Você está na página 1de 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Pada proses penyulingan, campuran zat
dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat
yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.

Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa, dan termasuk sebagai unit
operasi kimia jenis perpindahan panas. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu
larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.

Model ideal dari destilasi didasarkan pada hukum raoult dan hukum dalton. Hukum Dalton dan Raoult
merupakan pernyataan matematis yang dapat menggambarkan apa yang terjadi selama destilasi, yaitu
menggambarkan perubahan komposisi dan tekanan pada cairan yang mendidih selama proses destilasi.

Pada proses pemisahan secara destilasi, fasa uap akan segera terbentuk setelah campuran dipanaskan.
Uap dan sisa cairannya dibiarkan saling kontak sedemikian hingga pada suatu saat, semua komponen
yang terdapat dalam campuran akan terdistribusi dalam kedua fasa membentuk keseimbangan, Setelah
keseimbangan dicapai, uap segera dipisahkan dari cairannya, kemudian dikondensasikan membentuk
destilat (kondensasi uap menjadi cairan), dan residu.

Terdapat berbagai macam cara destilasi, yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksi, destilasi tekanan
rendah, destilasi uap air, dan microscale destilasi. Dalam prakteknya pemilihan prosedur destilasi
tergantung pada sifat cairan yang akan dimurnikan dan sifat pengotor yang ada di dalamnya. Sedangkan
komponen dari alat destilasi yaitu tabung reaktor, kondensor, pipa penyalur, dan burner.

Secara teori, hasil destilasi dapat mencapai 100% dengan cara menurunkan tekanan hingga 1/10 tekanan
atmosfer, dapat pula dengan menggunakan destilasi azeotrop yang menggunakan penambahan pelarut
organik dan dua destilasi tambahan dengan menggunakan penggunaan cornmeal yang dapat menyerap
air baik dalam bentuk cair atau uap pada kolom terakhir. Namun, secara praktek tidak ada destilasi yang
mencapai 100%.

Salah satu penerapan terpenting dari metode destilasi adalah pemisahan minyak mentah menjadi
bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, dan pemanas.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai
berikut:

1. Bagaimana pengertan dan sejarah destilasi?

2. Bagaimana cara penetapan metode destilasi?

3. Bagaimana penjelasan prinsip kerja destilasi?

4. Bagaimana penjelasan mengenai komponen alat destilasi ?

5. Bagaimana penjelasan bebarapa macam pembagian destilasi?

6. Bagaimana bentuk pengaplikasian destilasi dalam lingkungan sekitar?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan pengertian dan sejarah destilasi.

2. Mendeskripsikan tentang metode destilasi.

3. Mendeskripsikan prinsip kerja destilasi.

4. Mendeskripsikan komponen alat destilasi.

5. Mendeskripsikan beberapa macam destilasi.

6. Mendeskripsikan pengaplikasian destilasi dalam lingkungan sekitar.

1.4 Manfaat

Ada dua manfaat yang dikembangkan dalam makalah ini yaitu pertama adalah yang berhubungan
dengan pengembangan teoretis dan yang kedua hal-hal yang bersifat praktis. Manfaat yang
berhubungan dengan pengembangan teoretis yaitu untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
Manfaat yang terkait dengan hal yang bersifat praktis, dapat memberi informasi tentang materi yang
terkait.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Destilasi

Destilasi merupakan metode pemisahan dan pemurnian dari cairan yang mudah menguap. Prosesnya
meliputi penguapan cairan tersebut dengan cara memanaskan, dilanjutkan dengan kondensasi uapnya
menjadi cairan, disebut dengan destilat.

Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian destilasi adalah sebagai berikut :

a. Menurut Mc.Cabe (1999), destilasi adalah suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen dalam
suatu campuran berdasarkan perbedaan titik didih dari masing-masing komponen dengan menggunakan
panas sebagai tenaga pemisah.

b. Menurut GG.Brown (1987), destilasi adalah suatu metode operasi yang digunakan pada proses
pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan panas sebagai tenaga pemisah
berdasarkan perbedaa titik didih masing-masing komponennya. Proses pemisahan secara distilasi terdiri
dari tiga langkah dasar, yaitu:

1. Proses penguapan atau penambahan panas dalam larutan yang dipisahkan

2. Proses pembentukan fase seimbang

3. Proses pemisahan kedua fase seimbang

c. Menurut Herry Santoso (1997), proses pemisahan secara destilasi dapat dilakukan terhadap campuran
yang terdiri dari komponen sebagai berikut:

- Mempunyai perbedaan titik didih yang cukup

- Mempunyai sifat penguapan yang relatif tinggi

-Tidak membentuk campuran azeotrop

2.2 Sejarah Destilasi

Destilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan yunani sekitar abad pertama masehi yang akhirnya
perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaanakan spritus Hypathia dari Alexandria
dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah
berhasil
menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4. Bentuk modern distilasi
pertama kali ditemukan oleh ahli - ahli kimia Islam pada

masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Raazi pada pemisahan alkohol menjadi senyawa yang
relative murni melalui alat alembik , bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan
rancangan distilasi skala mikro.

Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801 - 873). Salah satu penerapan
terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk
penggunaan khusus seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dan lain-lain.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Metode Destilasi

Metode destilasi termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan panas. Penerapan proses ini
didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik
didihnya. Model ideal destilasi didasarkan pada hukum raoult dan hukum dalton.

Hukum raoult menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan tertentu, tekanan parsial uap komponen A
(PA) dalam campuran sama dengan hasil kali antara tekanan uap komponen murni A (PAmurni) dan fraksi
molnya XA

PA = PAmurni . XA (1)

Sedang tekanan uap totalnya adalah,

Ptot = PAmurni . XA + PBmurni . XB (2)

Dari persamaan tersebut di atas diketahui bahwa tekanan uap total suatu campuran cairan biner
tergantung pada tekanan uap komponen murni dan fraksi molnya dalam campuran.

Menurut hukum dalton adalah tekanan gas total suatu campuran biner, atau tekanan uap suatu cairan
(P), adalah jumlah tekanan parsial dari masing-masing komponen A dan B (PA dan PB)

P = PA + PB (3)

Hukum Dalton dan Raoult merupakan pernyataan matematis yang dapat menggambarkan apa yang
terjadi selama destilasi, yaitu menggambarkan perubahan komposisi dan tekanan pada cairan yang
mendidih selama proses destilasi. Uap yang dihasilkan selama mendidih akan memiliki komposisi yang
berbeda dari komposisi cairan itu sendiri. Komposisi uap komponen yang memiliki titik didih lebih
rendah akan lebih banyak (fraksi mol dan tekanan uapnya lebih besar). Komposisi uap dan cairan
terhadap suhu tersebut dapat digambarkan dalam suatu grafik diagram fasa berikut ini.

Jika uap dipindahkan dari campuran cairan, maka pada suatu waktu tertentu, komposisi campuran cairan
akan berubah. Fraksi mol cairan yang memiliki titik didih lebih tinggi akan meningkat di dalam campuran.
Karena komposisi campuran cairan berubah, maka titik didih akan berubah, biasanya yang diukur adalah
suhu uap.

3.2 Prinsip kerja Destilasi

Destilasi adalah cara memperoleh cairan yang dikotori zat terlarut atau bercampur dengan cairan lain
yang titik didihnya berbeda, cairan yang dikehendaki kita didihkan sampai menguap, lalu cairan itu
dilewatkan melalui alat pengembunan (kondensor). Air murni yang kita pakai di labolatorium diperoleh
dengan cara destilasi yang biasa disebut aquades atau air suling.

Destilasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses pemurnian untuk senyawa padat yaitu suatu proses
yang didahului dengan penguapan senyawa cair dengan memanaskannya, kemudian mengembunkan
uap yang terbentuk yang akan ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapat destilat atau
senyawa cair yang murni.

Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu. Pemisahan
dengan destilasi melibatkan penguapan differensial dari suatu campuran cairan diikuti dengan
penampungan material yang menguap dengan cara pendinginan dan pengembunan.

Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan kembali menjadi
cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-
komponennya yang terdapat dalam salah satu larutan atau campuran dan bergantung pada distribusi
komponen-komponen tersebu antara fasa uap dan fasa air. Syarat utama dalam operasi pemisahan
komponen-komponen dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus berbeda dengan komposisi
cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-komponennya cukup dapat
menguap.

Beberapa teknik destilasi lebih cocok untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif di laboraturium dan industri.
Sebagai contoh adalah pemurnian alkohol, pemisahan minyak bumi menjadi fraksi-fraksinya, pembuatan
minyak atsiri dan sebagainya. Pemisahan dengan destilasi berbeda dengan pemisahan dengan cara
penguapan. Pada pemisahan dengan cara destilasi semua komponen yang terdapat di dalam campuran
bersifat mudah menguap (volatil). Tingkat penguapan (volatilitas) masing-masing komponen berbeda-
beda pada suhu yang sama. Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan
uap senyawa dalam campuran.

Ada beberapa tahapan proses destilasi adalah sebagai berikut :


1. Evaporasi atau memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan

2. Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan komponen dengan titik didih lebih
rendah yang lebih mudah menguap komponen lain yang kurang volatil.

3. Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih volatil.

3.3 Komponen Alat Destilasi Sederhana

Gambar 2.1 Alat destilasi sederhana

Keterangan : 1. wadah air

2. labu distilasi

3. sambungan

4. termometer

5. kondensor

6. aliran masuk air dingin

7. aliran keluar air dingin

8. labu distilat

9. lubang udara

10. tempat keluarnya distilat

13. pemanas

14. air pemanas

15. larutan zat

Secara garis besar, komponen alat destilasi adalah sebagai berikut :

a. Tabung reaktor
Tabung reaktor berfungsi sebagai wadah atau tempat pamanasan bahan baku (oli bekas). Tabung
reaktor berbentuk silinder yang mempunyai tutup yang direkatkan dengan menggunakan baut sehingga
dapat dibuka dan ditutup.

b. Kondensor (Pendingin)

Kondensor berfungsi untuk mengubah seluruh gas menjadi fase cair. Air

disirkulasikan kedalam tabung condensor sebagai media pendingin.

c. Pipa penyalur

Pipa penyalur yang dibuat berbentuk spiral ini berfungsi untuk menghubungkan dan menyalurkan gas
dari tabung reaktor ke condenser.

d. Burner

Burner ini berfungsi sebagai media pemasan untuk mengasapkan bahan baku didalam tangki pemanas
yang bisa berupa kompor gas atau kompor minyak ataupun juga tungku menggunakan batu bara, tetapi
untuk lebih efisien dan mudah mendapatkan bahan bakar maka digunakan kompor gas yang
menggunakan bahan bakar LPG.

3.4 Macam- Macam Destilasi

Pada dasarnya distilasi menurut penggunaan uapnya dibagi menjadi dua cara, yaitu:

1. Destilasi menggunakan uap

Destilasi uap meggunakan panas sebagai sumber energi untuk proses distilasi dengan cara open steam,
dimana uap tersebut mengadakan kontak lansung di dalam sistem distilasi baik pada proses batch
maupun kontinyu. Pada umumnya distilasi dilakukan dengan penambahan komponen inert seperti
nitrogen, karbondioksida, flue, dan sebagainya.

