Você está na página 1de 12

PROSPECTIVE ANALYSIS Chapter 9

ANALISIS PROSPEKTIF
A. PROSES PROYEKSI
Proyeksi Laporan Laba Rugi
Proyeksi laporan laba rugi dapat menggunakan tren historis. Tren historis untuk
memprediksi tingkat penjualan di masa depan. Analisis lebih terperinci melihatkan
informasi eksternal berikut:
 Tingkat aktivitas ekonomi makro yang diharapkan. Analisis seharusnya
mengikutsertakan estimasi yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi pada umumnya
dan pertumbuhan penjualan retail pada khususnya.
 Peta persaingan. Apakah jumlah pesaing bertambah atau ada pesaing yang berhenti
beroperasi akan memengaruhi proyeksi atas unit penjualan dan harga
 Bauran toko baru dan toko lama. Analisis harus mempertimbangkan rencana
ekspansi yang diumumkan oleh manajeman.
Dimulai dengan asumsi persentase pertumbuhan penjualan, asumsikan persentase
kenaikan target laba terhadap penjualan, beban administrasi, beban penyusutan aktiva,
hitung pula rasio historis beban bunga terhadap saldo awal tahun utang, proyeksi atas
beban pajak
Proyeksi Neraca
Proyeksi Neraca meliputi langkah-langkah berikut ini.
1. Buatlah proyeksi aset lancar selain kas dengan menggunakan proyeksi penjualan atau
harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan seperti dijelaskan di bawah
ini.
2. Buatlah proyeksi kenaikan aset tetap dengan estimasi pengeluaran modal yang
didasarkan pada tren historis atau informasi dalam bagian MD&A di laporan tahunan.
3. Buatlah proyeksi kewajiban lancar selain utang dengan menggunakan proyeksi
penjualan atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan seperti
dijelaskan di bawah ini.
4. Hitunglah bagian lancar utang jangka panjang (bagian yang jatuh tempo) dari catatan
utang jangka panjang.
5. Utang jangka pendek lainnya diasumsikan tidak berubah dari tahun-tahun sebelumnya
kecuali menunjukkan tren yang jelas berbeda.
6. Saldo awal utang jangka panjang diasumsikan sama dengan utang jangka panjang
tahun lalu dikurangi bagian yang jatuh tempo dari butir (4) di atas.
7. Asumsikan kewajiban jangka panjang lainnya sama dengan saldo tahun lalu, kecuali
menunjukkan tren yang jelas berbeda.
8. Saham biasa awal diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu.
9. Laba ditahan diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu ditambah (dikurangi) dengan
laba (rugi) bersih dan dikurang dividen yang diperkirakan.
10. Pos ekuitas lainnya diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu, kecuali menunjukkan
tren yang jelas berbeda.
Jumlah langkah (3) – (10) menghasilkan total kewajiban dan ekuitas. Karena itu,
total asset sama dengan jumlah tersebut dan angka kas yang dihasilkan dihitung dari
total asset dikurangi (1) dan (2). Pada titik ini, Kas akan terlalu tinggi atau terlalu
rendah. Selanjutnya, utang jangka panjang dan saham disesuaikan untuk penerbitan
(pembelian kembali) yang diperlukan untuk mencapai tingkat kas yang diinginkan dan
untuk mempertahankan leverage keuangan historis. Penyesuaian tersebut
mengindikasikan tingkat pendanaan yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan
perusahaan.
Untuk memulai, proyeksi piutang, persediaan, asset tetap, utang usaha, dan
beban yang masih harus dibayar menggunakan proyeksi penjualan dan harga pokok
penjualan serta tingkat perputarannya. Misalnya, tingkat perputaran piutang didasarkan
pada penjualan tahun berjalan adalah:

Tingkat perputaran piutang usaha =


Berikutnya, proyeksi piutang usaha dihitung sebagai berikut:

Proyeksi piutang usaha =

Proyeksi Laporan Arus Kas


Proyeksi laporan arus kas dihitung dari proyeksi laporan laba rugi dan proyeksi di
neraca.
Analisis Sensitivitas
Proyeksi laporam keuangan didasarkan pada hubungan yang diharapkan antara pos
laporan laba rugi dengan pos neraca. Analisis sering kali menyiapkan beberapa
proyeksi untuk melihat skenario terbaik (terburuk) sebagai tambahan atas skenario
yang paling mungkin (most likely) terjadi. Analisis sensitivitas ini menunjukkan asumsi
yang memiliki dampak terbesar pada hasil keuangan sehingga membantu
mengidentifikasi area yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
Aplikasi Analisis Prospektif dalam Model Penilaian Laba residu

