi yang paling umum,
yaitu:
1. Wire Wound
Seperti yang dijelaskan pada sebelumnya, wire-wound merupakan tipe
elemen yang terdiri dari kumparan kawat logam (platina) yang melilit
keramik atau kaca, yang ditempatkan atau ditutup dengan selubung
probe sebagai pelindung.
27
2. Thin-Film
Thin-film merupakan tipe elemen RTD yang terdiri dari lapisan bahan
resistif yang sangat tipis (umumnya platina), yang diletakkan pada
substrat keramik yang kemudian dilapisi dengan epoxy atau kaca
sebagai segel atau pelindungnya.
RTD 3 kabel (3 wire) adalah spesifikasi yang paling umum yang biasa
digunakan pada aplikasi-aplikasi di industri. RTD 3 wire menggunakan rangkaian
pengukuran jembatan wheatstone untuk mengkompensasi nilai resistansi kabel.
Perhatikan gambar di bawah ini.
28
Dalam konfigurasi RTD 3 wire ini, kabel “A” dan “B” harus memiliki
kedekatan atau panjang yang sama. Panjang kabel ini sangat berarti karena tujuan
dari jembatan wheatstone adalah untuk membuat impedansi dari kabel A dan B.
Dan kabel C berfungsi sebagai pembawa arus yang sangat kecil.
RTD 4 kabel (4 wire) adalah konfigurasi yang paling akurat dari yang
lainnya. Karena dalam RTD 4 kabel ini dapat sepenuhnya mengkompensasi
resistansi dari kabel, tanpa perlu memberikan perhatian khusus pada panjang
masing – masing kabel.
29
terjadi bila kabel ekstensi panjang digunakan, sehingga daya yang lebih
besar mungkin diperlukan untuk mengatasi hambatan atau resistansi kabel,
dan hal ini mengakibatkan masalah pemanasan sendiri (self-heating)
meningkat.
5. Akurasi pengukuran:
Secara umum RTD lebih akurat daripada termokopel. RTD menghasilkan
akurasi hingga 0,1⁰ C sedangkan termokopel hanya 1⁰ C.
6. Stabilitas:
Stabilitas jangka panjang dari RTD sangat baik, yang berarti pembacaan
yang akan berulang dan stabil dalam waktu yang lama. Sedangkan
termokopel cenderung tidak stabil karena EMF yang dihasilkan oleh
termokopel dapat berubah dari waktu ke waktu karena oksidasi, korosi,
dan perubahan lain dalam sifat metalurgi dari elemen sensor atau
penginderaan.
7. Harga:
Meskipun ini bukan masalah teknis tapi mungkin ini penting, termokopel
memiliki harga yang jauh lebih murah daripada RTD[6].
30
Gambar 3.14 Control Valve Tipe Globe
31
Gambar 3.15 Disain Aktuator-Positioner
32
3. Globe valve dengan angle body
Dipakai pada tekanan drop yang tinggi seperti pada pressure
control. Juga sekaligus berfungsi sebagai elbow pada piping
system.
B. Rotary Valve
Valve yang bekerja secara rotary umumnya berukuran lebih kecil dan
ringan. Jarak membuka/menutup (travel) yang pendek dan hanya sedikit
gesekan di permukaan, membuatnya lebih tahan terhadap kebocoran
internal.
1. Ball Valve
Ball valve menggunakan sejenis bola berongga untuk mengatur laju
alir fluida. Tersedia dalam jenis vee-ball (dengan karakteristik equal
percentage) dan complete sphere ball.
33
inlet dan outlet sesuai kebutuhan. Pemakaian 3-way valve di
lapangan terutama pada automatic well testing.
2. ButterFly Valve
Butterfly valve memanfaatkan sebuah disc (cakram) sebagai alat
pengatur aliran fluida. Valve ini membutuhkan actuator yang lebih
kuat karena letak disc tepat menghalangi laju alir fluida.
34
Gambar 3.19 Kurva Karakteristik Aliran
Dampak kesalahan pemilihan valve dengan karakteristik aliran yang sesuai akan
menyebabkan:
1. Gangguan akurasi pada aplikasi metering (untuk jenis flow meter tertentu,
seperti: vortex dan turbine.
2. Kontrol proses menjadi tidak stabil[7].
35
3.2.4 Electromagnetic Flow Meter
Flowmeter adalah alat untuk mengukur jumlah atau laju aliran dari suatu
fluida yang mengalir dalam pipa atau sambungan terbuka.
36
secara bersama – sama beserta dengan konstan, untuk menghasilkan besarnya
tegangan. Oleh karena itu, cairan yang diukur oleh flowmeter electromagnetic
harus bersifat sebagai conductor electric.
37
Gambar 3.21 Blok diagram kontrol PID
38