Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
i
SARI
Kata kunci: keterampilan menulis puisi, media audio visual, dan metode video critic.
ii
iii
Disetujui untuk diajukan dalam sidang panitia ujian skripsi Fakultas Bahasa
hari :
tanggal :
iv
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
hari :
tanggal :
Ketua, Sekretaris,
v
NIP 196008031989011001
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun
seluruhnya. Pendapat dan temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
Semarang,
Rokhis Rukhiyanto
NIM 2101409022
vi
Moto
1) Jangan katakan ”wahai Allah, masalahku sungguh besar, tapi katakanlah wahai
2) Sukses itu harus bersyukur, tapi bersyukur itu jauh lebih sukses.
Persembahan
vii
viii
PRAKATA
nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya, karena penelitian ini yang berjudul Peningkatan
Video Critic pada Peserta Didik Kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari dukungan dosen
pembimbing dan teman-teman, baik itu material maupun spiritual. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Agus Nuryatin sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Mimi Mulyani sebagai dosen
skripsi ini.
1) Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah
2) Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan fasilitas
3) Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
ix
4) Kepala sekolah, guru mapel bahasa Indonesia, dan peserta didik kelas VII D SMP
Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara yang telah memberikan izin penelitian dan
5) Bapak dan Ibu yang tidak pernah berhenti menyayangi dan mengasihi lahir dan
batin; adiku tersayang yang selalu memberikan dukungan; serta sahabat, dan
6) Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penelitian dan
Semoga Allah Swt. memberikan pahala kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan pada penelitian ini. Saran dan kritik yang membangun
dunia pendidikan.
Semarang,
Rokhis Rukhiyanto
x
DAFTAR ISI
SARI ......................................................................................................... ii
PERNYATAAN ....................................................................................... vi
xi
xii
3.1.1.3 Observasi........................................................................................ 43
3.1.2.3 Observasi........................................................................................ 47
3.3.2 Variabel Media Audio Visual dengan Metode Video Critic ............. 49
xiii
3.5.2.1 Observasi........................................................................................ 57
xiv
xv
LAMPIRAN.............................................................................................. 136
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Judul Siklus I ...................... 72
Tabel 4.5 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Diksi Siklus I ....................... 74
Tabel 4.6 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Rima Siklus I ...................... 75
Tabel 4.7 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tipografi Siklus I ................ 76
Siklus I .................................................................................. 77
Tabel 4.11 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Judul Siklus II..................... 98
xvii
Tabel 4.13 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Diksi Siklus II..................... 100
Tabel 4.14 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Rima Siklus II..................... 101
Tabel 4.15 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tipografi Siklus II .............. 102
Tabel 4.19 Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II ........... 127
xviii
DAFTAR GRAFIK
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Suasana Kelas saat Guru Baru Memasuki Kelas Siklus I ... 63
Gambar 4.2 Aktivitas Guru dan Peserta Didik pada Kegiatan Awal
Kelompok ........................................................................... 67
Kelompoknya ...................................................................... 68
Gambar 4.9 Suasana saat Guru Baru Memasuki Kelas Siklus II ............ 89
Gambar 4.10 Aktivitas Guru dan Peserta Didik pada Kegiatan Awal
Pembelajaran ....................................................................... 91
Kelompok ......................................................................... 93
xx
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
xxii
BAB I
PENDAHULUAN
hasil pengamatan sastrawan atas kehidupan sekitar yang telah diwarnai dengan sikap
pada umumnya adalah dulce et util, (menyenangkan dan berguna). Karya seni
kenikmatan hidup. Berguna karena dapat memberikan manfaat bagi sesorang untuk
Penciptaan sebuah karya sastra semata-mata dapat dilakukan oleh setiap orang
tanpa adanya latihan, tetapi agar dapat menciptakan sebuah karya sastra yang bagus
harus dimulai dengan banyak belajar, banyak berlatih, dan seringnya berkecimpung
dalam hal-hal yang berkaitan dengan sastra. Kegiatan belajar digunakan untuk
bertujuan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan dalam menikmati dan
1
2
khasanah budaya dan bahasa. Dari berbagai tujuan pembelajaran sastra tersebut,
terdapat satu tujuan pembelajaran yang hanya ada dalam pembelajaran sastra, yaitu
memperhalus budi pekerti. Adanya tujuan memperhalus budi pekerti ini karena di
dalam karya sastra mengandung nilai-nilai moral yang dapat mengantarkan seseorang
menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan menjadikan seseorang lebih
Pembelajaran menulis puisi yang dilaksanakan selama ini masih bersifat teori,
karena guru cenderung menerangkan hal-hal yang bersifat teori. Guru umumnya
menjelaskan hal-hal yang berkenaan dengan teori menulis, kemudian guru memberi
tugas kepada peserta didik untuk membuat puisi, dan di akhir proses tersebut adalah
maksimal karena guru tidak memberikan bimbingan menulis puisi dengan cara
menunjukkan proses pembuatan puisi kepada peserta didik, sehingga ketika diberi
produktif. Produk yang dihasilkan berupa puisi. Puisi yang dihasilkan itu merupakan
penyaluran ide atau gagasan peserta didik dengan mengikuti aturan puisi yang benar.
Di dalam mengekspresikan pikiran menjadi sebuah puisi tentu banyak hambatan yang
3
dihadapi. Maka dari itu, pembelajaran menulis puisi harus dilakukan dengan cara
kreatif dan aktif untuk mengurangi hambatan atau kesulitan yang sering dihadapi.
menulis puisi peserta didik pada proses menentukan tema, mengembangkan tema,
menentukan diksi. Selain itu, sebagian peserta didik juga kurang aktif dalam
kendala pada proses pembuatan puisi yang sering dihadapi sesorang ketika menulis
rendahnya nilai mereka. Nilai yang didapat peserta didik hampir sebagian besar
Berbagai kesulitan tersebut dapat menggugah para guru untuk memilih model,
metode, teknik, dan media yang sesuai sehingga para peserta didik dapat menguasai
kompetensi dasar yang dimaksud yaitu keterampilan menulis puisi. Hal tersebut
pengajarannya serta memilih media yang cocok dan menarik sehingga dapat
prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian
tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran yang baik merupakan hal yang harus
4
diperhatikan oleh guru agar hasil belajar peserta didik dalam menulis puisi dapat
peserta didik untuk aktif dan kreatif sehingga pembelajaran tidak terpusat pada guru.
Oleh karena itu, guru juga dituntut dapat menentukan sumber belajar yang tepat
Metode video critic dengan media audio visual merupakan sebuah metode dan
puisi dengan cara menunjukkan proses pemerolehan diksi untuk penciptaan puisi
secara langsung. Selain itu, metode video critic dapat juga digunakan untuk
mengatasi kesulitan dalam menentukan diksi. Diksi merupakan unsur yang cukup
Penggunaan media audio visual dengan metode video critic dapat dijadikan
strategi oleh guru untuk menarik perhatian peserta didik terhadap pembelajaran
mengatasi kesulitan peserta didik dalam menentukan tema, karena guru telah
memilihkan tema yang mudah sesuai tingkat kemampuan peserta didik. Selain itu,
penggunaan media ini dapat dijadikan sebagai acuan peserta didik dalam menentukan
diksi yang tepat karena peserta didik dapat terbimbing berdasarkan video yang
5
menulis puisi sangat penting bagi peserta didik. Keterampilan menulis puisi dapat
serta bertujuan agar peserta didik dapat menghargai dan mengembangkan karya sastra
Jepara khususnya pada peserta didik kelas VII D masih kurang dan menunjukan hasil
yang kurang memuaskan. Kebanyakan peserta didik yang diajar merasa bosan dan
pembelajaran menulis puisi ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal peserta peserta didik itu sendiri. Sebagian
keterampilan menulis puisi ialah (1) peserta didik kesulitan dalam menentukan tema,
mengembangkan tema, serta dalam menentukan diksi, dan (2) peserta didik merasa
kurang berminat pada pembelajaran karena jenuh dengan penjelasan teori dari guru.
Faktor eksternal yaitu yang berasal dari luar peserta didik atau lingkungan
sekitar peserta didik yaitu guru.Guru umumnya menjelaskan hal-hal yang berkenaan
dengan teori menulis, kemudian guru memberi tugas kepada peserta didik untuk
6
membuat puisi, dan di akhir proses tersebut adalah memberikan penilaian. Proses
belajar yang demikian kurang mendapatkan hasil maksimal, karena guru tidak
puisi kepada peserta didik, sehingga ketika peserta didik diberi tugas menulis puisi
pembelajaran keterampilan menulis puisi. Untuk itu, dalam penelitian ini berusaha
Salah satu solusi yang diberikan dalam penelitian ini terutama berkenaan dengan
menulis puisi adalah dengan menggunakan media audio visual dengan metode video
critic.
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas
7
media audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D
audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D SMP N 2
Welahan?
berikut.
menggunakan media audio visual dengan metode video critic pada peserta didik
media audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D
8
3. Untuk mendeskripsikan perubahan tingkah laku peserta didik kelas VII D SMP N
dan praktis.
1. Manfaat Teoretis
pembelajaran sastra pada umumnya dan penggunaan media audio visual dengan
2. Manfaat Praktis
bagi peserta didik, guru, dan peneliti yang lain. Bagi peserta didik, pembelajaran
pikir dan kreatifitas peserta didik dalam menulis puisi, membiasakan diri peserta
didik dalam menulis puisi, dan meningkatkan keterampilan dan minat peserta didik
9
Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan umpan balik bagi guru untuk
itu, penelitian ini dapat memberikan masukan pada guru mengenai penggunaan media
audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D SMP N 2
sekolah dan meningkatkan prestasi peserta didik dalam hal menulis. Penelitian ini
juga memberikan sebuah bentuk media baru dalam pembelajaran kompetensi menulis
puisi.
Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan pelengkap terutama
dalam hal bagaimana cara meningkatkan menulis puisi menggunakan media audio
visual dengan metode video critic. Penelitian ini juga dapat dijadikan dasar untuk
penelitian selanjutnya.
10
BAB II
Abdurrahman (2007), Mislichah (2008), dan Ngainah (2008). Semua penelitian yang
Menulis Puisi dengan Media Lirik Lagu Iwan Fals Melalui Metode Latihan
Terbimbing pada Peserta didik Kelas X-2 SMA Tunas Patria Ungaran menunjukkan
adanya peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam menulis puisi. Skor rata-
rata kelas pembelajaran menulis puisi pada prasiklus sebesar 57,24 dan pada siklus I
diperoleh skor rata-rata kelas 69,32. Dengan demikian, kemampuan menulis puisi
dari prasiklus sampai siklus I mengalami peningkatan sebesar 21,10%. Adapaun pada
siklus II kemampuan menulis puisi dari siklus I meningkat sebesar 13,44%. Jadi,
37,78%.
(2007) adalah sama-sama meneliti pada aspek pembelajaran menulis puisi. Yang
beda hanya media dan metode pembelajaran yang digunakan. Metode yang
10
11
digunakan pada penelitian tersebut adalah metode latihan terbimbing melalui media
lirik lagu, sedangkan media dan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
Gunung Pati Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. Hasil penelitian ini disimpulkan
pengamatan objek secara langsung. Besarnya peningkatan itu dapat dilihat dari proses
prasiklus sampai siklus II. Pada prasiklus skor rata-rata kelas sebesar 60, dan pada
siklus I skor rata-rata kelas diperoleh 72,1 yang artinya terjadi peningkatan sebesar
31, 8%. Kemudian pada siklus II skor rata-rata kelas meningkat lebih baik lagi
menjadi 80,4 atau mengalami peningkatan sebesar 21,8% dibandingkan hasil pada
siklus I.
penelitian ini, yaitu sama-sama jenis penelitian pada aspek pembelajaran menulis
menggunakan media dan metode yaitu media audio visual dengan metode video
critic.
12
kemampuan peserta didik dalam menulis puisi. Hasil analisis data dari siklus I ke
siklus II terus mengalami peningkatan. Hasil tes siklus I menunjukkan skor rata-rata
sebesar 59, kemudian siklus II memperoleh rata-rata kelas sebesar 79 dan termasuk
dalam kategori baik. Peningkatan hasil tes menulis kreatif puisi dari siklus II sebesar
21,1 %.
penelitian ini yaitu sama-sama jenis penelitian pada aspek pembelajaran menulis
puisi. Perbedaanya terletak pada metode serta penggunaan media audio visual yang
Panorama serta Teknik Pemberian Kata Kunci Peserta Didik Kelas VII A SMP
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis pada peserta didik. Hasil tes
pratindakan menunjukkan skor rata-rata kelas sebesar 58,90. Selanjutnya pada siklus
I meningkat 12.17 atau 20,66 menjadi 71,07. Pada siklus II meningkat lagi sebanyak
13
peningkatan kemampuan menulis sebesar 21,64 atau 36,74% dari prasiklus ke siklus
II.
persamaan dengan penelitian ini, yaitu sama-sama berjenis penelitian pada aspek
penelitian ini menggunakan media audio visual dengan metode video crtitic.
Penelitian menulis puisi juga dilakukan oleh Ngainah (2008) yang berjudul
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Media Musik dan Gambar pada
Peserta didik Kelas VII SMP Negeri 3 Ungaran, disimpulkan bahwa nilai rata-rata
kelas pada siklus I adalah 73,36. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II rata-rata
kelas menjadi 81. Peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II sebesar 71,16%.
dengan penelitian ini yaitu sama-sama berjenis penelitian pada aspek pembelajaran
sedangkan media yang digunakan pada penelitian ini adalah media audio visual.
bahwa keterampilan menulis puisi peserta didik dapat ditingkatkan melalui metode
14
pendukungnya dapat berupa lirik lagu dan gambar. Penelitian mengenai peningkatan
keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, sebagai pengembangan penelitian
dengan metode video-crtitic, karena media dan metode yang digunakan dapat
memperoleh diksi. Selain itu, media dan metode pada penelitian ini juga dapat
memudahkan peserta didik dalam menulis puisi, karena mempermudah peserta didik
dalam memperoleh diksi dari video yang ditayangkan. Peserta didik juga dajak untuk
aktif dalam pembelajaran menulis puisi ini karena penggunaan metode video critic
dalam pembelajaran ini peserta didik akan diajak untuk aktif mengkritik video yang
ini. Teori-teori yang digunakan dalam landasan teoretis ini mencakup hakikat puisi,
15
Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra. Puisi sebagai salah satu karya
puisi, pembaca dituntun untuk dapat merasakan apa yang dirasakan oleh pengarang.
pembaca, terutama untuk memperhalus budi pekerti. Pada bagian ini akan dibahas
“membuat” atau poesis “pembuatan”, dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau
poetry. Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena melalui puisi pada
dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi
puisi adalah hasil pengungkapan kembali segala peristiwa atau kejadian di dalam
kehidupan nyata. Tentu kehidupan yang terjadi pada sebuah karya sastra khususnya
16
Sementara itu, Jalil (1985:1) menyatakan bahwa puisi adalah sebuah karya
sastra yang merupakan pancaran kehidupan sosial, kejolak kejiwaan, dan segala
aspek yang ditimbulkan oleh adanya interaksi, baik secara langsung maupun tidak
langsung, secara sadar atau tidak sadar dalam suatu masa atau periode tertentu.
