Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pembina
Dr. Ir. Hi. M.Yusuf Sulfarano Barusman, M.B.A.
Dr. Andala Rama Putra Barusman, S.E., M.A.Ec.
Penanggung Jawab
Dr. Fauzi Mihdar, M.Psi.
Ketua Penyunting
Sapmaya Wulan, S.E., M.S.
Penyunting Ahli
Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.S. (Fakultas Ekonomi UNILA)
Dr. Herry Harjanto Hadi, S.E., M.Si. (Fakultas Ekonomi UBL)
Dr. Anna Wulandari, S.E., M.M. (STIE IPWIJA)
Dr. Hanes Riady, M.M., M.B.A. ( IBII Jakarta)
Dr. Nur’aeni, M.M. (Fakultas Ekonomi USBRJ)
Penyunting Pelaksana
Ardansyah, S.E., M.M.
Tata Usaha
Hepiana Patmarina, S.E., M.M.
Penerbit
Universitas Bandar Lampung
Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Jurnal Manajemen dan Bisnis terbit 2 kali setahun pada bulan Oktober dan April
Artikel jurnal merupakan artikel hasil penelitian (empiris) dan artikel konseptual yang
mencakup kajian bidang Manajemen dan Bisnis.
Alamat Redaksi
Fakultas Ekonomi Universitas Bandar Lampung
Kampus A Jln. Z. A. Pagar Alam No. 26 Labuhan Ratu Bandar Lampung 35142
Telp: 0721-701979 Fax: 0721-701467 Hp: 0811798834 Email: sapmaya.wulan@ubl.ac.id
ISSN : 2087-0701
Studi Kualitatif Perkembangan Klaster Pedagang Kaki Lima Klaster Pasar 38- 62
Mambo dan Klaster Lapangan Korpri
M. Yususf S. Barusman
Riki Adetia Setiawan
Pengaruh Pengawasan dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Dengan Mediasi 63 -83
Prestasi Kerja Koordinator Statistik Kecamatan (Studi Kasus Pada Badan
Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah)
Hepiana Patmarina
Wasilawati
Toton
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bandar Lampung
Jl. ZA. Pagar Alam No. 26 Labuhan Ratu Bandar Lampung 35142.
Tel.0721-701979 Fax. 0721-701463 Hp. 081369316653 email: toton@ubl.ac.id
I Wayan Rauh
Alumni Fakultas Ekonomi Univeristas Bandar Lampung
ABSTRACT
Street vendors (PKL) in Bandar Lampung continues to grow and more and more one of them
is Nasi Goreng Rico in Bandar Lampung which is the seller of fried rice, fried noodles and
boiled noodles with a delicious flavor and good quality. The problem in this study were
experiencing instability sales volume from January to december of 2012, the strategy adopted
was also less apt to deal with competitors. Based on the problem, the problem in this research
is "Are declining sales volume in Nasi Goreng Rico in Bandar Lampung caused by the use of
the lack of proper marketing strategy?". as for the purpose of this study was to determine the
marketing strategy to increase sales volume on Nasi Goreng Nasi Goreng Rico in Bandar
Lampung. The method used in this research is the research library (Library Reseach), field
research (Field Reseach), through observation, interviews and documentation. The analytical
tool used is qualitative analysis by using SWOT analysis and BCG Matrix. Based on the
results of the discussion SWOT analysis, Nasi Goreng Rico in Bandar Lampung has the
advantage of products, raw materials are of good quality, and ease in obtaining raw
materials makes Nasi Goreng Rico has the opportunity to be able to increase sales volumes in
view of the products produced have the quality better than competitors. The biggest drawback
is the lack of enterprise product selection, business space is cramped, and does not perform
financial records. Based on the analysis of market share position BCG matrix obtained
market value growth rate of 9%, while for the calculation of market share obtained a value of
2.24. This indicates that the Nasi Goreng Rico located in Quadrant III, the Dairy Cattle
(Cash Cows) that has a relatively high market share but to compete in the low industrial
growth. Product development organization should an interesting strategy for Dairy Cattle,
strategies suitable for these positions is stability strategy.
87
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111
ABSTRAK
Pedagang kaki lima (PKL) yang ada di Bandar Lampung terus berkembang dan semakin
banyak salah satunya yaitu Nasi Goreng Rico di Bandar Lampung yang merupakan penjual
produk Nasi Goreng, Mie goreng, dan Mie rebus dengan rasa yang lezat dan kualitas yang
baik. Masalah pada penelitian ini adalah mengalami ketidakstabilan volume penjualan pada
bulan Januari sampai bulan desember 2012, Strategi yang dipakai juga kurang tepat untuk
menghadapi pesaing. Berdasarkan masalah tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini
yaitu “Apakah menurunnya volume penjualan pada Nasi Goreng Rico di Bandar Lampung di
sebabkan oleh penggunaan strategi pemasaran yang kurang tepat ?. adapun tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui strategi pemasaran yang dapat meningkatkan volume penjualan
Nasi Goreng pada Nasi Goreng Rico di Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Reseach), penelitian lapangan
(Field Reseach), melalui cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Alat analisis yang
digunakan adalah analisis kualitatif yaitu dengan menggunakan analisis SWOT dan Matrix
BCG. Berdasarkan hasil pembahasan analisis SWOT, Nasi Goreng Rico di Bandar Lampung
memiliki keunggulan dari produk, bahan baku yang berkualitas baik, dan kemudahan dalam
mendapatkan bahan baku ini membuat Nasi Goreng Rico memiliki peluang untuk dapat
meningkatkan volume penjualan di lihat dari produk yang di hasilkan mempunyai kualitas
yang lebih baik dari pesaing. Kelemahan terbesar perusahaan adalah kurangnya pilihan
produk, ruang usaha yang sempit, dan tidak melakukan pencatatan keuangan. Berdasarkan
Analisis Matrix BCG posisi pangsa pasar diperoleh nilai tingkat pertumbuhan pasar sebesar
9% sedangkan untuk perhitungan pangsa pasar diperoleh nilai sebesar 2.24. Hal ini
menunjukkan bahwa Nasi Goreng Rico berada pada Kuadran III, yaitu Sapi Perah (Cash
Cows) yang memiliki pangsa pasar relatif tinggi tapi bersaing dalam pertumbuhan industri
yang rendah. Organisasi sebaiknya pengembangan produk merupakan strategi yang menarik
untuk Sapi Perah, Strategi yang cocok untuk posisi tersebut adalah stability strategi.
88
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)
volume penjualan pada produk nasi goreng Volume penjualan produk “Nasi Goreng”
yang di jual pada tahun 2012. Hal ini bisa terlihat pada bulan Januari sampai dengan
disebabkan karena banyaknya para pesaing Desember pada tahun 2012. Berikut ini
yang bermunculan dan menjual produk yang adalah Tabel 1 laporan volume penjualan
sama. produk “Nasi Goreng” Nasi Goreng Rico
pada tahun 2011 dan 2012.
