Você está na página 1de 30

ISSN: 2087-0701

Vol. 5 No. 1 Oktober 2014

Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam Hendri Dunan


(Persero) Tbk Di Tarahan Tahun 2007-2011 Liyana

Hubungan Persepsi Konsumen Tentang Lokasi Usaha Sapmaya Wulan


Dengan Keputusan Pembelian Pada UD Sinar Fajar Fransisca Susanto
Cabang Antasari Di Bandar Lampung

Studi Kualitatif Perkembangan Klaster Pedagang Kaki M. Yusuf S. Barusman


Klaster Lima Pasar Mambo dan Klaster Lapangan Riki Adetia Setiawan
Korpri

Pengaruh Pengawasan dan Disiplin Kerja Terhadap Hepiana Patmarina


Kinerja Dengan Mediasi Prestasi Kerja Koordinator Wasilawati
Statistik Kecamatan (Study Kasus Pada Badan Pusat
Statistik Kabupaten Lampung Tengah)

Analisis Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Toton


Volume Penjualan Nasi Goreng Pada Nasi Goreng Rico I Wayan Rauh
Di Bandar Lampung

JURMABIS Vol. 5 No. 1 Hlm. 1-111 Bandar Lampung ISSN


Oktober 2014 2087-0701
ISSN : 2087-0701

Vol. 5 No. 1 Oktober 2014

Pembina
Dr. Ir. Hi. M.Yusuf Sulfarano Barusman, M.B.A.
Dr. Andala Rama Putra Barusman, S.E., M.A.Ec.
Penanggung Jawab
Dr. Fauzi Mihdar, M.Psi.
Ketua Penyunting
Sapmaya Wulan, S.E., M.S.
Penyunting Ahli
Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.S. (Fakultas Ekonomi UNILA)
Dr. Herry Harjanto Hadi, S.E., M.Si. (Fakultas Ekonomi UBL)
Dr. Anna Wulandari, S.E., M.M. (STIE IPWIJA)
Dr. Hanes Riady, M.M., M.B.A. ( IBII Jakarta)
Dr. Nur’aeni, M.M. (Fakultas Ekonomi USBRJ)

Penyunting Pelaksana
Ardansyah, S.E., M.M.
Tata Usaha
Hepiana Patmarina, S.E., M.M.

Penerbit
Universitas Bandar Lampung
Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Jurnal Manajemen dan Bisnis terbit 2 kali setahun pada bulan Oktober dan April
Artikel jurnal merupakan artikel hasil penelitian (empiris) dan artikel konseptual yang
mencakup kajian bidang Manajemen dan Bisnis.
Alamat Redaksi
Fakultas Ekonomi Universitas Bandar Lampung
Kampus A Jln. Z. A. Pagar Alam No. 26 Labuhan Ratu Bandar Lampung 35142
Telp: 0721-701979 Fax: 0721-701467 Hp: 0811798834 Email: sapmaya.wulan@ubl.ac.id
ISSN : 2087-0701

Vol. 5 No. 1 Oktober 2014


DAFTAR ISI
Analisis Kinerja Keuangan Pada Pt. Bukit Asam (Persero) Tbk Di Tarahan 1-20
Tahun 2007-2011
Hendri Dunan
Liyana

Hubungan Persepsi Konsumen Tentang Lokasi Usaha Dengan Keputusan 21- 37


Pembelian Pada UD Sinar Fajar Cabang Antasari Di Bandar Lampung
Sapmaya Wulan
Fransisca Susanto

Studi Kualitatif Perkembangan Klaster Pedagang Kaki Lima Klaster Pasar 38- 62
Mambo dan Klaster Lapangan Korpri
M. Yususf S. Barusman
Riki Adetia Setiawan

Pengaruh Pengawasan dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Dengan Mediasi 63 -83
Prestasi Kerja Koordinator Statistik Kecamatan (Studi Kasus Pada Badan
Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah)
Hepiana Patmarina
Wasilawati

Analisis Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume Penjualan 87- 111


Nasi Goreng Pada Nasi Goreng Rico Di Bandar Lampung
Toton
I Wayan Rauh
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN


VOLUME PENJUALAN NASI GORENG PADA NASI GORENG RICO
DI BANDAR LAMPUNG

MARKETING STRATEGY ANALYSIS IN INCREASING SALES VOLUME


ON FRIED RICE FRIED RICE RICO
IN BANDAR LAMPUNG

Toton
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bandar Lampung
Jl. ZA. Pagar Alam No. 26 Labuhan Ratu Bandar Lampung 35142.
Tel.0721-701979 Fax. 0721-701463 Hp. 081369316653 email: toton@ubl.ac.id

I Wayan Rauh
Alumni Fakultas Ekonomi Univeristas Bandar Lampung

ABSTRACT

Street vendors (PKL) in Bandar Lampung continues to grow and more and more one of them
is Nasi Goreng Rico in Bandar Lampung which is the seller of fried rice, fried noodles and
boiled noodles with a delicious flavor and good quality. The problem in this study were
experiencing instability sales volume from January to december of 2012, the strategy adopted
was also less apt to deal with competitors. Based on the problem, the problem in this research
is "Are declining sales volume in Nasi Goreng Rico in Bandar Lampung caused by the use of
the lack of proper marketing strategy?". as for the purpose of this study was to determine the
marketing strategy to increase sales volume on Nasi Goreng Nasi Goreng Rico in Bandar
Lampung. The method used in this research is the research library (Library Reseach), field
research (Field Reseach), through observation, interviews and documentation. The analytical
tool used is qualitative analysis by using SWOT analysis and BCG Matrix. Based on the
results of the discussion SWOT analysis, Nasi Goreng Rico in Bandar Lampung has the
advantage of products, raw materials are of good quality, and ease in obtaining raw
materials makes Nasi Goreng Rico has the opportunity to be able to increase sales volumes in
view of the products produced have the quality better than competitors. The biggest drawback
is the lack of enterprise product selection, business space is cramped, and does not perform
financial records. Based on the analysis of market share position BCG matrix obtained
market value growth rate of 9%, while for the calculation of market share obtained a value of
2.24. This indicates that the Nasi Goreng Rico located in Quadrant III, the Dairy Cattle
(Cash Cows) that has a relatively high market share but to compete in the low industrial
growth. Product development organization should an interesting strategy for Dairy Cattle,
strategies suitable for these positions is stability strategy.

Keywords: Marketing Strategy, SWOT, BCG.

87
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111

ABSTRAK

Pedagang kaki lima (PKL) yang ada di Bandar Lampung terus berkembang dan semakin
banyak salah satunya yaitu Nasi Goreng Rico di Bandar Lampung yang merupakan penjual
produk Nasi Goreng, Mie goreng, dan Mie rebus dengan rasa yang lezat dan kualitas yang
baik. Masalah pada penelitian ini adalah mengalami ketidakstabilan volume penjualan pada
bulan Januari sampai bulan desember 2012, Strategi yang dipakai juga kurang tepat untuk
menghadapi pesaing. Berdasarkan masalah tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini
yaitu “Apakah menurunnya volume penjualan pada Nasi Goreng Rico di Bandar Lampung di
sebabkan oleh penggunaan strategi pemasaran yang kurang tepat ?. adapun tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui strategi pemasaran yang dapat meningkatkan volume penjualan
Nasi Goreng pada Nasi Goreng Rico di Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Reseach), penelitian lapangan
(Field Reseach), melalui cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Alat analisis yang
digunakan adalah analisis kualitatif yaitu dengan menggunakan analisis SWOT dan Matrix
BCG. Berdasarkan hasil pembahasan analisis SWOT, Nasi Goreng Rico di Bandar Lampung
memiliki keunggulan dari produk, bahan baku yang berkualitas baik, dan kemudahan dalam
mendapatkan bahan baku ini membuat Nasi Goreng Rico memiliki peluang untuk dapat
meningkatkan volume penjualan di lihat dari produk yang di hasilkan mempunyai kualitas
yang lebih baik dari pesaing. Kelemahan terbesar perusahaan adalah kurangnya pilihan
produk, ruang usaha yang sempit, dan tidak melakukan pencatatan keuangan. Berdasarkan
Analisis Matrix BCG posisi pangsa pasar diperoleh nilai tingkat pertumbuhan pasar sebesar
9% sedangkan untuk perhitungan pangsa pasar diperoleh nilai sebesar 2.24. Hal ini
menunjukkan bahwa Nasi Goreng Rico berada pada Kuadran III, yaitu Sapi Perah (Cash
Cows) yang memiliki pangsa pasar relatif tinggi tapi bersaing dalam pertumbuhan industri
yang rendah. Organisasi sebaiknya pengembangan produk merupakan strategi yang menarik
untuk Sapi Perah, Strategi yang cocok untuk posisi tersebut adalah stability strategi.

Kata Kunci: Strategi Pemasaran, SWOT, BCG.

PENDAHULUAN pada penelitian ini yang dijadikan objek


penelitian adalah pedagang kaki lima (PKL)
yang berjualan makanan yang sudah lama
Perkembangan UKM di Indonesia merupa- ada di Untung Suropati, Bandar Lampung.
kan gambaran bahwa UKM yang ada di
daerah-daerah di Indonesia banyak meng- Salah satu PKL yang berjualan di Untung
alami perkembangan, salah satunya perkem- Suropati adalah Nasi Goreng Rico yang
bangan UKM yang ada di Bandar Lampung, melayani penjualan aneka macam kuliner,
pesatnya perkembangan tersebut menyebab- seperti Mie goreng, Mie rebus, dan Nasi
kan bermunculan berbagai macam UKM, goreng. Nasi Goreng Rico yang ber-
salah satunya adalah pedagang kaki lima alamatkan di Untung Suropati, Tanjung
(PKL). Pedagang kaki lima (PKL) yang ada Senang, Bandar Lampung mengalami pe-
di Bandar Lampung bisa berbagai macam ningkatan volume penjualan produk nasi
yang menjual barang dagangannya, seperti: goreng tiap bulannya, tetapi terdapat suatu
pedagang makanan, pedagang minuman, pe- masalah dengan terjadi-nya ketidakstabilan
dagang pakaian, pedagang sepatu dll. Tetapi

88
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)

volume penjualan pada produk nasi goreng Volume penjualan produk “Nasi Goreng”
yang di jual pada tahun 2012. Hal ini bisa terlihat pada bulan Januari sampai dengan
disebabkan karena banyaknya para pesaing Desember pada tahun 2012. Berikut ini
yang bermunculan dan menjual produk yang adalah Tabel 1 laporan volume penjualan
sama. produk “Nasi Goreng” Nasi Goreng Rico
pada tahun 2011 dan 2012.