Pancaran itu sendiri berlaku untuk sepanjang masa selama nilai-nilai estetis dari
karena puisi lebih terpusat dan terorganisir. Pengalaman-pengalaman itu dapat berupa
pengalaman yang baik atau pengalaman yang tidak baik. Melalui puisi, seseorang
atau pun kehidupan orang lain. Pengabadian itu tidak hanya digunakan untuk
mengingat-ingat tentang kehidupan yang telah dijalani, tetapi juga digunakan untuk
(dalam Aminuddin 2002:134) adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan
kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti
halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan
penulisnya. Melalui puisi seseorang diajak oleh suatu ilusi tentang keindahan,
terbawa dalam suatu angan-angan, sejalan dengan keindahan penataan unsur bunyi,
17
Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan
diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imanjinatif)
singkat atau padat, namun dapat mewakili makna yang lebih luas dan lebih banyak.
Dari berbagai definisi mengenai puisi di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi
oleh penulis sendiri atau yang dialami oleh orang lain ke dalam bentuk tulisan dengan
digunakan yang dilihat dari mudah atau sukarnya puisi itu dipahami. Dalam hal ini
puisi dibagi menjadi dua macam, yaitu puisi transparan atau puisi diafan dan puisi
prismatik. Puisi transparan adalah puisi yang mudah dipahami, tidak ada kata-kata
atau lambang yang sukar dipahami, sedangkan puisi prismatik lebih sukar dipahami
karena banyak kata-kata yang memiliki makna ganda dan memerlukan penafsiran.
mendefinisikan puisi transparan atau puisi diafan sebagai pusi yang kata-katanya
18
lambang atau kiasan. Dengan adanya lambang-lambang atau kiasan, membuat orang-
orang awam terhadap masalah puisi dibandingkan dengan puisi berjenis diafan.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa puisi diafan atau puisi
transparan adalah puisi yang maknanya mudah dipahami atau lebih bersifat terbuka,
sedangakan puisi prismatik adalah puisi yang maknanya sukar dipahami, sehingga
perlu pemahaman dan penafsiran yang mendalam untuk bisa memahami puisi
prismatik. Jenis puisi yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah puisi diafan.
Pada bagian ini akan dibahas mengenai unsur-unsur puisi, yaitu diksi,
2.2.1.3.1 Diksi
dipilih dan disusun dengan cara sedemikian rupa sehingga artinya menimbulkan
imajinasi estetis, maka hasilnya disebut diksi puitis. Diksi sendiri berfungsi untuk
mempertimbangkan berbagai aspek estetetis, maka kata-kata yang sudah dipilih oleh
penyair untuk puisinya bersifat absolut dan tidak bisa diganti dengan padan katanya
19
sekalipun maknanya tidak berbeda. Bahkan sekalipun unsur bunyinya hampir mirip
dan maknanya sama, kata yang sudah dipilih itu tidak dapat diganti. Jika kata itu
pertimbangan dari segi mode, bentuk dan makna yang dipergunakan sebagai sarana
menkonsentrasikan gagasan. Dalam hal ini, faktor personal pengarang untuk memilih
kata-kata yang paling menarik perhatiannya berperan penting. Pengarang dapat saja
memilih kata dan ungkapan tertentu sebagai siasat untuk mencapai efek yang
diinginkan. Menurut Sayuti (2002:143), diksi sebagai salah satu unsur yang
membangun keberadaan puisi berarti pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair
tertentu yang sengaja dipilih oleh pengarang. Mengingat bahwa karya fiksi adalah
dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata tersebut
20
rangka menumbuhkan suasana puitis yang akan membawa pembaca pada kenikmatan
mencapai diksi yang baik seorang penulis harus memahami lebih baik masalah kata
dan maknanya, harus tahu memperluas dan mengaktifkan kosa kata yang sesuai
dengan situasi yang dihadapi dan harus mengenali dengan baik macam corak gaya
mempunyai sudut pandang yang berbeda pula, salah satunya adalah Parera. Menurut
1. Diksi sesuai dengan kaidah umum atau perangkat kebiasaan, yang meliputi diksi
2. Diksi sebagai kaidah sosial pemakainya yang meliputi pilihan kata umum, pilihan
3. Diksi sesuai dengan ragam pemakainya meliputi kata baku, pilihan kata formal,
kata kosultatif, pilihan kata santai, pilihan kata akrab, dan pilihan kata rahasia.
4. Diksi dalam retorik yang meliputi bentuk tunggal, bentuk terurai, kata tunggal-
tersurat bentuk tersirat, kata kuat, kata-kata lemah. Kata kongkret kata abstrak.
21
kata umum istilah, kata bahasa Indonesia-kata serapan, padanan kata terjemahan.
meliputi penggunaan kata umum dan kata khusus, kata konkret dan kata abstrak, kata
ilmiah dan kata populer, kata jargon, kata percakapan dan penggunaan kata slang.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa diksi merupakan pilihan kata
yang digunakan penyair untuk menyatakan kata-kata mana yang tepat untuk
mengungkapkan suatu ide atau gagasan sesuai dengan perasaan, isi pikiran, dan
pengalaman jiwa.
1) Fungsi Diksi
secara lembut dan bersifat ekonomis, jadi kata-kata yang berada dalam lirik puisi atau
lagu sebagai bagian sastra populer hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga
yang akan disampaikan dan tingkat perasaan serta suasana batinya juga
alasannya karena ketepatan pilihan kata dan ketepatan penempatannya, maka kata-
22
kata itu seolah memancarkan daya gaib yang mampu memberikan sugesti kepada
mengemukakan bahwa bila kata-kata dipilih dan disusun dengan cara sedemikian
rupa hingga artinya menimbulkan imajinasi estetik, maka hasilnya diksi puisi. Jadi
kata supaya tepat dan menimbulkan gambaran yang jelas dan padat itu penyair mesti
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi diksi adalah sebagai
berikut.
atau pendengar.
23
2.2.1.3.2 Pengimajian
dilihatnya, dan dirasakannya dapat juga dirasakan oleh pembaca. Atas dasar inilah
pengimajian pembaca untuk dapat merasakan apa saja yang dirasakannya. Suharianto
yang semula abstrak menjadi konkret sehingga dapat dengan mudah ditangkap oleh
pancaindera.
pengertian imajinasi adalah daya bayang, daya fantasi, daya khayal, tetapi bukanlah
khayalan atau lamunan. Imajinasi tidaklah sama dan persis dengan realita yang
sesunguhnya (realita objektif), dan imajinasi tentang sesuatu tidaklah sama pada
abstrak dalam puisi sehingga pembaca lebih mudah memahami secara keseluruhan
bahwa pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau
mengonkretkan apa yang dinyatakan oleh penyair. Melalui pengimajian, apa yang
24
digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imaji visual), didengar (imaji auditif), atau
adalah turun-naiknya suara secara teratur, sedangkan rima atau sajak adalah
persamaan bunyi.
Menurut Doreksi (dalam Badrun 1989:78) irama lebih kurang dapat diartikan
Dalam puisi (khususnya puisi lama), irama berupa pengulangan yang teratur suatu
baris puisi menimbulkan gelombang yang menceritakan keindahan. Irama dapat juga
2003:12).
25
bahwa irama adalah turun naiknya suara secara teratur yang menimbulkan gelombang
Secara harfiah tiporgrafi berarti seni mencetak dengan desain khusus, susunan
tipografi disebut juga ukiran bentuk, ialah susunan baris-baris atau bait-bait suatu
menampilkan artistik visual, juga untuk menciptakan nuansa makna dan suasana
tertentu. Tipografi juga berperan dalam menunjukkan adanya loncatan gagasan serta
penyairnya.
bahwa tipografi merupakan tata wajah yang berupa penyusunan baris-baris bait, atau
26
letak bait-bait dalam puisi, juga penggunaan tanda baca. Tipografi digunakan
2.2.1.3.5 Tema
Menurut Badrun (1989:106) tema adalah ide dasar dalam penciptaan karya
Pemilihan itu berdasarkan pemikiran dan pertimbangan tertentu, maka karya sastra
yang diciptakan menjadi lebih menarik. Tema mencakup segala aspek kehidupan,
Dari penjelasan tentang tema di atas dapat disimpulkan bahwa tema adalah isi
duta perasaan dan pikiran penyair. Melalui puisi yang dituliskan itu, penyair selalu
berusaha agar apa yang terkandung dalam perasaan dan pikirannya dapat terwakili.
Karena kata adalah alat yang dimiliki penyair, maka setiap penyair akan berusaha
27
bahwa nada dan suasana atau sikap penyair digambarkan pada suasana, benda-benda,
keadaan dan sebagainya yang ditangkap oleh indera penyair. Nada-nada diungkapkan
dengan nada dalam dunia perpuisian adalah sikap sang penyair terhadap pembacanya,
atau dengan perkataan lain nada adalah sikap penyair terhadap para penikmat
karyanya. Nada yang dikemukakan berhubungan dengan tema dan rasa yang
hati penyair saat menulis puisi. Perasaan penyair ikut terekspresikan dalam puisi.
Nada adalah sikap penyair kepada pembaca, sedangkan suasana adalah keadaan jiwa
pembaca setelah membaca puisi. Puisi juga mengungkapkan nada dan suasana
kejiwaan. Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca. Dari sikap itulah
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perasaan, nada, dan suasana
berperan sebagai pendukung makna dalam puisi. Perasaan, nasa, dan suasana
perasaan penyair. Perasaan penyair tersebut akan mempengaruhi nada puisi, yang
28
2.2.1.3.8 Amanat
Amanat, pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah
membaca puisi (Waluyo 2003: 40). Penghayatan terhadap amanat sebuah puisi tidak
yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah kita memahami tema,
rasa, dan nada puisi. Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk
menciptakan puisinya. Amanat tersirat di balik kata-kata yang disusun dan juga
menulis mempunyai dua arti, pertama, menulis berarti mengubah bunyi yang dapat
didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat. Kedua, kata menulis mempunyai
seseorang harus benar-benar cerdas, harus benar-benar meguasai bahasa, harus luas
kreatif mempunyai arti (1) memiliki daya cipta :pekerjaan yang menghendaki
29
merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa. Menulis dapat digunakan sebagai
secara tidak langsung. Dalam kegiatan menulis puisi seseorang penulis diharuskan
1. Sebelum menulis puisi, pahami dulu apa itu puisi. Bisa dengan mulai
membaca puisi yang ada dibuku, majalah, atau media massa. Baca juga buku
tentang puisi. Setelah banyak membaca puisi tentu sedikit atau banyak aka
3. Coba bawa catatan atau buku kecil . Ketika muncu idea tau inspirasi, ilham,
langsung saja ditulis, sebab saat ide tersebut terlewat, untuk waktu tertentu ide
30
4. Tulislah puisi, jangan ragu, takut, atau malu. Tulis apa saja yang ada
5. Baca dan perbaiki. Setelah selesai menulis puisi coba endapkan sebentar
beberapa jam atau beberapa hari kemudian. Setelah itu, baca lagi puisi
6. Setelah selesai menulis puisi, coba uji puisi. Dengan mengirim ke media
massa atau minta kritik saran dari teman, guru, orangtua, atau siapa saja.
7. Kalau puisi tersebut tidak dikirimkan karena suatu alas an, bisa disimpan
sebagai kenang-kenangan. Puisi adalah karya seni yang sangat pribadi, kalau
memang tidak laku dijual ke media atau penerbit, puisi tersebut masih pantas
dalam Arsyad (2002:3) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan
31
bahwa media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan
sikap.
Dari beberapa definisi media di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah
seseorang, alat, bahan, atau peristiwa yang digunakan untuk menyampaikan informasi
dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu (1) media cetak, (2) media audio
visual, (3) media yang berdasarkan komputer, dan (4) media gabungan teknologi
serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol serupa.
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar (Djamarah 2006:124). Sejalan dengan pengertian media audio visual yang
diberikan oleh Anitah (2010:55) adalah media yang menunjukkan unsur auditif
32
Dari tiga definisi media audio visual di atas, dapat disimpulkan bahwa media
audio visual adalah media yang dalam penggunaannya melibatkan dua unsur, yaitu
unsur suara (unsur yang didengar) dan unsur gambar (unsur yang dilihat).
Salah satu contoh dari media audio visual adalah film dan video. Film dan
Kedua jenis media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan untuk hiburan,
Di bawah ini akan dijelaskan beberapa kelebihan dan kekurangan dari media
pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta didik. Bahkan, film dan
video, seperti slogan yang sering didengar, dapat membawa dunia ke dalam
kelas.
2) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara
3) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil,
33
4) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame, film
yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan
dalam satu atau dua menit. Misalnya, bagaimana kejadian mekarnya bunga mulai
1) Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang
banyak. Hal ini dapat diatasi dengan mengunduh video internet, sehingga dapat
semua peserta didik mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui
film tersebut. Hal ini dapat diatasi dengan memutarkan ulang video yang telah
dengan penuh.
3) Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
belajar yang diinginkan. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan pembuatan
atau pencarian film ataupun video yang disesuaikan dengan materi pembelajaran.
34
Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian metode video critic, langkah-
Pada dasarnya, video critic terdiri atas dua kata yaitu video dan critic. Kamus
gambar pada pesawat televisi; 2) rekaman gambar hidup atau program televisi untuk
Dari kedua pengertian istilah video dan kritik di atas, maka dapat disimpulkan
pengertian video critic adalah tanggapan atau pertimbangan baik buruk terhadap
suatu hasil karya yang ditayangkan melalui gambar hidup atau melalui video.
125) dalam bukunya Active Learning, namun Silbermen tidak secara lengkap
35
(2) Beritahukan kepada mereka sebelum menonton video bahwa Anda ingin mereka
(3) Minta mereka untuk mencatat segala sesuatu yang terjadi selama video tersebut
berlangsung.
(4) Setelah penayangan video, bagilah peserta didik dalam beberapa kelompok.
(5) Minta tiap kelompok mencatat dan mendiskusikan apa saja yang telah mereka
(6) Mintalah tiap kelompok untuk memaparkan tentang apa telah yang mereka
diskusikan.
(7) Bahas bersama-sama tentang video tersebut. Bisa juga sesekali menayangkan
agar peserta didik aktif dalam menyaksikan suatu video yang diputarkan guru. Peserta
didik diajak berperan sebagai juri untuk mengomentari video yang telah ditayangkan,
sehingga kepercayaan diri peserta didik akan terbangun lebih dulu. Hidayat (dalam
yang menyajikan video-video membuat peserta didik pasif. Namun, dengan video
critic ini menjadi salah satu cara agar memotivasi peserta didik untuk aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
36
kekurangan. Kekurangan metode video critic yaitu suasana kelas bisa menjadi sangat
ramai ketika peserta melihat tayangan video yang mungkin dianggap lucu oleh
mereka, sehingga guru harus pandai mengendalikan suasana kelas supaya tidak
mengganggu kelas lain. Metode ini juga memiliki ketergantungan terhadap sumber
listrik pada saat metode ini digunakan dalam pembelajaran. Apabila listrik mati pada
diteruskan.
