Você está na página 1de 67

May 12,

TUGAS BESAR AMDAL


2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia belum memiliki arah yang jelas, hal ini
dapat dilihat dari kurangnya komitmen pemimpin dan masyarakat bangsa ini untuk menjaga
kelestarian dan keberlangsungan lingkungan hidup. Sejak pencanangan program
pembangunan nasional, berbagai masalah lingkungan hidup mulai terjadi. Masalah
lingkungan hidup tersebut antara lain, adanya berbagai kerusakan lingkungan, pencemaran
di darat, laut dan udara, serta berkurangnya berbagai sumber daya alam. Hal tersebut
dapat terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pemanfaatan dan ketersediaan
sumber daya alam yang ada serta kurang kesadaran akan pentingnya keberlangsungan
lingkungan hidup untuk generasi sekarang maupun masa depan.
Eksploitasi alam tentu saja tidak dapat dicegah, karena sudah merupakan fitrah
manusia memanfaatkan alam untuk kesejahteraannya. Tetapi tingkat kerusakan akibat
pemanfaatan alam ataupun pengkondisian kembali (recovery) alam yang sudah
dimanfaatkan merupakan hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
ketidakseimbangan. Adapun cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan telaah
secara mendalam mengenai kegiatan/usaha yang akan dilakukan di lingkungan hidup
sehingga dapat diketahui dampak yang timbul dan cara untuk mengelola dan memantau
dampak yang akan terjadi tersebut. Metode ini dikenal juga dengan analisa mengenai
dampak lingkungan (AMDAL). Environmental impact assessment atau analisa mengenai
dampak lingkungan diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969 oleh National
Environmental Policy Act di Amerika Serikat. Menurut UU No. 23 tahun1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP No. 27 tahun1999 tentang Analisis mengenai Dampak
Lingkungan (Amdal) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

1 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

Indonesia merupakan Negara dengan perkebunan karet terluas didunia, meskipun


tanaman karet sendiri baru di introduksi pada tahun 1864. Dalam kurun waktu sekitar 150
tahun sejak di kembangkan pertama kalinya, luas areal perkebunan karet di Indonesia telah
mencapai 3.262.291 hektar. Dari total areal perkebunan karet di Indonesia tersebut 84,5%
diantaranya merupakan kebun milik rakyat 8,4% milik swasta dan hanya 7,1% yang
merupakan milik Negara. Dengan areal perkebunan karet terluas didunia tersebut Indonesia
bersama dua Negara Asia Tenggara lainnya. Yaitu Malaysia dan Thailand, sejak abad 1920-an
sampai sekarang merupakan pemasokan karet utama dunia. Puncak kejayaan karet
Indonesia terjadi pada tahun 1926 sampai menjelang perang dunia II ketika itu Indonesia
merupakan pemasokan karet alam terkemuka dipasar internasional, maka sangat perlu
dilakukan pembangunan perkebunan dan pabrik pengolahan karet yang di rencanakan di
Distrik Edera Kabupaten Mappi Provinsi Papua seluas ±7.020Ha dengan kapasitas 65 ton
TBS/hari.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari penulisan tugas ini adalah:
1) Sebagai proses pelatihan dan pengaplikasian teori yang diperoleh di bangku
kuliah serta meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai perkebunan dan
pengolahan pabrik karet.
2) Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai permasalahan dampak
lingkungan yang terjadi.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan tugas ini dalah:
1) Mengetahui tentang program tindak lanjut upaya pencegahan dan
penaggulangan dampak lingkungan yang dilaksanakan dengan adanya
pembangunan perkebunan karet PT Montelo berbasis kompetensi inti industri
daerah di Kabupaten Mappi.
2) Mengetahui upaya pengendalian dampak lingkungan, baik berupa tindakan,
pencegahan, maupun tindakan penanggulangan terhadap segenap dampak
negatif penting yang mungkin terjadi, serta sebagai upaya pengembangan

2 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

terhadap dampak positif penting yang diperkirahkan akan terjadi, melalui


pendekatan teknologi, sosial ekonomi dan kelembangaan/institusi.
1.3 RUANG LINGKUP
1.3.1 Lingkup Wilayah
Wilayah yang dijadikan objek pengamatan rencana pembangunan
perkebunan dan pengolahan pabrik karet PT Montelo dengan luasan wilayah ±7.020
hektar dengan kapasitas 65 ton TBS/hari berada di Distrik Edera, Kabupaten Mappi
Provinsi Papua.
1.3.2 Lingkup Materi
Lingkup materi yang dibahas dalam laporan ini adalah mengenai rencana
kegiatan dan usaha perkebunan karet PT Montelo serta dampak-dampak dan
perilaku yang ditunjukan oleh masyarakat sekitar areal kerja/proyek.
1.4 BATASAN MASALAH
Agar materi penulisan laporan ini tidak meluas, maka penyajian data atau
informasi hanya dibatasi pada :
1) Tahapan – Tahapan rencana kegiatan pembangunan perkebunan dan
pengolahan pabrik karet.
2) Dampak–Dampak yang timbul akibat rencana kegiatan pembangunan
perkebunan dan pengolahan pabrik karet.
1.5 MANFAAT
1.5.1 Manfaat Bagi Pemrakarsa
1) Sebagai acuan untuk mengintegrasikan aspek lingkungan ke dalam proses
perancangan sehingga bisa menjaga terpeliharannya daya dukung lingkungan.
Proses ini juga bisa mencegah adanya pengeluaran biaya-biaya eksternalitas
dalam memperbaiki lingkungan yang terlanjur mengalami kerusakan.
2) Untuk mengantisipasi biaya pengelolaan lingkungan secara optimal termasuk
biaya pembangunan dan operasio rencana kegiatan.
3) Sebagai acuan agar pelaksanaan pengelolaan lingkungan dari kegiatan
Pengembangan Perkebunan Karet PT MONTELO Daerah di kabupaten Mappi
sesuai dengan rencana.

3 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

4) Pemanfaatan sumberdaya lain di sekitar lokasi kegiatan secara optimal tanpa


menambah beban kerusakan lingkungan.
1.5.2 Manfaat Bagi Masyarakat
1) Menghindari tumpang tindih pemanfaatan sumber daya alam.
2) Mencegah timbulnya keresahan sosial.
3) Untuk menjaga terpeliharanya kehidupan yang harmonis dalam bidang sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan.
4) Untuk mengetahui secara pasti batas wewenang serta tanggung jawab masing-
masing pihak yang terkait.
1.5.3 Manfaat Bagi Pemerintah
1) Sebagai mitra pemerintah dalam upaya pembangunan regional dan nasional.
2) Turut memberikan konstribusi dalam menekan tingkat pengangguran yaitu
dengan menyediakan lapangan kerja.
3) Turut memberikan konstribusi terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) melalui penerimaan pajak dan iuran-iuran.
4) Turut memberikan konstribusi terhadap peningkatan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) melalui investible surplus yang diperoleh.

4 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERKEBUNAN KARET
2.1 KONDISI UMUM AREAL KERJA

Gambar 2.1 Peta Wilayah Perkebunan Karet.

Secara administratife lokasi areal rencana perkebunan dan pabrik pengelolan


karet alam dengan luas 7.020 Ha, dan kapasitas 65 ton TBS/hari terletak di Distrik Edera
Kabupaten Mappi Provinsi Papua. Areal proyek ini di lewati oleh dua aliran sungai,
yaitu Sungai Digoel di sebelah timur dan Sungai Matan di sebelah tengah areal. Secara
makro bentuk lahannya datar dengan ketinggian relatif sama. Ketinggian (elevasi)
terdapat dibagian timur areal, yaitu mencapai 125 m dpl, sedangkan daerah sekitar
aliran sungai berkisar antara 25 sampai 50 m dpl. Adapun batas lokasi kerja perkebunan
dan pabrik kelapa sawit adalah sebagai berikut :
1) Sebelah utara berbatasan dengan Bandara Udara Tanah Merah Kabupaten Boven
Digoel.
2) Sebelah timur berbatasan dengan Negara PAPUA NEW GUINE
3) Sebelah selatan berbatasan dengan Kota Merauke
4) Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kepi

Amdal merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan


hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan.
yang dikaji dalam proses Amdal: aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-