Tabel 1.Laporan Volume Penjualan Produk “Nasi Goreng” Tahun 2011 dan 2012
Tahun 2011 Tahun 2012
Bulan Volume Persentase Bulan Volume Persentase
penjualan (%) penjualan (%)
(Unit) (Unit)
Januari 2840 - Januari 5382 -
Februari 3308 16.48 Februari 5174 -3.86
Maret 4010 21.22 Maret 5278 2.01
April 4244 5.84 April 5226 -0.99
Mei 4478 5.51 Mei 5304 1.49
Juni 4946 10.45 Juni 5122 -3.43
Juli 5180 4.73 Juli 5278 3.05
Agustus 5362 3.51 Agustus 5044 -4.43
September 5460 1.83 September 5200 3.09
Oktober 5570 2.01 Oktober 4992 -4
November 5700 2.33 November 5148 3.125
Desember 5830 2.28 Desember 5096 -1.01
∑ 2011 56928 76.19 ∑ 2012 62244 -4.955
Sumber : Nasi Goreng Rico 2013

Berdasarkan data Tabel 1 diatas, maka penjualan nasi goreng pada Nasi Goreng
masalah yang dihadapi oleh Nasi Goreng Rico Untung Suropati, Tanjung Senang,
Rico adalah terjadi “fluktuasi penjualan dan Bandar Lampung”.
cenderung mengalami penurunan volume
penjualan pada Nasi Goreng Rico dengan Kerangka Pemikiran
rata-rata penurunan sebesar -4.995% selama
bulan Januari sampai Desember 2012”. Manajemen. Berikut ini beberapa pendapat
pakar dibidang manajemen, guna memper-
Berdasarkan masalah yang telah dijabarkan jelas arti manajemen: Menurut Mary Parker
diatas maka permasalahan dalam penelitian Follett dalam T. Hani Handoko (2003; 8)
ini yaitu: “Apakah menurunnya volume pen- menyatakan bahawa: “Manajemen sebagai
jualan nasi goreng pada Nasi Goreng Rico di seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
sebabkan oleh penggunaan strategi pemasar- orang lain”.
an yang kurang tepat ?” Menurut Stoner dalam T. Hani Handoko
(2003; 8) menyatakan bahwa: “Manajemen
Adapun tujuan penelitian dalam penelitian adalah proses perencanaan, pengorganisasi-
ini yaitu “untuk mengetahui strategi pe- an, pengarahan dan pengawasan usaha-
masaran yang dapat meningkatkan volume usaha para anggota organisasi dan peng-

89
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111

gunan sumber daya sumber daya organisasi upaya pemasaran diorientasikan kepada
lainnya agar mencapai tujuan organisasi pasar. Sedangkan Menurut Philip Kotler
yang telah di-tetapkan”. Sedangkan Menurut (2000; 322) : “Pemasaran adalah suatu
Luther Gulick dalam T. Hani Handoko proses sosial dan manajerial yang di-
(2003; 11) menyatakan bahwa: “manajemen dalamnya individu dan kelompok men-
sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan dapatkan apa yang mereka butuhkan dan
(science) yang berusaha secara sistematis inginkan dengan menciptakan, menawarkan,
untuk memahami mengapa dan bagaimana dan mempertukarkan produk yang bernilai
manusia bekerja secara bersama untuk dengan pihak lain”
mencapai tujuan dan membuat sistem sistem
kerjasama bermanfaat bagi kemanusiaan”. Menurut William J. Stanton yang dikutip
oleh Basu Swastha . dan Irawan (2000 : 76):
Henri Fayol dalam T. Hani Handoko (2003; “Pemasaran adalah suatu sistem kese-
21) yang menyatakan bahwa: perencanaan, luruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang
pengorganisasian, pengkoordinasian, pem- ditujukan untuk merencanakan, menentukan
berian perintah dan pengawasan adalah harga, mempromosikan dan mendistribusi-
fungsi-fungsi utama. Menurut T. Hani kan barang dan jasa yang dapat memuaskan
Handoko (2003; 23) yang berasal dari kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
klasifikasi fungsi-fungsi manajerial (Henri maupun pembeli yang potensial”.
Fayol), ada lima fungsi manajemen yang
paling penting yaitu: Perencanaan (Plan- Menurut Dharmesta dan Irawan (2003:7):
ing ), Pengorganisasian (Organizing) Pe- “Manajemen pemasaran adalah peng-
nyusunan Personalia, sonalia (Staffing) , analisisan, perencanaan, pelaksanaan, dan
Pengarahan, (5) Pengawasan, (Controlling). pengawasan program-program yang ditujuk-
an untuk mengadakan pertukaran dengan
Pemasaran. Beberapa ahli ekonomi menge- pasar yang dituju dengan maksud untuk
mukakan pengertian pemasaran sebagai mencapai tujuan organisasi.”
berikut: Menurut Philip Kotler dan Gary
Armstrong (2001; 7): “Pemasaran adalah Manajemen Pemasaran. Menurut Philip
suatu proses sosial dan manajerial yang Kotler (2000: 339) “Manajemen Pemasaran
membuat individu dan kelompok memper- adalah proses perencanaan, penetapan harga,
oleh apa yang mereka butuhkan dan promosi serta penyaluran gagasan, barang
inginkan lewat penciptaan dan pertukaran dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
timbal balik produk dan nilai dengan orang memuaskan tujuan-tujuan individu dan
lain.” organisasi”.

Menurut Tjiptono (2002:7) memberikan Menurut Philip Kotler (1999; 235),


definisi: “Pemasaran sebagai usaha me- kegiatan-kegiatan dalam pemasaran akan
nyediakan dan menyampaikan barang dan membentuk proses menajemen pemasaran.
jasa yang tepat kepada orang-orang yang Proses manajemen pemasaran dapat di-
tepat pada tempat dan waktu serta harga jelaskan sebagai berikut: (1) Mengorganisasi
yang tepat dengan promosi dan komunikasi proses perencanaan pemasaran, (2) Meng-
yang tepat”. analisa kesempatan pasar, (3) Memilih pasar
sasaran, (4) Mengembangkan bauran pe-
Yazid (2005; 13) mengemukakan bahwa pe- masaran,(5) Mengelola usaha pemasaran.
masaran merupakan penghubung antara
organisasi dengan konsumennya. Peran Basu Swastha dan T. Hani Handoko (2000;
penghubung ini akan berhasil bila semua 119) bahwa: “strategi pemasaran adalah

90
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)

Merupakan sejumlah tindakan-tindakan khu- Menurut Philip Kotler (2004; 81): “Strategi
sus, tetapi lebih merupakan pernyataan yang Pemasaran adalah pola pikir pemasaran
menunjukkan usaha-usaha pemasaran pokok yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
yang diarahkan untuk mencapai tujuan”. pemasarannya. Strategi pemasaran berisi
strategi spesifik untuk pasar sasaran, pe-
Strategi pemasaran. Menurut Andrews netapan posisi, bauran pemasaran dan
dalam Buchari Alma (2004; 199) bahwa: besarnya pengeluaran pemasaran”.
“strategi pemasaran adalah pola keputusan
dalam perusahaan yang menentukan dan Menurut Tjiptono ( 2002; 6 ) mengemuka-
mengungkapkan sasaran, maksud atau kan bahwa: “Strategi pemasaran adalah alat
tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan fundamental yang direncanakan untuk men-
utama dan merencanakan untuk pencapaian capai perusahaan dengan mengembangkan
tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang keunggulan bersaing yang berkesinambung-
akan dikejar oleh perusahaan”. an melalui pasar yang dimasuki dan program
pemasaran yang digunakan untuk melayani
Menurut Fandy Tjiptono (2009; 6) menge- pasar sasaran tersebut”.Setelah menentukan
mukakan bahwa: “pengertian strategi pe- pasar sasaran serta posisi pasar yang diingin-
masaran sebagai alat fundamental yang kan, maka perlu didesain program agar pro-
direncanakan untuk mencapai tujuan per- duk tersebut dapat diterima pasar sasaran.
usahaan dengan mengembangkan keung- Untuk itu diperlukan (Marketing Mix).
gulan bersaing yang berkesinambungan
melalui pasar yang dimasuki dan program Bauran Pemasaran. Philip Kotler dan Gary
pemasaran yang digunakan untuk melayani Armstrong (2000; 67) mengemukakan
pasar sasaran tersebut”. bahwa: “Bauran pemasaran adalah sepe-
rangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol
Menurut Craven dikutip dari Purwanto yang dipadukan oleh perusahaan untuk
(2008; 151): “strategi pemasaran didefinisi- menghasilkan respon yang diinginkan pasar
kan sebagai analisis strategi pengembangan sasaran.”
dan pelaksanaan kegiatan dalam strategi
penentuan pasar sasaran bagi produk pada Menurut Lupiyoadi (2006:70) mengemuka-
tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran, kan bahwa: “Bauran pemasaran merupakan
dan pengembangan, pelaksanaan, serta pe- alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai
ngelolaan strategi program pemasaran, unsur suatu program pemasaran yang perlu
penentuan posisi pasar dirancang untuk me- dipertimbangkan agar implementasi strategi
menuhi keinginan konsumen pasar sasaran”. pemasaran dan positioning yang ditetapkan
dapat berjalan sukses”.
Strategi Pemasaran menurut Sofyan Assauri
Lamb, Hair, dan McDaniel (2001; 55) me-
(2000; 27) adalah: “Strategi Pemasaran ada-
ngemukakan bahwa: “Bauran pemasaran
lah tujuan dan sasaran, kebijaksanaan dan
adalah paduan strategi produk, distribusi,
aturan yang memberikan arah kepada usaha-
promosi, dan penentuan harga yang bersifat
usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke
unik yang dirancang untuk menghasilkan
waktu pada masing-masing tingkatan dan
pertukaran yang saling memuaskan dengan
acuan serta alokasinya, terutama sebagai
pasar yang dituju.”
tanggapan perusahaan dalam menghadapi
lingkungan dan keadaan pesaing yang selalu Menurut Kotler ( 2007; 385 ) suatu produk
berubah-ubah”. dapat dideferensiasi melalui sembilan cara
yaitu : Bentuk (Form), Fitur (Feature). Mutu