(3) Guru meminta peserta didik untuk fokus memperhatikan video dan
memperhatikan beberapa faktor, yang meliputi (a) apa yang dilihat, (b) apa yang
didengar, (c) hal-hal yang berkesan, (d) perasaan setelah melihat tayangan video;
(4) Guru meminta peserta didik untuk mengkritik dari video yang baru saja diputar
37
(5) Perwakilan peserta didik menyampaikan hasil kritikannya terhadap video yang
telah ditayangkan;
perasaan secara apresiatif dalam bentuk puisi sebagai sesuatu yang bermakna dengan
langsung dapat baik, tetapi kemampuan menulis puisi akan tumbuh dan berkembang
Keterampilan menulis puisi pada peserta didik kelas VII D SMP N 2 Welahan
Kabupaten Jepara masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh kurang mampu dan
kreatifnya peserta didik dalam menentukan diksi yang tepat, membentuk rima yang
dapat mendukung makna puisi, menentukan tipografi yang sesuai, serta dalam
menentukan kesesuaian isi dengan tema. Kekurangan ini disebabkan oleh guru dalam
ceramah masih menjadi prioritas utama dalam mengajarkan menulis puisi. Karena
metode ceramah inilah, peserta didik mudah mengalami rasa jenuh pada waktu
38
Selama ini menulis puisi dirasakan oleh peserta didik sebagai materi yang
sulit. Untuk mengatasi hal itu, penelitian ini menggunakan media audio visual dengan
metode video critic sebagai media dan metode yang dapat menarik peserta didik.
Penggunakan media dan metode dalam penelitian ini dapat menghindarkan rasa
bosan peserta didik terhadap pembelajaran menulis puisi. Selain itu, penggunaan
media dan metode ini dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
menemukan diksi untuk dijadikan puisi karena peserta didik dapat mengetahui proses
metode video critic diharapkan dapat menarik dan memotivasi peserta didik untuk
dapat tercapai. Selain itu, diharapkan terjadi perubahan sikap ke arah yang positif
visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D SMP N 2 Welahan,
maka keterampilan peserta didik akan meningkat dan perilaku peserta didik dalam
39
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau biasa disebut PTK.
Penelitian tindakan kelas adalah kegiatan mencermati sekelompok peserta didik yang
sedang melakukan proses belajar dengan suatu cara tertentu dengan tujuan
Proses PTK ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri
atas empat tahap, yaitu; (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi atau pengamatan,
dan (4) refleksi. Jika tindakan siklus I rata-rata nilai peserta didik belum mencapai
target yang telah ditentukan, maka akan dilakukan tindakan siklus II. Proses
Siklus I Siklus II
4. Refleksi 2. Tindakan 4. Refleksi 2. Tindakan
3.Pengamatan 3.Pengamatan
39
40
dan refleksi. Masing-masing tahapan tersebut akan diuraikan lebih lanjut sebagai
berikut.
3.1.1.1 Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang digunakan pada penelitian ini
dihadapi. Pada tahap ini guru berkoordinasi dengan guru mata pelajaran bahasa
puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic dengan menyusun
rencana pembelajaran terlebih dahulu sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan.
Rencana pembelajaran ini dilakukan sebagai program kerja atau pedoman guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal
pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi foto. Pada tahap ini peneliti juga
41
3.1.1.2 Tindakan
pada tahap perencanaan. Pelaksanaan tindakan dalam siklus I meliputi kegiatan awal,
Pada tahap ini guru memberikan apersepsi kepada peserta didik mengenai
agar tiap peserta didik menerima pelajaran dengan baik. Kegiatan ini berupa
audio visual dengan metode video critic. Kegiatan apersepsi juga dapat dilakukan
Penyampaian tujuan serta manfaat pembelajaran menulis puisi yang akan dicapai
metode video critic. Melalui video peserta didik dibantu guru membuat puisi
berdasarkan video yang telah diputarkan. Dalam kegiatan peserta didik diajak
42
mendiskusikan hal-hal yang dilihat peserta didik dari video yang telah diputarkan,
kemudian dari hasil diskusi tersebut akan dipaparkan oleh peserta didik yang
peserta didik kemudian peserta didik secara individu membuat puisi dari video
yang telah diputarkan sebagai penilaian akhir. Setelah peserta didik selesai
membuat puisi, guru menunjuk beberapa peserta didik untuk membacakan puisi
yang telah dibuat. Pada tahap terakhir, peserta didik dan guru membahas puisi
puisi. Selain itu, guru juga memberikan beberapa pertanyaan singkat yang
berkaitan dengan materi menulis puisi yang telah disampaikan. Kegiatan ini
43
puisi.
3.1.1.3 Observasi
lembar observasi, guru mengamati tingkah laku peserta didik selama pembelajaran
berlangsung.
kepada peserta didik untuk mengetahui tanggapan, kesan, dan pesan peserta didik
terhadap materi, proses pembelajaran, dan sumber belajar yang digunakan guru dalam
kegiatan pembelajaran. Melalui lembar jurnal ini dapat diketahui kekurangan atau
puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, guru melakukan
sikap positif dan negatif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi.
3.1.1.4 Refleksi
pada peserta didik, guru, dan suasana kelas. Pada tahap ini, peneliti melakukan
44
analisis hasil tes, hasil observasi, hasil jurnal, dan hasil wawancara yang telah
dilalukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran. Refleksi siklus I digunakan
untuk mengubah strategi dan sebagai perbaikan pembelajaran pada siklus II.
setelah diketahui hasil kemampuan menulis puisi dan perubahan perilaku peserta
3.1.2.1 Perencanaan
rencana pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I. Dalam tahap ini guru
pada siklus I. Guru juga menyiapkan lemar observasi , lembar jurnal, lembar
wawancara, pedoman evaluasi, dan dokumentasi yang berupa foto. Selanjutnya guru
45
3.1.2.2 Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada siklus II berbeda dengan tindakan pada siklus
I. Tindakan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan tindakan pada siklus
I.
guru menanyakan kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam menulis puisi
melalui media audio visual dengan metode video critic. Kemudian peserta didik
diberi arahan dan bimbingan agar dalam pelaksanaan kegiatan menulis puisi
terlebih dahulu peserta didik membahas tugas yang diberikan pada pembelajaran
dengan menekankan pada kesulitan yang dialami peserta didik. Kemudian guru
memutarkan video kepada peserta didik. Melalui video yang telah diputarkan
46
peserta didik kemudian peserta didik secara individu membuat puisi berdasarkan
video yang telah diputarkan. Setelah peserta didik selesai membuat puisi, guru
menunjuk beberapa peserta didik untuk membacakan puisi yang telah dibuat.
Pada tahap terakhir, peserta didik dan guru membahas puisi yang telah ditulis
puisi. Selain itu, guru juga memberikan pertanyaan singkat berkaitan dengan
materi menulis puisi yang telah disampaikan. Kegiatan ini dilakukan untuk
memberikan dorongan dan motivasi kepada peserta didik untuk selalu belajar dan
47
3.1.2.3 Observasi
peserta didik untuk mengetahui tanggapan, kesan, dan pesan peserta didik selama
mengikuti pembelajaran. Pada siklus II ini, dilihat dari hasil tes dan perilaku peserta
didik dalam mengerjakan tugas dan keaktifan peserta didik dalam bertanya dan
menjawab pertanyaan
3.1.2.4 Refleksi
keterampailan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic dan perubahan tingkah laku peserta didik setelah mengikuti kegiatan
Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis puisi pada peserta didik
kelas VII D SMP N 2 Welahan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII D sebagai
terutama pada aspek menulis puisi. Hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia
48
yang mengajar di kelas VII D, guru tersebut menyatakan bahwa peserta didik
kesulitan terhadap pemerolehan diksi atau kata-kata kias. Selain itu, kurangnya
respon peserta didik terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada materi
penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang
dipengaruhi. Variabel bebas pada penelitian ini adalah media audio visual dan metode
mengungkapkan ide-ide kreatifnya berupa diksi-diksi puisi dalam bentuk puisi dan
menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Kedua hal tersebut
ini.
49
Target tingkat keberhasilan setiap peserta didik ditetapkan jika peserta didik
mampu menulis puisi, yakni mampu memilih judul, keseuaian isi dengan tema, diksi,
untuk memberikan pengarahan yang jelas kepada peserta didik dalam membuat puisi
agar hasil yang diperoleh baik. Melalui media audio visual dengan metode video
critic peserta didik dapat menemukan inspirasi untuk membuat puisi setelah
menyimak video yang diputarkan. Selanjutnya inspirasi itu diwujudkan dalam bentuk
diksi puisi melalui kegiatan berdiskusi. Metode video critic digunakan untuk
merangsang peserta didik menemukan diksi dari video yang telah ditayangkan.
Selain media audio visual, peserta didik juga akan lebih aktif dan kreatif
karena menggunakan metode video critic dalam proses pembelajaram menulis puisi.
Dalam proses pembelajaran melalui media audio visual dengan metode video critic,
peserta didik dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi dan merubah perilaku
peserta didik ke arah yang lebih baik dalam proses pembelajaran menulis puisi.
instrumen tes dan nontes. Berikut uraian tentang kedua instrumen penelitian tersebut.
50
Bentuk instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini tidak hanya
memfokuskan penilaian pada diksi saja, tetapi penilaian didasarkan pada keseluruhan
unsur pembangun puisi. Aspek yang dinilai antara lain pemilihan judul, kesesuaian isi
dengan tema, diksi, rima , dan tipografi. Untuk mengetahui kemampuan peserta didik
dalam menulis puisi terutama pada menulis puisi dilakukan dengan pembobotan nilai
yang lebih tinggi pada diksi dari unsur-unsur puisi lainnya. Berikut rubrik penilaian
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.
Skala Penilaan
No. Aspek Penilaian Bobot Skor
1 2 3 4 5
1. Judul 4 20
2. Kesesuaian isi dengan 4 20
tema
3. Diksi 6 30
4. Rima 4 20
5. Tipografi 2 10
Jumlah 20 100
51
52
sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Penggolongan pedoman
53
Jumlah 100
54
keaktifan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Hal-hal yang diamati
yaitu perilaku positif dan perilaku negatif peserta didik dalam proses pembelajaran.
Pedoman jurnal dalam penelitian ini ada dua, yaitu jurnal peserta didik dan
jurnal guru. Untuk jurnal peserta didik, peserta didik diminta untuk memberikan
media audio visual dengan metode video critic. Hal-hal yang diungkap dalam jurnal
peserta didik meliputi: (1) perasaan peserta didik selama mengikuti pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (2)
kesulitan yang dialami peserta didik selama mengikuti pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (3) pesan dan kesan
audio visual dengan metode video critic, (4) tanggapan mengenai media dan metode
55
media audio visual dengan metode video critic, dan (5) suasana kelas saat
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic.
peserta didik pada saat pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual
dengan metode video critic yang telah berlangsung. Hal-hal yang dicatat dan diisi
dalam jurnal guru meliputi: (1) kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (2)
keaktifan peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio
visual dengan metode video critic, (3) respon peserta didik terhadap tugas yang
dengan metode video critic, dan (4) situasi dan suasana kelas dalam pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Hal-hal
yang diuraikan berdasarkan pedoman jurnal yang telah disusun dan untuk pengisisan
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Aspek
56
yang dihadapi peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi puisi, tanggapan
terhadap media dan metode pembelajaran yang digunakan, dan tanggapan peserta
Dokumentasi merupakan data yang penting sebagai bukti terjadinya suatu peristiwa.
gambar (foto) ini dimaksudkan untuk memperoleh gambar aktivitas atau perilaku
gambar. Selain itu, data yang diambil melalui dokumentasi foto ini juga memperjelas
data yang lain yang hanya terdeskripsikan melalui tulisan atau angka. Sebagai data
penelitian, hasil dokumentasi foto ini selanjutnya dideskripsikan sesuai keadaan yang
Teknik pengumpulan data melalui tes dan nontes yang digunakan dalam
57
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui kegiatan menulis puisi. Kegiatan
menulis puisi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan II. Pada akhir
sebagai berikut.
3.5.2.1 Observasi
dan respon peserta didik terhadap pembelajaran. Guru mengacu pada pedoman
observasi yang telah dibuat sebelumnya. Dalam praktik observasi guru hanya
3.5.2.2 Jurnal
Jurnal tersebut merupakan refleksi diri atas segala yang dirasakan siswa selama
58
proses pembelajaran berlangsung. Jurnal yang disisi oleh siswa dikumpulkan saat itu
juga, kemudian dijadikan data oleh guru untuk diolah dan dideskripsikan. Jurnal guru
ditulis setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Jurnal tersebut berisi semua hal
yang terjadi di kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Kedua jurnal yang
3.5.2.3 Wawancara
3.5.2.4 Dokumentasi
dokumentasi foto dalam penelitian ini meliputi aktivitas-aktivitas peserta didik pada
saat mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media audio visual
dengan metode video critic. Dokumentasi berupa foto digunakan sebagai bukti visual
59
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic pada siklus I dan II. Teknik kuantitatif
dilakukan dengan merekap skor yang diperoleh peserta didik, menghitung skor
kumulatif dari sebuah aspek, menghitung skor rata-rata kelas, dan menghitung
Keterangan:
R= Responden
visual dengan metode video critic dari prasiklus, siklus I dan II dibandingkan. Hasil
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.
60
diperoleh dari data nontes, yaitu data observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi
foto. Analisis data dilakukan dengan menelaah seluruh data yang diperoleh,
peserta didik pada pembelajaran siklus I dan siklus II, serta mengetahui peningkatan
keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic.
61
BAB IV
Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian yang berupa hasil tes dan
nontes yang diperoleh peserta didik selama mengiktui pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Hasil tes terbagi atas
tiga bagian yaitu, prasiklus, siklus I, dan siklus IIyang dijelaskan dalam bentuk data
kuantitatif. Hasil nontes yang berupa tingkah laku peserta didik selama mengikuti
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
criticdiperoleh dari hasil observasi, jurnal guru, jurnal peserta didik, wawancara,dan
didik diberi perlakuan berupa penerapan penggunaan media audio visual dengan
metode video critic. Untuk mengetahui hasil prasiklus, peserta didik diberi lembar
kerja yang berisi perintah untuk menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam.
Nilai peserta didik pada tes prasiklus dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
61
62
Data pada tabel 4.1 menunjukkan hasil rata-rata skor dan rata-rata nilai kelas
tes prasiklus keterampilan peserta didik kelas VII D SMP N 2 Welahan Kabupaten
Jepara dalam menulis puisi. Kelima aspek yang dinilai yaitu judul, kesesuaian isi
dengan tema, diksi, rima, dan tipografi. Aspek yang mendapatkan rata-rata skor
tertinggi dicapai pada aspek tipografi, karena dari skor maksimal aspek tipografi
sebesar 10, rata-rata skor aspek tipografi pada tes prasiklus mencapai 6,11, sedangkan
aspek yang mendapatkan rata-rata skor terendah terjadi pada aspek judul, karena dari
skor maksimal aspek judul sebesar 20, pada tes prasiklus aspek judul hanya mencapai
rata-rata 8,67skor. Rata-rata nilai kelas tes prasiklus pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas
VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara mencapai 53,94 atau berkategori
cukup. Rata-rata nilai kelas diperoleh dari jumlah keseluruhan rata-rata skor kelas
tiap aspek yang dinilai pada pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio
63
visual dengan metode video critic. Siklus I dilaksanakan sebagai upaya perbaikan tes
prasiklus yang rata-rata skor tiap aspek maupun rata-rata nilai kelas peserta didik
kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara masih rendah. Pelaksanaan
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode metode
video critic siklus I terdiri atas tes dan nontes. Hasil kedua data tersebut diuraikan
dengan metode video criticdapat diuraikan sebagai berikut. Pada saat guru memasuki
kelas, sebagian besar peserta didik belum duduk pada tempatya masing-masing.
