Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pasal 1 PJN memberikan ketentuan tentang definisi notaris serta apa yang
menjadi tugas pokok notaris, yang menentukan sebagai berikut notaris adalah pejabat
undangan umum diwajibkan, atau para yang bersangkutan supaya dinyatakan suatu
(salinan sah), salinan dan kutipan, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia (LNRI) Tahun 2004 Nomor 117 dan
Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (selanjutnya disebut dengan UUJN-P), Pasal 1
ayat (1) yang menentukan sebagai berikut notaris adalah pejabat umum yang
Selain notaris, pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik adalah
pejabat lelang, pegawai pencatatan sipil burgerlijke stand, juru sita deurwaarder,
hakim, panitera pengadilan dan lain sebagainya. 2 Seorang notaris pada hakikatnya
adalah seorang pejabat tempat bagi seseorang untuk memperoleh nasehat yang bisa
diandalkan. Dan segala sesuatu yang ditulis serta ditetapkan dianggap benar,
sehingga menjadi pembuat dokumen yang kuat dalam suatu peristiwa hukum.
salah satu dari ketiga badan negara tersebut maka notaris tidak lagi dapat dianggap
penyuluhan hukum untuk dan atas tindakan hukum yang dilakukan notaris atas
permintaan kliennya. Dalam hal melakukan tindakan hukum untuk kliennya, notaris
tidak boleh memihak kliennya, karena tugas notaris ialah untuk mencegah terjadinya
masalah.
Dari uraian-uraian tersebut di atas, maka notaris adalah pejabat umum yang
ditentukan dalam ketentuan yang berlaku. Untuk dapat diangkat menjadi notaris
1
R. Soegondo Notodisoerjono, 1993, Hukum Notariat di Indonesia Suatu Penjelasan,
Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 8.
2
R. Supomo, Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, Pradnya Paramita, Jakarta,
hal. 77.
seseorang harus memenuhi persyaratan-persyaratan berdasarkan Pasal 3 UUJN-P,
d. Sehat Jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan surat keterangan sehat
dalam waktu 24 bulan berturut-turut pada kantor notaris atas prakarsa sendiri atau
g. Tidak berstatus sebagai pegawai negeri, pejabat negara, advokat, atau tidak
h. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibat. Tanggung jawab
merupakan suatu bentuk kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
menanggung hasil dari perbuatan yang dilakukannya. Setiap manusia memiliki rasa
tanggung jawab dan rasa tanggung jawab itu harus disesuaikan dengan apa yang telah
kepentingan manusia itu sendiri. Secara umum tanggung jawab dapat dibagi menjadi
pribadi.
manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lainnya, sesuai dengan
manusia lain. Hal ini menyebabkan setiap manusia harus bertanggung jawab
tuhan, hal ini dapat dilakukan dengan menjalankan segala perintahnya dan
maupun orang lain. Setiap orang wajib bertanggung jawab tidak terkecuali
pada diri seorang notaris. Dalam menjalankan tugas dan jabatannya notaris
tersebut dapat dijadikan sebagai alat bukti apabila dikemudian hari terjadi
atau cautie. Zekerheid atau cautie mencakup secara umum cara-cara kreditur
Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
agunan adalah untuk mendapatkan fasilitas dari bank. Jaminan ini diserahkan oleh
1. Jaminan tambahan ;
Jaminan adalah “menjamin dipenuhinya kewajiban yang dapat dinilai dengan uang
3
Salim HS, H, S.H., M.S., 2011, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Cet.V, PT.Raja Grafindo
Persada, Jakarta, hal.22
yang timbul dari suatu perikatan hukum. Oleh karena itu, hukum jaminan erat sekali
berpendapat bahwa jaminan adalah “Sesuatu yang diberikan kepada kreditur untuk
menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai
dengan uang yang timbul dari suatu perikatan.” 5 Kedua definisi jaminan yang
2. Wujudnya jaminan ini dapat dinilai dengan uang ( jaminan materiil ) ; dan
jaminan adalah “Segala sesuatu yang diterima kreditur dan diserahkan debitur untuk
menjamin suatu utang piutang dalam masyarakat.”6 Alasan digunakan istilah jaminan
karena :
1. Telah lazim digunakan dalam bidang Ilmu Hukum, dalam hal ini berkaitan
4
Mariam Darus Badrulzaman, 1987, Bab-bab tentang Credietverband, Gadai, dan Fiducia, Cetakan
IV. Bandung.hal.227-265
5
Hartono Hadisoeprapto, 1984, hal.50
6
Bahsan, M. 2002, Penilaian Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, Rejeki Agung, Jakarta, hal.148
2. Telah digunakan dalam beberapa peraturan perundang-undangan tentang
tentang hukum jaminan dapat dikaji dalam Buku II KUHPerdata dan Stb. 1908
Nomor 542 sebagaimana telah diubah menjadi Stb. 1937 Nomor 190 tentang
berkaitan dengan hukum jaminan adalah gadai (pand) dan hipotek. Pand diatur dalam
Pasal 1150 KUHPerdata sampai dengan Pasal 1160 KUHPerdata, sedangkan hipotek
jaminan didasarkan pada ketentuan hukum yang tercantum dalam KUHPerdata dan
Credietverband, hal ini dapat kita ketahui dari bunyi Pasal 3 Undang-Undang Nomor
undang dari pemerintah terdahulu, tetap diakui buat sementara waktu asal saja tidak
berlaku pada zaman Hindia Belanda masih tetap diakui sah oleh Dai Nippon. Tujuan
ketentuan hukum tentang jaminan yang telah disahkan menjadi undang-undang. Pada
zaman ini dapat dipilah menjadi 2 era, yaitu era sebelum reformasi dan sesudah
reformasi. Pada era sebelum reformasi, ketentuan hukum yang mengatur tentang
Pokok-pokok Agraria. Dalam ketentuan ini juga merujuk pada berbagai peraturan
Hukum Perdata Indonesia mengenai bumi, air, serta kekayaan alam yang terkandung
dengan saat ini, pemerintah kita telah banyak menetapkan undang-undang yang
KUHPerdata adalah yang berkaitan dengan gadai (pand) dan hipotek, terutama yang
berkaitan dengan pembebanan atas hipotek kapal laut yang beratnya 20m3 dan
pesawat udara. Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan hak atas tanah berlaku
tentang Hak Tanggungan. Dan pada era reformasi juga telah diundangkannya