5 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup di satu sisi
merupakan bagian studi kelayakan untuk melaksanakan suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan, di sisi lain merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin
melakukan usaha dan/atau kegiatan. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui secara
lebih jelas dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, baik dampak negatif
maupun dampak positif yang akan timbul dari usaha dan/atau kegiatan sehingga dapat
dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan
dampak positif.
Kegiatan perkebunan ini dapat dimulai dari kota Merauke menuju kebupaten Mappi
Distrik Edera melalui akses darat. Secara umum kondisi jalan tanah yang kurang ditimbun
pasir dan batu. Sehingga susah dillewati kendaraan dan banjir pada waktu hujan. Adapun
Kondisi fisik lokasi kegiatan perkebunan dan pabrik kelapa sawit ini adalah sebagai berikut :
1. Iklim
Lokasi areal kerja mempunyai suhu rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan
dengan areal hutan primer suhunya adalah 31,0 0C. kelembaban udara di areal studi
rata-rata berkisar antara 86% sampai 90%, dengan pelaksanaan pengukuran pada siang
hari. kelembaban tertinggi berada pada areal hutan primer. Dengan demikian dapat
ditunjukan bahwa kelembaban udara di lokasi kegiatan cukup tinggi.
2. Tanah
Secara fisik jenis tanah di areal proyek merupakan lempung liat berdebu.
Kelerengannya sebesar 0% - 25% dengan bentuk wilayah datar sampai agak curam
(berbukit). Topografi di areal kerja hampir mencapai 0 – 200 meter dpl. Sehingga perlu
di lakukannya pengujian laboratorium mengenai kualitas tanah tersebut.
3. Geologi
Menurut peta geologi Kabupaten Mappi/areal proyek terletak pada formasi
aluvian yerbentuk dari bahan endapan berupa kerikil, pasir, dan lumpur seluas 17.457
Ha (95,2%) dan formasi gunung api Jamur seluas 881 Ha (4,8%).
4. Erosi Tanah
Kegiatan pengelolaan pabrik karet alam akan menimbulkan dampak penting pada
parameter erosi tanah yang dipengaruhi oleh enam faktor utama, yaitu curah hujan,

6 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

erodibiilitas tanah, panjang kemiringan, gradiean kemiringan, faktor penutupan tanah,


dan praktek konservasi tanah.
5. Hidrologi dan kualitas air
Lokasi wilayah kerja dipengaruhi oleh curah hujan dan kondisi vegetasi sebagai
penutup lahan yang akan memberikan pengaruh besar bagi hidrologi dan kualitas air.
Hal ini dikarenakan wilayah studi merupakan tipe iklim A dengan curah hujan merata
sepanjang tahun.
6. Sedimentasi
Sedimentasi adalah jumlah material tanah berupa kadar lumpur dalam air oleh
aliran air sungai yang berasal dari hasil proses erosi di hulu, yang diendapkan pada suatu
tempat di hilir dimana kecepatan pengendapan butir-butir material suspense telah lebih
kecil dari kecepatan angkutannya. Dari proses sedimentasi, hanya sebagian material
aliran sedimen di sungai yang diangkut keluar dari DAS, sedangkan yang lainnya
mengendap di lokasi tertentu selama menempuh perjalanan di sungai. Indicator
terjadinya sedimentasi dapat dilihat dari besarnya kadar lumpur di dalam air yang
terangkut oleh aliran air sungai. Makin besar kadar sedimen yang terbawa aliran berarti
kondisi DAS semakin tidak sehat.
7. Biota perairan
Biota perairan terdiri dari plankton, benthos, dan nekton. Plankton merupakan
organism renik (tumbuhan dan hewan) yang hidupnya melayang-layang secara pasif
dalam tubuh air, sementara benthos merupakan organism dasar yang dapat
terlambat/menempel di permukaan substrak atau relative menetap di dasar perairan.
Komposisi jenis-jenis renik dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kimia perairan (kualitas air).
Dengan memperhatikan semua kondisi fisik wilayah rencana kerja atau proyek
Pabrik Pengolahan Karet Alam, Maka kita dapat menyimpulkan bahwa daerah ini bisa
dan cocok untuk dilakukan usaha perkebunan karet dengan memperhatikan komponen-
komponen lingkungannya dan upaya pengelolaan terhadap dampak yang akan terjadi.

7 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

BAB III

PEMBAHASAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET SELUAS


7.020 Ha DENGAN KAPASITAS 65 TON /TBS/HARI

3.1. RENCANA PENGELOLAAN PERKEBUNAN PABRIK KARET

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) yang akan diimpelmentasikan yaitu


komponen/parameter lingkungan yang didasarkan hasil kajian dalam Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (ANDAL) yang diperkirakan akan terkena dampak penting rencana
pembangunan perkebunan dan pabrik pengolahan karet yang terletak di Distrik Edera
Kabupaten Mappi.

Untuk memudahkan pencapaian tujuan dalam pengelolaan lingkungan berbagai


dampak penting yang di prakirakan akan terjadi maka uraian rencana pengelolaan
lingkungan ini meliputi:

1) Dampak Penting dan Sumber Dampak penting


 Komponen atau parameter lingkungan yang terkena dampak penting
 Sumber dampak
2) Tolak Ukur Dampak,
3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan
4) Upaya Pengelolaan Lingkungan
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan
6) Periode Pengelolaan Lingkungan
7) Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan
8) Institusi Pengelolaan Lingkungan.

Lokasi pengelolaan lingkungan pada tahap prakonstruksi, operasi dan paska


operasi berturut-turut disajikan, sebagai berikut:

8 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

3.2. Tahap Pra Konstruksi


3.2.1 Terbukanya Kesempatan Kerja Bagi Tenaga Kerja Lokal dari Kegiatan Proses
Perizinan dan Survei Lapangan.
1) Dampak Penting dan Sumber Dampak
Dampak penting yang dikelola adalah terbukanya kesempatan kerja bagi
tenaga kerja lokal dari kegiatan proses perizinan dan survei lapangan.
2) Tolak Ukur Dampak.
a) Jumlah penduduk lokal yang dilibatkan kegiatan survey lapangan,
yaitu < 10 orang serta jumlah penduduk Kampung Banamepe dan
Yodom sebelum adanya kegiatan.
b) Jenis mata pencaharian penduduk setempat di Kampung Banamepe
dan Yodom.
3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Untuk memaksimalkan terserapnya tenaga kerja tempatan (masyarakat
setempat) mengisi kesempatan kerja di PT. Montelo.
4) Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Mengutamakan tenaga kerja tempatan (masyarakat setempat) dalam
kegiatan survei lapangan PT. Montelo.
b) Berkoordinasi dengan aparat desa atau kepada desa untuk proses
perekrutan tenaga yang dilibatkan dalam kegiatan ini sehingga tidak
menimbulkan kecemburuan bagi masyarakat yang lain.
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan yaitu di Kampung Banamepe dan Yodom Distrik Edera
Kabupaten Mappi.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada tahap prakonstruksi sebelum
kegiatan survei lapangan dilakukan.

9 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

7) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


a) Pelaksana : PT. Montelo.
b) Pengawas : Dinas Tenaga Kerja, Kantor Lingkungan Hidup,
Kabupaten Mappi dan Badan Pengelolaan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH) Provinsi Papua.
c) Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan
Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.2.2. Timbulnya Sikap dan Persepsi Negatif Masyarakat Serta Gangguan Keamanan
dan Ketertiban Masyarakat
1) Dampak Penting dan Sumber Dampak
Dampak penting yang dikelola adalah timbulnya persepsi negatif masyarakat yang
dapat berdampak lanjutan terhadap gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat
(kamtibmas) akibat adanya kegiatan perizinan dan survei lapangan, sosialisasi
rencana kegiatan serta pengadaan lahan.
2) Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur dampak yang digunakan adalah respon masyarakat sebelum kegiatan
perizinan dan survei lapangan, sosialisasi rencana kegiatan serta pengadaan lahan
dan gangguan kamtibmas yang timbul.
3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Mencegah terjadinya konflik antara masyarakat dengan pemrakarsa
(gangguan keamanan) akibat persepsi negatif yang berkembang.
b) Meningkatkan persepsi positif masyarakat terkena dampak terhadap rencana
Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Karet PT. Montelo.
4) Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Melibatkan masyarakat lokal (tempatan) dalam kegiatan survei lapangan PT.
Montelo.
b) Memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat, tentang rencana
kegiatan PT. Montelo.

