Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
NPM : 173112620120110
I. JENIS PERCOBAAN
Percobaan Darah I (Menghitung jumlah sel darah merah, sel darah putih dan
menetukan kadar hemoglobin darah).
Elemen seluler yang disebut leukosit terdiri atas : neutrofil 50-70%, eosinofil
2-4%, basofil < 1%, limfosit 20-30% dan monosit 2-8% (Suripto, 2002)
Darah memiliki dua fungsi utama dari darah ialah mengangkut bahan-
bahan (dan panas) ke dalam dari semua jaringan-jaringan badan dan
mempertahankan badan terhadap penyakit. Fungsi darah secara umum
adalah mengantar oksigen dan antioxidant ke seluruh tubuh, mengantar
oksigen keseluruh tubuh, mengantar nutrisi ke organ-organ tubuh
(karbohidrat, protein, vitamin, mineral, lemak dan lain sebagainya),
membuang zat-zat racun serta bahan-bahan buangan lainnya
(Karbondioksida), mengantar antibody yang dihasilkan oleh sistem limpa kita
keseluruh tubuh, mengantarkan antioxidant yang bersumber dari vitamin,
mineral dan enzym tertentu untuk melindungi tubuh dari radikal bebas yang
merusak, membawa energi yang didapat dari sinar matahari, yang telah
diproses oleh limpa, jantung dan organ tubuh lainnya (Kimball,1999).
Darah terdiri dari berbagai komponen antara lain plasma darah, sel
darah merah (Eritrosit), sel darah putih (Leukosit).
3.2 Plasma darah
Plasma darah merupakan komponen terbesar dalam darah, karena
lebih dari separuh darah mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian
dari plasma darah adalah air. Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari
makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat
pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat kekebalan tubuh
terhadap penyakit atau zat antibodi (Darmadi, 2009).
3.3 Eritrosit
Sel darah merah atau eritrosit berbentuk cakram kecil bikonkaf,
cekung pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping tampak seperti dua
buah bulan sabit yang saling bertolak belakang. Dalam setiap mm 3 darah
terdapat 5.000.000 sel darah. Bila dilihat satu per satu warnanya kuning
pucat, tetapi dalam jumlah besar kelihatan merah dan memberi warna pada
darah. Strukturnya terdiri atas pembungkus luar atau stroma dan berisi masa
hemoglobin. Sel darah merah terbentuk di dalam sumsum tulang (Pearce,
2002).
Jangka hidup sel darah merah kira- kira 120 hari. Sel- sel darah merah
yang telah tua akan ditelan oleh sel- sel fagostik yang terdapat dalam hati
dan limpa. Jumlah sel darah merah pada wanita normal kira- kira 4,5 juta sel /
mm3 darah. Sedangkan untuk laki- laki normal 5 juta / mm3 darah. Meskipun
demikian nilai-nilai ini dapat turun-naik dalam suatu kisaran yang luas sekali,
tergantung pada faktor-faktor seperti ketinggian tempat seorang hidup dan
kesehatan (Kimball, 1999).
Wanita normal mempunyai ± 4,5 juta sel dalam setiap milimeter kubik
darah. Pada laki-laki normal, rata-rata jumlah ± 5 juta sel. Meskipun demikian
nilai-nilai ini dapat turun-naik dalam suatu kisaran yang luas sekali,
tergantung pada faktor-faktor seperti ketinggian tempat seorang hidup dan
kesehatan (Kimball,1993).
Akan tetapi, jumlah itu bisa naik atau turun, tergantung dari kondisi
seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit adalah:
1. Jenis Kelamin
Pada laki-laki normal jumlah (konsentrasi) eritrosit mencapai 5,1 – 5,8 juta
per mililiter kubik darah. Pada wanita normal 4,3 – 5,2 juta per mililiter
kubik darah.
2. Usia
3. Tempat Ketinggian
Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari
jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan
karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa
dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen)
jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang
nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen,
dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan
disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon
dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru
(Anonim, 2010).
bertahap akan memproduksi sel darah merah baru untuk kembali kekondisi
normal.