Tabel 1.Laporan Volume Penjualan Produk “Nasi Goreng” Tahun 2011 dan 2012
Tahun 2011 Tahun 2012
Bulan Volume Persentase Bulan Volume Persentase
penjualan (%) penjualan (%)
(Unit) (Unit)
Januari 2840 - Januari 5382 -
Februari 3308 16.48 Februari 5174 -3.86
Maret 4010 21.22 Maret 5278 2.01
April 4244 5.84 April 5226 -0.99
Mei 4478 5.51 Mei 5304 1.49
Juni 4946 10.45 Juni 5122 -3.43
Juli 5180 4.73 Juli 5278 3.05
Agustus 5362 3.51 Agustus 5044 -4.43
September 5460 1.83 September 5200 3.09
Oktober 5570 2.01 Oktober 4992 -4
November 5700 2.33 November 5148 3.125
Desember 5830 2.28 Desember 5096 -1.01
∑ 2011 56928 76.19 ∑ 2012 62244 -4.955
Sumber : Nasi Goreng Rico 2013
Berdasarkan data Tabel 1 diatas, maka penjualan nasi goreng pada Nasi Goreng
masalah yang dihadapi oleh Nasi Goreng Rico Untung Suropati, Tanjung Senang,
Rico adalah terjadi “fluktuasi penjualan dan Bandar Lampung”.
cenderung mengalami penurunan volume
penjualan pada Nasi Goreng Rico dengan Kerangka Pemikiran
rata-rata penurunan sebesar -4.995% selama
bulan Januari sampai Desember 2012”. Manajemen. Berikut ini beberapa pendapat
pakar dibidang manajemen, guna memper-
Berdasarkan masalah yang telah dijabarkan jelas arti manajemen: Menurut Mary Parker
diatas maka permasalahan dalam penelitian Follett dalam T. Hani Handoko (2003; 8)
ini yaitu: “Apakah menurunnya volume pen- menyatakan bahawa: “Manajemen sebagai
jualan nasi goreng pada Nasi Goreng Rico di seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
sebabkan oleh penggunaan strategi pemasar- orang lain”.
an yang kurang tepat ?” Menurut Stoner dalam T. Hani Handoko
(2003; 8) menyatakan bahwa: “Manajemen
Adapun tujuan penelitian dalam penelitian adalah proses perencanaan, pengorganisasi-
ini yaitu “untuk mengetahui strategi pe- an, pengarahan dan pengawasan usaha-
masaran yang dapat meningkatkan volume usaha para anggota organisasi dan peng-
89
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111
gunan sumber daya sumber daya organisasi upaya pemasaran diorientasikan kepada
lainnya agar mencapai tujuan organisasi pasar. Sedangkan Menurut Philip Kotler
yang telah di-tetapkan”. Sedangkan Menurut (2000; 322) : “Pemasaran adalah suatu
Luther Gulick dalam T. Hani Handoko proses sosial dan manajerial yang di-
(2003; 11) menyatakan bahwa: “manajemen dalamnya individu dan kelompok men-
sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan dapatkan apa yang mereka butuhkan dan
(science) yang berusaha secara sistematis inginkan dengan menciptakan, menawarkan,
untuk memahami mengapa dan bagaimana dan mempertukarkan produk yang bernilai
manusia bekerja secara bersama untuk dengan pihak lain”
mencapai tujuan dan membuat sistem sistem
kerjasama bermanfaat bagi kemanusiaan”. Menurut William J. Stanton yang dikutip
oleh Basu Swastha . dan Irawan (2000 : 76):
Henri Fayol dalam T. Hani Handoko (2003; “Pemasaran adalah suatu sistem kese-
21) yang menyatakan bahwa: perencanaan, luruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang
pengorganisasian, pengkoordinasian, pem- ditujukan untuk merencanakan, menentukan
berian perintah dan pengawasan adalah harga, mempromosikan dan mendistribusi-
fungsi-fungsi utama. Menurut T. Hani kan barang dan jasa yang dapat memuaskan
Handoko (2003; 23) yang berasal dari kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
klasifikasi fungsi-fungsi manajerial (Henri maupun pembeli yang potensial”.
Fayol), ada lima fungsi manajemen yang
paling penting yaitu: Perencanaan (Plan- Menurut Dharmesta dan Irawan (2003:7):
ing ), Pengorganisasian (Organizing) Pe- “Manajemen pemasaran adalah peng-
nyusunan Personalia, sonalia (Staffing) , analisisan, perencanaan, pelaksanaan, dan
Pengarahan, (5) Pengawasan, (Controlling). pengawasan program-program yang ditujuk-
an untuk mengadakan pertukaran dengan
Pemasaran. Beberapa ahli ekonomi menge- pasar yang dituju dengan maksud untuk
mukakan pengertian pemasaran sebagai mencapai tujuan organisasi.”
berikut: Menurut Philip Kotler dan Gary
Armstrong (2001; 7): “Pemasaran adalah Manajemen Pemasaran. Menurut Philip
suatu proses sosial dan manajerial yang Kotler (2000: 339) “Manajemen Pemasaran
membuat individu dan kelompok memper- adalah proses perencanaan, penetapan harga,
oleh apa yang mereka butuhkan dan promosi serta penyaluran gagasan, barang
inginkan lewat penciptaan dan pertukaran dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
timbal balik produk dan nilai dengan orang memuaskan tujuan-tujuan individu dan
lain.” organisasi”.
90
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)
Merupakan sejumlah tindakan-tindakan khu- Menurut Philip Kotler (2004; 81): “Strategi
sus, tetapi lebih merupakan pernyataan yang Pemasaran adalah pola pikir pemasaran
menunjukkan usaha-usaha pemasaran pokok yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
yang diarahkan untuk mencapai tujuan”. pemasarannya. Strategi pemasaran berisi
strategi spesifik untuk pasar sasaran, pe-
Strategi pemasaran. Menurut Andrews netapan posisi, bauran pemasaran dan
dalam Buchari Alma (2004; 199) bahwa: besarnya pengeluaran pemasaran”.
