Você está na página 1de 32

Evaluasi Muatan Materi

RDTR dan Peraturan Zonasi Kab/Kota

Disampaikan pada Acara:


FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN BKPRD
Palangkaraya, 24 – 25 November 2014

DIREKTORAT PEMBINAAN PENATAAN RUANG DAERAH WILAYAH II


DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
SISTEMATIKA PAPARAN

1. PENDAHULUAN
2. PROSES DAN PROSEDUR PENETAPAN PERDA RDTR DAN PZ
3. PANDUAN UMUM EVALUASI RDTR DAN PZ
4. EVALUASI PETA RDTR DAN PZ
5. TANTANGAN DALAM PENYUSUNAN DAN EVALUASI RDTR
DAN PZ
6. PENUTUP

2
1 PENDAHULUAN

Rencana rinci tata ruang kabupaten/kota merupakan penjabaran / bentuk


operasionalisasi RTRW kabupaten/kota dalam mewujudkan penataan ruang
wilayah kabupaten/kota.

Rencana rinci tata ruang kabupaten/kota dapat berupa:


- Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kabupaten/kota; dan
- Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis kabupaten/kota.

Proses dan Prosedur Penyusunan dan Penetapan Raperda RDTR ini sesuai dengan
Permen No. 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman Persetujuan Substansi dalam
Penetapan Raperda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota Beserta Rencana Rincinya.

Kebutuhan Rencana Detail Tata Ruang yang merupakan bagian dari wilayah
kabupaten/kota dan/atau kawasan strategis kabupaten, harus ditetapkan dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kotanya.

Rencana Detail Tata Ruang ditetapkan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak
penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (PP 15/2010 pasal 59)

3
2 PROSES DAN PROSEDUR PENETAPAN PERDA RDTR DAN PZ

Proses sebelum Raperda RDTR diajukan


Terdiri untuk mendapatkan persetujuan
atas: substansi
A

Proses Persetujuan Substansi RDTR

B
Proses legalisasi Raperda RDTR setelah
Persetujuan Substansi dari Menteri PU
C

4
2A PROSEDUR PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI RDTR

Diagram Alir Prosedur Operasional Standar Persetujuan


Substansi Raperda RDTR Kabupaten/Kota

5
2B PROSES LEGALISASI RAPERDA RDTR SETELAH PERSETUJUAN SUBSTANSI

Pengajuan Pembahasan Raperda RDTR dari Bupati/Walikota kepada DPRD


1 Kab/Kota

Pembahasan Raperda RDTR oleh DPRD Kab/Kota bersama Pemerintah


2 Kabupaten/Kota (BKPRD)

Kesepakatan Substansi antara PemKab/PemKot dengan DPRD


3

Pengajuan Evaluasi Raperda kepada Gubernur


4

Evaluasi Raperda oleh Pemerintah Provinsi (BKPRD Provinsi)


5

Surat hasil evaluasi Gubernur


6

Penetapan Raperda menjadi Perda oleh Kepala Daerah


7
6
3 PANDUAN UMUM EVALUASI RDTR DAN PZ

PERTANYAAN AWAL SEBELUM EVALUASI RDTR

1. Apakah penyusunan RDTR sudah diamanatkan di dalam RTRW Kab/Kota?


2. Berapa luas kawasan perkotaan yang akan di RDTR-kan?
3. Apa dasar pendelineasian kawasan perkotaan?
4. Berapa skala peta dasar yang digunakan?
5. Apakah penyusunan RDTR sudah dilengkapi dengan PZ? 7
3 PANDUAN UMUM EVALUASI RDTR DAN PZ

EVALUASI YANG DILAKUKAN:

1. Evaluasi kelengkapan berkas ADMINISTRASI


2. Evaluasi kelengkapan berkas DOKUMEN RDTR dan PZ
3. Evaluasi AKURASI PETA DASAR yang digunakan
4. Evaluasi muatan RAPERDA dan MATERI TEKNIS RDTR dan PZ

8
3A EVALUASI KELENGKAPAN BERKAS ADMINISTRASI

NO PROSEDUR CHECKLIST KETERANGAN


1. Surat Permohonan Persetujuan
Substansi
2. Surat Rekomendasi Gubernur
3. Berita Acara Konsultasi Publik (2x)
4. Dokumen KLHS
5. BA Konsultasi BIG (Badan
Informasi Geospasial)

