Você está na página 1de 20

Modul I Perencanaan Proses Dan Kualitas

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS TRISAKTI

MODUL PRAKTIKUM

MODUL I
PERENCANAAN PROSES DAN KUALITAS
(Integrasi Praktikum CAD/CAM dengan Praktikum Pengendalian Kualitas)

DISUSUN OLEH : HALAMAN 1.0 DARI 12


Rahmi Maulidya, ST, MT & Tim
Anggota Tim Integrasi

DIPERIKSA OLEH : NO. DOKUMEN :


Dr. Ir. Iveline AM, MT MP-IIP221-01/R.6
Ka.Lab Sistem Produksi

DISETUJUI OLEH : MULAI BERLAKU :


Dr. Rina Fitriana ST, MM, IPM 15 Februari 2019
Ka Jur Teknik Industri

NAMA PRAKTIKUM : PRAKTIKUM PERANCANGAN INDUSTRI


MANUFAKTUR I
KODE MK/ PRAKTIKUM : IIP 221
PROGRAM STUDI : TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM / STUDIO : SISTEM PRODUKSI
REKAYASA KUALITAS

Fakultas Teknologi Industri MP-IIP221-01/R.6


Universitas Trisakti
Modul I Perencanaan Proses dan Kualitas hal 1.1 dari 12

MODUL I
PERENCANAAN PROSES DAN KUALITAS

I. Tujuan Praktikum
1. Mempraktekkan atau menjelaskan cara pembuatan Rencana Proses dan Bill of
Material.
2. Memberikan pengalaman/praktek tentang penggunaan rencana kualitas yang
diharapkan dapat membuat proses-proses dapat berjalan secara konsisten
memenuhi persyaratan.
3. Mempraktekkan penggunaan penarikan sampel penerimaan secara atribut dan
variabel untuk pemeriksaan kedatangan material/part.

Setelah menyelesaikan praktikum ini praktikan diharapkan dapat :


1. Praktikan memahami dan mampu membuat Rencana Proses dan Bill of Material.
2. Memahami penggunaan rencana kualitas dalam pengendalian kualitas.
3. Praktikan mampu melakukan proses pemeriksaan incoming material/part
menggunakan penarikan sampel penerimaan secara atribut dan variabel

Kata Kunci : rencana proses, bill of material, rencana kualitas, penarikan sampel
penerimaan.

Fakultas Teknologi Industri MP-IIP221-01/R.6


Universitas Trisakti
Modul I Perencanaan Proses dan Kualitas hal 1.2 dari 12

II. Teori Singkat


2.1 Perencanaan Proses (Process Planning)
Perencanaan proses adalah fungsi di dalam proses manufacturing yang
menetapkan proses dan parameter apa yang digunakan untuk merubah part awal menjadi
part akhir, yang didahului adanya gambar teknik (Chang, 2006).
Proses planning merupakan penentuan proses perakitan dan pembuatan dan pengurutan
dimana proses ini harus diselesaikan untuk menyelesaikan produk dari bentuk awal
sampai bentuk akhir (Groover, 2012). Langkah-langkah dari proses planning meliputi :
1. Interpretasi gambar rancangan
2. Proses dan urutan
3. Pemilihan peralatan
4. Pemilihan tools, dies, mold, dan gages.
5. Metode Analisa
6. Standar kerja
7. Cutting tools dan cutting condition
Untuk part individual urutan proses didokumentasikan dalam form yang disebut
routing sheet. Pemilihan operasi bergantung pada bentuk yang akan dihasilkan dan
kemampuan dari mesin yang akan digunakan. Pada umumnya pemilihan mesin
ditentukan oleh operasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk akhir.

2.2 Bill of Material (BOM)


Bill of Material (BOM) adalah sebuah daftar yang mencantumkan seluruh sub-
assembly, part, dan bahan baku beserta jumlahnya masing-masing, yang diperlukan untuk
membuat sebuah produk jadi. Sebuah Bill of Material yang akurat menunjukkan
informasi tentang masing-masing input produk, seperti: nomor komponen, deskripsi
komponen, jumlah yang diperlukan untuk setiap komponen, satuan ukurannya, dan lead
time pengerjaan/pemesanan. Seluruh item dalam BOM harus diidentifikasi dan diberi
nomor secara unik.
BOM yang tradisional memperlihatkan daftar komponen tersebut dalam bentuk
struktur produk dan dinyatakan dalam level manufaktur. Dalam bentuk skematik, selain
dikenal sebagai struktur produk, BOM yang terstruktur dikenal juga sebagai pohon
produk. Contoh BOM dari sebuah mobil mainan dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Fakultas Teknologi Industri MP-IIP221-01/R.6


Universitas Trisakti
Modul I Perencanaan Proses dan Kualitas hal 1.3 dari 12

Mobil
Level 0 Mainan (1)

Assembly Body Utama


Level 1
Roda (2) (1)

Level 2 As Roda (1) Roda (2)

Gambar 1.1. Struktur produk mobil mainan

Secara sistematis, dapat lebih mudah memetakan kebutuhan jumlah komponen


(pada Gambar 3.1 dinyatakan disamping nama komponen) berdasarkan Jadwal Induk
Produksi dengan metode pengkodean tertentu. Masing-masing komponen ditempatkan
dalam level-level yang didasari logika berpikir sebagai berikut:
Level 0
Sebuah produk jadi yang tidak digunakan sebagai komponen pembentuk dari
produk lain.
Level 1
Sebuah komponen pembentuk langsung dari produk dengan Level 0. Pada waktu
bersamaan, komponen ini juga dapat merupakan sebuah produk jadi. Sebagai
gambaran, ban mobil juga dapat dijual terpisah sebagai produk jadi yang siap
pakai. Bagaimanapun, jika digunakan sebagai komponen pembentuk langsung
dalam pembuatan otomotif (mobil), maka akan digolongkan sebagai item dengan
level 1.
Level 2
Sebuah komponen pembentuk langsung dari produk dengan Level 1. Sebagaimana
level 1, komponen pada level 2 juga dapat digunakan sebagai komponen
pembentuk langsung pada level 0 atau sebagai produk jadi.
Level 3
Untuk selanjutnya, dapat didefinisikan dengan maksud yang sama.

Fakultas Teknologi Industri MP-IIP221-01/R.6


Universitas Trisakti
Modul I Perencanaan Proses dan Kualitas hal 1.4 dari 12

Penggambaran Bill of Material dalam bentuk struktur produk seperti di atas


memang lebih mudah dimengerti tetapi apabila jumlah dan level komponen sangat
banyak maka penggambaran dengan struktur produk menjadi tidak efisien. Oleh karena
itu Bill of Material juga digambarkan dalam bentuk tabel. Contoh BOM sebuah produk
sepeda dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 1.1. Contoh Bill of Material produk sepeda
Level Part Description Quantity Unit
Code Number
0 FG Bicycle 1 Each
.1 A1 Front Wheel Assembly 1 Each
..2 SA1 Rim Assembly 1 Each
...3 P1 Spokes 40 Each
...3 P2 Hub 1 Each
..2 SA2 Tire Assembly 1 Each
..2 SA3 Handlebars 1 Each
.1 A2 Rear wheel assembly 1 Each
.1 A3 Frame assembly 1 Each
..2 SA4 Brake assembly 1 Each
..2 SA5 Frame 1 Each
..2 SA6 Seat assembly 1 Each

2.3 Rencana Kualitas


Istilah rencana kualitas (quality plan) ini muncul pada ISO 9000, yaitu suatu
standar sistem manajemen kualitas yang berlaku secara internasional.
Definisi kualitas :
 Kualitas sebagai kecocokan untuk penggunaan (fitness for use) (Juran, 1974)
 Kualitas sebagai kesesuaian dengan persyaratan atau spesifikasi (Crosby, 1979)
 Kualitas sebagai berbanding terbalik dengan keragaman (inversely proportional to
variability), artinya bila keragaman pada suatu karakteristik penting dari suatu produk
itu menurun maka kualitas pada produk tersebut naik (Montgomery, 2009).
Di dalam menerapkan pengendalian kualitas dan perbaikan kualitas, harus
diidentifikasikan proses-proses yang dibutuhkan, menetapkan urutan dan interaksi proses,
menentukan kriteria dan metode yang dibutuhkan setiap proses serta menyediakan
sumber daya dan informasi yang dibutuhkan.
Rencana kualitas memberikan gambaran tentang nama material atau komponen
yang diperiksa, parameter atau karakteriktik pemeriksaan, kriteria penerimaan (batas
spesifikasi), metode pemeriksaan (penarikan sampel, menyeluruh atau 100% inspeksi,

Fakultas Teknologi Industri MP-IIP221-01/R.6


Universitas Trisakti
Modul I Perencanaan Proses dan Kualitas hal 1.5 dari 12

random, non random, visual, menggunakan alat), frekuensi pemeriksaan (setiap hari, 1
kali seminggu atau 1 kali sebulan), catatan (formulir yang digunakan sebagai dokumen
hasil pemeriksaan untuk diambil tindakan lebih lanjut), acuan (referensi berupa prosedur,
instruksi kerja, standar eksternal), pelaksana pemeriksaan (pejabat yang bertanggung
jawab melakukan pemeriksaan) serta tindakan bila ada penyimpangan.
Secara umum inspeksi dapat dibagi 3 (tiga) bagian yaitu incoming inspection, on-
process inspection dan final inspection. Status inspeksi harus jelas, artinya bila telah lolos
inspeksi harus terpasang label misalnya “QC pass” dan diletakkan pada area yang jelas.

2.4 Penarikan Sampel Penerimaan (Acceptance Sampling)


Rencana kualitas dimulai dengan pemeriksaan terhadap barang yang
datang/masuk (incoming material/component).
Acceptance Sampling yakni suatu teknik penerimaan barang, dimana pengambilan
keputusan menerima/menolak lot barang tersebut didasarkan pada pengambilan sampel.
Teknik penarikan sampel penerimaan ini sudah dibakukan dalam suatu standar yang
dikenal sebagai MILITARY STANDARD 105 E (ANSI/ASQ Z1.4-2003, ISO 2859) untuk
Acceptance Sampling for Attribute dan MILITARY STANDARD 414 ( ANSI/ASQ Z1.9-
2003) untuk Acceptance Sampling for Variables

2.5 Penarikan Sampel untuk Atribut (MIL STD 105E)


Standard ini menyediakan tiga tipe penarikan sampel yaitu penarikan sampel
tunggal, rangkap dua dan berganda.
 Penarikan sampel Tunggal (Single Sampling )
Sampel sebanyak n unit diambil secara acak dari satu lot. Masing-masing produk
dalam sampel diperiksa. Jika jumlah cacat dalam sampel tersebut lebih dari c unit
maka lot tersebut ditolak, dan jika ditemukan cacat sama dengan atau lebih kecil dari
c maka lot tersebut diterima.

Fokus utama dari standar ini adalah lebih kepada pada AQL (Acceptable Quality
Level). Suatu contoh ilustrasi sebagai berikut :
Sebuah pabrik mengirimkan suatu produk tertentu dalam lot-lot yang berukuran 400
unit yang harus menjalani pemeriksaan pada standart MIL STD 105 E. Pemeriksaan
yang dilakukan adalah pemeriksaan pada taraf inspeksi umum I dengan AQL=1,5%.

Fakultas Teknologi Industri MP-IIP221-01/R.6


Universitas Trisakti
Modul I Perencanaan Proses dan Kualitas hal 1.6 dari 12

Carilah rencana penarikan sampel tunggal yang tepat untuk pemeriksaan, normal,
diperketat dan tereduksi.
Langkah untuk menyelesaikan ilustrasi di atas adalah :
 Lihat Tabel sample size code letter pada buku Mitra (1998) karena ukuran lot (N)
= 400 unit dan pemeriksaan taraf 1 : Kode Huruf Ukuran Sampel adalah F.
 Untuk pemeriksaan normal : Lihat Tabel Master table for normal inspection
single sampling(MIL STD 105E).
AQL = 1,5% dengan kode huruf F
Dari tabel didapat tanda ↓ (Ikuti panah)
Sehingga kode huruf menjadi G
Ukuran sampel adalah : n=32 Ac=1 Re=2
 Untuk pemeriksaan diperketat : Lihat Tabel Master table for tightened inspection-
single sampling(MIL STD 105E).
AQL = 1,5% dengan kode huruf F
Dari tabel didapat tanda ↓ (Ikuti panah)
Sehingga kode huruf menjadi H
Ukuran sampel adalah : n= 50 Ac=1 Re=2
 Untuk pemeriksaan tereduksi : Lihat Tabel Master table for tightened inspection-
single sampling(MIL STD 105E).
AQL = 1,5% dengan kode huruf F
Dari tabel didapat tanda ↓ (Ikuti panah)
Sehingga kode huruf menjadi G
Ukuran sampel adalah : n= 13 Ac=0 Re=2

2.6 Penarikan Sampel untuk Variabel (MIL STD 414)


MIL STD 414 adalah rencana penerimaan penarikan sampel dari lot ke lot untuk
variabel. Keuntungan dari rencana penarikan sampel variabel adalah jumlah sampel yang
diperlukan lebih sedikit dibandingkan rencana penarikan sampel atribut.
Sedangkan kerugian dari rencana penarikan sampel variabel adalah kita harus
sudah mengetahui distribusi dari karakteristik kualitasnya. Biasanya penarikan sampel
variabel diasumsikan distribusi karakteristik kualitasnya normal.

Fakultas Teknologi Industri MP-IIP221-01/R.6


Universitas Trisakti
Modul I Perencanaan Proses dan Kualitas hal 1.7 dari 12

Fokus dari MIL STD 414 adalah Acceptable Quality Level (AQL) dengan range
0,04%-15%. Ada lima level inspeksi umum dimana level IV didesain sebagai “normal”.
Inspeksi dengan level V memberikan kurva OC yang lebih curam dibanding level IV.
Bila ingin mengurangi biaya pemeriksaan sampel dan resiko yang lebih besar dapat
ditolerir, inspeksi dengan level rendah dapat dipergunakan. Ukuran sampel merupakan
fungsi dari ukuran lot dan level inspeksi (Montgomery, 2009).
Terdapat 2 jenis prosedur pada penarikan sampel variabel, yaitu merencanakan
pengendalian lot atau proses dari item yang cacat berdasarkan parameter. Karena
karakteristik kualitasnya pada penarikan ini adalah variabel, maka akan terdapat batas
atas disebut USL (Upper Specification Level) dan batas bawah disebut LSL (Lower
Specification Level).
Ada 2 prosedur untuk menghitung rencana penarikan sampel variabel yaitu :
1. Single Specification Limit
Jika dari data diketahui Lower Specification Level nya, maka dihitung ZLSL nya,
sedangkan jika dari data diketahui Upper Specification Levelnya, maka dihitung ZUSL
nya.
x  LSL
ZLSL =
s
USL  x
ZUSL =
s
Jika ZLSL atau ZUSL ≥ k, maka lot tersebut diterima
Jika ZLSL atau ZUSL < k, maka lot tersebut ditolak
k = parameter untuk single specification limit

Contoh soal (Mitra, 1998) :


Sebuah toko roti akan mengontrol temperatur dari oven untuk memproduksi produk
dengan kualitas yang baik secara konsisten. Toko roti tersebut mengestimasikan batas
spesifikasi atas (USL) temperatur adalah 300˚F. Ukuran lotnya ialah 50, inspeksi
normal, AQL adalah 0.5% dan level inspeksinya ialah level II. Lakukan rencana
penarikan sampel variabel dengan ANSI/ASQC Z1.9.
Jawab :

Fakultas Teknologi Industri MP-IIP221-01/R.6


Universitas Trisakti
Modul I Perencanaan Proses dan Kualitas hal 1.8 dari 12

Dari tabel konversi AQL didapatkan bahwa nilai AQL adalah 0.65%. Dengan ukuran
lot 50 dan level inspeksi II maka didapat kode huruf D dengan ukuran sampel (n)=5
dan acceptability constant k adalah 1.65
Dari pembacaan lima temperatur berikutnya didapatkan 220,230,250,320,260.
220  230  250  320  260
Rata - rata sampelnya ialah : X 
5
= 256

Standar deviasinya ialah s =


 Xi 2
 ( Xi) 2 / n
n 1

333800  (1280) 2 / 5
=
4
= 39.115
Standar deviasi ZU ialah
UX
ZU =
s
300  256
=
39.115
= 1.125
Karena ZU = 1.125 < k = 1.65, maka keputusannya ialah lot ditolak.

2. Double Specification Limit


Pertama kali hitung rata-rata sampel ( x ) dan standar deviasi (s), dan kemudian hitung

QL= ( x - LSL )/s

QU = ( USL- x )/s
Estimasi dari persen nonkonformansi lot dibawah dan diatas USL dan LSL
dinotasikan dengan p̂ L dan p̂U . Jadi total dari persen estimasi nonkonformansi diluar

batas spesifikasi adalah p̂ L + p̂U .

Jika p̂ ≤ M maka lot diterima.


Jika p̂ > M atau jika QU atau QL atau keduanya negatif maka lot ditolak.

Fakultas Teknologi Industri MP-IIP221-01/R.6


Universitas Trisakti
Modul I Perencanaan Proses dan Kualitas hal 1.9 dari 12

Contoh soal (Mitra, 1998) :


Batas spesifikasi dari persentase sodium dalam sereal seberat 450 gram adalah 0.3%
dan 1%. Lot sebanyak 100 box akan diinspeksi. Inspeksi diperketat dan level inspeksi
II dengan AQL 1.03% akan digunakan. Rencanakan penarikan sampel variabel
dengan ANSI/ASQC Z1.9.
Jawab :
Berdasarkan tabel konversi untuk AQL 1.03%, maka nilai AQL yang digunakan ialah
1%. Dengan ukuran lot 100 dan level inspeksi II maka didapat kode huruf F. Ukuran
sampel n = 10, dan maksimum persen nonkonformansi yang diijinkan M = 3.26%.
Diambil secara acak 10 box sereal dengan persentase sodium adalah : 0.62, 0.55, 0.43,
0.78, 0.85, 0.78, 0.41, 0.92, 0.85, dan 0.6.
Rata-rata sampelnya ialah :
0.62  0.55  0.43  0.78  0.85  0.78  0.41  0.92  0.85  0.6
X 
10
= 0.679
Standar deviasinya ialah

s=
 Xi 2
 ( Xi) 2 / n
n 1

49081  (6.79) 2 / 10
s =
9
= 0.182
Indikasi kualitasnya ialah :
X L 0.679  0.3
QL  = = 2.08
s 0.182
UX 1.0  0.679
QU  = = 1.76
s 0.182
Estimasi untuk persen nonkonformans lot dibawah LSL adalah pˆ L  0.82% dan

estimasi untu persen nonkonformansi lot diatas USL adalahh pˆ U  2.83% . Total

estimasi persen nonkonformansi ialah pˆ  pˆ L  pˆ U  0.82  2.83  3.65%

Karena p̂ > M=2.17% maka keputusannya lot ditolak.

Fakultas Teknologi Industri MP-IIP221-01/R.6


Universitas Trisakti
Modul I Perencanaan Proses dan Kualitas hal 1.10 dari 12

III. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah :
1. Gambar teknik dan daftar komponen produk mainan dari kayu
2. Data mesin yang tersedia di lantai produksi
3. Bahan baku kayu berbentuk silinder dan balok
4. Barang setengah jadi komponen produk mainan dari kayu
5. Satu set produk mainan dari kayu
6. Jangka Sorong
7. Roll meter
8. Lembar pengamatan

IV. Prosedur Pelaksanaan Praktikum


Prosedur pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Operator membongkar produk mainan dari kayu secara manual.
2. Tim menyusun Bill of Material pada lembar pengamatan L.1.1 dengan panduan
landasan teori. Bentuk struktur produk dikerjakan di rumah dalam L1.2
3. Tim mengisi Lembar Rencana Proses (L.1.3) dengan panduan landasan teori.
4. Operator merakit kembali produk mainan dari kayu secara manual
5. Buatlah rencana kualitas untuk inspeksi kedatangan material pada lembar pengamatan
L.1.4.
6. Lakukan penarikan sampel penerimaan menggunakan MIL STD 105E dengan
AQL=1% dan inspeksi level umum II untuk pemeriksaan atribut, tentukanlah
besarnya ukuran sampel (n) dan batas penerimaan (c) untuk rencana penarikan sampel
tunggal dalam kondisi Normal. Lakukan pemeriksaan terhadap sample tersebut dan
catat hasilnya pada Lembar periksa kedatangan material/part (L.1.5). Keputusan untuk
menerima atau menolak berdasarkan penarikan sampel atribut didasarkan pada
seluruh karakteristik kualitas atribut yang diperiksa.
7. Lakukan penarikan sampel penerimaan menggunakan MIL STD 414 dengan AQL
yang sama dan inspeksi level umum III untuk pemeriksaan variabel, tentukanlah
besarnya ukuran sampel (n) dan batas penerimaan (k atau M) untuk rencana penarikan
sampel tunggal dalam kondisi Normal. Lakukan pemeriksaan terhadap sampel
tersebut dan catat hasilnya pada Lembar periksa kedatangan material/part (L.1.6).

Fakultas Teknologi Industri MP-IIP221-01/R.6


Universitas Trisakti
Modul I Perencanaan Proses dan Kualitas hal 1.11 dari 12

Keputusan untuk menerima atau menolak berdasarkan penarikan sampel variabel


didasarkan pada masing-masing karakteristik kualitas yang diperiksa.

V. Sistematika Laporan
Laporan dikumpulkan satu minggu setelah praktikum berlangsung, dengan
sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Praktikum
1.2. Pembatasan Masalah
BAB II METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1. Flowchart Metodologi Praktikum
2.2. Flowchart Pengolahan Data
BAB III PENGOLAHAN DATA
3.1. Produk Mainan dari Kayu
3.1.1. Bill of Material Struktur dan Bill of Material Tabel
3.1.2. Rencana Proses
3.1.3. Rencana Kualitas untuk kedatangan material
3.1.4. Pemeriksaan Incoming Material/Komponen
3.2. Produk Hasil Rancangan
3.2.1. Bill of Material Struktur dan Bill of Material Tabel
3.2.2. Peta Proses Operasi
3.2.3. Rencana Proses
3.2.4. Rencana Kualitas untuk kedatangan material
3.2.5. Pemeriksaan Incoming Material/Komponen
BAB IV ANALISA DATA
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Fakultas Teknologi Industri MP-IIP221-01/R.6


Universitas Trisakti
Modul I Perencanaan Proses dan Kualitas hal 1.12 dari 12

VI. Daftar Pustaka


1. Chang, Tien-Chien, dkk, Computer-Aided Manufacturing, 3rd Ed., Prentice
Hall, 2006.
2. Crosby, Philip B., Quality is Free : The Art of Making Quality Certain,
McGraw-Hill, 1979.
3. Elsayed, Elsayed A. dan Boucher, Thomas O., Analysis and Control of
Production System, Prentice Hall International Editions, 1985.
4. Fogarty, Donald W., Blackstone, John H. Jr., dan Hoffman, Thomas R.,
Production & Inventory Management, 2nd Ed, Cincinnati : College Division
South-Western Publishing Co., 1991.
5. Groover, Mikell P. Fundamentals of Modern Manufacturing : Materials,
Processes and Systems, John Wiley & Sons, 5th ed. 2012.
6. Juran, Joseph M, dkk. Quality Control Handbook, 3rd Ed., McGraw-Hill,
1974.
7. Ostwald dan Munoz, Manufacturing Processes and Systems, 9th Edition, John
Wiley & Sons, 1997.
8. Montgomery, Douglas C., Introduction to Statistical Quality Control, 6th
edition, John Wiley & Sons, New York, 2009.
9. Mitra, Amitava, Fundamentals of Quality Control and Improvement, Prentice
Hall, New York, 1998.

Fakultas Teknologi Industri MP-IIP221-01/R.6


Universitas Trisakti
63.PIM1.01.01/R.6

L.1.1 LEMBAR BILL OF MATERIAL

Level Code Part Number Description Quantity Unit

Fakultas Teknologi Industri MP-IIP221-01/R.6


Universitas Trisakti
63.PIM1.01.02/R.6

L.1.2 LEMBAR BILL OF MATERIAL BENTUK STRUKTUR PRODUK

Nama Produk : ________________

Fakultas Teknologi Industri MP-IIP221-01/R.6


Universitas Trisakti
63.PIM1.01.03/R.6

L.1.3 LEMBAR RENCANA PROSES

Nama File gambar SATUAN


No Part Material Waktu setup
Nama Part Ukuran bahan baku Waktu proses
Dibuat oleh Panjang Panjang
Tanggal Lebar
Halaman ke Tinggi

No Uraian Operasi Stasiun kerja Setup Tools Waktu Waktu Waktu


No setup Alat bantu No sketsa setup proses Total

Fakultas Teknologi Industri MP-IIP221-01/R.6


Universitas Trisakti
63.PIM1.01.04/R.6

L.1.4 LEMBAR RENCANA KUALITAS

Kriteria PIC Metode Frekuensi Tindakan Bila Ada


Proses Control Poin Catatan
Penerimaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Penyimpangan
63.PIM1.01.05/R.6

L.1.5 LEMBAR PERIKSA PENARIKAN SAMPEL INCOMING


LEMBAR PERIKSA PENARIKAN SAMPEL INCOMING

No. part : Tgl : Petugas :


Jam :
Nama part : Shift :
No. Batch :
Pengujian Atribut
No. Urut

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Catatan :

Ya
Tidak
Keputusan :
Penguji : Disaksikan Oleh : Suhu/Kelembaban :
63.PIM1.01.06/R.6

L.1.5. LEMBAR PERIKSA INCOMING MATERIAL/KOMPONEN

No. Bagian Tanggal penerimaan


Nama Bagian Jumlah diterima
Operator Roda Jumlah disampling
Bahan Tanggal pengecekan
Supplier No. lot/PO
GAMBAR :

Bagian Nomor Sampel


yang Alat ukur Standar χ S Kesimpulan
diperiksa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A Jangka Sorong 13 mm
B Jangka Sorong 31 mm
C Jangka Sorong 6 mm
D Jangka Sorong 5 mm

Inspektor
CATATAN :

Revisi Tanggal Keterangan Oleh : Disetujui oleh : Diperiksa oleh : Dibuat oleh :
63.PIM1.01.07/R.6

L.1.6. LEMBAR PERIKSA INCOMING MATERIAL/KOMPONEN

No. Bagian Tanggal penerimaan


Nama Bagian Jumlah diterima
Operator Jumlah disampling
Bahan Tanggal pengecekan
Supplier No. lot/PO
GAMBAR :

Bagian yang Nomor Sampel


Alat ukur Standar χ S Kesimpulan
diperiksa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Inspektor
CATATAN :

Revisi Tanggal Keterangan Oleh : Disetujui oleh : Diperiksa oleh : Dibuat oleh :

Você também pode gostar