Anilisis prospektif merupakan inti analisis


efek. Model penilaian laba residu, misalnya, menentukan nilai ekuitas pada waktu t
sebagai jumlah nilai buku kini dan nilai sekarang laba residu yang diperkirakan di masa
depan:

di mana BV t merupakan nilai buku pada akhir periode t, RI t + n adalah laba residu di
periode t + n, dan k adalah biaya modal. Laba residu (residual income) pada waktu t
didefinisikan sebagai laba bersih komprehensif dikurangi pembebanan pada nilai buku
awal, yaitu RI t = NI t – (k x BV t – 1).
Proses penilaian memerlukan estimasi laba bersih di masa depan dan nilai buku
ekuitas pemegang saham. Model penilaian memerlukan estimasi atas enam parameter
berikut:
 Pertumbuhan penjualan,
 Margin laba bersih (laba bersih/penjualan),
 Perputaran modal kerja bersih (penjualan/modal kerja bersih),
 Perputaran aset tetap (penjualan/ aset tetap),
 Leverage keuangan (aset operasi/aset tetap),
 Biaya modal ekuitas.
Penilaian ekuitas sangat bergantung pada proyeksi. Penilaian harus menguji
sensitivitas estimasi harga saham terhadap asumsi yang mendasari proyeksi.
Tren Penggerak Nilai
Modal laba residu menentukan harga saham sebagai nilai buku ekuitas pemegang
saham ditambah nilai sekarang dari laba residu (residua income-RI) yang diperkirakan,
di mana RI t = NI t – (k x BV t-1). Laba residu juga dapat dinyatakan dlam bentuk rasio
sebagai,
RI = (ROE t – k) x BV t-1
di mana ROE = NI t/BV t-1. Bentuk ini menekankan kenyataan bahwa harga saham

