Você está na página 1de 14

Asidosis Metabolik

DEFINISI

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya
kadar bikarbonat dalam darah.

Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi
asam.

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai
usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah
karbon dioksida.

Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan
lebih banyak asam dalam air kemih.

Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu
banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.

PENYEBAB

Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:

Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang
diubah menjadi asam.
Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).
Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.

Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.


Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit;
salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I.
Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam
yang disebut keton.
Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktatdibentuk dari
metabolisme gula.

Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang
semestinya.
Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara
normal.
Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada
penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk
membuang asam.

Penyebab utama dari asidois metabolik:

Gagal ginjal

Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)

Ketoasidosis diabetikum

Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)

Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau
amonium klorida

Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena


diare, ileostomiatau kolostomi.

GEJALA

Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita merasakan
mual, muntah dan kelelahan.

Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak
memperhatikan hal ini.

Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa
mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan.

Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan
kematian.

DIAGNOSA

Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang diambil dari
darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan).

Darah arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah.

Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan bikarbonat
dalam darah.

Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan penyebabnya.

Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan suatu
diabetes yang tak terkendali.

Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan
oleh keracunan atau overdosis.
Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih

PENGOBATAN

Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya.

Sebagai contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang
bahan racun tersebut dari dalam darah.

Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat.

Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung.

Bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap
penyebabnya.

Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena; tetapi bikarbonat hanya
memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan

Asidosis Respiratorik

DEFINISI

 Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena


penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk
atau pernafasan yang lambat.
 Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah.
 Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah
menjadi asam.
 Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan,
sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.

PENYEBAB

Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara
adekuat.

Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:

 Emfisema
 Bronkitis kronis
 Pneumonia berat
 Edema pulmoner
 Asma.
 Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada
menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.
 Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur
yang kuat, yang menekan pernafasan.

GEJALA

 Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk.


 Jika keadaannya memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan
kesadaran) dan koma.
 Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika
pernafasan sangat terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu terganggu.
 Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan menahan bikarbonat, namun proses
ini memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa hari

DIAGNOSA

 Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan pengukuran


karbondioksida dari darah arteri.

PENGOBATAN

 Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru.


 Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada penderita penyakit paru-
paru seperti asma dan emfisema.
 Pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan yang berat, mungkin perlu diberikan
pernafasan buatan dengan bantuan ventilator mekanik.

Alkalosis Metabolik

DEFINISI

Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya
kadar bikarbonat.
PENYEBAB

 Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.


 Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-
kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
 Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu
banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.
 Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah
yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam
basa darah.
Penyebab utama akalosis metabolik:

 Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)


 Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
 Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid).

GEJALA

 Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut dan
kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali.
 Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot
yang berkepanjangan (tetani).

DIAGNOSA

Dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa.

PENGOBATAN

 Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan
kalium) .
 Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara intravena.
 Untuk mengurangi edema / penumpukan cairan dapat diberikan asetazolamide , sedangkan
untuk menghemat kadar kalium dapat diberikan Triamterene , Spironolactone , Amiloride
 Captopril , Enalapril , Lisinoprildapat diberikan untuk kasus metabolik alkalosis yang
disebabkan oleh penyakit hiperaldosteron.

Alkalosis Respiratorik
DEFINISI

Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang
cepat dan dalam menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.

PENYEBAB

Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya
jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.

Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.

Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:

Rasa nyeri

Sirosis hati

Kadar oksigen darah yang rendah

Demam

Overdosis aspirin

GEJALA

Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal
disekitar bibir dan wajah.

Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksida dalam darah arteri.

pH darah juga sering meningkat.

PENGOBATAN

Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan.

Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini.

Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.

Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu
meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang
dihembuskannya.
Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian
menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang
dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.

Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi
kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.

PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH (AGD)


Deskripsi
Analisis gas darah merupakan pemeriksaan untuk mengukur keasaman (pH), jumlah oksigen
dan karbondioksida dalam darah. Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi kerja paruparu
dalam menghantarkan oksigen ke dalam sirkulasi darah dan mengambil karbondioksida dari
dalam darah. Analisis gas darah meliputi pemeriksaan PO2, PCO3, pH, HCO3, dan saturasi O2.
Manfaat
Mengevaluasi pertukaran gas oksigen dan karbondioksida, fungsi pernafasan (termasuk
hipoksia dan status asam-basa), dan beberapa penyakit pernafasan seperti asma dan penyakit
pulmonari obstrukstif kronik, serta emboli (termasuk emboli lipid) dan pembedahan arteri
koroner.
Indikasi Umum :
1. Abnormalitas Pertukaran Gas
 Penyakit paru akut dan kronis
 Gagal nafas akut
 Penyakit Jantung
 Pemeriksaan Keadaan Pulmoner (rest dan exercise)
2. Gangguan Asam Basa
 Asidosis metabolik
 Alkalosis metabolic

Anion Gap (AG)


Anion gap digunakan untuk mendiagnosis asidosis metabolik. Perhitungan menggunakan
elektrolit yang tersedia dapat membantu perhitungan kation dan anion yang tidak terukur. Kation
dan anion yang tidak terukur termasuk Ca+ dan Mg2+. Anion yang tidak terukur meliputi
protein, posfat sulfat dan asam organik. Anion gap dapat dihitung menggunakan dua pendekatan
yang berbeda.
Na+ - (Cl- + HCO3) atau Na + K - (Cl + HCO3) = AG
Nilai Normal Pemeriksaan Anion Gap : 13 - 17 mEq/L

PROSEDUR PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH


A. Alat yang diperlukan untuk pengambilan darah arteri adalah :
1. Antiseptik (kapas alkohol)
2. Kassasteril - Spuit yang steril ukuran 3 cc
3. Heparin –
4. Kontainer atau es
5. Label spesimen
6. Sarung tangan
7. Pengalas
8. Bengkok
9. Plester dan gunting