3B EVALUASI KELENGKAPAN DOKUMEN RDTR DAN PZ

NO PROSEDUR CHECKLIST KETERANGAN


1. Raperda RDTR

2. Materi Teknis (Fakta dan Analisa


dan Rencana)
3. Album Peta

4. Peta SHP RDTR dan RTRW

9
3C EVALUASI AKURASI PETA DASAR

• Cek riwayat peta, apakah sudah menggunakan sumber


peta dasar RBI skala 1: 5.000 atau belum?
• Jika belum, maka periksa citra satelit yang digunakan,
apakah memiliki resolusi yang memadai untuk menangkap
informasi ketelitian skala 1: 5.000?
• Selain peta dasar, perlu diperiksa juga tingkat kedetailan
muatan Peta Rencana Detail Tata Ruang

PETA RENCANA POLA RUANG RDTR WAIBAKUL  SUMBER PETA RBI


skala 1: 25.000
 Di dukung dg CITRA
GeoEye resolusi 0,4 m
 Jadi, bisa dijadikan
acuan didalam
mengambil informasi
untuk peta skala 1:
5.000

10
3C EVALUASI AKURASI PETA DASAR

PADANAN SKALA DAN RESOLUSI CITRA


SKALA (M) TERDETEKSI RESOLUSI CITRA CITRA RESOLUSI YANG SEPADAN
DALAM METER (M) RESOLUSINYA DALAM METER*
1: 1.000 1 0,5 Quickbird: p=0,6
WorldView-2: p=0,5
GeoEye-1: p=0,4
1: 2.000 2 1 Ikonos: p=1
GeoEye: m=1,65
WorldView-2: m=1,8
1: 5.000 5 2,5 Quickbird: m=2,4 & 2,8
SPOT-5: p=2,5 – 5
Formosat-2: p=2
ALOS: p=2,5
1: 10.000 10 5 SPOT-5: p2,5 – 5
Ikonos: m=4
1: 15.000 15 7,5 Formosat-2: m=8

1: 25.000 25 12,5 SPOT-5: m=10


Landsat TM: p=15
ALOS: m=10
ASTER: VNIR=15
1: 50.000 50 25 Landsat TM: m=30
ASTER: SWIR=30
1: 100.000 100 50 Landsat TM: m=30

*) resolusi citra yang sepadan dan yang mendekati, p=pankromatik, m=multispektral 11


http://lajugandharum.wordpress.com/2011/01/07/kesepadanan-skala-peta-dan-resolusi-spasial-citra/
3D EVALUASI MATERI MUATAN RAPERDA DAN MATERI TEKNIS RDTR DAN PZ

I. PENDAHULUAN VIII. PERATURAN ZONASI

II. KETENTUAN UMUM 8.1. Text Zonasi (Zoning Text)

III. TUJUAN PENATAAN BWP 8.1.1. Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan

IV. RENCANA POLA RUANG 8.1.2. Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang

4.1. Zona Lindung 8.1.3. Ketentuan Tata Bangunan

4.2. Zona Budidaya 8.1.4. Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal

V. RENCANA JARINGAN PRASARANA 8.1.5. Ketentuan Pelaksanaan

5.1. Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan 8.2. Materi Opsional


5.2. Rencana Pengembangan Jaringan
8.2.1. Ketentuan Tambahan
Energi/Kelistrikan
5.3. Rencana Pengembangan JaringanTelekomunikasi 8.2.2. Ketentuan Khusus

5.4. Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum 8.2.3. Ketentuan Standar Teknis

5.5. Rencana Pengembangan Jaringan Drainase 8.2.4. Ketentuan Pengaturan Zonasi

5.6. Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah

5.5. Rencana Pengembangan Prasarana Lainnya


VI. PENETAPAN SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN
PENANGANANNYA
VII. KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG
12
3D EVALUASI MATERI MUATAN RAPERDA DAN MATERI TEKNIS RDTR DAN PZ