“strategi pemasaran adalah pola keputusan
dalam perusahaan yang menentukan dan Menurut Tjiptono ( 2002; 6 ) mengemuka-
mengungkapkan sasaran, maksud atau kan bahwa: “Strategi pemasaran adalah alat
tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan fundamental yang direncanakan untuk men-
utama dan merencanakan untuk pencapaian capai perusahaan dengan mengembangkan
tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang keunggulan bersaing yang berkesinambung-
akan dikejar oleh perusahaan”. an melalui pasar yang dimasuki dan program
pemasaran yang digunakan untuk melayani
Menurut Fandy Tjiptono (2009; 6) menge- pasar sasaran tersebut”.Setelah menentukan
mukakan bahwa: “pengertian strategi pe- pasar sasaran serta posisi pasar yang diingin-
masaran sebagai alat fundamental yang kan, maka perlu didesain program agar pro-
direncanakan untuk mencapai tujuan per- duk tersebut dapat diterima pasar sasaran.
usahaan dengan mengembangkan keung- Untuk itu diperlukan (Marketing Mix).
gulan bersaing yang berkesinambungan
melalui pasar yang dimasuki dan program Bauran Pemasaran. Philip Kotler dan Gary
pemasaran yang digunakan untuk melayani Armstrong (2000; 67) mengemukakan
pasar sasaran tersebut”. bahwa: “Bauran pemasaran adalah sepe-
rangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol
Menurut Craven dikutip dari Purwanto yang dipadukan oleh perusahaan untuk
(2008; 151): “strategi pemasaran didefinisi- menghasilkan respon yang diinginkan pasar
kan sebagai analisis strategi pengembangan sasaran.”
dan pelaksanaan kegiatan dalam strategi
penentuan pasar sasaran bagi produk pada Menurut Lupiyoadi (2006:70) mengemuka-
tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran, kan bahwa: “Bauran pemasaran merupakan
dan pengembangan, pelaksanaan, serta pe- alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai
ngelolaan strategi program pemasaran, unsur suatu program pemasaran yang perlu
penentuan posisi pasar dirancang untuk me- dipertimbangkan agar implementasi strategi
menuhi keinginan konsumen pasar sasaran”. pemasaran dan positioning yang ditetapkan
dapat berjalan sukses”.
Strategi Pemasaran menurut Sofyan Assauri
Lamb, Hair, dan McDaniel (2001; 55) me-
(2000; 27) adalah: “Strategi Pemasaran ada-
ngemukakan bahwa: “Bauran pemasaran
lah tujuan dan sasaran, kebijaksanaan dan
adalah paduan strategi produk, distribusi,
aturan yang memberikan arah kepada usaha-
promosi, dan penentuan harga yang bersifat
usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke
unik yang dirancang untuk menghasilkan
waktu pada masing-masing tingkatan dan
pertukaran yang saling memuaskan dengan
acuan serta alokasinya, terutama sebagai
pasar yang dituju.”
tanggapan perusahaan dalam menghadapi
lingkungan dan keadaan pesaing yang selalu Menurut Kotler ( 2007; 385 ) suatu produk
berubah-ubah”. dapat dideferensiasi melalui sembilan cara
yaitu : Bentuk (Form), Fitur (Feature). Mutu
91
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111
Kinerja (Performance Quality), (Mutu Kese- Penjualan merupakan puncak kegiatan da-
suaian (Conformance Quality), Daya Tahan lam seluruh kegiatan perusahaan. Berikut ini
(Durability), Keandalan (Reability),. Mudah akan dikemukakan definisi volume pen-
diperbaiki Gaya (Style), Desain (Design). jualan menurut para ahli, yaitu : Henry
Strategi-strategi yang diterapkan pemimpin Simamora (2000; 575) mendefinisikan volu-
pasar adalah : (1) Perluasan pasar total, (2) me penjualan sebagai berikut: “Volume
Perluasan pangsa pasar, dan (3) Melindungi penjualan adalah jumlah unit produk atau
pangsa pasar. jasa yang dapat dijual”. Sedangkan Mulyadi
(2001; 239) mendefinisikan“Volume pen-
Mereka dapat menyerang market leader dan jualan merupakan ukuran yang menunjukan
pesaing-pesaing lainnya dalam suatu usaha banyaknya atau besarnya jumlah barang atau
yang gencar merebut pangsa pasar. Per- jasa yang terjual”.
usahaan inilah yang dinamakan penantang
pasar atau “market challenger”: (1) Strategi BCG dan SWOT. Boston Consulting
penyerangan pemimpin pasar dengan Group (BCG) adalah perusahaan konsultan
langkah promosi atau penentuan harga se- manajemen swasta yang berbasis di Boston.
cara agresif. (2) Strategi pintu belakang, Boston Consulting Grup merupakan per-
yaitu menghadapi pemimpin pasar dari usahaan yang berkecimpung dalam hal
belakang melalui tindakan strategi inovatif. perkembangan pangsa pasar. BCG di-
(3) Strategi guppy, yaitu memperbesar kembangkan dan dipopulerkan pertama oleh
pangsa pasar dengan jalan menghabisi seorang manajemen konsultan terkemuka.
perusahaan-perusahaan yang lebih kecil. Untuk meningkatkan volume penjualan nasi
goreng di pada Nasi Goreng Rico diperlukan
Pengikut Pasar, Tidak semua perusahaan pemasaran yang tepat. Untuk itu maka akan
nomor dua berniat menantang yang me- dianalisis deng-an dua strategi pemasaran,
mimpin pasar. Usaha merebut konsumen yaitu Matrik BCG dan Analisis SWOT.
milik para pemimpin pasar tidak pernah Analisis matrik BCG dilakukan untuk
dianggap enteng oleh mereka ini. Kelompok mengetahui posisi Pedagang Nasi Goreng
ini terdiri dari perusahaan yang mengambil Rico dari segi tingkat pertumbuhan pasar
sikap tidak menantang pemimpin pasar dan pangsa pasar dibandingkan pesaingnya.
tetapi mereka puas dengan cara menyesuai- Sedangkan analisis SWOT dilakukan ber-
kan diri terhadap kondisi pasar yang ada. dasarkan analisis dari kekuatan, kelemahan,
Strategi-strategi yang digunakan adalah : (1) peluang dan ancaman dari Pedagang Nasi
Strategi meniru pemimpin pasar, yaitu usaha Goreng Rico di bandingkan pesaingnya.
untuk meniru pemimpin pasar sejauh Setelah dianalisis diharapkan akan diketahui
mungkin tanpa mengambil sikap menantang. bagaimana pemasaran yang dapat dilakukan
(2) Strategi penyesuaian, yaitu dengan cara Pedagang Nasi Goreng Rico berdasarkan
mengikuti strategi-strategi pemimpin pasar dua pilihan strategi pemasaran tersebut,
dan pihak pesaing tanpa terlihat dalam yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kegiatan konfrontasi langsung. volume penjualan Nasi Goreng Rico, adapun
paradigma penelitian ini sebagai berikut:
Perelung Pasar, Kelompok ini adalah per-
usahaan-perusahaan yang beroperasi di se-
buah wilayah geografi atau wilayah pembeli
tanpa pesaing. Strategi-strategi yang dapat
diterapkan oleh perusahaan : Strategi relung
pasar, dan Strategi relung produksi.
92
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)
Analisis Pemasaran
93
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111
Observasi, Pengumpulan data dengan me- klasifikasi data yang berhubungan dengan
lakukan pengamatan secara langsung ke masalah penelitian.
Pedagang Nasi Goreng Rico dan Pedagang
Kaki Lima yang menjadi pesaing.
