Você está na página 1de 16

KIMIA FISIKA

“SIFAT KOLIGATIF LARUTAN”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3

1. AHMAD AZIZAN
2. NOVIA RAHMA RIANTI
3. SAVANI INDAH FITRIA

DOSEN PEMBIMBING: IDHA SILVIYATI,S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN PELAJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah swt, yang telah memberikan

rahmat serta hidayahya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah

Sifat Koligatif Larutan ini. Makalah ini disusun dari berbagai sumber yang telah

diperbarui atau yang berkembang sesuai zaman sehingga dapat digunakan oleh

mahasiswa ataupun pelajar.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan informasi

mengenai sifat-sifat koligatif larutan dan dapat menjadikan pembaca untuk lebih

aktif dan kreatif dalam menguasai materi ini serta penerapanannya dalam

praktikum ataupun percobaan.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat baik bagi kami penulis

maupun pembaca dalam proses belajar dan mengajar mengenai sifat koligatif

larutan.

Palembang,10 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang..................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah................................................................................ 2
c. Tujuan.................................................................................................. 2
d. Manfaat................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sifat Koligatif Larutan..................................................... 3

2.2 Kenaikan Titik Dididh....................................................................... 3

2.3 Penurunan Tekanan Uap.................................................................... 5

2.4 Penurunan Titik Beku........................................................................ 6

2.5 Tekanan Osmotik............................................................................... 7

2.6 Percobaan Mengenai Sifat Koligatif.................................................. 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................ 8

3.2 Saran.................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kimia, larutanadalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut
atau solut, sedangkan yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam
larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam
larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat
terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.

Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut


dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumya dinyatakan dalam
perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau
dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa
satuan konsentrasi adlah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm).
Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer
(berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada
macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat
terlarut (konsentrasi zat terlarut). Hukum Roult merupakan dasar dari sifat
koligatif larutan. Keempat sifat itu ialah :

1. Penurunan tekanan uap relatif terhadap tekanan uap pelarut murni.


2. Peningkatan titik didih.
3. Penurunan titik beku.
4. Gejala tekanan osmotik.

Berikut adalah penjelasan dari sifat-sifat koligatif larutan.


1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah Sifat Koligatif Larutan adalah


sebagai berikut.

1. Apakah yang dimaksud dengan sifat koligatif larutan?


2. Apa saja macam-macam sifat koligatif larutan?
3. Bagaimana pentingnya penggunaan sifat koligatif dalam kehidupan sehari-
hari?
4. Bagaimana proses kerja dari masing-masing jenis sifat koligatif larutan?

1.3 Tujuan

Adapaun tujuan dalam makalah Sifat Koligatif Larutan adalah sebagai


berikut.

1. Mengetahui tentang sifat koligatif larutan.


2. Mengetahui macam-macam sifat koligatif larutan.
3. Mengetahui pentingnya penggunaan sifat koligatif dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Mengetahui proses kerja dari masing-masing jenis sifat koligatif larutan.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah Sifat Koligatif Larutan adalah


sebagai berikut.

1. Dapat memberikan informasi tentang sifat-sifat koligatif larutan.


2. Dapat dijadikan referensi bagi penulis lain.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sifat Koligatif Larutan


Istilah koligatif, berasal dari bahasa latin yaitu collligare yang artinya
bergabung bersama.

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis
zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Jadi
sifat-sifat tersebut tidak tergantung pada jenis larutan. Sifat koligatif merupakan
sifat yang hanya memandang “kuantitas” bukan “kualitas”, sifat larutan seperti
rasa, warna, dan kekentalan (viskositas) merupakan sifat-sifat yang bergantung
pada jenis zat terlarut.

Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sifat
larutan nonelektrolit dan elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan
elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat
terlarut pada larutan nonelektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi
ion-ion, sesuai dengan hal-hal tersebut maka sifat koligatif larutan nonelektrolit
lebih rendah daripada sifat koligatif larutan elektrolit.

2.2 Kenaikan Titik Didih


Suatu larutan mendidih pada temperatur lebih tinggi dari pelarutnya,
selisihnya disebut kenaikan titik didih larutan

Suhu dimana cairan mendidih dinamakan titik didih. Jadi, titik didih
adalah temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama
gelembung terbentuk dalam cairan, berarti selama cairan mendidih, tekanan uap
sama dengan tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah konstan maka suhu dan
cairan yang mendidih akan tetap sama. Penambahan kecepatan panas yang
diberikan pada cairan yang mendidih hanya menyebabkan terbentuknya
gelembung uap air lebih cepat. Cairan akan lebih cepat mendidih, tapi suhu didih
tidak naik. Jelas bahwa titik didih cairan tergantung dari besaranya tekanan
atmosfer. Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk
memperkiran secara tak langsung berapa kuatya gaya tarik antara molekul dalam
cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan
sebaliknya bila gaya tarik lemah, titik didihnya rendah.

