Você está na página 1de 14

BAB I

DEFINISI

Obat-obat yang perlu diwaspadai (High alert medications) adalah obat-obatan yang memiliki
risiko lebih tinggi untuk menyebabkan/menimbulkan adanya komplikasi/membahayakan pasien
secara signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan (dosis, interval, dan pemilihannya).

High alert medications memiliki risiko yang lebih tinggi dalam menyebabkan komplikasi, efek
samping atau bahaya. Hal ini dapat dikarenakan adanya rentang dosis terapeutik dan keamanan
yang sempit atau karena insidens yang tinggi akan terjadinya kesalahan.
Obat yang perlu diwaspadai terdiri :
1. Obat risiko tinggi yaitu obat high alert medication yang bila terjadinya kesalahan (error)
dapat menimbulkan kematian atau kecacatan seperti narkotika , insulin, heparin atau
kemoterapeutik.
2. Obat yang namanya, kemasannya, dan labelnya, penggunaan kliniknya, tampak/kelihatan
sama (look alike), bunyi ucapan sama (sound alike), seperti Xanax dan Zantac atau
Hydralazine dan Hidroxyzine atau disebut juga nama obat rupa ucapan mirip (NORUM).
Ada banyak obat yang termasuk dalam kelompok NORUM. Nama-nama yang
membingungkan ini umumnya menjadi penyebab terjadinya medication error di seluruh
dunia. Penyebab dari hal ini adalah :
a. Pengetahuan tentang nama obat yang tidak memadai
b. Adanya produk baru
c. Kemasandan label sama
d. Indikasi klinik sama
e. Bentuk, dosis, aturan pakai sama
f. Terjadisalah pengertian waktu memberikan perintah.
3. Elektrolit konsentrat seperti potassium klorida dengan konsentrasisama atau lebih dari 2
mEq/ml, natrium klorida dengan konsentrasi sama atau lebih besar dari 3 mmol/ml, natrium
klorida dengan konsentrasi lebihdari 0,9 % dan magnesium sulfat dengan konsentrasi 20%,
40% atau lebih.

Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini meliputi beberapa strategi seperti:


a. menyediakan akses informasi mengenai high alert medications
b. membatasi akses terhadap high alert medications
c. menggunakan label dan tanda ‘peringatan’ untuk high alert medications
d. menstandarisasi prosedur instruksi / peresepan, penyimpanan, persiapan, dan
pemberian high alert medications
e. melakukan prosedur pengecekan ganda¸untuk obat-obat tertentu

1
Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan ditinjau ulang dalam
audit dan revisi high alert medications oleh bagian farmasi dan terapeutik.

Tujuan panduan meningkatkan keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai ini adalah :
a. Menyediakan panduan untuk rumah sakit/fasilitas kesehatan lainnya mengenai kebijakan
manajemen dan pemberian obat-obatan yang tergolong dalam kategori higt alert
medications ( obat – obatan dengan pengawasan ).
b. Meningkatkan kewaspadaan akan higt alert medications sehingga meningkatkan
keselamatan pasien .
c. Memberi pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi dan meminimalisasi terjadinya
kesalahan – kesalahan medis dan menurunkan potensi risiko terhadap pasien.

2
BAB II

RUANG LINGKUP

Contoh obat-obatan dalam Kategori High Alert Medications :


1. Adrenergic Agonis Iv (Contoh: adrenalin)
2. Adrenergic Antagonis IV (Contoh: Propanolol)
3. Anestetic Agent General, Inhaled dan IV (Misal: Propofol)
4. Cardioplegic Solution
5. Chemoterapic Agents Parenteral Dan Oral
6. Dextrose Hipertonic 20% Atau Lebih
7. Dialisis Solution (Peritoneal, Hemodialisis)
8. Obat Epidural Dan Intrathecal
9. Glicoprotein Inhibitor II B/III A (Misal: Ephbatide)
10. Hipoglikemik Oral
11. Obat Obat Inotropik IV (Misal: Digoxin, Milrinone)
12. Liposomal Form Of Drugs (Liposomal Ampheterisine B)
13. Moderate Sedation Agents IV (Contoh : Midazolame)
14. Moderate Sedation Agents Oral For Children (Contoh Chloralhydrate)
15. Anestetic/Opiate Iv Dan Oral ( Termasuk cairan konsentrat, Immediate Andsustained
Released Formulation)
16. Neuromuscular Blocking Agent (Contoh: Succynil Choline)
17. Radio Contras Agent IV
18. Thrombolitic/ Fibrinolitic IV (Contoh: Tenecteplace)
19. Total Parenteral Solution