Metode Analisis
Interview, Tehnik pengumpulan data yang
Matrick BCG (Boston Consultative
dilakukan dengan cara mengajukan per- Group). Matricks BCG digunakan untuk
tanyaan dengan pihak-pihak yang menge- mengetahui posisi Nasi Goreng Rico dari
tahui langsung dengan masalah yang diteliti. pertumbuhan pangsa pasar. Jika sudah di-
Adapun pihak-pihak yang dimintai keter- ketahui posisinya, maka akan ditentukan
angannya dalam penelitian adalah pemilik Strategi pemasaran apa yang dapat dilaku-
usaha Nasi Goreng Rico. Interview di- kan oleh pedagang dalam meningkatkan
lakukan oleh peneliti untuk mendapatkan volume penjulan. Tahap analisis dilakukan
data penjualan. dengan mengumpulkan data, yaitu data
Dokumentasi, Tehnik pengumpulan data penjualan tahunan produk dan data pen-
yang dilakukan dengan menggunakan doku- jualan produk pesaing yang digunakan untuk
men tertulis (hasil penelitian, laporan ter- mengukur dan mengetahui tingkat pertum-
tulis, buku literature, majalah, jurnal, dan buhan pasar dan tingkat pasar relatif. Secara
sebagainya) sebagai sumber data penelitian sederhana, tingkat pertumbuhan pasar mar-
dengan cara melakukan pengelompokan atau ket growth rate bisa dihitung dengan for-
mula sebagai berikut purwanto (2008:12) :
Sedangkan pangsa pasar relatif (relative dihitung dengan rumus Rangkuti, (2006:37)
market share) secara sederhana dapat sebagai berikut:
Jika sudah di dapat nilai dari tingkat pen- II disebut Bintang (Stars), daerah di Kua-
jualan pasar dan tingkat pangsa pasar relatif, dran III disebut Sapi Perah (Cash Cows),
maka dapat dilihat nilai tersebut masuk pada dan akhirnya daerah Kuadran IV disebut
kuadran apa pada diagram matriks BCG Daerah Anjing (Dogs). Masing-masing dae-
yang digunakan untuk menentukan strategi rah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
pemasaran yang dapat di gunakan oleh
pedagang. Daerah Tanda Tanya (Question Marks),
bagian dalam Kuadran I yang memiliki
Bagian dari Kuadran I disebut daerah Tanda posisi pangsa pasar relatif lebih rendah, tapi
Tanya (Question Marks), daerah di Kuadran memiliki tingkat pertumbuhan pangsa pasar
94
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)
yang tinggi. Umumnya, perusahaan tersebut dan joint venture. Daerah Sapi Perah (Cash
memerlukan uang tunai yang besar dan Cows), daerah di Kuadran III yang memiliki
strategi yang dilakukan adalah strategi inten- posisi pangsa pasar yang relatif tinggi tapi
sif (penetrasi pasar, pengembangan pasar bersaing dalam pertumbuhan industri yang
atau pengembangan produk). Daerah Bin- rendah. Disebut Sapi Perah karena meng-
tang (Stars), bagian Kuadran II yang hasilkan kas yang berlebihan dari yang
memiliki pangsa pasar relatif tinggi dan rata- dibutuhkan. Pengembangan produk atau di-
rata pertumbuhan pasar yang tinggi. Orga- versifikasi produk merupakan strategi yang
nisasi sebaiknya memanfaatkan kesempatan menarik untuk Sapi Perah. Daerah Anjing
untuk tumbuh dan menghasilkan laba yang (Dogs), daerah di Kuadran IV yang me-
tinggi. Investasi sangat penting untuk mem- miliki posisi pangsa pasar yang rendah dan
perkuat posisi dominasi mereka. Strategi bersaing dalam pertumbuhan pasar yang
yang cocok untuk posisi tersebut adalah lemah atau tidak ada. Ketika perusahaan
integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan berada pada posisi ini, pengurangan merupa-
integrasi horisontal, penetrasi pasar, pe- kan strategi yang paling baik.
ngembangan produk, pengembangan pasar
95
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111
secara umum mengenai peluang dan ancam- karenakan ada berbagai aspek-aspek yang
an dan juga untuk mengukur seberapa baik dapat di pertimbangkan antara lain : (1)
manajemen menanggapi faktor-faktor ter- Memiliki konsumen yang tidak kalah ramai
tentu dalam hal tingkat pentingnya bagi dengan Nasi Goreng Rico. (2) Lokasi yang
pedagang. saling berdekatan sehingga peneliti tertarik
untuk meneliti dan untuk di jadikan salah
Setelah diketahui nilai dari matrik IFAS dan satu pesaing. Nasi Goreng Iwan beralamat di
matrik EFAS, maka tahap selanjutnya ada- Untung Suropati, Tanjung Senang, Bandar
lah melihat posisi perusahaan berdasarkan Lampung (dekat dengan Nasi Goreng Rico).
nilai matrik IFAS dan matrik EFAS pada Nasi goreng Iwan menjual beraneka macam
matrik IE (Internal Esternal) yang diguna- produk makanan, seperti Nasi goreng (nasi
kan untuk menentukan strategi pemasaran goreng bakso, nasi goreng sosis), Sate
yang dapat digunakan oleh pedagang. Ayam, Sate Kambing, Pecel lele, Ayam
Bakar dan Bebek Goreng. Dibawah ini ada-
Dalam menganalisis metode-metode strategi lah contoh dari matrik SWOT yang terlihat
pemasaran di perlukan pesaing sebagai pem- pada gambar 2. Matrik SWOT merupakan
banding. Dalam hal ini yang menjadi pe- suatu matrik yang terdiri dari 9 sel yang
saing adalah Nasi Goreng Iwan dengan berisikan 4 sel alternatif strategi yang bisa
produk pesaing Nasi Goreng. Alasan peneliti dilakukan oleh Nasi Goreng Rico yang
memilih pesaing Nasi Goreng Iwan di- terangkum dalam satu sel matrik.
STRTRATEGI SO, Strategi SO adalah stra- STRATEGI WO, Strategi WO adalah stra-
tegi yang dilakukan dengan mengkombinasi- tegi dengan mengkombinasikan antara kele-
kan antara kekuatan (S) dan peluang (O). mahan (W) dan peluang (O). Strategi ini di-
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran terapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan yang ada dengan cara mengatasi kelemahan
kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan yang ada.
peluang sebesar-besarnya.