91
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111

Kinerja (Performance Quality), (Mutu Kese- Penjualan merupakan puncak kegiatan da-
suaian (Conformance Quality), Daya Tahan lam seluruh kegiatan perusahaan. Berikut ini
(Durability), Keandalan (Reability),. Mudah akan dikemukakan definisi volume pen-
diperbaiki Gaya (Style), Desain (Design). jualan menurut para ahli, yaitu : Henry
Strategi-strategi yang diterapkan pemimpin Simamora (2000; 575) mendefinisikan volu-
pasar adalah : (1) Perluasan pasar total, (2) me penjualan sebagai berikut: “Volume
Perluasan pangsa pasar, dan (3) Melindungi penjualan adalah jumlah unit produk atau
pangsa pasar. jasa yang dapat dijual”. Sedangkan Mulyadi
(2001; 239) mendefinisikan“Volume pen-
Mereka dapat menyerang market leader dan jualan merupakan ukuran yang menunjukan
pesaing-pesaing lainnya dalam suatu usaha banyaknya atau besarnya jumlah barang atau
yang gencar merebut pangsa pasar. Per- jasa yang terjual”.
usahaan inilah yang dinamakan penantang
pasar atau “market challenger”: (1) Strategi BCG dan SWOT. Boston Consulting
penyerangan pemimpin pasar dengan Group (BCG) adalah perusahaan konsultan
langkah promosi atau penentuan harga se- manajemen swasta yang berbasis di Boston.
cara agresif. (2) Strategi pintu belakang, Boston Consulting Grup merupakan per-
yaitu menghadapi pemimpin pasar dari usahaan yang berkecimpung dalam hal
belakang melalui tindakan strategi inovatif. perkembangan pangsa pasar. BCG di-
(3) Strategi guppy, yaitu memperbesar kembangkan dan dipopulerkan pertama oleh
pangsa pasar dengan jalan menghabisi seorang manajemen konsultan terkemuka.
perusahaan-perusahaan yang lebih kecil. Untuk meningkatkan volume penjualan nasi
goreng di pada Nasi Goreng Rico diperlukan
Pengikut Pasar, Tidak semua perusahaan pemasaran yang tepat. Untuk itu maka akan
nomor dua berniat menantang yang me- dianalisis deng-an dua strategi pemasaran,
mimpin pasar. Usaha merebut konsumen yaitu Matrik BCG dan Analisis SWOT.
milik para pemimpin pasar tidak pernah Analisis matrik BCG dilakukan untuk
dianggap enteng oleh mereka ini. Kelompok mengetahui posisi Pedagang Nasi Goreng
ini terdiri dari perusahaan yang mengambil Rico dari segi tingkat pertumbuhan pasar
sikap tidak menantang pemimpin pasar dan pangsa pasar dibandingkan pesaingnya.
tetapi mereka puas dengan cara menyesuai- Sedangkan analisis SWOT dilakukan ber-
kan diri terhadap kondisi pasar yang ada. dasarkan analisis dari kekuatan, kelemahan,
Strategi-strategi yang digunakan adalah : (1) peluang dan ancaman dari Pedagang Nasi
Strategi meniru pemimpin pasar, yaitu usaha Goreng Rico di bandingkan pesaingnya.
untuk meniru pemimpin pasar sejauh Setelah dianalisis diharapkan akan diketahui
mungkin tanpa mengambil sikap menantang. bagaimana pemasaran yang dapat dilakukan
(2) Strategi penyesuaian, yaitu dengan cara Pedagang Nasi Goreng Rico berdasarkan
mengikuti strategi-strategi pemimpin pasar dua pilihan strategi pemasaran tersebut,
dan pihak pesaing tanpa terlihat dalam yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kegiatan konfrontasi langsung. volume penjualan Nasi Goreng Rico, adapun
paradigma penelitian ini sebagai berikut:
Perelung Pasar, Kelompok ini adalah per-
usahaan-perusahaan yang beroperasi di se-
buah wilayah geografi atau wilayah pembeli
tanpa pesaing. Strategi-strategi yang dapat
diterapkan oleh perusahaan : Strategi relung
pasar, dan Strategi relung produksi.

92
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)

Pedagang Nasi Goreng Rico

Ketidakstabilan Volume Penjualan

Analisis Pemasaran

Matrik BCG Analisis SWOT

Posisi Perusahaan Kekuatan, Kelemahan,


Peluang dan Ancaman

Pemasaran yang dapat dilakukan untuk


meningkatan Volume Penjualan
Sumber : Dikembangkan Peneliti 2013
Gambar 1. Paradigma Penelitian

METODE PENELITIAN yang digunakan dalam penelitian. Sifat dari


desain penelitian ini adalah kreatif, fleksibel,
terbuka, dan semua sumber informasi diang-
Jenis Penelitian gap penting. Desain penelitian ini diguna-
kan apabila peneliti belum memperoleh data
Penelitian kepustakaan (library research), awal sehingga belum memiliki gambaran
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan sama sekali atau hanya memiliki sedikit
cara mempelajari literatur-literatur yang ber- gambaran mengenai hal yang akan diteliti.
kaitan dengan penelitian mengenai strategi Desain penelitian ini biasanya tidak mem-
pemasaran. butuhkan hipotesis.

Penelitian Lapangan (field research),


Pengumpulan data dilakukan dengan cara Teknik Pengumpulan Data
mengadakan penelitian atau tinjauan lang- Berisi cara pengumpulan data yang dapat
sung pada perusahaan yang bersangkutan berupa data primer maupun data sekunder.
melalui observasi, wawancara dan pen- Berdasarkan caranya pengumpulan data
catatan data. dapat berupa observasi, wawancara lang-
sung, angket, pengukuran / pemeriksanaan.
Desain Penelitian. Desain Penelitian ini Dalam penelitian ini tentunya tidak terlepas
berupa desain penelitian eksploratif ber- dari kebutuhan akan data penunjang yang
tujuan untuk memberikan sedikit definisi berhubungan dengan masalah yang sedang
atau penjelasan mengenai konsep atau pola diteliti, teknik yang digunakan adalah :

93
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111

Observasi, Pengumpulan data dengan me- klasifikasi data yang berhubungan dengan
lakukan pengamatan secara langsung ke masalah penelitian.
Pedagang Nasi Goreng Rico dan Pedagang
Kaki Lima yang menjadi pesaing.
Metode Analisis
Interview, Tehnik pengumpulan data yang
Matrick BCG (Boston Consultative
dilakukan dengan cara mengajukan per- Group). Matricks BCG digunakan untuk
tanyaan dengan pihak-pihak yang menge- mengetahui posisi Nasi Goreng Rico dari
tahui langsung dengan masalah yang diteliti. pertumbuhan pangsa pasar. Jika sudah di-
Adapun pihak-pihak yang dimintai keter- ketahui posisinya, maka akan ditentukan
angannya dalam penelitian adalah pemilik Strategi pemasaran apa yang dapat dilaku-
usaha Nasi Goreng Rico. Interview di- kan oleh pedagang dalam meningkatkan
lakukan oleh peneliti untuk mendapatkan volume penjulan. Tahap analisis dilakukan
data penjualan. dengan mengumpulkan data, yaitu data
Dokumentasi, Tehnik pengumpulan data penjualan tahunan produk dan data pen-
yang dilakukan dengan menggunakan doku- jualan produk pesaing yang digunakan untuk
men tertulis (hasil penelitian, laporan ter- mengukur dan mengetahui tingkat pertum-
tulis, buku literature, majalah, jurnal, dan buhan pasar dan tingkat pasar relatif. Secara
sebagainya) sebagai sumber data penelitian sederhana, tingkat pertumbuhan pasar mar-
dengan cara melakukan pengelompokan atau ket growth rate bisa dihitung dengan for-
mula sebagai berikut purwanto (2008:12) :

Sedangkan pangsa pasar relatif (relative dihitung dengan rumus Rangkuti, (2006:37)
market share) secara sederhana dapat sebagai berikut:

Jika sudah di dapat nilai dari tingkat pen- II disebut Bintang (Stars), daerah di Kua-
jualan pasar dan tingkat pangsa pasar relatif, dran III disebut Sapi Perah (Cash Cows),
maka dapat dilihat nilai tersebut masuk pada dan akhirnya daerah Kuadran IV disebut
kuadran apa pada diagram matriks BCG Daerah Anjing (Dogs). Masing-masing dae-
yang digunakan untuk menentukan strategi rah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
pemasaran yang dapat di gunakan oleh
pedagang. Daerah Tanda Tanya (Question Marks),
bagian dalam Kuadran I yang memiliki
Bagian dari Kuadran I disebut daerah Tanda posisi pangsa pasar relatif lebih rendah, tapi
Tanya (Question Marks), daerah di Kuadran memiliki tingkat pertumbuhan pangsa pasar

94
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)

yang tinggi. Umumnya, perusahaan tersebut dan joint venture. Daerah Sapi Perah (Cash
memerlukan uang tunai yang besar dan Cows), daerah di Kuadran III yang memiliki
strategi yang dilakukan adalah strategi inten- posisi pangsa pasar yang relatif tinggi tapi
sif (penetrasi pasar, pengembangan pasar bersaing dalam pertumbuhan industri yang
atau pengembangan produk). Daerah Bin- rendah. Disebut Sapi Perah karena meng-
tang (Stars), bagian Kuadran II yang hasilkan kas yang berlebihan dari yang
memiliki pangsa pasar relatif tinggi dan rata- dibutuhkan. Pengembangan produk atau di-
rata pertumbuhan pasar yang tinggi. Orga- versifikasi produk merupakan strategi yang
nisasi sebaiknya memanfaatkan kesempatan menarik untuk Sapi Perah. Daerah Anjing
untuk tumbuh dan menghasilkan laba yang (Dogs), daerah di Kuadran IV yang me-
tinggi. Investasi sangat penting untuk mem- miliki posisi pangsa pasar yang rendah dan
perkuat posisi dominasi mereka. Strategi bersaing dalam pertumbuhan pasar yang
yang cocok untuk posisi tersebut adalah lemah atau tidak ada. Ketika perusahaan
integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan berada pada posisi ini, pengurangan merupa-
integrasi horisontal, penetrasi pasar, pe- kan strategi yang paling baik.
ngembangan produk, pengembangan pasar

Pangsa Pasar Relatif


1,0 Tinggi 0,5 Sedang 0,0 Rendah
Tinggi +20
Tanda Tanya
Bintang (Stars) (Question Marks)
II I Tingkat
Sedang 0 Pertumbuhan
Sapi Perah Pasar (%)
(Cash Cows) Anjing (Dogs)
III IV
Rendah -20
Sumber : Fred, R. David, (2004)

Gambar 2. Matrik Pertumbuhan Bagian Pasar (BCG)

Analisis SWOT (Strengths Weakness IFAS (Internal Strategy Factors Analyis


Opportunity Threats) Summary), Analisis ini bertujuan untuk me-
ngatur faktor-faktor strategis internal ke-
Analisis SWOT digunakan untuk merumus- dalam kategori-kategori kekuatan dan ke-
kan strategi pemasaran berdasarkan Streng- lemahan serta mengukur seberapa baik
ths (kekuatan), Weakness (kelemahan), manajemen merespon faktor-faktor tersebut
Opportunity (peluang), dan Threats (ancam- sesuai tingkat pentingnya bagi pedagang.
an) pada Nasi Goreng Rico. Tahap analisis
dilakukan dengan membuat matrik IFAS EFAS (Eksternal Strategy Factors Analyis
(Internal Strategy Factors Analyis Sum- Summary), Analisis ini bertujuan untuk
mary) dan matrik EFAS (Eksternal Strategy mengorganisir faktor-faktor strategis ekster-
Factors Analyis Summary). nal kedalam kategori-kategori yang diterima

