Você está na página 1de 7

RESUME AUDIT INVESTIGASI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah Audit Internal

Dosen Mata Kuliah :

Dr. Endah Susilowati, M.Si.

Disusun oleh:

Kelompok 2
Rachma Agustina 17062020007
Rr. Nur Hardiana Suraya 17062020008
Lely Nur Indah Fitria 17062020018

PROGRAM STUDI S2 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
2018

Salah satu upaya Pemerintah untuk menanggulangi tindak korupsi adalah dengan melaksanakan
audit investigasi. Audit Investigasi menjadi sangat penting apabila nanti hasil audit menunjukkan bukti
adanya pelanggaran hukum materiil dan formil (Hukum pidana materiil adalah hukum pidana yang
memuat bentuk-bentuk perbuatan yang dilarang serta ancaman hukuman bagi siapa saja yang
melanggarnya, dalam hal ini KUHP. Hukum pidana formil merupakan hukum acara pidana yang mengatur
tata cara menjalankan hukum pidana materiil, dalam hal ini KUHAP, maka hasil laporan audit investigatif
akan diserahkan kepada kejaksaan untuk diproses secara hukum (Karni, 2000, 118).

Audit investigasi adalah kegiatan pemeriksaan dengan lingkup tertentu, periodenya tidak dibatasi,
lebih spesifik pada area-area pertanggungjawaban yang diduga mengandung inefisiensi atau indikasi
penyalahgunaan wewenang.

kegiatan pemeriksaan dengan lingkup tertentu

Audit investigasi adalah kegiatan pemeriksaan dengan lingkup tertentu, periodenya tidak dibatasi,
lebih spesifik pada area-area pertanggungjawaban yang diduga mengandung inefisiensi atau indikasi
penyalahgunaan wewenang, dengan hasil audit berupa rekomendasi untuk ditindaklanjuti bergantung
pada derajat penyimpangan wewenang yang ditemukan. Tujuan audit investigasi adalah mengadakan
temuan lebih lanjut atas temuan audit sebelumnya, serta melaksanakan audit untuk membuktikan
kebenaran berdasarkan pengaduan atau informasi dari masyarakat.

Tanggung jawab pelaksanaan audit investigasi adalah pada lembaga audit atau satuan pengawas.
Prosedur dan teknik audit investigasi mengacu pada standar auditing serta disesuaikan dengan keadaan
yang dihadapi. Dalam merencanakan dan melaksanakan audit investigasi, auditor mengunakan skeptic
profesionalisme serta menerapkan azas praduga tidak bersalah. Tim yang melaksanakan audit investigasi
sebaiknya oleh tim atau minimal salah satu auditor yang telah mengembangkan temuan audit
sebelumnya. Tim audit baru dapat dibentuk apabila sumber informasi berasal dari informasi dan
pengaduan masyarakat. Laporan hasil audit investigasi menetapkan siapa yang terlibat atau
bertanggungjawab, dan ditandatangani oleh kepala lembaga satuan audit. Adapun sumber informasi
audit investigasi adalah:

 Pengembangan temuan audit sebelumnya,


 Adanya pengaduan dari masyarakat,
 Adanya permintaan dari dewan komisaris atau DPR untuk melakukan audit, misalnya karena
adanya dugaan manajemen/ pejabat melakukan penyelewengan.