Destilasi uap inert digunakan untuk proses-proses sebagai berikut:

a. Untuk memisahkan sejumlah kecil dari impuritas yang mudah menguap dari sejumlah bahan
masukan.

b. Untuk memisahkan dalam jumlah yang cukup besar pada bahan yang mempunyai titik didih tinggi.

c. Untuk mendapatkan titik didih dari suatu bahan dari sejumlah kecil impuritas yang mempunyai titik
didih lebih tinggi.
2. Destilasi menggunakan reboiler

Destilasi dengan menggunakan reboiler disebut dengan closed steam, dimana alat penukar panas
(reboiler) digunakan untuk memaksa kembalinya panas dan uap pada hasil bawah fraksinator. Reboiler
diletakkan pada bagian menara, hal ini membuat luas permukaan menjadi besar. Namun, untuk
membersihkannya harus menghentikan operasi distilasi. Reboiler dipanaskan oleh steam pemanas.

Selanjutnya, ada beberapa macam destilasi diantaranya yaitu :

a. Distilasi Sederhana

Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah
satu komponen bersifat volatil. Destilasi sederhana juga merupakan Teknik pemisahan kimia untuk
memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih

dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan,yaitu kecenderungan sebuah substansi
untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.

Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan Alkohol. Pada prakteknya,
kebanyakan campuran sukar untuk dimurnikan melalui satu distilasi sederhana.

Description: destilasi sederhana

Gambar 2.2. Destilasi sederhana

b. Destilasi Fraksionisasi

Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu
larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan
perbedaan titik didih kurang dari 20°C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.

Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,untuk memisahkan komponen-
komponen dalam minyak mentah. Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya
kolom fraksionasi. Dikolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada
setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari
plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas,

semakin tidak volatil cairannya.


Gambar. 2.3 Destilasi Fraksi

Saat uap mencapai kolom, uap tersebut akan mengalami kondensasi dan membentuk cairan. Cairan
tersebut memiliki komposisi sama dengan uap darimana dia berasal dan diperkaya dengan cairan dengan
titik didih rendah. Cairan terkondensasi tersebut akan ditahan pada kolom dan menetes secara pelahan-
lahan.

Uap campuran akan terus terbentuk dan bergerak ke arah bagian atas kolom. Ketika uap tersebut
bertemu dengan tetesan cairan, maka uap akan terkondensasi dan mentransfer energi panasnya pada
cairan. Energi panas ini dapat menyebabkan tetesan cairan mendidih, membentuk uap baru. Uap yang
baru terbentuk ini akan makin banyak pada cairan bertitik didih rendah dibanding uap pada bagian awal.
Uap baru ini akan bergerak ke atas dan berkondensasi lagi. Proses ini berulang sehingga uap/cairan
mengalir pada kolom fraksi. Uap cairan yang keluar pada bagian atas kolom sebagain besar mengandung
cairan dengan titik didih rendah, kadang-kadang sampai 100%, tergantung panjang kolom. Uap ini
berkondensasi dan ditampung.

c. Destilasi Uap

Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °c atau
lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °c dalam
tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari destilasi uap
adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa
campurannya. Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di
semua temperatur, tapi dapat didestilasi dengan air.

Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus
dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum
daritumbuhan.campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin
ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atasmenuju ke kondensor dan
akhirnya masuk ke labu distilat.

Gambar. 2.4. Destilasi Uap

d. Destilasi Vakum

Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil, dengan pengertian
dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik

didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode destilasi
ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan
air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasioleh air. Untuk mengurangi
tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada
sistem destilasi ini.

Gambar 2.5. Siklus destilasi

Selain itu ada beberapa macam destilasi lainnya yaitu sebagai berikut :

1. Destilasi Normal

Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu hasilnya ditampung
dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni atau biasa dikatakan tidak murni karena
hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.

2. Distilasi Bertingkat (Fraksionasi)

Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan. Pada dasarnya sama
dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang lebih banyak sehingga mampu
memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan
didapatkan substan kimia yang lebih murni, karena melewati kondensor yang banyak.

3. Distilasi Azeotrop

Teknik distilasi ini digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih
komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat
memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.

4. Refluks / Destruksi

Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi
jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik adalah “lambat” maka
campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik
pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan
pemanasan dan jumlahnya selalu tetap reaksinya dapat dilakukan secara refluks.