Daftar Obat High Alert di RSU Methodist Medan

No Kelas Nama Generik Bentuk Nama Barang Kekuatan Keteranga


Terapi sediaan n
1 Elektrolit Kalium Klorida Injeksi Kcl 7,46 % 7,46 % 25 ml Elektrolit
pekat ( Potassium pekat tidak
Chloride boleh
Injektion ) disimpan
40 % Injeksi Mg s04 40 40 % Magnesium di ruang
Magnesium Sulfate = Mg S04. perawatan
sulfate 7 H20 10.0g 25 kecuali
ml IGD,VK,
20 % Injeksi Mg S04 20 20% Magnesium OK,ICU
Magnesium Sulfate = Mg S04.
Sulfate 7 H2010.0g 25 ml
Natrium Klorida Injeksi Otsu-Saline 3 3 % 500 ml
3% (3%) Sodium
Chloride

3
Sodium Injeksi Meylon 84-BP Sodium
Bicarbonate Bicarbonate 8,4
% ( 84 mg/ml )
Sodium 1 Mm/ml
Bocarbonate 1
Mm/ml
25 ML
2 Obat Bupivain HCL Injeksi Buvanest 0,5% 20 ml
Anastesi Decain Spinal 0,5% 4 ml
Heavy
Ketamine Injeksi Ketalar 100 mg/10 ml
Propofol Injeksi Proanes 10mg/20ml
Recofol 10mg/20ml
Sevoflurane Inhasali Sevodex 250 ml
Isoflurane Inhalasi Isoflurane 250 ml
Midazolam Injeksi Miloz 5 mg/ml
3 Obat Epinephrin Injeksi Epinephrine 1mg/ml
Vasokontr Norepineprin Injeksi Raivas 4mg/4ml
iksi Levosol 8mg/8ml
4 Obat Anti Lidocain Injeksi Lidocain 20% 20mg/ml
Aritma Amiodaron Cordaron 150mg/3ml
Kendaron 150mg/3ml
5 Obat Anti wafarin Tablet Simarc 2mg
Trombosit Heparin Tablet Inviclot 25000 IU/5ml
Cilostazol Tablet Pletaal 50 mg
Clopidogrel Tablet Antiplat 50 mg
pentoxifylline Tablet Reotal 400 mg
Fondaparinux Injeksi Arixtra 2,5 mg/0,5 ml
Streptokinase Injeksi Streptase 1.500.00 IU
6 Dextrose Dextrose Injeksi D40% 40% 25 ML
Hypertoni
c 40 %
7 Larutan
Dyalisa
8 Obat Anti Glimepiride Tablet Metrix 1 mg , 2mg,
Diabetes 3mg,4mg
Oral Acarbose Tablet Glucobay 50mg.100mg
Metformin Tablet Forbetes 500mg,850mg
9 Insulin Insulin Aspart Injeksi Novorapide/apidra 300 IU/3ml
flexpen
Insulin Detemir Injeksi Levemir Flexpen 300 UI/3ml
Insulin Glargine Injeksi Lantus 300 UI/3ml
Insulin Regular Injeksi Actrapid HM 100 UI/3ml
10 Obat Digoxin Injeksi Fargoxin 200mg/5 ml
Jantung Dopamin Injeksi Dopamin 250mg/5ml
Dobutamin Injeksi Inodex 250mg/5ml
11 Obat Atrakurim Injeksi Tracrium 50mg/5ml
Relaxasi Besilat tramus 25mg/2,5ml
Otot
12 Hormon Oxytocin Injeksi syntocinon 10 UI/ML
13 Fentanil Injeksi Fentanyl 0,05mg/ml 2ml
4
Abotic Syrup 125mg / 5 ml Abbotic Syrup 250mg/5ml
Amoxan 250mg Capsul Amoxan 500mg Capsul
Amoxan Syrup Amoxan Forte Syrup
Blothicol Syrup Biothicol Forte Syrup
Bufect Syrup Bufect Forte Syrup
Cefat Syrup Cefat Forte Syrup
OBAT Morfin Injeksi Morfin 10mg/ml 1ml
Clanksi SyrupPethidin HCL Claneksi
Injeksi
Forte Syrup
Pethidin 50mg/ml 2ml
Narkotika
Claritin Syrup Celestamin Syrup
Epexol Syrup Episan Syrup