PRINSIP EVALUASI SUBSTANSI RDTR DAN PZ

• Materi muatan dan prosedur RDTR sesuai dengan Permen PU No. 20

Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan pedoman bidang

penataan ruang lainnya

• Kepentingan Nasional dan Provinsi terakomodasi

• Rencana Detail Tata Ruang sesuai dengan RTRW Kab/Kota-nya

• KONSISTENSI MUATAN Naskah Raperda RDTR dengan Materi Teknisnya

dan sesuai dengan format standar raperda


13
3D EVALUASI MATERI MUATAN RAPERDA DAN MATERI TEKNIS RDTR DAN PZ

CONTOH PETA RENCANA POLA RUANG

Dalam RTRW Dalam RDTR

Rencana pola ruang RDTR digambarkan kedalam peta BWP yang terdiri atas Sub BWP.
Bagian Wilayah
Zona yang terdapat pada wilayah perencanaan RDTR HARUS TETAP SESUAI DOMINASI
KAWASAN PADA RENCANA POLA RUANG RTRW meskipun terdapat zona-zona lainnya Perkotaan (BWP)
selain zona dominasi tersebut.
Sub BWP
Pendetailan ke SKALA 1:5000 MENUNJUKKAN BAHWA DI DALAM ZONA YANG
MENDOMINASI TERSEBUT BISA SAJA TERDAPAT FUNGSI ZONA LAINNYA.
14
3D EVALUASI MATERI MUATAN RAPERDA DAN MATERI TEKNIS RDTR DAN PZ

Contoh Pengecekan Kedalaman Muatan RDTR dibandingkan dg RTRW

15
Gambar diatas merupakan bagian Rencana Pola Ruang RTRW Kab. Sumba Tengah dan bagian Rencana Pola Ruang RDTR Waibakul
3D EVALUASI MATERI MUATAN RAPERDA DAN MATERI TEKNIS RDTR DAN PZ

Ilustrasi Pendetailan Kawasan Peruntukan (RTRW) menjadi zona/subzona (RDTR

16
KETERKAITAN RENCANA POLA RUANG, MATRIKS ITBX, DAN ZONING TEXTNYA

17
4 EVALUASI PETA RDTR DAN PZ

YANG PERLU DICEK DALAM PETA RDTR

1. Akurasi Peta Dasar


2. Deliniasi Kawasan Perkotaan
3. Elemen Penyusun Peta Pola Ruang RDTR (Pembagian
blok, pembagian zona, pembagian sub-zona)
4. Kesesuaian Peta Rencana Pola Ruang RDTR dengan
RTRW
5. Peta Rencana Pola Ruang RDTR dengan Land Use
Eksisting

18
Cth. Delineasi RDTR DKI Jakarta menggunakan batasan administrasi kecamatan
PETA RENCANA POLA RUANG RDTR
digambarkan
dengan ketelitian
peta 1: 5.000
4 EVALUASI PETA RDTR DAN PZ

Cth. Pembagian Blok


RDTR DKI Jakarta

21
4 EVALUASI PETA RDTR DAN PZ

Pembagian Zona dan Sub-Zona

Pembagian Zona dan Sub-Zona 22


4 EVALUASI PETA RDTR DAN PZ

Apakah Peta sudah menggambarkan dimensi rencana?

eksisting rencana
Perlu dicek, apakah penggambaran peta hanya
menggambarkan kondisi eksisting atau sudah
sampai pada dimensi perencanaan 20 tahun
kedepan?
23
4 EVALUASI PETA RDTR DAN PZ

Apakah distribusi RTH sudah tepat?

Berdasarkan amanah UU Penataan Ruang, harus


menyediakan RTH 30% dari Kawasan Perkotaan
24
4 EVALUASI PETA RDTR DAN PZ

Contoh Indikasi Ketidaksesuaian antara Rencana Pola Ruang RDTR dan RTRW

Kaw. Lindung menjadi Zona perumahan

25
5 TANTANGAN DALAM PENYUSUNAN DAN EVALUASI RDTR DAN PZ

MASALAH UMUM DALAM PENYUSUNAN RDTR

1. Tingkat kerincian muatan RDTR


2. Penerepan prinsip hirarkis-komplementer
3. Klasifikasi pola ruang/zonasi dalam rencana
4. Lingkup delineasi wilayah perencanaan
5. Perbedaan nomenklatur dalam rencana umum dan
rencana rinci

26
5 TANTANGAN DALAM PENYUSUNAN DAN EVALUASI RDTR DAN PZ

TANTANGAN DALAM PENYUSUNAN DAN EVALUASI RDTR


1. Perlu pemahaman teknis untuk dalam mentransformasi skala 1:
50.000 menjadi peta skala 1: 5.000 untuk melihat konsistensi RDTR
dengan RTRW;
2. Perlu cermat untuk memeriksa skala ketelitian peta yang digunakan,
untuk memastikan skala RDTR menggunakan skala 1: 5.000;
3. Belum menyebutkan pasal pengamanahan secara tersurat terkait
akan disusunnya RDTR kawasan perkotaan;
4. Temuan di beberapa Rencana pola ruang RTRW Kabupaten/Kota
ternyata analisisnya belum mengantisipasi adanya kebutuhan
pengembangan seperti hasil analisis yang lebih detail (RDTR),
sehingga terkadang RTRW terkesan kurang sesuai dengan RDTR.

