Format bakuuntukmembuatsuratketerangankematiantelahdibuatolehDepartemenKesehatandenga nberdasarkanketentuandariWorld Health Organization (WHO). Isi darisuratketerangankematianadalahsemuainformasi yang berhubungandengankematiandanadanyaketerangandoktersecaraterperinciyaitunama, umur, tempatdantanggalkematian. Padabagianpenyebabkematian, terdapatketeranganberupasebab primer kematian, intermediate cause of death/sebabkematiansegeradansebabkematiantambahan. Sebabkematian primer adalahsebabutama yang menyebabkankematian. Sebabkematiansegeraadalahkomplikasi fatal yang dapatmembunuhpenderita yang berasaldarisebabutama. Sedangkansebabkematiantambahanadalah proses yang tidakadahubungannyadengansebabutamadansebabsegeradarikematiantetapimempunyaita mbahandalammenyebabkankematian. Bagianterakhirdarisuratketerangankematianberisitentangkehadirandoktersaatmelihatkrisis penyakitpenderitadanpenyebabkematianditulisdenganbenarberdasarkankeyakinandankeil muannya Surat keterangankematian minimal berisi, identitas korban, tanggalkematian, jenispemeriksaan, sebabkematian. Padarumahsakit yang sudahadadokterspesialisforensikdansistempengeluaranjenazahsatupintukeBagianforensik, makasuratketerangankematianuntukseluruhmayat yang meninggal di rumahsakitdikeluarkanolehdokterspesialisforensik. Jikakematian korban akibatsuatutindakpidana, makasuratketerangankematianbolehdikeluarkansetelahdilakukanpemeriksaanforensikterh adapjenazah. Menurut format baku surat keterangan kematian yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, surat keterangan kematian berjumlah 4-5 lembar dalam 1 rangkap dengan warna yang berbeda. Ketentuan format itu ialah sebuah surat keterangan kematian harus tercantum nomor surat, bulan/tahun kematian, nama RS/puskesmas, kode RS/puskesmas, nomor urut pencatatan kematian tiap bulan dan nomor rekam medis. Pada bagian identitas jenazah terdapat nama lengkap, Nomor Induk Kependudukan (NIK), jenis kelamin, tempat/tanggal lahir, pendidikan almarhum/ah, pekerjaan almarhum/ah, alamat sesuai dengan KartuTandaPenduduk (KTP)/KartuKeluarga (KK) dan status kependudukan, lalu terdapat keterangan tentang waktu meninggal, umur saat meninggal, tempat meninggal dan keterangan penyebab kematian berdasarkan ICD-10.
2. Fungsi Surat KeteranganKematian
Manusiahidup di duniainiselalutercatat. Manusialahirtercatatdalambentukaktakelahiranatausuratketerangankelahiran. Jikasuatusaatmeninggal, manusia juga seharusnyatercatatdalamsuratketerangankematian. Surat keterangankematianmemungkinkankeluargaalmarhummendaftarkankematian. Inimemberikancatatanhukumpermanententangfaktakematiandanmemungkinkankeluarga mengaturpemakamanmayat, danuntukmenyelesaikanhartamilikalmarhum. Informasidarisertifikatkematiandigunakanuntukmengukurkontribusirelatifberbagaipenyak itterhadapkematian. Banyakkegunaanmengapasuratketerangankematianiniperluuntukditerbitkanataudibuatyait udiantaranyaadalah :1,4,8 a. Untukkepentinganpemakamanjenazah b. Kepentinganpengurusanasuransi c. Kepentinganpengurusanwarisan d. Pengurusanpensiunanjanda/duda e. Persyaratanmenikahlagi f. Pengurusanhutangpiutang g. Untuktujuanhukum, pengembangankasuskematiantidakwajar h. Kepentinganstatistik Dalamduniakesehatan, pencatatanataupembuatansuratkematianpentingdilakukansebagaisalahsatucarapengumpul an data statistikpenentuantrenpenyakitdantrenpenyebabkematianpadamasyarakat. Hal iniperlusebagaibagiandari system surveillance gunamenentukantindakandanintervensiapa yang bisadilakukan. Selainitu, data bisa juga dipakaisebagaiupaya monitoring jalannyasuatu program sekaligussebagaibahanevaluasi program yang telahberjalan. Dalamhalpenelitian, data inidapatmenjadisumber data untukpenelitianbiomedismaupun sosiomedis.1,8, 9,10
3. Proses Pengurusan Surat KeteranganKematian
Dasardaritatacarapengeluaran Surat KeteranganKematianterdapatdalamPeraturanbersamaMenteriDalamNegeridanMenteriKe sehatannomor 15 tahun 2010 tentangpelaporankematiandanpenyebabkematiandanKodeEtikKedokteran Indonesia (KODEKI) bab I pasal 7.9 Peraturantersebutberisibahwasetiaprumahsakitharusmemenuhisyaratdanperaturandalamm engeluarkansuratketerangankematian. Surat keterangankematian yang dikeluarkanolehpihakrumahsakitharusmendapatpertanggungjawabanolehdokter yang memeriksadanmenyatakanjenazahtelahmeninggalduniadenganmenandatanganisuratketera ngankematiantersebut. 4. DasarHukum Surat KeteranganKematian
Surat KeteranganKematianmemberikan catatan hukum permanen tentang fakta kematian
berdasarkanPeraturanbersamaMendagridanMenkes No.15 tahun 2010, nomor 162/MENKES/PB/I/2010, tentangPelaporanKematiandanPenyebabKematian.,Hal iniberdasarkandasarhukumsuratketerangankematian3, 7: Bab I pasal 7 KODEKI, ‘‘Setiapdokterhanyamemberikanketerangandanpendapat yang telahdiperiksasendirikebenarannya’’ Bab II pasal 12 KODEKI, ‘’Setiapdokterwajibmerahasiakansegalasesuatu yang diketahuinyatentangseorangpasienbahkan juga setelahpasienmeninggaldunia’’ Pasal 267 KUHP : Ancamanpidanauntuksuratketeranganpalsu
Pasal 179 KUHAP: Wajibmemberikanketeranganahli demi pengadilan, keterangan yang