95
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111

secara umum mengenai peluang dan ancam- karenakan ada berbagai aspek-aspek yang
an dan juga untuk mengukur seberapa baik dapat di pertimbangkan antara lain : (1)
manajemen menanggapi faktor-faktor ter- Memiliki konsumen yang tidak kalah ramai
tentu dalam hal tingkat pentingnya bagi dengan Nasi Goreng Rico. (2) Lokasi yang
pedagang. saling berdekatan sehingga peneliti tertarik
untuk meneliti dan untuk di jadikan salah
Setelah diketahui nilai dari matrik IFAS dan satu pesaing. Nasi Goreng Iwan beralamat di
matrik EFAS, maka tahap selanjutnya ada- Untung Suropati, Tanjung Senang, Bandar
lah melihat posisi perusahaan berdasarkan Lampung (dekat dengan Nasi Goreng Rico).
nilai matrik IFAS dan matrik EFAS pada Nasi goreng Iwan menjual beraneka macam
matrik IE (Internal Esternal) yang diguna- produk makanan, seperti Nasi goreng (nasi
kan untuk menentukan strategi pemasaran goreng bakso, nasi goreng sosis), Sate
yang dapat digunakan oleh pedagang. Ayam, Sate Kambing, Pecel lele, Ayam
Bakar dan Bebek Goreng. Dibawah ini ada-
Dalam menganalisis metode-metode strategi lah contoh dari matrik SWOT yang terlihat
pemasaran di perlukan pesaing sebagai pem- pada gambar 2. Matrik SWOT merupakan
banding. Dalam hal ini yang menjadi pe- suatu matrik yang terdiri dari 9 sel yang
saing adalah Nasi Goreng Iwan dengan berisikan 4 sel alternatif strategi yang bisa
produk pesaing Nasi Goreng. Alasan peneliti dilakukan oleh Nasi Goreng Rico yang
memilih pesaing Nasi Goreng Iwan di- terangkum dalam satu sel matrik.

Tabel 2 Matik SWOT


STRENGTH (S) WEAKNESS (W)
SW Tentukan kekuatan internal Tentukan faktor-faktor ke-
lemahan internal Tentukan
OT kekuatan internal
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
Tentukan faktor peluang Ciptakan strategi yang meng- Ciptakan strategi yang me-
eksternal gunakan kekuatan untuk me- minimalkan kelemahan un-
manfaatkan peluang tuk memanfaatkan peluang
THREAT (S) STRATEGI ST STRATEGI WT
Tentukan faktor ancaman Ciptakan strategi yang meng- Ciptakan strategi yang
eksternal gunakan kekuatan untuk me- meminimalkan kelemahan
ngatasi ancaman dan menghindari ancaman
Sumber: rangkuti 2001

STRTRATEGI SO, Strategi SO adalah stra- STRATEGI WO, Strategi WO adalah stra-
tegi yang dilakukan dengan mengkombinasi- tegi dengan mengkombinasikan antara kele-
kan antara kekuatan (S) dan peluang (O). mahan (W) dan peluang (O). Strategi ini di-
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran terapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan yang ada dengan cara mengatasi kelemahan
kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan yang ada.
peluang sebesar-besarnya.

96
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)

STRATEGI ST, Starategi ST adalah strategi HASIL PENELITIAN DAN


yang dilakukan dengan mengkombinasikan PEMBAHASAN
antara kekuatan (S) dan ancaman (T). Stra-
tegi ini menggunakan kekuatan yang di
miliki oleh perusahaan untuk mengatasi Analisis Kualitatif
ancaman.
Matriks BCG (Boston Consulting Group),
STRATEGI WT, Starategi WT adalah BCG merupakan salah satu strategy tool
strategi yang dilakukan dengan mengkom- yang sering digunakan oleh pihak manaje-
binasikan antara kelemahan (W) dan men untuk mengenerate suatu strategi. BCG
ancaman (T). sama seperti kepanjangannya Boston Con-
sulting Group, ditemukan oleh salah seorang
Tahapan Alur karyawan Boston Consulting Group yang
bernama Bruce Henderson pada tahun 1970.
Moleong mengemukakan bahwa pelaksana- Meskipun sudah lama ditemukan, masih
an penelitian ada empat tahap yaitu sebagai banyak perusahaan yang menggunakannya.
berikut : (1) Tahap sebelum kelapangan, BCG juga sering disebut dengan Growth-
Tahap sebelum ke lapangan meliputi kegiat- Share Matrix, karena matrix kuadran
an penentuan fokus, penyesuaian paradigma BCG secara grafis menggambarkan perban-
dengan teori, penjajakan alat peneliti, men- dingan posisi pangsa pasar (market share)
cakup observasi lapangan dan permohonan dan rata-rata pertumbuhan industrinya (mar-
izin kepada subyek yang diteliti, konsultasi ket growth). Matrik Pertumbuhan Bagian
fokus penelitian, penyusunan usulan pe- Pasar (Matrik BCG), yaitu menggambarkan
nelitian. (2) Tahap pekerjaan lapangan, perbedaan di antara posisi pangsa pasar re-
Tahap pekerjaan lapangan meliputi me- latif dan rata-rata pertumbuhan industri.
ngumpulkan bahan-bahan yang berkaitan Posisi pangsa pasar relatif mendefinisikan
dengan usaha Nasi Goreng Rico. Data rasio dari bagian pangsa pasar perusahaan
tersebut diperoleh dengan observasi dan dalam suatu industri dengan pangsa pasar
wawancara. Tahap pekerjaan lapangan da- perusahaan pesaing terbesar dalam industri.
lam penelitian ini di mulai pada tanggal 10 Dalam analisis ini akan dijelaskan letak
Juli 2013. (3) Tahap analisis data, Tahap posisi perusahaan yang digambarkan dalam
analisis data meliputi analisis data baik yang diagram BCG portofolio yang terbagi dalam
diperolah melaui observasi maupun wawan- 4 kuadran. ada tiga komponen yang harus
cara mendalam dengan pemilik Nasi Goreng anda ketahui dari BCG yaitu: (1) Pangsa
Rico. Kemudian dilakukan penafsiran data pasar (market share) : persentase dari total
sesuai dengan konteks permasalahan yang pasar yang sedang dilayani oleh perusahaan
diteliti selanjutnya melakukan pengecekan Anda yang bisa di ukur dari pendapatan
keabsahan data dengan cara mengecek sum- yang di peroleh atau dalam satuan volume.
ber data yang didapat dan metode perolehan Semakin tinggi pangsa pasar, semakin tinggi
data sehingga data benar-benar valid sebagai proporsi pasar yang Anda kontrol. (pada
dasar dan bahan untuk memberikan makna gambar 1 market share digambarkan dengan
data yang merupakan proses penentuan sumbu-x). (2) Tingkat pertumbuhan pasar
dalam memahami konteks penelitian yang (market growth): digunakan sebagai alat un-
sedang diteliti. (4) Tahap penulisan laporan, tuk mengukur market attractiveness (daya
Tahap penulisan laporan meliputi kegiatan tarik pasar). Pasar disebut tumbuh bila
penyusunan hasil penelitian dari semua jumlah total keseluruhan pasar lebih besar
rangkaian kegiatan pengumpulan data sam- nilainya dibanding periode terdahulu. (pada
pai pemberian makna data.

97
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111

gambar 1 market growth digambarkan de- Kuadran Cash Cow (bagian ini akan dibahas
ngan sumbu-y) dan. (3) Ukuran bisnis atau lebih detail dibagian 4 Kuadran BCG).
penjualan: ada empat kuadran yang me- Berikut ini adalah daftar laporan volume
representasikan dari ukuran penjualan di- penjualan produk Nasi Goreng pada Nasi
antaranya: Kuadran Dog, Kuadran Question Goreng Rico Tahun 2011-2012 yang dapat
Marks/Problem Child, Kuadran Star, dan dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Laporan Volume Penjualan Produk “Nasi Goreng” Tahun 2011 dan 2012
Tahun 2011 Tahun 2012
Bulan Volume Persentase Bulan Volume Persentase (%)
penjualan (%) penjualan
(Unit) (Unit)
Januari 2840 - Januari 5382 -
Februari 3308 16.48 Februari 5174 -3.86
Maret 4010 21.22 Maret 5278 2.01
April 4244 5.84 April 5226 -0.99
Mei 4478 5.51 Mei 5304 1.49
Juni 4946 10.45 Juni 5122 -3.43
Juli 5180 4.73 Juli 5278 3.05
Agustus 5362 3.51 Agustus 5044 -4.43
September 5460 1.83 September 5200 3.09
Oktober 5570 2.01 Oktober 4992 -4
November 5700 2.33 November 5148 3.125
Desember 5830 2.28 Desember 5096 -1.01
∑ 2011 56928 76.19 ∑ 2012 62244 -4.955
Sumber : Volume Penjualan Nasi Goreng Rico 2012

Berdasarkan Tabel 3 di atas terjadi kenaikan jualan produk nasi goreng pada bulan-bulan
total volume penjualan Nasi Goreng Rico tertentu di tahun 2012. Maka tingkat
pada tahun 2011. walaupun terdapat pe- pertumbuhan pasar Nasi Goreng Rico adalah
nurunan dan ketidakstabilan volume pen- sebagai berikut :

Total volume penjualan tahun 2012 - total volume penjualan tahun 2011
= X 100%
total volume penjualan tahun 2011

62244 - 56928
 X 100%
56928

5316
 X 100%
56928
= 0.0933811
= 9%

98
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di Berdasarkan Tabel 4, total volume penjualan


atas, maka diperoleh tingkat pertumbuhan produk Nasi Goreng Iwan Untung Suropati
pasar Nasi Goreng Rico sebesar 9%. pada tahun 2012 sebesar 27844 Unit, di
gunakan sebagai pembagi dari total volume
Menurut Freddy Rangkuti (2006:44) dalam penjualan Nasi Goreng Rico tahun 2012
bukunya Teknik Membedah Kasus Bisnis yang digunakan untuk mengetahui pangsa
dalam Matrik BCG di atas titik tengah 10 % pasar relatif Nasi Goreng Rico. Maka
memiliki tingkat pertumbuhan pasar yang pangsa pasar relative Nasi Goreng Rico
cukup tinggi. Sedangkan Nasi Goreng Rico dapat dihitung Sebagai berikut :
setelah dianalisis diperoleh nilai sebesar 9%,
maka Nasi Goreng Rico memiliki tingkat
pertumbuhan pasar relatif rendah, karena
kurang dari nilai titik tengah sebesar 10%.
Berikut ini adalah tabel daftar volume pen-
jualan Nasi Goreng Iwan Untung Suropati
dengan produk “Nasi Goreng”. Dipilihnya = 2.24 >2
hanya pedagang Nasi Goreng Iwan Untung
Suropati sebagai pesaing dari Nasi Goreng
Rico. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, Nasi
Goreng Rico memiliki tingkat pertumbuhan
Tabel 4 Laporan Volume Penjualan Produk pasar sebesar 9% dan pangsa pasar relative
“Nasi Goreng” Nasi Goreng Iwan sebesar 2.24 Maka posisi Nasi Goreng Rico
Untung Suropati tahun 2012 dalam Matrik BCG dapat di lihat pada
Tahun 2012 gambar. 3.
Volume
Persentase
Bulan penjualan
(%)
(Unit)
Januari 2251 -
Februari 2267 0.71
Maret 2273 0.26
April 2288 0.66
Mei 2301 0.57
Juni 2317 0.67
Juli 2298 -0.82
Agustus 2321 1.00
September 2343 0.95
Oktober 2371 1.24
November 2387 0.67
Desember 2427 1.68
∑ 2012 27844 7.59
Sumber : volume Penjualan Nasi Goreng
Iwan 2012