Sebagian peserta didik terutama peserta didik laki-laki masih berkeliaran di dalam
ruangan kelas dan bercanda dengan teman mereka. Suasaan saat guru baru memasuki
64
pengkondisian kelas supaya lebih kondusif dengan cara mengucapkan salam kepada
peserta didik. Setelah guru mengucapkan salam dan dijawab oleh keseluruhan peserta
didik, suasana kelas yang tadinya rame mulai kondusif. Suasana kelas saat kegiatan
Gambar 4.2 Aktivitas Guru dan Peserta Didik pada Kegiatan Awal
Pembelajaran
Gambar 4.2 tersebut menunjukkan sebagian peserta didik sudah mulai duduk
peserta didik, kemudian, guru menjelaskan pokok mengenai materi yang akan
Kegiatan inti, diawali guru guru dengan bertanya jawab tentang pembelajaran
menulis puisi. Saat proses tanya jawab peserta didik masih pasif dan canggung
dengan guru, karena mereka belum terbiasa dengan guru yang berbeda dari guru yang
65
menulis puisi. Sebagian besar peserta didik menyimak penjelasan dengan seksama,
meskipun masih tampak beberapa peserta didik yang kurang serius menyimak
penjelasan dari guru. Aktivitas peserta didik saat guru menjelaskan materi
Gambar 4.3 menunjukkan peserta didik yang duduk di kursi yang paling
depan tidak fokus memperhatikan penjelasan dari guru ketika guru sedang
kelompok terdiri dari 4 orang, kemudian guru menayangkan video keindahan alam
untuk ditanggapi secara berkelompok oleh peserta didik. Keseluruhan peserta didik
tampak tertarik dan menyimak tayangan media audio visual dengan serius. Aktivitas
peserta didik saat meyaksikan video keindahan alam dapat dilihat pada gambar 4.4
berikut ini
66
tayangan media audio visual yang ditayangkan oleh guru. Sebagian besar peserta
didik antusias dan memperhatikan tayangan media audio visual yang ditayangkan.
mengomentari apa saja yang ada padatayangan media audio visual yang telah
Beberapa kelompok langsung mengerjakan tugas yang diberikan, namun ada juga
kelompok yang bergurau dengan teman kelompoknya. Aktivitas peserta didik saat
67
kelompok 1 terlihat masih bercanda dan kurang serius mengerjakan tugas yang
kritikan dari video yang telah ditayangkan menjadi sebuah puisi. Ketika guru
bingung pada cara menentukan judul yang menarik serta dalam merangkai kata-kata
menjadi puisi. Aktivitas saat guru membimbing peserta didik di tiap kelompok dapat
Gambar 4.6 Aktivitas Guru saat Membimbing Peserta Didik di Tiap Kelompok
68
ditemukan dari tayangan media audio visual yang ditayangkan menjadi sebuah puisi.
Sebagian besar peserta didik masih malu untuk bertanya dengan guru.Setelah peserta
didik membacakan hasil pekerjaan di depan kelas dan ditanggapi oleh kelompok lain.
Beberapa peserta didik dari kelompok lain sebagian besar masih malu untuk
menanggapi dan hanya menanggapi secara singkat saja. Aktivitas peserta didik saat
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut ini.
sambil sesekali memutarkan video yang telah ditayangkan. Setelah selesai latihan
menulis puisi secara berkelompok, guru menayangkan tayangan media audio visual
yang berbeda dari sebelumnya untuk dikembangkan menjadi sebuah puisi dengan
69
sebelumnya sebagai tugas penilaian siklus I. Beberapa peserta didik masih ada yang
kurang serius dan bercanda dengan temannya saat mengerjakan tugas tersebut.
Aktivitas peserta didik saat mengerjakan tugas invidu dapat dilihat pada gambar 4.8
berikut ini.
tugas individu. Setelah selesai berlatih menulis puisi secara berkelompok, peserta
didik menulis puisi secara indvidu berdasarkan pada media audio visual yang berbeda
sebelumnya. Sebagian besar peserta didik mengerjakan tugas yang diberkan dengan
serius, tetapi ada beberapa peserta didik yang kurang serius mengerjakan tugas yang
70
materi yang telah mereka dapat meskipun masih menjawab secara serempak
kemudian guru membagikan lembar jurnal dan lembar wawancara kepada tiap peserta
didik untuk diisi sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakan selama proses
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic berlangsung. Guru juga memberikan motivasi kepada peserta didik untuk lebih
visual dengan metode metode video critic dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.
Pada tabel 4.2 tampak hasil tes pembelajaran menulis puisi menggunakan
media audio visual dengan metode metode video critic pada tes siklus I. Kategori
sangat baik dengan rentang nilai 85-100 dicapai 3 peserta didik atau sebesar 8,33 %
71
dari 36 peserta didik dengan jumlah nilai 262. Kategori baik dengan rentang nilai 70-
84 dicapai 17 peserta didik atau sebesar 47,22 % dari 36 peserta didik dengan jumlah
nilai 1310. Kategori cukup dengan rentang nilai 60-69 dicapai 13 peserta didik atau
sebesar 36,11% dari 36 peserta didik dengan jumlah nilai 842. Kategori kurang
dengan rentang nilai 50-59 dicapai 2 peserta didik atau sebesar 5,56% dari 36 peserta
didik dengan jumlah nilai 110. Kategori sangat kurang dengan rentang nilai <50
dicapai 1 peserta didik atau sebesar 2,78% dari 36 peserta didik dengan jumlah nilai
48. Rata-rata nilai kelas yang diperoleh peserta didik mencapai 71,44dan termasuk
dalam kategori baik. Nilai rata-rata kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten
Jepara diperoleh dari jumlah keseluruhan nilai peserta didik satu kelas yang
berjumlah 2572 dibagi dengan jumlah nilai maksimal keseluruhan peserta didik satu
Hasil tes keterampilan menulis puisi tersebut dijelaskan pula melalui grafik
72
Grafik 4.1 menunjukkan bahwa terdapat 3 peserta didik atau sebesar 8,33 %
dari 36 yang berhasil meraih nilai kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100,
kategori baik dengan rentang nilai 70-84 dicapai 17 peserta didik atau sebesar 47,22
% dari 36 peserta didik. Kategori cukup dengan rentang nilai 60-69 dicapai 13 peserta
didik atau sebesar 36,11 % dari 36 peserta didik, kemudian kategori kurang dengan
rentang nilai 50-59 dicapai 2 peserta didik atau sebesar 5,56 % dari 36 peserta didik,
sedangkan untuk nilai kategori sangat kurang dengan nilai <50 dicapai 1 peserta didik
menimbulkan daya tarik bagi pembaca. Hasil penilaian aspek judul pada tes siklus I
Tabel 4.3 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Judul Siklus I
Data pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi pada aspek judul untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 17-20
73
dicapai 8 peserta didik atau sebesar 22,22 % dari 36 peserta didik. Kategori baik
dengan rentang skor 13-16 dicapai 5 peserta didik atau sebesar 13,89 % dari 36
peserta didik. Kategori cukup dengan rentang skor 9-12 dicapai 19 peserta didik atau
sebesar 52,78 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 5-8
dicapai oleh 4peserta didik atau sebesar 11,11 % dari 36 peserta didik, sedangkan
kategori sangat kurang dengan skor <4 tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0%
dari 36 peserta didik. Jadi, rata-rataskor peserta didik pada aspek judul dalam
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
Pada aspek kesesuaian isi dengan tema penilaiannya dipusatkan pada isi puisi
yang menerangkan sebagian besar tema. Hasil penilaian pada aspek kesesuaian isi
dengan tema pada tes siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Kesesuaian Isi
dengan Tema Siklus 1
Rentang Jumlah
No. Kategori Frekuensi % Rata-Rata Skor
Skor Skor
1. Sangat Kurang <4 0 0 0
2. Kurang 5-8 1 2,78 8 = 14,56
3. Cukup 9-12 13 36,11 156
4. Baik 13-16 20 55,56 320 (Baik)
5. Sangat Baik 17-20 2 5,56 40
Jumlah 36 100 524
74
Data pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi aspek kesesuaian isi dengan tema untuk kategori sangat baik dengan
rentang skor 17-20 dicapai 2 peserta didik atau sebesar 5,56% dari 36 peserta didik.
Kategori baik dengan rentang skor 13-16 dicapai 20 peserta didik atau sebesar 55,56
% dari 36 peserta didik. Kategori cukup dengan rentang skor 9-12 dicapai 13 peserta
didik atau sebesar 36,11% dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor
5-8 dicapai oleh 1 peserta didik atau sebesar 2,78% dari 36 peserta didik. Kategori
sangat kurang dengan skor <4 tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0% dari 36
peserta didik. Jadi rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek kesesuaian isi
dengan tema dalam pembelajaran pengayaan dikis puisi menggunakan media ausio
visual dengan metode video critic sebesar 14,56 atau berkategori baik.
Pada aspek diksi penilaian dipusatkan pada pemilihan diksi yang tepat untuk
mendukung makna puisi. Hasil penilaian aspek diksi pada tes siklus I dapat dilihat
Tabel 4.5 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Diksi Siklus I
Rentang Rata-Rata
No. Kategori Frekuensi % Jumlah Skor
Skor Skor
1. Sangat Kurang <6 0 0 0
2. Kurang 7-12 2 5,56 24 = 20,83
3. Cukup 13-18 17 47,22 306
4. Baik 19-24 15 41,67 360 (Baik)
5. Sangat Baik 25-30 2 5,56 60
Jumlah 36 100 750
75
Data pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi aspek diksi untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 25-30
dicapai 2 peserta didik atau sebesar 5,56 % dari 36 peserta didik. Kategori baik
dengan rentang skor 19-24 dicapai 15 peserta didik atau sebesar 41,67 % dari 36
pesera didik, kategori cukup dengan rentang skor 13-18 dicapai 17 peserta didik atau
sebesar 47,22 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 7-12
dicapai oleh 2 peserta didik atau sebesar 5,56 % dari 36 peserta didik, sedangkan
untuk kategori sangat kurang dengan skor <6 tidak dicapai peserta didik atau sebesar
0% dari 36 peserta didik. Jadi, rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek
diksi dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
Hasil penilaian aspek rima pada tes siklus I pembelajaran pengaaan diksi puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic dapat dilihat pada tabel
4.6 berikut.
Tabel 4.6 Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Aspek Rima Siklus I
76
Data pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi pada aspek rima untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 17-20
dicapai 1 peserta didik atau sebesar 2,78 % dari 36 peserta didik. Kategori baik
dengan rentang skor 13-16 dicapai 23 peserta didik atau sebesar 63,89 % dari 36
peserta didik . Kategori cukup dengan rentang skor 9-12 dicapai 11 peserta didik atau
sebesar 30,56 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 5-8
dicapai oleh 1 peserta didik atau sebesar 2,78 % dari 36 peserta didik, sedangkan
untuk kategori sangat kurang dengan skor <4 tidak dicapai peserta didik atau sebesar
0% dari 36 peserta didik. Jadi, rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek
rima dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
mendukung makna puisi. Hasil penilaian pada aspek tipografi pada tes siklus I
77
Data pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi aspek tipografi untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 9-10
dicapai 9 peserta didik atau sebesar 25 % dari 36 peserta didik. Kategori baik dengan
rentang skor 7-8 dicapai 10 peserta didik atau sebesar 27,78 % dari 36 peserta didik.
Kategori cukup dengan rentang skor 5-6 dicapai 16 peserta didik atau sebesar 44,44
% dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 3-4 dicapai 1 peserta
didik atau sebesar 2,78 % dari 36 peserta didik, sedangkan untuk kategori sangat
kurang dengan skor <2 tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0% dari 36 peserta
didik. Jadi, rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek tipografi dalam
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
Adapun rata-rata skor setiap aspek tersebut secara umum digambarkan dalam
Tabel 4.8Rata-RataSkor Peserta didik pada Tiap Aspek dalam Tes Menulis
puisi Siklus I
78
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Aspek
yang pertama yaitu aspek judul. Aspek judul pada pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic mendapat rata-rata skor
13,89 dari skor maksimal aspek judul sebesar 20. Aspek yang kedua yaitu aspek
kesesuaian isi dengan tema. Aspek kesesuaian isi dengan tema mendapatkan rata-
rataskor 14,56 dari skor maksimal aspek kesesuaian isi dengan tema sebesar 20.
Aspek yang ketiga yaitu aspek diksi. Pencapaian rata-rataskor aspek diksi pada
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara yaitu 20,83 dari skor
maksimal aspek sebesar 30. Aspek yang keeempat yaitu aspek rima. Aspek rima
mencapai rata-rataskor 14,67 dari skor maksimal aspek rima sebesar 20, sedangkan
aspek yang kelima yaitu aspek tipografi mencapai rata-rataskor 7,50 dari skor
Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek yang mendapatkan rata-
rataskor tertinggi yaitu aspek tipografi karena dari skor maksimal aspek tipografi
sebesar 10, pada tes siklus I aspek tipografi mencapai rata-rata skor sebesar 7,50,
sedangkan untuk rata-rataskor terendah yaitu aspek diksi, karena dari skor maksimal
aspek diksi sebesar 30, pada tes siklus I skor rata-rata aspek diksi hanya mencapai
20,83.
79
Hasil data nontes pada siklus I adalah hasil dari observasi, jurnal peserta
menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Hasil data nontes dari
media audio visual dengan metode video critic di kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan
pada empat jenis perilaku yaitu persiapan peserta didik sebelum mengikuti kegiatan
dengan metode video critic. Hasil observasi siklus I dapat dapat dilihat pada tabel 14
berikut ini.
80
81
Dari observasi dapat diketahui bahwa secara umum peserta didik hanya
Aspek yang pertama yaitu persiapan peserta didik sebelum mengikuti proses
pembelajaran. Rata-rata peserta didik yang telah siap untuk menerima materi
pembelajaran hanya sebesar38,8%. Bahkan saat pertama kali guru memasuki kelas,
kondisi masih gaduh meskipun peserta didik sudah berada di tempat duduk masing-
masing. Beberapa peserta didik belum menyiapkan buku-buku yang berkaitan dengan
dikatakan cukup baik, rata-rata 70,37 % peserta didik menyimak penjelasan dan
tayangan media audio visual dengan baik. Media dan metode yang sedikit berbeda
juga menarik perhatian peserta didik, meskipun masih tetap ada peserta didik yang
pembelajaran, rata-rata yang dicapai hanya 13,88 %. Dari data tersebut diketahui
bahwapeserta didik masih merasa canggung dan malu untuk bertanya kepada guru
82
Responpeserta didik terhadap media dan metode yang digunakan sudah cukup
baik dengan rata-rata 65,27 %, namun ketika peserta didik ditugaskan untuk
mengerjakan soal berkaitan dengan menulis puisi, ada sebagian dari mereka yang
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa perilaku positif peserta didik
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic. Hal ini menjadi tugas guru pada siklus II untuk melakukan perbaikan pada cara
tentunya harus lebih matang dan lebih baik lagi supaya perilaku positif peserta didik
bisa meningkat.