10 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

c) Berkoordinasi dengan aparat desa atau kepada desa untuk proses perekrutan
tenaga yang dilibatkan dalam kegiatan ini sehingga tidak menimbulkan
kecemburuan bagi masyarakat yang lain.
d) Memberikan informasi kepada masyarakat terutama pemilik hak ulayat,
tentang cara pengadaan lahan yang dilakukan PT Montelo untuk kegiatan
perkebunan karet dan pabrik pengolahan karet, antara lain:
 Status lahan yang dikelola perusahaan adalah status pinjam pakai (HGU).
 Jangka waktu rencana pemanfaatan lahan hak ulayat tersebut.
 Setelah habis HGU lahan hak tersebut dikembalikan ke pemilik ulayat.
 Batas-batas lokasi perkebunan dan pabrik Pengolahan Karet PT Montelo
ditentukan bersama masyarakat terutama untuk tempat-tempat penting bagi
masyarakat antara lain lokasi yang sacral, persinggahan leluhur, hutan
marga/totem, dusun sagu, dll.
e) Menerima saran dan aspirasi masyarakat serta mengakomodir kepentingan
masyarakat pemilik ulayat dalam kegiatan pengadaan lahan sesuai hasil
musyawarah yang disaksikan Pemerintah Kabupaten Mappi.
f) Melaksanakan tata cara pengadaan lahan perkebunan karet sesuai adat
istiadat masyarakat pemilik hak ulayat sesuai dengan kesepakatan hasil
musyawarah antara PT. Montelo dengan perwakilan masyarakat pemilik
ulayat disaksikan Pemerintah Kabupaten Mappi, dalam hal uang ketok pintu
atau pemberian tali asih kepada pemilik ulayat.
5) Lokasi pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan yaitu di Kampung Banamepe dan Yodom Distrik Edera Kabupaten
Mappi.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada tahap prakonstruksi.
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Montelo.
b) Pengawas : Dinas Tenaga Kerja, Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi
dan Badan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.

11 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

c) Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan Badan


Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.3. Tahap Konstruksi
3.3.1. Peningkatan CO, NO2, SO4 dan Debu Lokal (Penurunan Kualitas Udara)
1) Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Terjadinya penurunan kualitas udara ambient disekitar jalan yang dilalui kendaraan
pengangkut akibat peningkatan emisi gas buang kendaraan (CO, NO2, SO2) dan debu
lokal. Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi alat berat dan material konstruksi,
pematangan lahan dan pondasi selama pembangunan bangunan pabrik, sarana serta
prasarana penunjangnya.
2) Tolak Ukur Dampak

Tolak ukur dampak terhadap kualitas udara ambient adalah rona awal kondisi
kualitas udara di lokasi rencana kegiatan, yaitu debu (TSP) 64,42- 76,19 µg/m3, CO
103,47- 125,97 µg/m3, NO2 0,70- 1,50 µg/m3 dan SO2 9,40- 14,63 µg/m3. Kemudian
dibandingkan dengan baku mutu kualitas udara ambien berdasarkan PP No. 41
Tahun 1999. Tolak ukur dampak lanjutan adalah jumlah penderita ISPA yang tercatat
berdasarkan kunjungan ke Puskesmas/Puskesmas Pembantu disekitar lokasi rencana
kegiatan.

3) Tujuan Pengelolaan Lingkungan


Upaya pengelolaan lingkungan bertujuan untuk menekan dan mempersempit
sebaran emisi gas buang dan partikulat (debu) khususnya di lingkungan permukiman.
4) Upaya Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan terhadap dampak tersebut di atas dilakukan sumber dampak primer,
yaitu:
a) Mengatur kecepatan kendaraan saat melewati jalan tanah khususnya di
permukiman penduduk agar tidak beriringan yaitu interval waktu antara satu
kendaraan dengan kendaraan lain minimal 10 menit sehingga memberikan
kesempatan debu untuk turun (mengendap) secara gravitasi, dan membatasi
kecepatannya yaitu maksimun 35 km/jam. Untuk memperlambat laju kendaraan

12 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

khususnya di pemukiman penduduk yaitu memlalui pemasangan rambu-rambu


pembatas kecepatan dan bagi yang melanggar dikenakan sanksi disiplin kerja.
Pengaturan tersebut akan menekan sebaran dan kadar debu ke lingkungan
khususnya perkampungan penduduk di pinggir jalur angkutan.
b) Member penutup kain terpal atau plastik pada truk saat melakukan pengankutan
bahan material tanah atau agregrat, sehingga tidak tercecer di jalan khususnya
sekitar pemukiman yang dilewati.
c) Melakukan penyiraman di lokasi jalan yang berdebu khususnya pemukiman
sekitar lokasi yang dilalui oleh kendaraan pengangkut bahan material, pada saat
cuaca panas. Penyiraman di lokasi berdebu dilakukan dengan menggunakan truk
tangki air. Penyiraman dilakukan berjalan dan diatur kecepatannya sehingga
penyiraman berlangsung efektif.
d) Melakukan semua kegiatan mobilisasi bahan bangunan, pada siang hari, sehingga
pemaparan debu di lingkungan pemukiman tidak terus menerus 24 jam.
e) Memasang rambu-rambu lalu lintas mengenai pembatasan laju kendaraan.
f) Menggunakan kendaraan pengangkut yang layak jalan.
g) Apabila dilakukan sampai malam, maka ada pemberitahuan kepada pihak kepala
kampung.
h) Untuk mengurangi dampak peningkatan sebaran debu akibat pematangan lahan
kepada masyarakat, maka pematangan lahan dilakukan secara bertahap.
i) Pada proses pembukaan dan pematangan lahan, dilakukan dengan sistem blok
dimana antarblok dipertahankan lahan-lahan terbuka hijau sebagai buffer zone
sehingga sebaran debu, CO2, NO2, SO2 kegiatan tersebut dapat dikurangi.
5) Lokasi Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan di sepanjang jalan tanah yang melewati
perkampungan/permukiman penduduk yang dilewati angkutan kendaraan truk pada
saat mobilisasi alat berat dan material konstruksi serta dilakukan pada kendaraan
pengangkut.

13 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

6) Periode Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan setiap hari pada saat kegiatan mobilisasi alat berat dan
material konstruksi, pematangan lahan dan pondasi selama pembangunan bangunan
pabrik, sarana serta prasarana penunjangnya.
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan
a) Pelaksana : PT. Montelo
b) Pengawas : Dinas Perhubungan Kabupaten Mappi, Kantor Lingkungan Hidup,
Kabupaten Mappi dan Badan Pengelolaan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH) Provinsi Papua.
c) Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan Badan
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.3.2 Peningkatan Intensitas Kebisingan
1) Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Terjadinya peningkatan intensitas kebisingan yang disebabkan oleh suara mesin
kendaraan/alat berat yang digunakan pada saat kegiatan konstruksi. Sumber
dampak adalah kegiatan mobilisasi alat berat dan material konstruksi, pematangan
lahan dan pondasi selama pembangunan bangunan pabrik, sarana serta prasarana
penunjangnya.
2) Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur untuk peningkatan tingkat kebisingan adalah rona awal tingkat
kebisingan di lokasi rencana kegiatan, yaitu 46,01 – 46,34 dBA dan dibandingkan
dengan baku mutu tingkat kebisingan di lingkungan pemukiman, yaitu sebesar 55
dBA berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996.
3) Tujuan Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan lingkungan bertujuan untuk menekan dan mempersempit sebaran
tingkat kebisingan khususnya di lingkungan permukiman.
4) Upaya Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan terhadap dampak tersebut di atas dilakukan sumber dampak primer,
yaitu:

14 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

a) Mengatur kecepatan kendaraan saat melewati jalan khususnya di permukiman


penduduk agar tidak beriringan yaitu interval waktu antara satu kendaraan
dengan kendaraan lain minimal 10 menit dan membatasi kecepatannya yaitu
maksimum 35 km/jam, sehingga kebisingan di jalan yang dilewati menjadi
minimal.
b) Memasang rambu-rambu lalu lintas mengenai pembatasan laju kendaraan.
c) Menggunakan kendaraan pengangkut yang layak jalan.
d) Apabila dilakukan sampai malam, maka ada pemberitahuan kepada pihak
kepala kampung.
e) Menanam pepohonan yang dapat meredam kebisingan.
f) Tidak membunyikan klakson pada saat melintasi permukiman penduduk.
5) Lokasi Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan di sepanjang jalan yang melewati
perkampungan/permukiman penduduk yang dilewati angkutan kendaraan truk
pada saat mobilisasi alat berat dan material konstruksi serta dilakukan pada
kendaraan pengangkut.
6) Periode Pengelolaan
Pengelolaan diakukan setiap hari pada saat kegiataan mobilisasi alat berat dan
material konstruksi, pematangan lahan dan pondasi selama pembangunan
bangunan pabrik, sarana serta prasaranan penunjangnya.
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan
a) Pelaksana : PT. Montelo
b) Pengawas : Dinas Perhubungan Kabupaten Mappi, Kantor Lingkungan Hidup,
Kabupaten Mappi dan Badan Pengelolaan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH) Provinsi Papua.
c) Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan Badan
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.