berubah hanya jika ROE k. Dalam kondisi ekuilibrium, tekanan kompetisi akan
mendorong tingkat pengembalian (ROE) mendekati biaya (k) sehingga laba abnormal
akan hilang. Dengan demikian, estimasi harga saham adalah proyeksi pembalikan ROE
pada nilai jangka panjangnya bagi perusahaan dan industri tertentu.
ROE dianggap sebagai penggerak nilai (value driver) karena ROE merupakan variabel
yang memengaruhi harga saham secara langsung. Selanjutnya, komponen ROA
dipecah menjadi margin laba dan perputaran
Perputaran total aset (total asset turnover-TAT) merupakan komponen kedua
ROA. Terdapat tingkat perputaran aset yang bervariasi antara perusahaan dengan
perputaran tertinggi dan terendah. Hal ini mencerminkan tingkat intensitas modal yang
berbeda-beda.
B. PERAMALAN JANGKA PENDEK
Untuk analisis likuiditas jangka pendek, salah satu alat yang berguna adalah
peramalan arus kas jangka pendek (short term cash forecasting). Peramalan ini
diminati oleh pengguna eksternal seperti kreditor guna menilai kemampuan perusahaan
untuk melunasi utang jangka pendek.
POLA ARUS KAS
Pola arus kas penting untuk dipelajari sebelum menguji model untuk analisis dan
proyeksi arus kas. Manajemen bertanggung jawab atas keputusan investasi kas dalam
bentuk aset atau untuk membayar biaya . Konversi kas ini meningkatkan risiko karena
pemulihan kas dari aktivitas-aktivtas tersebut kurang pasti. Arus kas masuk dan
arus kas keluar saling terkait. Kegagalan salah satu aspek aktivitas bisnis perusahaan
akan berdampak pada keseluruhan sistem arus kas. Keterkaitan antara arus kas,
akrual, dan laba harus disertakan dalam analisis.
Saat perusahaan memperoleh kas masuk, manajemen berwenang menentukan
penggunaannya. Pilihan penggunaan ini bergantung pada komitmen pembayaran,
seperti dividen, akumulasi persediaan, pengeluaran modal, atau pembayaran utang.
Arus kas juga bergantung pada kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dana dari
berbagai sumber seperti ekuitas dan utang.
PENTINGNYA PERAMALAN PENJUALAN
Keandalan peramalan laba bergantung pada kualitas peramalan penjualan. Dengan
sedikit pengecualian, seperti dana dari aktivitas pendanaan atau dana untuk aktivitas
investasi, sebagian besar arus kas terkait dan bergantung pada penjualan. Peramalan
penjualan meliputi analisis atas:
 arah dan tren penjualan,
 pangsa pasar,
 kondisi industri dan ekonomi,
 kapasitas produksi dan keuangan,
 faktor kompetisi.
Komponen-komponen tersebut umumnya dinilai bersamaan dengan lini produk yang
berpotensi dipengaruhi oleh kekuatan pasar masing-masing.
PERAMALAN ARUS KAS DENGAN ANALISIS PRO FORMA
Kewajaran dan kelayakan ramalan kas jangka pendek biasanya diuji dengan laporan
keuangan pro forma (peforma financial statements). Dalam pengujian ini, asumsi yang
mendasari peramalan kas digunakan untuk menyusun laporan laba rugi pro forma
selama periode yang diramal dan neraca pro forma pada akhir periode ramalan.
Laporan keuangan pro forma ini digunakan untuk menghitung rasio keuangan dan
menyimpulkan hubungan lainnya, dan dibandingkan dengan data historis untuk menguji
kelayakannya.
Laporan pro forma harus diuji secara kritis serta diuji kelayakan ramalan dan
asumsinya. Rasio dan hubungan yang disimpulkan dalam laporan keuangan pro forma
harus dievaluasi dan dibandingkan dengan rasio historis untuk menentukan kewajaran
dan kelayakannya.
Tersedia program spreadsheet elektronik untuk membantu analisis pro forma.
Kemudahan mengubah variabel untuk uji sensivitas meningkatkan manfaat laporan pro
forma. Namun, demikian, kemudahan dan fleksibelitas program seharusnya tidak rancu
dengan perlunya mengembangkan dan menguji estimasi serta asumsi yang mendasari
hasilnya. Kewajaran estimasi dan asumsi penting berikut manfaat analisis ini
bergantung pada evaluasi kritis dan penilaian kita, bukan pada teknologi.