Jurnal dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu jurnal yang diisi oleh guru atau
peneliti (jurnal guru) dan jurnal yang diisi oleh peserta didik (jurnal peserta didik).
Kedua jurnal tersebut berisi ungkapan perasaan dan tanggapan peserta didik dan guru
peneliti selama pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video critic. Hasil jurnal tersebut dapat disajikan sebagai berikut.
83
Jurnal peserta didik digunakan untuk mengetahui kesan dan pesan peserta
audio visual dengan metode video critic. Jurnal peserta didik diisi peserta didik
setelah kegiatan pembelajaran selesai. Hal-hal yang diungkap dalam jurnal peserta
didik meliputi: (1) perasaan peserta didik selama mengikuti pembelajaran menulis
puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (2) kesulitan yang
media audio visual dengan metode video critic, (3) pesan dan kesan peserta didik
dengan metode video critic, (4) tanggapan mengenai media dan metode yang
audio visual dengan metode video critic, dan (5) suasana kelas saat pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.
Hasil dari data jurnal peserta didik menunjukkan bahwa sebagian besar
peserta didik menjadi lebih tertarik dan senang dengan pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Menurut peserta didik
dengan adanya media audiovisual dengan metode video critic mereka lebih mudah
memahami pembelajaran, peserta didik juga dapat belajar membuat puisi yang baik.
Selain itu, menurut peserta didik penggunaan media audiovisual juga lebih
84
kondusif meskipun pada awal pembelajaran sedikit gaduh. Meskipun demikian, ada
beberapa peserta didik yang masih mengalami kesulitan dalam menentukan judul
yang menarik, serta merangkai kata-kata hasil kritikan dari media audio visual yang
Dari data jurnal peserta didik dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta
didik tertarik dan senang mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan meode video critic, namun masih ada kesulitan dialami oleh
peserta didik selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, masih diperlukan
perbaikan untuk mengatasi kendala dan kesulitan yang dihadapi peserta didik.
Jurnal guru berisi uraian pendapat dan keseluruhan kejadian yang dapat
ditangkap guru pengajar selama proses pembelajaran berlangsung. Jurnal guru diisi
oleh guru dalam hal ini peneliti setelah proses pembelajaran selesai yang
mencangkup 4hal yaitu (1) kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (2)
keaktifan peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio
visual dengan metode video critic, (3) respon peserta didik terhadap tugas yang
dengan metode video critic,dan (4) situasi dan suasana kelas saat berlangsungnya
85
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic.
dalam pembelajaran menulis puisi, akan tetapiada beberapa peserta didik yang masih
kaget dan kebingungan ketika proses tanya-jawab tentang materi unsur puisi.
memperhatikan penjelasan materi akan diberikan. Ada beberapa peserta didik yang
berani bertanya dan menjawab, namun ada juga peserta didik yang tampak masih
Sebagian peserta didik juga sudah bisa memahami tugas yang diberikan dan
mengerjakan tugas dengan baik. Tetapi ada pula beberapa peserta didik yang
mengerjakan tugas dengan malas-malasan dan kurang serius. Situasi dan suasana
kelas saat pembelajaran berlangsung cukup tenang walaupun saat awal pembelajaran
cukup gaduh.
Hasil wawancara pada penelitian ini diperoleh dari enam peserta didik yang
terdiri dari dua peserta didik yang memperoleh nilai tinggi, dua peserta didik
86
memperoleh nilai sedang, dan dua peserta didik yang memperoleh nilai rendah dalam
tes menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.
Dari hasil lembar wawancara yang telah diisi peserta didik dapat diketahui
bahwa dua peserta didik yang mendapat nilai tinggi merasa tertarik dengan
didik tersebut juga merasa tertarik dengan dengan pembelajaran menulis puisi
menggunakanmedia audio visual dengan metode video critic. Peserta didik merasa
terbantu karena dapat mengetahui cara membuat puisi dengan mudah dan benar
karena medianya sangat bagus, selain itu menurut peserta didik penyampaian materi
dari guru cukup jelas dan mudah dipahami, namun mereka kurang bisa menentukan
isi puisi. Selain itu, kelas lain yang gaduh juga mengganggu mereka saat
pembelajaran berlangsung.
bahwa mereka juga tertarik dengan pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic karena menggunakan peralatan modern, serta
87
menambah wawasan mereka, akan tetapi mereka kurang sedikit paham mengenai
4.1.2.4Refleksi Siklus I
visual dengan metode video critic pada siklus I dapat diketahui bahwa media dan
metode yang digunakan pada penelitian ini cukup disukai oleh peserta didik. Hal ini
terlihat pada minat dan antusiasme peserta didik saat mengikuti pembelajaran.
Adanya minat pada diri peserta didik saat mengikuti pembelajaran mengakibatkan
Berdasarkan hasil tes siklus I keterampilan peserta didik dalam menulis puisi,
nilai rata-rata kelas yang dicapai sudah masuk dalam kategori baik yaitu sebesar
71,44, tetapi belum mencapai KKM sebesar 72. Rata-rata skor kelima aspek sudah
berkategori baik, akan tetapi ada dua aspek yang rata-rata skornya masih jauh dari
skor maksimal tiap aspek yang dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan
media audio visual dengan metode video critic, yaitu aspek judul dan diksi yang nilai
rata-ratanya masih jauh dari skor maksimal aspek dibandingan dengan tiga aspek
yang lain yaitu, aspek kesesuaian isi dengan tema, aspek rima, dan aspek tipografi.
diketahui perilaku peserta didik tergolong cukup baik, walaupun ada beberapa peserta
88
didikmerasa lebih mudah untuk memahami materi menulis puisi. Menurut mereka
puisi.
dengan metode video critic. Pada saat pembelajaran berlangsung, masih ada peserta
didik yang terlihat pasif serta dalam mengerjakan tugas kelompok dan tidak
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Upaya
perbaikan yang akan dilakukan peneliti pada siklus II antara lain: (1) guru kembali
judul yang menarik, dan cara mengubah kritikan dari video yang ditayangkan
aspek judul dan diksi puisi yang mendapat rata-rata nilai yang masih jauh dari nilai
maksimal aspek,(2) meminta peserta didik untuk lebih serius dalam mengikuti
video critic. Dengan demikian, tindakan siklus II perlu segera dilakukan dengan
harapan supaya hal-hal postif dapat dipertahankan dan ditingkatkan, sedangkan hal-
89
hal negatif dapt diubah ke arah yang lebih positif, serta untuk mengatasi kekurangan-
dihadapi pada siklus I. Pada siklus II ini diuraikan tentang pelaksanaan pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic yang
berupa data tes dan nontes. Ada pun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.
metode video critic akan dijelaskan sebagai berikut. Pada saat guru baru memasuki
kelas, peserta didik terlihat lebih siap dan suasana kelas terlihat lebih kondusif.
Suasana kelas saat guru baru memasuki kelas dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut
ini.
90
Kegiatan awal pada siklus II diawali dengan guru bertanya kepada peserta
didik mengenai kesulitan yang dihadapi peserta didik pada kegiatan pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic siklus I.
Beberapa peserta didik ada yang mengatakan bahwa mereka kesulitan dalam
menentukan judul yang menarik serta cara merangkai kata-kata hasil kritikan dari
media audio visual yang ditayangkan guru menjadi sebuah puisi. Setelah diketahui
didik tentang tujuan yang harus dicapai peserta didik yaitu menulis puisi dengan
memperhatikan pemilihan judul, kesesuaian isi dengan tema, diksi rima, dan
tipografi. Aktivitas guru dan peserta pidik pada pegiatan awal pembelajaran dapat
Gambar 4.10 Aktivitas Guru dan Peserta Didik pada Kegiatan Awal
Pembelajaran
91
Gambar 4.10 menunjukkan aktivitas guru dan peserta didik pada kegiatan
awal pembelajaran, yaitu ketika guru mengondisikan kelas, bertanya jawab mengenai
pembelajaran dengan menekankan pada materi yang masih belum dipahami peserta
didik yaitu pada cara menentukan judul puisi yang menarik dan merangkai kata-kata
hasil kritikan menjadi sebuah puisi. Peserta didik tampak serius memperhatikan
penjelasan dari guru. Suasana kelas saat guru menjelaskan materi pembelajaran dapat
92
pembelajaran dari guru dengan menekankan pada materi yang masih kesulitan
dipahami oleh peserta didik yaitu pada cara menentukan judul yang menarik dan
mengubah hasil kritikan dari video yang ditayangkan menjadi sebuah puisi.
Kemudian, peserta didik kembali diberi penjelasan mengenai langkah menulis puisi
terutama dalam menentukan judul yang menarik serta cara merangkai kata-kata hasil
kritikan dari media audio visual yang ditayangkan guru menjadi sebuah puisi
didik diminta untuk menyimak tayangan media audio visual untuk mereka tanggapi
secara berkelompok, kemudian hasil tanggapan dari media audio visual yang
peserta didik saat diskusi kelompok dapat dilihat pada gambar 4.12 berikut ini.
93
mengerjakan tugas dari guru. Guru juga membimbing peserta didik di tiap kelompok
yang sedang berdiskusi mengembangkan hasil kritikan dari video yang telah
membimbing peserta didik di tiap kelompok dapat dilihat pada gambar 4.13 berikut
ini.
Gambar 4.13 Aktivitas Guru saat Membimbing Peserta Didik di Tiap Kelompok
Pada saat guru membimbing tiap kelompok, peserta didik sudah tidak
canggung lagi untuk bertanya jawab dengan guru. Tiap-tiap kelompok tampak terjadi
Dalam diskusi kelas ini, keaktifan peserta didik sudah terlihat karena sudah berani
94
menunjukkan salah satu perwakilan dari salah satu kelompok peserta didik yang
depan kelas.
peserta didik, yaitu menulis puisi berdasarkan pada media audio visual yang berdeda
dari sebelumnya dengan langkah-langkah seperti yang dilakukan pada latihan di tiap
kelompok peserta didik sebelumnya sebagai penilaian akhir. Sebagian peserta didik
sangat serius mengerjakan tugas yang diberikan guru. Aktivitas peserta didik saat
mengerjakan tugas individu dapat dilihat pada gambar 4.15 berikut ini.
95
diminta untuk menulis puisi secara indvidu berdasarkan pada tayangan media audio
sebagian besar peserta didik serius mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
jurnal dan wawancara kepada tiap peserta didik untuk diisi sesuai dengan apa yang
dialami dan dirasakan selama proses pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic berlangsung. Guru juga memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat berlatih dan belajar menulis puisi
96
visual dengan metode video critic dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.
Pada tabel 4.10 tampak hasil tes pembelajaran menulis puisi menggunakan
media audio visual dengan metode video critic pada siklus II. Kategori sangat baik
dengan rentang nilai 85-100 dicapai 8 peserta didik atau sebesar 22,22 % dari 36
peserta didik dengan jumlah nilai 714. Kategori kurang dengan rentang nilai 70-84
dicapai 22 peserta didik atau sebesar 61,11 % dari 36 peserta didik dengan jumlah
nilai 1714. Kategori cukup dengan rentang nilai 60-69 dicapai 16 peserta didik atau
sebesar 16,67 % dari 36 peserta didik dengan jumlah nilai 400. Kategori kurang
dengan rentang nilai 50-59 tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0 % dari 36
peserta didik. Kategori sangat kurag dengan nilai <50 juga tidak dicapai peserta didik
atau sebesar 0 % dari 36 peserta didik. Sementara itu, nilai rata-rata kelas yang
97
Hasil tes keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video critic tersebut dijelaskan pula melalui grafik 4.2 berikut ini.
Grafik 4.2 menunjukkan bahwa terdapat 8 peserta didik atau sebesar 22,22%
dari 36 peserta didik yang berhasil meraih kategori sangat baik dengan rentang nilai
85-100, kategori baik dengan rentang nilai 70-84 dicapai 22 peserta didik atau
sebesar 61,11 % 36 peserta didik. Kategori cukup dengan rentang nilai 60-69 dicapai
6 peserta didik atau sebesar 16,67% 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang
nilai 50-59 tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0% 36 peserta didik, kemudian
kategori sangat kurang dengan nilai <50 juga tidak dicapai peserta didik atau sebesar
0 % 36 peserta didik.
98
Pada aspek judul penilaiannya penilaian dipusatkan pada judul yang dapat
menimbulkan daya tarik bagi pembaca. Hasil penilaian pada aspek judul pada tes
Data pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi aspek judul untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 17-20
dicapai 3 peserta didik atau sebesar 8,33 % dari 36 peserta didik. Kategori baik
dengan rentang skor 13-16 dicapai 23 peserta didik atau sebesar 63,89 % dari 36
peserta didik. Kategori cukup dengan rentang skor 9-12 dicapai 10 peserta didik atau
sebesar 27,78 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 5-8 tidak
dicapai olehpeserta didik atau sebesar 0 % dari 36 peserta didik, sedangkan kategori
sangat kurang dengan rentang skor <4 juga tidak dicapai peserta didik atau sebesar
0% dari 36 peserta didik. Jadi rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek
99
judul dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
Pada aspek kesesuaian isi dengan tema penilaian dipusatkan pada kesesuaian
isi yang menerangkan sebagian besar tema. Hasil penilaian pada aspek kesesuaian isi
dengan tema pada tes siklus II dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12 Hasil Tes PembelajaranMenulis puisi Aspek Kesesuaian Isi dengan
Tema Siklus 1I
Data pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi aspek kesesuaian isi dengan tema untuk kategori sangat baik dengan
rentang skor 17-20 dicapai 3 peserta didik atau sebesar 8,33% dari 36 peserta didik.