15 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

3.3.3 Peningkatan Aliran Air Permukaan dan Timbulnya Potensi Banjir serta
Timbulnya Erosi Tanah.
1) Dampak Penting dan Sumber Dampak
Kegiatan pembukaan dan penyiapan lahan serta pembangunan sarana dan prasarana
kebun berupa aktivitas pembersihan lahan dari semak belukar, pohon-pohon serta
tanaman penutup lainnya akan meningkatkan volume air larian (run off) menjadi 7,6
kali dibandingkan kondisi sebelum ada proyek pada saat turun hujan, sehingga akan
meningkatkan potensi erosi sebesar 88,81 ton/ha/tahun atau meningkat 10 kali dari
kondisi awal. Sumber dampak adalah kegiatan pembukaan dan pengolahan tanah,
pematangan lahan dan pondasi serta pembangunan sarana dan prasarana
penunjang kebun.
2) Tolok Ukur Dampak
a) Peningktan volume air larian tidak diperkenankan melebihi 3.750 m 3/hari sesuai
kondisi sebelum ada kegiatan (rona awal).
b) Laju erosi pada saat konstruksi adalah sebesar 88,81 ton/ha/tahun.
c) Tampak secara visualisasi luasnya daerah terbuka tutupan lahan yang tidak
dikelola yang menyebabkan tampaknya proses pengikisan tanah oleh air hujan
(erosi) yang menyebabkan kekeruhan air.
3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan lingkungan adalah untuk mengurangi peningkatan volume air
larian dan menekan potensi erosi menjadi minimal.
4) Pengelolaan Lingkungan Hidup
Untuk menekan dan memperkecil dampak terhadap peningkatan aliran air
permukaan dan timbulnya potensi banjir serta timbulnya erosi tanah maka perlu
diupayakan melalui tindakan pengelolaan yaitu:
a) Dibuatkan saluran air hujan/drainase terlebih dahulu disekeliling lokasi kebun
yang akan dibuat sejalan dengan pembuatan jalan yang akan dibuka,
dimatangkan pada awal kegiatan sebelum dilakukan kegiatan konstruksi.
b) Perencanaan dan konstruksi saluran air hujan (drainase) primer, sekunder
maupun tersier dilingkungan tapak proyek harus memperhitungkan faktor desain

16 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

perencanaan yang layak sesuai periode serta curah hujan lokal setempat yaitu
pada saat struktur bangunan seluruhnya telah berdiri.
c) Melakukan penanaman terhadap lahan terbuka dengan suatu tanaman maka
selain akan mencegah erosi, juga agar air larian menyerap ke dalam tanah
sehingga volume air larian akan menurun dan potensi air tanah dangkal akan
meningkat.
d) Pada daerah aliran sungai, vegetasi pada kanan kiri sempadan sungai harus
dipertahankan selebar 50 meter untuk anak sungai dan 100 meter untuk induk
sungai. Sketsa lahan konservasi sempadan sungai disajikan pada Gambar 3.1
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan
a) Pembuatan saluran air hujan darurat, saluran air hujan (drainase) primer,
sekunder maupun tersier di lakukan di sekeliling lokasi tapak proyek.
b) Pelestarian vegetasi sempadan sungai di sepanjang sungai yang masuk dalam
lokasi tapak proyek.
c) Pembuatan buffer zone pada area-area yang tidak akan dibangun dan
dipertahankan sebagai ruang terbuka hijau.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan
a) Penyediaan fasilitas untuk pengelolaan terhadap peningkatan volume air larian
dilakukan sebelum kegiatan pematangan lahan.
b) Pembuatan buffer zone dan green belt dilakukan pada saat tahap konstruksi agar
pada saat operasi telah tumbuh dan berfungsi.
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Montelo
b) Pengawas : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mappi, Kantor
Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan Badan Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH) Provinsi
Papua.
c) Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupten Mappi dan Badan Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH) Provinsi
Papua.

17 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

Gambar 3.1. Sketsa lahan Konservasi sempadan sungai

3.3.4 Meningkatnya Kandungan TDS, Penurunan DO, Peningkatan Kandungan BOD,


COD, H2S, Fosfat, Amoniak, Nitrit dan Nitrat (Penurunan Kualitas Air
Permukaan)
1) Dampak Penting dan Sumber Dampak
Dampak penting yang dikelola adalah penurunan kualitas air permukaan yang
berasal dari limbah domestic kegiatan mandi, cuci dan kakus (MCK) tenaga kerja
konstruksi sebanyak 318 orang. Sumber dampak adalah kegiatan penerimaan dan
mobilisasi tenaga kerja (operasional base camp dan kantor perkebunan). Dampak
kegiatan ini juga akan berdampak lanjutan terhadap biota air pada perairan
tersebut.
2) Tolok Ukur Dampak
a) Kualitas badan air penerima sesuai dengan kondisi rona lingkungan awal.
b) Kualitas air sungai mengacu Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 akibat
peningkatan kandungan TDS, Penurunan DO, peningkatan kandungan BOD,
COD, H2S, fosfat, amoniak, Nitrit dan nitrat.
c) Biota air berdasarkan keaneka jenis plankton dan benthos digunakan tolok ukur
indeks Diversitas Shannon-Wiener dan indeks dominansi Simpson.

18 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Tujuan pengelolaan lingkungan terhadap penurunan kualitas air permukaan adalah
untuk mempertahankan daya dukung air agar tidak merana (rentan) serta tidak
terjadi dampak turunan berupa gangguan terhadap biota air, khususnya pada
sungai-sungai yang berada di sekitar lokasi (Sungai Digoel dan Sungai Matan) yang
berdampak lanjutan terhadap persepsi masyarakat.
4) Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Membuat fasilitas MCK di lokasi basecamp sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Mappi dan Provinsi Papua, al. jarak septic
tank dengan sumber air tanah > 10 m.
b) Air gelontoran (grey water) dialirkan dan dibuang ke badan air penerima melalui
saluran drainase.
c) Melakukan penghematan penggunaan air tanah sehingga air limbah yang
dihasilkan dapat dikurangi.
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan dilakukan di base camp dan kantor perkebunan.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan
Dilakukan selama kegiatan konstruksi berlangsung.
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan
a) Pelaksana : PT. Montelo
b) Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan Badan
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.
c) Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan Badan
Pengelolaaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.3.5 Meningkatnya Kandungan TDS, Penurunan DO, Peningkatan BOD, COD, H2S,
Fosfat, Amoniak, Nitrit dan Nitrat (Penurunan Kualitas Air Permukaan) serta
Peningkatan Kandungan Fe, F dan MBAS pada Air Tanah (Penurunan Kualitas
Air Tanah).

19 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

1) Dampak Penting dan Sumber Dampak


Dampak penting yang dikelola adalah penurunan kualitas air permukaan dan air
tanah dari ceceran pupuk yang terbawa air larian pada saat hujan yang bersumber
dari kegiatan pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Penggunaan
pupuk yang menggunakan bahan kimia dapat meningkatkan kandungan TDS,
Penurunan DO, peningkatan kandungan BOD, COD, H2S, Fosfat, Amoniak, Nitrit
dan Nitrat serta peningkatan kandungan Fe, F dan MBAS. Dampak ini juga akan
berdampak lanjutan terhadap biota air pada perairan tersebut.
2) Tolok Ukur Dampak
a) Kualitas air badan air penerima sesuai dengan kondisi rona lingkungan awal.
b) Kualitas air sungai mengacu Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 akibat
peningkatan kandungan TDS, Penurunan DO, peningkatan kandungan BOD,
COD, H2S, fosfat, amoniak, Nitrit dan nitrat.
c) Biota air berdasarkan keanekaan jenis planknton dan benthos digunakan tolok
indeks Diversitas Shannon- Wiener dan indeks dominansi Simpson.
3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan lingkungan terhadap penurunan kualitas air permukaan dari
ceceran pupuk yang terbawa pada saat hujan terhadap badan air penerima adalah
untuk mepertahankan daya dukung air agar tidak merana (rentan) serta tidak
terjadi dampak turunan berupa gangguan terhadap biota air, khususnya pada
sungai-sungai yang berada di sekitar lokasi (Sungai Digoel dan Sungai Matan) yang
berdampak lanjutan terhadap persepsi masyarakat.
4) Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Dilakukan pengaturan pemupukan dengan dosis yang tepat sehingga tidak
berlebih yang dapat menambah pencemaran bdan air penerima.
b) Pengoptimalan penumpukan organik ( non kimia) dengan menggunakan
limbah organik al. kompos.
5) Lokasi pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan dilakukan di seluruh areal perkebunan karet.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan
Dilakukan selama pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM).

