Você está na página 1de 203

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL


DENGAN METODE VIDEO CRITIC
PADA PESERTA DIDIK KELAS VII D SMP N 2 WELAHAN
KABUPATEN JEPARA
SKRIPSI

diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata I


untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nama : Rokhis Rukhiyanto
NIM : 2101409022
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013


 
 
 

SARI

Rukhiyanto, Rokhis. 2013. “Peningkatan Keterampilan Menulis puisi Menggunakan


Media Audio Visual dengan Metode Video Critic pada Peserta Didik Kelas
VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara.” Skripsi. Jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I: Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Pembimbing II:
Dr. Mimi Mulyani, M.Hum.

Kata kunci: keterampilan menulis puisi, media audio visual, dan metode video critic.

Pembelajaran menulis puisi merupakan kegiatan belajar yang bersifat


produktif. Berdasarkan wawancara yang pernah dilakukan dengan guru mata
pelajaran bahasa Indonesia SMP N 2 Welahan Kabupaten Jepara, lemahnya
keterampilan menulis puisi peserta didik ada pada proses menentukan tema,
mengembangkan tema, serta dalam menentukan diksi.Selain itu, peserta didik juga
kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut juga disebabkan oleh
kurangnya minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, terutama pembelajaran
menulis puisi.Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk
perbaikan pembelajaran keterampilan menulis puisi. Solusi yang diberikan dalam
penelitian ini berkenaan dengan menulis puisi adalah dengan menggunakan media
audio visual dengan metode video critic yang diharapkan dapat meningkatkan
keterampilanmenulis puisi pada peserta didik kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan
Kabupaten Jepara.
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah proses
pembelajaran keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video critic pada peserta didik kelas VII D SMP N 2 Welahan Kabupaten
Jepara, (2)bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis puisi menggunakan
media audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D SMP N
2 Welahan, dan (3) bagaimanakah perubahan tingkah laku peserta didik kelas VII D
SMP N 2 Welahan setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan
media audio visual dengan metode video critic.
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap prasiklus, siklus I,
dan siklus II dengan target rata-rata nilai kelas atau ketuntasan minimal, yaitu 72,00,
serta pembobotan skor yang lebih tinggi pada aspek diksi dari aspek lainya pada
pembelajaran menulis puisi. Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis puisi
peserta didik kelas kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara. Variabel
bebas pada penelitian ini adalah media audio visual dan metode video critic,
sedangkan variabel terikatnya adalah peningkatan keterampilan menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Pengumpulan data
pada siklus I dan siklus II menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes berupa
keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video

ii
 
 
 

critic. Teknik nontes berupa pedoman observasi,pedoman jurnal, pedoman


wawancara, dan dokumentasi foto. Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif
dan kualitatif.
Berdasarkan hasil analisis data prasiklus, siklus I, dan siklus II diketahui rata-
rata nilai kelasyang diperoleh peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi
meningkat.Pada prasiklus, rata-rata nilai kelas yang dicapai sebesar 53,94. Pada
siklus I terjadi peningkatan rata-rata nilai dari prasiklussebesar 32,44 % dengan nilai
rata-rata kelas mencapai71,44. Peningkatan rata-rata nilai kelas juga terjadi pada
siklus II, yaitu rata-rata nilai kelas yang dicapai sebesar 78,56atau terjadi peningkatan
dari siklus I sebesar 9,96 %, sedangkan peningkatan dari prasiklus sampai tahap
siklus II sebesar 45,64 %. Perilaku peserta didik juga mengalami perubahan ke arah
positif selama mengikuti proses pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic. Peserta didik menjadi lebih aktif dan tertarik
terhadap pelajaran menulis puisi serta mengubah perilaku peserta didik ke arah yang
lebih positif..
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan kepada guru bahasa dan
sastra Indonesia agar dapat menggunakan media audio visual dan metode video
dalam pembelajaran menulis puisi. Bagi para peneliti di bidang pendidikan atau
bidang lain hendaknya dapat melakukan penelitian yang serupa dengan media, teknik
atau metode pembelajaran yang lain, sehingga didapatkan alternatif lain untuk
pembelajaran menulis puisi

iii
 
 
 

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Disetujui untuk diajukan dalam sidang panitia ujian skripsi Fakultas Bahasa

dan Seni, Universitas Negeri Semarang pada

hari :

tanggal :

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. Dr. Mimi Mulyani, M.Hum.


NIP196008031989011001 NIP 196203181989032003

iv
 
 
 

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
hari :
tanggal :

Panitia Ujian Skripsi

Ketua, Sekretaris,

Dr. Abduurachman Faridi, M.Pd. Sumartini, S.S., M.A.


NIP 195301121990021001 NIP 197307111998022001
Penguji I,

Drs. Mukh Doyin, M.Si


NIP 196506121994121001
Penguji II, Penguji III,

Dr. Mimi Mulyani, M.Hum. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum.


NIP 196203181989032003

v
 
 
 

NIP 196008031989011001

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil

karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun

seluruhnya. Pendapat dan temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip

atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang,

Rokhis Rukhiyanto
NIM 2101409022

vi
 
 
 

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto

1) Jangan katakan ”wahai Allah, masalahku sungguh besar, tapi katakanlah wahai

masalah, Allah itu Maha Besar.”

2) Sukses itu harus bersyukur, tapi bersyukur itu jauh lebih sukses.

Persembahan

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1) Orangtua dan keluargaku;

2) Bapak, Ibu Guru, dan Dosenku; dan

3) Almamaterku, Universitas Negeri Semarang.

vii
 
 
 

viii
 
 
 

PRAKATA

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan

nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya, karena penelitian ini yang berjudul Peningkatan

Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Audio Visual dengan Metode

Video Critic pada Peserta Didik Kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten

Jepara, dapat diselesaikan dengan baik.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari dukungan dosen

pembimbing dan teman-teman, baik itu material maupun spiritual. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Agus Nuryatin sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Mimi Mulyani sebagai dosen

pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan

skripsi ini.

Penghargaan serta ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada:

1) Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan izin penelitian.

2) Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan fasilitas

administratif dan motivasi serta pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

3) Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada peneliti.

ix
 
 
 

4) Kepala sekolah, guru mapel bahasa Indonesia, dan peserta didik kelas VII D SMP

Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara yang telah memberikan izin penelitian dan

telah bersedia membantu sepenuh hati.

5) Bapak dan Ibu yang tidak pernah berhenti menyayangi dan mengasihi lahir dan

batin; adiku tersayang yang selalu memberikan dukungan; serta sahabat, dan

teman-temanku yang selalu memberikan inspirasi, motivasi, dan semangat.

6) Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penelitian dan

penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah Swt. memberikan pahala kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan pada penelitian ini. Saran dan kritik yang membangun

diharapkan untuk kesempurnaan penelitian ini.

Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan dalam

dunia pendidikan.

Semarang,

Rokhis Rukhiyanto

x
 
 
 

DAFTAR ISI

SARI ......................................................................................................... ii

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................................. iv

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................... v

PERNYATAAN ....................................................................................... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vii

PRAKATA ................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi

DAFTAR GRAFIK ................................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xxi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 4

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 5

1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................ 6

1.4 Rumusan Masalah ................................................................................ 6

1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

xi
 
 
 

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS ........... 10

2.1 Kajian Pustaka ..................................................................................... 10

2.2 Landasan Teoretis ................................................................................ 14

2.2.1 Hakikat Puisi ..................................................................................... 15

2.2.1.1 Pengertian Puisi ............................................................................. 15

2.2.1.2 Jenis-Jenis Puisi ............................................................................. 17

2.2.1.3 Unsur-Unsur Puisi .......................................................................... 18

2.2.2. Menulis Kreatif Puisi ....................................................................... 28

2.2.2.1 Langkah-Langkah Menulis Puisi ................................................... 29

2.2.3 Hakikat Media ................................................................................... 30

2.2.3.1 Media Audio Visual ....................................................................... 31

2.2.4 Hakikat Metode Video Critic ............................................................ 34

2.2.4.1 Pengertian dan Langkah Metode Video Critic ............................... 34

2.2.4.2 Kelebihan Metode Video Critic ..................................................... 35

2.2.4.3 Kekurangan Metode Video Critic .................................................. 36

2.2.5 Penerapan Media Audio Visual dengan Metode Video

Critic dalam Pembelajaran Menulis Puisi......................................... 36

2.2.6 Kerangka Berpikir ............................................................................. 37

2.2.7 Hipotesis Tindakan ........................................................................... 38

xii
 
 
 

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 39

3.1 Desain Penelitian ................................................................................. 39

3.1.1 Prosedur Tindakan Siklus I ............................................................... 40

3.1.1.1 Perencanaan ................................................................................... 40

3.1.1.2 Tindakan ........................................................................................ 41

3.1.1.3 Observasi........................................................................................ 43

3.1.1.4 Refleksi .......................................................................................... 43

3.1.2 Prosedur Tindakan Siklus II ............................................................. 44

3.1.2.1 Perencanaan .................................................................................. 44

3.1.2.1 Tindakan ....................................................................................... 45

3.1.2.3 Observasi........................................................................................ 47

3.1.2.4 Refleksi ......................................................................................... 47

3.2 Subjek Penelitian ................................................................................ 47

3.3 Variabel Penelitian .............................................................................. 48

3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis Puisi .............................................. 48

3.3.2 Variabel Media Audio Visual dengan Metode Video Critic ............. 49

3.4 Instrumen Penelitian ........................................................................... 49

3.4.1 Instrumen Tes.................................................................................... 50

3.4.2 Instrumen Nontes ............................................................................. 54

3.4.2.1 Lembar Observasi .......................................................................... 54

3.4.2.2 Pedoman Jurnal ............................................................................. 54

xiii
 
 
 

3.4.2.3 Pedoman Wawancara .................................................................... 53

3.4.2.4 Dokumentasi (Foto) ...................................................................... 54

3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 56

3.5.1 Teknik Tes ........................................................................................ 57

3.5.2 Teknik Nontes ................................................................................... 57

3.5.2.1 Observasi........................................................................................ 57

3.5.2.2 Jurnal ............................................................................................. 57

3.5.2.3 Wawancara .................................................................................... 58

3.5.2.4 Dokumentasi ................................................................................. 58

3.6 Teknik Analisis Data............................................................................ 59

3.6.1 Teknik Kuantitatif ............................................................................ 59

3.6.2 Teknik Kualitatif .............................................................................. 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 61

4.1.1 Hasil Prasiklus .................................................................................. 61

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I ................................................................... 63

4.1.2.1 Proses Pembelajaran Siklus I ........................................................ 63

4.1.2.2 Hasil Tes Siklus I ........................................................................... 68

4.1.2.2.1 Hasil Tes Penelitian Siklus I ....................................................... 70

4.1.2.2.1 Hasil Tes Aspek Judul ............................................................... 72

xiv
 
 
 

4.1.2.2.2 Hasil Tes Aspek Kesesuaian Isi dengan Tema ........................... 73

4.1.2.2.3 Hasil Tes Aspek Diksi ............................................................... 74

4.1.2.2.4 Hasil Tes Aspek Rima ................................................................ 75

4.1.2.2.5 Hasil Tes Aspek Tipografi .......................................................... 76

4.1.2.3 Hasil Nontes Siklus I .................................................................... 79

4.1.2.3.1 Hasil Observasi Siklus I .............................................................. 79

4.1.2.3.2 Hasil Jurnal Siklus I .................................................................... 82

4.1.2.3.3 Hasil Wawancara Siklus I ........................................................... 85

4.1.2.4 Refleksi Siklus I ............................................................................ 87

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II ................................................................. 89

4.1.3.1 Proses Pembelajaran Siklus II ........................................................ 89

4.1.3.2 Hasil Tes Siklus II ......................................................................... 96

4.1.3.2.1 Hasil Tes Aspek Judul ............................................................... 98

4.1.3.2.2 Hasil Tes Aspek Kesesuaian Isi dengan Tema ........................... 99

4.1.3.2.3 Hasil Tes Aspek Diksi ............................................................... 100

4.1.3.2.4 Hasil Tes Aspek Rima ............................................................... 101

4.1.3.2.5 Hasil Tes Aspek Tipografi .......................................................... 102

4.1.3.3 Hasil Nontes Siklus II ................................................................... 104

4.1.3.3.1 Hasil Observasi Siklus II ............................................................ 104

4.1.3.3.2 Hasil Jurnal Siklus II ................................................................... 108

4.1.3.3.3 Hasil Wawancara Siklus II.......................................................... 111

xv
 
 
 

4.1.3.4 Refleksi Siklus II............................................................................ 113

4.2 Pembahasan ......................................................................................... 114

4.2.1 Proses Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan

Media Audio Visual dengan Metode Video Critic ........................... 115

4.2.2 Peningkatan Keteramilan Menulis Puisi Menggunakan Media Audio

Visual dengan Metode Video Critic .................................................. 120

4.2.3 Perubahan Perilaku Peserta Didik Setelah Mengikuti Pembelajaran

Menulis Puisi Menggunakan Media Audio Visual dengan Metode

Video Critic ....................................................................................... 126

BAB V PENUTUP.................................................................................... 135

5.1 Simpulan .............................................................................................. 135

5.2 Saran .................................................................................................... 137

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 139

LAMPIRAN.............................................................................................. 136

xvi
 
 
 

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Puisi........................ 50

Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Puisi ................... 50

Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Keterampilan Menulis Puisi .................... 52

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Puisi ..................... 53

Tabel 4.1 Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Prasiklus .................... 62

Tabel 4.2 Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Siklus I ..................... 70

Tabel 4.3 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Judul Siklus I ...................... 72

Tabel 4.4 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Kesesuaian Isi

dengan Tema Siklus I ............................................................. 73

Tabel 4.5 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Diksi Siklus I ....................... 74

Tabel 4.6 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Rima Siklus I ...................... 75

Tabel 4.7 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tipografi Siklus I ................ 76

Tabel 4.8 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Pembelajaran Menulis Puisi

Siklus I .................................................................................. 77

Tabel 4.9 Hasil Observasi Peserta Didik Siklus I ................................. 80

Tabel 4.10 Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Siklus II .................. 96

Tabel 4.11 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Judul Siklus II..................... 98

Tabel 4.12 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Kesesuaian Isi

dengan Tema Siklus II .......................................................... 99

xvii
 
 
 

Tabel 4.13 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Diksi Siklus II..................... 100

Tabel 4.14 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Rima Siklus II..................... 101

Tabel 4.15 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tipografi Siklus II .............. 102

Tabel 4.16 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Pembelajaran Menulis Puisi

Siklus II ................................................................................. 103

Tabel 4.17 Hasil Observasi Pembelajaran Menulis Puisi

Siklus II ................................................................................. 105

Tabel 4.18 Peningkatan Rata-Rata Skor dan Rata-Rata Nilai Kelas

dari Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ................................... 121

Tabel 4.19 Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II ........... 127

xviii
 
 
 

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Siklus I ..................... 71

Grafik 4.2 Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Siklus II ................... 97

Grafik 4.3 Peningkatan Rata-Rata Skor Tiap Aspek Pembelajaran Menulis

Puisi dari Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ........................... 123

Grafik 4.4 Peningkatan Rata-Rata Nilai Kelas Pembelajaran Menulis

Puisi dari Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II .......................... 125

xix
 
 
 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Suasana Kelas saat Guru Baru Memasuki Kelas Siklus I ... 63

Gambar 4.2 Aktivitas Guru dan Peserta Didik pada Kegiatan Awal

Pembelajaran Siklus I .......................................................... 64

Gambar 4.3 Aktivitas Peserta Didik saat Guru Menjelaskan Materi

Pembelajaran Siklus I .......................................................... 65

Gambar 4.4 Aktivitas Peserta Didik Menyaksikan Video Pertama ........ 66

Gambar 4.5 Aktivitas Peserta Didi saat Diskusi Kelompok ................... 66

Gambar 4.6 Aktivitas Guru saat Membimbing Peserta Didik di Tiap

Kelompok ........................................................................... 67

Gambar 4.7 Aktivitas Peserta Didik Mempresentasikan Hasil Kerja

Kelompoknya ...................................................................... 68

Gambar 4.8 Aktivitas Peserta Didik saat Mengerjakan Tugas Individu . 69

Gambar 4.9 Suasana saat Guru Baru Memasuki Kelas Siklus II ............ 89

Gambar 4.10 Aktivitas Guru dan Peserta Didik pada Kegiatan Awal

Pembelajaran Siklus II ........................................................ 90

Gambar 4.11 Suasana Kelas saat Guru Menjelaskan Materi

Pembelajaran ....................................................................... 91

Gambar 4.12 Aktivitas Peserta Didik saat Diskusi Kelompok .............. 92

Gambar 4.13 Aktivitas Guru saat Membimbing Peserta Didik di Tiap

Kelompok ......................................................................... 93

xx
 
 
 

Gambar 4.14 Aktivitas Peserta Didik saat Mempresentasikan

Hasil Kerja Kelompoknya ................................................ 94

Gambar 4.15 Aktivitas Peserta Didik saat Mengerjakan Tugas Individu 95

Gambar 4.16 Perbandingan Suasana Kelas saat Guru Baru Memasuki

Kelas Siklus I dan Siklus II .............................................. 115

Gambar 4.17 Perbandingan Suasana Kelas saat Guru Menjelaskan

Materi Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ...................... 117

Gambar 4.18 Aktivitas Peserta Didik saat Berdiskusi Kelompok

Siklus I dan Siklus II ......................................................... 118

Gambar 4.19 Aktivitas Guru saat Membimbing Peserta Didik di Tiap

Kelompok ......................................................................... 118

Gambar 4.20 Perbandingan Aktivitas Peserta Didik saat Mengerjakan

Tugas Individu Siklus I dan Siklus II ............................... 119

Gambar 4.21 Perbandingan Persiapan Peserta Didik dalam Mengikuti

Pembelajaran Siklus I dan Siklus II.................................. 129

Gambar 4.22 Perbandingan Keseriusan Peserta Didik dalam Mengikuti

Pembelajaran Siklus I dan Siklus II.................................. 130

Gambar 4.23 Perbandingan Keaktifan Peserta Didik Selama Proses

Pembelajaran Siklus I dan Siklus II .................................. 131

Gambar 4.24 Perbandingan Respon Peserta Didik terhadap Media dan

Metode Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ................... 132

xxi
 
 
 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................... 143


Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................. 153
Lampiran 3 Rincian Nilai Menulis Puisi Prasiklus .......................................... 162
Lampiran 4 Rincian Nilai Menulis Puisi Siklus I ............................................ 164
Lampiran 5 Hasil Observasi Siklus I ................................................................ 166
Lampiran 6 Hasil Wawancara Siklus I (Nilai Tinggi) ..................................... 169
Lampiran 7 Hasil Wawancara Siklus I (Nilai Sedang) ..................................... 171
Lampiran 8 Hasil Wawancara Siklus I (Nilai Rendah).................................. . 173
Lampiran 9 Rincian Nilai Menulis Puisi Siklus II ........................................... 175
Lampiran 10 Hasil Observasi Siklus II ............................................................. 177
Lampiran 10 Hasil Wawancara Siklus II (Nilai Tinggi) ................................... 178
Lampiran 11 Hasil Wawancara Siklus II (Nilai Sedang)................................... 179
Lampiran 12 Hasil Wawancara Siklus II (Nilai Rendah) .................................. 180

xxii
 
 
 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan alat komunikasi penulis dengan pembaca karya

sastra. Menurut Suharianto (2005:1) karya sastra adalah pengejawantahan kehidupan

hasil pengamatan sastrawan atas kehidupan sekitar yang telah diwarnai dengan sikap

penulisnya, latar belakang pendidikannya, keyakinannya, dan sebagainya.

Horace (dalam Suharianto 2005:9) menjelaskan bahwa sebuah karya seni

pada umumnya adalah dulce et util, (menyenangkan dan berguna). Karya seni

dikatakan menyenangkan karena melalui karya seni seseorang dapat memperoleh

kenikmatan hidup. Berguna karena dapat memberikan manfaat bagi sesorang untuk

mendorong lahirnya perilaku-perilaku yang mendatangkan manfaat bagi kehidupan.

Penciptaan sebuah karya sastra semata-mata dapat dilakukan oleh setiap orang

tanpa adanya latihan, tetapi agar dapat menciptakan sebuah karya sastra yang bagus

harus dimulai dengan banyak belajar, banyak berlatih, dan seringnya berkecimpung

dalam hal-hal yang berkaitan dengan sastra. Kegiatan belajar digunakan untuk

mendapatkan pemahaman tentang kesastraan. Misalnya tentang bentuk-bentuk karya

sastra, unsur-unsur pembangun puisi, prosa, dan drama.

Berkaitan dengan pembelajaran sastra, maka pembelajaran sastra di SMP

bertujuan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan dalam menikmati dan


 

 

memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti,

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, serta bertujuan agar peserta

didik dapat menghargai dan mengembangkan karya sastra Indonesia sebagai

khasanah budaya dan bahasa. Dari berbagai tujuan pembelajaran sastra tersebut,

terdapat satu tujuan pembelajaran yang hanya ada dalam pembelajaran sastra, yaitu

memperhalus budi pekerti. Adanya tujuan memperhalus budi pekerti ini karena di

dalam karya sastra mengandung nilai-nilai moral yang dapat mengantarkan seseorang

menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan menjadikan seseorang lebih

bijaksana dalam menghadapai permasalahan.

Pembelajaran menulis puisi yang dilaksanakan selama ini masih bersifat teori,

karena guru cenderung menerangkan hal-hal yang bersifat teori. Guru umumnya

menjelaskan hal-hal yang berkenaan dengan teori menulis, kemudian guru memberi

tugas kepada peserta didik untuk membuat puisi, dan di akhir proses tersebut adalah

memberikan penilaian. Proses belajar yang demikian kurang mendapatkan hasil

maksimal karena guru tidak memberikan bimbingan menulis puisi dengan cara

menunjukkan proses pembuatan puisi kepada peserta didik, sehingga ketika diberi

tugas menulis puisi mereka mengalami kesulitan.

Pembelajaran menulis puisi merupakan kegiatan belajar yang bersifat

produktif. Produk yang dihasilkan berupa puisi. Puisi yang dihasilkan itu merupakan

penyaluran ide atau gagasan peserta didik dengan mengikuti aturan puisi yang benar.

Di dalam mengekspresikan pikiran menjadi sebuah puisi tentu banyak hambatan yang

 
 

 

dihadapi. Maka dari itu, pembelajaran menulis puisi harus dilakukan dengan cara

kreatif dan aktif untuk mengurangi hambatan atau kesulitan yang sering dihadapi.

Berdasarkan wawancara yang pernah dilakukan dengan guru mata pelajaran

bahasa Indonesia SMP N 2 Welahan Kabuapten Jepara, lemahnya keterampilan

menulis puisi peserta didik pada proses menentukan tema, mengembangkan tema,

menentukan diksi. Selain itu, sebagian peserta didik juga kurang aktif dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran menulis puisi. Kelemahan tersebut merupakan

kendala pada proses pembuatan puisi yang sering dihadapi sesorang ketika menulis

puisi. Kelemahan peserta didik dalam menulis puisi tersebut mengakibatkan

rendahnya nilai mereka. Nilai yang didapat peserta didik hampir sebagian besar

belum memenuhi KKM sebesar 72,00.

Berbagai kesulitan tersebut dapat menggugah para guru untuk memilih model,

metode, teknik, dan media yang sesuai sehingga para peserta didik dapat menguasai

kompetensi dasar yang dimaksud yaitu keterampilan menulis puisi. Hal tersebut

menuntut kesungguhan guru dalam merencanakan dan melaksanakan program

pengajarannya serta memilih media yang cocok dan menarik sehingga dapat

memperoleh hasil belajar yang optimal.

Usaha untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis puisi

memerlukan suatu metode pengajaran yang tepat. Metode pembelajaran merupakan

prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian

tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran yang baik merupakan hal yang harus

 
 

 

diperhatikan oleh guru agar hasil belajar peserta didik dalam menulis puisi dapat

ditingkatkan. Metode yang diberikan seharusnya dapat memberikan kesempatan bagi

peserta didik untuk aktif dan kreatif sehingga pembelajaran tidak terpusat pada guru.

Oleh karena itu, guru juga dituntut dapat menentukan sumber belajar yang tepat

sesuai dengan tujuan, bahan, pembelajaran, dan metode pembelajaran.

Metode video critic dengan media audio visual merupakan sebuah metode dan

media pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk membelajarkan menulis

puisi dengan cara menunjukkan proses pemerolehan diksi untuk penciptaan puisi

secara langsung. Selain itu, metode video critic dapat juga digunakan untuk

mengatasi kesulitan dalam menentukan diksi. Diksi merupakan unsur yang cukup

penting dalam menentukan baik buruknya sebuah puisi.

Penggunaan media audio visual dengan metode video critic dapat dijadikan

strategi oleh guru untuk menarik perhatian peserta didik terhadap pembelajaran

keterarmpilan menulis puisi. Penggunaan media audio visual akan membantu

mengatasi kesulitan peserta didik dalam menentukan tema, karena guru telah

memilihkan tema yang mudah sesuai tingkat kemampuan peserta didik. Selain itu,

penggunaan media ini dapat dijadikan sebagai acuan peserta didik dalam menentukan

diksi yang tepat karena peserta didik dapat terbimbing berdasarkan video yang

ditayangkan. Dengan demikian, minat dan kemampuan peserta didik terhadap

menulis puisi akan dapat berkembang.

 
 

 

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, keterampilan

menulis puisi sangat penting bagi peserta didik. Keterampilan menulis puisi dapat

memperhalus budi pekerti, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa,

serta bertujuan agar peserta didik dapat menghargai dan mengembangkan karya sastra

Indonesia sebagai khasanah budaya dan bahasa.

Keterampilan menulis puisi peserta didik SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten

Jepara khususnya pada peserta didik kelas VII D masih kurang dan menunjukan hasil

yang kurang memuaskan. Kebanyakan peserta didik yang diajar merasa bosan dan

enggan belajar di bidang sastra, khususnya menulis puisi. Ketidakberhasilan

pembelajaran menulis puisi ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang berasal peserta peserta didik itu sendiri. Sebagian

peserta didik menganggap bahwa pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang

membosankan dan tidak penting sehingga mereka menyepelekannya dan kurang

berminat mengikuti pembelajaran tersebut. Faktor lain penyebab rendahnya

keterampilan menulis puisi ialah (1) peserta didik kesulitan dalam menentukan tema,

mengembangkan tema, serta dalam menentukan diksi, dan (2) peserta didik merasa

kurang berminat pada pembelajaran karena jenuh dengan penjelasan teori dari guru.

Faktor eksternal yaitu yang berasal dari luar peserta didik atau lingkungan

sekitar peserta didik yaitu guru.Guru umumnya menjelaskan hal-hal yang berkenaan

dengan teori menulis, kemudian guru memberi tugas kepada peserta didik untuk

 
 

 

membuat puisi, dan di akhir proses tersebut adalah memberikan penilaian. Proses

belajar yang demikian kurang mendapatkan hasil maksimal, karena guru tidak

memberikan bimbingan menulis puisi dengan cara menunjukkan proses pembuatan

puisi kepada peserta didik, sehingga ketika peserta didik diberi tugas menulis puisi

peserta didik mengalami kesulitan.

Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk perbaikan

pembelajaran keterampilan menulis puisi. Untuk itu, dalam penelitian ini berusaha

memberikan solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.

Salah satu solusi yang diberikan dalam penelitian ini terutama berkenaan dengan

menulis puisi adalah dengan menggunakan media audio visual dengan metode video

critic.

1.3 Pembatasan Masalah

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis puisi

menggunakan media audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas

VII D SMP N 2 Welahan Kabupaten Jepara.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

 
 

 

1. Bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan menulis puisi menggunakan

media audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D

SMP N 2 Welahan Kabupaten Jepara?

2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis puisi menggunakan media

audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D SMP N 2

Welahan?

3. Bagaimanakah perubahan tingkah laku peserta didik kelas VII D SMP N 2

Welahan setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media

audio visual dengan metode video critic?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan menulis puisi

menggunakan media audio visual dengan metode video critic pada peserta didik

kelas VII D SMP N 2 Welahan Kabupaten Jepara.

2. Untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis puisi menggunakan

media audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D

SMP N 2 Welahan Kabupaten Jepara.