Titik didih larutan selalu lebih tinggi dibandingkan titik didih pelarut. Sifat
ini dirumuskan sebagai berikut:

Bila suatu zat cair dinaikkan suhunya, maka semakin banyak zat cair yang
menguap. Pada suhu tertentu jumlah uap diatas permukaan zat cair akan
menimbulkan tekanan uap yang sama dengan tekanan udara luar.

Faktor yang memepengaruhi kenaikan titik didih adalah konsentrasi


(molalitas). Hasil eksperimen Roult menunjukkan bahwa kenaikan titik didih
larutan akan semakin besar apabila konsentrasi (molal) dan zat terlarut semakin
besar. Titik didih larutan akan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni.

Titik didih suatu zat cair dipengaruhi oleh tekanan udara, artinya makin
bsar tekanan udara makin besar pula titik didih zat cair tersebut. Pada tekanan dan
temperatur udara standar (76 cmHg, 25oC) titik didih air sebesar 100oC. Artinya
pelarut murni akan mendidih bila tekanan uap jenuh pada permukaan cairan sama
dengan tekanan udara luar. Pada sistem terbuka, tekanan udara luar adalah 760
mmHg (tekanan udara pada permukaan lautan) dan suhu pada tekanan udara luar
760 mmHg disebut titik didih normal. Titik didih suatu cairan adalah suhu pada
saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan luar (tekanan yang
diberikan pada permukaan cairan). Dari definisi ini kita ketahui bahwa titik didih
cairan bergantung pada tekanan udara pada permukaan cairan.Itulah sebabnya,
titik didih air di gunung berbeda dengan di pantai. Padada saat tekanan uap sama
dengan tekanan udara luar maka gelembung-gelembung uap dalam cairan
bergerak ke permukaan dan masuk fase gas.
2.3 Penurunan Tekanan Uap

Tekanan yang disebabkan oleh uap jenuh dinamakan tekanan uap


jenuh.Besarnya tekanan uap jenuh dipengaruhi oleh jumlah zat dan suhu. Makin
besar tekanan uap suatu cairan, makin mudah molekul-molekul cairan itu berubah
menjadi uap. Penurunan tekanan uap terjadi karena zat terlarut yang sangat tinggi
dan tidak mengalami penguapan. Tekanan uap suatu larutan dapat diukur dengan
alat manometer merkurium.

Manometer Merkurium

Pada alat tersebut setelah larutan dimasukkan dalam labu, semua udara
dalam pipa penghubung dikeluarkan melalui pompa vakum. Jika keran ditutup,
maka uap yang ada dalam pipa penghubung hanyalah uap dari pelarut larutan tadi
sehingga uap itu disebut tekanan uap larutan tersebut. Semakin tinggi suhu cairan
semakin banyak uap yang berada di atas permukaan cairan dan tekanan uap yang
terbaca semakin tinggi.

2.4 Penurunan Titik Beku

Apabila ke dalam sebuah zat pelarut ditambahkan zat terlarut, maka akan
terjadi proses penurunan tekanan uap jenuh larutan. Kemudian, adanya penurunan
tekanan uap jenuh larutan akan mengakibatkan penurunan titik beku larutan.
Dapat dikatakan bahwa, larutan akan membeku pada temperatur yang lebih
rendah.Penurunan titik beku pada konsepnya sama dengan kenaikan titik didih.
Larutan mempunyai titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut
murni.makin tinggi konsentrasi zat terlarut makin rendah titik beku larutan.
Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan dinamakan penurunan
titik beku larutan ( ΔTf = freezing point).

ΔTf = Titik beku pelarut – titik beku larutan

Menurut hukum Raoult penurunan titik beku larutan dirumuskan seperti berikut:
ΔTf = m x Kf
Keterangan:
ΔTf = penurunan titik beku
m = molalitas larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal

Penurunan titik beku ( Tf ) bila kebanyakkan larutan encer didinginkan,


pelarut murni terkritalisasi lebih dahulu sebelum ada zat terlarut yang
mengkristalisasi suhu dimana kristal-kristal pertama dalam keseimbangan dengan
larutan disebut titik beku larutan. Titik beku larutan demikian selalu lebih rendah
dari titik beku berbanding lurus dengan banyaknya molekul zat terlarut (molnya)
di dalam massa tertentu pelarut. Jadi penurunan titik beku (Tf ) = Kf . m, dimana
m ialah molalitas larutan. Berikut adalah desain alat untk mengukur penurunan
titik beku.