B. Persiapan :
1. Cek catatan medik. Meliputi:
a. Alasan pengambilan spesimen darah. Rasional mengidentifikasi tipe darah yang
dibutuhkan dan bagaimana mengumpulkannya.
b.Riwayat faktor risiko perdarahan: terapi antikoagulan, gangguan perdarahan, jumlah
trombosit yang rendah. Rasional mengingatkan untuk menyiapkan peralatan tambahan untuk
penekanan pada daerah penusukan setelah dilakukannya tindakan.
c. Faktor kontra indikasi dilakukan penusukan pada arteri atau vena : infus intra vena atau
keadaan setelah radikal mastektomi. Rasional mengidentifikasi daerah yang ddak dapat
digunakan sebagai tempat dilakukannya prosedur tindakan.
2. Siapkan formulir laboratorium.
3. Cuci tangan.
4. Siapkan alat dan bahan.
Untuk pengambilan darah arteri : siapkan spuit aspirasi 0,5 ml heparin dengan perbandingan
1: 1000 unit/ml dari vial; Kemudian lakukan usaha agar heparin menyentuh semua dinding
bagian dalam spuit. Rasional mencegah pembekuan darah. Ini perlu untuk keakuratan analisa
darah.
C. Pelaksanaan
1. Beri salam, panggil pasien dengan namanya.
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan kepada klien. Rasional
memberikan informasi pada klien. Penjelasan pada pasien tantang tujuan dari test ini dan
pemberitahuan bahwa tindakan ini dapat merimbukan rasa sakit nyeri. (catatan : beberapa
institusi mengijinkan diberikan anastesi di area penusukan dengan 1% lidocaine (Xilocaine) akan
mempersiapkan diri pasien, atau pada bayi dioleskan anestesi semprot/salep.
3. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya.
4. Menanyakan keluhan utarna klien.
5. Memulai tindakan dengan cara yang baik.
6. Jaga privacy klien.
7. Dekatkan peralatan pada klien.
8. Atur posisi klien agar nyaman.
9. Identifikasi tempat penusukan.
10. Posisikan klien dengan lengan ekstensi dan telapak tangan menghadap ke atas.
11. Letakkan pengalas.
12. Pakai sarung tangan. Palpasi arteri radial dan brakial dengan jari tangan. Tentukan daerah
pulsasi maksimal. Rasional mengidentifikasi dimana letak arteri yang paling dekat dengan
permukaan kulit.
13. Lakukan test Allen. Rasional untuk mengkaji keadekuatan sirkulasi kolateral pada arteri
ulnaris. Sirkulasi kolateral ini penting bila arteri radialis terobstruksi oteh trombus setelah
dilakukan tindakan penusukan. Untuk melakukan test Allen, lakukan penekanan pada kedua
denyutan radialis dan ulnaris dari salah satu pergelangan tangan pasien sampai denyutannya
hilang. Tangan menjadi pucat karena kurangnya sirkulasi ke tangan. Lepaskan tekanan pada
arteri ulnaris. Jika tangan kembali normal dengan cepat (tangan akan kemerahan dalam 10 detik),
hasil test dinyatakan negatif dan penusukan arteri dapat dilakukan pada pergelangan tangan
tersebut. Jika setelah dilakukan pelepasan tekanan pada arteri ulnaris tangan tetap pucat, artinya
sirkulasi ulnaris tidak adekuat. Hasil test dinyatakan positif dan pergelangan tangan yang lain
harus di-test. Bila hasil test pada kedua pergelangan tangan adalah positif, arteri femoralis harus
dieksplorasi.
14. Stabilisasikan arteri radial dengan melakukan hiperekstensi pergelangan tangan; stabilisasi
arteri brakialis dengan melakukan hiperekstensi siku. Rasional mencegah agar arteri tidak
"menghilang" ketika jarum ditusukkan.
15. Disinfeksi daerah penusukan di sekitar pulsasi maksimal dengan kapas alkohol dengan
gerakan sirkuler dari dalam ke luar atau dengan usapan satu arah. Rasional mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam arteri dan sistem vaskular
16. Pegang kapas akohol dengan jari tangan dan palpasi pulsasi lagi. Pertahankan jari tangan di
daerah proksimal dan daerah penusukan. Rasional memastkan keakuratan insersi jarum,
mencegah masuknya mikrooganisme dalam darah.
17. Masukkan jarum, dengan sudut 60-90 derajat (sesuai dengan lokasi), langsung ke dalam
arteri. Rasional sudut ini mengoptimalkan curah darah ke dalam jarum.
18. Perhatikan masuknya darah ke dalam spuit yang terlihat seperti "denyutan". Hentikan
menusukkan jarum lebih jauh bila terlihat "denyutan" ini. Rasional mengindikasikan keakuratan
penempatan jarum dalam arteri, pergerakan lebih jauh dapat menempatkan ujung jarum pada
dinding arteri atau ke luar dari arteri. Sampel darah arteri yang baik sebaiknya menggunakan
tekanan hisap minimal, dan secara normal, darah naik ke dalam spuit dengan sendirinya.
19. Pertahankan posisi dan tunggu sampai terkumpul 2 - 4 ml (atau sesuai kebutuhan) darah ke
dalam spuit.
20. Letakkan kapas akohol di atas daerah penusukan dan tarik jarum; lakukan penekanan
sesegera mungkin dengan menggunakan kapas alkohol tersebut. Rasional membatasi jumlah
perdarahan dari daerah penusukan.
21. Pelihara kontinuitas penekanan selama 5' (atau selama 10' bila klien menerima
antikoagulan). Rasional memastikan waktu yang cukup untuk pembentukan formasi pembekuan;
penekanan in lebih lama dibandingkan ketika dilakukan pengambilan darah vena karena faktor
curah darah dalam arteri.
22. Keluarkan udara dari spuit.
23. Ujung jarum ditusukkan.
24. Pasang label identitas (nama pasien, tanggal, jam, suhu tubuh saat pengambilan, ruangan)
di spuit. Pastikan sampel dianalisis dalam waktu 5-10 menit, atau ditransport dalam freezer.
25. Bersihkan daerah penusukan dengan kapas alkohol.
26. Monitor tempat penusukan terhadap adanya perdarahan dengan melakukan inspeksi; Dan
palpasi. Rasional mengidentifikasi hematoma atau perdarahan.
27. Lakukan balutan tekan (pressure dressing) jika perdarahan berlanjut.
28. Bereskan peralatan.
29. Lepaskan sarung tangan.
30. Evaluasi hasil yang dicapai (subyektif dan obyektif)
31. Beri reinforcement positif pada klien.
32. Mengakhiri pertemuan dengan baik.
33. Cuci tangan.
34. Dokumentasi. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan, yang perlu
didokumentasikan meliputi:
• Waktu dilakukannya prosedur.
• Jenis pemeriksaan yang dilakukan
• Keadaan kulit (kemerahan, perdarahan benebihan)