 
 

 

3. Untuk mendeskripsikan perubahan tingkah laku peserta didik kelas VII D SMP N

2 Welahan Kabupaten Jepara setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi

menggunakan media audio visual dengan metode video critic.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi pada tataran teoretis

dan praktis.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan teori

pembelajaran sastra pada umumnya dan penggunaan media audio visual dengan

metode video critic, pada khususnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, khususnya

bagi peserta didik, guru, dan peneliti yang lain. Bagi peserta didik, pembelajaran

menulis puisi menjadi lebih menyenangkan dan bermakna, mengembangkan daya

pikir dan kreatifitas peserta didik dalam menulis puisi, membiasakan diri peserta

didik dalam menulis puisi, dan meningkatkan keterampilan dan minat peserta didik

dalam menulis puisi.

 
 

 

Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan umpan balik bagi guru untuk

mengadakan perbaikan dalam pembelajaran kompetensi dasar menulis puisi. Selain

itu, penelitian ini dapat memberikan masukan pada guru mengenai penggunaan media

audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D SMP N 2

Welahan Kabupaten Jepara.

Bagi sekolah, penelitian ini dapatmeningkatkan kualitas pembelajaran di

sekolah dan meningkatkan prestasi peserta didik dalam hal menulis. Penelitian ini

juga memberikan sebuah bentuk media baru dalam pembelajaran kompetensi menulis

puisi.

Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan pelengkap terutama

dalam hal bagaimana cara meningkatkan menulis puisi menggunakan media audio

visual dengan metode video critic. Penelitian ini juga dapat dijadikan dasar untuk

penelitian selanjutnya.

 
 
10 
 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian tentang pembelajaran sastra terutama menulis puisi telah banyak

dilakukan, di antaranya dilakukan oleh Karningsih (2007), Widowati (2007),

Abdurrahman (2007), Mislichah (2008), dan Ngainah (2008). Semua penelitian yang

dilakukan adalah berjenis penelitian tindakan kelas (PTK)

Karningsih dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Keterampilan

Menulis Puisi dengan Media Lirik Lagu Iwan Fals Melalui Metode Latihan

Terbimbing pada Peserta didik Kelas X-2 SMA Tunas Patria Ungaran menunjukkan

adanya peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam menulis puisi. Skor rata-

rata kelas pembelajaran menulis puisi pada prasiklus sebesar 57,24 dan pada siklus I

diperoleh skor rata-rata kelas 69,32. Dengan demikian, kemampuan menulis puisi

dari prasiklus sampai siklus I mengalami peningkatan sebesar 21,10%. Adapaun pada

siklus II kemampuan menulis puisi dari siklus I meningkat sebesar 13,44%. Jadi,

peningkatan kemampuan menulis puisi dari prasiklus sampai siklus II sebesar

37,78%.

Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Karningsih

(2007) adalah sama-sama meneliti pada aspek pembelajaran menulis puisi. Yang

beda hanya media dan metode pembelajaran yang digunakan. Metode yang

10  
 
11 
 

digunakan pada penelitian tersebut adalah metode latihan terbimbing melalui media

lirik lagu, sedangkan media dan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah

media audio visual dengan metode video critic.

Penelitian keterampilan menulis puisi juga dilakukan oleh Widowati (2007)

dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan

Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung pada Kelas X MA Al Ashor Patemon

Gunung Pati Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. Hasil penelitian ini disimpulkan

bahwa ada peningkatan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan teknik

pengamatan objek secara langsung. Besarnya peningkatan itu dapat dilihat dari proses

prasiklus sampai siklus II. Pada prasiklus skor rata-rata kelas sebesar 60, dan pada

siklus I skor rata-rata kelas diperoleh 72,1 yang artinya terjadi peningkatan sebesar

31, 8%. Kemudian pada siklus II skor rata-rata kelas meningkat lebih baik lagi

menjadi 80,4 atau mengalami peningkatan sebesar 21,8% dibandingkan hasil pada

siklus I.

Penelitian yang dilakukan Widowati (2007) juga mempunyai relevansi dengan

penelitian ini, yaitu sama-sama jenis penelitian pada aspek pembelajaran menulis

puisi. Selain terdapat persamaan dengan penelitian yang dilakukan tersebut,

penelitian ini juga mempunyai beberapa perbedaan. Penelitian yang dilakukan

Widowati menggunakan teknik tanpa media pembelajaran, sedangkan penelitian ini

menggunakan media dan metode yaitu media audio visual dengan metode video

critic.

 
 
12 
 

Penelitian yang dilakukan oleh Abdurrahman (2007) yang berjudul

Peningkatan Keterampilan Menulis Kreatif Puisi Tentang Peristiwa Yang Paling

Berkesan dengan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry Peserta didik Kelas VII A

SMP Negeri DonorejoKabupaten Pacitan juga menunjukkan adanya peningkatan

kemampuan peserta didik dalam menulis puisi. Hasil analisis data dari siklus I ke

siklus II terus mengalami peningkatan. Hasil tes siklus I menunjukkan skor rata-rata

sebesar 59, kemudian siklus II memperoleh rata-rata kelas sebesar 79 dan termasuk

dalam kategori baik. Peningkatan hasil tes menulis kreatif puisi dari siklus II sebesar

21,1 %.

Relevansi penelitian yang dilakukan oleh Abdurrahman (2007) dengan

penelitian ini yaitu sama-sama jenis penelitian pada aspek pembelajaran menulis

puisi. Perbedaanya terletak pada metode serta penggunaan media audio visual yang

tidak digunakan oleh penelitian tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Mislichah (2008) yang berjudul Peningkatan

Keterampilan Menulis Puisi Berbasis Keindahan Alam dengan Media Lukisan

Panorama serta Teknik Pemberian Kata Kunci Peserta Didik Kelas VII A SMP

Negeri 2 Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008 juga

menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis pada peserta didik. Hasil tes

pratindakan menunjukkan skor rata-rata kelas sebesar 58,90. Selanjutnya pada siklus

I meningkat 12.17 atau 20,66 menjadi 71,07. Pada siklus II meningkat lagi sebanyak

9,47 atau 13,32% menjadi 80,54. Fenomena tersebut menunjukkan adanya

 
 
13 
 

peningkatan kemampuan menulis sebesar 21,64 atau 36,74% dari prasiklus ke siklus

II.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Mislichah (2008) juga mempunyai

persamaan dengan penelitian ini, yaitu sama-sama berjenis penelitian pada aspek

pembelajaran menulis puisi. Adapun letak perbedaanya terletak pada subjek

penelitiannya. Penelitian ini menggunakan teknik pemberian kata kunci untuk

meningkatkan ketarampilan menulis puisi tanpa menggunakan media, sedangkan

penelitian ini menggunakan media audio visual dengan metode video crtitic.

Penelitian menulis puisi juga dilakukan oleh Ngainah (2008) yang berjudul

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Media Musik dan Gambar pada

Peserta didik Kelas VII SMP Negeri 3 Ungaran, disimpulkan bahwa nilai rata-rata

kelas pada siklus I adalah 73,36. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II rata-rata

kelas menjadi 81. Peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II sebesar 71,16%.

Penelitian yang dilakukan oleh Ngainah (2008) mempunyai persamaan

dengan penelitian ini yaitu sama-sama berjenis penelitian pada aspek pembelajaran

menulis puisi. Adapun perbedaanya terletak pada penggunaan media pembelajaran.

Penelitian yang telah dilakukan Ngainah (2008) menggunakan media musik,

sedangkan media yang digunakan pada penelitian ini adalah media audio visual.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah ada, dapat diketahui

bahwa keterampilan menulis puisi peserta didik dapat ditingkatkan melalui metode

 
 
14 
 

latihan terbimbing, teknik pengamatan objek langsung, metode Discovery-Inquiry,

dan teknik pemberian kata kunci. Adapun penggunaan media pembelajaran

pendukungnya dapat berupa lirik lagu dan gambar. Penelitian mengenai peningkatan

keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video

critic belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, sebagai pengembangan penelitian

peningkatan keterampilan menulis puisi, penelitian ini dilakukan. Penelitian ini

tentang peningkatan keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual

dengan metode video-crtitic, karena media dan metode yang digunakan dapat

menumbuhkan minat serta meningkatkan kemampuan peserta didik dalam hal

memperoleh diksi. Selain itu, media dan metode pada penelitian ini juga dapat

memudahkan peserta didik dalam menulis puisi, karena mempermudah peserta didik

dalam memperoleh diksi dari video yang ditayangkan. Peserta didik juga dajak untuk

aktif dalam pembelajaran menulis puisi ini karena penggunaan metode video critic

dalam pembelajaran ini peserta didik akan diajak untuk aktif mengkritik video yang

ditayangkan untuk dijadikan sebagai inspirasi dalam memperoleh diksi.

2.2 Landasan Teoretis

Dalam landasan teoretis ini diuraikan teori-teori yang mendukung penelitian

ini. Teori-teori yang digunakan dalam landasan teoretis ini mencakup hakikat puisi,

keterampilan menulis puisi, hakikat media, dan metode video critic.

 
 
15 
 

2.2.1 Hakikat Puisi

Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra. Puisi sebagai salah satu karya

sastra mempunyai peran penting dalam memperpeka perasaan pembacanya. Melalui

puisi, pembaca dituntun untuk dapat merasakan apa yang dirasakan oleh pengarang.

Di dalam puisi terkandung nilai-nilai kehidupan yang sangat bermanfaat bagi

pembaca, terutama untuk memperhalus budi pekerti. Pada bagian ini akan dibahas

mengenai pengertian puisi, jenis-jenis puisi, dan unsur-unsur pembangun puisi.

2.2.1.1 Pengertian Puisi

Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poenima

“membuat” atau poesis “pembuatan”, dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau

poetry. Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena melalui puisi pada

dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi

pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah

(Aminuddin 2002 :134).

Senada dengan pendapat tersebut, Suharianto (1981:12) menjelaskan bahwa

puisi adalah hasil pengungkapan kembali segala peristiwa atau kejadian di dalam

kehidupan sehari-hari. Puisi merupakan representasi peristiwa yang terjadi pada

kehidupan nyata. Tentu kehidupan yang terjadi pada sebuah karya sastra khususnya

puisi tidaklah sama persis dengan kehidupan nyata.

 
 
16 
 

Sementara itu, Jalil (1985:1) menyatakan bahwa puisi adalah sebuah karya

sastra yang merupakan pancaran kehidupan sosial, kejolak kejiwaan, dan segala

aspek yang ditimbulkan oleh adanya interaksi, baik secara langsung maupun tidak

langsung, secara sadar atau tidak sadar dalam suatu masa atau periode tertentu.

Pancaran itu sendiri berlaku untuk sepanjang masa selama nilai-nilai estetis dari

sebuah karya puisi itu masih berlaku dalam masyarakat.

Pendapat yang sama juga diuangkapkan Badrun (1989:2), yang menyatakan

bahwa puisi pada hakikatnya mengkomunikasikan pengalaman yang penting-penting

karena puisi lebih terpusat dan terorganisir. Pengalaman-pengalaman itu dapat berupa

pengalaman yang baik atau pengalaman yang tidak baik. Melalui puisi, seseorang

dapat mengabadikan peristiwa-peristiwa kehidupan, baik itu kehidupannya sendiri

atau pun kehidupan orang lain. Pengabadian itu tidak hanya digunakan untuk

mengingat-ingat tentang kehidupan yang telah dijalani, tetapi juga digunakan untuk

menyampaikan amanat kepada pembaca tentang kehidupan.

Sejalan dengan pendapat Badrun, puisi menurut McCaulay dan Hudson

(dalam Aminuddin 2002:134) adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan

kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti

halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan

penulisnya. Melalui puisi seseorang diajak oleh suatu ilusi tentang keindahan,

terbawa dalam suatu angan-angan, sejalan dengan keindahan penataan unsur bunyi,

penciptaan gagasan, maupun suasana tertentu ketika membaca suatu puisi.

 
 
17 
 

Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan

diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imanjinatif)

(Waluyo 2003:1). Kata-kata yang digunakan benar-benar merupakan kata-kata

pilihan yang mempunyai kekuatan pengucapan. Walaupun kata-kata yang digunakan

singkat atau padat, namun dapat mewakili makna yang lebih luas dan lebih banyak.

Dari berbagai definisi mengenai puisi di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi

adalah hasil pengungkapan (pengabadian) kembali pengalaman batin yang dialami

oleh penulis sendiri atau yang dialami oleh orang lain ke dalam bentuk tulisan dengan

bahasa yang esetetis dengan memperhatikan aturan-aturan kepuisian yang baku.

2.2.1.2 Jenis-Jenis Puisi

Menurut Badrun (1989:123) pembagian puisi berdasarkan bahasa yang

digunakan yang dilihat dari mudah atau sukarnya puisi itu dipahami. Dalam hal ini

puisi dibagi menjadi dua macam, yaitu puisi transparan atau puisi diafan dan puisi

prismatik. Puisi transparan adalah puisi yang mudah dipahami, tidak ada kata-kata

atau lambang yang sukar dipahami, sedangkan puisi prismatik lebih sukar dipahami

karena banyak kata-kata yang memiliki makna ganda dan memerlukan penafsiran.

Selaras dengan pendapat Badrun, menurut Suharianto (1981:29)

mendefinisikan puisi transparan atau puisi diafan sebagai pusi yang kata-katanya

sangat terbuka, tidak mengandung pelambang-pelambang atau kiasan-kiasan. Adapun

puisi prismatik yakni puisi-puisi yang menggunakan kata-kata sebagai lambang-

 
 
18 
 

lambang atau kiasan. Dengan adanya lambang-lambang atau kiasan, membuat orang-

orang awam terhadap masalah puisi dibandingkan dengan puisi berjenis diafan.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa puisi diafan atau puisi

transparan adalah puisi yang maknanya mudah dipahami atau lebih bersifat terbuka,

sedangakan puisi prismatik adalah puisi yang maknanya sukar dipahami, sehingga

perlu pemahaman dan penafsiran yang mendalam untuk bisa memahami puisi

prismatik. Jenis puisi yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah puisi diafan.

2.2.1.3 Unsur-Unsur Puisi

Pada bagian ini akan dibahas mengenai unsur-unsur puisi, yaitu diksi,

pengimajian, irama, tipografi, tema, nada suasana, perasaan, dan amanat.

2.2.1.3.1 Diksi

Diksi merupakan salah satu aspek yang penting dalam keterampilan

berbahasa. Barfield (dalam Pradopo 1987:54) mengemukakan bahwa bila kata-kata

dipilih dan disusun dengan cara sedemikian rupa sehingga artinya menimbulkan

imajinasi estetis, maka hasilnya disebut diksi puitis. Diksi sendiri berfungsi untuk

menambah nilai estetis.

Sementara itu, Waluyo (1991:73) mengatakan karena pemilihan kata-kata

mempertimbangkan berbagai aspek estetetis, maka kata-kata yang sudah dipilih oleh

penyair untuk puisinya bersifat absolut dan tidak bisa diganti dengan padan katanya

 
 
19 
 

sekalipun maknanya tidak berbeda. Bahkan sekalipun unsur bunyinya hampir mirip

dan maknanya sama, kata yang sudah dipilih itu tidak dapat diganti. Jika kata itu

diganti dengan kata lainnnya akan mengganggu komposisi dalam konstruksi

keseluruhan puisi itu.

Masalah pemilihan kata, menurut Chapman (dalam Nurgiyantoro 1998:290)

dapat melalui pertimbangan-pertimbangan formal tertentu. Pertama, pertimbangan

fondagis misalnya kepentingan aliterasi, irama, efek bunyi tertentu. Kedua,

pertimbangan dari segi mode, bentuk dan makna yang dipergunakan sebagai sarana

menkonsentrasikan gagasan. Dalam hal ini, faktor personal pengarang untuk memilih

kata-kata yang paling menarik perhatiannya berperan penting. Pengarang dapat saja

memilih kata dan ungkapan tertentu sebagai siasat untuk mencapai efek yang

diinginkan. Menurut Sayuti (2002:143), diksi sebagai salah satu unsur yang

membangun keberadaan puisi berarti pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair

untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-peraasaa yang bergejolak dan

menggejala dalam dirinya, sehingga Sayuti mengatakan bahwa diksi merupakan

esensi dalam penulisan puisi.

Diksi atau pilihan kata mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata

tertentu yang sengaja dipilih oleh pengarang. Mengingat bahwa karya fiksi adalah

dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata tersebut

tentulah melewati pertimbangan- pertimbangan tertentu untuk memperoleh efek

tertentu (Nurgiyantoro 1998:290).

 
 
20 
 

Senada dengan pendapat Nurgiyantoro, menurut Sayuti (2002:144-145)

mengungkapkan bahwa dalam puisi penempatan kata-kata sangat penting dalam

rangka menumbuhkan suasana puitis yang akan membawa pembaca pada kenikmatan

dan pemahaman yang menyeluruh dan total.

Berbeda dengan pendapat Nurgiyantoro, menurut Jabrohim (2001:35) untuk

mencapai diksi yang baik seorang penulis harus memahami lebih baik masalah kata

dan maknanya, harus tahu memperluas dan mengaktifkan kosa kata yang sesuai

dengan situasi yang dihadapi dan harus mengenali dengan baik macam corak gaya

bahasa sesuai denga tujuan penulisan.

Penggolongan diksi menurut para ahli bahasa berbeda-beda karena mereka

mempunyai sudut pandang yang berbeda pula, salah satunya adalah Parera. Menurut

Parera (1991:67) diksi digolongkan menjadi lima, yaitu:

1. Diksi sesuai dengan kaidah umum atau perangkat kebiasaan, yang meliputi diksi

yang tepat, saksama dan lazim.

2. Diksi sebagai kaidah sosial pemakainya yang meliputi pilihan kata umum, pilihan

kata professional, pilihan kata dialek dan pilihan kata sosiolog.

3. Diksi sesuai dengan ragam pemakainya meliputi kata baku, pilihan kata formal,

kata kosultatif, pilihan kata santai, pilihan kata akrab, dan pilihan kata rahasia.

4. Diksi dalam retorik yang meliputi bentuk tunggal, bentuk terurai, kata tunggal-

frasa, denotasi-kiasan, metonimia, metafora, kata langsung kata berbunga, bentuk

tersurat bentuk tersirat, kata kuat, kata-kata lemah. Kata kongkret kata abstrak.

 
 
21 
 

5. Diksi sesuai dengan kaidah kata yang meliputi denotasi-asosiasi, leksikal

gramatikal, frase ungkapan, sinonim-perangkat bersistem, kata umum-kata khusus,

kata umum istilah, kata bahasa Indonesia-kata serapan, padanan kata terjemahan.

Sementara itu, Keraf (2000:89-107) mengungkapkan penggunaan kata yang

meliputi penggunaan kata umum dan kata khusus, kata konkret dan kata abstrak, kata

ilmiah dan kata populer, kata jargon, kata percakapan dan penggunaan kata slang.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa diksi merupakan pilihan kata

yang digunakan penyair untuk menyatakan kata-kata mana yang tepat untuk

mengungkapkan suatu ide atau gagasan sesuai dengan perasaan, isi pikiran, dan

pengalaman jiwa.

1) Fungsi Diksi

Meyer (dalam Badrun 1989:9) mengatakan bahwa dalam fungsinya untuk

memadatkan suasana kata-kata dalam puisi hendaknya dapat menyampaikan makna

secara lembut dan bersifat ekonomis, jadi kata-kata yang berada dalam lirik puisi atau

lagu sebagai bagian sastra populer hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga

dapat menyalurkan pikiran, perasaan penulisnya dengan baik, Sementara itu,

menurut Waluyo (1991:73) mengatakan bahwa dalam memilih berdasarkan makna

yang akan disampaikan dan tingkat perasaan serta suasana batinya juga

dilatarbelakangi faktor sosial budaya. Selanjutnya Waluyo (1991:77) mengungkapkan

alasannya karena ketepatan pilihan kata dan ketepatan penempatannya, maka kata-

 
 
22 
 

kata itu seolah memancarkan daya gaib yang mampu memberikan sugesti kepada

pembaca untuk ikut sedih, terharu, bersemangat, marah dan sebagainya.

Sejalan dengan pendapat Waluyo, Barfiled (dalam Pradopo 1987:54)

mengemukakan bahwa bila kata-kata dipilih dan disusun dengan cara sedemikian

rupa hingga artinya menimbulkan imajinasi estetik, maka hasilnya diksi puisi. Jadi

diksi itu untuk mendapatkan kepuitisan, untuk mendapatkan nilai estetik.

Selanjutnya Pradopo (1987:58) mengemukakan bahwa dalam memilih kata-

kata supaya tepat dan menimbulkan gambaran yang jelas dan padat itu penyair mesti

mengerti denotasi dan konotasi sebuah kata.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi diksi adalah sebagai

berikut.

a) Menambah keestetisan atau untuk memperindah bahasa.

b) Memberikan gambaran angan yang lebih jelas.

c) Memberikan sugesti atau menimbulkan perasaan (emosi) tertentu kepada pembaca

atau pendengar.

d) Untuk menyampaikan makna yang ingin disampaikan pengarang dengan tema-

tema yang disodorkan.

e) Sebagai penghubung antara dunia pengarang dengan dunia pembaca

 
 
23 
 

2.2.1.3.2 Pengimajian

Melalui puisinya sorang pengarang menginginkan apa yang didengarnya,

dilihatnya, dan dirasakannya dapat juga dirasakan oleh pembaca. Atas dasar inilah

pengarang selalu berusaha menggunakan kata-kata yang mempu meimbulkan

pengimajian pembaca untuk dapat merasakan apa saja yang dirasakannya. Suharianto

(1981:66) menjelaskan bahwa pengimajian adalah usaha untuk menjadikan sesuatu

yang semula abstrak menjadi konkret sehingga dapat dengan mudah ditangkap oleh

pancaindera.

Selaras dengan pendapat Suharianto, Ensten (2000:17-18) menjelaskan

pengertian imajinasi adalah daya bayang, daya fantasi, daya khayal, tetapi bukanlah

khayalan atau lamunan. Imajinasi tidaklah sama dan persis dengan realita yang

sesunguhnya (realita objektif), dan imajinasi tentang sesuatu tidaklah sama pada

masing-masing orang. Penggunaan kata konkret menimbulkan daya bayang

tergantung kepada pengetahuan dan pengalaman seseorang. Melalui kata-kata yang

mengandung daya bayang penyair ingin mengonkretkan makna kata-kata yang

abstrak dalam puisi sehingga pembaca lebih mudah memahami secara keseluruhan

makna puisi yang dibaca.

Pendapat yang sama juga diungkapkan Waluyo (2003:10) yang menyatakan

bahwa pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau

mengonkretkan apa yang dinyatakan oleh penyair. Melalui pengimajian, apa yang

 
 
24 
 

digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imaji visual), didengar (imaji auditif), atau

dirasa (imaji taktif)

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengimajian

merupakan pengonkretan bahasa puisi yang berupa bahasa yang mampu

menghadirkan unsur pendengaran penglihatan, dan perasaan. Pengimajian digunakan

untuk memperjelas apa yang dinyatakan oleh penyair.

2.2.1.3.3 Irama (Ritme)

Dalam kepustakaan Indonesia (dalam Tarigan 1984:34) ritme atau irama

adalah turun-naiknya suara secara teratur, sedangkan rima atau sajak adalah

persamaan bunyi.

Menurut Doreksi (dalam Badrun 1989:78) irama lebih kurang dapat diartikan

sebagai pengulangan bagian bunyi yang ditekan atau tidak ditekan.

Irama berhubungan dengan pendengaran bunyi, kata, frasa, dan kalimat.

Dalam puisi (khususnya puisi lama), irama berupa pengulangan yang teratur suatu

baris puisi menimbulkan gelombang yang menceritakan keindahan. Irama dapat juga

diartikan keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-pendek kata secara berulang-

ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang memperindah puisi (Waluyo

2003:12).

 
 
25 
 

Jadi, dari uraian-uraian mengenai pengertian irama di atas dapat disimpulkan

bahwa irama adalah turun naiknya suara secara teratur yang menimbulkan gelombang

suara yang menumbuhkan keindahan. Pengulangan itu dapat berhubungan dengan

pengulangan bunyi, frasa, dan kalimat.

2.2.1.3.4 Tata Wajah (Tipografi)

Secara harfiah tiporgrafi berarti seni mencetak dengan desain khusus, susunan

atau rupa (penampilan) barang cetak. (Badrun 1989:87).

Selaras dengan pendapat Badrun, Suharianto (1981:35) menyatakan bahwa

tipografi disebut juga ukiran bentuk, ialah susunan baris-baris atau bait-bait suatu

puisi. Termasuk dalam tipografi adalah penggunaan huruf-huruf untuk menuliskan

kata-kata suatu puisi.

Aminuddin (2002:146) menjelaskan bahwa peranan tipografi selain untuk

menampilkan artistik visual, juga untuk menciptakan nuansa makna dan suasana

tertentu. Tipografi juga berperan dalam menunjukkan adanya loncatan gagasan serta

memperjelas adanya satuan-satuan makna tertentu yang ingin dikemukakan

penyairnya.

Dari berbagai penjelasan mengenai tipografi tersebut, dapat disimpulkan

bahwa tipografi merupakan tata wajah yang berupa penyusunan baris-baris bait, atau

 
 
26 
 

letak bait-bait dalam puisi, juga penggunaan tanda baca. Tipografi digunakan

pengarang untuk memperindah dan mendukung isi atau makna puisi.

2.2.1.3.5 Tema

Menurut Badrun (1989:106) tema adalah ide dasar dalam penciptaan karya

sastra. Dalam penciptaan karya sastra tersebut pengarang tidak sembarangan

membeberkan seluruh pengalaman atau masalahnya, tetapi terlebih dahulu dipilih.

Pemilihan itu berdasarkan pemikiran dan pertimbangan tertentu, maka karya sastra

yang diciptakan menjadi lebih menarik. Tema mencakup segala aspek kehidupan,

misalnya tentang cerita, kekecewaan, penderitaan, perjuangan, paham keagamaan.

Adapun menurut Waluyo (2003:17) tema merupakan gagasan pokok yang

dikemukakan oleh pengarang melalui puisinya. Dengan demikian, tema merupakan

ide yang membangun sebuah puisi.

Dari penjelasan tentang tema di atas dapat disimpulkan bahwa tema adalah isi

atau gagasan yang mendasari pengarang dalam menciptakan sebuah puisi.

2.2.1.3.6 Perasaan, Nada dan Suasana

Suharianto (1981:54) menjelaskan bahwa puisi dapat disampaikan sebagai

duta perasaan dan pikiran penyair. Melalui puisi yang dituliskan itu, penyair selalu

berusaha agar apa yang terkandung dalam perasaan dan pikirannya dapat terwakili.

Karena kata adalah alat yang dimiliki penyair, maka setiap penyair akan berusaha

 
 
27 
 

memanfaatkan kemampuan kata tersebut sebesar-besarnya. Lebih lanjut dijelaskan

bahwa nada dan suasana atau sikap penyair digambarkan pada suasana, benda-benda,

keadaan dan sebagainya yang ditangkap oleh indera penyair. Nada-nada diungkapkan

penyair secara implisit dan eksplisit.

Senada dengan pendapat tersebut, menurut Tarigan (1984:18) yang dimaksud

dengan nada dalam dunia perpuisian adalah sikap sang penyair terhadap pembacanya,

atau dengan perkataan lain nada adalah sikap penyair terhadap para penikmat

karyanya. Nada yang dikemukakan berhubungan dengan tema dan rasa yang

terkandung pada puisi tersebut.

Jabrohim, dkk (2001:66) mengemukakan bahwa perasaan merupakan suasana

hati penyair saat menulis puisi. Perasaan penyair ikut terekspresikan dalam puisi.

Nada adalah sikap penyair kepada pembaca, sedangkan suasana adalah keadaan jiwa

pembaca setelah membaca puisi. Puisi juga mengungkapkan nada dan suasana

kejiwaan. Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca. Dari sikap itulah

tercipta suasana puisi. Puisi mengungkapkan perasaan penyair (Waluyo 2003:37)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perasaan, nada, dan suasana

berperan sebagai pendukung makna dalam puisi. Perasaan, nasa, dan suasana

merupakan unsur yang saling mempengaruhi. Perasaan merupakan ungkapan

perasaan penyair. Perasaan penyair tersebut akan mempengaruhi nada puisi, yang

kemudian dari nada tersebut akan tercipta suasana puisi

 
 
28 
 

2.2.1.3.8 Amanat

Amanat, pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah

membaca puisi (Waluyo 2003: 40). Penghayatan terhadap amanat sebuah puisi tidak

secara objektif, namun subjektif, artinya berdasarkan interpretasi pembaca. Amanat

yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah kita memahami tema,

rasa, dan nada puisi. Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk

menciptakan puisinya. Amanat tersirat di balik kata-kata yang disusun dan juga

berada di balik tema yang diungkapkan.