20 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

7) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


a) Pelaksana : PT. Montelo
b) Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan Badan
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.
c) Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan Badan
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.3.6 Perubahan Fungsi Ruang dan Multiplier Effect
1) Dampak Penting dan Sumber Dampak
Penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja serta penanaman tanaman karet yang
menumbuhkan sektor informal berdampak positif terhadap perubahan lahan,
ruang dan multiplier effect terhadap pengembangan wilayah.
2) Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah jumlah penduduk lokal dengan tenaga kerja pendatang
yang terserap kegiatan PT. Montello, pertumbuhan sektor informal dengan
adanya kegiatan PT. Montello dibandingkan dengan adanya kegiatan PT. Montello
3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan dampak adalah untuk mengoptimalkan perubahan ruang,
lahan dan multiplier effect terhadap pengembangan wilayah dengan
peningkatkan aktivitas ekonomi lokal pada arel dampak.
4) Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Memadukan program CSR Perusahaan dengan Pemerintah Kabupaten Mappi
dalam rangka mengembangkan potensi wilayah setempat supaya tepat
sasaran.
b) Bagi masyarakat umum yang tidak bekerja di PT. Montello dapat dilakukan
pelatihan keterampilan khusus misalkan untuk kelompok ibu-ibu PKK, bantuan
permodalan skala mikro dan atau kecil menengah (UMKM) bagi aktifitas
ekonomi masyarakat yang di anggap layak setelah dilakukan verifikasi tim
perusahaan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Mappi.

21 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

c) Memadukan program penyediaan prasarana jalan, fasilitas sosial dan fasilitas


umum yang akan dilakukan perusahaan terkait dengan penyediaan sarana di
areal perkebunan dan pabrik pengelohan karet untuk mendukung aktifitas
perusahaan dengan program rencana Pemerintah Kabupaten Mappi di wilayah
Distrik Edera dan sekitarnya.
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Lokasi pengelolaan lingkungan dilaksanakan di Distrik Edera dan sekitarnya.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan dilakukan mulai tahap konstruksi dan terus dilaksanakan pada tahap
operasional.
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Montello
b) Pengawas : Bappeda Kabupaten Mappi, Dinas Perindustrian Kabupaten
Mappi, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Mappi, Kantor
Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan Badan Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH)
Provinsi Papua.
c) Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan Badan
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.3.7 Berkurangnya Tutupan Vegetasi (Terganggunya Keberadaan Flora Darat)
1) Dampak Penting dan Sumber Dampak
Dampak penting yang terjadi akibat pembukaan dan penyiapan lahan,
pematangan lahan dan pondasi pabrik pengolahan karet adalah berkurang dan
hilangya beberapa jenis vegetasi hutan, dimana jenis-jenis hasil hutan yang ada
merupakan komoditi unggulan hasil hutan di Kabupaten Mappi, keberadaan jenis
dominan pada lokasi penelitian mejadi suatu indikator bahwa komunitas tersebut
berada pada habitat yang sesuai dan mendukung pertumbuhannya. Berdasarkan
hasil analisis perhitungan indeks nilai penting (INP) tumbuhan yang dominan
terdapat di lokasi studi untuk tingkat pertumbuhan pohon, yaitu jenis pulai
(Asltonia sp). Dengan INP sebesar 57,343%; bintangur (Calophyllum sp). 48,219%;

22 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

kayu jambu putih/burolik (Eugenia sp). 44,737%; resak (Vatica sp). 40,871%; dan
Rahay/Rafa (Acacia sp). 32,988%. Sementara itu jenis yang dominan untuk tingkat
pertumbuhan tiang, yaitu kayu kedondong (Spondias pinnata) dengan INP sebesar
41,390%; mersawa (Anisoptera sp). 35,191%; merbau (Intsia sp). 32,357%; matoa
merah (Pometia sp). 27,981%; dan bintangur (Calophyllum sp). 27,515%. Selain
itu, hutan ini merupakan habitat bagi berbagai jenis satwa liar yang dilindungi
maupun bernilai ekonomis bagi masyarakat sekitar. Sumber dampak terutama
berasal dari kegiatan pembukaan dan penyiapan lahan, pembangunan sarana dan
prasarana kebun serta pembangunan Pabrik Pengolahan Karet dimana dilakukan
penebangan atau pemangkasan vegetasi yang ada di lokasi tapak proyek.
2) Tolak Ukur Dampak
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa indeks keanekaragaman (H’) jenis
tumbuhan yang terdapat di wilayah studi untuk tingkat pertumbuhan pohon
berkisar 2,409 – 2,655 indeks ini menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis
pohon di lokasi wilayah studi termasuk kriteria sedang.
Sementara itu, indeks keanekaragaman jenis untuk tiang berkisar antara 2,637 –
2,932. Indeks ini menunjukkan bahwa keanekaragaman vegetasi jenis tingkat
tiang termasuk kedalam kategori sedang. Untuk tingkat pancang, indeks
keanekaragamannya berkisar antara 2,346 – 2,898. Hal ini juga menunjukkan
bahwa tingkat pancang juga memiliki tingkat keanekaragaman jenis sedang.
Sedangkan untuk tingkat semai memiliki indeks keanekaragaman berkisar 1,901-
2,338.
Dari sejumlah jenis pertumbuhan yang terdapat di lokasi studi, semua jenis
tumbuhan tersebut tidak tergolong kedalam kategori tumbuhan langka atau
dilindungi. Hanya terdapat dua jenis tumbuhan yang masuk kategori Apendix II
dalam CITES (Convention On International Trade in Endangered Species Of Wild
Fauna and Flora), yaitu tumbuhan pakis (Cycas sp.), Amorphophallus sp. Dan
beberapa jenis anggrek khas di Papua. Tumbuhan tersebut masih diperbolehkan
diperdagangkan secara internasional namun dalam kuota tertentu.

23 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Tujuan pengelolaan adalah untuk meminimalisir vegetasi yang hilang saat
pembukaan dan penyiapan lahan, pembangunan sarana dan prasarana kebun
serta pembangunan sehingga penurunan keanekaragaman vegetasi yang ada yang
akan ditebang dapat dikurangi. Selain itu, semakin sedikit lahan hutan yang
ditebang. Maka hilangya keanekaragaman satwa liar yang ada di dalamnya juga
dapat ditekan.
4) Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan dampak terhadap flora yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Pemangkasan atau penebangan pohon hanya dilakukan pada lahan yang
akan digunakan untuk perkebunan dan lahan pabrik.
b) Melakukan penanaman pada lahan tidak produksi untuk karet. Jenis-jenis
tanaman pengganti yang akan ditanam harus merupakan tanaman lokal/asli
yang terdapat disetiap lokasi karena ketahanannya telah teruji dan sesuai
dengan kondisi lingkungan tersebut.
c) Melakukan penenanaman jenis-jenis tumbuhan pengganti untuk jenis yang
hilang serta untuk ruang terbuka hijau (RTH) dan jalan, diantaranya adalah
yang mempunyai peranan ekologis dan estetika.
d) Pada lahan/tanah sacral dan kawasan suaka alam (KSA) yang berbatasan
langsung dengan lokasi lahan kebun dan pabrik harus dibuatkan daerah
penyangga (buffer zone) di sekeliling tanah sacral tersebut, yang berfungsi
sebagai pendukung kawasan konservasi dan merupakan daerah yang sangat
potensial untuk dikelola guna mempertahankan kelesetarian biodversistas
dan ekosistem, penyangga kawasan konservasi, kawasan budidaya, sumber
penghasil pangan, kayu bakar dan obat-obatan.
e) Melakukan pembuatan jalur hijau (green belt) yang berfungsi untuk
menyangga fisik kawasan dari gangguan, pengaruh jenis eksotik tumbuhan
dan sebagai perluasan homerange satwa.
f) Pada daerah aliran sungai, vegetasi pada kanan kiri sempadan sungai harus
dipertahankan selebar 50 meter untuk anak sungai dan 100 meter untuk
induk sungai.