96
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)
97
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111
gambar 1 market growth digambarkan de- Kuadran Cash Cow (bagian ini akan dibahas
ngan sumbu-y) dan. (3) Ukuran bisnis atau lebih detail dibagian 4 Kuadran BCG).
penjualan: ada empat kuadran yang me- Berikut ini adalah daftar laporan volume
representasikan dari ukuran penjualan di- penjualan produk Nasi Goreng pada Nasi
antaranya: Kuadran Dog, Kuadran Question Goreng Rico Tahun 2011-2012 yang dapat
Marks/Problem Child, Kuadran Star, dan dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Laporan Volume Penjualan Produk “Nasi Goreng” Tahun 2011 dan 2012
Tahun 2011 Tahun 2012
Bulan Volume Persentase Bulan Volume Persentase (%)
penjualan (%) penjualan
(Unit) (Unit)
Januari 2840 - Januari 5382 -
Februari 3308 16.48 Februari 5174 -3.86
Maret 4010 21.22 Maret 5278 2.01
April 4244 5.84 April 5226 -0.99
Mei 4478 5.51 Mei 5304 1.49
Juni 4946 10.45 Juni 5122 -3.43
Juli 5180 4.73 Juli 5278 3.05
Agustus 5362 3.51 Agustus 5044 -4.43
September 5460 1.83 September 5200 3.09
Oktober 5570 2.01 Oktober 4992 -4
November 5700 2.33 November 5148 3.125
Desember 5830 2.28 Desember 5096 -1.01
∑ 2011 56928 76.19 ∑ 2012 62244 -4.955
Sumber : Volume Penjualan Nasi Goreng Rico 2012
Berdasarkan Tabel 3 di atas terjadi kenaikan jualan produk nasi goreng pada bulan-bulan
total volume penjualan Nasi Goreng Rico tertentu di tahun 2012. Maka tingkat
pada tahun 2011. walaupun terdapat pe- pertumbuhan pasar Nasi Goreng Rico adalah
nurunan dan ketidakstabilan volume pen- sebagai berikut :
Total volume penjualan tahun 2012 - total volume penjualan tahun 2011
= X 100%
total volume penjualan tahun 2011
62244 - 56928
X 100%
56928
5316
X 100%
56928
= 0.0933811
= 9%
98
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)
99
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111
HIGH LOW
22%
%
20%
%
18%
Bintang Tanda Tanya
%
16% (Questions)
%
14% (Stars)
%
12%
%
10%
9%%
%8% 9%
%
6%
Sapi Perah Anjing
% (Cash Cow)
4% (Dog)
% 2.24
2%
0
2.24x
1.10x
10x 8x 6x 4x 2x 1.5x 1x 0.5x 0.4x 0.3x 0.2x 0.1x
Keterangan: Cash Cow= Posisi dan Pangsa kelemahan yang dimiliki pedagang. Adapun
Pasar Pedagang Nasi Goreng Rico. Dalam sebelum pembuatan Tabel Ringkasan Ana-
hal ini dapat dilihat bahwa Nasi Goreng lisis Faktor-faktor Strategi Internal perlu
Rico mempunyai posisi yang kuat. Nasi diketahui terlebih dahulu faktor-faktor inter-
Goreng Rico berada dalam sapi perah (Cash nal pedagang yaitu:
Cow). Dalam matrik BCG yang berarti Nasi
Goreng Rico memiliki posisi pangsa pasar Tahap Pertama, Yaitu dengan menentukan
yang relatif tinggi tapi bersaing dalam faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan ke-
pertumbuhan industri yang rendah. Maka lemahan perusahaan. Setiap kekuatan dapat
strategi pemasaran yang tepat dan dapat di nilai sehubungan dengan kemampuan per-
digunakan adalah dengan pengembangan usahaan dalam menjalankan operasi per-
produk atau diversifikasi produk merupakan usahaaan untuk mencapai tujuan yang telah
strategi yang menarik untuk Sapi Perah. ditetapkan, sedangkan yang menjadi ancam-
an pada perusahaan. Dari hasil kuesioner
Analisis Internal (Internal Factors yang telah diberikan kepada konsumen Nasi
analysis Summary) Goreng Rico maka dapat diketahui yang
menjadi faktor-faktor strategi Internal pada
Pada analisis lingkungan Internal ini, yang pedagang tersebut adalah se-bagai berikut:
dikaji adalah faktor-faktor yang berada di- (1) Faktor-faktor yang men-jadi kekuatan
dalam perusahaan yaitu berupa kekuatan dan yaitu: Produk selalu terjual habis, Bahan
100
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)
baku yang berkualitas baik, Kemudahan Tahap Kedua, Setelah menentukan masing-
dalam mendapatkan bahan baku dan Tempat masing faktor kekuatan dan kelemahan pe-
usaha cukup bersih. (2) Faktor-faktor yang dagang, selanjutnya adalah pemberian bobot
menjadi kelemahan yaitu: kurangnya pilihan dari masing-masing faktor dengan skala
produk, ruang usaha sempit, Tempat duduk mulai dari 1,0 (paling penting) sampai
kurang, dan Tidak melakukan pencatatan dengan 0,0 (tidak penting ) dan skor total
keuangan. dari semua faktor-faktor tersebut tidak boleh
melebihi 1,0. Hasil dari kuesioner tersebut
dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :
Kelemahan
5. Kurangnya pilihan produk 0.05
6. Ruang usaha sempit 0.05
7. Tempat duduk kurang 0.10
8. Tidak melakukan pencatatan keuangan 0.05
Total 1.00
Sumber: Data diolah 2013
Berdasarkan Tabel 5 hasil Tabulasi kuisio- luang yaitu : (1) Rating 1 = kekuatan
ner maka dapat diperoleh kekuatan terbesar dibawah rata-rata pesaing, (2) Rating 2 =
dari Nasi Goreng Rico adalah produk selalu kekuatan rata-rata sama dengan pesaing, (3)
terjual habis, bahan baku yang berkualitas Rating 3 = kekuatan diatas rata-rata pesaing,
baik serta kemudahan dalam mendapatkan (4) Rating 4 = kekuatan sangat besar dari
bahan baku yang memperoleh nilai 0.20 pada pesaing. Sedang untuk faktor yang
berupa kelemahan adalah kebalikannya : (1)
Tahap Ketiga, Setelah menentukan bobot Rating 1 = kelemahan sangat besar dari pada
maka pada tahap selanjutnya akan menen- pesaing, (2) Rating 2 = kelemahan diatas
tukan rating dari masing-masing faktor. rata-rata pesaing, (3) Rating 3 = kelemahan
Untuk faktor kekuatan skala mulai dari 4 rata-rata sama dengan pesaing, (4) Rating 4
(sangat baik) sampai dengan 1 (dibawah = kelemahan dibawah rata-rata pesaing
rata-rata). Adapun cara pemberian rating pe-
101
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111
Tahap Keempat, Merupakan tahap terakhir internal pedagang dengan rating yang
untuk mendapat total skor dari analisis didapat. Total skor analisis faktor-faktor
lingkungan internal pedagang dengan cara internal dapat dilihat pada tabel berikut ini :
mengalikan pembobotan tiap faktor-faktor
Dari hasil analisis Tabel 7 di atas faktor- yang dimiliki bahan baku yang berkualitas
faktor internal tersebut dapat diketahui bah- baik dan kemudahan dalam mendapatkan
wa nilai skor faktor strategi internal adalah bahan baku dengan nilai 0.60. Sedangkan
2.90. Dalam matrik Internal-eksternal (IE) Faktor Kelemahan terbesar yang dimiliki
nilai 2.90 masuk dalam kategori rata-rata oleh Nasi Goreng Rico adalah kurangnya
(sedang). Sedangkan faktor kekuatan pilihan produk dengan nilai 0.05.