2.2.2. Pengertian Menulis Kreatif Puisi

Menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat,

dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan (Hakim2005:15)Kata

menulis mempunyai dua arti, pertama, menulis berarti mengubah bunyi yang dapat

didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat. Kedua, kata menulis mempunyai

arti kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis (Wiyanto 2004:12).Menulis puis

merupakan suatu kegiatan seseorang “intelektual”, yakni kegiatan yang menuntut

seseorang harus benar-benar cerdas, harus benar-benar meguasai bahasa, harus luas

wawasannya, dan peka perasaannya (Jabrohim, dkk 2003:67-68).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa kara

kreatif mempunyai arti (1) memiliki daya cipta :pekerjaan yang menghendaki

kecerdasan dan imajinasi.

 
 
29 
 

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa menulis

merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa. Menulis dapat digunakan sebagai

upaya untuk mengekspresikan , mengungkapkan, menuangkan gagasan, ide, pesan

secara tidak langsung. Dalam kegiatan menulis puisi seseorang penulis diharuskan

memiliki berbagai kemampuan, juga dituntut untuk memiliki kemampuan dalam

menciptakan daya cipta untuk menghasilkan puisi yang baik.

2.2.2.2 Langkah-Langkah Menulis Puisi

Ada beberapa langkah-langkah di dalam menulis puisi seperti yang

diungkapkan oleh Komaidi (2008:210-212) diantaranya sebagai berikut.

1. Sebelum menulis puisi, pahami dulu apa itu puisi. Bisa dengan mulai

membaca puisi yang ada dibuku, majalah, atau media massa. Baca juga buku

tentang puisi. Setelah banyak membaca puisi tentu sedikit atau banyak aka

yahu apa itu puisi dan bagaimana membuatnya.

2. Cari inspirasi. Pengalaman eswtetik sebagai pendorong pembuatan puisi. Puisi

agaknya cocok untuk menggambarkan pengalaman estetik tersebut.

3. Coba bawa catatan atau buku kecil . Ketika muncu idea tau inspirasi, ilham,

langsung saja ditulis, sebab saat ide tersebut terlewat, untuk waktu tertentu ide

tersebut akan hilang.

 
 
30 
 

4. Tulislah puisi, jangan ragu, takut, atau malu. Tulis apa saja yang ada

dipikiran, perasaan (sedih, gembira), uneg-uneg, kegelisahan, tulislah

perasaan dengan bebas tanpa beban.

5. Baca dan perbaiki. Setelah selesai menulis puisi coba endapkan sebentar

beberapa jam atau beberapa hari kemudian. Setelah itu, baca lagi puisi

tersebut, rasakan sesuatu yang berbeda dalam puisi tersebut.

6. Setelah selesai menulis puisi, coba uji puisi. Dengan mengirim ke media

massa atau minta kritik saran dari teman, guru, orangtua, atau siapa saja.

7. Kalau puisi tersebut tidak dikirimkan karena suatu alas an, bisa disimpan

sebagai kenang-kenangan. Puisi adalah karya seni yang sangat pribadi, kalau

memang tidak laku dijual ke media atau penerbit, puisi tersebut masih pantas

untuk disimpan sebagai dokumen pribadi misalnya dalam buku harian.

2.2.3 Hakikat Media

Association of Education and Communication Technology (AECT, 1977)

dalam Arsyad (2002:3) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan

saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.

Syaiful (dalam Djamarah 2006:120) mengemukakan, media dapat diartikan

dengan manusia, benda, maupun peristiwa yang memungkinkan anak didik

memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

 
 
31 
 

Pendapat yang sama juga diungkapkan Anitah (2010:5) yang menyatakan

bahwa media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan

kondisi yang memungkinkan pelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan

sikap.

Dari beberapa definisi media di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah

seseorang, alat, bahan, atau peristiwa yang digunakan untuk menyampaikan informasi

yang memungkinkan peserta didik untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Berdasarkan sudut pandang media, media pembelajaran tidak langsung dapat

dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu (1) media cetak, (2) media audio

visual, (3) media yang berdasarkan komputer, dan (4) media gabungan teknologi

cetak dan komputer (Arsyad 2002:29).

2.2.3.1 Media Audio Visual

Menurut Arsyad (2002:30), pengajaran melalui audio visual adalah produksi

dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran

serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol serupa.

Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar (Djamarah 2006:124). Sejalan dengan pengertian media audio visual yang

diberikan oleh Anitah (2010:55) adalah media yang menunjukkan unsur auditif

(pendengaran) maupun visual (penglihatan).

 
 
32 
 

Dari tiga definisi media audio visual di atas, dapat disimpulkan bahwa media

audio visual adalah media yang dalam penggunaannya melibatkan dua unsur, yaitu

unsur suara (unsur yang didengar) dan unsur gambar (unsur yang dilihat).

Salah satu contoh dari media audio visual adalah film dan video. Film dan

video dapat menggambarkan suatu objek bergerak bersama-sama dengan suara.

Kedua jenis media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan untuk hiburan,

dokumentasi, dan pendidikan. Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan

proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan,

menyingkat atau memperpanjang waktu, dan memperngaruhi sikap.

Di bawah ini akan dijelaskan beberapa kelebihan dan kekurangan dari media

audio visual menurut Arsyad (2002:49-50), khususnya film dan video:

2.2.3.1.1 Kelebihan Film dan Video

1) Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang

pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta didik. Bahkan, film dan

video, seperti slogan yang sering didengar, dapat membawa dunia ke dalam

kelas.

2) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara

langsung seperti lahar gunung berapi atau perilaku binatang buas.

3) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil,

kelompok heterogen, maupun perorangan.

 
 
33 
 

4) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame, film

yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan

dalam satu atau dua menit. Misalnya, bagaimana kejadian mekarnya bunga mulai

dari lahirnya kuncup bunga hingga kuncup itu mekar.

2.2.3.1.2 Kekurangan Film dan Video.

1) Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang

banyak. Hal ini dapat diatasi dengan mengunduh video internet, sehingga dapat

lebih memudahkan guru dalam mendapatkan video.

2) Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak

semua peserta didik mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui

film tersebut. Hal ini dapat diatasi dengan memutarkan ulang video yang telah

ditayangkan, sehingga semua peserta didik dapat memperhatikan tayangan

dengan penuh.

3) Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan

belajar yang diinginkan. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan pembuatan

atau pencarian film ataupun video yang disesuaikan dengan materi pembelajaran.

 
 
34 
 

2.2.4 Hakikat Metode Video Critic

Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian metode video critic, langkah-

langkah pembelajaran menggunakan metode video critic, kelebihan dan kekurangan

metode video critic dalam pembelajaran.

2.2.4.1 Pengertian dan Langkah Metode Video Critic

Pada dasarnya, video critic terdiri atas dua kata yaitu video dan critic. Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hakikat video berarti:1) bagian yg memancarkan

gambar pada pesawat televisi; 2) rekaman gambar hidup atau program televisi untuk

ditayangkan lewat pesawat televisi, sedangkan kritik berarti kecaman atau

tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap

suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya.

Dari kedua pengertian istilah video dan kritik di atas, maka dapat disimpulkan

pengertian video critic adalah tanggapan atau pertimbangan baik buruk terhadap

suatu hasil karya yang ditayangkan melalui gambar hidup atau melalui video.

Metode video critic pertama kali dikemukakan oleh Silbermen (2009:124-

125) dalam bukunya Active Learning, namun Silbermen tidak secara lengkap

menjelaskan pengertian teknik video critic. Silbermen hanya menjelaskan langkah-

langkah dalam melakukan teknik video critic yang meliputi.

(1) Pilihlah video yang akan ditunjukkan kepada peserta didik.

 
 
35 
 

(2) Beritahukan kepada mereka sebelum menonton video bahwa Anda ingin mereka

mengulas secara kritis video tersebut.

(3) Minta mereka untuk mencatat segala sesuatu yang terjadi selama video tersebut

berlangsung.

(4) Setelah penayangan video, bagilah peserta didik dalam beberapa kelompok.

(5) Minta tiap kelompok mencatat dan mendiskusikan apa saja yang telah mereka

peroleh pada saat menonton video.

(6) Mintalah tiap kelompok untuk memaparkan tentang apa telah yang mereka

diskusikan.

(7) Bahas bersama-sama tentang video tersebut. Bisa juga sesekali menayangkan

ulang video agar pembahasan lebih nyata.

2.2.4.2 Kelebihan Metode Video Critic dalam Pembelajaran

Silbermen (2009:124) berpendapat bahwa tujuan metode video critic adalah

agar peserta didik aktif dalam menyaksikan suatu video yang diputarkan guru. Peserta

didik diajak berperan sebagai juri untuk mengomentari video yang telah ditayangkan,

sehingga kepercayaan diri peserta didik akan terbangun lebih dulu. Hidayat (dalam

Silbermen 2009:124) menyatakan bahwa seringkali dalam kegiatan pembelajaran

yang menyajikan video-video membuat peserta didik pasif. Namun, dengan video

critic ini menjadi salah satu cara agar memotivasi peserta didik untuk aktif dalam

kegiatan pembelajaran.

 
 
36 
 

2.2.4.3 Kekurangan Metode Video Critic dalam Pembelajaran

Selain mempunyai kelebihan, metode video critic juga mempunyai

kekurangan. Kekurangan metode video critic yaitu suasana kelas bisa menjadi sangat

ramai ketika peserta melihat tayangan video yang mungkin dianggap lucu oleh

mereka, sehingga guru harus pandai mengendalikan suasana kelas supaya tidak

mengganggu kelas lain. Metode ini juga memiliki ketergantungan terhadap sumber

listrik pada saat metode ini digunakan dalam pembelajaran. Apabila listrik mati pada

saat pembelajaran berlangsung, maka metode pembelajaran ini tidak dapat

diteruskan.

2.2.5 Penerapan Media Audio visual dengan Metode Video Criticdalam


Pembelajaran Menulis puisi.

Secara umum, kegiatan inti pembelajaran menulis puisi mengunakan media

audio visual dengan metode video critic adalah sebagai berikut.

(1) Guru menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari;

(2) Guru menayangkan video;

(3) Guru meminta peserta didik untuk fokus memperhatikan video dan

memperhatikan beberapa faktor, yang meliputi (a) apa yang dilihat, (b) apa yang

didengar, (c) hal-hal yang berkesan, (d) perasaan setelah melihat tayangan video;

(4) Guru meminta peserta didik untuk mengkritik dari video yang baru saja diputar

secara individu atau berkelompok.;

 
 
37 
 

(5) Perwakilan peserta didik menyampaikan hasil kritikannya terhadap video yang

telah ditayangkan;

(6) Hasil krtitikan dibahahas bersama-sama.

2.2.6 Kerangka Berpikir

Keterampilan menulis puisi merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran dan

perasaan secara apresiatif dalam bentuk puisi sebagai sesuatu yang bermakna dengan

memanfaatkan berbagai pengalaman dalam kehidupan nyata. Seseorang dalam

mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tertulis tidak semata-mata

langsung dapat baik, tetapi kemampuan menulis puisi akan tumbuh dan berkembang

dengan adanya latihan yang intensif.

Keterampilan menulis puisi pada peserta didik kelas VII D SMP N 2 Welahan

Kabupaten Jepara masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh kurang mampu dan

kreatifnya peserta didik dalam menentukan diksi yang tepat, membentuk rima yang

dapat mendukung makna puisi, menentukan tipografi yang sesuai, serta dalam

menentukan kesesuaian isi dengan tema. Kekurangan ini disebabkan oleh guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran menulis puisi kurang begitu baik. Metode

ceramah masih menjadi prioritas utama dalam mengajarkan menulis puisi. Karena

metode ceramah inilah, peserta didik mudah mengalami rasa jenuh pada waktu

pembelajaran menulis puisi.

 
 
38 
 

Selama ini menulis puisi dirasakan oleh peserta didik sebagai materi yang

sulit. Untuk mengatasi hal itu, penelitian ini menggunakan media audio visual dengan

metode video critic sebagai media dan metode yang dapat menarik peserta didik.

Penggunakan media dan metode dalam penelitian ini dapat menghindarkan rasa

bosan peserta didik terhadap pembelajaran menulis puisi. Selain itu, penggunaan

media dan metode ini dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam

menemukan diksi untuk dijadikan puisi karena peserta didik dapat mengetahui proses

pemerolehan diksi puisi secara jelas.

Pembelajaran menulis puisi puisi menggunakan media audio visual dengan

metode video critic diharapkan dapat menarik dan memotivasi peserta didik untuk

aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi, sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai. Selain itu, diharapkan terjadi perubahan sikap ke arah yang positif

pada proses pembelajaran menulis puisi.

2.2.7 Hipotesis Tindakan

Setelah dilakukan pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio

visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D SMP N 2 Welahan,

maka keterampilan peserta didik akan meningkat dan perilaku peserta didik dalam

pembelajaran mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.

 
 
39 
 

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau biasa disebut PTK.

Penelitian tindakan kelas adalah kegiatan mencermati sekelompok peserta didik yang

sedang melakukan proses belajar dengan suatu cara tertentu dengan tujuan

meningkatkan hasil belajar peserta didik menjadi lebih memuaskan.

Proses PTK ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri

atas empat tahap, yaitu; (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi atau pengamatan,

dan (4) refleksi. Jika tindakan siklus I rata-rata nilai peserta didik belum mencapai

target yang telah ditentukan, maka akan dilakukan tindakan siklus II. Proses

penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Bagan 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas


1. Perencanaan 1. Perencanaan

Siklus I Siklus II
4. Refleksi 2. Tindakan 4. Refleksi 2. Tindakan

3.Pengamatan 3.Pengamatan 

39

 
 
40 
 

3.1.1 Prosedur Tindakan Siklus I

Prosedur tindakan siklus I terdiri atas tahap perencanaan, tindakan observasi,

dan refleksi. Masing-masing tahapan tersebut akan diuraikan lebih lanjut sebagai

berikut.

3.1.1.1 Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang digunakan pada penelitian ini

untuk menentukan langkah-langkah penelitian untuk memecahkan masalah yang

dihadapi. Pada tahap ini guru berkoordinasi dengan guru mata pelajaran bahasa

Indonesia untuk menentukan waktu pelaksanaan penelitian, materi pelajaran yang

akan disampaikan, dan perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Pada tahap perencanaan siklus I dilakukan persiapan pembelajaran menulis

puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic dengan menyusun

rencana pembelajaran terlebih dahulu sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan.

Rencana pembelajaran ini dilakukan sebagai program kerja atau pedoman guru dalam

melaksanakan proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal

yang dilakukan selanjutnya adalah menyusun pedoman observasi, pedoman jurnal,

pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi foto. Pada tahap ini peneliti juga

menyusun rancangan evaluasi, mempersiapkan media yang digunakan yaitu berupa

video, dan mempersiapkan alat dokumentasi.

 
 
41 
 

3.1.1.2 Tindakan

Tindakan ini disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah disusun

pada tahap perencanaan. Pelaksanaan tindakan dalam siklus I meliputi kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

3.1.1.2.1 Kegiatan Awal

Pada tahap ini guru memberikan apersepsi kepada peserta didik mengenai

pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode

video critic. Kegiatan apersepsi digunakan untuk mengkondisikan peserta didik

agar tiap peserta didik menerima pelajaran dengan baik. Kegiatan ini berupa

pemberian ilustrasi mengenai pembelajaran menulis puisi menggunakan media

audio visual dengan metode video critic. Kegiatan apersepsi juga dapat dilakukan

guru dengan cara memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi puisi.

Penyampaian tujuan serta manfaat pembelajaran menulis puisi yang akan dicapai

juga disampaikan dalam tahap pendahuluan.

3.1.1.2.2 Kegiatan Inti

Tahap ini merupakan tahap pembelajaran. Pada tahap ini, guru

menyampaikan materi menulis puisi menggunakan media audio visual dengan

metode video critic. Melalui video peserta didik dibantu guru membuat puisi

berdasarkan video yang telah diputarkan. Dalam kegiatan peserta didik diajak

 
 
42 
 

mendiskusikan hal-hal yang dilihat peserta didik dari video yang telah diputarkan,

kemudian dari hasil diskusi tersebut akan dipaparkan oleh peserta didik yang

kemudian akan ditanggapi bersama-sama.

Kegiatan selanjutnya adalah memutarkan video yang berbeda kepada

peserta didik kemudian peserta didik secara individu membuat puisi dari video

yang telah diputarkan sebagai penilaian akhir. Setelah peserta didik selesai

membuat puisi, guru menunjuk beberapa peserta didik untuk membacakan puisi

yang telah dibuat. Pada tahap terakhir, peserta didik dan guru membahas puisi

yang telah dibuat oleh peserta didik.

3.1.1.2.3 Kegiatan Akhir

Kegiatan pembelajaran menulis puisi ditutup dengan merefleksi hasil

pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan dengan cara guru

memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang materi menulis

puisi. Selain itu, guru juga memberikan beberapa pertanyaan singkat yang

berkaitan dengan materi menulis puisi yang telah disampaikan. Kegiatan ini

dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap

pembelajaran yang telah diakukan. Pembelajaran menulis puisi ditutup dengan

peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang baru saja

dilakukan. Guru senantiasa memberikan dorongan dan motivasi kepada peserta

 
 
43 
 

didik untuk selalu belajar dan mengembangkan kemampuannya dalam menulis

puisi.

3.1.1.3 Observasi

Kegiatan observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Melalui

lembar observasi, guru mengamati tingkah laku peserta didik selama pembelajaran

berlangsung.

Setelah kegiatan pembelajaran selesai, guru membagikan lembar jurnal

kepada peserta didik untuk mengetahui tanggapan, kesan, dan pesan peserta didik

terhadap materi, proses pembelajaran, dan sumber belajar yang digunakan guru dalam

kegiatan pembelajaran. Melalui lembar jurnal ini dapat diketahui kekurangan atau

kelemahan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan sehingga dapat diperbaiki

tindakan pada siklus selanjutnya.

Untuk mengetahui tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran menulis

puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, guru melakukan

wawancara dengan peserta didik. Kegiatan wawancara dilakukan untuk mengetahui

sikap positif dan negatif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi.

3.1.1.4 Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengulas tentang perubahan yang terjadi

pada peserta didik, guru, dan suasana kelas. Pada tahap ini, peneliti melakukan

 
 
44 
 

analisis hasil tes, hasil observasi, hasil jurnal, dan hasil wawancara yang telah

dilalukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran. Refleksi siklus I digunakan

untuk mengubah strategi dan sebagai perbaikan pembelajaran pada siklus II.

3.1.2 Prosedur Tindakan Siklus II

Prosedur tindakan pada siklus II merupakan perbaikan dari tindakan siklus I

setelah diketahui hasil kemampuan menulis puisi dan perubahan perilaku peserta

didik dalam pembelajaran menulis puisi.

3.1.2.1 Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan adalah memperbaiki dan menyempurnakan

rencana pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I. Dalam tahap ini guru

menyusun rencana pembelajaran dengan tindakan yang berbeda dengan tindakan

pada siklus I. Guru juga menyiapkan lemar observasi , lembar jurnal, lembar

wawancara, pedoman evaluasi, dan dokumentasi yang berupa foto. Selanjutnya guru

berkoordinasi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia mengenai waktu

pelaksanaan pembelajaran menulis puisi siklus II serta rencana pembelajaran yang

telah diperbaiki berdasarkan rencana pembelajaran pada siklus I.

 
 
45 
 

3.1.2.2 Tindakan

Tindakan yang dilakukan pada siklus II berbeda dengan tindakan pada siklus

I. Tindakan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan tindakan pada siklus

I.

3.1.2.2.1 Kegiatan Awal

Sebelum peserta didik menulis puisi berdasarkan video yang diputarkan,

guru menanyakan kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam menulis puisi

melalui media audio visual dengan metode video critic. Kemudian peserta didik

diberi arahan dan bimbingan agar dalam pelaksanaan kegiatan menulis puisi

selanjutnya menjadi lebih baik. Selanjutnya, guru meyampaikan kesalahan-

kesalahan hasil tes pada siklus I dan juga memberikan solusinya.

3.1.2.2.2 Kegiatan Inti

Tahap ini merupakan tahap pembelajaran. Dalam proses pembelajaran,

terlebih dahulu peserta didik membahas tugas yang diberikan pada pembelajaran

sebelumnya. Kegiatan selanjutanya guru menyampaikan materi menulis puisi

dengan menekankan pada kesulitan yang dialami peserta didik. Kemudian guru

memutarkan video kepada peserta didik. Melalui video yang telah diputarkan

peserta didik menemukan diksi-diksi yang kemudian akan dikembangkan menjadi

sebuah puisi dengan bahasa yang dihaluskan.

 
 
46 
 

Kegiatan selanjutnya adalah guru memutarkan video yang berbeda kepada

peserta didik kemudian peserta didik secara individu membuat puisi berdasarkan

video yang telah diputarkan. Setelah peserta didik selesai membuat puisi, guru

menunjuk beberapa peserta didik untuk membacakan puisi yang telah dibuat.

Pada tahap terakhir, peserta didik dan guru membahas puisi yang telah ditulis

oleh peserta didik.

3.1.2.2.3 Kegiatan Akhir

Kegiatan pembelajaran menulis puisi ditutup dengan merefleksi hasil

pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan dengan cara guru

memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang materi menulis

puisi. Selain itu, guru juga memberikan pertanyaan singkat berkaitan dengan

materi menulis puisi yang telah disampaikan. Kegiatan ini dilakukan untuk

mengukur pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Pembelajaran menulis puisi ditutup peserta didik bersama guru dengan

menyimpulkan pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Guru senantiasa

memberikan dorongan dan motivasi kepada peserta didik untuk selalu belajar dan

mengembangkan kemampuannya dalam menulis puisi.

 
 
47 
 

3.1.2.3 Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan pengamatan

terhadap peserta didik dengan menggunakan lembar observasi dan melakukan

pemotretan. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, guru membagikan jurnal kepada

peserta didik untuk mengetahui tanggapan, kesan, dan pesan peserta didik selama

mengikuti pembelajaran. Pada siklus II ini, dilihat dari hasil tes dan perilaku peserta

didik dalam mengerjakan tugas dan keaktifan peserta didik dalam bertanya dan

menjawab pertanyaan

3.1.2.4 Refleksi

Pada siklus II, refleksi dilakukan untuk mengetahui peningkatan

keterampailan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video

critic dan perubahan tingkah laku peserta didik setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran. Berdasarkan refleksi tersebut juga dapat diketahui keefektifan

penggunaan media audio visual dengan metode video critic.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis puisi pada peserta didik

kelas VII D SMP N 2 Welahan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII D sebagai

subjek penelitian dengan berdasarkan pada kurang berhasilnya pembelajaran sastra

terutama pada aspek menulis puisi. Hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia

 
 
48 
 

yang mengajar di kelas VII D, guru tersebut menyatakan bahwa peserta didik

kesulitan terhadap pemerolehan diksi atau kata-kata kias. Selain itu, kurangnya

respon peserta didik terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada materi

pembelajaran menulis puisi.

3.3 Variabel Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka variabel pada

penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang

mempengaruhi dan variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel yang

dipengaruhi. Variabel bebas pada penelitian ini adalah media audio visual dan metode

video critic, sedangkan variabel terikatnya adalah peningkatan keterampilan menulis

puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.

3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis puisi

Variabel keterampilan menulis puisi dapat diketahui ketika peserta didik

mengungkapkan ide-ide kreatifnya berupa diksi-diksi puisi dalam bentuk puisi dan

perubahan perilaku peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Kedua hal tersebut

merupakan indikator keberhasilan dalam pembelajaran menulis puisi dalam penelitian

ini.

 
 
49 
 

Target tingkat keberhasilan setiap peserta didik ditetapkan jika peserta didik

mampu menulis puisi, yakni mampu memilih judul, keseuaian isi dengan tema, diksi,

rima, dan tipografi.

3.3.2 Variabel Media Audio Visual dengan Metode Video Critic

Penggunaan media audio visual dengan metode video critic dimaksudkan

untuk memberikan pengarahan yang jelas kepada peserta didik dalam membuat puisi

agar hasil yang diperoleh baik. Melalui media audio visual dengan metode video

critic peserta didik dapat menemukan inspirasi untuk membuat puisi setelah

menyimak video yang diputarkan. Selanjutnya inspirasi itu diwujudkan dalam bentuk

diksi puisi melalui kegiatan berdiskusi. Metode video critic digunakan untuk

merangsang peserta didik menemukan diksi dari video yang telah ditayangkan.

Selain media audio visual, peserta didik juga akan lebih aktif dan kreatif

karena menggunakan metode video critic dalam proses pembelajaram menulis puisi.

Dalam proses pembelajaran melalui media audio visual dengan metode video critic,

peserta didik dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi dan merubah perilaku

peserta didik ke arah yang lebih baik dalam proses pembelajaran menulis puisi.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas

instrumen tes dan nontes. Berikut uraian tentang kedua instrumen penelitian tersebut.

 
 
50 
 

3.4.1 Instrumen Tes

Bentuk instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini tidak hanya

memfokuskan penilaian pada diksi saja, tetapi penilaian didasarkan pada keseluruhan

unsur pembangun puisi. Aspek yang dinilai antara lain pemilihan judul, kesesuaian isi

dengan tema, diksi, rima , dan tipografi. Untuk mengetahui kemampuan peserta didik

dalam menulis puisi terutama pada menulis puisi dilakukan dengan pembobotan nilai

yang lebih tinggi pada diksi dari unsur-unsur puisi lainnya. Berikut rubrik penilaian

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.

Tabel 3.1Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis puisi Menggunakan Media


Audio visual dengan Metode Video Critic pada KDMenulis Kreatif
Puisi Berkenaan dengan Keindahan Alam.

Skala Penilaan
No. Aspek Penilaian Bobot Skor
1 2 3 4 5
1. Judul 4 20
2. Kesesuaian isi dengan 4 20
tema
3. Diksi 6 30
4. Rima 4 20
5. Tipografi 2 10

Jumlah 20 100

Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis puisi Menggunakan


Media Audio visual dengan Metode Video Critic pada KDMenulis Kreatif Puisi
Berkenaan dengan Keindahan Alam.
No. Aspek Kategori Patokan
Penilaian
(1) (2) (3) (4)

 
 
51 
 

1. Judul Sangat baik Judul puisi sangat menimbulkan daya tarik


bagi pembaca
Baik Judul puisi menimbulkan daya tarik bagi
pembaca
Judul puisi cukup menimbulkan
Cukup daya tarik bagi pembaca
Kurang Judul puisi kurang menimbulkan daya tarik
bagi pembaca
Sangat kurang Judul puisi tidak menimbulkan daya tarik bagi
pembaca
2. Kesesuaian isi Sangat baik Isi sangat menerangkan sebagian besar tema.
dengan tema Baik Isi menerangkan sebagian besar tema.
Cukup Isi cukup menerangkan sebagian besar tema.
KurangSangat Isi kurang menerangkan sebagian besar tema.
kurang Isi tidak menerangkan sebagian besar tema.
3. Diksi Sangat baik Diksi yang dipilih sangat mendukung makna
yang ingin diungkapkan
Baik Diksi yang dipilih mendukung makna yang
ingin diungkapkan
Cukup Diksi yang pililih cukup mendukung makna
Kurang yang ingin diungkapkan
Diksi yang pililih kurang mendukung makna
Sangat kurang yang ingin diungkapkan
Diksi yang pililih tidak mendukung makna
yang ingin diungkapkan
4. Rima Sangat baik Persajakan yang dilpilih sangat mendukung
suasana puisi
Baik Persajakan yang dipilih mendukung suasana
puisi
Cukup Persajakan yang dilpilih cukup mendukung
suasana puisi
Kurang Persajakan yang dilpilih kurang mendukung
suasana puisi
Sangat kurang Persajakan yang dilpilih tidak mendukung
suasana puisi

 
 
52 
 

5. Tipografi Sangat baik Tipografi yang dipilih sangat mendukung


makna puisi
Baik Tipografi yang dipilih mendukung
makna puisi
Cukup Tipografi yang dipilih cukup mendukung
makna puisi
Kurang Tipografi yang dipilih kurang mendukung
makna puisi
Sangat kurang Tipografi yang dipilih tidak mendukung makna
puisi.