27
5 TANTANGAN DALAM PENYUSUNAN DAN EVALUASI RDTR DAN PZ

TANTANGAN DALAM PENYUSUNAN DAN EVALUASI PZ


1. Belum ada standar acuan baku (standar teknis pemanfaatan zona) di
dalam menentukan Ketentuan Pemanfaatan dan Penggunaan tiap
Zona/Subzona peruntukan pada zoning text. Beberapa peraturan
perundang-undangan memiliki ketentuan yang berbeda pada zona
yang sama. Perlu standarisasi minimal.
Cth:
Kegiatan INDUSTRI di ZONA PERUMAHAN, di dalam tabel ITBX ditetapkan sebagai Bersyarat (B) atau
Terbatas (T)
------------------------------- Zoning Text (Ketentuan Penggunaan dan Pemanfaatan):
- Syaratnya apa saja? (AMDAL, ANDALALIN, UKL, UPL, izin RT, izin RW, izin Bupati, izin instansi terkait,
dll?)
- Terbatas, berapa prosentase maksimal diperbolehkan dari kawasan? 10%, 20%, 30%, dll?
- Kompensasi (disinsentif) apa saja yang harus dibebankan untuk penggunaan yang tidak sesuai
dengan zona, misal kelas jalan yg harus disediakan, tempat pengelolaan limbah, dst
28
5 TANTANGAN DALAM PENYUSUNAN DAN EVALUASI RDTR DAN PZ

TANTANGAN DALAM PENYUSUNAN DAN EVALUASI PZ


2. Belum ada acuan standar klasifikasi zona/subzona untuk menurunkan
dari RTRW Kabupaten/Kota. Klasifikasi berdasarkan Permen PU
20/2011 masih terbatas, dan dasar pengklasifikasiannya ada yang
menggunakan fisik dan ada yang menggunakan fungsi. Perlu adanya
standar klasifikasi zona/subzona.

Contoh: RTRW KABUPATEN RTRW KOTA RDTR


ZONA SUBZONA
Tunggal (K-1)
Kawasan Kawasan Zona Perdagangan Kopel (K-2)
Permukiman Perdagangan dan dan Jasa Deret (K-3) 1
Jasa
Perbankan
Pasar Tradisional
Pasar Modern 2
Pusat Penjualan Hasil
Pertanian 29
5 TANTANGAN DALAM PENYUSUNAN DAN EVALUASI RDTR DAN PZ

TANTANGAN DALAM PENYUSUNAN DAN EVALUASI PZ

3. Kendala di dalam menentukan suatu aktivitas dikatakan sebagai


kegiatan atau sebagai zona.
4. Luasan pengkali presentase untuk zona apakah berdasarkan blok atau
dikali seluruh kawasan?
5. Perlu kesepakatan terkait Ketentuan Peraturan Zonasi disusun
berdasarkan zonasi tiap blok, atau zonasi untuk satu kawasan
perkotaan.

30
6 PENUTUP

Menurut UU 26/2007, Peraturan Zonasi (PZ) adalah bagian dari materi muatan RDTR
(Pengendalian Pemanfaatan Ruang)

RDTR pada dasarnya merupakan jenjang perencanaan detail yang berisikan


peruntukan ruang beserta dengan rencana intensitas pemanfaatan ruang, rencana tata masa
bangunan dan alokasi prasarana pendukungnya

Secara teoritis PZ terdiri dari Zoning Map yang merupakan peta pembagian zona peruntukan dan
Zoning Text yang berisikan aturan pemanfaatan ruang untuk setiap zona peruntukan

PP 15/2010 pasal 158 ayat (4) mengamanatkan bahwa PZ dapat disusun


dan diperdakan secara terpisah dari RDTR, oleh karenanya:

– RDTR dapat disusun sampai dengan penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
– PZ lebih merupakan Zoning Text dan berisi aturan pemanfaatan untuk berbagai kegiatan yang
ada di seluruh wilayah kota
– Keterkaitan antara RDTR dengan PZ terletak pada Zoning Map yang merupakan Peta Rencana
Pola Ruang dalam RDTR 31
TERIMA KASIH

32

Você também pode gostar