24 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan


Lokasi pengelolaan dilakukan di lokasi tapak proyek, yaitu meliputi:
a) Penghijauan dilakukan untuk lahan-lahan tidak produksi untuk tanaman karet.
b) Pembuatan daerah penyangga (buffer zone) pada lahan/tanah sakral dan
kawasan suaka alam (KSA).
c) Pembuatan jalur hijau (green belt) dapat dilakukan pada lahan yang berbatasan
dengan permukiman penduduk dan lokasi.
d) Mempertahankan vegetasi sempadan sungai di sepanjang sungai yang terdapat
di dalam lokasi proyek.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan pada saat memulai pembukaan dan penyiapan
lahan, pembangunan sarana dan prasarana kebun serta pembangunan hingga
selama tahap konstruksi selesai.
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Montelo
b) Pengawas : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Mappi, Badan Lingkungan
Hidup dan Litbang Kabupaten Mappi dan Badan Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH)
Provinsi Papua.
c) Pelaporan : BAdan Lingkungan Hidup dan Litbang Kabupaten Mappi dan
Badan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.3.8 Hilangnya Fauna Darat (Terganggunya Keberadaan Fauna Darat)
1) Dampak Penting dan Sumber Dampak
Penurunan keanekaragaman fauna terutama burung dan mamalia di sekitar
tapak proyek merupakan dampak turunan yang diakibatkan kegiatan pembukaan
dan penyiapan lahan, pembangunan sarana dan prasarana kebun serta
pembangunan yang menyebabkan hilangya vegetasi yang di tapak proyek
sehingga menimbulkan hilangnya tempat berlindung dan mencari makan bagi
fauna darat.

25 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

Sumber dampak yang menyebabkan penurunan keanekaragaman fauna darat


adalah penebangan hutan yang menjadi habitat fauna karena kegiatan
pembukaan dan penyiapah lahan, pembangunan sarana dan prasarana kebun
serta pembangunan.
2) Tolok Ukur Dampak
Tercatat paling tidak 8 jenis mamalia yang dapat ditemukan di lokasi tapak
proyek. Empat (4) jenis diantaranya merupakan jenis-jenis dilindungi
berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 tahun 1999 tentang jenis-jenis
Tumbuhan dan Satwa Dilindungi.
Dari hasil pengamatan di lokasi kegiatan PT. Montello dan sekitarnya sedikitnya
ditemukan sedikitnya 33 jenis burung. Dari seluruh jenis burung yang ditemukan
di lokasi tapak proyek dan sekitanya, terdapat 11 jenis burung yang tergolong
jenis yang dilindungi.
Dari 10 jenis tersebut 3 jenis diantaranya merupakan jenis-jenis dilindungi yaitu
Biawak (Varanus indicus), Ular kaki empat (Tiliqua gigas) dan Buaya air tawar
(Crocodyllus novaeguinea).
3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Tujuan pengelolaan adalah untuk meminimalsir hilangya jenis-jenis fauna
darat (burung, mamalia, reptil dan amphibi) yang ada saat ini terutama untuk
jenis-jenis hewan yang dilindungi sehingga tidak terlalu berdampak terhadap
keanekaragaman hayati di lokasi tapak proyek.
b) Melindungi keanekaan jenis fauna darat yang terdapat di lokasi tapak proyek
PT. Montello dan kawasan sekitarnya.
4) Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Memberi proteksi terhadap fauna darat liar yang berada di tapak proyek dan
sekitarnya dengan tidak melakukan perburuan dan lain sebagainya terutama
terhadap jenis fauna yang dilindungi. Misal dengan memasang papan
pengumuman dilarang berburu di lokasi kegiatan.
b) Kegiatan penebangan pohon atau pemangkasan vegetasi tumbuhan bawah
saat pematangan lahan dilakukan secara bertahap. Stress terhadap fauna bisa

26 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

diminimalisir sehingga dampak kematian, terutama satwa burung, akibat


stress dapat ditekan.
c) Pembuatan taman dan buffer zone sebagai koridor hijau di dalam lokasi
kegiatan industri PT. Montello yang ditanami tumbuhan yang berfungsi
sebagai tanaman peneduh, pelindung, estetika lingkungan dari fungsi ekologis
sebagai habitat fauna liar untuk meningkat kembali kualitas lingkungan sekitar
kebun dan pabrik. Beberapa jenis tanaman pengganti untuk jenis tanaman
sumber makanan fauna.
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan tersebut diprioritaskan di tapak proyek PT. Montello terutama lahan
yang mengalami pemangkasan/penebangan pada saat pematangan lahan.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan
Upaya pengelolaan dilakukan selama kegiatan konstruksi berlanjut sampai tahap
operasional.
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan
a) Pelaksana : PT. Montello
b) Pengawas : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mappi, Badan
Lingkungan Hidup dan Litbang Kabupaten Mappi dan Badan
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.
c) Pelaporan : Badan Lingkungan Hidup dan Litbang Kabupaten Mappi dan
Badan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.3.9 Gangguan Terhadap Kebaradaan Biota Air
1) Dampak Penting dan Sumber Dampak

Komponen lingkungn yang terkena dampak kegiatan ini adalah keanekaragaman


benthos, plankton, dan nekton (ikan) diperairan s. Digoel dan S. Matan. Dampak
terhadap fauna air ini merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas air
diperairan sekitar dari kegiatan 1) pembukaan dan penyiapan lahan; 2)
pembangunan sarana dan prasarana kebun 3); pemeliharaan TBM; 4)
pematangan lahan dan pondasi pabrik karet. Dampak terhadap fauna air ini

27 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

akan berdampak lanjutan terhadap sumber mata pencaharian penduduk yang


sering menangkap ikan diperairan ini.

2) Tolak Ukur Dampak


Tolak ukur dampak untuk perubahan kualitas lingkungan dari kompenen
biota air didasarkan pada keanekaan jenis plankton dan benthos mengunakan
indeks diversitas shannon wiener (H) dan indeks dominasi simpson (D)
serta keanekaragaman jenis nekton di perairan dilokasi tapak proyek.
Sementara itu, untuk tolak ukur keberadaan biota nekton atau ikan di
perairan sekitar lokasi tapak proyek, yaitu sedikitnya terdapat 11 jenis ikan
yang terdapat diperairan sugai dan rawa dilokasi tapak proyek
3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan lingkungan trhadap biota air sungai adalah meminimalisir
dampak kegiatan trhadap biota air, sehingga dengan adanya kegiatan ini
tidak mengurangai keberadaan biota air terutama ikan yang menjadi
sumber kebutuhan masyarakat.
4) Pengelolaan Lingkungan Hidup
Melakukan Kegiatan Pengelolaan Dalam Mengitisipasi Sumberdampak Primer
Seperti Ssersaji Pada Sub. Bab 3. 2.4 Dan Sub. Bab 3.2.5 Diatas.
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan lingkungan seluruhnya di dalam lokasi perkebunan karet, terutama
pada lokasi pembukaan lahan, Sungai Mantan Dan Danau Tuduh.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan
Upaya pengelolaan dilakukan selama kegiatan kontruksi berlanjut sampai
tahap operasional.
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan
a. Pelaksana : PT. Montelo
b. Pengawas : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mappi, Badan
Lingkungan Hidup dan Litbang Kabupaten Mappi dan
Badan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup (BAPESDALH) Provinsi Papua.
c. Pelaporan : Badan Lingkungan Hidup dan Litbang Kabupaten Mappi
dan Badan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup (BAPESDALH) Provinsi Papua.