99
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111

HIGH LOW

22%
%
20%
%
18%
Bintang Tanda Tanya
%
16% (Questions)
%
14% (Stars)
%
12%
%
10%
9%%
%8% 9%
%
6%
Sapi Perah Anjing
% (Cash Cow)
4% (Dog)
% 2.24
2%
0
2.24x
1.10x
10x 8x 6x 4x 2x 1.5x 1x 0.5x 0.4x 0.3x 0.2x 0.1x

Sumber : Data Diolah 2013


Gambar 4 Diagram Matrik BCG Nasi Goreng Rico

Keterangan: Cash Cow= Posisi dan Pangsa kelemahan yang dimiliki pedagang. Adapun
Pasar Pedagang Nasi Goreng Rico. Dalam sebelum pembuatan Tabel Ringkasan Ana-
hal ini dapat dilihat bahwa Nasi Goreng lisis Faktor-faktor Strategi Internal perlu
Rico mempunyai posisi yang kuat. Nasi diketahui terlebih dahulu faktor-faktor inter-
Goreng Rico berada dalam sapi perah (Cash nal pedagang yaitu:
Cow). Dalam matrik BCG yang berarti Nasi
Goreng Rico memiliki posisi pangsa pasar Tahap Pertama, Yaitu dengan menentukan
yang relatif tinggi tapi bersaing dalam faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan ke-
pertumbuhan industri yang rendah. Maka lemahan perusahaan. Setiap kekuatan dapat
strategi pemasaran yang tepat dan dapat di nilai sehubungan dengan kemampuan per-
digunakan adalah dengan pengembangan usahaan dalam menjalankan operasi per-
produk atau diversifikasi produk merupakan usahaaan untuk mencapai tujuan yang telah
strategi yang menarik untuk Sapi Perah. ditetapkan, sedangkan yang menjadi ancam-
an pada perusahaan. Dari hasil kuesioner
Analisis Internal (Internal Factors yang telah diberikan kepada konsumen Nasi
analysis Summary) Goreng Rico maka dapat diketahui yang
menjadi faktor-faktor strategi Internal pada
Pada analisis lingkungan Internal ini, yang pedagang tersebut adalah se-bagai berikut:
dikaji adalah faktor-faktor yang berada di- (1) Faktor-faktor yang men-jadi kekuatan
dalam perusahaan yaitu berupa kekuatan dan yaitu: Produk selalu terjual habis, Bahan

100
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)

baku yang berkualitas baik, Kemudahan Tahap Kedua, Setelah menentukan masing-
dalam mendapatkan bahan baku dan Tempat masing faktor kekuatan dan kelemahan pe-
usaha cukup bersih. (2) Faktor-faktor yang dagang, selanjutnya adalah pemberian bobot
menjadi kelemahan yaitu: kurangnya pilihan dari masing-masing faktor dengan skala
produk, ruang usaha sempit, Tempat duduk mulai dari 1,0 (paling penting) sampai
kurang, dan Tidak melakukan pencatatan dengan 0,0 (tidak penting ) dan skor total
keuangan. dari semua faktor-faktor tersebut tidak boleh
melebihi 1,0. Hasil dari kuesioner tersebut
dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :

Tabel 5 Penentuan factor-faktor Bobot Internal Nasi Goreng Rico


Pertanyaan Bobot
Kekuatan
1. Produk selalu terjual habis 0.20
2. Bahan baku yang berkualitas baik 0.20
3. Kemudahan dalam mendapatkan bahan baku 0.20
4. Tempat usaha cukup bersih 0.15

Kelemahan
5. Kurangnya pilihan produk 0.05
6. Ruang usaha sempit 0.05
7. Tempat duduk kurang 0.10
8. Tidak melakukan pencatatan keuangan 0.05

Total 1.00
Sumber: Data diolah 2013

Berdasarkan Tabel 5 hasil Tabulasi kuisio- luang yaitu : (1) Rating 1 = kekuatan
ner maka dapat diperoleh kekuatan terbesar dibawah rata-rata pesaing, (2) Rating 2 =
dari Nasi Goreng Rico adalah produk selalu kekuatan rata-rata sama dengan pesaing, (3)
terjual habis, bahan baku yang berkualitas Rating 3 = kekuatan diatas rata-rata pesaing,
baik serta kemudahan dalam mendapatkan (4) Rating 4 = kekuatan sangat besar dari
bahan baku yang memperoleh nilai 0.20 pada pesaing. Sedang untuk faktor yang
berupa kelemahan adalah kebalikannya : (1)
Tahap Ketiga, Setelah menentukan bobot Rating 1 = kelemahan sangat besar dari pada
maka pada tahap selanjutnya akan menen- pesaing, (2) Rating 2 = kelemahan diatas
tukan rating dari masing-masing faktor. rata-rata pesaing, (3) Rating 3 = kelemahan
Untuk faktor kekuatan skala mulai dari 4 rata-rata sama dengan pesaing, (4) Rating 4
(sangat baik) sampai dengan 1 (dibawah = kelemahan dibawah rata-rata pesaing
rata-rata). Adapun cara pemberian rating pe-

101
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111

Tabel 6 Penentuan Rating Faktor-faktor Rating Internal Nasi Goreng Rico


Pertanyaan Rating
Kekuatan
9. Produk slalu terjual habis 4
10. Bahan baku yang berkualitas baik 3
11. Kemudahan dalam mendapatkan bahan baku 3
12. Tempat usaha cukup bersih 3
Kelemahan
13. Kurangnya pilihan produk 1
14. Ruang usaha sempit 2
15. Tempat duduk kurang 2
16. Tidak melakukan pencatatan keuangan 2
Sumber: Data diolah 2013

Tahap Keempat, Merupakan tahap terakhir internal pedagang dengan rating yang
untuk mendapat total skor dari analisis didapat. Total skor analisis faktor-faktor
lingkungan internal pedagang dengan cara internal dapat dilihat pada tabel berikut ini :
mengalikan pembobotan tiap faktor-faktor

Tabel 7 Ringkasan Faktor Ifas Nasi Goreng Rico


(1) (2) (3) (4)
Faktor-faktor Strategis internal Bobot Rating Skor
Kekuatan
17. Produk slalu terjual habis 0.20 4 0.80
18. Bahan baku yang berkualitas baik 0.20 3 0.60
19. Kemudahandalam mendapatkan bahan baku 0.20 3 0.60
20. Tempat usaha cukup bersih 0.15 3 0.45
Total Kekuatan 0.75 2.45
Kelemahan
21. Kurangnya pilihan produk 0.05 1 0.05
22. Ruang usaha sempit 0.05 2 0.10
23. Tempat duduk kurang 0.10 2 0.20
24. Tidak melakukan pencatatan keuangan 0.05 2 0.10
Total Kelemahan 0.25 0.45
Total 1.00 2.90
Sumber : Data diolah 2013

Dari hasil analisis Tabel 7 di atas faktor- yang dimiliki bahan baku yang berkualitas
faktor internal tersebut dapat diketahui bah- baik dan kemudahan dalam mendapatkan
wa nilai skor faktor strategi internal adalah bahan baku dengan nilai 0.60. Sedangkan
2.90. Dalam matrik Internal-eksternal (IE) Faktor Kelemahan terbesar yang dimiliki
nilai 2.90 masuk dalam kategori rata-rata oleh Nasi Goreng Rico adalah kurangnya
(sedang). Sedangkan faktor kekuatan pilihan produk dengan nilai 0.05.
terdapat pada Produk selalu terjual habis
sebesar 0.80. dan kekuatan terbesar lainnya

102
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)

Analisis eksternal (eksternal Factors dapat diketahui yang menjadi faktor-faktor


analysis Summary) strategi eksternal pada pedagang tersebut
adalah sebagai berikut : (1) Faktor-faktor
Pada analisis eksternal, untuk mengkaji
yang menjadi peluang yaitu Memiliki ba-
faktor-faktor yang berada diluar perusahaan
nyak konsumen yang setia. (2) Faktor-fak-
dengan pembuatan Ringkasan Analisis
tor yang menjadi ancaman yaitu Memiliki
Faktor-faktor Strategi Eksternal perlu dike-
pesaing yang kuat, Adanya kesamaan
tahui terlebih dahulu faktor-faktor eksternal
produk Nasi Goreng Rico dengan pesaing,
perusahaan. Adapun tahap-tahap penentuan-
Belum sesuainya lokasi usaha dengan
nya adalah sebagai berikut:
peraturan yang ada dan Pesaing memiliki
Tahap Pertama, Yaitu dengan menentukan varian nasi goreng, seperti nasi goreng
faktor-faktor yang menjadi peluang dan bakso dan nasi goreng sosis.
ancaman pedagang. Setiap peluang dapat di
nilai sehubungan dengan potensi daya Tarik- Tahap Kedua, Selanjutnya adalah pem-
nya yaitu manfaat atau keuntungan yang berian bobot dari masing-masing faktor de-
secara potensial dapat dimanfaatkan, se- ngan skala mulai dari 1,0 ( paling penting )
dangkan yang menjadi ancaman pada per- sampai dengan 0,0 (tidak penting) dan skor
usahaan merupakan bagian dari bisnis yang total dari semua faktor-faktor tersebut tidak
harus diperhatikan karena ancaman datang boleh melebihi 1,0. Hasil dari kuesioner
dari berbagai segi yang ada dalam pasar. mengenai faktor- faktor eksternal tersebut
Dari daftar pertanyaan yang telah diberikan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut :
kepada konsumen Nasi Goreng Rico maka

Tabel 8.Penentuan Faktor-Faktor Bobot Eksternal Nasi Goreng Rico


Pertanyaan Bobot
Peluang
1. Memiliki banyak konsumen yang setia 0.20
2. Konsumen sering membeli produk dalam jumlah banyak 0.15
3. Pengiriman bahan baku terskedul dan tepat waktu 0.15
4. Hubungan yang baik dengan para konsumen 0.15
Ancaman
1. Memiliki pesaing yang kuat 0.10
2. Adanya kesamaan produk nasi goreng Rico dengan pesaing 0.10
3. Belum sesuainya lokasi usaha dengan peraturan yang ada. 0.05
4. Pesaing memiliki beberapa varian nasi goreng, seperti nasi 0.05
goreng bakso dan nasi goreng sosis.
Total 0.95
Sumber: Data diolah 2013

