Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DEFINISI
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya
kadar bikarbonat dalam darah.
Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi
asam.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai
usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah
karbon dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan
lebih banyak asam dalam air kemih.
Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu
banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
PENYEBAB
Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang
diubah menjadi asam.
Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).
Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang
semestinya.
Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara
normal.
Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada
penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk
membuang asam.
Gagal ginjal
Ketoasidosis diabetikum
Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau
amonium klorida
GEJALA
Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita merasakan
mual, muntah dan kelelahan.
Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak
memperhatikan hal ini.
Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa
mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan.
Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan
kematian.
DIAGNOSA
Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang diambil dari
darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan).
Darah arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah.
Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan bikarbonat
dalam darah.
Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan suatu
diabetes yang tak terkendali.
Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan
oleh keracunan atau overdosis.
Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih
PENGOBATAN
Sebagai contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang
bahan racun tersebut dari dalam darah.
Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat.
Bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap
penyebabnya.
Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena; tetapi bikarbonat hanya
memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan
Asidosis Respiratorik
DEFINISI
PENYEBAB
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara
adekuat.
Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:
Emfisema
Bronkitis kronis
Pneumonia berat
Edema pulmoner
Asma.
Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada
menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.
Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur
yang kuat, yang menekan pernafasan.
GEJALA
DIAGNOSA
PENGOBATAN
Alkalosis Metabolik
DEFINISI
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya
kadar bikarbonat.
PENYEBAB
GEJALA
Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut dan
kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali.
Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot
yang berkepanjangan (tetani).
DIAGNOSA
Dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa.
PENGOBATAN
Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan
kalium) .
Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara intravena.
Untuk mengurangi edema / penumpukan cairan dapat diberikan asetazolamide , sedangkan
untuk menghemat kadar kalium dapat diberikan Triamterene , Spironolactone , Amiloride
Captopril , Enalapril , Lisinoprildapat diberikan untuk kasus metabolik alkalosis yang
disebabkan oleh penyakit hiperaldosteron.
Alkalosis Respiratorik
DEFINISI
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang
cepat dan dalam menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
PENYEBAB
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya
jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
Rasa nyeri
Sirosis hati
Demam
Overdosis aspirin
GEJALA
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal
disekitar bibir dan wajah.
Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksida dalam darah arteri.
PENGOBATAN
Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini.
Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu
meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang
dihembuskannya.
Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian
menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang
dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.
Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi
kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.
B. Persiapan :
1. Cek catatan medik. Meliputi:
a. Alasan pengambilan spesimen darah. Rasional mengidentifikasi tipe darah yang
dibutuhkan dan bagaimana mengumpulkannya.
b.Riwayat faktor risiko perdarahan: terapi antikoagulan, gangguan perdarahan, jumlah
trombosit yang rendah. Rasional mengingatkan untuk menyiapkan peralatan tambahan untuk
penekanan pada daerah penusukan setelah dilakukannya tindakan.
c. Faktor kontra indikasi dilakukan penusukan pada arteri atau vena : infus intra vena atau
keadaan setelah radikal mastektomi. Rasional mengidentifikasi daerah yang ddak dapat
digunakan sebagai tempat dilakukannya prosedur tindakan.
2. Siapkan formulir laboratorium.
3. Cuci tangan.
4. Siapkan alat dan bahan.
Untuk pengambilan darah arteri : siapkan spuit aspirasi 0,5 ml heparin dengan perbandingan
1: 1000 unit/ml dari vial; Kemudian lakukan usaha agar heparin menyentuh semua dinding
bagian dalam spuit. Rasional mencegah pembekuan darah. Ini perlu untuk keakuratan analisa
darah.
C. Pelaksanaan
1. Beri salam, panggil pasien dengan namanya.
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan kepada klien. Rasional
memberikan informasi pada klien. Penjelasan pada pasien tantang tujuan dari test ini dan
pemberitahuan bahwa tindakan ini dapat merimbukan rasa sakit nyeri. (catatan : beberapa
institusi mengijinkan diberikan anastesi di area penusukan dengan 1% lidocaine (Xilocaine) akan
mempersiapkan diri pasien, atau pada bayi dioleskan anestesi semprot/salep.
3. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya.
4. Menanyakan keluhan utarna klien.
5. Memulai tindakan dengan cara yang baik.
6. Jaga privacy klien.
7. Dekatkan peralatan pada klien.
8. Atur posisi klien agar nyaman.
9. Identifikasi tempat penusukan.
10. Posisikan klien dengan lengan ekstensi dan telapak tangan menghadap ke atas.
11. Letakkan pengalas.
12. Pakai sarung tangan. Palpasi arteri radial dan brakial dengan jari tangan. Tentukan daerah
pulsasi maksimal. Rasional mengidentifikasi dimana letak arteri yang paling dekat dengan
permukaan kulit.