terdapat pada Produk selalu terjual habis
sebesar 0.80. dan kekuatan terbesar lainnya
102
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)
Berdasarkan Tabel 8 diatas hasil tabulasi Sedangkan ancaman terbesar terdapat pada
kuisioner yang di bagikan kepada konsumen pesaing memiliki beberapa varian nasi
Nasi Goreng Rico diatas maka diperoleh goreng, seperti nasi goreng bakso dan nasi
peluang terbesar adalah : memiliki banyak goreng sosis dengan nilai 0.05, sehingga
konsumen yang setiadengan nilai 0.20. konsumen tidak memiliki pilihan sesuai
dengan selera yang di inginkan yang dapat
103
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111
Berdasarkan Tabel 9 diatas hasil dari Tahap Keempat, Merupakan tahap terakhir
Tabulasi rating diatas maka diperoleh rating untuk mendapat total skor dari analisis ling-
terbesar terdapat pada memiliki banyak kungan eksternal pedagang dengan cara me-
konsumen yang setia dan hubungan yang ngalikan pembobotan tiap factor-faktor eks-
baik dengan para konsumen yang ternal pedagang dengan rating yang didapat.
menjadikan peluang sangat besar dari pada Total skor analisis faktor-faktor dapat dilihat
pesaing. Sedangkan ancaman terbesar pada tabel berikut ini :
terdapat pada memiliki pesaing yang kuat
dan pesaing memiliki beberapa varian nasi
goreng, seperti nasi goreng bakso dan nasi
goreng sosis yang menjadikan ancaman
sangat besar dari pesaing.
104
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)
Dari hasil analisis Tabel 10 faktor-faktor bosen dengan varian hidangan yang sama,
eksternal tersebut dapat diketahui bahwa sehingga ini menjadikan ancaman terbesar
nilai skor faktor strategi eksternal adalah yang dimiliki oleh Nasi Goreng Rico. Dan
2.75. Dalam matrik Internal-eksternal (IE) ancaman kedua Nasi Goreng Rico adalah
nilai 2.75 masuk dalam kategori sedang. memiliki pesaing yang kuat dan belum
Sedangkan untuk faktor terbesar peluang sesuainya lokasi usaha dengan peraturan
yang dimiliki oleh Nasi Goreng Rico adalah yang ada dengan nilai 0.10.
memiliki banyak konsumen yang setia nilai
0.80. Nasi Goreng Rico telah memiliki Matrik IE (Internal-Eksternal). Dari hasil
banyak konsumen yang setia hal ini dibukti- analisis faktor-faktor strategis Nasi Goreng
kan dengan membentuk organisasi Humas Rico maka bisa digunakan untuk menentu-
(hubungan Masyarakat) dengan tujuan lebih kan posisi pertemuan nilai dari masing-
mendekatkan pedagang kepada masyarakat masing faktor strategis sehingga memper-
supaya masyarakat dapat mengenal Nasi mudah menentukan alternatif strategi yang
Goreng Rico. bisa dilaksanakan Nasi Goreng Rico.
Faktor peluang terbesar kedua adalah Hu-
bungan yang baik dengan para konsumen Seperti pada tabel 6 bahwa nilai skor
dengan nilai 0.60 Nasi Goreng Rico. tertimbang dari faktor internal adalah 2,90
Sedangkan ancaman terbesar Nasi Goreng dan pada tabel 9 bahwa nilai skor yang
Rico adalah pesaing memiliki beberapa tertimbang dari faktor eksternal 2.75 maka
Varian nasi goreng, seperti nasi goreng nilai tersebut kemudian diterapkan dalam
bakso dan nasi goreng sosis dengan nilai Matriks Internal Eksternal sebagaimana
0.05. Konsumen mempunyai selera yang tersaji dalam Tabel 11 berikut :
berbeda yang membuat konsumen terkadang
105
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111
Tinggi
1 2 3
(3.0-4.0)
5
Sedang 4 Nasi Goreng 6
(2.0-2.99) Rico
Rendah 7 8 9
(1.0-1.99)
Berdasarkan hasil dari Tabel 11 maka dapat eksternal yang dihadapi perusahaan dengan
diketahui bahwa pertemuan antara total skor kekuatan dan kelemahan internalnya untuk
analisis internal dengan total skor analisis menghasilkan alternatif strategi. Analisis ini
eksternal berada pada sel 5, yaitu pada menggunakan suatu matriks yang terdiri dari
stability strategi. Jadi Strategi pemasaran 9 sel yang berisikan 4 sel alternatif strategi
yang dapat di gunakan oleh Nasi Goreng yang disebut dengan Matrik SWOT. Berikut
Rico untuk lebih meningkatkan volume ini merupakan alternatif strategi yang bisa
penjualan adalah stability strategi. Stability dilakukan oleh Nasi Goreng Rico yang
Strategi merupakan strategi yang diterapkan sudah di jelaskan dalam faktor eksternal dan
tanpa mengubah strategi yang ditetapkan. faktor internal, kemudian terangkum dalam
satu tabel matriks:
Analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity, Threat)
106
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)
Berdasarkan kombinasi matrik SWOT yang Strategi SO, strategi SO pada usaha nasi
ada pada Tabel 12 diatas, maka diperoleh goreng Rico yaitu: (1) Memanfaatkan pe-
berbagai strategi yang dapat dilakukan oleh luang banyaknya konsumen yang setia
usaha Nasi Goreng Rico. Adapun berbagai dengan cara meningkatkan kualitas produk,
macam strategi tersebut diatas adalah se- (2) Menambah jumlah produk, (3) Selalu
bagai berikut: menjaga kebersihan, (4) Melakukan strategi
107
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111
difersifikasi usaha baik yang masih ber- lakukan agar Nasi Goreng Rico punya
hubungan dengan bisnis utama maupun cadangan usaha di kemudian hari, dan dapat
tidak berhubungan. menginvestasikan kekayaan yang di miliki-
nya. (4) Mengatasi kelemahan sempitnya
Strategi WO, starategi WO pada usaha Nasi ruang usaha dapat dilakukan dengan cara
Goreng Rico yaitu: (1) Menambah pilihan membuka cabang usaha baru.Dengan me-