Berdasarkan Tabel 8 diatas hasil tabulasi Sedangkan ancaman terbesar terdapat pada
kuisioner yang di bagikan kepada konsumen pesaing memiliki beberapa varian nasi
Nasi Goreng Rico diatas maka diperoleh goreng, seperti nasi goreng bakso dan nasi
peluang terbesar adalah : memiliki banyak goreng sosis dengan nilai 0.05, sehingga
konsumen yang setiadengan nilai 0.20. konsumen tidak memiliki pilihan sesuai
dengan selera yang di inginkan yang dapat

103
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111

menjadikan ancaman dibawah rata-rata Rating 3 = peluang diatas rata-rata pesaing,


pesaing serta belom sesuainya lokasi usaha Rating 4 = peluang sangat besar dari pada
dengan peraturan yang ada ddengan nilai pesaing
0.05.
Sedang untuk faktor yang berupa ancaman
Tahap Ketiga, Setelah menentukan bobot adalah kebalikannya : Rating 1 = ancaman
maka pada tahap selanjutnya akan sangat besar dari pada pesaing, Rating 2 =
menentukan rating dari masing-masing ancaman diatas rata-rata pesaing, Rating 3 =
faktor. Untuk faktor peluang skala mulai ancaman rata-rata sama dengan pesaing, dan
dari 4 (sangat baik) sampai dengan 1 Rating 4 = ancaman dibawah rata-rata
(dibawah rata-rata). Adapun cara pemberian pesaing. Dari rating diatas maka diperoleh
rating peluang yaitu : Rating 1 = peluang hasil rating seperti yang terlihat dalam Tabel
dibawah rata-rata pesaing, Rating 2 = 9 berikut ini :
peluang rata-rata sama dengan pesaing,

Tabel 9 Penentuan Fator-faktor Rating Eksternal Nasi Goreng Rico


Pertanyaan Rating
Peluang
1. Memiliki banyak konsumen yang setia 4
2. Konsumen sering membeli produk dalam jumlah banyak 3
3. Pengiriman bahan baku terskedul dan tepat waktu 3
4. Hubungan yang baik dengan para konsumen 4
Ancaman
1. Memiliki pesaing yang kuat 1
2. Adanya kesamaan produk nasi goring Rico dengan pesaing 2
3. Belum sesuainya lokasi usaha dengan peraturan yang ada. 2
4. Pesaing memiliki beberapa varian nasi goreng, seperti nasi 1
goreng bakso dan nasi goreng sosis.
Sumber : Data Diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 9 diatas hasil dari Tahap Keempat, Merupakan tahap terakhir
Tabulasi rating diatas maka diperoleh rating untuk mendapat total skor dari analisis ling-
terbesar terdapat pada memiliki banyak kungan eksternal pedagang dengan cara me-
konsumen yang setia dan hubungan yang ngalikan pembobotan tiap factor-faktor eks-
baik dengan para konsumen yang ternal pedagang dengan rating yang didapat.
menjadikan peluang sangat besar dari pada Total skor analisis faktor-faktor dapat dilihat
pesaing. Sedangkan ancaman terbesar pada tabel berikut ini :
terdapat pada memiliki pesaing yang kuat
dan pesaing memiliki beberapa varian nasi
goreng, seperti nasi goreng bakso dan nasi
goreng sosis yang menjadikan ancaman
sangat besar dari pesaing.

104
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)

Tabel 10 Ringkasan Faktor Efas Nasi Goreng Rico


(1) (2) (3) (4)
Faktor-faktor Strategis internal Bobot Rating Skor
Peluang
5. Memiliki banyak konsumen yang setia 0.20 4 0.80
6. Konsumen sering membeli produk dalam jumlah banyak 0.15 3 0.45
7. Pengiriman bahan baku terskedul dan tepat waktu 0.15 3 0.45
8. Hubungan yang baik dengan para konsumen 0.15 4 0.60
Total Peluang 0.65 2.30
Ancaman
5. Memiliki pesaing yang kuat 0.10 1 0.10
6. Adanya kesamaan produk nasi goring Rico dengan pesaing 0.10 2 0.20
7. Belum sesuainya lokasi usaha dengan peraturan yang ada. 0.05 2 0.10
8. Pesaing memiliki beberapa Varian nasi goreng, seperti nasi 0.05 1 0.05
goreng bakso dan nasi goreng sosis.
Total Ancaman 0.30 0.45
Total 0.95 2.75
Sumber : Data diolah 2013

Dari hasil analisis Tabel 10 faktor-faktor bosen dengan varian hidangan yang sama,
eksternal tersebut dapat diketahui bahwa sehingga ini menjadikan ancaman terbesar
nilai skor faktor strategi eksternal adalah yang dimiliki oleh Nasi Goreng Rico. Dan
2.75. Dalam matrik Internal-eksternal (IE) ancaman kedua Nasi Goreng Rico adalah
nilai 2.75 masuk dalam kategori sedang. memiliki pesaing yang kuat dan belum
Sedangkan untuk faktor terbesar peluang sesuainya lokasi usaha dengan peraturan
yang dimiliki oleh Nasi Goreng Rico adalah yang ada dengan nilai 0.10.
memiliki banyak konsumen yang setia nilai
0.80. Nasi Goreng Rico telah memiliki Matrik IE (Internal-Eksternal). Dari hasil
banyak konsumen yang setia hal ini dibukti- analisis faktor-faktor strategis Nasi Goreng
kan dengan membentuk organisasi Humas Rico maka bisa digunakan untuk menentu-
(hubungan Masyarakat) dengan tujuan lebih kan posisi pertemuan nilai dari masing-
mendekatkan pedagang kepada masyarakat masing faktor strategis sehingga memper-
supaya masyarakat dapat mengenal Nasi mudah menentukan alternatif strategi yang
Goreng Rico. bisa dilaksanakan Nasi Goreng Rico.
Faktor peluang terbesar kedua adalah Hu-
bungan yang baik dengan para konsumen Seperti pada tabel 6 bahwa nilai skor
dengan nilai 0.60 Nasi Goreng Rico. tertimbang dari faktor internal adalah 2,90
Sedangkan ancaman terbesar Nasi Goreng dan pada tabel 9 bahwa nilai skor yang
Rico adalah pesaing memiliki beberapa tertimbang dari faktor eksternal 2.75 maka
Varian nasi goreng, seperti nasi goreng nilai tersebut kemudian diterapkan dalam
bakso dan nasi goreng sosis dengan nilai Matriks Internal Eksternal sebagaimana
0.05. Konsumen mempunyai selera yang tersaji dalam Tabel 11 berikut :
berbeda yang membuat konsumen terkadang

105
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111

Tabel 11 Matrick Internal-Eksternal Nasi Goreng Rico

Tinggi Rata-rata Rendah


(3.0-4.0) (2.0-2.99) (1.0-1.99)

Tinggi
1 2 3
(3.0-4.0)

5
Sedang 4 Nasi Goreng 6
(2.0-2.99) Rico

Rendah 7 8 9
(1.0-1.99)

Sumber : Data Diolah, 2013

Berdasarkan hasil dari Tabel 11 maka dapat eksternal yang dihadapi perusahaan dengan
diketahui bahwa pertemuan antara total skor kekuatan dan kelemahan internalnya untuk
analisis internal dengan total skor analisis menghasilkan alternatif strategi. Analisis ini
eksternal berada pada sel 5, yaitu pada menggunakan suatu matriks yang terdiri dari
stability strategi. Jadi Strategi pemasaran 9 sel yang berisikan 4 sel alternatif strategi
yang dapat di gunakan oleh Nasi Goreng yang disebut dengan Matrik SWOT. Berikut
Rico untuk lebih meningkatkan volume ini merupakan alternatif strategi yang bisa
penjualan adalah stability strategi. Stability dilakukan oleh Nasi Goreng Rico yang
Strategi merupakan strategi yang diterapkan sudah di jelaskan dalam faktor eksternal dan
tanpa mengubah strategi yang ditetapkan. faktor internal, kemudian terangkum dalam
satu tabel matriks:
Analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity, Threat)

Analisis ini bertujuan untuk mencocokkan


peluang-peluang dan ancaman-ancaman

106
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)

Table 12 Matrik SWOT


KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
IFAS 1. Produk slalu terjual habis 1. Kurangnya pilihan
2. Bahan baku yang ber- produk
kualitas baik 2. Ruang usaha sempit
3. Kemudahan dalam men- 3. Tempat duduk kurang
EFAS dapatkan bahan baku 4. Tidak melakukan pen-
4. Tempat usaha cukup catatan keuangan
bersih
PELUANG (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
1. Memiliki banyak konsumen 1. Memanfaatkan peluang 1. Menambah pilihan
yang setia banyaknya konsumen produk
2. Konsumen sering membeli yang setia dengan cara 2. Mengatasi kelemahan
produk dalam jumlah meningkatkan kualitas sempitnya ruang usaha
banyak produk dapat dilakukan dengan
3. Pengiriman bahan baku 2. Menambah jumlah produk cara membuka cabang
terskedul dan tepat waktu 3. Selalu menjaga kebersihan usaha baru
4. Hubungan yang baik 4. Melakukan strategi di- 3. Menambah fasilitas
dengan para konsumen fersifikasi usaha baik yang (tempat duduk)
masih berhubungan de- 4. Menambah jumlah pe-
ngan bisnis utama maupun kerja yang dapat di-
tidak berhubungan percaya
ANCAMAN (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
1. Memiliki pesaing yang kuat 1. Meningkatkan kualitas 1. Melakukan inovasi pro-
2. Adanya kesamaan produk produk agar lebih unggul duk guna meningkatkan
Nasi Goreng Rico dengan dari produk pesaing variasi dan kualitas pro-
pesaing 2. Selalu menjaga kebersihan duk sehingga dapat me-
3. Belum sesuainya lokasi 3. Menghindari ancaman be- menuhi kebutuhan kon-
usaha dengan peraturan lum sesuainya tempat sumen
yang ada. usaha dengan peraturan
4. Pesaing memiliki bebera yang ada, maka pemilik
Varian nasi goreng, seperti harus mengkaji ulang
nasi goreng bakso dan nasi usahanya. Hal ini dilaku-
goreng sosis. kan untuk mengantisipasi
kemungkinan yang tidak
diinginkan
Sumber: Data diolah 2013

Berdasarkan kombinasi matrik SWOT yang Strategi SO, strategi SO pada usaha nasi
ada pada Tabel 12 diatas, maka diperoleh goreng Rico yaitu: (1) Memanfaatkan pe-
berbagai strategi yang dapat dilakukan oleh luang banyaknya konsumen yang setia
usaha Nasi Goreng Rico. Adapun berbagai dengan cara meningkatkan kualitas produk,
macam strategi tersebut diatas adalah se- (2) Menambah jumlah produk, (3) Selalu
bagai berikut: menjaga kebersihan, (4) Melakukan strategi