Rhinofed Syrup Rhinos Junior Syrup Daftar Obat Lasa di
Alloris Tablet Epexol Tablet RSU Methodist
Amlodipin 5mg Tablet Amlodipin 10mg Tablet Medan
a. Cerebrex 100mg Tablet Cerebrex 200mg Tablet Look Alike ( rupa
Diazepam 2mg Tablet Phenobarbital 30mg Tablet mirip )
Erysanbe 500mg Caplet Gratizin 10mg Tablet
Lapisiv Syrup Pyricef Syrup
Fluimucil Capsul Cefspan 100 mg Casul
Simvastatin 10mg Simvastatin 20mg
Glimepiride 1mg Tablet Glimepiride 2mg, 3,4 Tablet
Lynoral Tablet Euthyrax Tablet
Mefinal 250 Capsul Mefinal 500 Casul
Stesolid 5mg injeksi Stesolid 10mg Injeksi
Alprazolam 0,5mg Alprazolam 1mg
Pantozol 20mg Tablet Pantozol 40mg Tablet
Prolic 150 mg Capsul Prolic 300mg Capsul
Concor 2,5mg Cocor 5mg
Prolacta Dha Mother Capsul Prolacta Dha Baby Capsul
Droxal Syrup Droxal Syrup Forte
Samprima Tablet Sanprima Forte Tablet
Strocain Tablet Stugeron Tablet
Allupurinol 100mg Tablet Allupurinol 300mg Tablet
Tramadol Capsul Spiramycin 500 Caplet
Aminophylin Injeksi Calcium Gluconas Injeksi
AMOXAN Injeksi 1gr Colsancetin 1gr Injeksi
Beclov Injeksi Acran Injeksi
Ceftriaxon 1gr Injeksi Cefotaxim 1gr Injeksi
Epinephrin Injeksi Ephedrin Injeksi
Ketalar Injeksi Dynastat Injeksi
Ketorolac Injeksi Citicolin Injeksi
Lasix Injeksi Novalgin Injeksi
Bisoprolol 2,5mg Bisoprolol 5mg
Taxegram 1gr Injeksi Taxegram 0,5mg Injeksi
Cinolon Cream Cinolon Cream
Daktarin Cream Daktarin Diaper Cream
Valsartan 80mg Valsartan 180mg
Elocon Cream Garamycin Cream
Forderm Cream Termisil Cream
Kenacort A Cream Myco Z Oint
Salbutamol 2mg Salbutamol 4mg
Ondan 4MG Tablet/Injeksi Ondan 8mg Tablet/Injeksi
Iliadin Drop 0,025% Iliadin Drop 0,05%
Sagestam Eye Drop Hyaloph Eye Drop
Cendo Cenfres MD Cendo Eyefres MD
Cendo Efrisel 1% Drop Cendo tropine 1% Eye Drop
Cendo Fenicol 0,5% Eye Drop Cendo Polygran
5 Eye Drop
Cendo Floxa MD CENDO Natacen MD
Cendo LFX MD Cendo Giflox MD
Cendo Mycetin Eye Oint Cendo Gentamycin Eye Oint
Cendo Polydex Eye Drop Cendo Xytrol Eye Drpo
b. Sound Alike ( ucapan mirip )

Lapisiv lapifed
Climadan Ceradan
Dobutamin Dopamin
Flagystatin Fladystin
Tyran Tiriz
Futrolit Trolit
Heptasan Histapan
Kalxetin Colsancetin
Lactafit Lactacid
Merosan Mefurosan
Otopain Ottopan
Pridesia Fordesia
Pulmicort Flamicort
Triofusin Tutofusin
Recofol Rativol
Ryvel Ranivel
Streptomycin Spiramicyn
Tradosik Torasic
Clanexsi Kalnex

Vial yang mengandung konsentrat elektrolit (misalnya KCl) tidak boleh disimpan dilingkup
atau area perawatan pasien. Obat-obatan yang digunakan dalam emergensi medis (misalnya:
kondisi mengancam nyawa yang bersifat gawat darurat) tidak diwajibkan untuk mengikuti
Pedoman dan Prosedur Penggunaan high alert medications.