produk, (2) Mengatasi kelemahan sempitnya nambah cabang baru, maka Nasi Goreng
ruang usaha dapat dilakukan dengan cara Rico dapat memperkecil kelemahan yang
membuka cabang usaha baru, (3) Menambah ada. Dengan membuka cabang baru, berarti
fasilitas (tempat duduk), (4) Menambah Nasi Goreng Rico memperluas daerah pe-
jumlah pekerja yang dapat dipercaya masarannya, sehingga dapat lebih banyak
menjual produknya. (5) Menambah fasilitas
Strategi ST, starategi ST pada usaha Nasi (tempat duduk), Menambah fasilitas (tempat
Goreng Rico yaitu: (1) Meningkatkan kua- duduk) dilakukan untuk memberikan ke-
litas produk agar lebih unggul dari produk nyamanan kepada konsumen Nasi Goreng
pesaing, (2) Selalu menjaga kebersihan, (3) Rico. (6) Menambah jumlah pekerja yang
Menghindari ancaman belum sesuainya tem- dapat dipercaya, Dengan menambah pekerja
pat usaha dengan peraturan yang ada, maka yang dapat dipercaya, maka konsumen tidak
pemilik harus mengkaji ulang usahanya. Hal menunggu lama dalam mendapatkan pesan-
ini dilakukan untuk mengantisipasi kemung- an yang dia inginkan. (7) Meningkatkan
kinan yang tidak diinginkan. kualitas produk agar lebih unggul dari pro-
duk pesaing, Meningkatkan kualitas produk
Strategi WT, starategi SW pada usaha Nasi dari produk pesaing dilakukan agar kon-
Goreng Rico yaitu: Melakukan inovasi pro- sumen tetap setia pada produk Nasi Goreng
duk guna meningkatkan variasi dan kualitas Rico. Hal ini di karenakan apabila produk
produk sehingga dapat memenuhi kebutuhan Nasi Goreng Rico lebihn rendah dari kua-
konsumen. litas produk pesaing, maka konsumen akan
beralih dan berpidah pada produk pesaing,
Penjelasan dari alternatif strategi yang di- yaitu Nasi Goreng Iwan. (8) Menghindari
hasilkan pada Matriks SWOT tersebut ancaman belum sesuainya tempat usaha
adalah: (1) Memanfaatkan peluang banyak- dengan peraturan yang ada, maka pemilik
nya konsumen yang setia dengan cara me- harus mengkaji ulang usahanya. Hal ini
ningkatkan kualitas produk, Dengan banyak- dilakukan untuk mengantisipasi kemung-
nya konsumen yang setia dan meningkatkan kinan yang tidak diinginkan.Dengan mem-
kualitas produk, hal ini akan menciptakan perhatikan kondisi tempat usaha dengan
peluang yang sangat besar bagi Nasi Goreng peraturan yang ada, maka Nasi Goreng Rico
Rico untuk mendapatkan laba yang lebih telah menghindari ancaman yang sewaktu-
besar dan memperluas pasar yang akan waktu datang. (10) Melakukan inovasi
dimasuki. (2) Menambah jumlah produk, produk guna meningkatkan variasi dan kua-
Pemberian pilihan produk kepada konsumen litas produk sehingga dapat memenuhi ke-
agar konsumen tetap setia dengan produk butuhan konsumen. Ini dilakukan karena
Nasi Goreng Rico, dengan demikian maka setiap manusia atau konsumen mempunyai
Nasi Goreng Rico bias menambah peng- titik jenuh dengan varian hidangan produk
hasilan dan dapat memperluas pasarnya. (3) yang ada. Inovasi produk dilakukan Nasi
Melakukan strategi difersifikasi usaha baik Goreng Rico agar konsumen jika me-
yang masih berhubungan dengan bisnis ngingkan varian hidangan produk yang
utama maupun tidak berhubungan, Ini di-
108
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)
berbeda Nasi Goreng Rico dapat me- matrik IFAS dan EFAS maka dapat
layaninya. disimpulkan pada Tabel 13 yang terangkum
di bawah ini :
Rumusan Kombinasi Strategi Matrik
SWOT. Berdasarkan Hasil Analisis pada
Berdasarkan Tabel 13 diatas hasil per- Maka strategi yang harus di lakukan oleh
hitungan kombinasi matrik SWOT maka Nasi Goreng Rico untuk meningkatkan vo-
strategi yang paling dominan di gunakan lume penjualan adalah dengan strategi yang
untuk meningkatkan volume penjualan Nasi di terapkan tanpa mengubah strategi yang
Goreng pada Nasi Goreng Rico, maka dapat telah di tetapkan. Dari hasil analisis SWOT
disimpulkan yaitu Strategi SO dengan nilai pada tabel 12 maka strategi yang paling
4.75 dan strategi ST dengan nilai 2.90. dominan untuk meningkatkan volume pen-
jualan “Nasi Goreng” pada Nasi Goreng
Berdasarakan hasil dari matrik BCG, Matrik Rico adalah Strategi SO dan ST.
Internal-Eksternal dan analisis SWOT Nasi
Goreng Rico, dan untuk menjawab per- Strategi SO adalah strategi yang dilakukan
masalahan pada Nasi Goreng Rico maka dengan mengkombinasikan antara kekuatan
strategi yang dapat dipakai dalam me- (S) dan peluang (O). Strategi ini dibuat ber-
ningkatkan volume penjualan produk dasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
khususnya Nasi Goreng adalah dari analisis dengan memanfaatkan seluruh kekuatan
matrik BCG, Nasi Goreng Rico berada untuk merebut dan memanfaatkan peluang
dalam kuadran cash cow, strategi pemasaran sebesar-besarnya. Dalam strategi ini yang
yang dapat di gunakan adalah dengan pe- dapat dilakukan adalah : (1) Memanfaatkan
ngembangan produk atau diversifikasi pro- peluang banyaknya konsumen yang setia
duk merupakan strategi yang menarik untuk dengan cara meningkatkan kualitas produk,
Sapi Perah. (2) Menambah jumlah produk, (3) Selalu
menjaga kebersihan, dan (4) Melakukan
Dari hasil analisis faktor eksternal dan strategi difersifikasi usaha baik yang masih
internal kemudian dituangkan dalam matrik berhubungan dengan bisnis utama maupun
Eksternal-Internal posisi Nasi Goreng Rico tidak berhubungan.
berada di kolom Sel 5 pada stability strategi.