ANALISIS KREDIT Chapter 10

A. LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA


Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah aset menjadi kas atau untuk mendapatkan uang
tunai untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (1 tahun). Modal kerja didefinisikan sebagai
kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Hal ini penting sebagai ukuran aset likuid yang
menyediakan bantal pengaman kepada kreditor.
Aset Lancar dan Kewajiban Lancar
Aktiva lancar adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan untuk menjadi ( 1 ) diwujudkan
dalam bentuk kas atau ( 2 ) dijual atau dikonsumsi dalam satu tahun. Tiga hal umum yang harus
diperhatikan adalah:
1. Kewajiban kontinjensi terkait dengan jaminan pinjaman. Kita perlu menilai kemungkinan dari
terwujudnya kontingensi ini ketika kita menghitung modal kerja.
2. Pembayaran sewa minimum atas sewa operasi noncancelable perjanjian.
3. Kontrak pembangunan atau akuisisi aset jangka panjang sering mewajibkan untuk pembayaran
berkelanjuatan dalam jumlah besar. Kewajiban ini dilaporkan sebagai " komitmen " bukan
sebagai kewajiban di neraca.
Ukuran Likuiditas Modal Kerja
Ukuran Likuiditas Dengan Rasio Lancar (Current ratio)
Rasio lancar = Aset curent / kewajiban lancar
Relevansi dari Rasio Lancar
Alasan penggunaan Rasio lancar sebagai ukuran likuiditas karena mengukur:
 Kemampuan memenui kewajiban lancar. Semakin tinggi keyakinan kewajiban lancar akan
dibayar tinggi juga.
 Penyangga terhadap kerugian. Semakin besar penyangga, semakin rendah risiko.
 Cadangan dana lancar. Ukuran tingkat keamanan terhadap ketidakpastian (pemogokan).
Keterbatasan Rasio Lancar
Langkah pertama dalam evaluasi kritis rasio lancar sebagai alat untuk analisis solvabilitas jangka
pendek dan jangka panjang bagi kita untuk memeriksa pembilang dan penyebut.
Pembilang dari Rasio Lancar
1. Kas dan Setara Kas.
2. Surat Berharga yang Diperjualbelikan.
3. Piutang Usaha.
4. Persediaan.
5. Beban Dibayar di muka.
Penyebut Rasio Lancar
Kewajiban lancar adalah fokus dari rasio lancar. Kewajiban lancar terutama ditentukan oleh
penjualan, dan kemampuan perusahaan untuk membayar saat jatuh tempo.
Menggunakan Rasio Lancar untuk Analisis
Dari pembahasan kita tentang rasio lancar, kita dapat menarik setidaknya tiga kesimpulan.
1. Likuiditas tergantung pada sebagian besar arus kas prospektif dan pada tingkat lebih rendah
pada tingkat kas dan setara kas.
2. Tidak ada hubungan langsung antara saldo akun modal kerja dan kemungkinan pola arus kas
masa depan.
3. Kebijakan manajerial mengenai piutang dan persediaan diarahkan pada pemanfaatan aset yang
efisien dan menguntungkan dan kemudian adalah likuiditas.
Analisis Komparatif
Menganalisis tren rasio lancar sering berguna. Perubahan rasio ini tidak selalu berarti perubahan
dalam likuiditas atau kinerja operasi. Sebagai contoh, selama resesi perusahaan mungkin terus
membayar kewajiban saat ini sementara persediaan dan piutang menumpuk, menghasilkan
peningkatan rasio lancar. Sebaliknya, dalam periode sukses, peningkatan hutang pajak dapat
menurunkan rasio lancar.
Manajemen rasio
Analisis kami harus memperhatikan "manajemen" tentang rasio lancar, juga dikenal sebagai
window dressing. Menjelang penutupan periode, manajemen kadang-kadang akan menekan
pengumpulan piutang, mengurangi persediaan di bawah tingkat normal, dan menunda pembelian
normal. Penerimaan dari kegiatan ini kemudian digunakan untuk melunasi kewajiban lancar.
Efek dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan rasio lancar
Analisis Analisis Umum
Rasio lancar 2:1 atau lebih maka perusahaan akan sehat secara finansial, sedangkan rasio di
bawah 2:1 menunjukkan peningkatan risiko likuiditas. Rasio lancar jauh lebih tinggi dari 2:1
menyiratkan cakupan unggul kewajiban lancar, bisa menandakan tidak efisiennya penggunaan
sumber daya dan mengurangi tingkat pengembalian.
Analisis Siklus Perdagangan Bersih
Net Trade Cycle = (piutang/penjualan per hari) + (persediaan/HPP per hari) – (hutang/pembelian
per hari).
Ukuran Likuiditas Berbasis Kas Rasio
Rasio Kas Terhadap Aset Lancar
Rasio "mendekati akas" aset terhadap total aktiva lancar merupakan salah satu ukuran tingkat
likuiditas aktiva lancar.

Cash to current assets ratio=


Makin tinggi rasio ini, makin likuid asset lancar.
Rasio Kas Terhadap kewajiban Lancar
Kecukupan kas rasio yang mengukur lain adalah Rasio Kas Terhadap kewajiban Lancar.
Cash to current liabilities ratio=
Semakin besar rasio, semakin banyak kas yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar.
B. ANALISIS LIKUIDITAS BERDASARKAN AKTIVITAS OPERASI
Ukuran Likuiditas Piutang Usaha
Likuiditas mengacu pada kecepatan dalam mengkonversi piutang menjadi kas. Tingkat
perputaran piutang adalah ukuran kecepatan ini.
Perputaran Piutang usaha

rasio perputaran piutang usaha dihitung sebagai berikut:


Cara untuk menentukan rata-rata piutang adalah dengan menambahkan awal dan akhir dibagi
dua. Menggunakan angka bulanan atau kuartalan menghasilkan perkiraan yang lebih akurat.
Rasio perputaran piutang menunjukkan seberapa sering, rata-rata, piutang berputar - yaitu, yang
diterima dan dikumpulkan selama setahun.
Jumlah hari dalam Menagih Piutang
Jumlah hari penagihan piutang adalah rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan untuk menagih
piutang. Hal ini dihitung dengan membagi piutang dengan rata-rata penjualan harian sebagai
berikut:

Alternative perhitungan
analisis tren tertentu juga berguna bagi penelitian kami. Tren periode penagihan dari waktu ke
waktu sangat penting untuk membantu menilai kualitas dan likuiditas piutang. Kecenderungan
lain yang perlu diwaspadai adalah hubungan antara penyisihan piutang tak tertagih dan piutang

kotor, dihitung sebagai berikut:


Ukuran Perputaran Persediaan
Perputaran Persediaan
Rasio perputaran persediaan mengukur rata-rata kecepatan di mana persediaan bergerak melalui
dan keluar dari perusahaan. Perputaran persediaan dihitung sebagai berikut:

Jumlah hari Penjualan dalam Persediaan

Days sale in inventory =


Rasio ini memberitahu kita adalah jumlah hari yang diperlukan untuk menjual persediaan akhir.
Interpretasi Perputaran Persediaan
Rasio perputaran persediaan memberikan ukuran kualitas dan likuiditas komponen persediaan
aktiva lancar. Kualitas persediaan mengacu pada kemampuan perusahaan untuk menggunakan
dan membuang persediaan.
C. PENGUKURAN LIKUIDITAS TAMBAHAN
Komposisi Aset Lancar
Dengan menggunakan persentase common-size diketahui komposisi asset lancer sebagai
indicator likuiditas modal kerja.
Acid-test (quick) ratio
Rasio yang hanya memperhitungkan aset yang sudah dekat dengan uang tunai untuk melunasi
kewajiban.
Quick Ratio = Cash + Cash equivalents + Marketable securities + Accounts receivable
Current liabilities
Pengukuran aliran kas
Cash Flow Ratio: Rasio untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan membayar hutang
jangka pendek dengan uang kas dari hasil operasi.
Cash Flow Ratio = Operating cash flow
Current liabilities
Analisis What-if
Analisis what-if merupakan teknik yang berguna untuk melihat dampak perubahan kondisi atau
kebijakan terhadap sumber daya suatu perusahaan.
n manajemen.
D. STRUKTUR MODAL DAN SOLVABILITAS
Dasar-dasar Solvabilitas
Analisis solvabilitas memiliki beberapa elemen kunci, salah satunya analisis struktur modal.
Struktur modal mengacu pada sumber pendanaan perusahaan. Pendanaan dapat diperoleh dari
modal ekuitas yang relative permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek sementara yang
lebih berisiko. Elememen kunci solvabilitas jangka panjang lainnya adalah laba atau kemampuan
menghasilkan laba yang menunjukkan kemampuan berulang untuk menghasilkan kas dari
operasi.
Pentingnya Struktur Modal
Struktur modal merupakan pendanaan ekuitas dan utang pada suatu perusahaan yang sering
dihitung berdasarkan besaran relative berbagai sumber pendanaan.
Ukuran struktur modal untuk analisis solvabilitas
Rasio struktur modal merupakan alat analisis solvabilitas lainnya. Rasio yang umum digunakan
adalah:
a. Total Utang terhadap Todal Modal
Rasio total utang :

Total utang = utang lancar+utang jangka panjang+kewajiban lainnya


Total modal = total utang+ekuitas pemegang saham
b. Total Utang terhadap Modal Ekuitas
Rumus:

c. Utang Jangka Panjang terhadap Modal Ekuitas


Untuk mengukur hubungan antara utang jangka panjang (kewajiban tak lancar) terhadap modal
ekuitas.
Rumus :

d. Utang Jangka Pendek terhadap Total Utang


Merupakan indicator ketergantungan perusahaan terhadap pendanaan jangka pendek. Biasanya
terpengaruh oleh perubahan tingkat bunga.
Interpretasi Ukuran Struktur Modal
Analisis common size dan rasio struktur modal umumnya mengukur risiko struktur modal
perusahaan. Makin tinggi proporsi utang, makin besar beban Bunga tetap dan pembayaran
kembali utang, dan makin besar kemungkinan gagal bayar pada periode penurunan laba atau
masa sulit. Ukuran struktur modal digunakan sebagai alat penyaring.
Komposisi Aset dalam Analisis Solvabilitas
Analisis komposisi asset merupakan alat penting dalam menilai risiko yang dihadapi struktur
modal suatu perusahaan.
E. CAKUPAN PENGHASILAN
Hubungan Laba dengan Beban Tetap