Kategori baik dengan rentang skor 13-16 dicapai 26 peserta didik atau sebesar 72,22
% dari 36 peserta didik. Kategori cukup dengan rentang skor 9-12 dicapai 7 peserta
didik atau sebesar 19,44%. Kategori kurang dengan rentang skor 5-8 tidak dicapai
peserta didik atau sebesar 0 % dari 36 peserta didik. Kategori sangat kurang dengan
100
skor <4 juga tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0% dari 36 peserta didik. Jadi,
rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek kesesuaian isi dengan tema
dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media ausio visual dengan metode
Pada aspek diksi penilaian dipusatkan pada pemilihan diksi yang tepat untuk
mendukung makna puisi. Hasil penilaian pada aspek diksi pada tes siklus II dapat
Data pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi aspek diksi untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 25-30
dicapai 9 peserta didik atau sebesar 25 % dari 36 peserta didik. Kategori baik dengan
rentang skor 19-24 dicapai 19 peserta didik atau sebesar 52,78 % dari 36 peserta
didik, kategori cukup dengan rentang skor 13-18 dicapai 8 peserta didik atau sebesar
22,22 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 7-12 tidak
101
dicapai oleh peserta didik atau sebesar 0 % dari 36 peserta didik, sedangkan untuk
kategori sangat kurang dengan skor <6 juga tidak dicapai peserta didik atau sebesar
0% dari 36 peserta didik. Jadi, rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek
diksi dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
Hasil penilaian pada aspek rima pada tes siklus II pembelajaran menulis puisi
Data pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi aspek rima untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 17-20
dicapai 6 peserta didik atau sebesar 16,67 % dari 36 peserta didik. Kategori baik
dengan rentang skor 13-16 dicapai 22 peserta didik atau sebesar 61,11 % dari 36
peserta didik , kategori cukup dengan rentang skor 9-12 dicapai 8 peserta didik atau
sebesar 22,22 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 5-8 tidak
102
dicapai oleh peserta didik atau sebesar 0 % dari 36 peserta didik, sedangkan untuk
kategori sangat kurang dengan skor <4 juga tidak dicapai peserta didik atau sebesar
0% dari 36 peserta didik. Jadi, rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek
rima dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
mendukung makna puisi. Hasil penilaian pada aspek tipografi pada tes siklus II dapat
Data pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi aspek tipografi untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 9-10
dicapai 4 peserta didik atau sebesar 11,11 % dari 36 peserta didik. Kategori baik
dengan rentang skor 7-8 dicapai 25 peserta didik atau sebesar 69,44 % dari 36 peserta
didik. Kategori cukup dengan rentang skor 5- 6 dicapai 7 peserta didik atau sebesar
103
19,44 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 3-4 tidak dicapai
peserta didik atau sebesar 0 % dari 36 peserta didik, sedangkan untuk kategori sangat
kurang dengan skor <2 juga tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0% dari 36
peserta didik. Jadi, rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek tipografi
dalam pembelajaran pengayaan dikis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video critic adalah 7,83 dari skor maksimal aspek tipografi sebesar 10.
Adapun rata-rata skor setiap aspek tersebut secara umum dapat digambarkan
Tabel 4.16 tersebut menunjukkan rata-rata skor kelima aspek yang dinilai
dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode
video critic. Kelima aspek yang dinilai dalam pembelajaran menulis puisi sudah
mendekati nilai maksimal tiap aspek. Lima aspek tersebut adalah judul,kesesuaian isi
dengan tema, diksi, rima, dan tipografi. Aspek judul mencapai rata-rata skor15,22
dari skor maksimal aspek judul sebesar 20. Aspek kesesuaian isi dengan
104
tema sebesar 20. Aspek diksi mencapai rata-rata skor 24,17 dari skor maksimal aspek
diksi sebesar 30. Aspek rima mencapai rata-rata skor 15,78 dari skor maksimal aspek
rima sebesar 20, sedangkan aspek tipografi mencapai rata-rata skor sebesar 7,83 dari
aspek judul, karena rata-rataskor aspek judul pada tes siklus II 15,22 dari skor
maksimal aspek judul sebesar 10, sedangkan untuk rata-rata skor terendah dicapai
aspek diksi, karena dari skor maksimal aspek diksi sebesar 30, pada tes siklus II
Hasil data nontes pada siklus II adalah hasil dari observasi, jurnal peserta
didik, jurnal guru,wawancara dan dokumentasi foto. Hasil data nontes dari masing-
proses pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode
video critic di kelas VII D SMP Negeri 2Welahan Kabupaten Jepara. Observasi
105
dengan metode video critic. Kegiatan observasi difokuskan pada empat jenis perilaku
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual denga metode video
critic. Hasil observasi siklus II dapat dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut.
Persentase
No. Aspek Observasi Frekuensi
Hasil
(1) (2) (3) (4)
1. Persiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran 36 100 %
a. Kondisi kelas sudah tenang.
36 100 %
b. Peserta didik telah berada di tempat
duduknya masing-masing.
33 91,67 %
c. Peserta didik telah menyiapkan buku-
buku yang berkaitan dengan mata
pelajaran yang akan diajarkan.
2. Keseriusan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran
106
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Aspek
yang diamati merupakan perilaku peserta didik yang bersifat positif. Terdapat empat
aspek utama yang diamati, yaitu persiapan peserta didik sebelum mengikuti proses
keaktifan peserta didik pada proses pembelajaran, dan responpeserta didik terhadap
Aspek yang pertama yaitu persiapan peserta didik sebelum mengikuti proses
pembelajaran. Secara umum peserta didik telah siap mengikuti proses pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Hal itu
terbukti dengan persentase yang diperoleh yaitu sebesar 97,22 %. Semua peserta
didik telah tenang dan berada pada tempat duduknya masing-masing, meskipun
107
8,33% peserta didik belum menyiapkan buku yang berkaitan dengan materi yang
akan diajarkan.
Jepara dalam mengikuti proses pembelajaran sangat baik yaitu sebesar 96,29 %.
Bahkan 100 % peserta didik menyimak tayangan media audio visual dengan seksama
dan tenang. Penjelasan guru yang kembali menekankan pada unsur menulis puisi
yang kurangpeserta didik pahami juga disimak dengan baik oleh peserta didik.
meningkat pesat, rata-ratanya mencapai 75%. Peserta didik sudah tidak merasa
Responpeserta didik terhadap media dan metode yang digunakan pun menjadi
sangat baik, persentasenya mencapai 98,61 %. Peserta lebih fokus terhadap mediadan
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa perilaku positif peserta didik
kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara selama mengikuti prosess
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic makin meningkat. Hal itu terbukti dari berkurangnya perilaku negatif peserta
108
Jurnal dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu jurnal yang diisi oleh guru atau
peneliti (jurnal guru) dan jurnal yang diisi oleh peserta didik (jurnal peserta didik).
Kedua jurnal tersebut berisi ungkapan perasaan dan tanggapan peserta didik dan guru
peneliti selama pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video critic. Hasil jurnal tersebut dapat disajikan sebagai berikut.
Jurnal peserta didik digunakan untuk mengetahui kesan dan pesan peserta
audio visual dengan metode video critic. Jurnal peserta didik diisi peserta didik
setelah kegiatan pembelajaran selesai. Hal-hal yang diungkap dalam jurnal peserta
didik meliputi: (1) perasaan peserta didik selama mengikuti pembelajaran menulis
puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (2) kesulitan yang
media audio visual dengan metode video critic, (3) pesan dan kesan peserta didik
dengan metode video critic, (4) tanggapan mengenai media dan metode yang
audio visual dengan metode video critic, dan (5) suasana kelas saat pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.
109
Hasil dari data jurnal peserta siklus II menunjukkan bahwa sebagian besar
peserta didik tertarik dan senang dengan pembelajaran menulis puisi menggunakan
media audio visual dengan metode video critic. Menurut peserta didik dengan adanya
media audiovisual dengan metode video critic mereka lebih mudah dalam memahami
pembelajaran menulis puisi, serta lebih tahu bagaimana cara membuat puisi yang
baik, dan menambah wawasan dan pengetahuan untuk membuat puisi yang
bagus.Mereka juga senang karena bisa belajar kelompok bersama dalam pembuatan
puisi. Selain itu, menurut peserta didik penggunaan media audiovisual juga lebih
awal sampai akhir pembelajaran kondusif, namun sedikit ramai hanya pada saat
mereka menyaksikan bagian tayangan media audio visual yang dianggap mereka
lucu.
sebelumnya juga sudah dapat mereka pahami. Mereka sudah jelas terhadap materi
yang diajarkan oleh guru. Pesan dan kesan yang bisa ditangkap dari hasil jurnal
peserta didik yaitu mereka sangat berharap supaya pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic bisa bermanfaat bagi
mereka, sedangkan kesannya sebagian besar dari mereka sangat tertarik, karena
Dari data jurnal peserta didik dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta
didik tertarik dan senang mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media
110
audio visual dengan meode video critic. Kesulitan-kesulitan yang mereka alami pada
Jurnal guru berisi uraian pendapat dan keseluruhan kejadian yang dapat
ditangkap guru pengajar selama proses pembelajaran berlangsung. Jurnal guru diisi
oleh guru dalam hal ini peneliti, setelah proses pembelajaran selesai yang
mencangkup 4hal yaitu (1) kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (2)
keaktifan peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio
visual dengan metode video critic, (3) respon peserta didik terhadap tugas yang
dengan metode video critic,dan (4) situasi dan suasana kelas dalam pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.
menggunakan media audio visual dengan metode video critic pada siklus II lebih baik
dari siklus I. Sebagian besar peserta didik telah duduk di tempat duduknya masing-
masing dan menyiapkan buku pelajaran yang berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan. Peserta didik juga lebih aktif selama proses pembelajaran.Beberapa peserta
didik bertanya mengenai tugas dari guru yang kurang mereka pahami. Sifat malu-
111
menyimak tayangan media audio visual dengan seksama dan tenang walaupun ada
bagian dari media audio visual yang membuat ramai karena lucu menurut mereka.
Begitu pula ketika peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan guru, peserta didik
mengerjakan dengan sangat serius. Meskipun masih tampak sesekali beberapa peserta
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic siklus II sudah lebih baik dari siklus I. Peserta didik juga lebih aktif bertanya
jawab dengan guru tentang kesulitan yang dialami pada pembelajaran sebelumnya.
Sifat canggung sudah tidak terlihat pada peserta didik, sehingga peserta didik dapat
Wawancara pada penelitian ini diambil dari lembar wawancara peserta didik
dengan difokuskan pada enam peserta didik, yang masing-masing terdiri dari dua
peserta didik yang memperoleh nilai kategori sangat baik, dua peserta didik
memperoleh nilai kategori baik, dan dua peserta didik yang memperoleh nilai
kategori cukup dalam tes menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
112
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dua peserta
didik yang mendapat nilai berkategori sangat baik merasa tertarik dengan
metode video critic, karena bisa menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman
Hasil wawancara dengan peserta didik yang mendapat nilai berkategori baik
menunjukkan bahwa peserta didik tersebut juga merasa tertarik dengan dengan
critic. Peserta didik juga lebih tertarik dan mudah memahami bagaimana cara
membuat puisi yang baik, selain itu menurut peserta didik penyampaian materi dari
guru sudah jelas dan mudah dipahami, tetapi satu dari mereka, Irvan Ardiansyah
Hasil wawancara dengan peserta didik yang mendapat nilai berkategori cukup
diksi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.Meskipun mereka
menungkapkan materi pembelajaran sudah bisa mereka pahami dengan baik, karena
pembelajaran menulis puisi mengguankan media audio visual dengan metode video
critic..
113
dengan metode video critic pada siklus II ini sudah dapat diikuti dengan baik oleh
peserta didik. Pada saat pembelajaran berlangsung, peserta didik terlihat lebih siap
untuk menerima penjelasan materi guru serta peserta didik lebih antusias dan lebih
semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hal tersebut disebabkan
peserta didik sudah terbiasa dengan kehadiran guru yang berbeda dengan guru yang
biasa mengajar mereka. Keaktifan peserta didik juga meningkat yang ditunjukkan
dengan keaktifan mereka dalam bertanya jawab dengan gurupada saat guru
yang lebih baik, peserta didik yang sebelumnya kurang serius memperhatikan dan
mengerjakan tugas dari guru juga sudah serius dan memperhatikan penjelasan serta
tugas yang diberikan oleh guru. Pada siklus II peserta didik merasa lebih mudah
untuk memahami materi menulis puisi terutama pada kesulitan yang mereka alami
hasil dengan perolehan rata-rata nilai peserta didik yang mencapai 78,56 dari rata-rata
nilai peserta didik siklus I yang hanya mencapai 71,44. Dengan demikian rata-rata
114
nilai pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan 7,12 atau sebesar 9,96 %
dari siklus I, dan termasuk dalam kategori baik. Demikian dapat disimpulkan
bahwa keterampilan peserta didik kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten
Jepara dalam menulis puisi pada pembelajaran menulis puisi mengguanakan media
audio visual dengan metode video criticmengalami peningkatan.Hasil tes dan nontes
audio visual dengan metode video critic, atau dengan kata lain tidak perlu melakukan
4.2 Pembahasan
yang diangkat dalam penelitian ini. Adapun masalah tersebut yaitu (1) Bagaimanakah
dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D SMP N 2 Welahan
menggunakan media audiovisual dengan metode video critic pada peserta didik kelas
tingkah laku peserta didik kelas VII D SMP N 2 Welahan Kabupaten Jepara setelah
115
dengan metode video critic siklus I dan II berbeda. Perbedaan proses pembelajaran
siklus I dan II akan dijelaskan sebagai berikut. Ketika guru baru memasuki kelas di
pembelajaran siklus I suasana kelas belum kondusif. Banyak peserta didik yang
masih belum duduk di tempat duduknya, Sebagian peserta didik terutama peserta
didik laki-laki masih berkeliaran di dalam ruangan kelas dan bercanda dengan teman
mereka. Berbeda dengan siklus I, di siklus II ketika guru baru masuk kelas,
suasananya sudah kondusif dan peserta didik terlihat siap mengikuti rangkaian
kegiatan pembelajaran menulis puisi. Perbandingan suasana saat guru baru masuk
kelas pada pembelajaran siklus I dan II dapat dilihat pada gambar 4.16 berikut ini.
Siklus I Siklus II
Gambar 4.16 Perbandingan Suasana Kelas saat Guru Masuk Kelas
Gambar 4.16 menunjukkan bahwa peserta suasana kelas pada pembelajaran
siklus I sebagian peserta didik belum siap menerima materi pembelajaran, karena
sedangkan pada pmebelajaran siklus II saat guru baru memasuki kelas, suasananya
116
sudah kondusif. Peserta didik terlihat sudah berada di tempat duduknya masing-
menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Setelah mengondisikan
kelas, pada pembelajaran siklus II guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik
mengenai kesulitan yang dialami pada pembelajaran siklus I. Kesulitan peserta didik
siklus di siklus I yaitu mereka masih kesulitan dalam menentukan judul yang menarik
dan cara mengembangkan kata-kata hasil kritikan dari video yang ditayangkan
menjadi sebuah puisi. Suasana kelas ketika guru menjelaskan materi materi
didik pada pembelajaran siklus I, yaitu pada cara menentukan judul yang menarik,
serta mengembangkan kata-kata hasil kritikan dari video yang telah ditayangkan
menjadi sebuah puisi. Ketika guru menjelaskan materi pembelajaran siklus II dengan
menekankan pada kesulitan yang masih dialami, peserta didik sangat serius
materi pembelajaran siklus I dan II dapat dilihat pada gambar 4.17 berikut ini.
117
Siklus I Siklus II
Gambar 4.17Perbandingan SuasanaKelas saat Guru Menjelaskan Materi
Pembelajaran
pembelajaran dari guru dengan menekankan pada materi yang masih kesulitan
dipahami oleh peserta didik yaitu pada cara menentukan judul yang menarik dan
mengubah hasil kritikan dari video yang ditayangkan menjadi sebuah puisi.