Prinsip
1. Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadinya kesalahan
a. Mengurangi jumlah high alert medications yang disimpan di suatu unit
b. Mengurangi konsentrasi dan volume obat yang tersedia
c. Hindarkan penggunaan high alert medications sebisa mungkin
2. Lakukan pengecekan ganda (double check)
3. Minimalisasi konsekuensi kesalahan
a. Misalnya: kesalahan fatal terjadi di mana injeksi vial 50 ml berisi lidokain 2% tertukar
dengan manitol (kemasan dan cairan obat serupa). Solusinya: sediakan lidokain 2%

6
dalam vial 10 ml, sehingga kalaupun terjadi salah pemberian, jumlah lidokain yang
diinjeksikan kurang berdampak fatal.
b. Pisahkan obat-obat dengan nama atau label yang mirip
c. Minimalisasi instruksi verbal dan hindarkan penggunaan singkatan
d. Batasi akses terhadap high alert medications
e. Gunakan tabel dosis standar (daripada menggunakan dosis perhitungan berdasarkan
berat badan/fungsi ginjal, di mana rentan terjadi kesalahan.
BAB III

TATALAKSANA

Prosedur
Lakukan prosedur dengan aman dan hati-hati selama memberikan instruksi mulai dari
penyediaan, penyimpanan, penataan, penyiapan, dan penggunaan obat yang perlu diwaspadai
(high alert medications).
1. Penyediaan
a. Penyediaan kebutuhan obat yang perlu diwaspadai (high alert medications) dilakukan
oleh farmasi, petugas farasi melakukan pemesanan dan dipesan kepada Pedagang Besar
Farmasi (PBF)
b. Petugas farmasi mengisi nama-nama obat yang dibutuhkan pada formulir surat
pemesanan kecuali kebutuhan obat narkotik diisi khusus pada formulir surat pemesanan
narkotik. Formulir diisi lengkap yaitu :
 Nama obat
 Zat berkhasiat (Kandungan Obat)
 Dosis atau kekuatan
 bentuk sediaan obat
 Jumlah
2. Obat-obat yang masuk dari distributor farmasi diperiksa kesesuaian dengan surat
pemesanan, fisik obat, tanggal kadaluarsa (expired date) dan nomor batch sesuai faktur
dari distributor
3. Penyimpanan
a. Obat-obat sebagian besar yang perlu diwaspadai disimpan dibagian farmasi.
b. Beberapa high alert medications disimpan pada ruang rawat pasien seperti ICU, VK,
IGD dan Instalasi OK hanya boleh menyimpan obat yang perlu diwaspadai di lemari
khusus yang memiliki kunci. Di bagian luar lemari diberi label “high alert! Hati –
hati!”. Tulis lengkap : daftar nama obat, jumlah, tanggal kadaluarsa obat yang disimpan
dan lemari di kelilingi dengan selotip atau label merah.
c. Obat narkotik disimpan di bagian farmasi didalam lemari narkotik yang memiliki
double lock (kunci ganda) dimana kunci dipegang khusus oleh apoteker penanggung
jawab dan apoteker pendamping.
d. Setiap obat-obat yang diwaspadai harus diberi label yang jelas, yaitu

7
 Label obat high alert medication, lingkaran berwarna hitam dasar merah dan tertera
tulisan “HIGH ALERT!HATI-HATI!”berwarna putih
Contoh label:

 Label obat LASA (Look Alike Sound Alike) :


o Obat dosis tinggi, lingkaran berwarna hitam dengan dasar berwarna ungu dan
ada tulisan “LASA” berwarna putih didalamnya, contoh obat : coxiron 120 mg
Contoh label :

o Obat dosis sedang, lingkaran berwarna hitam dengan dasar berwarna kuning dan
ada tertera tulisan “LASA” berwarna hitam didalamnya, contoh obat : coxiron 90
mg
Contoh label :

o Obat dosis rendah, lingkaran berwarna hitam dengan dasar berwarna hijau dan
tertera tulisan “ LASA” berwarna hitam didalamnya, contoh obat : coxiron 60
mg
Contoh label :

e. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan dipisahkan dengan
obat-obatan rutin lainnya. Semua obat emergensi yang diperlukan untuk kondisi
kegawatdaruratan disimpan pada emergensi box dan kulkas yang tersedia di setiap pos
perawat ruangan dan di troly emergensi dan kulkas yang ada di IGD dan ICU .Untuk
Instalasi OK, obat emergensi disimpan di lemari khusus yang memiliki kunci.