Earning to fixed charges ratio =


Menghitung beban Tetap
Bunga yang terjadi. Merupakan beban tetap yang paling jelas dan nyata yang timbul akibat
utang. Beban bunga berbeda dengan bunga yang dibayar karena :
1. Perubahan utang bunga
2. Kapitalisasi Bunga yang disajikan bersih
3. Amortisasi diskon dan premium
Bungan implisit atas kewajiban sewa guna usaha. Saat sewa dikapilitasi bunga pembayaran sewa
dimasukkan dalam beban bunga pada laporan laba rugi meskipun sebagian besar saldo ini
biasanya dianggap sebagai pelunasan pokok kewajiban.
Persyaratan dividen saham preferen anak perusahaan dengan kepemilikan mayoritas. Dianggap
sebagai beban karena memiliki prioritas di atas distribusi laba untuk perusahaan induk. Rumus:

Persyaratan Pembayaran Kembali Pokok Pinjaman


Beberapa alasan persyaratan pembayaran kembali pokok pinjaman tidak diakui dalam
perhitungan rasio laba terhadap beban tetap :
 Jika rasio laba terhadap beban tetap berada pada tingkat yang memuaskan, perusahaan dapat
melakuklan pendanaan kembali kewajiban yang jatuh tempo. Karena itu, pelunasannya tidak
perlu berasal dari laba.
 Jika suatu perusahaan memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang dapat diterima, maka
perusahaan seharusnya mampu meminjam kembali utang untuk melunasi pembayaran pokok.
 Memasukkan pembayaran pokok pinjaman akan menghasilkan perhitungan ganda.
 Masalah memasukkan persyaratan membayar kembali utang pada beban tetap adalah tidak
semuaperjanjian utang mengharuskan penyisihan dana atau kewajiban pembayaran kembali yang
sama.
Menghitung Laba Terhadap Beban Tetap
Rumus untuk menghitung rasio Laba terhadap beban tetap yang konvensional :
Untuk memudahkan penyajian, dua pos (cadangan) tidak dimasukkan dalam rasio di atas, tetapi
pos ini perlu dimasukkan dalam rasio jika ada :
1. Kerugian anak perusahaan dengan kepemilikan mayoritas harus diperhitungkan secara
keseluruhan saat menghitung laba.
2. Kerugian investasi pada anak perusahaan dengan kepemilikan kurang dari 50% yang
menggunakan metode ekuitas tidak perlu dimasukkan ke laba, kecuali untuk utang anak
perusahaan yang dijamin oleh perusahaan.
Perhitungan Pro Forma Laba Terhadap Beban Tetap
Pada kasus di mana beban tetap yang belum terjadi diakui dalam perhitungan rasio laba terhadap
beban tetap, dimungkinkan untuk mengestimasi ‘manfaat saling hapus’ yang diharapkan dari
arus kas masa depan dan memasukkannya ke dalam laba pro forma. Manfaat dari utang
prospektif dapat diukur dengan berbagai cara, termasuk penghematan bunga dari aktivitas
pendanaan yang direncanakan. Saat dampak prospektif rencana pendanaan kembali mengubah
rasio sebesar 10% atau lebih, SEC biasanya mengharuskan perhitungan rasio pro forma untuk
mencerminkan perubahan yang disebabkan oleh rencana tersebut.

Hubungan Arus Kas dengan Beban Tetap


Rasio Arus Kas terhadap Beban Tetap
cash flow to fixed charges ratio = Pretax income+Adjustments
Fixed charges

Cakupan Laba atas Dividen Saham Preferen


Analisis saham preferen sering kali memperoleh manfaat dari ukuran cakupan laba atas dividen
saham preferen. Earning coverage of preferred dividens ratio =
Pretax income+Adjustments
Fixed charges+(preferred dividends/(1-tax rate)
Jika terdapat dua atau lebih jenis saham prefern beredar, rasio cakupan biasanya dihitung untuk
tiap penerbitan dengan mengurangi persyaratan dividen penerbitan berikutnya, serta mencakup
seluruh beban tetap sebelumnya dan dividen saham preferen yang telah diterbitkan sebelumnya.

Você também pode gostar