28 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

3.3.10 Adanya Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha, Meningkatnya Jumlah


Penduduk Akibat Adanya Tenaga Kerja Pendatang serta Perubahaan Adat
Istiadat & Pola Kebiasaan Masyarakat Lokal dan Perubahan Layanan
Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum.
1) Dampak penting dan sumber dampak
kegiatan rekrutmen tenaga kerja kan membuka peluang orang untuk
bekerja (kesempatan kerja) bagi tenaga kerja ahli (oprator alat berat) maupun
tenaga kerja non – skill yang perpikir berjumlah orang. dengan dapat
durekrutnya sekitar 200 orang tenaga lokal, maka sekitar 454 jiwa (57,69)
penduduk kampung banamepe dan yodom sisanya dari tenaga kerja dari
tenaga kerja yang berasal dari luar akan meningkatkan jumlah penduduk
distrik kampung tersebut maupun distrik edera. Dengan adanya
pertambangan penduduk sekitar lokasi kebun dan pabrik dengan adanya
pekerja pendatang dengan pola kebiasaan masyarakat lokal maupun tenaga
kerja di perusahan.
Peningkatkan kebutuhan patilitas lingkungan merupakan dampak turun dari
peningkatan jumlah penduduknya dengan adanya pendatang pada saat
penerimaan tenaga kerja yang bersal dari luar lokasi tampak proyek.
bertambahnya penduduk tentunya akan menutut peningkatkan berbagai
fasilitas lingkungan seperti fasilitas peribadatan pendidikan hiburan dan
jalan.
2). Tolak Ukur Dampak

a) Perbandingan jumlah pendudukn lokal yang terserap pada kegiatan


kontruksi kebun dan pabrik dengan pekerja pendatang minimal 60 : 40.
b) Jenis mata pencarian penduduk setempat distrik edera kab. mappi
c) Jumlah penduduk lokal yang terseap pada kegiatan kontruksi kebun dan,
yaitu kurang lebih 200 orang atau 57, 69 % dari total tenaga kerja
yang diakan rektruk serta jumla penduduk kampung banamepe dan
yodom Distrik Edera sebelum adanya kegiatan.

29 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

d) Kepatuhan dan pelaksanaan terhadap adat isti adat dan pola kebiasaan
(tata nilai dimasyarakat) sebelum kegiatan dibadingkan dengan adanya
kegiatan perusahaan;
e) Ketersediaan fasilitas social dan fasilitas umum yang ada dimasyarakat
sebelum dan sesuda adanya kegiatan perusahaan.
3) Tujuan Rencana Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan adalah:
a) Untuk memaksimalkan terserapnya tenaga kerja tempatan
(masyarakat setempat) mengisi kesempatan kerja di PT. MONTELO
b) Tertib administrasi domisili para pekerja pendatang;
c) Meningkatkan aktivitas lokal pada areal dampak;
d) Terpeliharanya tata nilai adat istiadat dan pola kebiasaan
dimasyarakat.
e) Tertatanya fasilitas umum dan sosial.
4) Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan untuk aspek social budaya ini ialah :
a) Melakukan diseminasi informasi kepada “stakeolder” tentang
bebutuhan dan persyaratan ketenaga kerjaan yang akan direkur
perusahaan serta tata cara penerimaan tenaga kerja.
b) Menjadikan KTP/Identitas kependudukan dari aparat sebagi
persyaratan penerimaan tenga kerja
c) Mengutamakan tenga tempat (masyarakat local) dalam perekrutan
tenga kerja di perkebunan maupun pabrik pengelolahan karet PT.
MONTELO
d) Melakuakan pelatiahan keterampilan terhadap masyarakat tempat
untuk mempersiapkan keterammpilan yang dibutuhkan perusahaan
e) Mengharuskan kontraktor merekrut penduduk setempat untuk tenga
kerja proyek sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan proyek.
f) Dilakukan tertib administrasi kepada setiap pendatang yang pekerja
setiap pendatang yang bekerja disetiap pendatang untuk melapor dan

30 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

menunjukan/membawa indentitas kependudukan dari daerah asal


kepada aparat setempat.
g) Menyediakan sarana konsulatasi dan diseminasi informasi tentang tata
nilai masyarakat kepada pekrja pendatang dan kegiatan ekonomi lokal
kepada penduduk lokal.
h) Menyediakan sarana konsultasi dan diseminasi informasih tentang tata
nilai masyarakat kepada pekerja pendatang dan kegiatan ekonomi
lokal kepaada penduduk lokal.
i) Membantu penyediaan fasilitas umum dan sosial di masyarakat: antra
lain membangun darana dan prasaran untuk karyawan maupun
bantuan untuk masyrakat sekitar, antara lain berupa perumahan
karyawan, bantuan sarana penerangan untuk masyarakat, sekolah,
sarana peribadatan, sumber air bersih, jalan dan sarana lainya untuk
mendukung penyediaan saran prasarana dengan adanya peningkatan
jumlah pendudk akibat pengadaan tenga kerja dari luar.
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Lokasi pengelolaan dilakukan terdap masyarakat di kampung banamepe
dan Distrik Edera Kanbupaten Mamppi.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan
Waktu pnengelolaan adalah pada saat penerima tenaga kerja berlangsung.
7) Instusi Pengelolaan Lingkungan Hudup
a) Pelaksana : PT. MENTELO
b) Pengawas : Dinas tenaga kerja kab. Mappi dan badan
Pengelolaan Sunber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup (BAPESDALH) Provinsi
Papua.
c) Pelaporan : Badan Lingkungan Hidup dan Litbang Kab.
Mappi dan pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup (BAPESDALH) Dinas Tenaga
Kerja Prvinsi Papua.

31 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

3.3.11. Timbulnya Sikap Dan Presepsi Negatif Masyarakat Serta timbulnya


Ganguan Keamanan Dilingkungan Sekitar
1) Dampak Penting Dan Sumber Dampak
Dampak penting yang dikelola adalah timbulnya presepsi masyarakat akibat
akibat adanya rencana 1) penerima tenaga kerja; 2) mobilisasi alat berat dan
material konstruksi; 3) pembukaan dan penyiapan lahan; 4) pembanguan
jalan dan sarana prasarana kebun; 5) penanaman karet; 6) pemeliharaan
tanamanbelum mengasilkan (TBM) 7) Pembanguan Pabrik pengolahan karet.
2) Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur damoak yang digunakan ialah persepsi masyarakat sebelum dan
sesudah kegiatan-kegiatan pada tahapan kontruksi.
3) Tujuan Rencana Kegiatan Lingkungan Hidup
Tujuan lingkungan hidup ialah untuk mencegah timbulnya presepsi masyarakat
negative dimasyarakat akibat akibat rencana kegiatan konstruksi sehingga
kerawanan, konflik ssosial serta gangguan kenyamana lingkungan penduduk
setempat dapat dicegah.
4) Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai kegiatan konstruksi
yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat paham dan siap dengan
kegiatan yang akan dilakukan.
b) Sikap dan presepsi negative yang timbul dimasyarakat umumnya timbul
akibat pengelolahan lingkungan yang tidak dilakukan dengan baik pada
pentahapan-pentahapan kegiatan konstruksi dalam mengelolaan dampak
primer. Oleh karena itu, untuk mencegah timbulnya sikap dan persepsi
negatif ini dilakukan pengelolaan lingkungan hidup seperti yang
disampaikan sebelumnya yaitu, antara lain:
 Mengatur kecepatan kendaraan saat melewati jalan tanah khususnya
dipermukiman penduduk agar tidak beriringan yaitu interval waktu
antara satu kendaraan lain minimal 10 menit dan membatasi
kecepatanya yaitu maksimum 35 km/jam, pemasangan rambu
pembatas kecepatan.

32 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

 Melakukan semua kegiatan mobilisasi bahan bangunan, pematangan


lahan dan pembanguana jalan pada siang hari, sehingga pemaparan
debuh dilingkungan pemukiman tidak terus menerus 24 jam.
 Apabilah dilakukan sampai malam, maka ada pembritahuan kepada
masyarakat melalui kepala kampong.
 Dibuat aluran air hujan darurat terlebih dahuluh disekelilig lokasi yang
dimatangkan pada awal kegiatan sebelum dilakukan kegiatan
pematangan lahan dan pembangunan jalan. Ujung salurang tersebut
sebelum masuk drainase utama dibangun kolam (Bak) pengedapan.
Untuk menampung lumpur yang terbawa air hujan.
 Perbaikan jalan umum yang digujakan untuk mobilisasi bahan dan
material bangunan apabilah telah selesai tahapan konstruksi.
 Mennjadi KTP/sejenis dari apart kampung sebagai persyaratan
penerimaan tenaga kerja.
 Menguatamakann penduduk local dalam perektrutan tenaga kerja
di perkebunan maupun pabrik pengolahan karet.
c) Melakukan pengelolahan lingkungan hidup dari dampak yang ditimbulkan
selama kegiatan konstruksi lainnya, seperti pengolahan dari:
 Peningkatan debu terbang
 Peningkatan kebisingan
 Peningkatan air larian atau permukaan
 Erosi
 Penurunan kualitas air permukaan
 Penurunan kualitas air tanah
 Tertangguhnya keberadaan fauna dan biata air, dan
 Penurunan kualitas sanitasi lingkungan
5) Lokasi Pengelolaan lingkungan
Pengelolaan lingkungan khususnya dilakukan pada masyarakat yang ada di
sekitar tampak proyek, yakni masyarakat kampung Banamepe dan Yodom
distrik Edera serta jalan yang di gunakan aktivitas proyek.

