Você está na página 1de 3

“Ibu,ayo main sama adek”

Ibu hanya melirik, tersenyum dan kembali melihat smartphone-nya.

Beberapa waktu kemudian..

“Adek, kalau diajak ngomong dengerin dong!”


Anak tidak peduli dan asyik main tablet-nya.

ANAK DAN KECANDUAN GADGET


Saat ini kita hidup dengan segala kemudahan yang kita dapat dari teknologi. Bagi kita gadget adalah
benda yang berharga, bisa diandalkan serta tidak terpisahkan. Hal yang sama terjadi pada anak-anak.
Mereka melihat gadget sebagai suatu dunia baru yang ajaib yang menawarkan berbagai kesenangan
dan keseruan. Namun dibalik hiburan dan informasi yang ditawarkan, banyak efek negatif dari
penggunaan gadget pada anak.
Penelitian dari Yale University School of Medicine and California Pacific Medical Center (UCLA)
terhadap 173 studi menunjukkan bahwa 80 persen media memiliki efek negatif terhadap kesehatan
(Jong, 2017). Efek negatifnya yaitu :
1. Perkembangan otak yang kurang sempurna
Menurut dr.Amir Zuhdi (Founder Neuroparenting Indonesia) penggunaan gadget baru efektif
untuk anak ketika anak berusia diatas 12 tahun. Dibawah usia 12 tahun, gadget lebih banyak
merusak piranti-piranti otak pembentuk kecerdasan (pre frontal cortex, cingulatis, amygdala,
basal ganglia, cerebellum dan daerah lainnya).
2. Masalah kesehatan pada anak, baik kesehatan fisik maupun mental
Permasalahan kesehatan yang banyak dialami yaitu kesehatan mata, tulang serta gangguan
tidur. Sinar yang dipancarkan oleh layar dapat berpengaruh pada ritme tubuh, cahaya tersebut
dapat mencegah dihasilkannya melatonin (hormon yang penting untuk menjaga kesehatan sel
tubuh).
Selain masalah kesehatan fisik, menurut Douglas A. Gentile (Iowa State University),
menghabiskan terlalu banyak waktu bermain video games dapat meningkatkan kemungkinan
depresi pada anak remaja.
3. Resiko kegemukan pada usia anak-anak semakin meningkat.
Saat anak bermain gadget maka anak kurang bergerak dan tidak beraktivitas di luar rumah. Data
menunjukkan sekitar 45 menit setelah menjalani aktivitas kurang gerak akan makan lebih
banyak dibandingkan anak yang beraktivitas fisik (kompas.com).
4. Masalah perilaku pada anak
Gadget yang berisi permainan dengan unsur kekerasan menyebabkan anak menjadi lebih
agresif, kurang peka terhadap penderitaan orang lain, atau membuat anak menjadi lebih takut
dengan lingkungan sekelilingnya. Selain itu bermain gadget juga membuat anak memiliki sifat
mudah menyerah dan bertindak impulsif. Hal ini dikarenakan ketika bermain gadget anak dapat
dengan mudah dan cepat mendapatkan prestasi sedangkan dalam dunia nyata anak harus
berusaha untuk mencapai apa yang ia inginkan dan bisa membutuhkan waktu yang lama.
5. Keterlambatan perkembangan bahasa
Gadget memberikan banyak informasi namun dapat menyebabkan anak terlambat bicara
dikarenakan minimnya berkomunikasi dengan orang lain
Selain beberapa efek negatif diatas, penggunaan gadget yang berlebihan pada anak dapat
menyebabkan anak kecanduan. Seperti yang terjadi pada dua pelajar di Bondowoso yang dibawa
oleh orangtuanya karena mengalami perubahan perilaku secara drastis, tidak mau sekolah, menjadi
pemurung, mengurung diri dalam kamar, dan menghabiskan hampir seluruh waktu memegang
smartphone. Kedua anak tersebut bisa marah sampai membanting-banting benda atau menyakiti diri
sendiri jika diminta melepaskan smartphone dari tangannya (Liputan6.com)