Pelaksanaan audit investigasi tidak berjalan sendiri tetapi melibatkan semua pihak, mulai
pimpinan, para pejabat struktural, tim konsultan hukum, dan auditor investigatif. Praktik audit
Investigatif sendiri terdiri dari tiga tahap, yaitu :

Tahap perencanaan

Perencanaan audit Investigatif dilakukan setelah adanya informasi awal, kemudian organisasi
pengawas membentuk tim Audit Investigasi. Pelaksanaan Audit Investigasi harus dilakukan oleh auditor
yang kompeten, memiliki integritas serta independensi. Tugas pertama tim tersebut menelaah informasi
awal tersebut. Pada tahap ini tim harus menentukan:

jenis-jenis penyimpangan yang terjadi,

 modus operandi,
 sebab-sebab penyimpangan,
 unsur-unsur kerjasama,
 pihak-pihak yang terlibat,
 estimate besarnya kerugian negara atau daerah akibat kasus korupsi tersebut.
Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini tim harus memperoleh bukti audit yang memperkuat dugaan tindakan pidana
korupsi. Bukti diperoleh dengan cara-cara:

 Inspeksi,
 Observasi,
 Wawancara,
 Konfirmasi,
 Analisa,
 Pemeriksaan bukti tertulis,
 Perbandingan,
 Rekonsiliasi,
 Penelusuran,
 Perhitungan kembali,
 Penelahaan,
 Review analitis, dan
 Pemaparan

Tahap Pelaporan

Pelaporan hasil audit investigatif harus memenuhi unsur

 Akurat,
 Jelas,
 Berimbang,
 Relevan, dan
 Tepat waktu.

Dalam melakukan audit investigasi, terdapat beberapa teknik yang dapat dipergunakan. Tujuh di
antaranya, ialah:

 Memeriksa Fisik

Pengamatan fisik dari alat bukti atau petunjuk fraud menolong investigator untuk menemukan
kemungkinan korupsi yang telah dilakukan.

 Meminta informasi dan konfirmasi


Meminta informasi dari auditee dalam audit investigatif harus disertai dengan informasi dari sumber lain
agar dapat meminimalkan peluang auditee untuk berbohong. Meminta konfirmasi adalah meminta pihak
lain (selain auditee) untuk menegaskan kebenaran atau ketidakbenaran suatu informasi. Meminta
konfirmasi dapat diterapkan untuk berbagai informasi, baik keuangan maupun nonkeuangan. Harus
diperhatikan apakah pihak ketiga yang dimintai konfirmasi punya kepentingan dalam audit investigatif.
Jika ada, konfirmasi harus diperkuat dengan konfirmasi kepada pihak ketiga lainnya

 Memeriksa Dokumen

Tidak ada audit investigatif tanpa pemeriksaan dokumen. Definisi dokumen menjadi lebih luas akibat
kemajuan teknologi, meliputi informasi yang diolah, disimpan, dan dipindahkan secara elektronis. Karena
itu, teknik memeriksa dokumen mencakup komputer forensik.

 Review Analitikal

Dalam review analitikal, yang penting adalah: kuasai gambaran besarnya dulu (think analytical first!).
Review analitikal adalah suatu bentuk penalaran yang membawa auditor pada gambaran mengenai
wajar atau pantasnya suatu data individual disimpulkan dari gambaran yang diperoleh secara global.
Kesimpulan wajar atau tidak diperoleh dari perbandingan terhadap benchmark. Kesenjangan antara apa
yang dihadapi dengan benchmark: apakah ada kesalahan (error), fraud, atau salah merumuskan
patokan.Kenali pola hubungan (relationship pattern) data keuangan yang satu dengan data keuangan
yang lain atau data non-keuangan yang satu dengan data non-keuangan yang lain.

 Menghitung Kembali (Reperform)

Reperform dalam audit investigatif harus disupervisi oleh auditor yang berpengalaman karena
perhitungan yang dihadapi dalam audit investigatif umumnya sangat kompleks, didasarkan atas kontrak
yang sangat rumit, dan kemungkinan terjadi perubahan dan renegosiasi berkali-kali.

 Net Worth Method

Membuktikan adanya penghasilan yang tidak sah dan melawan hukum. Pemerikasan dapat dihubungkan
dengan besarnya pajak yang dilaporkan dan dibayar setiap tahunnya. Laporan harta kekayaan pejabat
merupakan dasar dari penyelidikan. Pembalikan beban pembukitian kepada yang bersangkutan.