Kemudian, peserta didik kembali diberi penjelasan mengenai langkah menulis puisi
terutama dalam menentukan judul yang menarik serta cara merangkai kata-kata hasil
kritikan dari media audio visual yang ditayangkan guru menjadi sebuah puisi
didik diminta untuk menyimak tayangan media audio visual untuk mereka tanggapi
secara berkelompok, kemudian hasil tanggapan dari media audio visual yang
peserta didik saat diskusi kelompok dapat dilihat pada gambar 4.18 berikut ini.
118
Siklus ISiklus II
serius mengerjakan tugas dari guru. Kelompok 1 peserta didik yang pada
terlihat lebih serius pada pembelajaran siklus II. Guru juga membimbing peserta didik
di tiap kelompok yang sedang berdiskusi mengembangkan hasil kritikan dari video
yang telah ditayangkan untuk dikembangka menjadi sebuah puisi. Aktivitas guru saat
membimbing peserta didik di tiap kelompok dapat dilihat pada gambar 4.19 berikut
ini.
119
kelompok peserta didik mengembangkan hasil kritikan dari video yang ditayangkan
menjadi sebuah puisi. Sebagian besar peserta didik pada pembelajaran siklus I masih
canggung dan malu dengan guru, sedangkan pada pembelajaran siklus II peserta didik
sudah tidak canggung lagi untuk bertanya jawab dengan guru karena sudah mulai
terbiasa dengan guru. Tiap-tiap kelompok tampak terjadi diskusi yang antusias.
peserta didik, yaitu menulis puisi berdasarkan pada media audio visual yang berdeda
dari sebelumnya dengan langkah-langkah seperti yang dilakukan pada latihan di tiap
kelompok peserta didik sebelumnya sebagai penilaian akhir. Sebagian peserta didik
sangat serius mengerjakan tugas yang diberikan guru. Aktivitas peserta didik saat
mengerjakan tugas individu dapat dilihat pada gambar 4.20 berikut ini.
Siklus I Siklus II
Gambar 4.20 Aktivitas Peserta Didik saat Mengerjakan Tugas Individu
120
diminta untuk menulis puisi secara indvidu berdasarkan pada tayangan media audio
sebagian besar peserta didik pada pembelajaran siklus II terlihat lebih serius
mengerjakan tugas yang diberikan guru. Peserta didik pada pembelajaran siklus I
masih ada yang menghadap ke belakang dan asyik mengobrol dengan temanya, tetapi
temannya terlihat lebih serius mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
jurnal dan wawancara kepada tiap peserta didik untuk diisi sesuai dengan apa yang
dialami dan dirasakan selama proses pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic berlangsung. Guru juga memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat berlatih dan belajar menulis puisi
Peningkatan rata-rata skor tiap aspek dan rata-rata nilai kelas keterampilan
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video criticpada tes
prasiklus, siklus I, dan siklus II peserta didik kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan
121
Tabel 4.18 Peningkatan Rata-Rata Skor Tiap Aspek dan Rata-Rata Nilai Kelas
Pembelajaran Menulis puisi dari Prasiklus, Siklus I , dan Siklus II
Peningkatan rata-rata skor tiap aspek dan rata-rata nilai kelas dari prasiklus ke
siklus II dijelaskan pada tabel 4.18tersebut. Aspek judul yang semula pada prasiklus
hanya mencapai rata-rata skor 8,67 meningkat 5,22 atau sebesar 60,20 % pada siklus
I menjadi 13,89. Rata-rata skor aspek judul dari siklus I ke siklus II juga meningkat
1,33 atau sebesar 9,57 % menjadi 15,22. Peningkatan rata-rata skor aspek judul
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic dari prasiklus ke siklus 11 yaitu 6,55 atau sebesar 75,54 %, dari prasiklus yang
hanya mencapai rata-rata skor 8,67 meningkat menjadi 15,22 pada siklus II. Aspek
Kesesuaian isi dengan tema mengalami peningkatan 3,78 atau sebesar 35,06 % dari
prasiklus yang hanya mencapai rata-rata skor 10,78, pada siklus I meningkat sebesar
3,78 menjadi 14,56. Aspek kesesuaian isi dengan tema juga mengalami peningkatan
di siklus II, dari siklus I yang hanya mencapai rata-rata skor 14,56 pada siklus II rata-
122
rata nilai aspek judul meningkat 1 angka menjadi 15,56, atau mengalami peningkatan
sebesar 6,86 % dari siklus I. Persentase peningkatan rata-rata skor aspek kesesuaian
isi dengan tema dari prasiklus ke siklus II yaitu sebesar 44,34 %, dari prasiklus yang
hanya mencapai rata-rata nilai 10,78, pada siklus II naik sebesar 4,78 menjadi 15,56.
Aspek diksi pada prasiklus yang hanya mencapai rata-rata skor 16,50, pada siklus I
meningkat 4,33 menjadi 20,83 atau mengalami peningkatan sebesar 26,24 %. Rata-
rata skor aspek diksi juga meningkat pada siklus II, persentase kenaikan aspek diksi
dari siklus I ke siklus II sebesar 16,03 %, dari siklus I yang mencapai rata-rata nilai
20,83, pada siklus II meningkat 3,34 menjadi 24,17. Peningkatan rata-rata skor aspek
diksi dari prasiklus ke siklus II yaitu sebesar 46,48 %, dari prasiklus yang hanya
mencapai rata-rata skor 16,50, pada siklus II meningkat 7,67 menjadi 24,17. Aspek
rima pada prasiklus hanya mencapai rata-rata skor 11,89 meningkat 2,78 menjadi
14,67 pada siklus I atau meningkat sebesar 23,38 %. Rata-rata skor aspek rima pada
siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 7,56 %, dari siklus I yang hanya
mencapai rata-rata skor 14,57 pada siklus II meningkat 1,11 menjadi 15,78.
Persentase peningkatan rata-rata skor aspek rima dari prasiklus ke siklus II yaitu
sebesar 32,71 %, dari prasiklus yang hanya mencapai rata-rata skor 11,89, pada siklus
II meningkat 3,89 menjadi 15,78. Sementara itu, aspek tipografi mencapai rata-rata
skor 7,50, pada siklus I mengalami peningkatan 1,39 atau sebesar 22,74 % dari
prasiklus yang hanya mencapai nilai rata-rata 6,11. Aspek tipografi juga meningkat
sebesar 4,4 % pada siklus II, dari siklus I yang hanya mencapai rata-rata nilai 7,50,
123
pada siklus II meningkat 0,33 menjadi 7,83. Peningkatan rata-rata skor aspek
tipografi dari prasiklus ke siklus II yaitu sebesar 28,15 %, dari prasiklus yang hanya
mencapai rata-rata skor 6,11, pada siklus II meningkat 1,72 menjadi 7,83.
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic dari
pembelajaran menulis puisi dari tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Kelima aspek
tersebut adalah aspek judul, kesesuaian isi dengan tema, diksi, rima, dan tipografi.
Peningkatan rata-rata skor aspek judul dari prasiklus yang semula hanya 8,67
meningkat sebesar 60,20 % pada siklus I menjadi 13,89. Rata-rata skor judul juga
124
juga mengalami peningkatan sebesar sebesar 9,57 % dari siklus I yang mencapai rata-
rata skor sebesar 13,89 menjadi 15,22 pada siklus II, sedangkan untuk peningkatan
rata-rata skor aspek judul secara keseluruhan dari prasiklus ke siklus II sebesar 75,54
%. Rata-rata skor aspek kesesuaian isi dengan tema pada prasiklus yang hanya
mencapai 10,78 meningkat menjadi 14,56 pada siklus I. Peningkatan rata-rata skor
aspek kesesuaian isi dengan tema dari prasiklus ke siklus I sebesar 35,06 %. Rata-rata
skor aspek kesesuaian isi dengan tema juga meningkat sebesar 6,86 % pada siklus II,
dari siklus I yang hanya mencapai 14,56, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi
15,56. Peningkatan rata-rata skor aspek kesesuaian isi dengan tema dari prasiklus ke
siklus II sebesar 44,34 %. Aspek diksi pada tes prasiklus hanya mencapai rata-rata
skor sebesar 16,50, pada siklus I meningkat menjadi20,83 atau meningkat sebesar
26,24 %. Rata-rata skorjuga meningkat lagi. Dari sikus I hanya mencapai rata-rata
skor20,83, pada siklus II rata-rata skor aspek diksi meningkat menjadi 24,17 atau
menulis puisi menggnakan media audio visual dengan metode video critic dari
prasiklus ke siklus II sebesar 46,48 %. Peningkatan rata-rata skor aspek rima dari
prasiklus ke siklus I sebesar 23,38 %.. Aspek rima dari siklus I yang hanya mencapai
rata-rata skor 14,67meningkat menjadi 15,78 pada siklus II atau meningkat sebesar
peningkatan rata-rata skor sebesar 22,74 %,dari prasiklus yang rata-rata skornya
125
sebesar 6,11, meningkat menjadi 7,50 pada siklus I. Aspek tipografi juga mengalami
peningkatan sebesar 4,4 % dari siklus I yang rata-rata skornya hanyar 7,50 meningkat
menjadi 7,83 pada siklus II. Persentase peningkatan rata-rata skor aspek tipogrfi dari
menggunakan media audio visual dengan metode video critic juga juga diikuti
prasiklus, siklus I, dan siklus II. Rata-rata nilai kelas prasiklus yang hanya mencapai
53,94 meningkat sebesar 32,44 % pada siklus 1 menjadi 71,44. Peningkatan rata-rata
126
nilai kelasjuga terjadi dari siklus I ke siklus II. Rata-rata nilai kelas siklus I yang
hanya mencapai 71,44, pada siklus II rata-rata nilai kelasnya meningkat menjadi
78,56 atau meingkat sebesar 9,96 %. Sementara itu, peningkatan rata-rata nilai kelas
video critic selain meningkatkan nilai rata-rata peserta didik dalam menulis puisi,
juga dapat mengubah perilaku peserta didik ke arah yang positif. Perubahan perilaku
pengaayaan diksi puisi. Pada siklus II tampak bahwa peserta didik lebih siap
dibanding persiapan peserta didik pada siklus I. Selain itu, peserta didik juga lebih
tertib dan tenang, serta menyiapkan buku dan alat tulis yang berkaitan dengan
Berikut ini adalah perbandingan perubahan perilaku peserta didik pada siklus
tabel 4.19.
127
2 Keseriusan peserta
didik dalam mengikuti
pembelajaran
a. Peserta didik 27 75% 35 97,22 % 9 22,22 %
menyimak penjelasan
guru dengan seksama
b. Peserta didik
menyimak tayangan 21 58,33 % 36 100 % 15 41,67 %
media audio visual
dengan tenang
c.Pesertadidik mengikuti
proses pembelajaran 28 77,77 % 33 91,66 % 5 13,89%
dengan baik
3. Keaktifan peserta didik
selama proses
pembelajaran
a. Peserta didik aktif 7 19,44 % 24 66,67 % 17 47,22 %
bertanya yang
berkaitan dengan
128
c. Peserta didik
menunjukkan rasa 4 11,11 % 28 77,78 % 24 66,67 %
percaya diri untuk
mengemukakan
pendapat
4. Respon peserta didik
terhadap media dan
metode pembelajaran
yang digunakan
a. Peserta didik fokus 26 72,22 % 36 100 % 10 27,78 %
terhadap media yang
sedang digunakan
kegiatan pembelajaran. Secara umum aspek pertama ini meningkat sangat pesat
mencapai 175 %. Pada siklus I semua peserta didik masih kaget dan bingung dengan
kehadiran guru yang berbeda dengan biasanya sehingga keadaan kelas belum
sepenuhnya kondusif. Namun, pada siklus II kedaan tersebut dapat diatasi dengan
berikutnya sehingga peserta didik jauh lebih siap pada siklus II. Perubahan perilaku
129
peserta didik pada aspek observasi persiapan peserta didik dalam mengikuti
Siklus I Siklus II
Aspek yang kedua yaitu keseriusan peserta didik dalam mengikuti proses
sebesar 211,11 % dan meningkat sebesar 77,78 % menjadi 288,88 % pada siklus II.
130
Hal tersebut dikarenakan materi yang belum dipahami peserta didik pada siklus I
kembali ditekankan pada siklus II, sehingga penjelasan guru lebih diperhatikan
dengan baik oleh peserta didik. Ketika penayangan media audio visual, peserta didik
juga menyimak dengan seksama. Perubahan perilaku peserta didik pada aspek
Siklus I Siklus II
Gambar 4.22Perbandingan Keseriusan Peserta Didik dalam Mengikuti
Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
peserta didik untuk bertanya kepada guru, sehingga kondisi kelas lebih hidup. Peserta
131
didik juga berani menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Perubahan perilaku
peserta didik pada aspek observasi keaktifan peserta didik selama proses
Siklus I Siklus II
Aspek keempat adalah responpeserta didik terhadap media dan metode yang
digunakan. Aspek keempat ini secara keseluruhan juga meningkat sebesar 66,67 %.
Peserta didik semakin fokus terhadap media dan mengerjakan tugas yang diberikan
guru dengan serius karenasebagian besar peserta didik sudah memahami metode pada
132
pada aspek observasi respon peserta didik terhadap media dan metode pembelajaran
Siklus I Siklus II
Gambar 4.24Perbandingan Respon Peserta Didik Terhadap Media dan
Metode Pembelajaran yang Digunakan Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan jurnal guru pada siklus I, pembelajaran menulis puisi pada siklus
I kondisi kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara masih belum siap
dan kondisi kelas belum terlalu kondusif dan tenang. Peserta didik juga cenderung
133
terhadap media yang digunakan sudah baik. Peserta didik dapat menyimak tayangan
terhadap media yang digunakan karena tidak membosankan dan lebih menarik.
Persiapan peserta didik juga lebih baik jika dibandingkan dengan siklus I. Perubahan
perilaku peserta didik tampak pada keaktifan peserta didik selama mengikuti kegiatan
pembelajaran menulis puisi. Peserta didik juga lebih serius ketika mengerjakan tugas
Hasil jurnal peserta didik pada siklus I diketahui bahwa peserta didik tertarik
dengan pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode
didik senang dan tertarik dengan pembelajaran menulis puisi menggunalan media
audio visual dengan metode video critic karena mereka bisa belajar bersama secara
Meskipun ada peserta didik yang menyatakan bahwa mereka masih mengalami
kesulitan dalam hal penentuan judul yang menarik serta berangkai hasil kritikan dari
134
media audio visual menjadi sebuah puisi, namun peserta didik mengaku menjadi
guru sudah dapat dipahami oleh peserta didik. Namun, salah seorang peserta didik
yang mendapat nilai terendah pada siklus II masih merasa kesulitan dalam
terhadap media audio visual yang ditayangkan guru menjadi sebuah puisi.
Jadi, berdasarkan hasil observasi, hasil jurnal guru , jurnal peserta didik, hasil
puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic berjalan dengan
baik, dan dapat mengubah perilaku peserta didik ke arah yang lebih positif .