Keterangan:

A: Sensor temperatur C: Pengaduk E: Tabung Gelas III

B: Tabung gelas I D: Tabung gelas II


2.5 Tekanan Osmotik

Tekanan osmotik adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan


kesetimbangan osmotik antara suatu larutan dan pelarut murninya yang
dipisahkan oleh suatu membran yang dapat ditembus hanya oleh pelarut tersebut.

Tekanan osmotik termasuk dalam sifat-sifat koligatif karena besarnya


hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut. J.H. Vant Hoff menemukan
hubungan antara tekanan osmotik larutan-larutan encer dengan persamaan gas
ideal, yang dituliskan seperti berikut:

π = MRT

Keterangan:
π = tekanan osmotik
V = volume larutan (L)
n = jumlah mol zat terlarut
R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1K-1)
T = suhu mutlak (K)

Tekanan osmotik suatu larutan encer adalah mematuhi hukum persamaan gas
ideal yaitu:

PV = nRT

Karena kita mengukur dalam sistem yang berupa larutan maka lebih mudah kita
menggunakan satuan konsentrasi molaritas M.

P = MRT

Tekanan osmotik biasa dilambangkan dengan lambang phi (phi) maka rumus di
atas cenderung ditulis sebagai:

Keterangan:

𝜋 = tekanan osmotik

M = molaritas larutan

T = temperatur (K)

R = tetapan gas

i = faktor Van’t Hoff


Peristiwa osmotik dapat dimanfaatkan untuk penyediaan cairan infus dan industri
pengolahan air laut menjadi air tawar dengan osmosis balik.

Alat untuk mengukur tekanan osmotik

Tekanan osmotik juga berpegaruh terhadap sel didalam tubuh, pengaruh tekanan
osmotik berhubungan dengan “osmoregulasi” yaitu mekanisme homeostatis suatu
sel organisme untuk mencapai kesetimbangan tekanan osmotik dengan
lingkungannya. Jika tekanan osmotik didalam sel dengan luar sel seimbang maka
dikatakan sebagai keadaan isotonik pada keadaan ini volume sel tidak mengalami
perubahan volume. Jika tekanan osmotik didalam sel lebih besar maka cairan
dalam sel bisa keluar sehingga sel akan mengkerut, sebaliknya disebut hipotonik
yaitu liquid diluar sel akan masuk ke sel sehingga sel akan bertambah besar.
2.6 Percobaan Mengenai Sifat Koligatif

Alat dan bahan yang diperlukan :Bahan yang digunakan pada percobaan Sifat
koligatif larutan adalah H2O, garam, gula pasir. Alat yang digunakan pada
percobaan sifat koligatif larutan adalah gelas kimia, klem, statif, thermometer,
tabung reaksi, kaki tiga, bunsen, dan batang pengaduk.
Ket Gambar :Metode penentuan titik didih sukrosa dan garam

Metode Percobaan Penurunan Titik Beku

Ket Gambar : Metode Penentuan Titik Beku Sukrosa


Faktor kesalahan yang terjadi pada percobaan sifat koligatif larutan adalah
kesalahan melihat skala pada thermometer, thermometer menyentuh dinding atau
alas sehingga tidak mengukur suhu larutan, pada percobaan kenaikan titik beku
gula tidak sampai beku sempurna.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Satuan konsentrasi yang digunakan dalam penentuan sifat koligatif larutan


antara lain molalitas, molaritas dan fraksi mol. Sifat koligatif adalah sifat –sifat
karutan yang tidak bergantung pada jenis zat larutan yang tidak bergantung pada
jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada jumlah zat terlarut dalam larutan.
Sifat koligatif larutan meliputi penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku dan tekanan osmotik.

3.2 Saran

Untuk itu, marilah kita sebagai penerus agama, bangsa, dan negara harus
lebih giat lagi memperdalam, menggali, mengkaji ilmu kepribadian, pengetahuan,
pengalaman, dan wawasan khususnya mata pelajaran Kimia, supaya di masa yang
selanjutnya, kita dapat memetik buah hasil jerih payah perjuangan keilmuan kita,
guna meningkatkan kemajuan diri kita, keluarga, masyarakat, bangsa, negara, dan
agama.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/07/tekanan-osmotik-osmosis-contoh-
soal-rumus.html#ixzz2al1ORkDb

https://renideswantikimia.wordpress.com/kimia-kelas-xii-3/semester-i/1-sifat-
koligatif-larutan/2-penurunan-tekanan-uap-larutan/

https://hatopikchem.wordpress.com/pbm-kimia/rumus-tekanan-osmotik-
%CF%80-osmosis-larutan-hipertonik-isotonik-hipotonik-membran-
semipermiabel-contoh-soal-praktikum/

https://www.mastah.org/tekanan-osmotik-pengertian-rumus-dan-manfaat/

Você também pode gostar