 Follow The Money


Berarti mengikuti jejak yang ditinggalkan dari arus uang sampai arus uang tersebut berakhir. Naluri
penjahat selalu menutup rapat identitas pelaku, berupaya memberi kesan tidak terlihat atau tidak di
tempat saat kejadian berlangsung. Dana bisa mengalir secara bertahap dan berjenjang, tapi akhirnya
akan berhenti di satu atau beberapa tempat penghentian terakhir. Tempat inilah yang memberikan
petunjuk kuat mengenai pelaku fraud.

Program audit untuk audit investigasi umumnya sulit ditetapkan terlebih dahulu atau dibakukan.
Kalau audit investigasi yang dilaksanakan merupakan pengembangan temuan audit sebelumnya, seperti
financial audit dan operational audit, auditor dapat menyusun langkah audit yang hendak dilaksanakan.
Meskipun terkadang setelah dilaksanakan masih banyak mengalami penyesuaian atau perubahan.

Kertas kerja audit biasa disusun sebagai berikut:

kertas kerja audit yang umum, yaitu menyangkut data umum objek atau kegiatan yang diperiksa
termasuk ketentuan yang harus dipatuhi,kertas kerja audit untuk setiap orang yang diduga terlibat, yaitu
berisi antara lain; identitas seseorang, tindakan yang melanggar hukum serta akibatnya yang dilengkapi
dengan bukti yang mendukung. Selain itu, dapat pula disusun per tahapan transaksi seperti pada kasus
kredit macet, antara lain; tahap permohonan kredit, tahap perhitungan 5 C, tahap pencairan dan
penggunaan kredit, serta tahap setelah kredit cair sampai dinyatakan macet. Kertas kerja harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga mudah dibuat laporan khusus.

Adapun hasil audit investigasi pada umumnya dapat disimpulkan berikut ini.

 Apa yang dilaporkan masyarakat tidak terbukti.


 Apa yang diadukan terbukti, misalnya terjadi penyimpangan dari suatu aturan atau ketentuan
yang berlaku, namun tidak merugikan negara atau perusahaan.
 Terjadi kerugian bagi perusahaan akibat perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh
karyawan.
 Terjadi ketekoran/kekurangan kas atau persediaan barang milik Negara, dan bendaharawan tidak
dapat membuktikan bahwa kekurangan tersebut diakibatkan bukan karena kesalahan atau
kelalaian bendaharawan.
 Terjadi kerugian negara akibat terjadi wanprestasi atau kerugian dari perikatan yang lahir dari
undang-undang.
 Terjadi kerugian negara akibat perbuatan melawan hukum dan tindak pidana lainnya.

Laporan audit investigasi bersifat rahasia, terutama apabila laporan tersebut akan diserahkan
kepada kejaksaan. Dalam menyusun laporan, auditor tetap menggunakan azas praduga tak bersalah.
Pada umumnya audit investigasi berisi: dasar audit, temuan audit, tindak lanjut dan saran. Sedangkan
laporan audit yang akan diserahkan kepada kejaksaan, temuan audit memuat: modus operandi, sebab
terjadinya penyimpangan, bukti yang diperoleh dan kerugian yang ditimbulkan.
Sumber:

Giddens, A, (2003), The Constitution of Society; Teori Strukturasi untuk Analisis Sosial, Penerbit PT
Pedati, Pasuruan. Diterjemahkan dari judul asli “The Consequences of Modernity”, Stanford University
Press – UK, 1995

https://fajarsumiratmuhrip.wordpress.com/2012/01/19/sekilas-mengenai-audit-investigatif/

http://www.apb-group.com/teknik-audit-investigasi/

http://rismandepkeu.blogspot.co.id/2015/10/prosedur-audit-investigatif-terhadap.html

sumber:http://keuanganlsm.com/audit-investigasi-special-audit/

Você também pode gostar