107
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111

difersifikasi usaha baik yang masih ber- lakukan agar Nasi Goreng Rico punya
hubungan dengan bisnis utama maupun cadangan usaha di kemudian hari, dan dapat
tidak berhubungan. menginvestasikan kekayaan yang di miliki-
nya. (4) Mengatasi kelemahan sempitnya
Strategi WO, starategi WO pada usaha Nasi ruang usaha dapat dilakukan dengan cara
Goreng Rico yaitu: (1) Menambah pilihan membuka cabang usaha baru.Dengan me-
produk, (2) Mengatasi kelemahan sempitnya nambah cabang baru, maka Nasi Goreng
ruang usaha dapat dilakukan dengan cara Rico dapat memperkecil kelemahan yang
membuka cabang usaha baru, (3) Menambah ada. Dengan membuka cabang baru, berarti
fasilitas (tempat duduk), (4) Menambah Nasi Goreng Rico memperluas daerah pe-
jumlah pekerja yang dapat dipercaya masarannya, sehingga dapat lebih banyak
menjual produknya. (5) Menambah fasilitas
Strategi ST, starategi ST pada usaha Nasi (tempat duduk), Menambah fasilitas (tempat
Goreng Rico yaitu: (1) Meningkatkan kua- duduk) dilakukan untuk memberikan ke-
litas produk agar lebih unggul dari produk nyamanan kepada konsumen Nasi Goreng
pesaing, (2) Selalu menjaga kebersihan, (3) Rico. (6) Menambah jumlah pekerja yang
Menghindari ancaman belum sesuainya tem- dapat dipercaya, Dengan menambah pekerja
pat usaha dengan peraturan yang ada, maka yang dapat dipercaya, maka konsumen tidak
pemilik harus mengkaji ulang usahanya. Hal menunggu lama dalam mendapatkan pesan-
ini dilakukan untuk mengantisipasi kemung- an yang dia inginkan. (7) Meningkatkan
kinan yang tidak diinginkan. kualitas produk agar lebih unggul dari pro-
duk pesaing, Meningkatkan kualitas produk
Strategi WT, starategi SW pada usaha Nasi dari produk pesaing dilakukan agar kon-
Goreng Rico yaitu: Melakukan inovasi pro- sumen tetap setia pada produk Nasi Goreng
duk guna meningkatkan variasi dan kualitas Rico. Hal ini di karenakan apabila produk
produk sehingga dapat memenuhi kebutuhan Nasi Goreng Rico lebihn rendah dari kua-
konsumen. litas produk pesaing, maka konsumen akan
beralih dan berpidah pada produk pesaing,
Penjelasan dari alternatif strategi yang di- yaitu Nasi Goreng Iwan. (8) Menghindari
hasilkan pada Matriks SWOT tersebut ancaman belum sesuainya tempat usaha
adalah: (1) Memanfaatkan peluang banyak- dengan peraturan yang ada, maka pemilik
nya konsumen yang setia dengan cara me- harus mengkaji ulang usahanya. Hal ini
ningkatkan kualitas produk, Dengan banyak- dilakukan untuk mengantisipasi kemung-
nya konsumen yang setia dan meningkatkan kinan yang tidak diinginkan.Dengan mem-
kualitas produk, hal ini akan menciptakan perhatikan kondisi tempat usaha dengan
peluang yang sangat besar bagi Nasi Goreng peraturan yang ada, maka Nasi Goreng Rico
Rico untuk mendapatkan laba yang lebih telah menghindari ancaman yang sewaktu-
besar dan memperluas pasar yang akan waktu datang. (10) Melakukan inovasi
dimasuki. (2) Menambah jumlah produk, produk guna meningkatkan variasi dan kua-
Pemberian pilihan produk kepada konsumen litas produk sehingga dapat memenuhi ke-
agar konsumen tetap setia dengan produk butuhan konsumen. Ini dilakukan karena
Nasi Goreng Rico, dengan demikian maka setiap manusia atau konsumen mempunyai
Nasi Goreng Rico bias menambah peng- titik jenuh dengan varian hidangan produk
hasilan dan dapat memperluas pasarnya. (3) yang ada. Inovasi produk dilakukan Nasi
Melakukan strategi difersifikasi usaha baik Goreng Rico agar konsumen jika me-
yang masih berhubungan dengan bisnis ngingkan varian hidangan produk yang
utama maupun tidak berhubungan, Ini di-

108
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)

berbeda Nasi Goreng Rico dapat me- matrik IFAS dan EFAS maka dapat
layaninya. disimpulkan pada Tabel 13 yang terangkum
di bawah ini :
Rumusan Kombinasi Strategi Matrik
SWOT. Berdasarkan Hasil Analisis pada

Tabel 13 Rumusan Kombinasi Matrik SWOT


IFAS
Strength (S) Weakness (W)
EFAS

Opportunity (O) Strategi (SO) 2.45+ Strategi (WO) 0.45


2.30 = 4.75 + 2.30 = 2.75

Threat (T) Strategi (ST) 2.45 + Strategi (WT) 0.45


0.45 = 2.90 + 0.45 = 0.90

Sumber: data diolah 2013

Berdasarkan Tabel 13 diatas hasil per- Maka strategi yang harus di lakukan oleh
hitungan kombinasi matrik SWOT maka Nasi Goreng Rico untuk meningkatkan vo-
strategi yang paling dominan di gunakan lume penjualan adalah dengan strategi yang
untuk meningkatkan volume penjualan Nasi di terapkan tanpa mengubah strategi yang
Goreng pada Nasi Goreng Rico, maka dapat telah di tetapkan. Dari hasil analisis SWOT
disimpulkan yaitu Strategi SO dengan nilai pada tabel 12 maka strategi yang paling
4.75 dan strategi ST dengan nilai 2.90. dominan untuk meningkatkan volume pen-
jualan “Nasi Goreng” pada Nasi Goreng
Berdasarakan hasil dari matrik BCG, Matrik Rico adalah Strategi SO dan ST.
Internal-Eksternal dan analisis SWOT Nasi
Goreng Rico, dan untuk menjawab per- Strategi SO adalah strategi yang dilakukan
masalahan pada Nasi Goreng Rico maka dengan mengkombinasikan antara kekuatan
strategi yang dapat dipakai dalam me- (S) dan peluang (O). Strategi ini dibuat ber-
ningkatkan volume penjualan produk dasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
khususnya Nasi Goreng adalah dari analisis dengan memanfaatkan seluruh kekuatan
matrik BCG, Nasi Goreng Rico berada untuk merebut dan memanfaatkan peluang
dalam kuadran cash cow, strategi pemasaran sebesar-besarnya. Dalam strategi ini yang
yang dapat di gunakan adalah dengan pe- dapat dilakukan adalah : (1) Memanfaatkan
ngembangan produk atau diversifikasi pro- peluang banyaknya konsumen yang setia
duk merupakan strategi yang menarik untuk dengan cara meningkatkan kualitas produk,
Sapi Perah. (2) Menambah jumlah produk, (3) Selalu
menjaga kebersihan, dan (4) Melakukan
Dari hasil analisis faktor eksternal dan strategi difersifikasi usaha baik yang masih
internal kemudian dituangkan dalam matrik berhubungan dengan bisnis utama maupun
Eksternal-Internal posisi Nasi Goreng Rico tidak berhubungan.
berada di kolom Sel 5 pada stability strategi.

109
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 5 No. 1 Oktober 2014: 87-111

Starategi ST adalah strategi yang dilakukan analisis posisi pasar diperoleh nilai tingkat
dengan mengkombinasikan antara kekuatan pertumbuhan pasar sebesar 9%, sedangkan
(S) dan ancaman (T). Strategi ST merupakan untuk perhitungan pangsa pasar diperoleh
strategi dimana pemilik memaksimalkan nilai sebesar 2.24. Hal ini menunjukkan
kekuatan dan mengatasi ancaman. Dalam bahwa Nasi Goreng Rico berada pada
hal ini strategi yang dilakukan Nasi Goreng Kuadran III, yaitu Daerah Sapi Perah (Cash
Rico adalah: (1) Meningkatkan kualitas cows) yang memiliki pangsa pasar relatif
produk agar lebih unggul dari produk pe- tinggi tapi bersaing dalam pertumbuhan
saing, (2) Selalu menjaga kebersihan, dan industri yang rendah. Organisasi sebaiknya
(3) Menghindari ancaman belum sesuainya pengembangan produk atau diversifikasi
tempat usaha dengan peraturan yang ada, produk merupakan strategi yang menarik
maka pemilik harus mengkaji ulang usaha- untuk Sapi Perah. Analisis faktor strategi
nya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi eksternal menunjukkan bahwa nilai skor
kemungkinan yang tidak diinginkan. tertimbang adalah 2.75, ini berarti respon
konsumen terhadap lingkungan Eksternal
adalah sedang pada skala pengukuran
KESIMPULAN Matrik IE (internal-eksternal). Analisis
faktor strategi internal menunjukkan bahwa
nilai skor tertimbang adalah 2.90, ini berarti
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang respon konsumen terhadap lingkungan
telah dikemukakan sebelumnya maka dapat internal adalah sedang pada skala peng-
ditarik beberapa pokok-pokok yang menjadi ukuran Matrik IE (internal-eksternal). Ber-
kesimpulan dalam penulisan ini yaitu: dasarkan Hasil perhitungan dalam Matrik IE
Berdasarkan hasil analisis SWOT yaitu: (1) (internal-eksternal), Nasi Goreng Rico
Kekuatan yang dimiliki Nasi Goreng Rico terletak pada sel 5, yaitu dengan memiliki
terletak pada: Produk selalu terjual habis, faktor eksternal yang sedang dan faktor
bahan baku yang berkualitas baik, ke- Internal yang sedang. Strategi yang cocok
mudahan dalam mendapatkan bahan baku untuk posisi ini adalah stability strategi
dan tempat usaha cukup bersih. (2) merupakan strategi yang diterapkan tanpa
Kelemahan yang dimiliki oleh Nasi Goreng mengubah strategi yang telah ditetapkan.
Rico yaitu: Kurangnya pilihan produk, Berdasarkan Hasil dari analisis SWOT
Ruang usaha sempit, Tempat duduk kurang, strategi pemasaran yang cocok untuk me-
dan Tidak melakukan pencatatan keuangan. ningkatkan volume penjualan produk Nasi
(3) Peluang yang dimiliki oleh Nasi Goreng Goreng adalah strategi SO dan ST. Strategi
Rico yaitu: Memiliki banyak konsumen SO adalah kombinasi antara kekuatan dan
yang setia, Konsumen sering membeli pro- peluang, Dalam strategi ini yang dapat
duk dalam jumlah banyak, pengiriman dilakukan Nasi Goreng Rico yaitu: Meman-
bahan baku terskedul dan tepat waktu, dan faatkan peluang banyaknya konsumen yang
hubungan yang baik dengan para konsumen. setia dengan cara meningkatkan kualitas
(4) Ancaman terbesar yang di miliki oleh produk, Menambah jumlah produk, Selalu
Nasi Goreng Rico yaitu: Memiliki pesaing menjaga kebersihan dan Melakukan strategi
yang kuat, adanya kesamaan produk Nasi difersifikasi usaha baik yang masih
Goreng Rico dengan pesaing, belum se- berhubungan dengan bisnis utama maupun
suainya lokasi usaha dengan peraturan yang tidak berhubungan. Sedangkan Strategi ST
ada, dan Pesaing memiliki beberapa varian adalah kombinasi dari kekuatan dan ancam-
nasi goreng, seperti nasi goreng bakso dan an, strategi ST merupakan strategi dimana
nasi goreng sosis. Sedangkan berdasarkan pemilik memaksimalkan kekuatan dan