3.4 Leukosit
Kurang dari 1 % darah manusia adalah leukosit. Ukuran leukosit lebih
besar daripada eritrosit. Leukosit tidak mengandung haemoglobin, memiliki
nucleus dan pada dasarnya dijumpai dalam keadaan tidak berwarna (Kimball,
1996).
Ada 2 macam tipe leukosit yaitu granular dan agranular. Granulosit
adalah leukosit sirkular dan memiliki granule pada sitoplasmanya. Sedangkan
agranulosit tidak memiliki granule pada sitoplasmanya. Granulosit terdiri atas 3
tipe yaitu sel metrofil, dimana paling banyak dijumpai, mewarnai dirinya
dengan pewarna netral atau campuran pewarna asam basa dan tampak
berwarna ungu; sel eusinofil, dimana sel ini sedikit dijumpai, penyerap warna
yang bersifat asam atau eosin dan kelihatan merah; sel basofil yang menyerap
pewarna basa dan menjadi biru. Sedangkan agranulosit terdiri atas monosit,
yang berfungsi untuk menutup daerah luka, membungkus dan memfagosit
setelah netrofil dan basofil (Pearce, 2002).
Diferensiasi dini dari sel stem hemopoietik pluripoten menjadi berbagai
sel stem commited. Selain sel-sel commited untuk membentuk sel darah
merah, terbentuk pada dua silsilah utama dari sel darah putih, silsilah
mielositik dan limfositik. Silsilah mielositik dimulai dengan mieloblas dan
silsilah limfositik yang dimulai dengan limfoblas (Guyton, 1997).
Granulosit dan monosit hanya ditemukan pada sumsum tulang. Limfosit dan
sel plasma teritama diproduksi dalam organ limfogen, termasuk kelenjar limfe,
limpa, timus, tonsil dan berbagai kantung jaringan limfoid dimana saja dalam
tubuh, terutama dalam sumsum tulang dan plak player dibawah epitel dinding
usus(Guyton, 1997).
Sel darah putih yang dibentuk dalam sumsum tulang, terutama
granulosit, disimpan dalam sumsum sampai mereka diperlukan di sistem
sirkulasi. Kemudian bila kebutuhannya meningkat, bermacam-macam factor
menyebabkan granulosit dikeluarkan. Dalam keadaan normal, granulosit yang
bersirkulasi dalam seluruh darah kira-kira 3X jumlah yang disimpan dalam
sumsum. Jumlah ini sesuai dengan persediaan granulosit dalam 6 hari
(Guyton, 1997).
Limfosit sebagian besar disimpan dalam berbagai area jaringan limfoid
kecuali pada sedikit limfosit yang secara temporer diangkut dalam darah.
Megakariosit juga dibentuk dalam sumsum tulang dan merupakan bagian dari
kelompok mielogenosa dalam sumsum tulang. Megakariosit ini lalu pecah
dalam sumsum tulang, menjadi fragmen kecil yang dikenal dengan platelets
atau trombosit yang selanjutnya masuk ke dalam darah (Guyton, 1997).
Leukosit merupakan unit yang mobil/aktif dari sistem pertahanan tubuh.
Luekosit ini sebagian dibentuk di sumsum tulang (granulosit dan monosit serta
sedikit limfosit) dan sebagian lagi di jaringan limfe (limfosit dan sel-sel
plasma). Setelah dibentuk, sel-sel ini diangkut dalam darah menuju berbagai
bagian tubuh untuk digunakan. Manfaat sesungguhnya dari sel darah putih
ialah bahwa kebanyakan ditranspor secara khusus ke daerah yang terinfeksi
dan mengalami peradangan serius, jadi, menyediakan pertahanan yang cepat
dan kuat terhadap setiap bahan infeksius yang mungkin ada (Guyton, 1995).