Berdasarkan pedoman penilaian menulis puisi tersebut, dapat diketahui

kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan ide kreatifnya berhasil dengan

sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Penggolongan pedoman

penilaian keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan

metode video critic sebagai berikut.

Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Keterampilan Menulis puisi Menggunakan


Media Audio visual dengan Metode Video Critic pada KDMenulis
Kreatif Puisi Berkenaan dengan Keindahan Alam.
Skor
No. Aspek Kategori Rentang Skor
Maksimal
(1) (2) (3) (4) (5)

1. Judul Sangat baik 17-20


Baik 13-16
Cukup 9-12
Kurang 5-8 20
Sangat kurang <4

2. Kesesuaian Sangat baik 17-20


20
Isi dengan Baik 13-16
Tema Cukup 9-12
Kurang 5-8

 
 
53 
 

Sangat kurang <4

3. Diksi Sangat baik 25-30


Baik 19-24
Cukup 13-18 30
Kurang 7-12
Sangat kurang <6

4. Rima Sangat baik 17-20


Baik 13-16
Cukup 9-12 20
Kurang 5-8
Sangat kurang <4

5. Tipografi Sangat baik 9-10


Baik 7-8
Cukup 5-6 10
Kurang 3-4
Sangat kurang <2

Jumlah 100

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis puisi Menggunakan


Media Audio visual dengan Metode Video Critic pada KDMenulis Kreatif Puisi
Berkenaan dengan Keindahan Alam.

No. Kategori Rentang Nilai


1. Sangat baik 85-100
2. Baik 70-84
3. Cukup 60-69
4. Kurang 50-59
5. Sangat kurang <50

 
 
54 
 

3.4.2 Instrumen Nontes

Bentuk instrumen yang berupa nontes adalah lembar observasi, pedoman,

jurnal, wawancara dan dokumentasi berupa foto.

3.4.2.1 Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati keadaan, respon, sikap, dan

keaktifan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Hal-hal yang diamati

yaitu perilaku positif dan perilaku negatif peserta didik dalam proses pembelajaran.

3.4.2.2. Pedoman Jurnal

Pedoman jurnal dalam penelitian ini ada dua, yaitu jurnal peserta didik dan

jurnal guru. Untuk jurnal peserta didik, peserta didik diminta untuk memberikan

tanggapan, kesan, dan kritikan terhadap pembelajaran menulis puisi mengunakan

media audio visual dengan metode video critic. Hal-hal yang diungkap dalam jurnal

peserta didik meliputi: (1) perasaan peserta didik selama mengikuti pembelajaran

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (2)

kesulitan yang dialami peserta didik selama mengikuti pembelajaran menulis puisi

menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (3) pesan dan kesan

peserta didik setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media

audio visual dengan metode video critic, (4) tanggapan mengenai media dan metode

yang digunakan dalam pembelajaran pembelajaran menulis puisi menggunakan

 
 
55 
 

media audio visual dengan metode video critic, dan (5) suasana kelas saat

pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video

critic.

Jurnal guru berisi catatan-catatan mengenai perilaku, respon, dan keaktifan

peserta didik pada saat pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual

dengan metode video critic yang telah berlangsung. Hal-hal yang dicatat dan diisi

dalam jurnal guru meliputi: (1) kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (2)

keaktifan peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio

visual dengan metode video critic, (3) respon peserta didik terhadap tugas yang

diberikan dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual

dengan metode video critic, dan (4) situasi dan suasana kelas dalam pembelajaran

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Hal-hal

yang diuraikan berdasarkan pedoman jurnal yang telah disusun dan untuk pengisisan

jurnal dilakukan pada saat pembelajaran berakhir.

3.4.2.3 Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi tentang

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang berkaitan dengan pembelajaran

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Aspek

yang digunakan dalam pedoman wawancara antara lain mengenai kesulitan-kesulitan

 
 
56 
 

yang dihadapi peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi puisi, tanggapan

terhadap media dan metode pembelajaran yang digunakan, dan tanggapan peserta

didik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

3.4.2.4 Dokumentasi Foto

Data dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa gambar.

Dokumentasi merupakan data yang penting sebagai bukti terjadinya suatu peristiwa.

Dalam penelitian ini, peneliti memandang perlu menggunakan dokumentasi foto

sebagai salah satu data instrumen nontes. Penggunaan instrumen pengambilan

gambar (foto) ini dimaksudkan untuk memperoleh gambar aktivitas atau perilaku

peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran dalam bentuk dokumentasi

gambar. Selain itu, data yang diambil melalui dokumentasi foto ini juga memperjelas

data yang lain yang hanya terdeskripsikan melalui tulisan atau angka. Sebagai data

penelitian, hasil dokumentasi foto ini selanjutnya dideskripsikan sesuai keadaan yang

ada dan dipadukan dengan data-data yang lain.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data melalui tes dan nontes yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

 
 
57 
 

3.5.1 Teknik Tes

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui kegiatan menulis puisi. Kegiatan

menulis puisi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan II. Pada akhir

pembelajaran guru memberikan tugas menulis puisi secara individu berdasarkan

video yang telah diputarkan.

3.5.2 Teknik Nontes

Pengumpulan data nontes dilakukan melalui observasi, jurnal, wawancara,

dan dokumentasi. Adapun penjelasan mengenai teknik pengumpulan data nontes

sebagai berikut.

3.5.2.1 Observasi

Observasi pada penelitian ini dilakukan pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sikap, perilaku,

dan respon peserta didik terhadap pembelajaran. Guru mengacu pada pedoman

observasi yang telah dibuat sebelumnya. Dalam praktik observasi guru hanya

memberikan chek list ( ) pada pedoman observasi yang telah dibuat.

3.5.2.2 Jurnal

Jurnal merupakan catatan yang berisi kesan setelah mengikuti pembelajaran.

Jurnal tersebut merupakan refleksi diri atas segala yang dirasakan siswa selama

 
 
58 
 

proses pembelajaran berlangsung. Jurnal yang disisi oleh siswa dikumpulkan saat itu

juga, kemudian dijadikan data oleh guru untuk diolah dan dideskripsikan. Jurnal guru

ditulis setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Jurnal tersebut berisi semua hal

yang terjadi di kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Kedua jurnal yang

telah dibuat tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi.

3.5.2.3 Wawancara

Wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran selesai dengan

menggunakan pedoman wawancara. Wawancara yang dilakukan guru berisi

tanggapan atau pendapat peserta didik berkaitan dengan materi pembelajaran,

kesulitan-kesulitan peserta didik dalam pembelajaran, dan penggunaan media dan

metode pada penelitian ini.

3.5.2.4 Dokumentasi

Pengambilan foto dilakukan selama penelitian berlangsung. Pengambilan

dokumentasi foto dalam penelitian ini meliputi aktivitas-aktivitas peserta didik pada

saat mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media audio visual

dengan metode video critic. Dokumentasi berupa foto digunakan sebagai bukti visual

kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.

 
 
59 
 

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.

3.6.1 Teknik Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes menulis puisi menggunakan media

audio visual dengan metode video critic pada siklus I dan II. Teknik kuantitatif

digunakan untuk menganalisis data kuantitatif. Analisis data secara kuantitatif

dilakukan dengan merekap skor yang diperoleh peserta didik, menghitung skor

kumulatif dari sebuah aspek, menghitung skor rata-rata kelas, dan menghitung

persentase. Persentase skor dihitung menggunakan rumusan berikut.

Keterangan:

SP= Skor Persentase

SS= Skor yang dicapai peserta didik

R= Responden

Hasil penghitungan keterampilan menulis puisi menggunakan media audio

visual dengan metode video critic dari prasiklus, siklus I dan II dibandingkan. Hasil

ini akan memberikan gambaran mengenai persentase peningkatan keterampilan

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.

 
 
60 
 

3.6.2 Teknik Kualitatif

Data kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif. Data kualitatif

diperoleh dari data nontes, yaitu data observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi

foto. Analisis data dilakukan dengan menelaah seluruh data yang diperoleh,

menyusunnya dalam satuan-satuan, dan dikategorisasikan.

Hasil data secara kualitatif digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku

peserta didik pada pembelajaran siklus I dan siklus II, serta mengetahui peningkatan

keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video

critic.

 
 
61 
 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian yang berupa hasil tes dan

nontes yang diperoleh peserta didik selama mengiktui pembelajaran menulis puisi

menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Hasil tes terbagi atas

tiga bagian yaitu, prasiklus, siklus I, dan siklus IIyang dijelaskan dalam bentuk data

kuantitatif. Hasil nontes yang berupa tingkah laku peserta didik selama mengikuti

pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video

criticdiperoleh dari hasil observasi, jurnal guru, jurnal peserta didik, wawancara,dan

dokumentasi fotodiuraikan dalam bentuk deskripsi data kualitatif.

4.1.1 Hasil Prasiklus

Prasiklus merupakan kondisi pembelajaran menulis puisi sebelum peserta

didik diberi perlakuan berupa penerapan penggunaan media audio visual dengan

metode video critic. Untuk mengetahui hasil prasiklus, peserta didik diberi lembar

kerja yang berisi perintah untuk menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam.

Nilai peserta didik pada tes prasiklus dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

61
 
 
62 
 

Tabel 4.1 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Prasiklus

Aspek Rata-Rata Skor


No Kategori
Penilaian Skor Maksimal
1. Judul 8,67 Kurang 20
2. Kesesuaian isi dengan Cukup
10,78 20
tema
3. Diksi 16,50 Cukup 30
4. Rima 11,89 Cukup 20
5. Tipografi 6,11 Cukup 10
Rata-Rata Nilai 53,94 Kurang 100

Data pada tabel 4.1 menunjukkan hasil rata-rata skor dan rata-rata nilai kelas

tes prasiklus keterampilan peserta didik kelas VII D SMP N 2 Welahan Kabupaten

Jepara dalam menulis puisi. Kelima aspek yang dinilai yaitu judul, kesesuaian isi

dengan tema, diksi, rima, dan tipografi. Aspek yang mendapatkan rata-rata skor

tertinggi dicapai pada aspek tipografi, karena dari skor maksimal aspek tipografi

sebesar 10, rata-rata skor aspek tipografi pada tes prasiklus mencapai 6,11, sedangkan

aspek yang mendapatkan rata-rata skor terendah terjadi pada aspek judul, karena dari

skor maksimal aspek judul sebesar 20, pada tes prasiklus aspek judul hanya mencapai

rata-rata 8,67skor. Rata-rata nilai kelas tes prasiklus pembelajaran menulis puisi

menggunakan media audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas

VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara mencapai 53,94 atau berkategori

cukup. Rata-rata nilai kelas diperoleh dari jumlah keseluruhan rata-rata skor kelas

tiap aspek yang dinilai pada pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio

visual dengan metode video critic

 
 
63 
 

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I

Siklus I ini merupakan tindakan awal penelitian menggunakan media audio

visual dengan metode video critic. Siklus I dilaksanakan sebagai upaya perbaikan tes

prasiklus yang rata-rata skor tiap aspek maupun rata-rata nilai kelas peserta didik

kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara masih rendah. Pelaksanaan

pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode metode

video critic siklus I terdiri atas tes dan nontes. Hasil kedua data tersebut diuraikan

secara rinci sebagai berikut.

4.1.2.1 Proses Pembelajaran Menulis puisi Menggunakan Media Audio Visual


dengan Metode Video Critic Siklus I

Proses kegiatan pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual

dengan metode video criticdapat diuraikan sebagai berikut. Pada saat guru memasuki

kelas, sebagian besar peserta didik belum duduk pada tempatya masing-masing.

Sebagian peserta didik terutama peserta didik laki-laki masih berkeliaran di dalam

ruangan kelas dan bercanda dengan teman mereka. Suasaan saat guru baru memasuki

ruangan kelas dapat dilihat pada gambar 4.1 berkut ini.

Gambar 4.1 Suasana saat Guru Baru Memasuki Kelas

 
 
64 
 

Kegiatan awal pembelajaran pembelajaran dimulai guru dengan

pengkondisian kelas supaya lebih kondusif dengan cara mengucapkan salam kepada

peserta didik. Setelah guru mengucapkan salam dan dijawab oleh keseluruhan peserta

didik, suasana kelas yang tadinya rame mulai kondusif. Suasana kelas saat kegiatan

awal pembelajaran dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini.

Gambar 4.2 Aktivitas Guru dan Peserta Didik pada Kegiatan Awal
Pembelajaran

Gambar 4.2 tersebut menunjukkan sebagian peserta didik sudah mulai duduk

di tempatnya masing-masing, kemudian dilanjutkan dengan perkenalan guru kepada

peserta didik, kemudian, guru menjelaskan pokok mengenai materi yang akan

diajarkan, tujuan, dan manfaat pembelajaran.

Kegiatan inti, diawali guru guru dengan bertanya jawab tentang pembelajaran

menulis puisi. Saat proses tanya jawab peserta didik masih pasif dan canggung

dengan guru, karena mereka belum terbiasa dengan guru yang berbeda dari guru yang

biasanya mengajar mereka.Selanjutnya guru menjelaskan materi pembelajaran

 
 
65 
 

menulis puisi. Sebagian besar peserta didik menyimak penjelasan dengan seksama,

meskipun masih tampak beberapa peserta didik yang kurang serius menyimak

penjelasan dari guru. Aktivitas peserta didik saat guru menjelaskan materi

pembelajaran dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini.

Gambar 4.3 Aktivitas Peserta Didik Saat Guru Menjelaskan Materi


Pembelajaran

Gambar 4.3 menunjukkan peserta didik yang duduk di kursi yang paling

depan tidak fokus memperhatikan penjelasan dari guru ketika guru sedang

manjelaskan materi pembelajaran.

Langkah selanjutnya guru mengelompokkan peserta didik, yang satu

kelompok terdiri dari 4 orang, kemudian guru menayangkan video keindahan alam

untuk ditanggapi secara berkelompok oleh peserta didik. Keseluruhan peserta didik

tampak tertarik dan menyimak tayangan media audio visual dengan serius. Aktivitas

peserta didik saat meyaksikan video keindahan alam dapat dilihat pada gambar 4.4

berikut ini

 
 
66 
 

Gambar 4.4 Aktivitas Peserta Didik saat Menyaksikan Video Pertama

Gambar 4.4 menunjukkan aktivitas peserta didik yang sedang menyaksikan

tayangan media audio visual yang ditayangkan oleh guru. Sebagian besar peserta

didik antusias dan memperhatikan tayangan media audio visual yang ditayangkan.

Kegiatan selanjutnya, peserta didik diminta untuk untuk berdiskusi

mengomentari apa saja yang ada padatayangan media audio visual yang telah

ditayangkandan mengubah komentar atau hasil kritikan menjadi sebuah puisi.

Beberapa kelompok langsung mengerjakan tugas yang diberikan, namun ada juga

kelompok yang bergurau dengan teman kelompoknya. Aktivitas peserta didik saat

diskusi kelompok dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut ini.

Gambar 4.5 Aktivitas Peserta Didik saat Diskusi Kelompok

 
 
67 
 

Gambar 4.5 tersebut menunjukkan aktivitas peserta didik saat berdiskui

kelompok. Kelompok 6 tampak mengaaerjakan tugas dengan serius, sedangkan

kelompok 1 terlihat masih bercanda dan kurang serius mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru.

Kegiatan selanjutnya guru membimbing peserta didik untuk mengubah hasil

kritikan dari video yang telah ditayangkan menjadi sebuah puisi. Ketika guru

berkeliling mengecek pekerjaan kelompok, sebagianpeserta didik yang masih

bingung pada cara menentukan judul yang menarik serta dalam merangkai kata-kata

menjadi puisi. Aktivitas saat guru membimbing peserta didik di tiap kelompok dapat

dilihat pada gambar 4.6 berikut ini

Gambar 4.6 Aktivitas Guru saat Membimbing Peserta Didik di Tiap Kelompok

Gambar 4.6 menunjukkan guru saat membimbing kelompok untuk

mengembangkan diksi-diksi menjadi sebuah puisi. Peserta didik diminta untuk

 
 
68 
 

menentukan judul terlebih dahulu, kemudian mengembangkan diksi-diksi yang sudah

ditemukan dari tayangan media audio visual yang ditayangkan menjadi sebuah puisi.

Sebagian besar peserta didik masih malu untuk bertanya dengan guru.Setelah peserta

didik selesai mengerjakan tugas bersama kelompoknya, perwakilan kelompokpeserta

didik membacakan hasil pekerjaan di depan kelas dan ditanggapi oleh kelompok lain.

Beberapa peserta didik dari kelompok lain sebagian besar masih malu untuk

menanggapi dan hanya menanggapi secara singkat saja. Aktivitas peserta didik saat

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut ini.

Gambar 4.7 Aktivitas Peserta Didik saat Mempresntasikan Hasil Kerja


Kelompoknya

Dari diskusi kelas tersebut, guru menyimpulkan dan memberikan penguatan

sambil sesekali memutarkan video yang telah ditayangkan. Setelah selesai latihan

menulis puisi secara berkelompok, guru menayangkan tayangan media audio visual

yang berbeda dari sebelumnya untuk dikembangkan menjadi sebuah puisi dengan

langkah-langkah seperti yang dilakukan pada tiap kelompok peserta didik

 
 
69 
 

sebelumnya sebagai tugas penilaian siklus I. Beberapa peserta didik masih ada yang

kurang serius dan bercanda dengan temannya saat mengerjakan tugas tersebut.

Aktivitas peserta didik saat mengerjakan tugas invidu dapat dilihat pada gambar 4.8

berikut ini.

Gambar 4.8 Aktivitas Peserta Didik saat Mengerjakan Tugas Individu

Gambar 4.8 tersebut menunjukkan aktivitas peserta didik saat mengerjakan

tugas individu. Setelah selesai berlatih menulis puisi secara berkelompok, peserta

didik menulis puisi secara indvidu berdasarkan pada media audio visual yang berbeda

sebelumnya. Sebagian besar peserta didik mengerjakan tugas yang diberkan dengan

serius, tetapi ada beberapa peserta didik yang kurang serius mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru.

 
 
70 
 

Kegiatan akhirnya adalah guru dan peserta didik menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah dilakukan. Peserta didik sangat antusias menyampaikan

materi yang telah mereka dapat meskipun masih menjawab secara serempak

kemudian guru membagikan lembar jurnal dan lembar wawancara kepada tiap peserta

didik untuk diisi sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakan selama proses

pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video

critic berlangsung. Guru juga memberikan motivasi kepada peserta didik untuk lebih

giat berlatih dan belajar menulis puisi.

4.1.2.2 Hasil Tes Siklus I

Hasil tes siklus 1 pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio

visual dengan metode metode video critic dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Siklus I

Rentang Jumlah Rata-Rata


No Kategori Frekuensi %
Nilai Nilai Nilai
1. Sangat Baik 85-100 3 8,33 262 x100
2. Baik 70 -84 17 47,22 1310
3. Cukup 60-69 13 36,11 842
= 71,44
4. Kurang 50-59 2 5,56 110
(Baik)
5. Sangat Kurang <50 1 2,78 48
Jumlah 36 100 2572
   

Pada tabel 4.2 tampak hasil tes pembelajaran menulis puisi menggunakan

media audio visual dengan metode metode video critic pada tes siklus I. Kategori

sangat baik dengan rentang nilai 85-100 dicapai 3 peserta didik atau sebesar 8,33 %

 
 
71 
 

dari 36 peserta didik dengan jumlah nilai 262. Kategori baik dengan rentang nilai 70-

84 dicapai 17 peserta didik atau sebesar 47,22 % dari 36 peserta didik dengan jumlah

nilai 1310. Kategori cukup dengan rentang nilai 60-69 dicapai 13 peserta didik atau

sebesar 36,11% dari 36 peserta didik dengan jumlah nilai 842. Kategori kurang

dengan rentang nilai 50-59 dicapai 2 peserta didik atau sebesar 5,56% dari 36 peserta

didik dengan jumlah nilai 110. Kategori sangat kurang dengan rentang nilai <50

dicapai 1 peserta didik atau sebesar 2,78% dari 36 peserta didik dengan jumlah nilai

48. Rata-rata nilai kelas yang diperoleh peserta didik mencapai 71,44dan termasuk

dalam kategori baik. Nilai rata-rata kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten

Jepara diperoleh dari jumlah keseluruhan nilai peserta didik satu kelas yang

berjumlah 2572 dibagi dengan jumlah nilai maksimal keseluruhan peserta didik satu

kelas yang berjumlah 3600.

Hasil tes keterampilan menulis puisi tersebut dijelaskan pula melalui grafik

4.1 berikut ini.

Grafik 4.1 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Siklus I

 
 
72 
 

Grafik 4.1 menunjukkan bahwa terdapat 3 peserta didik atau sebesar 8,33 %

dari 36 yang berhasil meraih nilai kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100,

kategori baik dengan rentang nilai 70-84 dicapai 17 peserta didik atau sebesar 47,22

% dari 36 peserta didik. Kategori cukup dengan rentang nilai 60-69 dicapai 13 peserta

didik atau sebesar 36,11 % dari 36 peserta didik, kemudian kategori kurang dengan

rentang nilai 50-59 dicapai 2 peserta didik atau sebesar 5,56 % dari 36 peserta didik,

sedangkan untuk nilai kategori sangat kurang dengan nilai <50 dicapai 1 peserta didik

atau sebesar 2,78 % dari 36 peserta didik.

4.1.2.2.1Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Judul Siklus 1

Pada aspek judul penilaiannya dipusatkan pada judul yang dapat

menimbulkan daya tarik bagi pembaca. Hasil penilaian aspek judul pada tes siklus I

dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Judul Siklus I

Rentang Jumlah Rata-Rata


No. Kategori Frekuensi %
Skor Skor Skor
1. Sangat Kurang <4 0 0 0
2. Kurang 5-8 4 11,11 32 = 13,89
3. Cukup 9-12 19 52,78 228
4. Baik 13-16 5 13,89 80 (Baik)
5. Sangat Baik 17-20 8 22,22 160
Jumlah 36 100 500

Data pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam

menulis puisi pada aspek judul untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 17-20

 
 
73 
 

dicapai 8 peserta didik atau sebesar 22,22 % dari 36 peserta didik. Kategori baik

dengan rentang skor 13-16 dicapai 5 peserta didik atau sebesar 13,89 % dari 36

peserta didik. Kategori cukup dengan rentang skor 9-12 dicapai 19 peserta didik atau

sebesar 52,78 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 5-8

dicapai oleh 4peserta didik atau sebesar 11,11 % dari 36 peserta didik, sedangkan

kategori sangat kurang dengan skor <4 tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0%

dari 36 peserta didik. Jadi, rata-rataskor peserta didik pada aspek judul dalam

pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video

critic sebesar 13,89 atau berkategori baik.

4.1.2.2.2Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Kesesuaian Isi


dengan Tema Siklus 1.

Pada aspek kesesuaian isi dengan tema penilaiannya dipusatkan pada isi puisi

yang menerangkan sebagian besar tema. Hasil penilaian pada aspek kesesuaian isi

dengan tema pada tes siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Kesesuaian Isi
dengan Tema Siklus 1

Rentang Jumlah
No. Kategori Frekuensi % Rata-Rata Skor
Skor Skor
1. Sangat Kurang <4 0 0 0
2. Kurang 5-8 1 2,78 8 = 14,56
3. Cukup 9-12 13 36,11 156
4. Baik 13-16 20 55,56 320 (Baik)
5. Sangat Baik 17-20 2 5,56 40
Jumlah 36 100 524

 
 
74 
 

Data pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam

menulis puisi aspek kesesuaian isi dengan tema untuk kategori sangat baik dengan

rentang skor 17-20 dicapai 2 peserta didik atau sebesar 5,56% dari 36 peserta didik.

Kategori baik dengan rentang skor 13-16 dicapai 20 peserta didik atau sebesar 55,56

% dari 36 peserta didik. Kategori cukup dengan rentang skor 9-12 dicapai 13 peserta

didik atau sebesar 36,11% dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor

5-8 dicapai oleh 1 peserta didik atau sebesar 2,78% dari 36 peserta didik. Kategori

sangat kurang dengan skor <4 tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0% dari 36

peserta didik. Jadi rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek kesesuaian isi

dengan tema dalam pembelajaran pengayaan dikis puisi menggunakan media ausio

visual dengan metode video critic sebesar 14,56 atau berkategori baik.

4.1.2.2.3Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Diksi Siklus 1.

Pada aspek diksi penilaian dipusatkan pada pemilihan diksi yang tepat untuk

mendukung makna puisi. Hasil penilaian aspek diksi pada tes siklus I dapat dilihat

pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Diksi Siklus I

Rentang Rata-Rata
No. Kategori Frekuensi % Jumlah Skor
Skor Skor
1. Sangat Kurang <6 0 0 0
2. Kurang 7-12 2 5,56 24 = 20,83
3. Cukup 13-18 17 47,22 306
4. Baik 19-24 15 41,67 360 (Baik)
5. Sangat Baik 25-30 2 5,56 60
Jumlah 36 100 750

 
 
75 
 

Data pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam

menulis puisi aspek diksi untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 25-30

dicapai 2 peserta didik atau sebesar 5,56 % dari 36 peserta didik. Kategori baik

dengan rentang skor 19-24 dicapai 15 peserta didik atau sebesar 41,67 % dari 36

pesera didik, kategori cukup dengan rentang skor 13-18 dicapai 17 peserta didik atau

sebesar 47,22 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 7-12

dicapai oleh 2 peserta didik atau sebesar 5,56 % dari 36 peserta didik, sedangkan

untuk kategori sangat kurang dengan skor <6 tidak dicapai peserta didik atau sebesar

0% dari 36 peserta didik. Jadi, rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek

diksi dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan

metode video critic sebesar 20,83 atau berkategori baik.

4.1.2.2.4Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Rima Siklus 1

Hasil penilaian aspek rima pada tes siklus I pembelajaran pengaaan diksi puisi

menggunakan media audio visual dengan metode video critic dapat dilihat pada tabel

4.6 berikut.

Tabel 4.6 Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Aspek Rima Siklus I

Rentang Jumlah Rata-Rata


No. Kategori Frekuensi %
Skor Skor Skor
1. Sangat Kurang <4 0 0 0
2. Kurang 5-8 1 2,78 8 = 14,67
3. Cukup 9-12 11 30,56 132
4. Baik 13-16 23 63,89 368 (Baik)
5. Sangat Baik 17-20 1 2,78 20
Jumlah 36 100 528

 
 
76 
 

Data pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam

menulis puisi pada aspek rima untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 17-20

dicapai 1 peserta didik atau sebesar 2,78 % dari 36 peserta didik. Kategori baik

dengan rentang skor 13-16 dicapai 23 peserta didik atau sebesar 63,89 % dari 36

peserta didik . Kategori cukup dengan rentang skor 9-12 dicapai 11 peserta didik atau

sebesar 30,56 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 5-8

dicapai oleh 1 peserta didik atau sebesar 2,78 % dari 36 peserta didik, sedangkan

untuk kategori sangat kurang dengan skor <4 tidak dicapai peserta didik atau sebesar

0% dari 36 peserta didik. Jadi, rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek

rima dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan

metode video criticsebesar14,67 atau berkategori baik.

4.1.2.2.5Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Tipografi Siklus 1

Pada aspek tipografi penilaiannya dipusatkan pada pemilihan tipografi yang

mendukung makna puisi. Hasil penilaian pada aspek tipografi pada tes siklus I

pembelajaran menulis puisi dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7 Hasil Tes PembelajaranMenulis puisi Aspek Tipografi Siklus 1

Rentang Jumlah Rata-Rata


No. Kategori Frekuensi %
Skor Skor Skor
1 Sangat Kurang <2 0 0 0
2 Kurang 3-4 1 2.78 4 = 7,50
3 Cukup 5-6 16 44,44 96
4 Baik 7-8 10 27,78 80 (Baik)
5 Sangat Baik 9-10 9 25 90
Jumlah 36 100 270

 
 
77 
 

Data pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam

menulis puisi aspek tipografi untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 9-10

dicapai 9 peserta didik atau sebesar 25 % dari 36 peserta didik. Kategori baik dengan

rentang skor 7-8 dicapai 10 peserta didik atau sebesar 27,78 % dari 36 peserta didik.

Kategori cukup dengan rentang skor 5-6 dicapai 16 peserta didik atau sebesar 44,44

% dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 3-4 dicapai 1 peserta

didik atau sebesar 2,78 % dari 36 peserta didik, sedangkan untuk kategori sangat

kurang dengan skor <2 tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0% dari 36 peserta

didik. Jadi, rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek tipografi dalam

pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video

critic sebesar 7,50 atau berkategori baik.