13. Lakukan test Allen. Rasional untuk mengkaji keadekuatan sirkulasi kolateral pada arteri
ulnaris. Sirkulasi kolateral ini penting bila arteri radialis terobstruksi oteh trombus setelah
dilakukan tindakan penusukan. Untuk melakukan test Allen, lakukan penekanan pada kedua
denyutan radialis dan ulnaris dari salah satu pergelangan tangan pasien sampai denyutannya
hilang. Tangan menjadi pucat karena kurangnya sirkulasi ke tangan. Lepaskan tekanan pada
arteri ulnaris. Jika tangan kembali normal dengan cepat (tangan akan kemerahan dalam 10 detik),
hasil test dinyatakan negatif dan penusukan arteri dapat dilakukan pada pergelangan tangan
tersebut. Jika setelah dilakukan pelepasan tekanan pada arteri ulnaris tangan tetap pucat, artinya
sirkulasi ulnaris tidak adekuat. Hasil test dinyatakan positif dan pergelangan tangan yang lain
harus di-test. Bila hasil test pada kedua pergelangan tangan adalah positif, arteri femoralis harus
dieksplorasi.
14. Stabilisasikan arteri radial dengan melakukan hiperekstensi pergelangan tangan; stabilisasi
arteri brakialis dengan melakukan hiperekstensi siku. Rasional mencegah agar arteri tidak
"menghilang" ketika jarum ditusukkan.
15. Disinfeksi daerah penusukan di sekitar pulsasi maksimal dengan kapas alkohol dengan
gerakan sirkuler dari dalam ke luar atau dengan usapan satu arah. Rasional mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam arteri dan sistem vaskular
16. Pegang kapas akohol dengan jari tangan dan palpasi pulsasi lagi. Pertahankan jari tangan di
daerah proksimal dan daerah penusukan. Rasional memastkan keakuratan insersi jarum,
mencegah masuknya mikrooganisme dalam darah.
17. Masukkan jarum, dengan sudut 60-90 derajat (sesuai dengan lokasi), langsung ke dalam
arteri. Rasional sudut ini mengoptimalkan curah darah ke dalam jarum.
18. Perhatikan masuknya darah ke dalam spuit yang terlihat seperti "denyutan". Hentikan
menusukkan jarum lebih jauh bila terlihat "denyutan" ini. Rasional mengindikasikan keakuratan
penempatan jarum dalam arteri, pergerakan lebih jauh dapat menempatkan ujung jarum pada
dinding arteri atau ke luar dari arteri. Sampel darah arteri yang baik sebaiknya menggunakan
tekanan hisap minimal, dan secara normal, darah naik ke dalam spuit dengan sendirinya.
19. Pertahankan posisi dan tunggu sampai terkumpul 2 - 4 ml (atau sesuai kebutuhan) darah ke
dalam spuit.
20. Letakkan kapas akohol di atas daerah penusukan dan tarik jarum; lakukan penekanan
sesegera mungkin dengan menggunakan kapas alkohol tersebut. Rasional membatasi jumlah
perdarahan dari daerah penusukan.
21. Pelihara kontinuitas penekanan selama 5' (atau selama 10' bila klien menerima
antikoagulan). Rasional memastikan waktu yang cukup untuk pembentukan formasi pembekuan;
penekanan in lebih lama dibandingkan ketika dilakukan pengambilan darah vena karena faktor
curah darah dalam arteri.
22. Keluarkan udara dari spuit.
23. Ujung jarum ditusukkan.
24. Pasang label identitas (nama pasien, tanggal, jam, suhu tubuh saat pengambilan, ruangan)
di spuit. Pastikan sampel dianalisis dalam waktu 5-10 menit, atau ditransport dalam freezer.
25. Bersihkan daerah penusukan dengan kapas alkohol.
26. Monitor tempat penusukan terhadap adanya perdarahan dengan melakukan inspeksi; Dan
palpasi. Rasional mengidentifikasi hematoma atau perdarahan.
27. Lakukan balutan tekan (pressure dressing) jika perdarahan berlanjut.
28. Bereskan peralatan.
29. Lepaskan sarung tangan.
30. Evaluasi hasil yang dicapai (subyektif dan obyektif)
31. Beri reinforcement positif pada klien.
32. Mengakhiri pertemuan dengan baik.
33. Cuci tangan.
34. Dokumentasi. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan, yang perlu
didokumentasikan meliputi:
• Waktu dilakukannya prosedur.
• Jenis pemeriksaan yang dilakukan
• Keadaan kulit (kemerahan, perdarahan benebihan)
ASAM BASA
DEFINISI
a. Asam adalah zat yang memiliki atom ion H+, rasanya masam dan bersifat korosif (merusak).
b. Basa adalah zat yang memiliki atom ion OH-,rasanya pahit, melarutkan lemak, dan bersifat
kaustik (licin).
Asam kuat atau asam lemah pada konsentrasi yang sama menghantarkan listrik yang
berbeda. Nyala lampu pada Gambar (a) tampak redup. Ini berarti larutan yang diuji
berupa asam lemah atau basa lemah. Adapun pada Gambar (b) lampu menyala terang,
menandakan bahwa larutan yang diuji berupa asam kuat atau basa kuat.
Tabel pH
Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan menggunakan indikator universal, indikator
stick, larutan indiaktor, dan pH meter.
a. Indikator Universal.
Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat
menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam yaitu
indikator yang berupa kertas dan larutan.
b. Indikator Kertas (Indikator Stick)
Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan
peta warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam larutan yang
akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia.
Indikator Universal
c. Larutan Indikator
Salah satu contoh indikator universal jenis larutan adalah larutan metil jingga (Metil Orange =
MO). Pada pH kurang dari 6 larutan ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7 warnanya
menjadi kuning.
pH meter digital
PH meter elektronik