f. Pada emergency kit disimpan beberapa obat high alert medications dengan jumlah dan
jenis obat tertentu. Emergency kit dilengkapi dengan pita pengunci yang tidak dibuka
apabila tidak ada keadaan emergency. Jenis obat high alert pada emergency box dan
kulkas tersebut yaitu :
 Aminofillin ampul 10 ml = 24 mg
 Atropine ampul 2 ml = 0,25 mg
 Diazepam ampul dan suppositoria
 Dextrose 40% fls

8
 Epinephrine ampul (di kulkas)
4. Penataan
Penataan obat high alert medications pada lemari disusun berdasarkan abjad dan jenis
obat, mis : obat oral yang beresiko tinggi tidak digabung dengan obat intravena yang
beresiko tinggi. Penataan obat LASA disusun/diletak tidak boleh berdekatan dengan obat
LASA lainnya. Dipisahkan oleh 2-3 jenis obat lain yang bukan LASA atau diberi jarak
agar jangan berdampingan.
Misal : amlodipine 5 mg di pisah 2-3 jenis obat berbeda dengan amlodipine 10 mg.

5. Peresepan/Penyiapan
a. Jangan berikan instruksi obat high alert medications hanya secara verbal.
b. Instruksiini harus mencakup minimal:
 Nama pasien dan nomor rekam medis
 Tanggal dan waktu instruksi dibuat
 Nama obat (generic), dosis, jalur pemberian, dan tanggal pemberian setiap obat
 Kecepatan dan atau durasi pemberian obat
c. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi, dan indikasi penggunaan setiap high
alert medications secara tertulis
d. Sistem instruksi elektronik akan memberikan informasi terbaru secara periodic
mengenai standar pelayanan, dosis, dan konsentrasi obat (yang telah disetujui oleh
bagian farmasi dan terapeutik), serta informasi yang dibutuhkan untuk
mengoptimalisasi keselamatan pasien.
e. Jika memungkinkan, peresepan high alert medications haruslah terstandarisasi dengan
menggunakan instruksi tercetak.
6. Pemberian obat
A. Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double-check)
terhadap semua high alert medications sebelum diberikan kepada pasien. Double
check antara petugas farmasi dan perawat menggunakan formulir.
B. Pengecekan Ganda Terhadap High Alert Medications
a. Tujuan: identifikasi obat-obatan yang memerlukan verifikasi atau
pengecekan ganda oleh petugas kesehatan lainnya (sebagai orang kedua)sebelum
memberikan obat dengan tujuan meningkatkan keselamatan dan akurasi.
b. Kebijakan:
- Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan high alert
Medications tertentu/spesifik dan di saat pelaporan pergantian jaga atau saat
melakukan transfer pasien.
- Pengecekan ganda ini akan dicatat pada formulir rekam medis pasien
atau pada catatan pemberian medikasi pasien.
- Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang berwenang untuk
menginstruksikan, meresepkan, atau memberikan obat-obatan, antara lain:
perawat, ahli farmasi, dan dokter.

9
- Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang berwenang atau
perawat lainnya. (petugas tidak boleh sama dengan pengecek pertama)
- Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda/verifikasi oleh
orang kedua dilakukan pada kondisi-kondisi seperti berikut:
 Setiap akan memberikan injeksi obat
 Untuk infuse:
 Saat terapi inisial
 Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
 Saat pemberian bolus
 Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien
 Setiap terjadi perubahan dosis obat
- Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari
dokter.

c. Berikut prosedur high alert medications yang memerlukan pengecekan ganda:


Prosedur:
 Untuk dosis inisial atau inisiasi infuse baru
a) Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal-hal di bawah ini untuk
menjalani pengecekan ganda oleh petugas kedua:
 Obat-obatan pasien dengan label yang masih intak
 Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi pasien, atau
resep/instruksi tertulis dokter
 Obat yang hendak diberikan lengkap dengan labelnya
b) Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini:
 Obat telah disiapkan dan sesuai dengan instruksi
 Perawat pasien harus memverifikasi bahwa obat yang hendak diberikan
telah sesuai dengan instruksi dokter.
 Obat memenuhi 6 persyaratan (6 benar).
 Membaca label dengan suara lantang kepada perawat untuk
memverifikasi kelima persyaratan ini:
- Obat tepat
- Dosis atau kecepatannya tepat, termasuk pengecekan ganda
mengenai penghitungan dan verifikasi pompa infuse
- Rute pemberian tepat
- Frekuensi/interval tepat
- Diberikan kepada pasien yang tepat
c) Pada beberapa kasus, harus tersedia juga kemasan/vial obat untuk
memastikan bahwa obat yang disiapkan adalahobat yang benar, misalnya:
dosis insulin
d) Ketika petugas kedua telah selesai melakukan pengecekan ganda dan
kedua petugas puas bahwa obat telah sesuai, lakukanlah pencatatan pada
rekam medis/catatan pemberian medikasi pasien.
10
e) Petugas kedua harus menulis ‘dicek oleh:’ dan diisi dengan nama
pengecek.
f) Pengecekan ganda akan dilakukan sebelum obat diberikan kepada pasien
g) Pastikan infuse obat berada pada jalur/selang yang benar dan lakukan
pengecekan selang infuse mulai dari larutan/cairan infuse, pompa, hingga
tempat insersi selang
h) Pastikan pompa infuse terprogram dengan kecepatan pemberian yang tepat,
termasuk ketepatan data berat badan pasien.
 Untuk pengecekan saat pergantian jaga perawat atau transferpasien:
a) Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini:
- Obat yang diberikan harus memenuhi kelima persyaratan.
- Perawat berikutnya akan membaca label dengan lantang kepada
perawat sebelumnya untuk memverifikasi kelima persyaratan (seperti
yangtelah disebutkan di atas).
b) Saat pengecekan telah selesai dan kedua perawat yakin bahwa obat telah
sesuai, lakukanlah pencatatan pada bagian‘pengecekan oleh perawat’di
rekam medis pasien.
C. Sesaat sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama pasien,
memberitahukan kepada pasien mengenai nama obat yang diberikan, dosis, dan
tujuannya (pasien dapat juga berperan sebagai pengecek, jika memungkinkan).
D. Semua pemberian high alert medications intravena dan bersifat kontinu harus
diberikan melalui pompa infus IV.
E. Pada situasi emergensi, di mana pelabelan dan prosedur pengecekan ganda
dapat menghambat/menunda penatalaksanaan dan berdampak negatif terhadap pasien,
perawat atau dokter pertama-tama harus menentukan dan memastikan bahwa kondisi
klinis pasien benar-benar bersifat emergensi dan perlu ditatalaksana segera sedemikian
rupa sehingga pengecekan ganda dapat ditunda. Petugas yang memberikan obat harus
menyebutkan dengan lantang semua terapi obat yang diberikan sebelum
memberikannya kepada pasien.
F. Obat yang tidak digunakan dikembalikan kepada farmasi/apotek, dan dilakukan
peninjauan ulang oleh ahli farmasi atau apoteker apakah terjadi kesalahan obat yang
belum diberikan.
G. Dosis ekstra yang digunakan ditinjau ulang oleh apoteker untuk mengetahui
indikasi penggunaan dosis ekstra