Adapun rata-rata skor setiap aspek tersebut secara umum digambarkan dalam

tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8Rata-RataSkor Peserta didik pada Tiap Aspek dalam Tes Menulis
puisi Siklus I

Rata-Rata Skor Maksimal


No. Aspek Kategori
Skor Aspek
1. Judul 13,89 Baik 20
2. Kesesuaian Isi dengan Tema 14,56 Baik 20
3. Diksi 20,83 Baik 30
4. Rima 14,67 Baik 20
5. Tipografi 7,50 Baik 10
Jumlah 71,44 Baik 100
 

 
 
78 
 

Tabel 4.8 tersebut menunjukkan rata-rataskordari kelima aspek pembelajaran

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Aspek

yang pertama yaitu aspek judul. Aspek judul pada pembelajaran menulis puisi

menggunakan media audio visual dengan metode video critic mendapat rata-rata skor

13,89 dari skor maksimal aspek judul sebesar 20. Aspek yang kedua yaitu aspek

kesesuaian isi dengan tema. Aspek kesesuaian isi dengan tema mendapatkan rata-

rataskor 14,56 dari skor maksimal aspek kesesuaian isi dengan tema sebesar 20.

Aspek yang ketiga yaitu aspek diksi. Pencapaian rata-rataskor aspek diksi pada

pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video

critic kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara yaitu 20,83 dari skor

maksimal aspek sebesar 30. Aspek yang keeempat yaitu aspek rima. Aspek rima

mencapai rata-rataskor 14,67 dari skor maksimal aspek rima sebesar 20, sedangkan

aspek yang kelima yaitu aspek tipografi mencapai rata-rataskor 7,50 dari skor

maksimal aspek tipografi sebesar 10.

Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek yang mendapatkan rata-

rataskor tertinggi yaitu aspek tipografi karena dari skor maksimal aspek tipografi

sebesar 10, pada tes siklus I aspek tipografi mencapai rata-rata skor sebesar 7,50,

sedangkan untuk rata-rataskor terendah yaitu aspek diksi, karena dari skor maksimal

aspek diksi sebesar 30, pada tes siklus I skor rata-rata aspek diksi hanya mencapai

20,83.

 
 
79 
 

4.1.2.3 Hasil Nontes Siklus I

Hasil data nontes pada siklus I adalah hasil dari observasi, jurnal peserta

didik, jurnal guru,wawancara, dan dokumentasi foto pembelajaran menulis puisi

menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Hasil data nontes dari

masing-masing instrumen akan dijelaskan sebagai berikut.

4.1.2.3.1 Hasil Observasi Siklus 1

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran menulis puisi menggunakan

media audio visual dengan metode video critic di kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan

Kabupaten Jepara. Observasi dilakukan pada penelitian iniuntuk mengetahui perilaku

peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan observasi difokuskan

pada empat jenis perilaku yaitu persiapan peserta didik sebelum mengikuti kegiatan

pembelajaran, keseriusan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran,

responpeserta didik terhadap media yang digunakan, dan keaktifan peserta

didikselama proses pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual

dengan metode video critic. Hasil observasi siklus I dapat dapat dilihat pada tabel 14

berikut ini.

 
 
80 
 

Tabel 4.9Hasil Observasi Peserta Didik Siklus I

No. Aspek Observasi Frekuensi Presentase


Hasil
(1) (2) (3) (4)
1. Persiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran
a. Kondisi kelas sudah tenang 0 0%

b. Peserta didik telah berada di tempat 34 94,44 %


duduknya masing-masing

c. Peserta didik telah menyiapkan buku- 8 22,22 %


buku yang berkaitan dengan mata
pelajaran yang akan diajarkan.

2. Keseriusan peserta didik dalam mengikuti


pembelajaran
a. Peserta didikmendengarkan penjelasan 27 75%
guru dengan seksama

b. Peserta didik menyimak tayangan 21 58,33 %


media audio visual dengan tenang.
28 77,77 %
c.Peserta didik mengikuti proses
pembelajaran dengan baik.
3. Keaktifan peserta didik selama proses
pembelajaran
a. Peserta didik aktif bertanya mengenai 7 19,44 %
materi yang sedang diajarkan

b. Peserta didik antusias dalam menjawab 4 11,11 %


pertanyaan yang diajukan oleh guru

c. Peserta didik menunjukkan rasa percaya 4 11,11 %


diri untuk mengemukakan pendapatnya
4. Respon peserta didik terhadap media dan
metode pembelajaran yang digunakan
a. Peserta didik dapat fokus terhadap media 26 72,22 %

 
 
81 
 

yang sedang digunakan.


b. Peserta didik mengerjakan tugas yang 21 58,33 %
diberikan oleh guru dengan baik.
 

Dari observasi dapat diketahui bahwa secara umum peserta didik hanya

mencapai 45,45 % perilaku positif selama proses pembelajaran menulis puisi

menggunakan media audio visual dengan metode video criticberlangsung. Kepasifan

peserta didik selama proses pembelajaran menjadi faktor cukup berpengaruh.

Aspek yang pertama yaitu persiapan peserta didik sebelum mengikuti proses

pembelajaran. Rata-rata peserta didik yang telah siap untuk menerima materi

pembelajaran hanya sebesar38,8%. Bahkan saat pertama kali guru memasuki kelas,

kondisi masih gaduh meskipun peserta didik sudah berada di tempat duduk masing-

masing. Beberapa peserta didik belum menyiapkan buku-buku yang berkaitan dengan

mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

Keseriusan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dapat

dikatakan cukup baik, rata-rata 70,37 % peserta didik menyimak penjelasan dan

tayangan media audio visual dengan baik. Media dan metode yang sedikit berbeda

juga menarik perhatian peserta didik, meskipun masih tetap ada peserta didik yang

tidak memperhatikan penjelasan dari guru.

Persentase terendah terdapat pada keaktifan peserta didik selama kegiatan

pembelajaran, rata-rata yang dicapai hanya 13,88 %. Dari data tersebut diketahui

bahwapeserta didik masih merasa canggung dan malu untuk bertanya kepada guru

yang berbeda dengan biasanya.

 
 
82 
 

Responpeserta didik terhadap media dan metode yang digunakan sudah cukup

baik dengan rata-rata 65,27 %, namun ketika peserta didik ditugaskan untuk

mengerjakan soal berkaitan dengan menulis puisi, ada sebagian dari mereka yang

kurang dapat mengerjakan dengan serius.

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa perilaku positif peserta didik

masih kurang, sehingga perlu adanya perbaikan pada kegiatan pembelajaran

berikutnya untuk meningkatkan perilaku positif peserta didik selama proses

pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video

critic. Hal ini menjadi tugas guru pada siklus II untuk melakukan perbaikan pada cara

ataupun proses pembelajaran. Rencana pembelajaran pada siklus 2 berikutnya

tentunya harus lebih matang dan lebih baik lagi supaya perilaku positif peserta didik

bisa meningkat.

4.1.2.3.2 Hasil Jurnal Siklus I

Jurnal dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu jurnal yang diisi oleh guru atau

peneliti (jurnal guru) dan jurnal yang diisi oleh peserta didik (jurnal peserta didik).

Kedua jurnal tersebut berisi ungkapan perasaan dan tanggapan peserta didik dan guru

peneliti selama pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan

metode video critic. Hasil jurnal tersebut dapat disajikan sebagai berikut.

 
 
83 
 

1) Jurnal Peserta Didik Siklus I

Jurnal peserta didik digunakan untuk mengetahui kesan dan pesan peserta

didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran menulis puisi menggunakan media

audio visual dengan metode video critic. Jurnal peserta didik diisi peserta didik

setelah kegiatan pembelajaran selesai. Hal-hal yang diungkap dalam jurnal peserta

didik meliputi: (1) perasaan peserta didik selama mengikuti pembelajaran menulis

puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (2) kesulitan yang

dialami peserta didik selama mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan

media audio visual dengan metode video critic, (3) pesan dan kesan peserta didik

setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual

dengan metode video critic, (4) tanggapan mengenai media dan metode yang

digunakan dalam pembelajaran pembelajaran menulis puisi menggunakan media

audio visual dengan metode video critic, dan (5) suasana kelas saat pembelajaran

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.

Hasil dari data jurnal peserta didik menunjukkan bahwa sebagian besar

peserta didik menjadi lebih tertarik dan senang dengan pembelajaran menulis puisi

menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Menurut peserta didik

dengan adanya media audiovisual dengan metode video critic mereka lebih mudah

memahami pembelajaran, peserta didik juga dapat belajar membuat puisi yang baik.

Selain itu, menurut peserta didik penggunaan media audiovisual juga lebih

menyenangkan dan tidak membosankan karena modern berbeda dengan kegiatan

 
 
84 
 

pembelajaran yang biasanya. Suasananya pembelajaran menurut mereka cukup

kondusif meskipun pada awal pembelajaran sedikit gaduh. Meskipun demikian, ada

beberapa peserta didik yang masih mengalami kesulitan dalam menentukan judul

yang menarik, serta merangkai kata-kata hasil kritikan dari media audio visual yang

ditayangkan menjadi sebuah puisi.

Dari data jurnal peserta didik dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta

didik tertarik dan senang mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media

audio visual dengan meode video critic, namun masih ada kesulitan dialami oleh

peserta didik selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, masih diperlukan

perbaikan untuk mengatasi kendala dan kesulitan yang dihadapi peserta didik.

2)Jurnal Guru Siklus I

Jurnal guru berisi uraian pendapat dan keseluruhan kejadian yang dapat

ditangkap guru pengajar selama proses pembelajaran berlangsung. Jurnal guru diisi

oleh guru dalam hal ini peneliti setelah proses pembelajaran selesai yang

mencangkup 4hal yaitu (1) kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (2)

keaktifan peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio

visual dengan metode video critic, (3) respon peserta didik terhadap tugas yang

diberikan dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual

dengan metode video critic,dan (4) situasi dan suasana kelas saat berlangsungnya

 
 
85 
 

pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video

critic.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan guru selama proses

pembelajaran berlangsung dapat dijelaskan bahwa rata-rata peserta didikcukup siap

dalam pembelajaran menulis puisi, akan tetapiada beberapa peserta didik yang masih

kaget dan kebingungan ketika proses tanya-jawab tentang materi unsur puisi.

Sebagian besarpeserta didik kurang aktif dalam mengikuti rangkaian pembelajaran

awal, namun ketika pembelajaran menulis puisi menggunakan media audiovisual

dengan metode video criticberlangsung,peserta didik sudah dapat sedikit

memperhatikan penjelasan materi akan diberikan. Ada beberapa peserta didik yang

berani bertanya dan menjawab, namun ada juga peserta didik yang tampak masih

malu dan ragu untuk bertanya.

Sebagian peserta didik juga sudah bisa memahami tugas yang diberikan dan

mengerjakan tugas dengan baik. Tetapi ada pula beberapa peserta didik yang

mengerjakan tugas dengan malas-malasan dan kurang serius. Situasi dan suasana

kelas saat pembelajaran berlangsung cukup tenang walaupun saat awal pembelajaran

cukup gaduh.

4.1.2.3.3 Hasil Wawancara Peserta Didik Siklus 1

Hasil wawancara pada penelitian ini diperoleh dari enam peserta didik yang

terdiri dari dua peserta didik yang memperoleh nilai tinggi, dua peserta didik

 
 
86 
 

memperoleh nilai sedang, dan dua peserta didik yang memperoleh nilai rendah dalam

tes menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.

Wawancara pada siklus I dilakukan untuk mengetahui tanggapan peserta didik

terhadap pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan

metode video critic.

Dari hasil lembar wawancara yang telah diisi peserta didik dapat diketahui

bahwa dua peserta didik yang mendapat nilai tinggi merasa tertarik dengan

pembelajaran pengayaan diksi karena modern, mudah dipahami, dan

menyenamgkan, tetapi mereka masih kesulitan dalam menyusun puisi.

Peserta didik yang mendapat nilai sedang mengungkapkan bahwa peserta

didik tersebut juga merasa tertarik dengan dengan pembelajaran menulis puisi

menggunakanmedia audio visual dengan metode video critic. Peserta didik merasa

terbantu karena dapat mengetahui cara membuat puisi dengan mudah dan benar

karena medianya sangat bagus, selain itu menurut peserta didik penyampaian materi

dari guru cukup jelas dan mudah dipahami, namun mereka kurang bisa menentukan

isi puisi. Selain itu, kelas lain yang gaduh juga mengganggu mereka saat

pembelajaran berlangsung.

Sementara itu, peserta didik yang mendapat nilai rendah mengungkapkan

bahwa mereka juga tertarik dengan pembelajaran menulis puisi menggunakan media

audio visual dengan metode video critic karena menggunakan peralatan modern, serta

 
 
87 
 

menambah wawasan mereka, akan tetapi mereka kurang sedikit paham mengenai

materi, dan cara menyusun puisi.

4.1.2.4Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio

visual dengan metode video critic pada siklus I dapat diketahui bahwa media dan

metode yang digunakan pada penelitian ini cukup disukai oleh peserta didik. Hal ini

terlihat pada minat dan antusiasme peserta didik saat mengikuti pembelajaran.

Adanya minat pada diri peserta didik saat mengikuti pembelajaran mengakibatkan

keterampilan peserta didik dalam menulis puisi meningkat.

Berdasarkan hasil tes siklus I keterampilan peserta didik dalam menulis puisi,

nilai rata-rata kelas yang dicapai sudah masuk dalam kategori baik yaitu sebesar

71,44, tetapi belum mencapai KKM sebesar 72. Rata-rata skor kelima aspek sudah

berkategori baik, akan tetapi ada dua aspek yang rata-rata skornya masih jauh dari

skor maksimal tiap aspek yang dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan

media audio visual dengan metode video critic, yaitu aspek judul dan diksi yang nilai

rata-ratanya masih jauh dari skor maksimal aspek dibandingan dengan tiga aspek

yang lain yaitu, aspek kesesuaian isi dengan tema, aspek rima, dan aspek tipografi.

Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto dapat

diketahui perilaku peserta didik tergolong cukup baik, walaupun ada beberapa peserta

didik yang masih tidak memperhatikan pembelajaran. Pada siklus I peserta

 
 
88 
 

didikmerasa lebih mudah untuk memahami materi menulis puisi. Menurut mereka

penggunaan media audio visual dengan metode video criticmenyenangkan karena

mereka bisa bekerja secaraberkelompok serta dapat memudahkan mereka menulis

puisi.

Meskipun demikian, beberapa peserta didik masih terlihat kurang antusias

dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual

dengan metode video critic. Pada saat pembelajaran berlangsung, masih ada peserta

didik yang terlihat pasif serta dalam mengerjakan tugas kelompok dan tidak

memerhatikan pembelajaran ketika guru menjelaskan materi.

Dari uraian di atas, masih terdapat kekurangan pada siklus I pembelajaran

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Upaya

perbaikan yang akan dilakukan peneliti pada siklus II antara lain: (1) guru kembali

menjelaskan langkah-langkah menulis puisi yang ditekankan pada cara menentukan

judul yang menarik, dan cara mengubah kritikan dari video yang ditayangkan

menjadi sebuah puisi. Selain itu,penjelasan materimenulis puisijuga ditekankan pada

aspek judul dan diksi puisi yang mendapat rata-rata nilai yang masih jauh dari nilai

maksimal aspek,(2) meminta peserta didik untuk lebih serius dalam mengikuti

rangkaian pembelajaran serta dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru

dalampembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode

video critic. Dengan demikian, tindakan siklus II perlu segera dilakukan dengan

harapan supaya hal-hal postif dapat dipertahankan dan ditingkatkan, sedangkan hal-

 
 
89 
 

hal negatif dapt diubah ke arah yang lebih positif, serta untuk mengatasi kekurangan-

kekurangan dan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada siklus I

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II

Siklus II ini merupakan perbaikan dan pemecahan masalah pembelajaran yang

dihadapi pada siklus I. Pada siklus II ini diuraikan tentang pelaksanaan pembelajaran

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic yang

berupa data tes dan nontes. Ada pun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.

4.1.3.1 Proses Pembelajaran Keterampilan Menulis puisi Menggunakan


Media Audio Visual dengan Metode Video CriticSiklus II

Proses pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan

metode video critic akan dijelaskan sebagai berikut. Pada saat guru baru memasuki

kelas, peserta didik terlihat lebih siap dan suasana kelas terlihat lebih kondusif.

Suasana kelas saat guru baru memasuki kelas dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut

ini.

Gambar 4.9 Suasana saat Guru Baru Memasuki Kelas

 
 
90 
 

Kegiatan awal pada siklus II diawali dengan guru bertanya kepada peserta

didik mengenai kesulitan yang dihadapi peserta didik pada kegiatan pembelajaran

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic siklus I.

Beberapa peserta didik ada yang mengatakan bahwa mereka kesulitan dalam

menentukan judul yang menarik serta cara merangkai kata-kata hasil kritikan dari

media audio visual yang ditayangkan guru menjadi sebuah puisi. Setelah diketahui

kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik.Guru mengingatkan kepada peserta

didik tentang tujuan yang harus dicapai peserta didik yaitu menulis puisi dengan

memperhatikan pemilihan judul, kesesuaian isi dengan tema, diksi rima, dan

tipografi. Aktivitas guru dan peserta pidik pada pegiatan awal pembelajaran dapat

dilihat pada gambar 4.10 berikut ini.

Gambar 4.10 Aktivitas Guru dan Peserta Didik pada Kegiatan Awal
Pembelajaran

 
 
91 
 

Gambar 4.10 menunjukkan aktivitas guru dan peserta didik pada kegiatan

awal pembelajaran, yaitu ketika guru mengondisikan kelas, bertanya jawab mengenai

keselulitan yang dialam peserta didik pada pembelajaran sebelumnya, dan

menyampaikan tujuan serta manfaat dari kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan. Keseuruhan peserta didik tampak lebih serius memperhatikan

penjelasan dari guru.

Kegiatan inti pembelajaran dimulai guru dengan menjelaskan materi

pembelajaran dengan menekankan pada materi yang masih belum dipahami peserta

didik yaitu pada cara menentukan judul puisi yang menarik dan merangkai kata-kata

hasil kritikan menjadi sebuah puisi. Peserta didik tampak serius memperhatikan

penjelasan dari guru. Suasana kelas saat guru menjelaskan materi pembelajaran dapat

dilihat pada gambar 4.11 berikut ini.

Gambar 4.11 Suasaan Kelas saat Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran

Gambar 4.11 tersebut menunjukkan suasana saat guru menjelaskan materi

pembelajaran. Peserta didik tampak lebih serius memperhatikan penjelasan materi

 
 
92 
 

pembelajaran dari guru dengan menekankan pada materi yang masih kesulitan

dipahami oleh peserta didik yaitu pada cara menentukan judul yang menarik dan

mengubah hasil kritikan dari video yang ditayangkan menjadi sebuah puisi.

Kemudian, peserta didik kembali diberi penjelasan mengenai langkah menulis puisi

terutama dalam menentukan judul yang menarik serta cara merangkai kata-kata hasil

kritikan dari media audio visual yang ditayangkan guru menjadi sebuah puisi

Kegiatan selanjutnya peserta didik diminta untuk berkelompok, sesuai dengan

kelompok yang telah terbentuk pada pembelajaran sebelumnya. Kemudian, peserta

didik diminta untuk menyimak tayangan media audio visual untuk mereka tanggapi

secara berkelompok, kemudian hasil tanggapan dari media audio visual yang

ditayangkan tadi dikembangkan menjadi sebuah puisi di lembar kerja. Aktvitas

peserta didik saat diskusi kelompok dapat dilihat pada gambar 4.12 berikut ini.

Gambar 4.12 Aktivitas Peserta Didik saat Diskusi Kelompok

 
 
93 
 

Gambar 4.12 tersebut menunjukkan bahwa peserta didik terlihat serius

mengerjakan tugas dari guru. Guru juga membimbing peserta didik di tiap kelompok

yang sedang berdiskusi mengembangkan hasil kritikan dari video yang telah

ditayangkan untuk dikembangka menjadi sebuah puisi. Aktivitas guru saat

membimbing peserta didik di tiap kelompok dapat dilihat pada gambar 4.13 berikut

ini.

Gambar 4.13 Aktivitas Guru saat Membimbing Peserta Didik di Tiap Kelompok

Pada saat guru membimbing tiap kelompok, peserta didik sudah tidak

canggung lagi untuk bertanya jawab dengan guru. Tiap-tiap kelompok tampak terjadi

diskusi yang antusias. Setelah diskusi kelompok selesai, perwakilan kelompok

peserta didikmempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya yang berupa puisi.

Dalam diskusi kelas ini, keaktifan peserta didik sudah terlihat karena sudah berani

menaggapi. Aktivitas saat peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya

dapat dilihat pada gambar 4.14 berikut ini.

 
 
94 
 

Gambar 4.14 Aktivitas Peserta Didik saat Mempresntasikan Hasil Kerja


Kelompoknya

Setelah selesai berdiskusi, salah satu perwakilan kelompok peserta didik

diminta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompokknya. Gambar 4.14

menunjukkan salah satu perwakilan dari salah satu kelompok peserta didik yang

sedang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya berupa puisi untuk dibacakan di

depan kelas.

Kegiatan selanjutnya, guru kembali memberikan tugas individu kepada

peserta didik, yaitu menulis puisi berdasarkan pada media audio visual yang berdeda

dari sebelumnya dengan langkah-langkah seperti yang dilakukan pada latihan di tiap

kelompok peserta didik sebelumnya sebagai penilaian akhir. Sebagian peserta didik

sangat serius mengerjakan tugas yang diberikan guru. Aktivitas peserta didik saat

mengerjakan tugas individu dapat dilihat pada gambar 4.15 berikut ini.

 
 
95 
 

Gambar 4.15 Aktivitas Peserta Didik saat Mengerjakan Tugas Individu

Setelah selesai berlatih menulis puisi secara berkelompok, peserta didik

diminta untuk menulis puisi secara indvidu berdasarkan pada tayangan media audio

visual yang berbeda dengan sebelumnya. Gambar 4.15 tersebut menunjukkan

sebagian besar peserta didik serius mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru dan peserta didik menyimpulkan

materi pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian, guru membagikan lembar

jurnal dan wawancara kepada tiap peserta didik untuk diisi sesuai dengan apa yang

dialami dan dirasakan selama proses pembelajaran menulis puisi menggunakan media

audio visual dengan metode video critic berlangsung. Guru juga memberikan

motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat berlatih dan belajar menulis puisi

 
 
96 
 

4.1.3.2 Hasil Tes Siklus II

Hasil tes siklus II pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio

visual dengan metode video critic dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10 Hasil Tes PembelajaranMenulis puisi Siklus II

Rentang Jumlah Rata-Rata


No Kategori Frekuensi %
Nilai Nilai Nilai
1. Sangat Baik 85-100 8 22,22 714
2. Baik 70 -84 22 61,11 1714 x 100
3. Cukup 60-69 6 16,67 400
4. Kurang 50-59 0 0 0 =78,56
5. Sangat Kurang <50 0 0 0
Jumlah 36 100 % 2828 (Baik)

Pada tabel 4.10 tampak hasil tes pembelajaran menulis puisi menggunakan

media audio visual dengan metode video critic pada siklus II. Kategori sangat baik

dengan rentang nilai 85-100 dicapai 8 peserta didik atau sebesar 22,22 % dari 36

peserta didik dengan jumlah nilai 714. Kategori kurang dengan rentang nilai 70-84

dicapai 22 peserta didik atau sebesar 61,11 % dari 36 peserta didik dengan jumlah

nilai 1714. Kategori cukup dengan rentang nilai 60-69 dicapai 16 peserta didik atau

sebesar 16,67 % dari 36 peserta didik dengan jumlah nilai 400. Kategori kurang

dengan rentang nilai 50-59 tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0 % dari 36

peserta didik. Kategori sangat kurag dengan nilai <50 juga tidak dicapai peserta didik

atau sebesar 0 % dari 36 peserta didik. Sementara itu, nilai rata-rata kelas yang

diperoleh peserta didik mencapai 78,56dan termasuk dalam kategori baik.

 
 
97 
 

Hasil tes keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan

metode video critic tersebut dijelaskan pula melalui grafik 4.2 berikut ini.

Grafik 4.2 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Siklus II

Grafik 4.2 menunjukkan bahwa terdapat 8 peserta didik atau sebesar 22,22%

dari 36 peserta didik yang berhasil meraih kategori sangat baik dengan rentang nilai

85-100, kategori baik dengan rentang nilai 70-84 dicapai 22 peserta didik atau

sebesar 61,11 % 36 peserta didik. Kategori cukup dengan rentang nilai 60-69 dicapai

6 peserta didik atau sebesar 16,67% 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang

nilai 50-59 tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0% 36 peserta didik, kemudian

kategori sangat kurang dengan nilai <50 juga tidak dicapai peserta didik atau sebesar

0 % 36 peserta didik.

 
 
98 
 

4.1.3.2.1Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Judul Siklus 1I

Pada aspek judul penilaiannya penilaian dipusatkan pada judul yang dapat

menimbulkan daya tarik bagi pembaca. Hasil penilaian pada aspek judul pada tes

siklus II dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.11 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Judul


Siklus II

Rentang Jumlah Rata-Rata


No. Kategori Frekuensi %
Skor Skor Skor
1. Sangat Kurang <4 0 0 0
=15,22
2. Kurang 5-8 0 0 0
3. Cukup 9-12 10 27,78 120
4. Baik 13-16 23 63,89 368 (Baik)
5. Sangat Baik 17-20 3 8,33 60
Jumlah 36 100 548

Data pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam

menulis puisi aspek judul untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 17-20

dicapai 3 peserta didik atau sebesar 8,33 % dari 36 peserta didik. Kategori baik

dengan rentang skor 13-16 dicapai 23 peserta didik atau sebesar 63,89 % dari 36

peserta didik. Kategori cukup dengan rentang skor 9-12 dicapai 10 peserta didik atau

sebesar 27,78 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 5-8 tidak

dicapai olehpeserta didik atau sebesar 0 % dari 36 peserta didik, sedangkan kategori

sangat kurang dengan rentang skor <4 juga tidak dicapai peserta didik atau sebesar

0% dari 36 peserta didik. Jadi rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek

 
 
99 
 

judul dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan

metode video critic15,22 atay berkategori baik.

4.1.3.2.2Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Kesesuaian Isi dengan


Tema Siklus II

Pada aspek kesesuaian isi dengan tema penilaian dipusatkan pada kesesuaian

isi yang menerangkan sebagian besar tema. Hasil penilaian pada aspek kesesuaian isi

dengan tema pada tes siklus II dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut.

Tabel 4.12 Hasil Tes PembelajaranMenulis puisi Aspek Kesesuaian Isi dengan
Tema Siklus 1I

Rentang Jumlah Rata-Rata


No. Kategori Frekuensi %
Skor Skor Skor
1 Sangat Kurang <4 0 0 0
2 Kurang 5-8 0 0 0 = 15,56
3 Cukup 9-12 7 19,44 84
4 Baik 13-16 26 72,22 416 (Baik)
5 Sangat Baik 17-20 3 8,33 60
Jumlah 36 100 560
 

Data pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam

menulis puisi aspek kesesuaian isi dengan tema untuk kategori sangat baik dengan

rentang skor 17-20 dicapai 3 peserta didik atau sebesar 8,33% dari 36 peserta didik.

Kategori baik dengan rentang skor 13-16 dicapai 26 peserta didik atau sebesar 72,22

% dari 36 peserta didik. Kategori cukup dengan rentang skor 9-12 dicapai 7 peserta

didik atau sebesar 19,44%. Kategori kurang dengan rentang skor 5-8 tidak dicapai

peserta didik atau sebesar 0 % dari 36 peserta didik. Kategori sangat kurang dengan

 
 
100 
 

skor <4 juga tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0% dari 36 peserta didik. Jadi,

rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek kesesuaian isi dengan tema

dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media ausio visual dengan metode

video critic adalah 15,56 atau berkategori baik.

4.1.3.2.3Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Diksi Siklus 1I

Pada aspek diksi penilaian dipusatkan pada pemilihan diksi yang tepat untuk

mendukung makna puisi. Hasil penilaian pada aspek diksi pada tes siklus II dapat

dilihat pada tabel 4.13 berikut.