Komposisi sel darah putih dengan nilai normalnya yaitu Leukosit pada
manusia memiliki nilai normalnya 5000 – 10.000/μL, dimana leukosit terdiri
dari granular meliputi netrofil 60 – 70%, eosinofil 2 – 4%, basofil 0.5 – 1%; dan
Agranular meliputi limposit 20 – 25% dan monosit 3 – 8% (Azhar, 2009).
Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan
basal dan lain-lain .Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar
10.000—30.000/μl. Jumlah leukosit tertinggi pada bayi umur 12 jam yaitu
antara 13.000 — 38.000 /μl. Setelah itu jumlah leukosit turun secara bertahap
dan pada umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar antara 4500 — 11.000/μl.
Pada keadaan basal jumlah leukosit pada orang dewasa berkisar antara 5000
— 10.0004/μ1.’ Jumlah leukosit meningkat setelah melakukan aktifitas fisik
yang sedang, tetapi jarang lebih dari 11.000/μl4 (Miale, 1972).
Kondisi sel darah putih yang turun di bawah normal disebut leukopeni. Pada
kondisi ini seseorang harus diberikan obat antibiotik untuk meningkatkan daya
tahan dan keamanan tubuh. Apabila tidak, maka orang tersebut dapat
meninggal dunia. Pada orang yang terkena kanker darah atau leukemia, sel
darah putih bisa mencapai 20 ribu butir/mm3 atau lebih. Kondisi di mana
jumlah sel darah putih naik di atas jumlah normal disebut leukositosis
(Ahmadi, 2010).
Zat besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu hamil
mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi misalnya untuk membuat jaringan
tubuh janin, membentuknya menjadi organ dan juga untuk memproduksi
energi agar ibu hamil bisa tetap beraktifitas normal sehari-hari (Sin sin, 2010).
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan
prevalensi anemia.
Perhitungan :
Volume ruangan bilik hitung yang digunakan 5 kotak R lihat contoh
1
gambar 2, kamar hitung Improved Neubauer 5 𝑥 16 𝑥 50mm. Bila
Cara Menghitung :
Untuk menghitung sel darah putih digunakan 4 kotak yang terletak
di keempat sudut bilik hitung (yang masing-masing terdiri atas 16
1
bujur sangkar. Satu kotak mempunyai luas 1 mm2 dan dalamnya 10
b) Bahan
1) Aquades
2) Alkohol 70%
3) Tissue
c) Cara Kerja
1) Tabung Hemoglobinometer Sahli diisi dengan HCL 0,1N sampai angka
2.
2) Siapkan darah perifer, hisap dengan pipet Sahli sampai angka 20,
kemudian masukkan ke dalam larutan HCL 0,1N pada tabung
Hemoglobinometer Sahli yang telh disiapkan, bilas pipet 2-3 kali
hingga pipet bersih dar darah.
3) Kocok tabung sampai homogeny, lalu berdirikan ditengah tabung
Sahli.
4) Perlahan-lahan encerkan isi tabung dengan aquades sampai
warnanya sama dengan warna standar pada tabung Sahli.
5) Hasilnya dibaca dengan melihat batas meniscus cairan.
6) Skala pada tabung Sahli menunjukkan kadar Hb dengan gram/dL.
D. Hasil Percobaan
: 6.100 Cmm
: 3.670.000 Cmm
Nilai Normal : 3.900.000 – 4.800.000 Cmm
E. Pembahasan
F. Kesimpulan
Linman JM. Hematology Physiologic, Pathophysiologic and Clinical Principles, 1st . Ed.,
New York: MacMillan Publishing Co, 1975;p 495.
Miale JB. Laboratory Medicina Hematology. 4th .Ed. St. Louis; The C.V. Mosby
Companya, 1972; p 759.
Campbell et all. 2008. Biology Eight Edition. Benjamin Cummings: San Fransisco
Hidayati, Dewi. (2006). Modul Ajar Fisiologi Hewan. Program Studi Biologi FMIPA-
ITS, Surabaya
Pearce, Evelyn. (2002). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia, Jakarta