5. Distilasi Kering Prinsipnya memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya.
Contohnya untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bara.

3.5 Aplikasi Metode Destilasi


Salah satu aplikasi destilasi adalah pada pembuatan minyak atsiri. Metode destilasi/penyulingan minyak
atsiri dapat dilakukan dengan 3 cara, antara lain :

1. Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)

Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik yang sudah dilayukan,
kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap
yang keluar dari ketel dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan
campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah. Selanjutnya
cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya
saja. Cara ini biasa digunakan untuk menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan melati. Meskipun
demikian bunga mawar, melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem enfleurasi, bukan
destilasi. Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti stainless steel,
tembaga atau besi berlapis aluminium.

2. Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)

Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini sebenarnya mirip dengan
system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan
saringan diatas air. Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup
membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Metode kukus ini biasa
dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar dari separator masuk kembali secara otomatis
ke dalam ketel agar meminimkan kehilangan air. Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan dalam
aspek komersial. Disisi lain, sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan oleh karena terbebas dari
proses hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan proses difusi minyak dengan air panas. Selain itu
dekomposisi minyak akibat panas akan lebih baik dibandingkan dengan metode uap langsung (Direct
Steam Distillation). Metode penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan uap dan panas
yang stabil oleh karena tekanan uap yang konstan.

3. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation).

Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun hanya uap bertekanan
tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap
bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang
berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan kondensat yang
berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang sesuai berat jenis minyak. Penyulingan
dengan metode ini biasa dipakai untuk bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi pada proses
pengeluaran minyak dari sel tanaman, misalnya gaharu, cendana, dll.

Penerapan penggunaan ketiga metode tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti jenis
bahan baku tanaman, karakteristik minyak, proses difusi minyak dengan air panas, dekomposisi minyak
akibat efek panas, efisiensi produksi dan alasan nilai ekonomis serta efektifitas produksi.
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan materi, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan antara lain :

1. Destilasi adalah metode pemisahan dan pemurnian dari cairan yang mudah menguap. Prosesnya
meliputi penguapan cairan tersebut dengan cara memanaskan, dilanjutkan dengan kondensasi uapnya
menjadi cairan, disebut dengan destilat.

2. Metode destilasi termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan panas. Penerapan proses
ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik
didihnya. Model ideal destilasi didasarkan pada hukum raoult dan hukum dalton.

3. komponen dari alat destilasi yaitu tabung reaktor, kondensor, pipa penyalur, dan burner.

4. Macam- Macam Destilasi diantaranya yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksi, destilasi uap, dan
destilasi vakum.

5. Pengaplikasian dari metode destilasi yang paling umum dijumpai adalah pembuatan minyak atsiri.

4.2 Saran

Setelah mengetahui tentang proses destilasi dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan untuk
diaplikasikan dikehidupan sehari-hari, baik untuk diri sendiri maupun untuk lingkungan masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. Y. 2007. Alcohol and distilation of wine in Arabic sources. Online. http://alcohol and
distiltion/wekipedia.html (Akses 16 Maret 2017)

Anwar. N. 2009. Destilasi. Laporan. Laboratorium Kimia Dasar. Jurusan Teknologi Pangan. Universitas
Pasundan. Bandung

Bacher. AD. 2007. Chemistry distilation. Online. http://distilasi wikepedia bahasa indosia/ensiklopedia
bebas.html (Akses 16 Maret 2017)

Chang. R. 2007 Distilation. Edisi ke-9. New York. Mc Graww- Hill

Mahardikha. P.A.S. 2012. Destilasi. Laporan. Laboratorium Kimia Dasar. Jurusan Teknologi Pangan.
Universitas Pasundan. Bandung

Syukri. S. 1999. Kimia Dasar jilid 1. Bandung. ITB

Silberberg. MS. 2006. Chemistry the molecular nature of matter and change. Jurnal. Edisi ke-4. New York.
Mc Graww-Hill

Você também pode gostar