109
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111
Starategi ST adalah strategi yang dilakukan analisis posisi pasar diperoleh nilai tingkat
dengan mengkombinasikan antara kekuatan pertumbuhan pasar sebesar 9%, sedangkan
(S) dan ancaman (T). Strategi ST merupakan untuk perhitungan pangsa pasar diperoleh
strategi dimana pemilik memaksimalkan nilai sebesar 2.24. Hal ini menunjukkan
kekuatan dan mengatasi ancaman. Dalam bahwa Nasi Goreng Rico berada pada
hal ini strategi yang dilakukan Nasi Goreng Kuadran III, yaitu Daerah Sapi Perah (Cash
Rico adalah: (1) Meningkatkan kualitas cows) yang memiliki pangsa pasar relatif
produk agar lebih unggul dari produk pe- tinggi tapi bersaing dalam pertumbuhan
saing, (2) Selalu menjaga kebersihan, dan industri yang rendah. Organisasi sebaiknya
(3) Menghindari ancaman belum sesuainya pengembangan produk atau diversifikasi
tempat usaha dengan peraturan yang ada, produk merupakan strategi yang menarik
maka pemilik harus mengkaji ulang usaha- untuk Sapi Perah. Analisis faktor strategi
nya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi eksternal menunjukkan bahwa nilai skor
kemungkinan yang tidak diinginkan. tertimbang adalah 2.75, ini berarti respon
konsumen terhadap lingkungan Eksternal
adalah sedang pada skala pengukuran
KESIMPULAN Matrik IE (internal-eksternal). Analisis
faktor strategi internal menunjukkan bahwa
nilai skor tertimbang adalah 2.90, ini berarti
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang respon konsumen terhadap lingkungan
telah dikemukakan sebelumnya maka dapat internal adalah sedang pada skala peng-
ditarik beberapa pokok-pokok yang menjadi ukuran Matrik IE (internal-eksternal). Ber-
kesimpulan dalam penulisan ini yaitu: dasarkan Hasil perhitungan dalam Matrik IE
Berdasarkan hasil analisis SWOT yaitu: (1) (internal-eksternal), Nasi Goreng Rico
Kekuatan yang dimiliki Nasi Goreng Rico terletak pada sel 5, yaitu dengan memiliki
terletak pada: Produk selalu terjual habis, faktor eksternal yang sedang dan faktor
bahan baku yang berkualitas baik, ke- Internal yang sedang. Strategi yang cocok
mudahan dalam mendapatkan bahan baku untuk posisi ini adalah stability strategi
dan tempat usaha cukup bersih. (2) merupakan strategi yang diterapkan tanpa
Kelemahan yang dimiliki oleh Nasi Goreng mengubah strategi yang telah ditetapkan.
Rico yaitu: Kurangnya pilihan produk, Berdasarkan Hasil dari analisis SWOT
Ruang usaha sempit, Tempat duduk kurang, strategi pemasaran yang cocok untuk me-
dan Tidak melakukan pencatatan keuangan. ningkatkan volume penjualan produk Nasi
(3) Peluang yang dimiliki oleh Nasi Goreng Goreng adalah strategi SO dan ST. Strategi
Rico yaitu: Memiliki banyak konsumen SO adalah kombinasi antara kekuatan dan
yang setia, Konsumen sering membeli pro- peluang, Dalam strategi ini yang dapat
duk dalam jumlah banyak, pengiriman dilakukan Nasi Goreng Rico yaitu: Meman-
bahan baku terskedul dan tepat waktu, dan faatkan peluang banyaknya konsumen yang
hubungan yang baik dengan para konsumen. setia dengan cara meningkatkan kualitas
(4) Ancaman terbesar yang di miliki oleh produk, Menambah jumlah produk, Selalu
Nasi Goreng Rico yaitu: Memiliki pesaing menjaga kebersihan dan Melakukan strategi
yang kuat, adanya kesamaan produk Nasi difersifikasi usaha baik yang masih
Goreng Rico dengan pesaing, belum se- berhubungan dengan bisnis utama maupun
suainya lokasi usaha dengan peraturan yang tidak berhubungan. Sedangkan Strategi ST
ada, dan Pesaing memiliki beberapa varian adalah kombinasi dari kekuatan dan ancam-
nasi goreng, seperti nasi goreng bakso dan an, strategi ST merupakan strategi dimana
nasi goreng sosis. Sedangkan berdasarkan pemilik memaksimalkan kekuatan dan
110
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)
mengatasi ancaman. Dalam hal ini strategi Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001.
yang dilakukan Nasi Goreng Rico, yaitu: Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi
Meningkatkan kualitas produk agar lebih Kedelapan, Jakarta: Erlangga.
unggul dari produk pesaing, Selalu menjaga Kotler, Philip, 2004. Manajemen Pemasar-
kebersihan, dan Menghindari ancaman an, Jilid 2, Edisi dua, Jakarta:
belum sesuainya tempat usaha dengan Penerbit PT Prenhalindo.
peraturan yang ada, maka pemilik harus
mengkaji ulang usahanya. Hal ini dilakukan Kotler dan Keller. 2007. Manajemen Pe-
untuk mengantisipasi kemung-kinan yang masaran. Edisi 12, Jilid 1, Jakarta:
tidak diinginkan. PT.Indeks
Lupiyoadi, Hamdani. 2006. Manajemen
Pemasaran Jasa. Edisi Kedua.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Mulyadi, 2001. Sistem akuntansi. Jakarta:
Alma, Buchari. 2004. Manajemen Pe- Penerbit Salemba Empat
masaran dan Pemasaran Jasa. Purwanto, 2008. Manajemen Pemasaran.
Bandung: Alfabeta. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Assaur, Sofyan. 2000. Statistik Pendidikan. Rangkuti, Freddy 2006. Analisis Swot Tek-
Bandung: Pustaka Setia nik Membedah Kasus Bisnis.
Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, Carl Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Mcdaniel. 2001. Pemasaran. Edisi Utama.
Pertama. Jakarta: Salemba Empat. Simamora, Henry, 2000. Basis Pengambil-
David, Fred R. 2004. Manajemen Strategis. an Keputusan Bisnis 2. Jakarta:
Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Penerbit Salemba Empat
PT. Indeks Swastha, Basu. 2000. Manajemen Pe-
Handoko T. Hani dan Mary Parker Follet, masaran, Analisa Perilaku Kon-
2003. Pengertian manajemen. Edisi sumen, edisi pertama Cetakan
lima, Jakarta : Penerbit Prentice Ketiga. Yogyakarta: Penerbit
Hall. BPFE,
Irawan, Hadi Dan Dharmesta, 2003. Mana- Swastha dan Irawan. 2000. Manajemen
jemen pemasaran modern, Penerbit Pemasaran Modern. (Edisi II, Get.
Jakarta: Liberty. VHI). Yogyakarta: Liberty
Kotler, Philip, 1999. Marketing Manage- Tjiptono, 2002. Strategi pemasaran.
men Analysis, planning, Implemen- Yogyakarta: Penerbit Andi.
tation and. Control, alih bahasa
Tjiptono, Fandy. 2009. Brand Management
Jaka Wasana. edisi 6, 1994,
And Strategy. Jakarta: Penerbit
penerbit Erlangga, Jakarta: Umar,
Andi Publisher
Husein.
Yazid, 2005. Analisis Data Dalam Aplikasi
Kotler, Philip, 2000. Manajemen Pemasar-
Pemasaran. jakarta: Penerbit
an, Jakarta: Penerbit PT Pren-
Erlangga.
halindo.
111
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL