Você está na página 1de 16

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAITUL MAAL WATTAMWIL ( BMT )


YAYASAN AL-MUNAWWAR

BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Koperasi ini bernama Baitul Mal Wattamwil Yayasan Al-Munawwar yang disingkat dengan
"BMT Yayasan Al-Munawwar.", dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut Koperasi.
1. Jenis BMT ini adalah BMT Primer atau BMT Simpan Pinjam
2. BMT ini berkedudukan di Yayasan Al-Munawwar Dusun Desa RT.003 RW.01, Desa
Gegempalan, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat
3. Jangka waktu berdiri BMT dimulai sejak tanggal pembentukan BMT, sampai dengan jangka
waktu yang tidak terbatas, sesuai tujuannya.

BAB II
LANDASAN, AZAS, TUJUAN PRINSIP
Pasal 2
1. BMT berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 juga berdasarkan atas azas kekeluargaan
2. BMT bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya, serta ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
terwujudnya masyarakat maju, adil dan makmur.

Pasal 3
1. BMT melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip BMT, yaitu :
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
b. Pengelolaan BMT dilakukan secara demokratis
c. Pembagian Sisa Partisipasi Anggota dan atau Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian jasa yang terbatas terhadap modal
e. Kemandirian
f. Pendidikan BMT bagi anggota
g. Kerjasama antar BMT
2. BMT sebagai badan usaha dalam melaksanakan usahanya juga menggunakan prinsip-prinsip
ekonomi
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA BIDANG USAHA
Maksud dan Tujuan
Pasal 4
1. BMT bermaksud memenuhi kebutuhan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
2. BMT bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Bidang Usaha
Pasal 5
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka BMT menyelenggarakan usaha sebagai berikut :
1. Melakukan kegiatan simpan pinjam (Unit Simpan Pinjam)
2. Pengadaan barang-barang konsumsi anggota (consumer goods)
3. Pengadaan dan penjualan barang-barang lain
4. Pendidikan dan pelatihan dibidang perkoperasi, peningkatan skala usaha dan manajemen
usaha bagi anggota
5. Kegiatan usaha lainnya yang terkait dengan kebutuhan anggota koperasi maupun untuk
peningkatan skala bisnis dengan anggota sesuai dengan keputusan anggota.
Pasal 6
1. Kegiatan Unit Simpan Pinjam adalah :
a. menghimpun simpanan BMT berjangka dan tabungan BMT dari anggota dan calon
anggota, BMT lain dan atau anggotanya.
b. memberikan pinjaman kepada anggota, calon anggota, dan atau anggotanya; Dalam
memberikan pinjaman Unit Simpan Pinjam wajib memegang teguh prinsip pemberian
pinjaman yang sehat dengan memperhatikan penilaian kelayakan dan kemampuan pemohon
pinjaman.
2. Kegiatan Unit Simpan Pinjam dalam menangani Koperasi lain dan atau anggotanya
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dilakukan berdasarkan perjanjian kerjasama.
3. Untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota, BMT dapat membuka jaringan pelayanan
simpan pinjam :
a. Kantor Cabang yang berfungsi mewakili Kantor Pusat dalam menjalankan kegiatan usaha
untuk menghimpun dana dan penyalurannya serta mempunyai wewenang memutuskan
pemberian pinjaman;
b. Kantor Cabang Pembantu yang berfungsi mewakili Kantor Cabang dalam menjalankan
kegiatan usaha untuk menghimpun dana dan penyalurannya serta mempunyai wewenang
menerima permohonan pinjaman tetapi tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan
pemberian pinjaman;
c. Kantor Kas yang berfungsi mewakili Kantor Cabang dalam menjalankan kegiatan usaha
untuk menghimpun dana.
BAB IV
KEANGGOTAAN
Anggota Koperasi
Pasal 7
1. Anggota Koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa dari kegiatan usaha yang
diselenggarakan Koperasi
2. Setiap anggota harus tunduk pada ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Aturan Rumah
Tangga, Peraturan Khusus dan Keputusan Rapat Anggota
3. Keanggotaan tidak dapat dipindah tangankan kepada siapapun dengan cara apapun

Pasal 8
Persyaratan untuk menjadi anggota Koperasi
1. Warga Negara Indonesia
2. Berprofesi sebagai karyawan atau guru di Yayasan Al-Munawwar Gegempalan
3. Bersedia mematuhi ketentuan yang berlaku pada BMT, sesuai dengan AD/ART BMT
4. Sanggup melunasi simpanan pokok yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar BMT
5. Sanggup membayar simpanan wajib yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar Koperasi
dan pelaksanaanya diatur dalam ART BMT.
6. Menyetujui isi Anggaran Dasar, Aturan Rumah Tangga dan ketentuan yang berlaku di BMT.

Pasal 9
1. Keanggotaan dimulai yang dibuktikan dengan adanya catatan dalam Buku Daftar Anggota,
dan telah melunasi Simpanan Pokok
2. Berakhirnya keanggotaan dalam BMT mulai berlaku dan dibuktikan dengan adanya catatan
dalam Buku Daftar Anggota;
3. Seseorang yang masuk menjadi anggota BMT harus mengajukan surat kepada pengurus, dan
selambat-lambatnya dalam waktu satu bulan pengurus harus memberikan jawaban
4. Bilamana pengurus menolak permintaanya menjadi anggota BMT, maka yang bersangkutan
dapat meminta pertimbangan dalam rapat anggota mendatang
5. Permintaan berhenti harus diajukan secara tertulis kepada pengurus
6. Seseorang yang diberhentikan dari keanggotaan BMT dapat meminta pertimbangan dalam
rapat anggota mendatang
Pasal 10
Keanggotaan dalam BMT berakhir apabila anggota BMT itu :
1. Meninggal dunia,
2. Minta berhenti atas kehendak sendiri
3. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak memenuhi syarat keanggotaan atau melanggar
ketentuan Anggaran Dasar dan Aturan Rumah Tangga BMTi.
4. Dipecat oleh pengurus karena tidak melaksanakan atau mengindahkan kewajiban sebagai
angggota BMT, atau karena berbuat yang merugikan BMT, baik keuangan maupun nama baik
Koperasi.
5. Anggota yang berhenti atau ahli warisnya akan menerima kembali simpanan pokok dan
simpanan wajib yang telah dibayarkan dan hak-hak lainya yang ditetapkan dalam Aturan
Rumah Tangga atau peraturan khusus lainnya.
6. Tidak bekerja lagi di lingkungan Yayasan Al-Munawwar

Pasal 11
Setiap anggota mempunyai hak yang sama terhadap BMT, yaitu :
1. Memanfaatkan kegiatan usaha pelayanan yang diselenggarakan BMT
2. Menghadiri dan berbicara dalam Rapat Anggota
3. Memiliki hak suara yang sama
4. Memilih dan dipilih menjadi Pengurus atau Pengawas
5. Mengajukan pendapat, saran dan usul untuk kebaikan dan kemajuan BMT
6. Memperoleh bagian Sisa Hasil Usaha

Pasal 12
Setiap anggota mempunyai kewajiban yang sama terhadap BMT, yaitu :
1. Membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lainnya yang diputuskan dalam
Rapat Anggota
2. Mematuhi ketentuan Anggaran Dasar, Aturan Rumah Tangga, Keputusan Rapat Anggota dan
ketentuan lainnya yang diberlakukan bagi BMT.
3. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh BMT
4. Menanggung kerugian usaha BMT secara terbatas maksmial sebesar simpanan pokok dan
simpanan wajib.
5. Memelihara semangat kebersamaan dalam rangka kemajuan bersama melalui BMT
berdasarkan azas kekeluargaan.

Pasal 13
1. Keanggotaan BMT tidak dapat dipindahtangankan.
2. Dalam hal anggota meninggal dunia, keanggotaanya tidak dapat diteruskan oleh ahli waris.

Anggota Luar Biasa


Pasal 14
Yang dapat masuk menjadi anggota luar biasa ialah penduduk Indonesia yang memenuhi
beberapa syarat sebagai berikut :
1. mampu melakukan tindakan hukum (dewasa dan tidak berada dalam perwalian dan
sebagainya);
2. mempunyai kegiatan sebagai guru pada Yayasan Al-Munawwar Gegempalan;
3. bertempat tinggal di Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi simpanan pokok sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 48 ayat (1);
5. menyetujui Anggaran Dasar dan ketentuan-ketentuan BMT yang berlaku.

Pasal 15
1. Seseorang yang masuk menjadi angggota luar biasa harus mengajukan surat permohonan
kepada pengurus.
2. Seseorang yang akan berhenti menjadi anggota luar biasa harus mengajukan surat
permohonan kepada pengurus;
3. Seseorang yang menjadi anggota luar biasa mulai berlaku hanya dibuktikan dengan catatan
dalam buku daftar anggota luar biasa;
4. Seseorang yang menjadi anggota luar biasa mulai berakhir hanya dibuktikan dengan catatan
dalam buku daftar anggota luar biasa;
5. Keanggotaan tidak dapat dipindahtangankan kepada orang lain dengan dalih apapun.

Pasal 16
Keanggotaan berakhir bilaman anggota luar biasa :
1. meninggal dunia;
2. mnta berhenti atas kehendak sendiri;
3. diberhentikan oleh Pengurus karena tidak memenuhi lagi syarat keanggotaan;
4. diberhentikan oleh Pengurus karena tidak mengindahkan kewajiban sebagai anggota luar
biasa terutama dalam hal keuangan aatau karena berbuat sesuatu yang merugikan BMT;

Pasal 17
Setiap anggota luar biasa mempunyai kewajiban :
1. mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan yang telah
disepakati dalam Rapat Anggota;
2. berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh BMT;
3. mengembangkan dan memelihara kebersamaan.

Pasal 18
Setiap anggota luar biasa mempunyai hak :
1. menghadiri Rapat Anggota;
2. memanfaatkan BMT dan mendapat pelayanan yang sama 3. anggota luar biasa mempunyai
hak bicara dalam Rapat Anggota Tahunan tetapi tidak boleh memilih dan dipilih menjadi
Pengurus dan Pengawas BMT;
4. anggota Luar Biasa berhak atas Sisa Hasil Usaha sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

BAB V
PENGURUS
Pasal 19
1. Pengurus BMT dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
2. Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi Pengurus sebagai berikut :
a. mempunyai kemampuan pengetahuan tentang perkoperasian, kejujuran, loyal dan
berdedikasi terhadap BMT;
b. mempunyai keterampilan kerja dan wawasan usaha serta semangat kewirausahaan;
c. sudah menjadi anggota BMT sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun kecuali pada saat pendirian
koperasi;
d. antara Pengurus tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda sampai derajat
ketiga;
e. belum pernah terbukti melakukan tindak pidana apapun,terlibat organisasi terlarang seperti
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
3. Anggota Pengurus yang telah diangkat dicatat dalam Buku Daftar Pengurus.
4. Pengurus dipilih untuk masa jabatan 3(tiga) tahun dan dapat dipilih kembali maksimal 1(satu)
kali masa jabatan.
5. Anggota Pengurus yang masa jabatannya telah berakhir dapat dipilih kembali untuk masa
jabatan berikutnya, apabila yang bersangkutan berprestasi bagus dalam mengelola BMT.
6. Sebelum melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai Pengurus, harus terlebih dahulu
mengucapkan sumpah atau janji didepan Rapat Anggota.
7. Tata cara pemilihan pengangkatan, pemberhentian dan sumpah Pengurus diatur dan
ditetapkan*dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 20
1. Jumlah Pengurus terdiri dari sedikit-dikitnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya sesuai
Keputusan Rapat Anggota.
2. Pengurus terdiri dari sekurang-kurangnya :
a. seorang ketua;
b. seorang sekretaris;
c. seorang bendahara.
3. Susunan Pengurus BMT diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga sesuai dengan
kebutuhan organisasi dan kegiatan usaha BMT.
4. Pengurus dapat mengangkat Manajer yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha
BMT.
5. Pengaturan lebih lanjut tentang susunan, tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab dan tata
cara pengangkatan Pengurus dan Pengawasan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga.

Pasal 21
Tugas dan kewajiban Pengurus adalah :
1. Menyelenggarakan dan mengendalikan usaha BMT;
2. Melakukan seluruh perbuatan hukum atas nama BMT;
3. Mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan;
4. Mengajukan rencana kerja, anggaran pendapatan dan belanja BMT;
5. Menyelenggarakan Rapat Anggota serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
kepengurusannya;
6. Memutuskan penerimaan anggota baru, penolakan anggota serta pemberhentian anggota;
7. Membantu pelaksanaan tugas pengawasan dengan memberikan keterangan dan
memperlihatkan bukti-bukti yang diperlukan;
8. Memberikan penjelasan dan keterangan kepada anggota mengenai jalannya organisasi dan
usaha BMT;
9. Memelihara kerukunan diantara anggota dan mencegah segala hal yang menyebabkan
perselisihan;
10. Menanggung kerugian koperasi sebagai akibat karena kelalaiannya, dengan ketentuan :
a. jika kerugian yang timbul sebagai akibat kelalaian seorang atau beberapa anggota
Pengurus maka kerugian ditanggung oleh anggota Pengurus yang bersangkutan;
b. jika kerugian yang timbul sebagai akibat kebijaksanaan yang telah diputuskan dalam
Rapat Pengurus maka semua anggota Pengurus tanpa kecuali menanggung kerugian yang
diderita BMT;
11. Menyusun ketentuan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab anggota Pengurus
serta ketentuan mengenai pelayanan terhadap anggota;
12. Meminta audit kepada BMT Jasa Audit dan atau Akuntan Publik yang biayanya ditanggung
oleh koperasi dan biaya audit tersebut dimasukkan dalam anggaran biaya BMT;
13. Pengurus atau salah seorang yang ditunjuknya berdasarkan-ketentuan yang berlaku dapat
melakukan tindakan hukum yang bersifat pengurusan dan pemilikan dalam batas -batas
tertentu berdasarkan persetujuan tertulis dari Keputusan Rapat Pengurus dan Pengawas
BMT dalam hal-hal sebagai berikut :
1. meminjam atau meminjamkan uang atas nama koperasi dengan jumlah tertentu yang
ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan khusus BMT;
2. membeli, menjual atau dengan cara lain memperoleh atau melepaskan hak atas barang
bergerak milik koperasi dengan jumlah tertentu, yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah
Tangga dan peraturan khusus BMT.

Pasal 22
Pengurus mempunyai hak :
1. Menerima imbalan jasa sesuai keputusan Rapat Anggota;
2. Mengangkat dan memberhentikan manajer dan karyawan BMT;
3. Membuka cabang atau perwakilan usaha baik didalam maupun-diluar Wilayah Republik
Indonesia sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota;
4. Melakukan upaya-upaya dalam rangka mengembangkan usaha BMT;
5. Meminta laporan dari manajer secara berkala dan sewaktu waktu diperlukan.
Pasal 23
1. Pengurus dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota sebelum masa jabatannya berakhir apabila
terbukti :
a. melakukan kecurangan atau penyelewengan yang merugikan usaha dan keuangan dan nama
baik koperasi;
b. tidak mentaati ketentuan Undang-undang Perkoperasian beserta peraturan dan ketentuan
pelaksanaannya, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Keputusan Rapat
Anggota;
c. sikap maupun tindakannya menimbulkan akibat yang merugikan bagi koperasi khususnya
dan koperasi pada umumnya;
d. melakukan dan terlibat dalam tindak pidana yang telah diputus oleh Pengadilan.
2. Dalam hal salah seorang anggota Pengurus berhenti sebelum masa jabatan berakhir, Rapat
Pengurus dengan dihadiri Wakil Pengawas dapat mengangkat penggantinya dengan cara :
a. menunjuk salah seorang Pengurus untuk merangkap jabatan tersebut;
b. mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki jabatan Pengurus tersebut.
3. Pengangkatan pengganti Pengurus yang berhenti sebagaimana diatur dalam ayat (2) harus
dipertanggungjawabkan oleh Pengurus dan disahkan dalam Rapat Anggota berikutnya.

Pasal 24
Syarat-syarat Pengurus adalah antara lain :
1. Tidak menjadi / menjabat sebagai Pengurus BMT lain.
2. Cakap dan memiliki kemampuan serta pengetahuan tentang perkoperasian atau BMT.
3. Jujur, amanah dan memiliki jiwa kepemimpinan serta berkepribadian yang baik.
4. Dapat dan mampu bekerjasama dengan sesama pengurus lainnya, dengan pengawas,
pengelola dan atau pihak lainnya.
5. Terpilih dalam forum Rapat Anggota dan mendapat persetujuan/ disyahkan oleh pimpinan
Rapat dalam Rapat Anggota.
6. Mempunyai komitmen yang kuat untuk kemajuan koperasi dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan dan pelayanan kepada anggotanya.
7. Sehat jasmani dan rohani.
8. Untuk kesinambungan kegiatan dan pengelolaan usaha BMT, disaat pergantian kepengurusan,
pengurus lama dipilih kembali minimal 1 (satu) orang.

Pasal 25
PANITIA PELAKSANA RAT ( RAPAT ANGGOTA TAHUNAN )
1. Untuk kelancaran RAT BMT dibentuk sebuah panitia pelaksana RAT
2. Anggota Panitia yang dipilih dan disusun oleh Pengurus adalah seseorang yang memiliki
kemampuan dan berkepribadian memadai, diambil dari profesional dan atau internal anggota
koperasi itu sendiri, dengan atau tanpa usulan dari peserta rapat
3. Panitia pelaksana RAT bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatu dan segi teknis
administrasi serta membantu pimpinan rapat sampai dengan selesai
4. Panitia pelaksana RAT bertanggungjawab kepada pengurus BMT Yayasan Al-Munawwar

Pasal 26
Tata cara pemilihan Pengurus BMT berdasarkan Sistem Pemilihan Langsung dengan Formatur,
yang dilaksanakan sebagai berikut:
a. Melalui Pemilihan Langsung Rapat Anggota memilih dan menetapkan beberapa orang sebagai
tim formatur/
b. Tim formatur dipilih dan ditetapkan dari : unsur anggota, unsur Pengawas dan unsur
Pengurus.
c. Tim Formatur didampingi Penasehat dan Pembina perkoperasian bersidang untuk memilih dan
menetapkan minimal 3 (tiga) orang calon Ketua Pengurus BMT.
d. Dipandu/ difasilitasi tim formatur tersebut calon-calon Pengurus BMT terpilih tersebut
diserahkan ke forum Rapat Anggota untuk dilakukan pemilihan langsung.
e. Melalui Pemilihan Langsung Rapat Anggota memilih, menetapkan dan memutuskan siapa
yang berhak sebagai Ketua Pengurus BMT Terpilih.
f. Ketua Pengurus BMT terpilih paling lama 7 (tujuh) hari sudah dapat memilih, menetapkan dan
memutuskan susunan kepengurusan BMT periode berikutnya secara lengkap sesuai dengan
peraturan/ ketentuan yang berlaku.
g. Untuk selanjutnya pelaksanaan serah terima jabatan dari Pengurus lama kepada Pengurus baru
BMT dilaksanakan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah terpilihnya Pengurus baru
dengan membuat Berita Acara Serah Terima, dilampiri Kegiatan dan Asset/ keuangan.

BAB VI
PENGAWAS
Pasal 27
1. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
2. Yang dapat dipilih menjadi Pengawas adalah anggota yang memenuhi syarat sebagai berikut :
a. mempunyai pengetahuan tentang perkoperasian pengawasan dan akuntansi, jujur dan
berdedikasiterhadap Koperasi;
b. memiliki kemampuan keterampilan kerja dan wawasan di bidang pengawasan;
c. sudah menjadi anggota sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, kecuali pada saat pendirian
koperasi.
3. Pengawas dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
4. Pengawas terdiri dari sedikit-dikitnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya sesuai
Keputusan Rapat Anggota.
5. Sebelum melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Pengawas, harus terlebih dahulu
mengucap sumpah atau janji didepan Rapat Anggota.
6. Tata cara pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Pengawas diatur dan sumpah
Pengawas ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 28
Hak dan kewajiban Pengawas adalah :
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi;
2. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi;
3. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan;
4. Memberikan koreksi, saran teguran dan peringatan kepada Pengurus;
5. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga;
6. Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan kepada Rapat Anggota.

Pasal 29
Pengawas dapat menerima imbalan jasa sesuai Keputusan Rapat -Anggota.

Pasal 30
1. Pengawas dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota sebelum -masa jabatan berakhir apabila
terbukti :
a. melakukan tindakan, perbuatan yang merugikan keuangan dan nama baik koperasi;
b. tidak mentaati ketentuan Undang-undang Perkoperasian beserta pengaturan, ketentuan
pelaksanaannya, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dengan Keputusan Rapat
Anggota.
2. Dalam hal salah seorang anggota Pengawas berhenti sebelum masa jabatan berakhir, Rapat
Pengawas dengan dihadiri oleh Wakil Pengurus dapat mengangkat pengganti dengan cara :
a. jabatan dan tugas tersebut dirangkap oleh anggota Pengawas yang lain;
b. mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki jabatan Pengawas tersebut;
3. Pengangkatan pengganti Pengawas sebagaimana tersebut dalam ayat (2) diatas, dilaporkan
oleh Pengawas kepada Rapat Anggota yang terdekat setelah penggantian yang bersangkutan
untuk diminta pengesahan dan atau memilih, mengangkat Pengawas yang lain.

BAB VI I
RAPAT ANGGOTA
Pasal 31
1. Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.
2. Rapat Anggota dilaksanakan dengan sistem perwakilan unit kerja di BMT Yayasan Al-
Munawwar
3. Unit Kerja adalah Unit yang telah ditetapkan dibawah naungan Yayayasan Al-Munawwar.
4. Jika Rapat Anggota sah jika yang hadir lebih dari sepertiga dari jumlah perwakilan unit kerja.
5. Unit Kerja dimaksud akan ditetapkan lebih lanjut berjalan sesuai surat keputusan Pengurus
6. Kehadiran anggota yang diwakili oleh perwakilan unit kerja dilaksanakan melalui suart kuasa
dengan jumlah perwakilan maksimal 3 anggota per unit kerja.
7. Jika Rapat Anggota tidak dapat berlangsung karena tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) pasal ini maka rapat ditunda paling lama 7 (tujuh) hari, dan bila pada
rapat kedua tetap tidak tercapai syarat tersebut, maka berlaku syarat-syarat seperti rapat dalam
keadaan luar biasa.

Pasal 32
Rapat anggota menetapkan :
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
2. kebijaksanaan umum dibidang organisasi, manajemen, dan usaha BMT;
3. pemilihan, pengangkatan, pemberhentian Pengurus dan Pengawas;
4. rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja BMT serta pengesahan laporan
keuangan;
5. pengesahan pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas dalam pelaksanaan tugasnya;
6. pembagian Sisa Hasil Usaha;
7. penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran BMT.

Pasal 33
1. Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan
dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
3. Dalam hal dilakukan pemungutan suara, setiap anggota mempunyai hak satu suara.
4. Rapat Anggota untuk menetapkan Anggaran Dasar harus dihadiri sekurang-kurangnya 1/3
dari jumlah anggota BMT dan keputusannya harus disetujui ½ plus 1 dari jumlah anggota
yang hadir.
5. Jika perubahan Anggaran Dasar harus diadakan berhubung dengan ketentuan Undang-undang
atau peraturan-peraturan/Ketentuan-ketentuan pelaksanaannya Rapat Anggota sah bila
dihadiri 1/3 dari perwakilan unit kerja
6. Rapat Anggota untuk penggabungan, peleburan, dan pembagian BMT harus dihadiri sekurang
kurangnya 1/3 dari jumlah perwakilan Unit Kerja, sedangkan keputusannya harus disetujui
oleh sekurang-kurangnya ½ plus 1 dari jumlah anggota yang hadir;
7. Rapat Anggota untuk pembubaran BMT harus dihadiri 1/3 dari jumlah anggota Koperasi,
sedangkan keputusannya harus disetujui oleh suara ½ plus 1 anggota yang hadir.

Pasal 35
1. Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas
mengenai pengelolaan BMT.
2. Rapat Anggota diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam 1 (satu) tahun.

Pasal 36
Segala keputusan Rapat Anggota dicatat dalam sebuah Buku Daftar Berita Acara Rapat Anggota
dan ditandatangani oleh Ketua Rapat dan Sekretaris Rapat.

Pasal 37
Rapat Anggota untuk mengesahkan pertanggungjawaban Pengurus disebut Rapat Anggota
Tahunan diadakan paling lambat 3(tiga) bulan setelah tahun tutup buku.
1. Tanggal dan tempat serta acara Rapat Anggota harus diberitahukan kepada anggota
sekurangkurangnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat.
2. Undangan Rapat Anggota disertai laporan pertanggungjawaban Pengurus dikirim kepada
anggota dalam waktu sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat.
3. Acara dan tata tertib rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dimintakan
pengesahan terlebih dahulu dengan Rapat Anggota.

Pasal 38
1. Selain Rapat Anggota, BMT dapat melakukan Rapat Anggota Luar Biasa.
2. Rapat Anggota luar Biasa dapat diadakan apabila situasi dan kondisi BMT dalam keadaan luar
biasa dan tidak bisa menunggu diselenggarakan Rapat Anggota.
3. Keadaan luar biasa dalam ayat (2) pasal ini adalah :
a. apabila BMT berjalan tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga;
b. apabila perubahan Anggaran Dasar harus diadakan berhubung ketentuan undang-undang atau
peraturan-peraturan/ketentuan-ketentuan pelaksanaannya;
c. apabila keadaan Negara atau karena peraturan-peraturan/ketentuan-ketentuan Penguasa Pusat
maupun setempat tidak memungkinkan untuk mengadakan Rapat Anggota.
4. Rapat Anggota Luar Biasa dapat diadakan :
a. atas permintaan tertulis 1/10 dari jumlah anggota;
b. atas kehendak Pengurus.
5. Rapat Anggota Luar Biasa diadakan atas permintaan anggota apabila anggota menilai bahwa
Pengurus telah melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kepentingan BMT dan
menimbulkan kerugian terhadap BMT.
6. Rapat Anggota Luar Biasa diadakan atas kehendak Pengurus untuk kepentingan
pengembangan BMT.
7. Rapat Anggota Luar Biasa mempunyai wewenang yang sama dengan wewenang Rapat
Anggota sebagaimana dimaksud dalam pasal 18.
8. Rapat Anggota Luar Biasa sah bila dihadiri 1/5 dari jumlah perwakilan unit kerja.

BAB VIII
PENGELOLAAN
Bagian Pertama
Pengurus
Pasal 39
1. Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
2. Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota.
3. Susunan dan nama anggota Pengurus dicatat dalam buku daftar pengurus.
4. Susunan Pengurus sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 7 (tujuh)
orang.
5. Setiap anggota Pengurus tidak diperbolehkan merangkap sebagai Pengawas.
6. Pengurus BMT tidak boleh merangkap sebagai Pengurus BMT lain yang sejenis.

Pasal 40
1. Masa jabatan pengurus 3 (tiga) tahun, terhitung sejak tanggal menerima tugas dan jabatan
sebagai Pengurus, yang dibuktikan dengan Berita Acara dan berakhir pada tanggal
penyerahan tugas dan jabatan sebagai Pengurus kepada Pengurus yang terpilih yang
dibuktikan dengan Berita Acara.
2. Anggota Pengurus yang telah habis masa jabatannya dapat dipilih kembali maksimal 1 (satu)
periode.
3. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota Pengurus adalah sebagai
berikut :
a. anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8;
b. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945;
c. mempunyai sifat kejujuran dan keterampilan kerja;

BAB IX
PEMBUBARAN
Pasal 41
1. Pembubaran BMT dapat dilaksanakan berdasarkan :
a. Keputusan Rapat Anggota;
b. keputusan Pemerintah apabila :
i. terdapat bukti bahwa BMT yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan Undang-
undang tentang Perkoperasian;
ii. kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan;
iii. kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.
2. Pembubaran oleh Rapat Anggota didasarkan pada :
a. jangka waktu berdirinya BMT telah berakhir;
b. atas permintaan sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) dari jumlah anggota;
c. BMT tidak lagi melakukan kegiatan usahanya.

Pasal 42
1. Dalam hal BMT hendak dibubarkan maka Rapat Anggota -membentuk Tim Likuidasi yang
terdiri dari unsur anggota, Pengurus dan pihak lain yang dianggap perlu (Pembina) dan diberi
kuasa untuk menyelesaikan pembubaran dimaksud.
2. Likuidator mempunyai hak dan kewajiban :
a. melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama koperasi dalam penyelesaian;
b. mengumpulkan keterangan yang diperlukan;
c. memanggil Pengurus, anggota dan bekas anggota tertentu yang diperlukan, baik sendiri-
sendiri maupun bersama-sama;
d. memperoleh, menggunakan dan memeriksa segala catatan dan arsip BMT;
e. menggunakan sisa kekayaan BMT untuk menyelesaikan kewajiban BMT baik kepada
anggota maupun kepada pihak ketiga;
f. membuat berita acara penyelesaian dan menyampaikan kepada Rapat Anggota.
3. Pengurus Koperasi menyampaikan keputusan pembubaran koperasi oleh Rapat Anggota
tersebut kepada Pejabat Koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Pembayaran biaya penyelesaian didahulukan dari pada pembayaran kewajiban lainnya.

Pasal 43
1. Seluruh anggota wajib menanggung kerugian yang timbul pada saat pembubaran BMT.
2. Tanggungan anggota terbatas pada simpanan pokok, simpanan wajib yang sudah dibayarkan.
3. Anggota yang telah keluar sebelum koperasi dibubarkan wajib menanggung kerugian, apabila
kerugian tersebut terjadi selama anggota yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi
dan apabila keluarnya sebagai anggota belum melewati jangka waktu 6 (enam) bulan.

BAB X
SANKSI
Pasal 44
1. Apabila Anggota Pengurus melanggar ketentuan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah
Tangga dan peraturan lainnya yang berlaku di BMT dikenakan sanksi oleh Rapat Anggota
berupa :
a. peringatan lisan;
b. peringatan tertulis;
c. dipecat dari keanggotaan atau jabatannya;
d. diberhentikan bukan atas kemauan sendiri;
e. diajukan ke Pengadilan.
2. Ketentuan mengenai sanksi diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XI
SISA HASIL USAHA
Pasal 45
1. Sisa hasil usaha merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi
dengan biaya dapat dipertanggungjawabkan, penyusutan, kewajiban lainnya termasuk pajak
yang harus dibayarkan dalam tahun buku yang bersangkutan.
2. Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dibagikan untuk:
a. cadangan;
b. anggota sesuai transaksi dan simpanannya;
c. pendidikan;
d. insentif untuk Pengurus;
e. insentif untuk Manager dan karyawan.
3. Pembagian Sisa Hasil Usaha dan pendapatan BMT terdiri atas 3 (tiga) bagian:
a. pendapatan yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota BMT;
b. pendapatan diperoleh dari usaha yang diselenggarakan ,untuk bukan anggota; dan
c. pendapatan yang diperoleh dari non operasional.
4. Bagian dari Sisa Hasil Usaha BMT yang diperoleh dari anggota dipergunakan sebagai berikut:
a. untuk cadangan;
b. untuk anggota menurut perbandingan jasanya, dalam usaha BMT untuk memperoleh
pendapatan perusahaan;
c. untuk anggota menurut perbandingan simpanannya dengan ketentuan tidak melebihi suku
bunga yang berlaku pada Bank-bank Pemerintah;
d. untuk dana Pengurus dan Pengawas;
e. untuk Kesejahteraan Pengelola Usaha dan Karyawan BMT;
f. untuk dana Pendidikan BMT;
g. untuk dana Sosial.
5. Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk Pihak bukan Anggota
dibagi sebagai-berikut :
a. untuk cadangan;
b. untuk anggota;
c. untuk dana Pengurus dan Pengawas;
d. untuk dana pengelola dan karyawan;
e. untuk dana Pendidikan BMT;
f. untuk dana Sosial.
6. Bagian dari Pendapatan BMT yang diperoleh dari pendapatan non operasional dipergunakan
sebagai berikut :
a. untuk cadangan;
b. untuk anggota menurut perbandingan simpanannya;
c. c.untuk dana Pendidikan BMT;
d. untuk dana Sosial.
7. Penggunaan dana-dana Pendidikan dan Dana Sosial diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
dan atau diputuskan dalam Rapat Anggota Tahunan.
8. Pembagian dan prosentase sebagaimana dimaksud ayat (4), (5) dan ayat (6) ditentukan dalam
Anggaran Rumah Tangga -dan diputuskan oleh Rapat Anggota.

Pasal 46
1. Bagian Sisa Hasil Usaha untuk anggota dapat diberikan secara langsung atau dimasukkan
dalam simpanan atau tabungan anggota yang bersangkutan sesuai dengan Keputusan Rapat
Anggota.

Pasal 47
1. Cadangan dipergunakan untuk pemupukan modal dan menutup -kerugian BMT sesuai dengan
Keputusan Rapat Anggota.
2. Bagian dari cadangan BMT dapat dibagikan kepada anggota dalam bentuk simpanan khusus,
apabila jumlah cadangan telah mencapai lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah
seluruh simpanan pokok, simpanan wajibdan simpanan khusus anggota.
3. Rapat anggota dapat memutuskan untuk mempergunakan paling tinggi 1/2 (satu per dua)
bagian atau 50% (lima puluh persen) dari jumlah seluruh cadangan untuk perluasan usaha
BMT.
4. Sekurang-kurangnya 1/2 (satu per dua) bagian atau 50% (limapuluh persen) dari uang
cadangan harus disimpan dalam bentuk giro pada Bank yang ditunjuk oleh Pengurus.
5. Anggota BMT yang berhenti dari keanggotaan BMT secara sah dapat memperoleh bagian atas
cadangan BMT berdasarkan prosentase jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib yang
dimilikinya pada BMT, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga.
BAB XII
SIMPANAN ANGGOTA
Pasal 48
1. Setiap anggota harus membayar simpanan pokok secara tunai pada saat masuk menjadi
anggota.
2. Setiap anggota diwajibkan untuk membayar simpanan wajib atau modal penyertaan yang
diperhitungkan sebagai modal dasar yang besarnya ditetapkan dalam Anggaran Rumah
Tangga atau Keputusan Rapat Anggota.
3. Simpanan pokok, simpanan wajib dan modal penyertaan yang disetor kedalam modal-dasar
koperasi tidak diambil selama seseorang masih menjadi anggota.

Pasal 49
1. Untuk meningkatkan pendapatan, Koperasi dapat menginvestasikan modal pada Koperasi
lain, perusahaan lain dalam bentuk saham, obligasi, penyertaan dan sebelumnya harus
mendapat persetujuan Rapat Anggota.
2. Ketentuan dan pengaturan selanjutnya ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga dan atau
peraturan tersendiri.

BAB XIII
MODAL KOPERASI
Pasal 50
1. Koperasi mempunyai modal yang diperoleh dari uang simpanan pokok, simpanan wajib,
simpanan sukarela, uang pinjaman dan penerimaan lain yang sah.
2. Modal dasar yang disetor pada saat pendirian koperasi ditetapkan sebesar Rp. 10.000.000,-
(Sepuluh Juta rupiah) yang berasal dari donatur bebas dan tidak mengikat / simpanan pokok /
simpanan wajib / simpanan sukarela. Untuk memperbesar usahanya, BMT dapat
memperoleh modal pinjaman yang tidak merugikan BMT berupa pinjaman dari :
a. anggota;
b. BMT lainnya dan atau anggotanya;
c. bank dan lembaga keuangan lainnya;
d. penerbitan obligasi dan surat utang lainnya;
e. sumber lain yang sah dari dalam dan luar negeri.

BAB XIV
PEMBUKUAN KOPERASI
Pasal 51
1. Tahun Buku BMT adalah tanggal 1 (satu) Januari - sampai dengan tanggal 31 (tigapuluh
satu) Desember, dan pada akhir bulan Desember tiap-tiap tahun pembukuan BMT ditutup.
2. BMT wajib menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan-sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku di Indonesia dan standar akuntansi BMT pada khususnya serta Standar
Akuntansi Indonesia pada umumnya.
3. Dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah pembukuan koperasi ditutup, maka
Pengurus wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Tahunan yang telah diaudit oleh
Pengawas sesuai ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku dan ditandatangani
oleh semua anggota Pengurus untuk disampaikan kepada Rapat Anggota yang disertai hasil
audit Pengawas.
4. Apabila diperlukan, Laporan Tahunan Pengawas dapat diaudit oleh Akuntan Publik atas
permintaan Rapat Anggota, atau koperasi tidak mengangkat Pengawas tetap, -maka Laporan
Tahunan Pengurus harus diaudit oleh Akuntan Publik sebelum diajukan ke Rapat Anggota
dan hasil audit tersebut menjadi perbandingan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus.
Ketentuan pengaturan lebih lanjut mengenai isi, bentuk, susunan Laporan
Pertanggungjawaban Pengurus dan pelaksanaan audit diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
dan peraturan tertulis.
BAB XV
KESEJAHTERAAN / SOSIAL
Pasal 52
1. BMT mengupayakan bantuan/tunjangan atau imbalan jasa kepada anggota, Pengurus,
Pengawas dan Manager/ karyawan antara lain seperti :
a. Jasa anggota BMT.
b. Bingkisan/ paket.
c. Bantuan pengobatan kesehatan dan atau santunan kepada anggota yang meninggal dunia,
dan yang mengalami musibah.
2. Besarnya jasa, bingkisan dan santunan pada tersebut diatas akan ditetapkan dalam rapat
pengurus dan disampaikan ke dalam Rapat Anggota untuk mendapatkan pengesahan.

BAB XVI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 53
Ketentuan yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dengan peraturan
khusus atau peraturan lainnya atas persetujuan Rapat Anggota.

BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 54
1. Anggaran Rumah Tangga BMT ini disetujui/ disahkan oleh Rapat Anggota/ Rapat Anggota
Tahunan BMT.
2. Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal disahkan/ ditetapkan untuk dapat dijadikan
pedoman kerja dalam menjalankan kegiatan BMT.

Dipersiapkan oleh:

M. TAMIMAH, S.Pd.I ELIA, S.Pd.I ENUR NURJANNAH, S.Pd.I


Sekretaris Bendahara Ketua Koperasi

Diperiksa dan disetujui oleh:

Drs. SABIKHIS, M.Pd Ust. UAN RUJHANUDIN, M.Pd Ust. UBAD BADRUDIN
Ketua Pengawas Anggota Pengawas Anggota Pengawas

DIKETAHUI OLEH ANGGOTA KOPERASI :

NO NAMA UNIT KERJA TANDA TANGAN

6
NO NAMA UNIT KERJA TANDA TANGAN

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34
NO NAMA UNIT KERJA TANDA TANGAN

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62
NO NAMA UNIT KERJA TANDA TANGAN

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

Você também pode gostar