11
PENANGANAN HIGH ALERT MEDICATIONS
1. Agonis Adrenergik IV (epinefrin, fenilefrin, norepinefrin, isoproterenol)
a. Instruksi medikasi harus meliputi ‘kecepatan awal’.
b. Saat titrasi obat, haruslah meliputi parameternya
c. Konsentrasi standar untuk infuse kontinu:
- Epinefrin: 4 mg/250ml
- Norepinefrin: 8 mg/250ml
- Fenilefrin: 50 mg/250ml
d. Pada kondisi klinis di mana diperlukan konsentrasi infuse yang tidak sesuai standar,
spuit atau botol infuse harus diberi label ‘konsentrasi yang digunakan adalah ….’
e. Gunakan monitor kardiovaskular pada semua pasien dengan pemasangan vena sentral
2. Dopamine dan dobutamin
a. Sering terjadi kesalahan berupa obat tertukar karena namanya yang
mirip, konsentrasi yang mirip, dan indikasinya yang serupa. Gunakan Label khusus dan
tulisan TALLman latering yang dapat membedakan nama obat (misalnya: DOBU
Tamin, DO pamin) pada box/dos Obat
b. Gunakan konsentrasi standar
c. Beri tanda pada botol infuse berupa ‘nama obat dan dosisnya’
3. Insulin IV
a. Singkatan ‘u’ untuk ‘unit’ tidak diperbolehkan. Jangan menggunakan
singkatan.
b. Infuse insulin: konsentrasi standar = 1 unit/ml, berikan label ‘high alert’ , ikuti
protokol standar ICU
c. Vial insulin yang telah dibuka memiliki waktu kadaluarsa dalam 30 hari
setelah dibuka.
d. Vial insulin disimpan pada tempat terpisah di dalam kulkas dan diberi label.
e. Pisahkan tempat penyimpanan insulin dan heparin (karena sering tertukar)
f. Jangan pernah menyiapkan insulin dengan dosis U100 di dalam spuit 1 cc,
selalu gunakan spuit insulin (khusus)
g. Lakukan pengecekan ganda
h. Perawat harus memberitahukan kepada pasien bahwa mereka akan diberikan
suntikan insulin
i. Distribusi dan penyimpanan vial insulin dengan beragam dosis:
- Simpan dalam kulkas secara terpisah dan diberi label yang tepat
- Semua vial insulin harus dibuang dalam waktu 30 hari setelah dibuka
(injeksi jarum suntik). Tanggal dibuka/digunakannya insulin untuk pertama kali
harus dicatat pada vial.
4. Konsentrat elektrolit: injeksi NaCl > 0,9% dan injeksi Kalium (klorida, asetat, dan fosfat)
≥ 0,4 Eq/ml
a. Jika KCl diinjeksi terlalu cepat (misalnya pada kecepatan melebihi 10 mEq/jam) atau
dengan dosis yang terlalu tinggi, dapat menyebabkan henti jantung.
b. KCl tidak boleh diberikan sebagai IV push / bolus.
c. Hanya disimpan di Instalasi Farmasi dan ICU
12
d. Standar konsentrasi pemberian infuse NaCl: maksimal 3% dalam 500ml.
e. Berikan tanda pada botol infuse: ‘larutan natrium hipertonik 3%’ (Tulisan berwarna
merah)
f. Protokol untuk KCl:
- Indikasi infuse KCl
- Kecepatan maksimal infuse
- Konsentrasi maksimal yang masih diperbolehkan
- Panduan mengenai kapan diperlukannya monitor kardiovaskular
- Penentuan bahwa semua infuse KCl harus diberikan via pompa
- Larangan untuk memberikan larutan KCl multipel secara berbarengan
(misalnya: tidak boleh memberikan KCl IV sementara pasien sedang mendapat
infuse KCl di jalur IV lainnya)
- Diperbolehkan untuk melakukan substitusi dari KCl oral menjadi KCl IV,
jika diperlukan
g. Lakukan pengecekan ganda
5. Agen sedasi IV (lorazepam, midazolam, propofol)
a. Setiap infuse obat sedasi kontinu memiliki standar dosis, yaitu:
- Lorazepam: 1 mg/ml
- Midazolam: 1 mg/ml, efek puncak: 5-10 menit
- Propofol: 10 mg/ml
b. Lakukan monitor selama pemberian obat (oksimetri denyut, tanda vital, tersedia
peralatan resusitasi)
6. Infus Magnesium Sulfat
a) Tergolong sebagai high alert medications pada pemberian konsentrasi melebihi standar,
yaitu > 40 mg/ml dalam larutan 100 ml (4 g dalam 100 ml larutan
isotonic / normal saline).
b) Perlu pengecekan ganda (perhitungan dosis, persiapan dosis, pengaturan pompa infuse)
7. Garam fosfat (natrium dan kalium)5
a. Sebisa mungkin, berikan terapi pengganti fosfat melalui jalur oral
b. Berikan dalam bentuk natrium fostat, kapanpun memungkinkan
c. Pemberian kalium fosfat berdasarkan pada level/kadar fosfat inorganic pasien
dan faktor klinis lainnya.
d. Dosis normal kalium fosfat: tidak melebihi 0,32 mmol/kg BB dalam 12 jam.
Dosis dapat diulang hingga serum fosfat > 2 mg/dl.
e. Selalu berikan via pompa infuse

13
BAB IV

DOKUMENTASI

Setiap obat high alert yang masuk dari distributor dicatat di kartu stok khusus obat high alert..
Pemberian obat high alert diberikan dengan cara diresepkan terlebih dahulu dan bagian
farmasi menyediakan obat sesuai dengan resep yang diberikan dan dilakukan pengecekan
ganda antara petugas farmasi dan perawat dan dicatat pada formulir pengecekan ganda yang
sudah tersedia.

14

Você também pode gostar