ASAM BASA

DEFINISI
a. Asam adalah zat yang memiliki atom ion H+, rasanya masam dan bersifat korosif (merusak).
b. Basa adalah zat yang memiliki atom ion OH-,rasanya pahit, melarutkan lemak, dan bersifat
kaustik (licin).

INDIKATOR ASAM BASA

1. Identifikasi dengan Kertas Lakmus


Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan bersifat netral berbeda.
Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-
masing kertas lakmus tersebut adalah sebagai berikut.
a. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.

Identifikasi Kertas Lakmus

2. Identifikasi Larutan Asam dan Basa Menggunakan Indikator Alami


Cara lain untuk mengidentifikasi sifat asam atau basa suatu zat dapat menggunakan indikator
alami. Berbagai bunga yang berwarna atau tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga, kunyit,
kulit manggis, dan kubis ungu dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak atau
sari dari bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa.
Sebagai contoh, ambillah kulit manggis, tumbuklah sampai halus dan campur dengan sedikit
air. Warna kulit manggis adalah ungu (dalam keadaan netral). Jika ekstrak kulit manggis
dibagi dua dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa, maka dalam larutan asam
terjadi perubahan warna dari ungu menjadi cokelat kemerahan. Larutan basa yang diteteskan
akan mengubah warna dari ungu menjadi biru kehitaman.

C. Penentuan Skala Keasaman dan Kebasaan


1. Kekuatan Asam dan Basa
Kekuatan suatu asam atau basa tergantung bagaimana senyawa tersebut dapat diuraikan
menjadi ion-ion dalam air. Peristiwa terurainya suatu zat menjadi ion-ionnya dalam air
disebut ionisasi. Asam atau basa yang terionisasi secara sempurna dalam larutan merupakan
asam kuat atau basa kuat. Sebaliknya asam atau basa yang hanya terionisasi sebagian
merupakan asam lemah atau basa lemah.
Jika ingin mengetahui kekuatan asam dan basa maka dapat dilakukan percobaan sederhana.
Perhatikan nyala lampu saat mengadakan percobaan uji larutan elektrolit. Bila nyala lampu
redup berarti larutan tergolong asam atau basa lemah, sebaliknya apabila nyala lampu terang
berarti larutan tersebut tergolong asam atau basa kuat.

Uji Kekuatan Asam Basa

Asam kuat atau asam lemah pada konsentrasi yang sama menghantarkan listrik yang
berbeda. Nyala lampu pada Gambar (a) tampak redup. Ini berarti larutan yang diuji
berupa asam lemah atau basa lemah. Adapun pada Gambar (b) lampu menyala terang,
menandakan bahwa larutan yang diuji berupa asam kuat atau basa kuat.