135
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
visual dengan metode videocritic berjalan dengan lancar. Pada awal pembelajaran
siklus I peserta didik masih banyak yang canggung yang disebabkan guru yang
mengajar mereka berbesa dari guru biasanya, sebagian peserta didik juga masih
ada kurang memperhatikan penjelasan dari guru serta ada sebagian peserta didik
yang malas-malasan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Berbeda pada
media audio visual dengan metode video critic siklus II, peserta didik
menunjukkan perkembangan kearah yang lebih positif. Peserta didik yang pada
pembelajaran siklus I masih malu dan canggung dengan guru, pada pembelajaran
siklus II sudah mulai aktif bertanya jawab dengan guru. Sebagian besar peserta
didik juga sudah memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru, serta lebih
135
136
metode video critic tampak pada hasil tes dan nontes. Rata-rata nilai kelas pada
Sementara itu, rata-rata nilai kelas pada siklus 1 sebesar 71,44 atau berkategori
baik. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai kelas sebesar 32,44
% dari prasiklus yang hanya mencapai rata-rata nilai kelas 53,94, pada siklus 1
naik menjadi 71,44. Pada siklus II rata-rata nilai kelas meningkat sebesar 5,1 %
menjadi 78,83, dari siklus I yang hanya mencapai rata-rata nilai kelas sebesar
71,44. Peningkatan rata-rata nilai kelas dari prasiklus ke sikllus II yaitu sebesar
45,64 %, dari prasiklus yang hanya mencapai rata-rata nilai kelas 53,94, pada
3) Perilaku peserta didik kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara juga
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.
Selain mengalami peningkatan pada rata-rata nilai kelas dan nilai rata-rata skor
aspek diksi dalam menulis puisi, peserta didik juga mengalami perubahan
perilaku belajar. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil observasi, jurnal
guru, jurnal peserta didik, pedoman wawancara, dan dokumentasi foto. Pada
pembelajaran siklus I sebagian besar peserta didik masih malu dan canggung.
Mereka juga ada yang masih bercanda sendiri, kurang bertanggung jawab dalam
137
tersebut dapat dikurangi pada pembelajaran siklus II. Peserta didik banyak yang
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini berdasarkan pada simpulan
audio visual dengan metode video critic tersebut, disarankan sebagai berikut.
1) Guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan media audio visual dan metode
video critic dalam pembelajaran menulis puisi, karena media dan metode ini
mampu membuat peserta didik menjadi aktif, kreatif, dan menciptakan suasana
digunakan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada umumnya dan
3) Para peneliti di bidang pendidikan atau peneliti lain hendaknya dapat melakukan
penelitian yang serupa dengan media, teknik atau metode pembelajaran yang lain
138
terlebih dahulu peserta didik yang akan dijadikan sebagai responden, sehingga
139
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Ensten, Mursal, 2000. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung:
Angkasa.
Hakim, M. Arif.2005. Kiat Menulis Artikel di Media dari Pemula Sampai Akhir.
Bandung: Nuansa Cendikia.
Jabrohim, Chairul Anwar, dan Suminto A. Sayuti. 2001. Cara Menulis Kreatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jalil, Diane Abdul. 1985. Teori dan Periodisasi Puisi Indonesia. Bandung; Angkasa.
Keraf, Gorys. 2000. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
139
140
Ngainah. 2008. “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Media Musik dan
Gamnbar Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Ungaran”. Skripsi: Universitas
Negeri Semarang.
Suriamiharja, Agus, Husen, Akhlan, dan Nunuy Nurjanah. 1996. Petunjuk Praktis
Menulis. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III Tahun
1996/1997.
Wagiran dan Mukh Doyin. 2005. Curah Gagasan: Pengantar Penulisan Karya Ilmiah.
Semarang: Rumah Indonesia.
141
142
LAMPIRAN-LAMPIRAN
143
Siklus 1
F. Skenario Pembelajaran
144
145
ditayangkan denganmengkritik
kemudian mendiskusikan apa saja
yang mereka lihat, dengar dan rasakan
dari video yang telah ditayangkan.
h. Peserta didik mengubah hasil diskusi
dari kritikan terhadap video yang
Video Critic
ditayangkan menjadi diksi-diksi yang
siap dikembangkan menjadi sebuah
puisi.
i. Peserta didik dibimbing guru di tiap
kelompok untuk mengembangkan
diksi-diksi menjadi sebuah puisi di
lembar kerja 1, dengan langkah-
langkah :
Video Critic
a) Peserta didik diminta untuk
menentukan judul puisi.
b) Peserta didik diminta untuk
menentukan diksi yang sesuai
dengan judul yang ditentukan.
c) Peserta didik diminta menyusun
diksi yang sudah ditentukan
menjadi bait-bait.
d) Peserta didik dimintauntuk
memperhalus diksi yang sudah
dibaitkan menjadi sebuah puisi
dengan memperhatikan judul,
kesesuaian isi dengan tema, diksi,
rima dan tipografi..
146
147
G. Media dan Sumber Belajar
1) Video keindahan alam
2) Buku Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VII SMP/MTs
H. Penilaian
1. Teknik : Tes dan nontes
2. Bentuk instrumen : Uraian.
3. Soal :
a)Perhatikan langkah untuk mengerjakan soal berikut ini!
Simaklah video yang ditayangkan oleh guru, kemudian berikan kritik pada video
yang ditayangkan.Diskusikanlah dengan kelompokmu tentang apa saja yang kalian
lihat, dengar, dan rasakan dari video yang telah kamu kritik kemudian ubahlah
hasil dari kritikan terhadap video menjadi diksi-diksi yang siap disusun menjadi
sebuah puisi!
Soal (Kelompok)
1. Tulislah sebuah puisi berdasarkan pada hal-hal yang kamu lihat, dengar, dan
rasakan dari video yang telah ditayangkandengan memperhatikan unsur-unsur
puisi berikut.
1) Judul puisi menarik bagi pembaca.
2) Isi puisi yang menerangkan sebagian besar tema.
3) Diksi yang tepat untuk mendukung makna puisi.
4) Persajakan yang mendukung makna puisi.
5) Tipografi yang mendukung suasana puisi.
b) Perhatikan langkah untuk mengerjakan soal berikut ini!
Simaklah video yang ditayangkan oleh guru, kemudian berikan kritik pada video
yang ditayangkan.Kembangkan apa saja yang kalian lihat, dengar, dan rasakan dari
video yang telah kamu kritik menjadi diksi-diksi yang siap disusun menjadi sebuah
puisi!
148
Soal (Individu)
2. Tulislah sebuah puisi berdasarkan pada hal-hal yang kamu lihat, dengar, dan
rasakan dari video yang telah ditayangkandengan memperhatikan unsur-unsur
puisi berikut.
1) Judul puisi menarik bagi pembaca.
2) Isi puisi yang menerangkan sebagian besar tema.
3) Diksi yang tepat untuk mendukung makna puisi.
4) Persajakan yang mendukung makna puisi.
5) Tipografi yang mendukung suasana puisi.
149
150
151
Skala Penilaan
No. Aspek Penilaian Bobot Skor
1 2 3 4 5
1. Judul 4 20
tema
3. Diksi 6 30
4. Rima 4 20
5. Tipografi 2 10
152
2. Baik 70-84
3. Cukup 60-69
4. Kurang 50-59
5. Sangat kurang <50
b. Instrumen nontes: Lembar observasi, jurnal peserta didik, jurnal guru, wawancara,
dan dokumentasi foto.
Welahan,
Guru Mata Pelajaran, Peneliti,
H. Suroso, S. Pd.
NIP 19620812 198501 1 006
153
Siklus II
154
L. Skenario Pebelajaran
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Kegiatan Awal
c. Guru mengondisikan peserta didik 10 menit
agar siap menerima materi
pembelajaran. Tanya jawab
Ceramah
b. Guru bertanya jawab dengan peserta
didik mengenai pengalaman dan
kesulitan peserta didik dalam
menulis puisi pada siklus I.
c. Guru menyampaikan pokok materi,
tujuan, serta manfaat dari kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti
o. Peserta didik diberi penjelasan 55 menit Tanya jawab
Diskusi
materi menulis puisi dengan
Ceramah
menekankan pada penentuan judul
yang menarik dan cara merangkai
diksi dari tayangan video menjadi
sebuah puisi.
p. Peserta didik diminta untuk fokus
155
156
157
G. Media dan Sumber Belajar
3) Video keindahan alam
4) Buku Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VII SMP/MTs
H. Penilaian
4. Teknik : Tes dan nontes
5. Bentuk instrumen : Uraian.
6. Soal :
a)Perhatikan langkah untuk mengerjakan soal berikut ini!
Simaklah video yang ditayangkan oleh guru, kemudian berikan kritik pada video
yang ditayangkan.Diskusikanlah dengan kelompokmu tentang apa saja yang kalian
lihat, dengar, dan rasakan dari video yang telah kamu kritik kemudian ubahlah
hasil dari kritikan terhadap video menjadi diksi-diksi yang siap disusun menjadi
sebuah puisi!
Soal (Kelompok)
158
3. Tulislah sebuah puisi berdasarkan pada hal-hal yang kamu lihat, dengar, dan
rasakan dari video yang telah ditayangkandengan memperhatikan unsur-unsur
puisi berikut.
6) Judul puisi menarik bagi pembaca.
7) Isi puisi yang menerangkan sebagian besar tema.
8) Diksi yang tepat untuk mendukung makna puisi.
9) Persajakan yang mendukung makna puisi.
10) Tipografi yang mendukung suasana puisi.
b) Perhatikan langkah untuk mengerjakan soal berikut ini!
Simaklah video yang ditayangkan oleh guru, kemudian berikan kritik pada video
yang ditayangkan.Kembangkan apa saja yang kalian lihat, dengar, dan rasakan dari
video yang telah kamu kritik menjadi diksi-diksi yang siap disusun menjadi sebuah
puisi!
Soal (Individu)
4. Tulislah sebuah puisi berdasarkan pada hal-hal yang kamu lihat, dengar, dan
rasakan dari video yang telah ditayangkandengan memperhatikan unsur-unsur
puisi berikut.
6) Judul puisi menarik bagi pembaca.
7) Isi puisi yang menerangkan sebagian besar tema.
8) Diksi yang tepat untuk mendukung makna puisi.
9) Persajakan yang mendukung makna puisi.
10) Tipografi yang mendukung suasana puisi.
159
160
161
Skala Penilaan
No. Aspek Penilaian Bobot Skor
1 2 3 4 5
1. Judul 4 20
tema
3. Diksi 6 30
4. Rima 4 20
5. Tipografi 2 10
162
b. Instrumen nontes: Lembar observasi, jurnal peserta didik, jurnal guru, pedoman
wawancara, dan pedoman dokumentasi foto.
Welahan,
Guru Mata Pelajaran, Peneliti,
H. Suroso, S. Pd.
NIP 19620812 198501 1 006
163
Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Prasiklus
Kode Skor Aspek
No. Nilai K
Responden 1 2 3 4 5
1 R-01 8 12 18 12 6 56 K
2 R-02 8 8 12 12 6 46 SK
3 R-03 8 8 12 8 4 40 SK
4 R-04 8 8 12 12 6 46 SK
5 R-05 12 8 12 12 6 50 K
6 R-06 8 12 18 12 6 56 K
7 R-07 8 8 12 12 6 46 SK
8 R-08 8 8 18 12 6 52 K
9 R-09 12 8 12 12 6 50 K
10 R-10 12 16 24 12 8 72 B
11 R-11 12 12 18 12 6 60 C
12 R-12 8 12 18 12 6 56 K
13 R-13 12 12 24 16 8 72 B
14 R-14 8 16 18 12 8 62 C
15 R-15 8 12 18 12 6 56 K
16 R-16 8 8 12 8 4 40 SK
17 R-17 8 12 18 12 6 56 K
18 R-18 8 12 24 12 6 62 C
19 R-19 8 16 18 16 8 66 C
20 R-20 8 12 18 12 6 56 K
21 R-21 8 8 12 12 6 46 SK
22 R-22 4 8 12 8 4 36 SK
23 R-23 8 12 18 12 6 56 K
24 R-24 8 8 12 12 6 46 SK
25 R-25 8 12 24 16 8 68 C
26 R-26 8 8 18 12 6 52 K
27 R-27 8 12 18 12 6 56 K
164
28 R-28 8 8 12 8 6 42 SK
29 R-29 8 12 12 8 6 46 SK
30 R-30 8 12 18 12 6 56 K
31 R-31 8 8 12 12 6 46 SK
32 R-32 12 16 24 16 8 76 B
33 R-33 8 12 18 12 6 56 K
34 R-34 12 12 18 12 6 60 C
35 R-35 8 8 12 12 4 44 SK
36 R-36 8 12 18 12 6 56 K
Jumlah 312 388 594 428 220 1942
8,67 10,78 16,50 11,89 6,11 53,94
Rata-rata
165
166
30 R-30 12 16 30 20 10 88 SB
31 R-31 12 16 18 16 10 72 B
32 R-32 16 16 24 16 8 80 B
33 R-33 12 12 18 16 8 66 C
34 R-34 12 12 18 16 6 64 C
35 R-35 16 8 12 12 6 54 K
36 R-36 12 12 18 16 6 64 C
Jumlah 500 524 750 528 270 2572
Rata-rata 13,89 14,56 20,83 14,67 7,50 71,44
167
168
Keterangan
Frekuensi Pencapaian
No. Aspek yang Diamati
(%)
1. Kondisi kelas sudah tenang 0 0
2. Peserta didik telah duduk di tempat duduk masing-masing 34 9,44
3. Peserta didik telah menyiapkan buku-buku yang berkaitan dengan 8 22,22
materi yang akan diajarkan,
4. Peserta didik menyimak penjelasan guru dengan saksama 27 75
5. Peserta didik menyimak tayangan media audio visual dengan 21 58,33
tenang
6. Siwa mengikuti proses pembelajaran dengan baik 28 77.77
7. Peserta didik aktif bertanya yang berkaitan dengan materi yang 7 19,44
sedang diajarkan
8. Peserta didik aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh 4 11,11
169
guru
9. Peserta didik menunjukkan rasa percaya diri untuk 4 11,11
mengemukakan pendapatnya
10. Peserta didik fokus terhadap media yang sedang digunakan 26 72,22
11. Peserta didik mengerjakan tugas dengan baik 21 58,33
170
No. Presensi : 16
Kelas : VII D
171
No. Presensi : 30
Kelas : VII D
172
No. Presensi : 33
Kelas : VII D
173
No. Presensi : 39
Kelas : VII D
174
No. Presensi : 35
Kelas : VII D
175
No. Presensi : 22
Kelas : VII D
176
177
29 R-29 12 16 24 16 8 76 B
30 R-30 16 16 30 20 8 90 SB
31 R-31 16 16 24 16 8 80 B
32 R-32 16 12 18 16 6 68 C
33 R-33 12 16 24 16 6 74 B
34 R-34 12 12 24 12 8 68 C
35 R-35 12 12 24 12 8 68 C
36 R-36 12 16 30 16 8 82 B
Jumlah 548 560 870 568 282 2828
Rata-rata 15,22 15,56 24,17 15,78 7,83 78,56
178
No. Presensi :7
Kelas : VII D
179
No. Presensi : 13
Kelas : VII D
180
No. Presensi : 12
Kelas : VII D
181
No. Presensi : 23
Kelas : VII D