Melihat dari kasus tersebut, orangtua mulai harus berkomitmen menjaga anak dari efek buruk
gadget dengan cara :
 Jadilah contoh karena anak adalah peniru yang baik dan anak akan mencontoh perilaku
orangtua. Jika anak melihat orangtua membaca buku maka anak akan lebih senang membaca.
Begitupun juga ketika orangtua lebih senang bermain gadget.
 Buatlah keputusan untuk anak-anak tentang pola hidup yang sehat tanpa gadget dengan
penjelasan kenapa keputusan tersebut dibuat.
 Memberi batasan dalam penggunaan gadget
The American Academy of Pediatrics (2016) merekomendasikan bahwa :
 anak usia kurang dari 18 bulan sebaiknya menghindari penggunaan media digital (tv
maupun gadget)
 Orangtua dengan anak usia 18 bulan sampai 2 tahun yang ingin memperkenalkan media
digital harus memilih program yang memiliki kualitas baik dan menontonnya bersama anak
untuk menjelaskan apa yang mereka lihat.
 Bagi anak usia 2 sampai 5 tahun, batasan untuk penggunaan media digital adalah 1 jam tiap
hari untuk program dengan kualitas yang baik, dan orangtua tetap menemani untuk
menjelaskan apa yang mereka lihat dan mempraktekkannya bersama.
 Bagi anak usia 6 tahun dan usia yang lebih tua, berikan batasan yang konsisten dalam
penggunaan media digital dan memastikan tidak mengganggu jam tidur, aktivitas fisik serta
aktivitas lain yang baik untuk kesehatan.
 Mendesain zona bebas media digital saat berkumpul bersama, seperti saat makan,
berkendara serta meniadakan gadget atau TV di kamar tidur.
 Mengganti dengan aktivitas yang lain. Orang tua menyediakan bahan-bahan untuk belajar dan
bermain, seperti buku cerita, papan permainan (ular tangga, monopoli, halma, scrable),
peralatan seni (kuas, cat air, kertas gambar, kanvas,alat musik), peralatan olah raga, sehingga
anak memiliki banyak pilihan untuk berkegiatan.
 Bermain dengan anak, habiskan waktu dengan anak (berdiskusi dan membacakan buku cerita)
karena berdasarkan penelitian, anak yang kesepian lebih senang ditemani oleh gadget-nya.
 Orangtua terlibat dalam kehidupan anak. Saat ini banyak orangtua lebih memilih menyalakan
televisi atau memberikan gadget supaya anak diam dan tidak mengganggu kesenangan
orangtua. Hal ini menyebabkan orangtua tidak memahami anak sehingga komunikasi keduanya
menjadi semakin buruk.

DAFTAR PUSTAKA
 Jong, Willem De . 2017. Pendekatan Pedagogik dan Didaktik Pada Siswa dengan Masalah dan
Gangguan Perilaku. Depok : Prenada Media Group.
 Pathy, Parvathy. Tan, Fiona dan Loo Shyon. (2015). Living With Discipline Issues. Singapore :
Marshall Cavendish Editions.
 American Academy of Pediatrics. (2016). American Academy of Pediatrics Announces New
Recommendations for Children’s Media Use. http://www.aap.org/en-us/about-the-aap/aap-
press-room/pages/american-academy-of-pediatrics-announces-new-recommendations-for-
childrens-media-use.aspx , Oktober 2016.
 Turangan, Lily. (2016). Efek Negatif Gadget pada Anak. http://www.lifestyle.kompas.com ,
Februari 2016.
 Ali, Muhammad. (2018). Kecanduan Smartphone, 2 Pelajar di Bondowoso Alami Gangguan Jiwa.
http://m.liputan6.com/news, Januari 2018

Ciptakan Lingkungan Ramah Anak


Nurul Firdausi

Você também pode gostar