Tabel 4.13 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Diksi


Siklus 1I

Rentang Jumlah Rata-Rata


No. Kategori Frekuensi %
Skor Skor Skor
1 Sangat Kurang <6 0 0 0
2 Kurang 7-12 0 0 0 = 24,17
3 Cukup 13-18 8 22,22 144
4 Baik 19-24 19 52,78 456 (Baik)
5 Sangat Baik 25-30 9 25 270
Jumlah 36 100 870
 

Data pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam

menulis puisi aspek diksi untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 25-30

dicapai 9 peserta didik atau sebesar 25 % dari 36 peserta didik. Kategori baik dengan

rentang skor 19-24 dicapai 19 peserta didik atau sebesar 52,78 % dari 36 peserta

didik, kategori cukup dengan rentang skor 13-18 dicapai 8 peserta didik atau sebesar

22,22 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 7-12 tidak

 
 
101 
 

dicapai oleh peserta didik atau sebesar 0 % dari 36 peserta didik, sedangkan untuk

kategori sangat kurang dengan skor <6 juga tidak dicapai peserta didik atau sebesar

0% dari 36 peserta didik. Jadi, rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek

diksi dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan

metode video critic yaitu 24,17 atau berkategori baik.

4.1.3.2.4Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Rima Siklus I1

Hasil penilaian pada aspek rima pada tes siklus II pembelajaran menulis puisi

dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini.

Tabel 4.14 Hasil Tes PembelajaranMenulis puisi Aspek Rima Siklus 1I

Rentang Bobot Rata-Rata


No. Kategori Frekuensi %
Skor Nilai Skor
1 Sangat Kurang <4 0 0 0
2 Kurang 5-8 0 0 0 = 15,78
3 Cukup 9-12 8 22,22 96
4 Baik 13-16 22 61,11 352 (Baik)
5 Sangat Baik 17-20 6 16,67 120
Jumlah 36 100 568
 

Data pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam

menulis puisi aspek rima untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 17-20

dicapai 6 peserta didik atau sebesar 16,67 % dari 36 peserta didik. Kategori baik

dengan rentang skor 13-16 dicapai 22 peserta didik atau sebesar 61,11 % dari 36

peserta didik , kategori cukup dengan rentang skor 9-12 dicapai 8 peserta didik atau

sebesar 22,22 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 5-8 tidak

 
 
102 
 

dicapai oleh peserta didik atau sebesar 0 % dari 36 peserta didik, sedangkan untuk

kategori sangat kurang dengan skor <4 juga tidak dicapai peserta didik atau sebesar

0% dari 36 peserta didik. Jadi, rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek

rima dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan

metode video criticadalah 15,78 atau termasuk berkategori baik.

4.1.3.2.5Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Tipografi Siklus I1

Pada aspek tipografi penilaiannya dipusatkan pada pemilihan tipografi yang

mendukung makna puisi. Hasil penilaian pada aspek tipografi pada tes siklus II dapat

dilihat pada tabel 4.15 berikut.

Tabel 4.15 HasilTes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Tipografi Siklus 1I

Rentang Jumlah Rata-Rata


No. Kategori Frekuensi %
Skor Skor Skor
1 Sangat Kurang <2 0 0 0
2 Kurang 3-4 0 0 0 = 7,83
3 Cukup 5-6 7 19,44 42
4 Baik 7-8 25 69,44 200 (Baik)
5 Sangat Baik 9-10 4 11,11 40
Jumlah 36 100 282

Data pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam

menulis puisi aspek tipografi untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 9-10

dicapai 4 peserta didik atau sebesar 11,11 % dari 36 peserta didik. Kategori baik

dengan rentang skor 7-8 dicapai 25 peserta didik atau sebesar 69,44 % dari 36 peserta

didik. Kategori cukup dengan rentang skor 5- 6 dicapai 7 peserta didik atau sebesar

 
 
103 
 

19,44 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 3-4 tidak dicapai

peserta didik atau sebesar 0 % dari 36 peserta didik, sedangkan untuk kategori sangat

kurang dengan skor <2 juga tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0% dari 36

peserta didik. Jadi, rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek tipografi

dalam pembelajaran pengayaan dikis puisi menggunakan media audio visual dengan

metode video critic adalah 7,83 dari skor maksimal aspek tipografi sebesar 10.

Adapun rata-rata skor setiap aspek tersebut secara umum dapat digambarkan

dalam tabel 4.16 berikut ini.

Tabel 4.16Rata-Rata Skor Tiap Aspek pada PembelajaranMenulis puisiSiklus II


No. Aspek Rata-Rata Skor Kategtori Nilai Maksimal
1. Judul 15,22 Baik 20
2. Kesesuaian Isi dengan Tema 15,56 Baik 20
3. Diksi 24,17 Baik 30
4. Rima 15,78 Baik 20
5. Tipografi 7,83 Baik 10
Jumlah 78,56 Baik 100

Tabel 4.16 tersebut menunjukkan rata-rata skor kelima aspek yang dinilai

dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode

video critic. Kelima aspek yang dinilai dalam pembelajaran menulis puisi sudah

mendekati nilai maksimal tiap aspek. Lima aspek tersebut adalah judul,kesesuaian isi

dengan tema, diksi, rima, dan tipografi. Aspek judul mencapai rata-rata skor15,22

dari skor maksimal aspek judul sebesar 20. Aspek kesesuaian isi dengan

 
 
104 
 

temamencapai rata-rataskor15,56 dari skor maksimal aspek kesesuaian isi dengan

tema sebesar 20. Aspek diksi mencapai rata-rata skor 24,17 dari skor maksimal aspek

diksi sebesar 30. Aspek rima mencapai rata-rata skor 15,78 dari skor maksimal aspek

rima sebesar 20, sedangkan aspek tipografi mencapai rata-rata skor sebesar 7,83 dari

skor maksimal aspek tipografi sebesar 10.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rataskor tertinggi dicapai

aspek judul, karena rata-rataskor aspek judul pada tes siklus II 15,22 dari skor

maksimal aspek judul sebesar 10, sedangkan untuk rata-rata skor terendah dicapai

aspek diksi, karena dari skor maksimal aspek diksi sebesar 30, pada tes siklus II

aspek diksi hanya mencapai skor rata-rata 24,17.

4.1.3.3 Hasil Nontes Siklus II

Hasil data nontes pada siklus II adalah hasil dari observasi, jurnal peserta

didik, jurnal guru,wawancara dan dokumentasi foto. Hasil data nontes dari masing-

masing instrumen akan dijelaskan sebagai berikut.

4.1.3.3.1 Hasil Observasi Siklus II

Observasi dilakukan dengan bantuan seorang teman guru peneliti selama

proses pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode

video critic di kelas VII D SMP Negeri 2Welahan Kabupaten Jepara. Observasi

dilakukan pada penelitian iniuntuk mengetahui perilaku peserta didik selama

 
 
105 
 

mengikuti proses pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual

dengan metode video critic. Kegiatan observasi difokuskan pada empat jenis perilaku

yaitu persiapan peserta didik sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran, keseriusan

peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran,keaktifan peserta didik, dan

responpeserta didik terhadap media yang digunakan selama mengikuti proses

pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual denga metode video

critic. Hasil observasi siklus II dapat dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut.

Tabel 4.17 Hasil Observasi Siklus II Pembelajaran Menulis puisi

Persentase
No. Aspek Observasi Frekuensi
Hasil
(1) (2) (3) (4)
1. Persiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran 36 100 %
a. Kondisi kelas sudah tenang.
36 100 %
b. Peserta didik telah berada di tempat
duduknya masing-masing.
33 91,67 %
c. Peserta didik telah menyiapkan buku-
buku yang berkaitan dengan mata
pelajaran yang akan diajarkan.
2. Keseriusan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran

a. Peserta didikmendengarkan penjelasan 35 97,22 %


guru dengan seksama

b. Peserta didik menyimak media audio 36 100 %


visual dengan tenang

c. Peserta didik mengikuti proses 33 91,66 %


pembelajaran dengan baik.

 
 
106 
 

3. Keaktifan peserta didik selama proses


pembelajaran 24 66,67 %
a. Peserta didik aktif bertanya mengenai
materi yang sedang diajarkan
29 80,56 %
b. Peserta didik antusias dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru
28 77,78 %
c. Peserta didik menunjukkan rasa percaya
diri untuk mengemukakan pendapatny
4. Respon peserta didik terhadap media dan
metode pembelajaran yang digunakan
a. Peserta didik dapat fokus terhadap media 36 100 %
yang sedang digunakan
b. Peserta didik mengerjakan tugas yang 35 97,22 %
diberikan oleh guru dengan baik

Tabel 4.17 di atas merupakan tabel hasil observasi siklus II pembelajaran

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Aspek

yang diamati merupakan perilaku peserta didik yang bersifat positif. Terdapat empat

aspek utama yang diamati, yaitu persiapan peserta didik sebelum mengikuti proses

pembelajaran, keseriusan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung,

keaktifan peserta didik pada proses pembelajaran, dan responpeserta didik terhadap

media yang digunakan.

Aspek yang pertama yaitu persiapan peserta didik sebelum mengikuti proses

pembelajaran. Secara umum peserta didik telah siap mengikuti proses pembelajaran

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Hal itu

terbukti dengan persentase yang diperoleh yaitu sebesar 97,22 %. Semua peserta

didik telah tenang dan berada pada tempat duduknya masing-masing, meskipun

 
 
107 
 

8,33% peserta didik belum menyiapkan buku yang berkaitan dengan materi yang

akan diajarkan.

Keseriusan peserta didik kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten

Jepara dalam mengikuti proses pembelajaran sangat baik yaitu sebesar 96,29 %.

Bahkan 100 % peserta didik menyimak tayangan media audio visual dengan seksama

dan tenang. Penjelasan guru yang kembali menekankan pada unsur menulis puisi

yang kurangpeserta didik pahami juga disimak dengan baik oleh peserta didik.

Persentase keaktifan peserta didik selama kegiatan pembelajaran sangat

meningkat pesat, rata-ratanya mencapai 75%. Peserta didik sudah tidak merasa

canggung dan malu dengan guru yang berbeda dari biasanya.

Responpeserta didik terhadap media dan metode yang digunakan pun menjadi

sangat baik, persentasenya mencapai 98,61 %. Peserta lebih fokus terhadap mediadan

mengerjakan tugas dengan serius.

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa perilaku positif peserta didik

kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara selama mengikuti prosess

pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video

critic makin meningkat. Hal itu terbukti dari berkurangnya perilaku negatif peserta

didik dan berubah ke arah perilaku positif.

 
 
108 
 

4.1.3.3.2Hasil Jurnal Siklus 1I

Jurnal dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu jurnal yang diisi oleh guru atau

peneliti (jurnal guru) dan jurnal yang diisi oleh peserta didik (jurnal peserta didik).

Kedua jurnal tersebut berisi ungkapan perasaan dan tanggapan peserta didik dan guru

peneliti selama pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan

metode video critic. Hasil jurnal tersebut dapat disajikan sebagai berikut.

1) Jurnal Peserta didik Siklus II

Jurnal peserta didik digunakan untuk mengetahui kesan dan pesan peserta

didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran menulis puisi menggunakan media

audio visual dengan metode video critic. Jurnal peserta didik diisi peserta didik

setelah kegiatan pembelajaran selesai. Hal-hal yang diungkap dalam jurnal peserta

didik meliputi: (1) perasaan peserta didik selama mengikuti pembelajaran menulis

puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (2) kesulitan yang

dialami peserta didik selama mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan

media audio visual dengan metode video critic, (3) pesan dan kesan peserta didik

setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual

dengan metode video critic, (4) tanggapan mengenai media dan metode yang

digunakan dalam pembelajaran pembelajaran menulis puisi menggunakan media

audio visual dengan metode video critic, dan (5) suasana kelas saat pembelajaran

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.

 
 
109 
 

Hasil dari data jurnal peserta siklus II menunjukkan bahwa sebagian besar

peserta didik tertarik dan senang dengan pembelajaran menulis puisi menggunakan

media audio visual dengan metode video critic. Menurut peserta didik dengan adanya

media audiovisual dengan metode video critic mereka lebih mudah dalam memahami

pembelajaran menulis puisi, serta lebih tahu bagaimana cara membuat puisi yang

baik, dan menambah wawasan dan pengetahuan untuk membuat puisi yang

bagus.Mereka juga senang karena bisa belajar kelompok bersama dalam pembuatan

puisi. Selain itu, menurut peserta didik penggunaan media audiovisual juga lebih

menyenangkan dan tidak membosankan karena modern. Suasana pembelajaran dari

awal sampai akhir pembelajaran kondusif, namun sedikit ramai hanya pada saat

mereka menyaksikan bagian tayangan media audio visual yang dianggap mereka

lucu.

Kesulitan yang dialami pada saat menulis puisi pada pembelajaran

sebelumnya juga sudah dapat mereka pahami. Mereka sudah jelas terhadap materi

yang diajarkan oleh guru. Pesan dan kesan yang bisa ditangkap dari hasil jurnal

peserta didik yaitu mereka sangat berharap supaya pembelajaran menulis puisi

menggunakan media audio visual dengan metode video critic bisa bermanfaat bagi

mereka, sedangkan kesannya sebagian besar dari mereka sangat tertarik, karena

menyenangkan, serta bisa lebih paham dan mudah dimengerti.

Dari data jurnal peserta didik dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta

didik tertarik dan senang mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media

 
 
110 
 

audio visual dengan meode video critic. Kesulitan-kesulitan yang mereka alami pada

pembelajaran sebelumnya juga sudah mereka pahami dengan baik.

2)Jurnal Guru Siklus II

Jurnal guru berisi uraian pendapat dan keseluruhan kejadian yang dapat

ditangkap guru pengajar selama proses pembelajaran berlangsung. Jurnal guru diisi

oleh guru dalam hal ini peneliti, setelah proses pembelajaran selesai yang

mencangkup 4hal yaitu (1) kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (2)

keaktifan peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio

visual dengan metode video critic, (3) respon peserta didik terhadap tugas yang

diberikan dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual

dengan metode video critic,dan (4) situasi dan suasana kelas dalam pembelajaran

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.

Persiapan peserta didik sebelum mengikuti proses pembelajaran menulis puisi

menggunakan media audio visual dengan metode video critic pada siklus II lebih baik

dari siklus I. Sebagian besar peserta didik telah duduk di tempat duduknya masing-

masing dan menyiapkan buku pelajaran yang berkaitan dengan materi yang akan

diajarkan. Peserta didik juga lebih aktif selama proses pembelajaran.Beberapa peserta

didik bertanya mengenai tugas dari guru yang kurang mereka pahami. Sifat malu-

malu dan canggung peserta didik pada siklus I sudah berkurang.

 
 
111 
 

Setelah peserta didik mendapat penjelasan, selanjutnya peserta didik

menyimak tayangan media audio visual dengan seksama dan tenang walaupun ada

bagian dari media audio visual yang membuat ramai karena lucu menurut mereka.

Begitu pula ketika peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan guru, peserta didik

mengerjakan dengan sangat serius. Meskipun masih tampak sesekali beberapa peserta

didik bercanda dengan teman sebangkunya. Situasikelas selama proses pembelajaran

pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video

critic siklus II sudah lebih baik dari siklus I. Peserta didik juga lebih aktif bertanya

jawab dengan guru tentang kesulitan yang dialami pada pembelajaran sebelumnya.

Sifat canggung sudah tidak terlihat pada peserta didik, sehingga peserta didik dapat

lebih aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

4.1.3.3.3Hasil Wawancara Peserta Didik Siklus I1

Wawancara pada penelitian ini diambil dari lembar wawancara peserta didik

dengan difokuskan pada enam peserta didik, yang masing-masing terdiri dari dua

peserta didik yang memperoleh nilai kategori sangat baik, dua peserta didik

memperoleh nilai kategori baik, dan dua peserta didik yang memperoleh nilai

kategori cukup dalam tes menulis puisi menggunakan media audio visual dengan

metode video critic. Wawancara pada siklus II dilakukan untuk mengetahui

tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran menulis puisi menggunakan media

audio visual dengan metode video critic.

 
 
112 
 

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dua peserta

didik yang mendapat nilai berkategori sangat baik merasa tertarik dengan

pembelajaran pengayaan diksi karena penggunaan media audio visual dengan

metode video critic, karena bisa menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman

mereka dalam menulis puisi yang baik.

Hasil wawancara dengan peserta didik yang mendapat nilai berkategori baik

menunjukkan bahwa peserta didik tersebut juga merasa tertarik dengan dengan

pembelajaran menulis puisi menggunakanmedia audio visual dengan metode video

critic. Peserta didik juga lebih tertarik dan mudah memahami bagaimana cara

membuat puisi yang baik, selain itu menurut peserta didik penyampaian materi dari

guru sudah jelas dan mudah dipahami, tetapi satu dari mereka, Irvan Ardiansyah

masih sedikit kesulitan dalam menentukan judul puisi yang menarik.

Hasil wawancara dengan peserta didik yang mendapat nilai berkategori cukup

menunjukkan peserta didik tersebut juga tertarik dengan pembelajaran pengayaan

diksi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.Meskipun mereka

mendapatkan nilai dengan kategori cukup, dari hasil wawancara, mereka

menungkapkan materi pembelajaran sudah bisa mereka pahami dengan baik, karena

penyampaian materi mudah mereka pahami .Merekajuga sudah tidak mengalami

kesulitan lagi selama kegiatan pembelajarn. Bahkan, mereka senang dengan

pembelajaran menulis puisi mengguankan media audio visual dengan metode video

critic..

 
 
113 
 

4.1.3.4 Refleksi Siklus II

Pembelajaran keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual

dengan metode video critic pada siklus II ini sudah dapat diikuti dengan baik oleh

peserta didik. Pada saat pembelajaran berlangsung, peserta didik terlihat lebih siap

untuk menerima penjelasan materi guru serta peserta didik lebih antusias dan lebih

semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hal tersebut disebabkan

peserta didik sudah terbiasa dengan kehadiran guru yang berbeda dengan guru yang

biasa mengajar mereka. Keaktifan peserta didik juga meningkat yang ditunjukkan

dengan keaktifan mereka dalam bertanya jawab dengan gurupada saat guru

membimbing peserta didik di tiap kelompok,sehingga peserta didik dapat memahami

materi yang sebelumnya kurang mereka kuasai.

Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto dapat

diketahui perilaku peserta didik tergolong sudah mengalami peningkatan ke arah

yang lebih baik, peserta didik yang sebelumnya kurang serius memperhatikan dan

mengerjakan tugas dari guru juga sudah serius dan memperhatikan penjelasan serta

tugas yang diberikan oleh guru. Pada siklus II peserta didik merasa lebih mudah

untuk memahami materi menulis puisi terutama pada kesulitan yang mereka alami

pada materi pembelajaran menulis puisi sebelumnya.

Upaya perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II ini membuahkan

hasil dengan perolehan rata-rata nilai peserta didik yang mencapai 78,56 dari rata-rata

nilai peserta didik siklus I yang hanya mencapai 71,44. Dengan demikian rata-rata

 
 
114 
 

nilai pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan 7,12 atau sebesar 9,96 %

dari siklus I, dan termasuk dalam kategori baik. Demikian dapat disimpulkan

bahwa keterampilan peserta didik kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten

Jepara dalam menulis puisi pada pembelajaran menulis puisi mengguanakan media

audio visual dengan metode video criticmengalami peningkatan.Hasil tes dan nontes

menunjukkan peningkatan kearah yang lebih baik. Dengan demikian, siklus II

merupakan tindakan akhir dari pembelajaran menulis puisi menggunakan media

audio visual dengan metode video critic, atau dengan kata lain tidak perlu melakukan

tindakan siklus III pada penelitian ini.

4.2 Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah

yang diangkat dalam penelitian ini. Adapun masalah tersebut yaitu (1) Bagaimanakah

proses pembelajaran keterampilan menulis puisi menggunakan media audiovisual

dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D SMP N 2 Welahan

Kabupaten Jepara?,(2)Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis puisi

menggunakan media audiovisual dengan metode video critic pada peserta didik kelas

VII D SMP N 2 Welahan Kabupaten Jepara?, dan (3) Bagaimanakah perubahan

tingkah laku peserta didik kelas VII D SMP N 2 Welahan Kabupaten Jepara setelah

mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media audiovisual dengan

metode video critic?

 
 
115 
 

4.2.1Proses Pembelajaran Keterampilan Menulis puisi Menggunakan


Media Audio Visual dengan Metode Video Critic

Proses pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual

dengan metode video critic siklus I dan II berbeda. Perbedaan proses pembelajaran

siklus I dan II akan dijelaskan sebagai berikut. Ketika guru baru memasuki kelas di

pembelajaran siklus I suasana kelas belum kondusif. Banyak peserta didik yang

masih belum duduk di tempat duduknya, Sebagian peserta didik terutama peserta

didik laki-laki masih berkeliaran di dalam ruangan kelas dan bercanda dengan teman

mereka. Berbeda dengan siklus I, di siklus II ketika guru baru masuk kelas,

suasananya sudah kondusif dan peserta didik terlihat siap mengikuti rangkaian

kegiatan pembelajaran menulis puisi. Perbandingan suasana saat guru baru masuk

kelas pada pembelajaran siklus I dan II dapat dilihat pada gambar 4.16 berikut ini.

Siklus I Siklus II
Gambar 4.16 Perbandingan Suasana Kelas saat Guru Masuk Kelas
Gambar 4.16 menunjukkan bahwa peserta suasana kelas pada pembelajaran

siklus I sebagian peserta didik belum siap menerima materi pembelajaran, karena

sebagian besar dari mereka belum duduk di tempat duduknya masing-masing,

sedangkan pada pmebelajaran siklus II saat guru baru memasuki kelas, suasananya

 
 
116 
 

sudah kondusif. Peserta didik terlihat sudah berada di tempat duduknya masing-

masing dan siap mengikuti rangkaian pembelajaran pengayaa diksi puisi

menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Setelah mengondisikan

kelas, pada pembelajaran siklus II guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik

mengenai kesulitan yang dialami pada pembelajaran siklus I. Kesulitan peserta didik

siklus di siklus I yaitu mereka masih kesulitan dalam menentukan judul yang menarik

dan cara mengembangkan kata-kata hasil kritikan dari video yang ditayangkan

menjadi sebuah puisi. Suasana kelas ketika guru menjelaskan materi materi

pembelajarn juga berbeda.

Kegiatan inti pembelajaran siklus II dimulai guru dengan menjelaskan materi

pembelajaran dengan menekankan pada kesulitan-kesulitan yang dialami peserta

didik pada pembelajaran siklus I, yaitu pada cara menentukan judul yang menarik,

serta mengembangkan kata-kata hasil kritikan dari video yang telah ditayangkan

menjadi sebuah puisi. Ketika guru menjelaskan materi pembelajaran siklus II dengan

menekankan pada kesulitan yang masih dialami, peserta didik sangat serius

memperhatikan penjelasan guru. Perbandingan suasana kelas saat guru menjelasakan

materi pembelajaran siklus I dan II dapat dilihat pada gambar 4.17 berikut ini.

 
 
117 
 

Siklus I Siklus II
Gambar 4.17Perbandingan SuasanaKelas saat Guru Menjelaskan Materi
Pembelajaran

Gambar 4.17 tersebut menunjukkan suasana saat guru menjelaskan materi

pembelajaran. Peserta didik tampak lebih serius memperhatikan penjelasan materi

pembelajaran dari guru dengan menekankan pada materi yang masih kesulitan

dipahami oleh peserta didik yaitu pada cara menentukan judul yang menarik dan

mengubah hasil kritikan dari video yang ditayangkan menjadi sebuah puisi.

Kemudian, peserta didik kembali diberi penjelasan mengenai langkah menulis puisi

terutama dalam menentukan judul yang menarik serta cara merangkai kata-kata hasil

kritikan dari media audio visual yang ditayangkan guru menjadi sebuah puisi

Kegiatan selanjutnya peserta didik diminta untuk berkelompok, sesuai dengan

kelompok yang telah terbentuk pada pembelajaran sebelumnya. Kemudian, peserta

didik diminta untuk menyimak tayangan media audio visual untuk mereka tanggapi

secara berkelompok, kemudian hasil tanggapan dari media audio visual yang

ditayangkan tadi dikembangkan menjadi sebuah puisi di lembar kerja. Aktvitas

peserta didik saat diskusi kelompok dapat dilihat pada gambar 4.18 berikut ini.

 
 
118 
 

Siklus ISiklus II

Gambar 4.18 Aktivitas Peserta Didik saat Berdiskusi Kelompok

Gambar 4.18 tersebut menunjukkan sebagian bahwa peserta didik terlihat

serius mengerjakan tugas dari guru. Kelompok 1 peserta didik yang pada

pembelajaran siklus I kurang serius ketika proses diskusi pembelajaran berlangsung,

terlihat lebih serius pada pembelajaran siklus II. Guru juga membimbing peserta didik

di tiap kelompok yang sedang berdiskusi mengembangkan hasil kritikan dari video

yang telah ditayangkan untuk dikembangka menjadi sebuah puisi. Aktivitas guru saat

membimbing peserta didik di tiap kelompok dapat dilihat pada gambar 4.19 berikut

ini.

Gambar 4.19 Aktivitas Guru saat Membimbing Peserta Didik di Tiap


Kelompok

 
 
119 
 

Gambar 4.19 tersebut menunjukkan aktivitas guru saat membimbing tiap

kelompok peserta didik mengembangkan hasil kritikan dari video yang ditayangkan

menjadi sebuah puisi. Sebagian besar peserta didik pada pembelajaran siklus I masih

canggung dan malu dengan guru, sedangkan pada pembelajaran siklus II peserta didik

sudah tidak canggung lagi untuk bertanya jawab dengan guru karena sudah mulai

terbiasa dengan guru. Tiap-tiap kelompok tampak terjadi diskusi yang antusias.

Setelah diskusi kelompok selesai, perwakilan kelompok peserta

didikmempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya yang berupa puisi.

Kegiatan selanjutnya, guru kembali memberikan tugas individu kepada

peserta didik, yaitu menulis puisi berdasarkan pada media audio visual yang berdeda

dari sebelumnya dengan langkah-langkah seperti yang dilakukan pada latihan di tiap

kelompok peserta didik sebelumnya sebagai penilaian akhir. Sebagian peserta didik

sangat serius mengerjakan tugas yang diberikan guru. Aktivitas peserta didik saat

mengerjakan tugas individu dapat dilihat pada gambar 4.20 berikut ini.

Siklus I Siklus II
Gambar 4.20 Aktivitas Peserta Didik saat Mengerjakan Tugas Individu

 
 
120 
 

Setelah selesai berlatih menulis puisi secara berkelompok, peserta didik

diminta untuk menulis puisi secara indvidu berdasarkan pada tayangan media audio

visual yang berbeda dengan sebelumnya. Gambar 4.20 tersebut menunjukkan

sebagian besar peserta didik pada pembelajaran siklus II terlihat lebih serius

mengerjakan tugas yang diberikan guru. Peserta didik pada pembelajaran siklus I

masih ada yang menghadap ke belakang dan asyik mengobrol dengan temanya, tetapi

pada pembelajaran siklus II peserat didikyang awalnya asyik mengobrol dengan

temannya terlihat lebih serius mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru dan peserta didik menyimpulkan

materi pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian, guru membagikan lembar

jurnal dan wawancara kepada tiap peserta didik untuk diisi sesuai dengan apa yang

dialami dan dirasakan selama proses pembelajaran menulis puisi menggunakan media

audio visual dengan metode video critic berlangsung. Guru juga memberikan

motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat berlatih dan belajar menulis puisi

4.2.2 Peningkatan Keterampilan Menulis puisi Menggunakan Media Audio


Visual dengan Metode Video Critic pada Peserta Didik Kelas VII D SMP
Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara.

Peningkatan rata-rata skor tiap aspek dan rata-rata nilai kelas keterampilan

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video criticpada tes

prasiklus, siklus I, dan siklus II peserta didik kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan

Kabupaten Jepara dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut ini.