110
Analisis Strategi Pemasaran.........................(Toton – I Wayan Rauh)

mengatasi ancaman. Dalam hal ini strategi Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001.
yang dilakukan Nasi Goreng Rico, yaitu: Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi
Meningkatkan kualitas produk agar lebih Kedelapan, Jakarta: Erlangga.
unggul dari produk pesaing, Selalu menjaga Kotler, Philip, 2004. Manajemen Pemasar-
kebersihan, dan Menghindari ancaman an, Jilid 2, Edisi dua, Jakarta:
belum sesuainya tempat usaha dengan Penerbit PT Prenhalindo.
peraturan yang ada, maka pemilik harus
mengkaji ulang usahanya. Hal ini dilakukan Kotler dan Keller. 2007. Manajemen Pe-
untuk mengantisipasi kemung-kinan yang masaran. Edisi 12, Jilid 1, Jakarta:
tidak diinginkan. PT.Indeks
Lupiyoadi, Hamdani. 2006. Manajemen
Pemasaran Jasa. Edisi Kedua.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Mulyadi, 2001. Sistem akuntansi. Jakarta:
Alma, Buchari. 2004. Manajemen Pe- Penerbit Salemba Empat
masaran dan Pemasaran Jasa. Purwanto, 2008. Manajemen Pemasaran.
Bandung: Alfabeta. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Assaur, Sofyan. 2000. Statistik Pendidikan. Rangkuti, Freddy 2006. Analisis Swot Tek-
Bandung: Pustaka Setia nik Membedah Kasus Bisnis.
Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, Carl Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Mcdaniel. 2001. Pemasaran. Edisi Utama.
Pertama. Jakarta: Salemba Empat. Simamora, Henry, 2000. Basis Pengambil-
David, Fred R. 2004. Manajemen Strategis. an Keputusan Bisnis 2. Jakarta:
Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Penerbit Salemba Empat
PT. Indeks Swastha, Basu. 2000. Manajemen Pe-
Handoko T. Hani dan Mary Parker Follet, masaran, Analisa Perilaku Kon-
2003. Pengertian manajemen. Edisi sumen, edisi pertama Cetakan
lima, Jakarta : Penerbit Prentice Ketiga. Yogyakarta: Penerbit
Hall. BPFE,

Irawan, Hadi Dan Dharmesta, 2003. Mana- Swastha dan Irawan. 2000. Manajemen
jemen pemasaran modern, Penerbit Pemasaran Modern. (Edisi II, Get.
Jakarta: Liberty. VHI). Yogyakarta: Liberty
Kotler, Philip, 1999. Marketing Manage- Tjiptono, 2002. Strategi pemasaran.
men Analysis, planning, Implemen- Yogyakarta: Penerbit Andi.
tation and. Control, alih bahasa
Tjiptono, Fandy. 2009. Brand Management
Jaka Wasana. edisi 6, 1994,
And Strategy. Jakarta: Penerbit
penerbit Erlangga, Jakarta: Umar,
Andi Publisher
Husein.
Yazid, 2005. Analisis Data Dalam Aplikasi
Kotler, Philip, 2000. Manajemen Pemasar-
Pemasaran. jakarta: Penerbit
an, Jakarta: Penerbit PT Pren-
Erlangga.
halindo.

111
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

UMUM Daftar Pustaka disusun berdasarkan urutan abjad nama akhir.


Artikel berupa kajian bidang Manajemen dan Bisnis baik artikel Jika nama lebih dari satu kata maka diawali dengan nama akhir
hasil penelitian maupun artikel konseptual yang belum pernah koma diikuti nama awal. Contoh penulisan daftara pustaka:
dipublikasikan atau tidak sedang dikirim ke jurnal lain. Naskah Artikel dalam Buku:
dikirim sebanyak dua eksemplar dan file naskah dalam DVD Hasibuan, Malayu . 1997. Manajemen Sumberdaya Manusia.
dengan microsoft office word 93-2007 disertai biodata penulis Jakarta: CV Haji Masagung
dalam lembar terpisah. Kepastian pemuatan akan diberitahu secara Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel:
tertulis. Noviyani, Putri. 2002. Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan ter-
SISTEMATIKA PENULISAN hadap Pengetahuan Auditor tentang Kekeliruan. Simposium
Nasional Akuntasi 5 (hlm.76-92). Semarang: IAI.
Artikel hasil penelitian terdiri atas: judul, nama dan alamat
lembaga penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, metode Artikel dalam Jurnal:
penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan daftar pustaka. Wijayanto, Bayu. 2003. Efek Gangguan Permintaan dan Pena-
Artikel konseptual terdiri atas: judul, nama dan alamat lembaga waan terhadap Fluktuasi Inflasi di Indonesia. Jurnal Eko-
penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, pembahasan, kesimpulan nomi dan Bisnis. Vol.9 No.2 (September), hlm. 169-181.
dan daftar pustaka. Artikel dalam Majalah atau Koran:
Judul tidak boleh melebihi 14 kata (bahasa Indonesia) dan 12 kata Oktavia,Tiur S dan Santi,Joice T. 3 Juli, 2007. Bisnis Perbankan:
(bahasa Inggris). Masyarakat Perlu Melek Investasi. Kompas, hlm. 21.
Nama Penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademik disertai nama Atikel dalam Majalah/Koran Tanpa Penulis:
institusi tempat bekerja dan alamatnya. Lampung Post. 2007, 29 September. Akses Modal Terbatas,
Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris (cetak miring) UKM Gulung Tikar. hlm. 21.
kurang lebih 200 kata dalam satu paragraf yang berisi masalah dan Dokumen Tanpa Pengarang dan Lembaga:
permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian, hasil dan Undang-undang Republik Indonesia No.2 Tahun 1989 tentang
kesimpulan. Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta:PT Armas Duta.
Kata Kunci mencerminkan konsep pokok artikel, jumlah antara 3- Dokumen atas Nama Lembaga:
6 kata dalam bahasa Inggris. Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Profesional Akuntan
Pendahuluan artikel hasil penelitian berisi: latar belakang, Publik. Jakarta: Salemba Empat.
masalah, permasalahan, tujuan, kajian teoritis/kerangka pemikiran
Karya Terjemahan:
dan hipotesis. Artikel konseptual berisi: hal menarik yang menjadi
Porter, Michael E. 1993. Teknik Menganalisis Industri dan Ber-
acuan (konteks) permasalahan, diakhiri rumusan singkat hal pokok
saing. Terjemahan oleh Agus Maulana. Jakarta: Erlangga.
yang akan di bahas dan tujuan pembahasan.
Metode Penelitian berisi: desain penelitian, sasaran penelitian Skripsi, Tesis atau Disertasi:
(populasi, sampel dan teknik sampling), sumber data, teknik Alghifari, Abizar. 2008. Analisis Kualitas Produk terhadap Ke-
pengumpulan data dan metode dan teknik analisis yang ditulis puasan Konsumen CV.Retina Printing di Bandar Lampung.
dengan format esei . Skripsi tidak diterbitkan. Bandar Lampung: FE-UBL.
Hasil dan Pembahasan artikel hasil penelitian berisi: jawaban Makalah Seminar, Penataran, atau Lokakarya:
pertanyaan penelitian, proses mendapatkan, menginterpretasikan Kadir, Samsir. 1996. Mentalitas dan Etos Kerja. Paper Seminar
temuan, mengaitkan temuan dengan pengetahuan, memunculkan Nasional Strategi Meningkatkan Kualitas Sumber Daya
serta memodifikasi teori. Artikel konseptual berisi: kupasan, Manusia. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,16-17 Juni.
analisis, argumentasi, komparasi, keputusan serta pendirian atau Internet Karya Individual:
sikap penulis tentang masalah yang dibahas. Purwanto, Andi T. 2004. Manajemen Lingkungan: Dulu,
Kesimpulan artikel hasil penelitian berisi: ringkasan dan pengem- Sekarang, dan Masa Depan. (Online), (hhtp://andietri.
bangan pokok-pokok pikiran berdasar temuan, pengembangan teori tripod.com/index.htm, diakses 14 Februari 2007).
dan penelitian lanjutan. Artikel konseptual berisi: penegasan atas Internet Artikel dari Jurnal
masalah yang telah dibahas sebelumnya dan beberapa alternatif Kumaidi. 1998. Pengukuran Awal Belajar dan Pengem-
penyelesaian. bangan Tes. Jurnal Ilmu Pendidikan. Jilid 5 No.4. (Online),
Daftar Pustaka. Semua rujukan dimuat dalam daftar pustaka dan (http// www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2000).
ditempatkan pada halaman terakhir menyatu dengan tubuh artikel.
Penyajian Tabel
FORMAT PENULISAN Nomor tabel menggunakan angka arab, Nomor dan judul tabel
Artikel diketik pada kertas A4 dengan spasi tunggal (1 spasi), tipe ditempatkan diatas tabel dari tepi kiri tidak diakhiri titik. Judul
huruf times new roman 12, margin tepi atas kertas 1,4”, tepi bawah lebih dari satu baris diberi jarak satu spasi. Tabel tidak menggu-
1,2”, tepi kiri 1”, dan tepi kanan 1”, panjang artikel 15-25 halaman, nakan garis vertikal. Teks sebelum dan sesudah tabel diberi jarak
ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang baik dan 2 sd 3 spasi. Jika lebih dari satu halaman, bagian kepala tabel
benar serta disajikan secara naratif dan tidak bersifat numerik. diulang pada halaman berikutnya.
Judul artikel ditulis dengan huruf times new roman 14 dengan Penyajian Gambar
huruf kapital, bold, diletakkan di tengah. Judul bab, huruf kapital Nomor gambar menggunakan angka arab. Nomor dan Judul
ukuran 12, bold, diletakkan di tengah. Sub judul, huruf besar ditempatkan dibawah gambar secara senter. Sumber kutipan ditu-
skecil, bold, diletakkan di tepi kiri. Sub–sub judul dengan huruf lis di dalam kurung diletakan di bawah gambar. Teks sebelum
besar kecil cetak miring, bold, diletakkan di tepi kiri. dan sesudah gambar diberi jarak 2 sd 3 spasi.

Você também pode gostar