2. Derajat Keasaman dan Kebasaan (pH dan pOH)


Pada dasarnya derajat/tingkat keasaman suatu larutan (pH = potenz Hydrogen)) bergantung
pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. Semakin besar konsentrasi ion H+ semakin asam
larutan tersebut.
Umumnya konsentrasi ion H+ pada larutan sangat kecil, maka untuk menyederhanakan
penulisan digunakan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+. Nilai pH sama
dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara matematika dinyatakan dengan
persamaan
pH = – log (H+)
Analog dengan pH, konsentrasi ion OH– juga dapat dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu
pOH (Potenz Hydroxide) dinyatakan dengan persamaan berikut.
pOH = – log (OH-)
Derajat keasaman suatu zat (pH) ditunjukkan dengan skala 0—14.
a. Larutan dengan pH < 7 bersifat asam.
b. Larutan dengan pH = 7 bersifat netral.
c. Larutan dengan pH > 7 bersifat basa.
Jumlah harga pH dan pOH = 14. Misalnya, suatu larutan memiliki pOH = 5, maka harga pH
= 14 – 5 = 9. Harga pH untuk beberapa jenis zat yang dapat kita temukan di lingkungan
sehari-hari dinyatakan dalam Tabel.
Tabel Harga pH untuk Beberapa Jenis Zat

Tabel pH

4.2 cairan menentukan pH

Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan menggunakan indikator universal, indikator
stick, larutan indiaktor, dan pH meter.
a. Indikator Universal.
Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat
menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam yaitu
indikator yang berupa kertas dan larutan.
b. Indikator Kertas (Indikator Stick)
Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan
peta warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam larutan yang
akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia.

Indikator Universal
c. Larutan Indikator
Salah satu contoh indikator universal jenis larutan adalah larutan metil jingga (Metil Orange =
MO). Pada pH kurang dari 6 larutan ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7 warnanya
menjadi kuning.

Larutan Asam Basa


Larutan Indikator
Contoh indikator cair lainnya adalah indikator fenolftalin (Phenolphtalein = pp). pH di bawah 8,
fenolftalin tidak berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila pH larutan di atas 10.
d. pH Meter
Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH meter. Penggunaan alat ini dengan
cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angk skala
yang menunjukkan pH larutan.

pH meter digital

PH meter elektronik

Você também pode gostar

  • TERAPI_BARU
    TERAPI_BARU
    Documento21 páginas
    TERAPI_BARU
    Muhammad Febrian
    Ainda não há avaliações
  • Ambliopia
    Ambliopia
    Documento36 páginas
    Ambliopia
    Andre Eka Putra Prakosa
    Ainda não há avaliações
  • THT Case
    THT Case
    Documento21 páginas
    THT Case
    Muhammad Febrian
    Ainda não há avaliações
  • USG Fibroadenoma Diagnosis
    USG Fibroadenoma Diagnosis
    Documento10 páginas
    USG Fibroadenoma Diagnosis
    Muhammad Febrian
    Ainda não há avaliações
  • Journal Radiologi
    Journal Radiologi
    Documento27 páginas
    Journal Radiologi
    Muhammad Febrian
    Ainda não há avaliações
  • Hipoksia
    Hipoksia
    Documento3 páginas
    Hipoksia
    Muhammad Febrian
    Ainda não há avaliações
  • Journal Radiologi
    Journal Radiologi
    Documento27 páginas
    Journal Radiologi
    Muhammad Febrian
    Ainda não há avaliações
  • Definisi Campak
    Definisi Campak
    Documento2 páginas
    Definisi Campak
    Muhammad Febrian
    Ainda não há avaliações
  • Cairan
    Cairan
    Documento3 páginas
    Cairan
    Muhammad Febrian
    Ainda não há avaliações
  • Euthanasia
    Euthanasia
    Documento3 páginas
    Euthanasia
    Muhammad Febrian
    Ainda não há avaliações
  • Resep Cara Membuat Nasi Goreng Spesial Ahmad Reza
    Resep Cara Membuat Nasi Goreng Spesial Ahmad Reza
    Documento3 páginas
    Resep Cara Membuat Nasi Goreng Spesial Ahmad Reza
    Muhammad Febrian
    Ainda não há avaliações
  • PKN 31-40
    PKN 31-40
    Documento3 páginas
    PKN 31-40
    Muhammad Febrian
    Ainda não há avaliações