 
 
121 
 

Tabel 4.18 Peningkatan Rata-Rata Skor Tiap Aspek dan Rata-Rata Nilai Kelas
Pembelajaran Menulis puisi dari Prasiklus, Siklus I , dan Siklus II

Hasil Tes Peningkatan


Rata-Rata
Aspek
No. Ps- SI SI- SII Ps- SII
Penilaian Ps SI SII
1. Judul 8,67 13,89 15,22 5,22 60,20 % 1,33 9,57 % 6,55 75,54 %
Kesesuaian
2. isi dengan 10,78 14,56 15,56 3,78 35,06 % 1 6,86 % 4,78 44,34 %
tema
3. Diksi 16,50 20,83 24,17 4,33 26,24 % 3,34 16,03 % 7,67 46,48 %
4. Rima 11,89 14,67 15,78 2,78 23,38 % 1,11 7,56 % 3,89 32,71 %
5. Tipografi 6,11 7,50 7,83 1,39 22,74 % 0,33 4,4 % 1,72 28,15 %
Rata-Rata Nilai
53,94 71,44 78,56 17,5 32,44 % 7,12 9,96 % 24,62 45,64 %
Kelas

Peningkatan rata-rata skor tiap aspek dan rata-rata nilai kelas dari prasiklus ke

siklus II dijelaskan pada tabel 4.18tersebut. Aspek judul yang semula pada prasiklus

hanya mencapai rata-rata skor 8,67 meningkat 5,22 atau sebesar 60,20 % pada siklus

I menjadi 13,89. Rata-rata skor aspek judul dari siklus I ke siklus II juga meningkat

1,33 atau sebesar 9,57 % menjadi 15,22. Peningkatan rata-rata skor aspek judul

pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video

critic dari prasiklus ke siklus 11 yaitu 6,55 atau sebesar 75,54 %, dari prasiklus yang

hanya mencapai rata-rata skor 8,67 meningkat menjadi 15,22 pada siklus II. Aspek

Kesesuaian isi dengan tema mengalami peningkatan 3,78 atau sebesar 35,06 % dari

prasiklus yang hanya mencapai rata-rata skor 10,78, pada siklus I meningkat sebesar

3,78 menjadi 14,56. Aspek kesesuaian isi dengan tema juga mengalami peningkatan

di siklus II, dari siklus I yang hanya mencapai rata-rata skor 14,56 pada siklus II rata-

 
 
122 
 

rata nilai aspek judul meningkat 1 angka menjadi 15,56, atau mengalami peningkatan

sebesar 6,86 % dari siklus I. Persentase peningkatan rata-rata skor aspek kesesuaian

isi dengan tema dari prasiklus ke siklus II yaitu sebesar 44,34 %, dari prasiklus yang

hanya mencapai rata-rata nilai 10,78, pada siklus II naik sebesar 4,78 menjadi 15,56.

Aspek diksi pada prasiklus yang hanya mencapai rata-rata skor 16,50, pada siklus I

meningkat 4,33 menjadi 20,83 atau mengalami peningkatan sebesar 26,24 %. Rata-

rata skor aspek diksi juga meningkat pada siklus II, persentase kenaikan aspek diksi

dari siklus I ke siklus II sebesar 16,03 %, dari siklus I yang mencapai rata-rata nilai

20,83, pada siklus II meningkat 3,34 menjadi 24,17. Peningkatan rata-rata skor aspek

diksi dari prasiklus ke siklus II yaitu sebesar 46,48 %, dari prasiklus yang hanya

mencapai rata-rata skor 16,50, pada siklus II meningkat 7,67 menjadi 24,17. Aspek

rima pada prasiklus hanya mencapai rata-rata skor 11,89 meningkat 2,78 menjadi

14,67 pada siklus I atau meningkat sebesar 23,38 %. Rata-rata skor aspek rima pada

siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 7,56 %, dari siklus I yang hanya

mencapai rata-rata skor 14,57 pada siklus II meningkat 1,11 menjadi 15,78.

Persentase peningkatan rata-rata skor aspek rima dari prasiklus ke siklus II yaitu

sebesar 32,71 %, dari prasiklus yang hanya mencapai rata-rata skor 11,89, pada siklus

II meningkat 3,89 menjadi 15,78. Sementara itu, aspek tipografi mencapai rata-rata

skor 7,50, pada siklus I mengalami peningkatan 1,39 atau sebesar 22,74 % dari

prasiklus yang hanya mencapai nilai rata-rata 6,11. Aspek tipografi juga meningkat

sebesar 4,4 % pada siklus II, dari siklus I yang hanya mencapai rata-rata nilai 7,50,

 
 
123 
 

pada siklus II meningkat 0,33 menjadi 7,83. Peningkatan rata-rata skor aspek

tipografi dari prasiklus ke siklus II yaitu sebesar 28,15 %, dari prasiklus yang hanya

mencapai rata-rata skor 6,11, pada siklus II meningkat 1,72 menjadi 7,83.

Untuk lebih jelasnya, peningkatan rata-rata skor tiap aspek pembelajaran

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic dari

prasiklus ke siklus II dapat dilihat pada grafik 4.3 berikut ini.

Grafik 4.3Peningkatan Rata-Rata Skor Tiap Aspek Pembelajaran Menulis


Puisi dari Prasiklus, Siklus I , dan Siklus II
Grafik 4.3 tersebut menunjukkanpeningkatan rata-rata skor tiap aspek pada

pembelajaran menulis puisi dari tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Kelima aspek

tersebut adalah aspek judul, kesesuaian isi dengan tema, diksi, rima, dan tipografi.

Peningkatan rata-rata skor aspek judul dari prasiklus yang semula hanya 8,67

meningkat sebesar 60,20 % pada siklus I menjadi 13,89. Rata-rata skor judul juga

 
 
124 
 

juga mengalami peningkatan sebesar sebesar 9,57 % dari siklus I yang mencapai rata-

rata skor sebesar 13,89 menjadi 15,22 pada siklus II, sedangkan untuk peningkatan

rata-rata skor aspek judul secara keseluruhan dari prasiklus ke siklus II sebesar 75,54

%. Rata-rata skor aspek kesesuaian isi dengan tema pada prasiklus yang hanya

mencapai 10,78 meningkat menjadi 14,56 pada siklus I. Peningkatan rata-rata skor

aspek kesesuaian isi dengan tema dari prasiklus ke siklus I sebesar 35,06 %. Rata-rata

skor aspek kesesuaian isi dengan tema juga meningkat sebesar 6,86 % pada siklus II,

dari siklus I yang hanya mencapai 14,56, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi

15,56. Peningkatan rata-rata skor aspek kesesuaian isi dengan tema dari prasiklus ke

siklus II sebesar 44,34 %. Aspek diksi pada tes prasiklus hanya mencapai rata-rata

skor sebesar 16,50, pada siklus I meningkat menjadi20,83 atau meningkat sebesar

26,24 %. Rata-rata skorjuga meningkat lagi. Dari sikus I hanya mencapai rata-rata

skor20,83, pada siklus II rata-rata skor aspek diksi meningkat menjadi 24,17 atau

meningkat sebesar 16,03 %. Peningkatan rata-rata skor aspek diksi pembelajaran

menulis puisi menggnakan media audio visual dengan metode video critic dari

prasiklus ke siklus II sebesar 46,48 %. Peningkatan rata-rata skor aspek rima dari

prasiklus ke siklus I sebesar 23,38 %.. Aspek rima dari siklus I yang hanya mencapai

rata-rata skor 14,67meningkat menjadi 15,78 pada siklus II atau meningkat sebesar

7,56 %. Secara keseluruhan aspek rima mengalami peningkatan rata-rataskor dari

prasiklus ke siklus II sebesar 32,71 %. Sementara itu, aspek tipografi mengalamai

peningkatan rata-rata skor sebesar 22,74 %,dari prasiklus yang rata-rata skornya

 
 
125 
 

sebesar 6,11, meningkat menjadi 7,50 pada siklus I. Aspek tipografi juga mengalami

peningkatan sebesar 4,4 % dari siklus I yang rata-rata skornya hanyar 7,50 meningkat

menjadi 7,83 pada siklus II. Persentase peningkatan rata-rata skor aspek tipogrfi dari

prasiklus ke siklus II sebesar 28,15 %.

Peningkatan rata-rata skor pada tiap aspek pembelajaran menulis puisi

menggunakan media audio visual dengan metode video critic juga juga diikuti

dengan peningkatan rata-ratanilai klasikal dari prasiklus ke siklus II yang

digambarkan melalui grafik 4.4 berikut ini.

Grafik 4.4 Peningkatan Rata-Rata Nilai Kelas Pembelajaran Pengayaan


Diksi Puisi dari Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus II

Grafik 4.4 tersebut menunjukkan peningkatan rata-rata nilai kelas dari

prasiklus, siklus I, dan siklus II. Rata-rata nilai kelas prasiklus yang hanya mencapai

53,94 meningkat sebesar 32,44 % pada siklus 1 menjadi 71,44. Peningkatan rata-rata

 
 
126 
 

nilai kelasjuga terjadi dari siklus I ke siklus II. Rata-rata nilai kelas siklus I yang

hanya mencapai 71,44, pada siklus II rata-rata nilai kelasnya meningkat menjadi

78,56 atau meingkat sebesar 9,96 %. Sementara itu, peningkatan rata-rata nilai kelas

dari prasiklus ke siklus II yaitu sebesar 45,64 %.

4.2.3 Perubahan Perilaku Peserta Didik Setelah Mengikuti Pembelajaran


Menulis puisiMenggunakan Media Audio Visual dengan Metode Video
Critic.

Pembelajaran Menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode

video critic selain meningkatkan nilai rata-rata peserta didik dalam menulis puisi,

juga dapat mengubah perilaku peserta didik ke arah yang positif. Perubahan perilaku

peserta didik terjadi pada semua aspek yang ditargetkan.

Misalnya pada persiapan peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran

pengaayaan diksi puisi. Pada siklus II tampak bahwa peserta didik lebih siap

dibanding persiapan peserta didik pada siklus I. Selain itu, peserta didik juga lebih

tertib dan tenang, serta menyiapkan buku dan alat tulis yang berkaitan dengan

pembelajaran.Peserta didik juga menyimak penjelasan materi dan tayangan media

audio visual dengan lebih baik pada siklus II.

Berikut ini adalah perbandingan perubahan perilaku peserta didik pada siklus

I dan siklus II berdasarkan hasil observasi. Perbandingan tersebut disajikan dalam

tabel 4.19.

 
 
127 
 

Tabel 4.19 Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II Peningkatan


No Aspek yang diobservasi
F % F % F %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Persiapan peserta didik
dalam mengikuti
pembelajaran
a. Kondisi kelas sudah 0 0% 36 100 % 36 100 %
tenang

b. Peserta didik telah 34 94,44 % 36 100 % 2 5,56 %


duduk di tempat
duduk masing-
masing

c. Peserta didik telah 8 22,22 % 33 91,67 % 25 69,44 %


menyiapkan buku-
buku yang berkaitan
dengan materi yang
akan diajarkan

2 Keseriusan peserta
didik dalam mengikuti
pembelajaran
a. Peserta didik 27 75% 35 97,22 % 9 22,22 %
menyimak penjelasan
guru dengan seksama

b. Peserta didik
menyimak tayangan 21 58,33 % 36 100 % 15 41,67 %
media audio visual
dengan tenang
c.Pesertadidik mengikuti
proses pembelajaran 28 77,77 % 33 91,66 % 5 13,89%
dengan baik
3. Keaktifan peserta didik
selama proses
pembelajaran
a. Peserta didik aktif 7 19,44 % 24 66,67 % 17 47,22 %
bertanya yang
berkaitan dengan

 
 
128 
 

materi yang sedang


diajarkan

b. Peserta didik aktif 4 11,11 % 29 80,56 % 25 69,44 %


menjawab pertanyaan
yang disampaikan guru

c. Peserta didik
menunjukkan rasa 4 11,11 % 28 77,78 % 24 66,67 %
percaya diri untuk
mengemukakan
pendapat
4. Respon peserta didik
terhadap media dan
metode pembelajaran
yang digunakan
a. Peserta didik fokus 26 72,22 % 36 100 % 10 27,78 %
terhadap media yang
sedang digunakan

b. Peserta didik 21 58,33 % 35 97,22 % 14 38,89 %


mengerjakan tugas
dengan baik

Aspek yang pertama adalah persiapan peserta didik sebelum mengikuti

kegiatan pembelajaran. Secara umum aspek pertama ini meningkat sangat pesat

mencapai 175 %. Pada siklus I semua peserta didik masih kaget dan bingung dengan

kehadiran guru yang berbeda dengan biasanya sehingga keadaan kelas belum

sepenuhnya kondusif. Namun, pada siklus II kedaan tersebut dapat diatasi dengan

pemberian informasi mengenai materi yang akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya sehingga peserta didik jauh lebih siap pada siklus II. Perubahan perilaku

 
 
129 
 

peserta didik pada aspek observasi persiapan peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran dapat dilihat pada gambar 4.21 berikut ini.

Siklus I Siklus II

Gambar 4.21Perbandingan Persiapan Peserta Didik dalam Mengikuti


Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

Aspek yang kedua yaitu keseriusan peserta didik dalam mengikuti proses

pembelajaran. Pada siklus I persentase keseriusan peserta didik secara keseluruhan

sebesar 211,11 % dan meningkat sebesar 77,78 % menjadi 288,88 % pada siklus II.

 
 
130 
 

Hal tersebut dikarenakan materi yang belum dipahami peserta didik pada siklus I

kembali ditekankan pada siklus II, sehingga penjelasan guru lebih diperhatikan

dengan baik oleh peserta didik. Ketika penayangan media audio visual, peserta didik

juga menyimak dengan seksama. Perubahan perilaku peserta didik pada aspek

observasi keseriusan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat

dilihat pada gambar 4.22 berikut ini.

Siklus I Siklus II
Gambar 4.22Perbandingan Keseriusan Peserta Didik dalam Mengikuti
Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

Aspek yang ketiga adalah keaktifan peserta didik selama proses

pembelajaran. Dari siklus I menuju siklus II keaktifan peserta didik meningkat

sebesar 183,35 %. Materi-materi yang belum dipahami peserta didik mendorong

peserta didik untuk bertanya kepada guru, sehingga kondisi kelas lebih hidup. Peserta

 
 
131 
 

didik juga berani menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Perubahan perilaku

peserta didik pada aspek observasi keaktifan peserta didik selama proses

pembelajaran dapai dilihat pada gambar 21 berikut ini.

Siklus I Siklus II

Gambar 4.23PerbandinganKeaktifan Peserta Didik Selama Proses


Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

Aspek keempat adalah responpeserta didik terhadap media dan metode yang

digunakan. Aspek keempat ini secara keseluruhan juga meningkat sebesar 66,67 %.

Peserta didik semakin fokus terhadap media dan mengerjakan tugas yang diberikan

guru dengan serius karenasebagian besar peserta didik sudah memahami metode pada

 
 
132 
 

pembelajaran pembelajaran pengayaan diksi ini. Perubahan perilaku peserta didik

pada aspek observasi respon peserta didik terhadap media dan metode pembelajaran

yang digunakan dapat dilihat pada gambar 4.24 berikut ini.

Siklus I Siklus II
Gambar 4.24Perbandingan Respon Peserta Didik Terhadap Media dan
Metode Pembelajaran yang Digunakan Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan jurnal guru pada siklus I, pembelajaran menulis puisi pada siklus

I kondisi kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara masih belum siap

dan kondisi kelas belum terlalu kondusif dan tenang. Peserta didik juga cenderung

pasif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Namun, respons peserta didik

 
 
133 
 

terhadap media yang digunakan sudah baik. Peserta didik dapat menyimak tayangan

media audio visual dengan tenang.

Hasil jurnal guru siklus II juga menunjukkan ketertarikan peserta didik

terhadap media yang digunakan karena tidak membosankan dan lebih menarik.

Persiapan peserta didik juga lebih baik jika dibandingkan dengan siklus I. Perubahan

perilaku peserta didik tampak pada keaktifan peserta didik selama mengikuti kegiatan

pembelajaran menulis puisi. Peserta didik juga lebih serius ketika mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru.

Hasil jurnal peserta didik pada siklus I diketahui bahwa peserta didik tertarik

dengan pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode

video critic. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung berbeda dengan kegiatan

pembelajaran yang biasanya. Materi yang diajarkan juga menambah pengetahuan

peserta didik untuk dapat belajar menulis puisi yang baik.

Berdasarkan hasil jurnal peserta didik siklus II menunjukkan bahwa peserta

didik senang dan tertarik dengan pembelajaran menulis puisi menggunalan media

audio visual dengan metode video critic karena mereka bisa belajar bersama secara

berkelompokdan tidak membosankan.

Berdasarkan hasil wawancara siklus I peserta didik senang dengan

pembelajaran yang telah berlangsung karena menarik dan tidak membosankan.

Meskipun ada peserta didik yang menyatakan bahwa mereka masih mengalami

kesulitan dalam hal penentuan judul yang menarik serta berangkai hasil kritikan dari

 
 
134 
 

media audio visual menjadi sebuah puisi, namun peserta didik mengaku menjadi

tertarik untuk belajar mengenai menulis puisi.

Hasil wawancara siklus II diketahui bahwa materi yang disampaikan oleh

guru sudah dapat dipahami oleh peserta didik. Namun, salah seorang peserta didik

yang mendapat nilai terendah pada siklus II masih merasa kesulitan dalam

menentukan judul yang menarik dan mengembangkan kata-kata hasil kritikan

terhadap media audio visual yang ditayangkan guru menjadi sebuah puisi.

Jadi, berdasarkan hasil observasi, hasil jurnal guru , jurnal peserta didik, hasil

wawancara, dan dokumentasi foto dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis

puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic berjalan dengan

baik, dan dapat mengubah perilaku peserta didik ke arah yang lebih positif .

 
 
135 
 

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pembelajaran peningkatan

keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video

criticpadapeserta didik kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara,

dipaparkan simpulan sebagai berikut:

1) Proses pembelajaran keterampilan menulis puisi menggunakan media audio

visual dengan metode videocritic berjalan dengan lancar. Pada awal pembelajaran

siklus I peserta didik masih banyak yang canggung yang disebabkan guru yang

mengajar mereka berbesa dari guru biasanya, sebagian peserta didik juga masih

ada kurang memperhatikan penjelasan dari guru serta ada sebagian peserta didik

yang malas-malasan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Berbeda pada

pembelajaran siklus I, pada proses pembelajaran menulis puisi menggunakan

media audio visual dengan metode video critic siklus II, peserta didik

menunjukkan perkembangan kearah yang lebih positif. Peserta didik yang pada

pembelajaran siklus I masih malu dan canggung dengan guru, pada pembelajaran

siklus II sudah mulai aktif bertanya jawab dengan guru. Sebagian besar peserta

didik juga sudah memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru, serta lebih

serius mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

135
 
 
136 
 

2) Peningkatan keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan

metode video critic tampak pada hasil tes dan nontes. Rata-rata nilai kelas pada

prasiklus sebelum dilakukan penelitian sebesar 53,94 atau berkategori kurang.

Sementara itu, rata-rata nilai kelas pada siklus 1 sebesar 71,44 atau berkategori

baik. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai kelas sebesar 32,44

% dari prasiklus yang hanya mencapai rata-rata nilai kelas 53,94, pada siklus 1

naik menjadi 71,44. Pada siklus II rata-rata nilai kelas meningkat sebesar 5,1 %

menjadi 78,83, dari siklus I yang hanya mencapai rata-rata nilai kelas sebesar

71,44. Peningkatan rata-rata nilai kelas dari prasiklus ke sikllus II yaitu sebesar

45,64 %, dari prasiklus yang hanya mencapai rata-rata nilai kelas 53,94, pada

siklus II meningkat menjadi 78,83.

3) Perilaku peserta didik kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara juga

mengalami perubahan ke arah yang lebih positif setelah mengikuti pembelajaran

menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.

Selain mengalami peningkatan pada rata-rata nilai kelas dan nilai rata-rata skor

aspek diksi dalam menulis puisi, peserta didik juga mengalami perubahan

perilaku belajar. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil observasi, jurnal

guru, jurnal peserta didik, pedoman wawancara, dan dokumentasi foto. Pada

pembelajaran siklus I sebagian besar peserta didik masih malu dan canggung.

Mereka juga ada yang masih bercanda sendiri, kurang bertanggung jawab dalam

melaksanakan tugasnya, kurang aktif bertanya, dan sebagainya. Perilaku-perilaku

 
 
137 
 

tersebut dapat dikurangi pada pembelajaran siklus II. Peserta didik banyak yang

menunjukkan perubahan ke arah yang positif terhadap pembelajaran menulis

puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini berdasarkan pada simpulan

hasil penelitian ini adalah sebagai berikut

Berdasarkan hasil simpulan penelitian menulis puisi menggunakan media

audio visual dengan metode video critic tersebut, disarankan sebagai berikut.

1) Guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan media audio visual dan metode

video critic dalam pembelajaran menulis puisi, karena media dan metode ini

mampu membuat peserta didik menjadi aktif, kreatif, dan menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan.

2) Bagi sekolah dengan fasilitas multimedia, media audio visual hendaknya

digunakan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada umumnya dan

keterampilan menulis puisi pada khususnya.

3) Para peneliti di bidang pendidikan atau peneliti lain hendaknya dapat melakukan

penelitian yang serupa dengan media, teknik atau metode pembelajaran yang lain

sehingga didapatkan alternatif lain untuk pembelajaran menulis puisi.

 
 
138 
 

4) Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, hendaknya guru sudah mengenal

terlebih dahulu peserta didik yang akan dijadikan sebagai responden, sehingga

peserta didik tidak merasa asing dan suda terbiasa

 
 
139 
 

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 2007. “Peningkatan Keterampilan Menulis Kreatif Puisi Tentang


Peristiwa Yang Paling Berkesan dengan Menggunakan Metode Discovery-
Inquiry Siswa Kelas VII A SMP Negeri Donorejo Kabupaten
Pacitan”.Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Aminuddin 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru


Algesindo.

Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.


Badrun, Ahmad. 1989. Teori Puisi. Jakarta: Depdikbud.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Ensten, Mursal, 2000. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung:
Angkasa.

Hakim, M. Arif.2005. Kiat Menulis Artikel di Media dari Pemula Sampai Akhir.
Bandung: Nuansa Cendikia.

Jabrohim, Chairul Anwar, dan Suminto A. Sayuti. 2001. Cara Menulis Kreatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jalil, Diane Abdul. 1985. Teori dan Periodisasi Puisi Indonesia. Bandung; Angkasa.

Karningsih, Cucuk. 2007. “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Media


Lirik Lagu Iwan Fals Melalui Metode Latihan Terbimbing pada Siswa Kelas
X-2 SMA Tunas Patria Ungaran”. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Keraf, Gorys. 2000. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Komaidi, Didik. 2008. Aku Bisa Menulis. Yogyakarta: Sabda

Mislichah. 2008. “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Berbasis Keindahan


Alam dengan Media Lukisan Panorama serta Teknik Pemberian Kata Kunci
Siswa Kelas VII A SMP N 2 Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2007/2008”. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

139
 
 
140 
 

Ngainah. 2008. “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Media Musik dan
Gamnbar Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Ungaran”. Skripsi: Universitas
Negeri Semarang.

Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Pariera, J. D. 1991. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga.

Pradopo, Rachmat Djoko. 1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Sayuti, A Suminto. 2002. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media.

Silbermen, Mel. 2009. Active Learning. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Suharianto, S. 1981. Pengantar Apresiasi Puisi. Surakarta: Widya Duta.

Suharianto, S .2005 Dasar-Dasar Teori Sastra. Semarang: Rumah Indonesia.

Sujanto. 1997. Keterampilan Membaca-Menulis-Berbicara untuk Mata Kuliah Dasar


Umum Bahasa Indonesia. Jayapura: FKIP-UNCEN Jayapura.

Suriamiharja, Agus, Husen, Akhlan, dan Nunuy Nurjanah. 1996. Petunjuk Praktis
Menulis. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III Tahun
1996/1997.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

Wagiran dan Mukh Doyin. 2005. Curah Gagasan: Pengantar Penulisan Karya Ilmiah.
Semarang: Rumah Indonesia.

Waluyo, Herman J. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. .

Waluyo, Herman J. 2003. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia.

 
 
141 
 

Widowati. 2007. “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Teknik


Pengamatan Objek Langsung pada Kelas X MA Al Asror Patemon
Gunungpati Semarang Tahun Ajaran 2006/2007”. Skripsi. Universitas Negeri
Semarang.

Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta; Grasindo.

 
 
142 
 

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 
 
143 
 

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus 1

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia


Kelas/Semester : VII/2
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
16. Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis
kreatif puisi
B. Kompetensi Dasar
16.1 Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam
C. Indikator
1. Menjelaskan hakikat puisi
2. Menjelaskan unsur-unsur pembangun puisi
3. Mempraktikkan langkah-langkah menulis puisi
4. Menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam dengan memperhatikan
pemilihan judul, kesesuaian isi dengan tema, diksi, rima dan tipografi.
D. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam
dengan memperhatikan pemilihan judul, kesesuaian isi dengan tema, diksi, rima,
dan tipografi.
E. Materi Pembelajaran
1. Hakikat Menulis Puisi
2. UnsurPembangun Puisi
3. Langkah-Langkah Menulis Puisi

F. Skenario Pembelajaran

 
 
144 
 

No. Kegiatan Waktu Metode


1. Kegiatan Awal
a. Guru mengondisikan peserta didik 10 menit Tanya jawab
agar siap menerima materi
pembelajaran. Ceramah
b. Guru menyampaikan pokok materi,
tujuan, serta manfaat dari kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti
a. Peserta didik bertanya jawab dengan 55 menit Ceramah
Tanya jawab
guru tentang tentang pembelajaran
Diskusi
menulis puisi. Ceramah
b. Peserta didik menerima penjelasan
dari guru tentang puisi, unsur-unsur
pembangun puisi, dan langkah-
langkah dalam menulis puisi.
c. Peserta didik berkelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 3-4
orang
d. Peserta didik diminta untuk fokus
menyimak dan mencatat segala
Video Critic
sesuatu yang ada pada video yang Inkuiri
akan ditayangkan oleh guru
e. Peserta didik menerima lembar kerja 1
serta penjelaskan cara mengisi lembar
kerja1.
f. Peserta didik menyaksikan video.
g. Peserta didik berlatih menemukan
diksi-diksi dari video yang

 
 
145 
 

ditayangkan denganmengkritik
kemudian mendiskusikan apa saja
yang mereka lihat, dengar dan rasakan
dari video yang telah ditayangkan.
h. Peserta didik mengubah hasil diskusi
dari kritikan terhadap video yang
Video Critic
ditayangkan menjadi diksi-diksi yang
siap dikembangkan menjadi sebuah
puisi.
i. Peserta didik dibimbing guru di tiap
kelompok untuk mengembangkan
diksi-diksi menjadi sebuah puisi di
lembar kerja 1, dengan langkah-
langkah :
Video Critic
a) Peserta didik diminta untuk
menentukan judul puisi.
b) Peserta didik diminta untuk
menentukan diksi yang sesuai
dengan judul yang ditentukan.
c) Peserta didik diminta menyusun
diksi yang sudah ditentukan
menjadi bait-bait.
d) Peserta didik dimintauntuk
memperhalus diksi yang sudah
dibaitkan menjadi sebuah puisi
dengan memperhatikan judul,
kesesuaian isi dengan tema, diksi,
rima dan tipografi..

 
 
146 
 

j. Perwakilan kelompok peserta didik


menyampaikan hasil pekerjaannya
yang kemudian ditanggapi oleh
kelompok lain dan guru.
k. Hasil pekerjaan peserta didik dibahas
bersama-sama sambil sesekali
diputarkan video yang telah
ditayangkan tadi.
l. Peserta didik menerima lembar kerja
2.
m. Peserta didik menyaksikan video yang
berbeda dari video sebelumnya.
n. Peserta didik secara individu menulis
sebuah puisi dari video yang
ditayangkan dengan langkah-langkah
seperti yang dilakukan dalam tiap
kelompok sebelumnya di lembar kerja
2.
3. Kegiatan Akhir
a. Peserta didik bersama guru 15 menit Tanya jawab
menyimpulkan pembelajaran yang
telah dilaksanakan Refleksi
b. Peserta didik mengisi jurnal untuk
memberikan kesan terhadap proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Peserta didik diberi motivasi untuk
terus belajar menulis kreatif puisi
berkaitan dengan keindahan alam.

 
 
147 
 

 
G. Media dan Sumber Belajar
1) Video keindahan alam
2) Buku Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VII SMP/MTs

H. Penilaian
1. Teknik : Tes dan nontes
2. Bentuk instrumen : Uraian.
3. Soal :
a)Perhatikan langkah untuk mengerjakan soal berikut ini!
Simaklah video yang ditayangkan oleh guru, kemudian berikan kritik pada video
yang ditayangkan.Diskusikanlah dengan kelompokmu tentang apa saja yang kalian
lihat, dengar, dan rasakan dari video yang telah kamu kritik kemudian ubahlah
hasil dari kritikan terhadap video menjadi diksi-diksi yang siap disusun menjadi
sebuah puisi!
Soal (Kelompok)
1. Tulislah sebuah puisi berdasarkan pada hal-hal yang kamu lihat, dengar, dan
rasakan dari video yang telah ditayangkandengan memperhatikan unsur-unsur
puisi berikut.
1) Judul puisi menarik bagi pembaca.
2) Isi puisi yang menerangkan sebagian besar tema.
3) Diksi yang tepat untuk mendukung makna puisi.
4) Persajakan yang mendukung makna puisi.
5) Tipografi yang mendukung suasana puisi.
b) Perhatikan langkah untuk mengerjakan soal berikut ini!
Simaklah video yang ditayangkan oleh guru, kemudian berikan kritik pada video
yang ditayangkan.Kembangkan apa saja yang kalian lihat, dengar, dan rasakan dari
video yang telah kamu kritik menjadi diksi-diksi yang siap disusun menjadi sebuah
puisi!

 
 
148 
 

Soal (Individu)
2. Tulislah sebuah puisi berdasarkan pada hal-hal yang kamu lihat, dengar, dan
rasakan dari video yang telah ditayangkandengan memperhatikan unsur-unsur
puisi berikut.
1) Judul puisi menarik bagi pembaca.
2) Isi puisi yang menerangkan sebagian besar tema.
3) Diksi yang tepat untuk mendukung makna puisi.
4) Persajakan yang mendukung makna puisi.
5) Tipografi yang mendukung suasana puisi.

Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Puisi Menggunakan Media


Audio Visual dengan Metode Video Critic pada KDMenulis Kreatif Puisi
Berkenaan dengan Keindahan Alam.

No. Aspek Penilaian Skala Nilai Patokan Skor

(1) (2) (3) (4) (5)

 
 
149 
 

1. Judul Sangat baik Judul puisi sangat menimbulkan daya 5


tarik bagi pembaca

Baik Judul puisi menimbulkan daya tarik bagi 4


pembaca

Cukup Judul puisi cukup menimbulkan 3


daya tarik bagi pembaca

Kurang Judul puisi kurang menimbulkan daya 2


tarik bagi pembaca

    Sangat kurang Judul puisi tidak menimbulkan daya 1


tarik bagi pembaca

2. Kesesuaian isi Sangat baik Isi sangat menerangkan sebagian besar 5


dengan tema tema.

Baik Isimenerangkan sebagian besar tema. 4


 
Cukup Isicukupmenerangkan sebagian besar 3
tema.

Kurang Isikurangmenerangkan sebagian besar 2


tema.
 
Sangat kurang Isitidakmenerangkan sebagian besar 1
tema.

 
 
150 
 

3. Diksi Sangat baik Diksi yang dipilih sangat tepat untuk 5


mendukung makna puisi
 

  Baik Diksi yang dipilih tepat untuk 4


mendukung makna puisi.
   
Cukup Diksi yang dipilih cukup tepat untuk 3
mendukung makna puisi

Kurang Diksi yang dipilih kurang tepat untuk 2


mendukung makna puisi

Sangat kurang Diksi yang dipilih tidak tepat untuk 1


mendukung makna puisi

4.  Rima Sangat baik Persajakan yang dipilih sangat 5


mendukung suasana puisi
 
Baik Persajakan yang dipilih mendukung 4
suasana puisi

  Cukup Persajakan yang dipilih cukup 3


  mendukung suasana puisi

Kurang Persajakan yang dipilih kurang 2


mendukung suasana puisi
 
Sangat kurang Persajakan yang dipilih tidak 1
mendukung suasana puisi

5. Tipografi Sangat baik Tipografi yang dipilih sangat 5


mendukung makna puisi

Baik Tipografi yang dipilih mendukung 4


makna puisi

Cukup Tipografi yang dipilih cukup 3


mendukung makna puisi

 
 
151 
 

Kurang Tipografi yang dipilih kurang 2


mendukung makna puisi
Tipografi yang dipilih tidak mendukung
Sangat kurang makna puisi. 1

Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Audio


Visual dengan Metode Video Criticpada KDMenulis Kreatif Puisi Berkenaan
dengan Keindahan Alam.

Skala Penilaan
No. Aspek Penilaian Bobot Skor
1 2 3 4 5

1. Judul 4 20

2. Kesesuaian isi dengan 4 20

tema

3. Diksi 6 30

4. Rima 4 20

5. Tipografi 2 10

Skor maksimal 100

Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media


Audiovisual dengan Metode Video Critic pada KDMenulis Kreatif Puisi
Berkenaan dengan Keindahan Alam.

No. Kategori Rentang Skor

1. Sangat baik 85-100

 
 
152 
 

2. Baik 70-84
3. Cukup 60-69
4. Kurang 50-59
5. Sangat kurang <50

b. Instrumen nontes: Lembar observasi, jurnal peserta didik, jurnal guru, wawancara,
dan dokumentasi foto.

Welahan,
Guru Mata Pelajaran, Peneliti,

Zaenuddin, S. Pd. Rokhis Rukhiyanto


NIP 19631106 198703 1 006 NIM 2101409022
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 2 Welahan

H. Suroso, S. Pd.
NIP 19620812 198501 1 006

 
 
153 
 

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus II

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia


Kelas/Semester : VII/2
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
G. Standar Kompetensi
16.Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis
kreatif puisi
H. Kompetensi Dasar
16.1 Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam
I. Indikator
5. Menjelaskan hakikat puisi
6. Menjelaskan unsur-unsur pembangun puisi
7. Mempraktikkan langkah-langkah menulis puisi

 
 
154 
 

8. Menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam dengan memperhatikan


pemilihan judul, kesesuaian isi dengan tema, diksi, rima dan tipografi.
J. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam
dengan memperhatikan pemilihan judul, kesesuaian isi dengan tema, diksi, rima,
dan tipografi.
K. Materi Pembelajaran
4. Hakikat Menulis Puisi
5. UnsurPembangun Puisi
6. Langkah-Langkah Menulis Puisi

L. Skenario Pebelajaran
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Kegiatan Awal
c. Guru mengondisikan peserta didik 10 menit
agar siap menerima materi
pembelajaran. Tanya jawab
Ceramah
b. Guru bertanya jawab dengan peserta
 
didik mengenai pengalaman dan  
kesulitan peserta didik dalam  
menulis puisi pada siklus I.
c. Guru menyampaikan pokok materi,
tujuan, serta manfaat dari kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti
o. Peserta didik diberi penjelasan 55 menit Tanya jawab
Diskusi
materi menulis puisi dengan
Ceramah
menekankan pada penentuan judul
yang menarik dan cara merangkai
diksi dari tayangan video menjadi
sebuah puisi.
p. Peserta didik diminta untuk fokus

 
 
155 
 

menyimak dan mencatat segala


sesuatu yang ada pada video yang
akan ditayangkan oleh guru.
q. Peserta didik berkelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 3-4
orang.
r. Peserta didik menerima lembar kerja 1
serta penjelaskan cara mengisi lembar
Video Critic
kerja1. Inkuiri
s. Peserta didik menyaksikan video.
t. Peserta didik berlatih menemukan
diksi-diksi dari video yang
ditayangkan denganmengkritik
kemudian mendiskusikan apa saja
yang mereka lihat, dengar dan rasakan
dari video yang telah ditayangkan.
Video Critic
u. Peserta didik mengubah hasil diskusi
dari kritikan terhadap video yang
ditayangkan menjadi diksi-diksi yang
siap dikembangkan menjadi sebuah
puisi.
v. Peserta didik dibimbing guru di tiap
kelompok untuk mengembangkan
diksi-diksi menjadi sebuah puisi di
lembar kerja 1, dengan langkah-
langkah :
e) Peserta didik diminta untuk
Video Critic
menentukan judul puisi.

 
 
156 
 

f) Peserta didik diminta untuk


menentukan diksi yang sesuai
dengan judul yang ditentukan.
g) Peserta didik diminta menyusun
diksi yang sudah ditentukan
menjadi bait-bait.
h) Peserta didik dimintauntuk
memperhalus diksi yang sudah
dibaitkan menjadi sebuah puisi
dengan memperhatikan judul,
kesesuaian isi dengan tema, diksi,
rima dan tipografi..
w. Perwakilan kelompok peserta didik
menyampaikan hasil pekerjaannya
yang kemudian ditanggapi oleh
kelompok lain dan guru.
x. Hasil pekerjaan peserta didik dibahas
bersama-sama sambil sesekali
diputarkan video yang telah
ditayangkan tadi.
y. Peserta didik menerima lembar kerja
2.
z. Peserta didik menyaksikan video yang
berbeda dari video sebelumnya.
å. Peserta didik secara individu menulis
sebuah puisi dari video yang
ditayangkan dengan langkah-langkah
seperti yang dilakukan dalam tiap

 
 
157 
 

kelompok sebelumnya di lembar kerja


2.
3. Kegiatan Akhir
d. Peserta didik bersama guru 15 menit Tanya jawab
menyimpulkan pembelajaran yang
telah dilaksanakan Refleksi
e. Peserta didik mengisi jurnal untuk
memberikan kesan terhadap proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
f. Peserta didik diberi motivasi untuk
terus belajar menulis kreatif puisi
berkaitan dengan keindahan alam.

 
G. Media dan Sumber Belajar
3) Video keindahan alam
4) Buku Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VII SMP/MTs

H. Penilaian
4. Teknik : Tes dan nontes
5. Bentuk instrumen : Uraian.
6. Soal :
a)Perhatikan langkah untuk mengerjakan soal berikut ini!
Simaklah video yang ditayangkan oleh guru, kemudian berikan kritik pada video
yang ditayangkan.Diskusikanlah dengan kelompokmu tentang apa saja yang kalian
lihat, dengar, dan rasakan dari video yang telah kamu kritik kemudian ubahlah
hasil dari kritikan terhadap video menjadi diksi-diksi yang siap disusun menjadi
sebuah puisi!
Soal (Kelompok)

 
 
158 
 

3. Tulislah sebuah puisi berdasarkan pada hal-hal yang kamu lihat, dengar, dan
rasakan dari video yang telah ditayangkandengan memperhatikan unsur-unsur
puisi berikut.
6) Judul puisi menarik bagi pembaca.
7) Isi puisi yang menerangkan sebagian besar tema.
8) Diksi yang tepat untuk mendukung makna puisi.
9) Persajakan yang mendukung makna puisi.
10) Tipografi yang mendukung suasana puisi.
b) Perhatikan langkah untuk mengerjakan soal berikut ini!
Simaklah video yang ditayangkan oleh guru, kemudian berikan kritik pada video
yang ditayangkan.Kembangkan apa saja yang kalian lihat, dengar, dan rasakan dari
video yang telah kamu kritik menjadi diksi-diksi yang siap disusun menjadi sebuah
puisi!

Soal (Individu)
4. Tulislah sebuah puisi berdasarkan pada hal-hal yang kamu lihat, dengar, dan
rasakan dari video yang telah ditayangkandengan memperhatikan unsur-unsur
puisi berikut.
6) Judul puisi menarik bagi pembaca.
7) Isi puisi yang menerangkan sebagian besar tema.
8) Diksi yang tepat untuk mendukung makna puisi.
9) Persajakan yang mendukung makna puisi.
10) Tipografi yang mendukung suasana puisi.

Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Audio


Visual dengan Metode Video Critic pada KDMenulis Kreatif Puisi
Berkenaan dengan Keindahan Alam.

 
 
159 
 

No. Aspek Penilaian Skala Nilai Patokan Skor

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Judul Sangat baik Judul puisi sangat menimbulkan daya 5


tarik bagi pembaca

Baik Judul puisi menimbulkan daya tarik bagi 4


pembaca

Cukup Judul puisi cukup menimbulkan 3


daya tarik bagi pembaca

Kurang Judul puisi kurang menimbulkan daya 2


    tarik bagi pembaca

Sangat kurang Judul puisi tidak menimbulkan daya 1


tarik bagi pembaca

2. Kesesuaian isi Sangat baik Isi sangat menerangkan sebagian besar 5


dengan tema tema.

Baik Isimenerangkan sebagian besar tema. 4

Cukup Isicukupmenerangkan sebagian besar 3


tema.

  Kurang Isikurangmenerangkan sebagian besar 2


  tema.

Sangat kurang Isitidakmenerangkan sebagian besar 1


tema.

3. Diksi Sangat baik Diksi yang dipilih sangat tepat untuk 5


mendukung makna puisi

Baik Diksi yang dipilih tepat untuk 4


mendukung makna puisi.

Cukup Diksi yang dipilih cukup tepat untuk 3


mendukung makna puisi

 
 
160 
 

Kurang Diksi yang dipilih kurang tepat untuk 2


mendukung makna puisi
Diksi yang dipilih tidak tepat untuk
Sangat kurang mendukung makna puisi  1

4. Rima Sangat baik Persajakan yang dipilih sangat 5


mendukung suasana puisi

Baik Persajakan yang dipilih mendukung 4


suasana puisi

Cukup Persajakan yang dipilih cukup 3


mendukung suasana puisi

Kurang Persajakan yang dipilih kurang 2


mendukung suasana puisi

Sangat kurang Persajakan yang dipilih tidak 1


mendukung suasana puisi
5. Tipografi Sangat baik Tipografi yang dipilih sangat 5
mendukung makna puisi

Baik Tipografi yang dipilih mendukung 4


makna puisi

Cukup Tipografi yang dipilih cukup 3


mendukung makna puisi

Kurang Tipografi yang dipilih kurang 2


mendukung makna puisi
1
Sangat kurang Tipografi yang dipilih tidak mendukung
makna puisi.

Rubrik Penilaian Keterampilan Menulisi Puisi Menggunakan Media Audio


Visual dengan Metode Video Critic pada KDMenulis Kreatif Puisi Berkenaan
dengan Keindahan Alam.

 
 
161 
 

Skala Penilaan
No. Aspek Penilaian Bobot Skor
1 2 3 4 5

1. Judul 4 20

2. Kesesuaian isi dengan 4 20

tema

3. Diksi 6 30

4. Rima 4 20

5. Tipografi 2 10

Skor maksimal 100

Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Audio


Visual dengan Metode Video Criticpada KDMenulis Kreatif Puisi Berkenaan
dengan Keindahan Alam.

No. Kategori Rentang Nilai

1. Sangat baik 85-100


2. Baik 70-84
3. Cukup 60-69
4. Kurang 50-59
5. Sangat kurang <50

 
 
162 
 

b. Instrumen nontes: Lembar observasi, jurnal peserta didik, jurnal guru, pedoman
wawancara, dan pedoman dokumentasi foto.

Welahan,
Guru Mata Pelajaran, Peneliti,

Zaenuddin, S. Pd. Rokhis Rukhiyanto


NIP 19631106 198703 1 006 NIM 2101409022
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 2 Welahan

H. Suroso, S. Pd.
NIP 19620812 198501 1 006

 
 
163 
 

 
 
Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Prasiklus
 
 
Kode Skor Aspek
No. Nilai K
Responden 1 2 3 4 5
1 R-01 8 12 18 12 6 56 K
2 R-02 8 8 12 12 6 46 SK
3 R-03 8 8 12 8 4 40 SK
4 R-04 8 8 12 12 6 46 SK
5 R-05 12 8 12 12 6 50 K
6 R-06 8 12 18 12 6 56 K
7 R-07 8 8 12 12 6 46 SK
8 R-08 8 8 18 12 6 52 K
9 R-09 12 8 12 12 6 50 K
10 R-10 12 16 24 12 8 72 B
11 R-11 12 12 18 12 6 60 C
12 R-12 8 12 18 12 6 56 K
13 R-13 12 12 24 16 8 72 B
14 R-14 8 16 18 12 8 62 C
15 R-15 8 12 18 12 6 56 K
16 R-16 8 8 12 8 4 40 SK
17 R-17 8 12 18 12 6 56 K
18 R-18 8 12 24 12 6 62 C
19 R-19 8 16 18 16 8 66 C
20 R-20 8 12 18 12 6 56 K
21 R-21 8 8 12 12 6 46 SK
22 R-22 4 8 12 8 4 36 SK
23 R-23 8 12 18 12 6 56 K
24 R-24 8 8 12 12 6 46 SK
25 R-25 8 12 24 16 8 68 C
26 R-26 8 8 18 12 6 52 K
27 R-27 8 12 18 12 6 56 K

 
 
164 
 

28 R-28 8 8 12 8 6 42 SK
29 R-29 8 12 12 8 6 46 SK
30 R-30 8 12 18 12 6 56 K
31 R-31 8 8 12 12 6 46 SK
32 R-32 12 16 24 16 8 76 B
33 R-33 8 12 18 12 6 56 K
34 R-34 12 12 18 12 6 60 C
35 R-35 8 8 12 12 4 44 SK
36 R-36 8 12 18 12 6 56 K
Jumlah 312 388 594 428 220 1942
8,67 10,78 16,50 11,89 6,11 53,94
Rata-rata
 

 
 
165 
 

Tabel Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Siklus 1

Kode Skor Aspek


No. Nilai K
Responden 1 2 3 4 5
1 R-01 20 12 24 12 8 76 B
2 R-02 12 16 18 16 6 68 C
3 R-03 12 16 24 16 8 76 B
4 R-04 20 20 24 12 6 82 B
5 R-05 16 16 24 16 8 80 B
6 R-06 8 16 24 16 6 70 B
7 R-07 20 16 24 16 8 84 B
8 R-08 12 16 24 16 10 78 B
9 R-09 12 16 18 16 10 72 B
10 R-10 20 16 24 16 8 84 B
11 R-11 12 12 18 12 6 60 C
12 R-12 20 12 24 16 8 80 B
13 R-13 12 12 18 16 8 66 C
14 R-14 12 16 18 12 10 68 C
15 R-15 12 16 24 16 10 78 B
16 R-16 12 20 30 16 10 88 SB
17 R-17 20 16 24 16 10 86 SB
18 R-18 20 12 24 12 6 74 B
19 R-19 20 16 24 16 6 82 B
20 R-20 12 12 18 16 6 64 C
21 R-21 16 12 18 12 6 64 C
22 R-22 12 12 12 8 4 48 SK
23 R-23 12 16 18 12 6 64 C
24 R-24 12 16 18 12 6 64 C
25 R-25 8 12 18 16 8 62 C
26 R-26 8 16 24 16 6 70 B
27 R-27 8 12 18 12 6 56 K
28 R-28 16 16 18 12 10 72 B
29 R-29 12 16 18 16 6 68 C

 
 
166 
 

30 R-30 12 16 30 20 10 88 SB
31 R-31 12 16 18 16 10 72 B
32 R-32 16 16 24 16 8 80 B
33 R-33 12 12 18 16 8 66 C
34 R-34 12 12 18 16 6 64 C
35 R-35 16 8 12 12 6 54 K
36 R-36 12 12 18 16 6 64 C
Jumlah 500 524 750 528 270 2572   
Rata-rata 13,89 14,56 20,83 14,67 7,50 71,44   
 

 
 
167 
 

Tabel Hasil Observasi Peserta Didik Pembelajaran Menulis Puisi Siklus I

No. Kode Aspek


Keterangan
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. R-1 - v -  v  -  v  -  -  -  v  -  1. Kondisi kelas sudah
2. R-2 - v - v - - - - - - - tenang.
3. R-3 - v - v - v - - - - - 2. Peserta didik telah
4. R-4 - v  v v - v v v - v v 
5. R-5 - v - v v v - - - v v duduk di tempat
6. R-6 - v - - - v - - - - - duduk masing-
7. R-7 - v  - v v v v - - v v masing.
8. R-8 - v  - - v v v v v v v 
9. R-9 - v  - v v - - - - v v 3. Peserta didik telah
10. R-10 - v  - v v - - - - v v menyiapkan buku-
11. R-11 - v  - v v - - - - v - buku yang
12. R-12 - v  - v v v ‐  - - v v 
13. R-13 - v  - - - v - - - - v  berkaitan dengan
14. R-14 - v  - v - v   - - - -  materi yang akan
15. R-15 - v  v - v v - - - v v  diajarkan,
16. R-16 - v  v v v v v - v v v 
17. R-17 - v  v v v v v - - - - 4. Peserta didik
18. R-18 - v - v v v - - - v v  menyimak
19. R-19 - v - v - - - - - v - penjelasan guru
20. R-20 - v  v v - v - - - v - 
21. R-21 - v - v - v - - - v v  dengan saksama.
22. R-22 - v - v - - - - - - - 5. Peserta didik
23. R-23 - v - v v v - - - v - menyimak
24. R-24 - v - - v - - - - - v 
25. R-25 - v - v - v - - - v v  tayangan media
26. R-26 - v  - v v v - - - v v audio visual dengan
27. R-27 - v  - - - v - - - - v  tenang.
28. R-28 - v  - v v v - - - v v 
6. Siwa mengikuti
29. R-29 - -  - - v v - - - v -
30. R-30 - v  v v v v v v v v v  proses
31. R-31 - v  - v v v - - - v v  pembelajaran
32. R-32 - v  - v v v v - - v v 
dengan baik.
33. R-33 - v  v - v v - - - v v 
34. R-34 - v  v v - v - v - v v  7. Peserta didik aktif
- - - - v - - - - v - bertanya yang
35. R-35
berkaitan dengan
36. R-36 - v - v - v - - - - -

 
 
168 
 

materi yang sedang


diajarkan.
8. Peserta didik aktif
menjawab
pertanyaan yang
disampaikan oleh
guru.
9. Peserta didik
menunjukkan rasa
percaya diri untuk
mengemukakan
pendapatnya.
10. Peserta didik fokus
terhadap media
yang sedang
digunakan.
11. Peserta didik
mengerjakan tugas
dengan baik.

Keterangan

Frekuensi Pencapaian
No. Aspek yang Diamati
(%)
1. Kondisi kelas sudah tenang 0 0
2. Peserta didik telah duduk di tempat duduk masing-masing 34 9,44
3. Peserta didik telah menyiapkan buku-buku yang berkaitan dengan 8 22,22
materi yang akan diajarkan,
4. Peserta didik menyimak penjelasan guru dengan saksama 27 75
5. Peserta didik menyimak tayangan media audio visual dengan 21 58,33
tenang
6. Siwa mengikuti proses pembelajaran dengan baik 28 77.77
7. Peserta didik aktif bertanya yang berkaitan dengan materi yang 7 19,44
sedang diajarkan
8. Peserta didik aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh 4 11,11

 
 
169 
 

guru
9. Peserta didik menunjukkan rasa percaya diri untuk 4 11,11
mengemukakan pendapatnya
10. Peserta didik fokus terhadap media yang sedang digunakan 26 72,22
11. Peserta didik mengerjakan tugas dengan baik 21 58,33

 
 
170 
 

Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus I

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Nama : M. Bachtiar Husein

No. Presensi : 16

Kelas : VII D

1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah


penjelasan!Tertarik, karena mudah dipahami.
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic?Menyenangkan.
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Sedikit pahan.
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi? Menyusun puisi
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic? Modern

 
 
171 
 

Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus I

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Nama : Rosih Ilmi

No. Presensi : 30

Kelas : VII D

1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah


penjelasan!Ya, karena mudah dipahami
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic?Kurang tenang sedikit
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Bagus
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi? Membuat puisi
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic? Bagus

 
 
172 
 

Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus I

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Nama : Sri Indah Lestari

No. Presensi : 33

Kelas : VII D

1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah


penjelasan!Tertarik, karena bisa mengetahui cara membuat puisi dengan
mudah dan benar.
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic?Suasananya gembira dan bisa belajar
kelompok, dan bisa menemukan diksi puisi menggunakan media audio visual
dengan metode video critic.
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Penyampaiannya singkat dan mudah dimengerti.
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi? Membuat kata-kata puisi
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic? Medianya
sangat bagus.

 
 
173 
 

Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus I

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Nama : Roif Yusfian

No. Presensi : 39

Kelas : VII D

1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah


penjelasan!Saya tertarik, karena mudah dipahami.
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic?Suasananya tenag, sedikit ada
gangguan dari kelas lain
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Materinya mudah dipahami dan dimengerti
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi? Saya merasa kesulitas untuk menentukan isi puisi.
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic? Menurut saya

 
 
174 
 

Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus I

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Nama :Sayiful Hadi

No. Presensi : 35

Kelas : VII D

1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah


penjelasan!Tertarik, karena menggunakan peralatan modern.
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic?Ramai
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Penyampaiannya lumayan jelas.
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi? Memikir imajinasi.
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic? Mneyukai,
karena menggunakan media dan metode.

 
 
175 
 

Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus I

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Nama : Moh. Shofiyullah

No. Presensi : 22

Kelas : VII D

1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah


penjelasan!Teratik, karena menambah wawasan.
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic?Media audio visual tidak
menyenangkan, sedangkan metode video critic sangat menyenangkan
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Ya, tapi agak tidak paham
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi? Menyusun puisi.
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic? Hebat, karena
dengan ini bisa membuat puisi.

 
 
176 
 

Tabel Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Siklus II

Kode Skor Aspek


No. Nilai K
Responden 1 2 3 4 5
1 R-01 16 16 24 16 8 80 B
2 R-02 16 16 24 16 6 78 B
3 R-03 16 16 24 16 8 80 B
4 R-04 16 16 24 16 10 82 B
5 R-05 16 20 24 12 8 80 B
6 R-06 16 16 24 16 8 80 B
7 R-07 20 16 30 16 10 92 SB
8 R-08 16 16 30 20 8 90 SB
9 R-09 16 16 30 20 8 90 SB
10 R-10 20 16 30 16 8 90 SB
11 R-11 16 16 24 20 10 86 SB
12 R-12 12 16 24 16 8 76 B
13 R-13 16 16 30 20 8 90 SB
14 R-14 16 16 24 16 8 80 B
15 R-15 12 16 30 20 8 86 SB
16 R-16 16 12 18 16 10 72 B
17 R-17 16 12 18 16 8 70 B
18 R-18 16 12 18 12 6 64 C
19 R-19 12 16 18 16 8 70 B
20 R-20 16 20 24 16 8 84 B
21 R-21 20 12 24 12 8 76 B
22 R-22 12 16 18 12 6 64 C
23 R-23 16 16 24 12 8 76 B
24 R-24 16 20 24 16 8 84 B
25 R-25 16 16 24 16 6 78 B
26 R-26 16 16 18 16 8 74 B
27 R-27 12 16 30 16 8 82 B
28 R-28 16 16 18 12 6 68 C

 
 
177 
 

29 R-29 12 16 24 16 8 76 B
30 R-30 16 16 30 20 8 90 SB
31 R-31 16 16 24 16 8 80 B
32 R-32 16 12 18 16 6 68 C
33 R-33 12 16 24 16 6 74 B
34 R-34 12 12 24 12 8 68 C
35 R-35 12 12 24 12 8 68 C
36 R-36 12 16 30 16 8 82 B
Jumlah 548 560 870 568 282 2828   
Rata-rata 15,22 15,56 24,17 15,78 7,83 78,56   
 

 
 
178 
 

Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus II

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Nama : Farichi Munir Abdurrahman

No. Presensi :7

Kelas : VII D

1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah


penjelasan!Tertarik, karena menambah wawasan pengetahuan atau
pengalaman.
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic?Ramai, tapi ketika ada lelucon.
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Jelas, karena tidak membingungkan.
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi? Tidak ada.
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic? Media audio
visual sedikit menarik, sedangkan metode video critic menyenagkan.

 
 
179 
 

Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus II

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Nama : Jami’atul Firdaus

No. Presensi : 13

Kelas : VII D

1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah


penjelasan!Tertarik, karena jelas dan mudah diingat
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic? Rame, karena bisa tertawa-tawa.
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Jelas, karena mudah dipahami
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi? Saya tidak kesulitan apa-apa.
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic? Cocok, karena
mempermudah untuk membuat puisi.

 
 
180 
 

Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus II

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Nama : Irvan Ardiansyah

No. Presensi : 12

Kelas : VII D

1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah


penjelasan!Saya tertarik, karena senang.
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic?Rame
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Materinya mudah dipahami dan dimengerti
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi?Kesulitan dalam memberi judul puisi.
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic? Senang.

 
 
181 
 

Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus II

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Nama : Muhammads Adi Nugroho

No. Presensi : 23

Kelas : VII D

1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah


penjelasan!Saya tertarik, karena menyenagkan dan mudah dipahami.
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic?Gaduh, ramai normal.
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Jelas, karena mudah dipahami.
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi? Sudah jelas
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic?
Menyenangkan.

 
 

Você também pode gostar