Você está na página 1de 36

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn.A.

M DENGAN SALAH
SATU ANGGOTA KELUARGA YANG TERDIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI
DUSUN III DESA TUNGGULO KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN
GORONTALO

Daerah Binaan (DARBIN) Desa Tunggulo Praktek Klinik Keperawatan Keluarga

Oleh:

FRISKAWATY R. HINELO

NIM: 751440116093

Program Studi Diploma III Keperawatan

Mengetahui,

Clinical Instruktur Clinical Teaching

(CI) (CT)

Sunarty Ismail, S.KM, M.Hum. Kes Kartin L. Buheli, S.Kp, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Politeknik Kesehatan Kementerian kesehatan Gorontalo

2018

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 1


LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

A. Konsep Medis
1. Definisi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertsensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah,
makin besar resikonya (Sylvia A. price).
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh
darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan(Lanny S dkk
2004).

2. Etiologi
 Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :
1) Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang mempengaruhi yaitu : genetik, lingkungan.
2) Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing
dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
 Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
1) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
 Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
- Elastisitas dinding aorta menurun
- Katub jantung menebal dan menjadi kaku
- Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
- Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
- Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 2


3. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi untuk pertimbangan gerontology.
Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer
bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ),
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Brunner & Suddarth, 2002 )

4. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
b) Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 3


Manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : Mengeluh
sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah,
Epistaksis, Kesadaran menurun.

5. Komplikasi
Efek pada organ :
a. Otak
- Pemekaran pembuluh darah
- Perdarahan
- Kematian sel otak : stroke
b. Ginjal
- Malam banyak kencing
- Kerusakan sel ginjal
- Gagal ginjal
c. Jantung
- Membesar
- Sesak nafas (dyspnoe)
- Cepat lelah
- Gagal jantung

6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang sebagai berikut :
1) Pemeriksaan Laboratorium
- Hb/Ht : Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti:
hipokoagulabilitas, anemia.
- BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
- Glucosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
- Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
ada DM.
2) CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3) EKG : dapat menunjukan pola regangan, dimana luas peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4) IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan
ginjal
5) Photo dada : menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 4


7. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit
hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat
ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
- Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
- Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
- Penurunan berat badan
- Penurunan asupan etanol
- Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat
prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,
jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik
atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu.
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
- Tehnik Biofeedback
- Tehnik relaksasi
- Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )

2. Terapi dengan obat


Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah
saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita, pengobatannya meliputi :
 Step 1 Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor
 Step 2 Alternatif yang bisa diberikan : Dosis obat pertama dinaikkan
diganti jenis lain dari obat pilihan pertama ditambah obat ke 2 jenis lain,
dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker,
clonidin, reserphin, vasodilator.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 5


 Step 3 Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-
3 jenis lain
 Step 4 Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4 Re-
evaluasi dan konsultasi Follow Up untuk mempertahankan terapi Untuk
mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat,
dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 6


B. Konsep Keperawatan
1. Tinjauan umum keluarga
a. Definisi keluarga
Keluarga (Dep Kes R.I 1988) adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan bebarapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Komang Ayu
Henny Achjar, 2010:2)
b. Tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, termasuk
bagaimana persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit,
pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan persepsi keluarga
terhadap masalah yang dialami keluarga.
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana
keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana
masalah dirasakan oleh keluarga, keluarga menyerah atau tidak terhadap
masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah
sikap negatifdari keluarga terhadap masalah kesehatan, bagaimana sistem
pengambilan keputusan yang dilakukan keluarga terhadap anggota
keluarga yang sakit.
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit seperti
bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat dan
perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada
dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap yang sakit.
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya
hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang
dilakukan keluarga, upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan
keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam
dan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga.
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
pelayanan kesehatan, keberadaan fasillitas kesehatan yang ada,
keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah
pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang
kurang baik yang dipersepsikan keluarga.(Komang Ayu Henny Achjar,
2010:9).
c. Tipe Keluarga
1) Tipe keluarga menurut Allender & Spradley (2001)
- Keluarga inti atau Nuklear family adalah keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak kandung atau anak angkat.
- Keluarga besar (Extended family) adalah keluarga inti bertambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya
kakek, nenek, paman dan bibi.
- Keluarga Dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa
anak.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 7


- Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabakan karena
perceraian atau kematian.
- Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa
saja.
- Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
yang berusia lanjut.(Komang Ayu Henny Achjar, 2010: 4)
Fungsi keluarga
d. Fungsi keluarga menurut Friedman (1998); Setiawati & Dermawan (2005)
yaitu:
1) Fungsi Afektif; fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan
kepribadian dari anggota keluarga.
2) Fungsi sosialisasi; tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada
anak, membentuk nilai dan norman yang diyakini anak, member batasan
perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga.
3) Fumgsi perawatan kesehatan; fungsi keluarga dalam melindungi
keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin
pemenuhan kebutuhan secara fisik, mental dan spiritual, dengan cara
memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit
tiap anggota keluarga.
4) Fungsi ekonomi; untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, papan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana
keluarga.
5) Fungsi biologis; meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan
anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.
6) Fungsi psikologis; keluarga memberikan kasih saying dan rasa aman,
memberikan perhatian pada anggota keluarga, membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.
7) Fungsi pendidikan; memberikan pengetahuan, keterampilan, membentuk
perilaku anak, mempersiapkan anak untuk untuk kehidupan dewasa,
mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.(Komang Ayu
HennyAchjar, 2010:5-7).
e. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga Menurut Duvall & Miller (1985);
Carter & Mr.Goldrick (1988), mempunyai tugas perkemabangan yang berbeda
seperti:
1) Tahap 1, keluarga pemula atau pasangan baru; membina hubungan yang
harmonis dan kepuasan bersama dengan membangun perkawinan.
2) Tahap II, keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur
30 bulan); membentuk keluarga muda sabagai sebuah unit,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas
persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 8


tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga
besar masing-masing pasangan.(Komang Ayu Henny Achjar, 2010: 6)
3) Tahap III, keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur 2-6
tahun); memenuhi kebutuhan anggota keluarga, mengsosialisasi anak dll.
4) Tahap IV, keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13
tahun); mengsosialisasikan anak termasuk meningkatkan prsetasi sekolah
dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya dll.
5) Tahap V, keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun);
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan mandiri dll.
6) Tahap VI, keluarga melepas anak usia dewasa muda ; memperluas siklus
keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat melalui
perkawinan anak-anak dll.
7) Tahap VII, orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiun);
menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan, memprtahakan
hubungan yang memuaskan dan penuh arti para orang tua dan lansia dll.
8) Tahap VIII, keluarga dalam masa pensiun dan lansia; mempertahankan
pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan
yang menurun dll.(Komang Ayu Henny Achjar, 2010:7-8).

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 9


2. Diagnosa Keperawatan

NO DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN ( TUJUAN ) (INTERVENSI)
1. Gangguan rasa nyaman NOC : NIC :
- Pain level Pain management
berhubungan dengan
- Pain control - Lakukan pengkajian
peningkatan tekanan - Comfort level nyeri secara
Kriteria hasil : komprehenssif.
vaskuler serebral dan
- Mampu mengontrol - Kaji tanda-tanda vital
ketidakmampuan nyeri (tahu penyebab - Observasi reaksi
nyeri, mampu nonverbal dari
keluarga untuk
menggunakan tehnik ketidaknyamanan
merawat. nonfarmakologi untuk - Gunakan teknik
mengurangi nyeri, komunikasi terapeutik
mencari bantuan ) untuk mengetahui
- Melaporkan bahwa nyeri pengalaman nyeri
berkurang dengan pasien
menggunakan - Berikan penjelasan
manajemen nyeri pada keluarga tentang
- TTV dalam batas normal cara mengurangi nyeri
- Menyatakan rasa dengan tekhnik
nyaman setelah nyeri relaksasi nafas dalam
berkurang - Anjurkan untuk
mengontrol jadwal
tidur
- Berikan penyuluha
kesehatan tentang
penyakit tekanan darah
tinggi
- Lakukan pjatan pada
telapak kaki masing-
masing 10 menit.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 10


NO DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN ( TUJUAN ) (INTERVENSI)
2. Resiko cedera NOC : NIC :
berhubungan dengan - Risk Kontrol Environment Manajemen
ketidakmampuan : Manajemen Lingkungan
keluarga dalam Kriteria Hasil : - Identifikasi kebutuhan
memodifikasi - Klien terbebas dari keamanan pasien, sesuai
lingkungan cedera dengan kondisi fisik dan
- Mampu menjelaskan fungsi kognitif pasien
cara/metode untuk dan riwayat penyakit
mecegah injury/cedera terdahulu pasien.
- Mampu menjelaskan - Menghindarkan
faktor resiko dari lingkungan yang
lingkungan berbahay (misalnya
- Mampu memodifikasi lantai dan pindahkan
gaya hiudp untuk perabotan yang
mecegah injury berbahaya untuk
- Menggunakan fasilitas pasien).
kesehatan. - Menempatkan saklar
lampu ditempat yang
mudah dijangkau oleh
pasien.
- Anjurkan
memeriksakan
kesehatan secara teratur
- Menganjurkan untuk
berhati-hati dalam
melakukan aktivitas
sehari-hari.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 11


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn.A.M DENGAN SALAH SATU
ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI PENYAKIT HIPERTENSI
DI DUSUN III DESA TUNGGULO KEC LIMBOTO BARAT KAB. GORONTALO

I. IDENTITAS UMUM
A. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn.A.M
Umur : 51 tahun
Agama : Islam
Suku : Gorontalo
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Dusun III Desa Tunggulo Kec. Limboto Barat Kab. Gorontalo

B. Komposisi Keluarga
No Nama L/P Umur Hub. Keluarga Pekerjaan Pendidikan

1 Ny. F P 75 tahun Ibu IRT SMP

2 Ny. M P 50 tahun Istri IRT SMA

C. Genogram

Keterangan :

= Laki-laki = Klien

= Perempuan = Tinggal serumah

X = Meninggal = Saudara kembar

Tn. A.M menikah dengan Ny. M, dan Tn.A.M tinggal serumah bersama
istri dan ibu dari Tn. A,M menderita penyakit hipertensi. Anak-anak Tn.A sudah
menikah dan sudah tinggal bersama suami mereka.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 12


D. Tipe keluarga
Jenis tipe keluarga Tn.A.M merupakan tipe keluarga Extended family, karena
Tn.A,M serumah bersama istri dan ibu dari Tn. A,M.

E. Suku Bangsa
Keluarga Tn. A.M merupakan penduduk asli Gorontalo, kebudayaan yang
dianut tidak bertentangan dengan masalah kesehatan. Bahasa yang digunakan
sehari-hari adalah bahasa Indonesia dan bahasa gorontalo.

F. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan


Seluruh anggota keluarga Tn.A.M beragama islam, jika ada keluarga yang sakit
mereka akan senantiasa berdoa untuk kesembuhan pada Allah SWT.

G. Status sosial ekonomi keluarga


Anggota keluarga yang mencari nafkah adalah Tn.A. Penghasilan Tn.A.M
dalam sebulan tidak menetap atau < 1.000.000. Kebutuhan tiap bulan yang
diberikan Tn.A.M kepada istrinya dibagi rata dengan jumlah yang diberikan tidak
menetap. Ny.F juga sering mendapatkan uang bulanan janda sebesar mengatakan
Rp. 1.500.000.

H. Aktivitas Rekreasi Keluarga :


Ny. F mengatakan menghabiskan waktu luangnya berkumpul bersama
keluarga di rumah.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 13


II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
A. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua)
Tahap perkembangan keluarga Tn.A.M saat ini memasuki tahap
perkembangan keluarga usia pertengahan karena anak-anak dari Tn.A.M sudah
menikah dan tinggal bersama suami dari masing-masing anak Tn. A.M

B. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :


Tahap perkembangan keluarga Tn.A.M yang belum terpenuhi yaitu ibu dari
Tn. A,M sering mengalami sakit kepala dan juga tekanan darahnya tinggi.

C. Riwayat kesehatan keluarga inti


1. Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Ny.F mengatakan mengetahui tekanan darahnya tinggi sekitar 5 tahun
yang lalu saat ia akan berangkat haji. Ny.F mengatakan sering sakit kepala.
Sakit yang dirasakan hilang timbul. Ny.F mengatakan selama ini merasakan
sakit kepala, sakit kepala yang dirasakan hilang timbul dan Ny.F juga
mengatakan kedua matanya sudah mulai kabur. Tekanan darah Ny.F 150/100
mmhg. Ny.F mengatakan jika tekanan darahnya tinggi klien akan merasa
tegang pada tengkuk. Klien mengatakan khawatir dan takut jika akan terjadi
sroke berulang.

2. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.


Ny.F mengatakan ada riwayat stroke 2 tahun yang lalu dan ekstremitas
kiri atas tidak bisa digerakkan dan sampai sekarang tangan kanannya tidak
bisa digunakan untuk aktivitas yang berat. Klien juga mengatakan mempunyai
riwayat masuk rumah sakit 2 tahun yang lalu.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


A. Karakteristik Rumah
Status kepemilikan rumah Ny. F adalah milik pribadi. Jenis bangunan
rumahnya permanen dengan luas bangunan 17 x 9 m2 dan luas pekarangan 8 x 27
m2. Memiliki ketersediaan ventilasi memenuhi syarat yaitu 10% dari luas rumah.
Jenis lantai keramik serta kondisi kebersihan rumah bersih. Kondisi penerangan
menggunakan tenaga listrik. Kondisi pencahayaan baik, terdapat 5 kamar, ruang
tamu dan dapur. Pengelolaan sampah dibuang di tempat pembuangan sampah dan
dibakar. Sumber air bersih berasal dari sumur dan jamban milik pribadi dengan
jenis jamban duduk. Pembuangan limbah keluarga mengarah ke lubang
penampung bagian belakang rumah.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 14


RUANG MAKAN KAMAR V

KAMAR IV KAMAR II

KAMAR III

RUANG TAMU

KAMAR I

B. Karakteristik tetangga dan komunitsa RW


Tetangga – tetangga Ny.F merupakan suku penduduk asli Gorontalo dan
memiliki komunikasi yang baik dengan tetangga sekitar. Ny. F senantiasa saling
membantu bila ada tetangga yang mempunyai masalah sesuai kemampuannya.

C. Sistem pendukung keluarga


Jumlah anggota keluarga dalam satu kepala keluarga adalah 3 orang yaitu Tn.
A, istrinya dan ibu dari Tn. A. Saat ini jumlah anggota keluarga yang sakit ada 1
orang yaitu ibu dari Tn. A. jika ada anggota keluarga yang sakit akan segera
dibawa ke pukesmas terdekat.

IV. STRUKTUR KELUARGA


A. Struktur komunikasi keluarga
Komunikasi dalam keluarga Ny.F berjalan dengan baik dan bersifat terbuka.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Gorontalo dan bahasa indonesia.

B. Struktur kekuatan keluarga


Dalam pengambilan keputusan disaat ada masalah dipecahkan secara bersama-
sama.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 15


C. Struktur peran (peran masing-masing anggota keluarga)
1) Tn. A.M sebagai kepala keluarga, suami dan pencari nafkah.
2) Ny. M sebagai istri, ibu rumah tangga yang mengurus suami.
3) Ny. F sebagai ibu dari Tn. A

D. Nilai dan norma keluarga


Keluarga mempunyai adat sopan santun terhadap orang lain. Norma agama di
junjung tinggi.

V. FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi afektif
Kasih saying antar anggota keluarga berjalan baik, saling menyayangi,
mengasihi, dan saling menghargai layaknya suami istri dan anak.

B. Fungsi sosialisasi
Keluarga mempunyai hubungan baik dengan tetangga, antara keluarga saling
berinteraksi deengan baik sesuai dengan norma dan budaya yang berlaku di
masyarakat.

C. Fungsi perawatan kesehatan


Ny. F mengatakan sudah mengetahui ia menderita penyakit darah tinggi sejak
5 tahun yang lalu. Klien juga mengatakan sedikit tahu tentang penyakit.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


A. Stressor yang dihadapi keluarga
- Stresor jangka pendek
Saat ini Ny.F sesdikit cemas dan khawatir akan penyakitnya.
- Stresor jangka panjang.
Keluarga dan Ny. F berharap bisa lebih sehat dari sebelum-sebelumnya dan
tidak terjadi stroke berulang.

B. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor


Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor dengan kesabaran dan mencari
solusi secara bersama serta tetap berusaha sesuai dengan kemampuan yang ada
pada keluarga.

C. Strategi koping
Bila terdapat masalah keluarga Tn.A akan memecahkannya bersama, begitu pula
dengan pengembalian keputusan secara bersama-sama.

D. Strategi adaptasi disfungsional

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 16


Klien mengatakan jika ada keluarga yang sakit diusahakan segera di bawa ke
fasyankes terdekat.

VII. HARAPAN KELUARGA


Harapan keluarga Ny.F agar tekanan darahnya tidak tinggi lagi, tidak tambah parah
dan bisa mengontrol tekanan darahnya.

KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


- Ny. F mengatakan sering sakit kepala - Klien tampak sedikit pucat
- Ny. F mengatakan jika tekanan - Terdapat sedikit kantung mata
darahnya tinggi akan disertai dengan - Klien tampak sedikit cemas
tengkuk yang terasa kaku - Klien tampak berhati-hati saat
- Ny. F mengatakan nyeri sering hilang melakukan aktivitas
timbu - TTV :
- Ny. F mengatakan sedikit cemas TD : 160/100 mmHg
tentang penyakitnya. N : 82 x/m
- Ny. F mengatakan susah tidur dan R : 22 xm
sering terbangun pada malam hari SB : 37 OC
- Ny. F mengatakan penglihatannya
sudah mulai kabur terutama pada
bagian mata sebelah kanan
- Ny. F mengatakan mempunyai
riwayat operasi pada bagian mata
sebelah kanan
- Ny. F mengatakan ada riwayat stroke
2 tahun yang lalu.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 17


ANALISA MASALAH

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : ketidakmampuan Gangguan rasa
- Ny. F mengatakan sering keluarga untuk nyaman
sakit kepala merawat. berhubungan dengan
- Ny. F mengatakan jika peningkatan tekanan
tekanan darahnya tinggi akan vaskuler serebral
disertai dengan tengkuk yang
terasa kaku
- Ny. F mengatakan nyeri
sering hilang timbu
- Ny. F mengatakan sedikit
cemas tentang penyakitnya.
- Ny. F mengatakan susah
tidur dan sering terbangun
pada malam hari
- Ny. F mengatakan ada
riwayat stroke 2 tahun yang
lalu.

DO :
- Klien tampak sedikit pucat
- Terdapat sedikit kantung
mata
- Klien tampak sedikit cemas
- TTV :
TD : 160/100 mmHg
N : 82 x/m
R : 22 xm
SB : 37 OC

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 18


NO DATA ETIOLOGI MASALAH
2. DS : ketidakmampuan Resiko Cedera
- Ny. F mengatakan keluarga dalam
penglihatannya sudah mulai memodifikasi
kabur terutama pada bagian lingkungan
mata sebelah kanan
- Ny. F mengatakan
mempunyai riwayat operasi
pada bagian mata sebelah
kanan

DO :
- Klien tampak berhati-hati
saat melakukan aktivitas
- TTV :
TD : 160/100 mmHg
N : 82 x/m
R : 22 xm
SB : 37 OC

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 19


SKALA PRIORITAS MASALAH
1) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral dan ketidakmampuan keluarga untuk merawat.
NO KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1 Sifat masalah: 1 3/3 x 1 = 1 Ny. F mengatakan sering
Aktual (Tidak/Kurang sakit kepala dan
Sehat) : 3 terkadang tengkuk terasa
kaku.
2 Kemungkinan masalah 2 2/2 x 2 = 2 Ny.F tampak khawatir
dapat diubah dan bersedia mendapat
Mudah : 2 penyuluhan/ informasi
tentang upaya mengatasi
tekanan darah tinggi
dengan terapi non
farmakologis seperti
tekhnik relaksasi nafas
dalam
3 Potensial masalah untuk 1 2/3 x 1 = 2/3 Ny.F sangat antusias
dicegah: untuk mengikuti semua
Tinggi : 2 anjuran dan mengatakan
akan melakukannya. Dan
jika gejalanya sudah
terasa berat klien akan
segera memeriksakan ke
puskesmas terdekat.
4 Menonjolnya masalah: 1 1/2 x 1 = 1 Ny.F mengatakan jika

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 20


Ada masalah tetapi tidak sudah merasa sakit kepala
perlu segera ditangani : 1 dan tengkuk terasa kaku
klien hanya akan
beristirahat di kamar.
Skore 4 2/3

2) Resiko Cedera berhubungan dengan penglihatan kabur dan ketidakmampuan


keluarga dalam memodifikasi lingkungan.
NO KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1 Sifat masalah: 1 2/3 x 1 = 2/3 Ny. F mengatakan
Ancaman kesehatan : 2 penglihatannya sudah
mulai kabur terutama
pada bagian mata sebelah
kanan.
2 Kemungkinan masalah 2 1/2 x 2 = 1/2 Ny. F mengatakan
dapat diubah : berencana akan
Mudah : 1 melakukan operasi pada
bagian mata sebelah kiri
karena mata klien sebelah
kanan sudah pernah
dioperasi.
3 Potensial masalah untuk 1 2/3 x 1 = 2/3 Ny. F mengatakan akan
dicegah: lebih berhati-hati lagi
Cukup : 2 dalam melakukan
aktivitas sehar-hari
4 Menonjolnya masalah: 1 2/2 x 1 = 1 Bila tidak segera
masalah berat harus ditangani akan berdampak
segera ditangani : 2 buruk pada klien.
Skore 2 5/6

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 21


PRIORITAS MASALAH
1) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral dan ketidakmampuan keluarga untuk merawat.
2) Resiko Cedera berhubungan dengan penglihatan kabur dan ketidakmampuan
keluarga dalam memodifikasi lingkungan.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 22


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
NO DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN ( TUJUAN ) (INTERVENSI)
1. Gangguan rasa nyaman NOC : NIC :
- Pain level Pain management
berhubungan dengan
- Pain control - Lakukan pengkajian
peningkatan tekanan - Comfort level nyeri secara
Kriteria hasil : komprehenssif.
vaskuler serebral dan
- Mampu mengontrol - Kaji tanda-tanda vital
ketidakmampuan nyeri (tahu penyebab - Observasi reaksi
nyeri, mampu nonverbal dari
keluarga untuk
menggunakan tehnik ketidaknyamanan
merawat. nonfarmakologi untuk - Gunakan teknik
mengurangi nyeri, komunikasi terapeutik
mencari bantuan ) untuk mengetahui
- Melaporkan bahwa nyeri pengalaman nyeri
berkurang dengan pasien
menggunakan - Berikan penjelasan pada
manajemen nyeri keluarga tentang cara
- TTV dalam batas normal mengurangi nyeri
- Menyatakan rasa dengan tekhnik
nyaman setelah nyeri relaksasi nafas dalam
berkurang - Anjurkan untuk
mengontrol jadwal tidur
- Berikan penyuluha
kesehatan tentang
penyakit tekanan darah
tinggi
- Lakukan pjatan pada
telapak kaki masing-
masing 10 menit.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 23


2. Resiko Cedera NOC : NIC :
- Risk Kontrol Environment Manajemen
berhubungan dengan
: Manajemen Lingkungan
penglihatan kabur dan Kriteria Hasil : - Identifikasi kebutuhan
- Klien terbebas dari keamanan pasien, sesuai
ketidakmampuan
cedera dengan kondisi fisik dan
keluarga dalam - Mampu menjelaskan fungsi kognitif pasien
cara/metode untuk dan riwayat penyakit
memodifikasi
mecegah injury/cedera terdahulu pasien.
lingkungan. - Mampu menjelaskan - Menghindarkan
faktor resiko dari lingkungan yang
lingkungan berbahay (misalnya
- Mampu memodifikasi lantai dan pindahkan
gaya hiudp untuk perabotan yang
mecegah injury berbahaya untuk
- Menggunakan fasilitas pasien).
kesehatan. - Menempatkan saklar
lampu ditempat yang
mudah dijangkau oleh
pasien.
- Anjurkan
memeriksakan
kesehatan secara teratur
- Menganjurkan untuk
berhati-hati dalam
melakukan aktivitas
sehari-hari.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 24


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
KUNJUNGAN I
HARI/ DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL KEPERAWATAN
Sabtu (Kunjungan pertama) 1) Melakukan pengkajian S:
6/12/2016 pada keluarga Tn.K.K - Ny.R.L mengatakan
dengan hasil terdapat tidak keberatan jika
anggota keluarga yang menjadi keluarga
menderita hipertensi kelolaan.
(Ny.R.L). - Keluarga
2) Mengidentifikasi mengatakan
penyakit yang ada pada bersedia dikunjungi
keluarga Tn.K.K dengan tiap hari.
hasil Ny.R.L saat ini
menderita darah tinggi, O:
serta jarang - Ny.R.L menjawab
memeriksakan diri ke semua pertanyaan
Puskesmas, klien belum yang diajukan oleh
pernah minum obat perawat.
darah tinggi. - Komunikasi aktif
3) Melakukan BHSP antar keluarga dan
dengan keluarga, perawat.
melakukan kontrak - Ny.R.L
waktu untuk menjadi mengungkapkan
keluarga kelolaan selama masalah yang
2 minggu dengan hasil dirasakan saat ini.
keluarga mau dan - Ny.R.L
bersedia untuk mengungkapkan
dikunjungi setiap hari. ketidaktahuaannya
mengenai darah
tinggi yang terjadi
padanya.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 25


A:
- Terjadi BHSP antar
perawat dan
keluarga kelolaan.
- Masalah defisiensi
pengetahuan pada
keluarga Ny.R.L

P:
- Kaji aktivitas
sehari-hari
- Kaji gejala-gejala
fisik yang timbul
- Observasi tanda-
tanda vital
- Lakukan
pendekatan dengan
keluarga Tn.K.K
secara terus-
menerus.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 26


KUNJUNGAN KE II
HARI/ DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL KEPERAWATAN
Rabu, Nyeri 1. Melakukan BHSP S :
7/12/2016 akutberhubungan dengan Ny.R.L - Ny.R.Lmengatakan
dengan proses dengan hasil klien sering sakit kepala
penyakit dan tampak kooperatif - Ny.R.Lmengatakan
ketidakmampuan dan bersedia untuk matanya sering
keluarga untuk dilakukan berkunang - kunang .
merawat pemeriksaan. - Ny.R.Lmengatakan
2. Mengukur tanda- sering merasa lemas
tanda vital pada
Ny.R.L dengan hasil O :
: - Kondisi Ny.R.L baik
TD:160/100 mmhg, - Skala nyeri 4
SB: 36,40C, - Nyeri hilang timbul
N : 80x/m, R : 22x/m - Nyeri bagian atas
. kepala.
3. Mengkaji gejala-
gejala fisik yang A :
sering dirasakan Nyeri akut belum teratasi
Ny.R.L yaitu sering
sakit kepala dan mata
berkunang - kunang
P:
- Programkan bersama
keluarga untuk
kunjungan ulang
- Observasi tanda-
tanda vital
- Identifikasi lokasi
dan durasi nyeri
- Lakukan teknik non

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 27


farmakologis seperi
teknik relaksasi
nafas dalam

Rabu, Defisiensi 1. Mengukur tanda – S:


7/12/2016 pengetahuan tanda vital pada - Ny.R.L menanyakan
berhubungan Ny.R.L dengan hasil : apayang
dengan TD:160/100 mmhg, menyebabkan sakit
ketidakmampuan SB: 36,40C, kepala.
keluarga untuk N : 80x/m, R : 22x/m . - Ny.R.L menanyakan
mengenal penyakit 2. Mengkaji pengetahuan apa yang
keluarga tentang menyebabkan
penyakit dan masalah tekanan darahnya
kesehatan yang meningkat .
dialami keluarga. O:
3. Mengkaji gejala- - Kondisi Ny.R.L
gejala fisik yang baik.
timbul seperti sering - Ny.R.L tampak
sakit kepala, dan mata antusias bertanya
berkunang – kunang tentang hipertensi

A:
Masalah defisiensi
pengetahuan belum
teratasi

P:
- Pogramkan bersama
keluarga untuk
kunjungan ulang .
- Pantau tanda-tanda
vital pada setiap
kunjungan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 28


- Gambarkan setiap
proses dan gejala
khususnya.
- Kaji aktivitas yang
dilakukan klien

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 29


KUNJUNGAN KE III
HARI/ DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL KEPERAWATAN
Kamis, Nyeri akut 3. Melakukan BHSP S :
8/12/2016 berhubungan dengan dengan Ny.R.L - Ny.R.Lmengatakan
proses penyakit dan dengan hasil klien tidak merasakan
ketidakmampuan tampak bersedia sakit kepala
keluarga untuk untuk dilakukan - Ny.R.Lmengatakan
merawat pemeriksaan. matanya masih
4. Mengukur tanda- terasa seperti
tanda vital pada berkunang - kunang .
Ny.R.L dengan hasil : - Ny.R.Lmengatakan
TD:140/90 mmhg, masih merasa lemas
SB: 36,50C, - Ny.R.L mengatakan
N : 80x/m, R : 20x/m terasa baik saat
. melakukan relaksasi
5. Mengkaji lokasi dan nafas dalam
durasi nyeri yang
dirasakan Ny.R.L O :
yaitu Ny.R.L tidak - Kondisi Ny.R.L baik
merasakan sakit - Ny R.L tampak
kepala tapi masih lemas
terasa lemas dan
matanya masih terasa
berkunang – kunang
6. Menganjurkan klien A :
untuk teknik non Nyeri akut sudah teratasi
farmakologis seperti
teknik relaksasi nafas P :
dalam dan distraksi Pertahankan intervensi
Kamis, Defisiensi 1. Mengukur tanda – S:
8/12/2016 pengetahuan tanda vital pada - Ny.R.L menanyakan
berhubungan Ny.R.L dengan hasil : apa yang harus

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 30


dengan TD:140/90 mmhg, dilakukannya untuk
ketidakmampuan SB: 36,50C, menurunkan tekanan
keluarga untuk N : 80x/m, R : 20x/m. darahnya
mengenal penyakit 2. Mengkaji - Ny.R.L mengatakan
pengetahuan keluarga sebelumnya tidak
tentang penyakit dan pernah
masalah kesehatan memeriksakan diri
yang dialami - Ny.R.L mengatakan
keluarga. aktivitas sehari-hari
3. Mengkaji aktivitas banyak bekerja
sehari-hari klien
O:
- Kondisi Ny.R.L
baik.
- Ny.R.L tampak
antusias bertanya
tentang hipertensi
A:
Masalah defisiensi
pengetahuan belum
teratasi

P:
- Pogramkan bersama
keluarga untuk
kunjungan ulang .
- Pantau tanda-tanda
vital pada setiap
kunjungan
- Gambarkan setiap
proses dan gejala
khususnya.
- Diskusikan pilihan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 31


terapi atau
penanganan
khususnya penyakit
hipertensi .

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 32


KUNJUNGAN KE IV
HARI/ DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL KEPERAWATAN
Selasa, Defisiensi 1. Mengukur tanda – tanda S:
13/12/2016 pengetahuan vital pada Ny.R.L - Ny.R.L
berhubungan dengan hasil : mengatakan apa
dengan TD:150/100 mmhg, hubungannya
ketidakmampuan SB: 36,50C, dengan sering
keluarga untuk N : 82x/m, R : 24x/m. mengkonsumsi
mengenal penyakit 2. Mengkaji gejala – gejala garam
fisik yang sering - Ny.R.L
dirasakan yaitu lemas, mengatakan
sering sakit kepala dan banyak pikiran
mata berkunang – dan stress
kunang - Ny.R.L
3. Anjurkan mengkonsumsi menanyakan cara
bayam dan ketimun mengkonsumsi
bayam dan
ketimun

O:
- Ny.R.L banyak
bertanya dengan
kondisinya
- Ny.R.L tampak
antusias bertanya
tentang
hipertensi

A:
Masalah defisiensi
pengetahuan belum
teratasi

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 33


P:
- Pantau tanda-
tanda vital pada
setiap kunjungan
- Gambarkan
setiap proses
penyakit,
penyebab dan
gejala khususnya
menggunakan
media leaflet dan
lembar balik
- Diskusikan
pilihan terapi
atau penanganan
khususnya
penyakit
hipertensi

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 34


KUNJUNGAN KE V
HARI/ DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL KEPERAWATAN
Rabu, Defisiensi 1. Mengukur tanda – tanda S:
14/12/2016 pengetahuan vital pada Ny.R.L - Ny.R.L mengatakan
berhubungan dengan hasil : sudah tahu secara
dengan TD:140/90 mmhg, pasti manfaat sayur-
ketidakmampuan SB: 36,50C, sayuran seperti
keluarga untuk N : 80x/m, R : 24x/m. bayam, brokoli, dll.
mengenal penyakit 2. Menjelaskan proses - Ny.R.Lmengatakan
penyakit , penyebab dan akan mencoba
gejala , akibat dan makanan apa saja
penanganan khususnya yang dapat
penyakit hipertensi dikonsumsi dan
dengan menggunakan tidak boleh untuk
media leaflet dan lembar dikonsumsi
balik pada keluarga - Ny.R.L mengatakan
Tn.K.K. banyak mengetahui
3. Mendiskusikan dengan dan mendapat ilmu
keluarga khususnya tentang hipertensi
Ny.R.L mengenai
pilihan atau penangan O :
khususnya penyakit - Ny.R.L tampak
hipertensi senang
- TD darah Ny.R.L
: 140/90 mmHg

A:
Masalah defisiensi
pengetahuan teratasi.

P:
Pertahankan intervensi

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 35


DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin Huda. Kusuma, Hardhi, (2015), Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA NIC-
NOC, Jogjakarta, Medi Action Publishing.

Price, Sylvoa Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 2006. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit, Ed.6, volume 1&2,EGC, Jakarta

Lanny Sustrani dkk. 2004. Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Brunner, Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta: EGC

Nurarif, Amin Huda. Kusuma, Hardhi, (2013), Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA NIC-
NOC, Jogjakarta, Medi Action Publishing.

Wilkinson, Judith M.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi


NIC, Kriteria Hasil NOC. Ed.9. EGC, Jakarta ( Hal: 790, 793).

Achjar, Komang Ayu Henny.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga (Bagi
Mahasiswa Keperawatan & Praktisi Perawat Perkesmas). CV Sagung Seto, Jakarta (Hal: 2,
4-9).

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Page 36

Você também pode gostar