33 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

6) Periode Pengelolaan Lingkungan

Periode pengelolaan dilakukan selama periode berlangsung.

7) Institusi Pengelolaan Lingkungan


a. Pelaksana : PT. Montelo
b. Pengawas : Dinas Bina Marga, Dinas Cipta Karya dan Permukiman,
Dinas Tenaga Kerja, Badan Lingkungan Hidup, dan
litbang kab. Mappi dan badan pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup,
(BAPESDALH) Provinsi Papua.
c. Pelaporan : Badan Lingkungan Hidup dan Litbang kab. Mappi dan
badan pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup (BAPESDALH) Provinsi Papua.

3.3.12. Penurunan Kualitas Sanitasi Lingkungan

A. Kegiatan – kegiatan mobilisasi tenaga kerja konstruksi; pembangunan sarana dan


Prasarana kebun; pembangunan pabrik karet
1) Dampak penting dan sumber dampak
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja konstruksi akan berdampak terhadap
sanitasi lingkungan akibat meningkatnya limbah domestic yang berasal dari
aktivitas tenaga kerja dan base camp dan kantor. Selain itu dampak terhadap
aspek sanitasi juga berasal dari aspek pembangunan sarana dan Prasarana
kebun; serta pembangunan pabrik karet merupakan dampak turunan dari
penurunan kualitas udara dengan tinggi kadar debu di sekitar lingkungan
pemukiman.
Antisipasi penanggulangan beberapa jenis penyakit antara lain:
penyebaran penyakit HIV dengan banyaknya pendatang, sebagai tenaga kerja di
perusahaan dan berinteraksi dengan masyarakat setempat.
2) Tolak ukur dampak
Sebagai tolak ukur terhadap sanitasi lingkungan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kondisi kegelapan fasilitas sanitasi lingkungan (MCK) di base camp.

34 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

b. Data jumlah dan jenis penyakit yang di derita oleh masyarakat sebelum
kegiatan di lakukan,
c. Jumlah penduduk yang mengunjungi puskesmas/balai pengobatan
sebelum kegiatan penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja, mobilisasi alat
berat, pembangunan sarana dan prasarana, serta pembangunan pabrik
karet dilakukan
3) Tujuan rencana pengelolaan lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan adalah untuk mencegah timbulnya penurunan dan dapat
meningkatkan kondisi sanitasi lingkungan.
4) Pengelolaan lingkungan hidup
Untuk mengelola dampak terhadap penurunan kondisi sanitasi lingkungan
antara lain dilakukan dengan upaya berikut:
a. Membuat fasilitas MCK di lokasi base camp sesuai dengan persyaratan
yang di tetapkan dinas kesehatan Kabupaten Mappi dan Provinsi Papua,
al. jarak septic tank dengan sumber air tanah > 10 m. (Gambar 3.3.)
b. Melakukan pengelolaan terhadap komponen Fisik – kimia sehingga tidak
terjadi dampak lanjutan, yaitu dampak terhadap penurunan kualitas air
permukaan, penurunan kualitas udara ambient terutama peningkatan
kandungan debu terbang (TSP) seperti telah di uraikan pada sub-bab
sebelumnya.
c. Melakukan pemeriksaan kesehatan penduduk di sekitar lokasi kegiatan.
5) Lokasi pengelolaan lingkungan
Lokasi pengelolaan lingkungan, yaitu lokasi tapak proyek, terutama dilokasi base
camp dan jalur akses utama kebun serta pabrik.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan dilakukan selama kegiatan konstruksi kebun dan pabrik
pengelolaan karet berlangsung.
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Montelo
b) Pengawas : Dinas Kesehatan Kabupaten Mappi, Badan Lingkungan
Hidup dan Litbang Kab. Mappi dan Badan Pengelola
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH)

35 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

Provinsi Papua.
c) Pelaporan : Badan Lingkungan Hidup dan Litbang Kab. Mappi dan
Badan Pengelolaan Sumber Daya Alam Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.
B. Pembukaan dan Pengelolahan Tanah
1) Dampak Penting dan Sumber Dampak
Kegiatan pembukaan lahan untuk rencana perkebunan dapat menyebabkan
ternganggunya habitat jenis-jenis binatang antara lain factor malaria (nyamuk
Anopheles) yang masih merupakan endemic di wilayah papua, jenis-jenis reptile al.
ular, sehingga binatang tersebut akan berpindah tempat dan bisa menuju daerah
perkampungan penduduk atau base camp, yang bisa menyerang penduduk yang
tinggal di perkampungan atau base camp.
2) Tolak Ukur Dampak
Sebagai tolak ukur dampak terhadap kondisi kesehatan masyarakat adalah sebagai
berikut:
a) Data jumlah dan jenis penyakit yang diderita oleh masyarakat sebelum dan
sesudah kegiatan dilakukan.
b) Jumla penduduk yang mengunjungi puskesmas/balai pengobatan sebelum dan
dengan adanya kegiatan perusahaan.
c) Keberadaan/jumlah pelayanan kesehatan terhadap masyarakat tempat dan
tenaga kerja perusahaan.
3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan untuk adalah mencegah timbulnya penurunan kondisi kesehatan
masyarakat tempatan dan pendatang.
4) Pengelolaan Lingkungan Hidup]
Untuk menekan dampak terhadap penurunan kondisi kesehatan masyarakat antara
lain di lakukan upaya sebagai berikut:
a) Melakukan diseminasi informasi kepada ”stakeholder”, masyarakat setempat dan
tenaga kerja pendatang akan pentingnya menjaga kondisi kesehatan sumber
penyakit endemic malaria dan cara-cara mengantisipasinya, bahaya binatang
buas bahaya dan penyebaran penyakit HIV.
b) Membangun dan menyediakan fasilitas kesehatan berupa klinik atau puskesma
yang dapat melayani tenaga kerja perusahaan dan masyarakat setempat.
36 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET
May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

c) Melakukan pengelolaan terhadap komponen fisik-kimia sehingga tidak terjadi


dampak lanjutan, yaitu dampak terhadap penurunan kualitas air permukaan,
penurunan kualitas udara ambient terutama peningkatan kandungan debu
terbang (TSP).
d) Berperilaku sanitasi yang baik sesuai yang diarahkan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Mappi.
e) Melakukan pemeriksaan kesehatan penduduk di sekitar pabrik sesuai dengan
keperluan dan permintaan masyarakat.
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Lokasi pengelolaan lingkungan, yaitu lokasi tapak proyek yang dekat perkampungan
penduduk, di lokasi base camp.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan di lakukan selama kegiatan konstruksi kebun dan pabrik pengelolaan
karet berlangsung.
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Montelo
b) Pengawas : Dinas Kesehatan Kabupaten Mappi, Badan Lingkungan
Hidup dan Litbang Kab. Mappi dan Badan Pengelola
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH)
Provinsi Papua.
c) Pelaporan : Badan Lingkungan Hidup dan Litbang Kab. Mappi dan
Badan Pengelolaan Sumber Daya Alam Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.

37 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

Gambar 3.2. Contoh Tipical Septic Tank

3.4. Tahapan Operesi

3.4.1. Penurunan Kualitas Udara Karena Peningkatan Kadar NO2, SO2, CO, Debu
(TSP) dan Bau
A. Kegiatan Pengangkutan Hasil ( leteks, RSS dan SIR)
1) Dampak Penting Dan Sumber Dampak Penting
Kegiatan pengangkuta hasil perkebunan berupa hasil berupa letak yang
diangkut dari lokasi kebun kelokasi Pabrik pengolahan karet akan menggunkan
truk tanki, sehingga menyebabkan material tanah seperti debu akan terangkat
dan berterbangan dilokasi kebun dan di sepanyang jalan mualai dari kebun
sampai kelakasih pabrik kejalan raya. Penigkatan debu local sepanyang jalur
pengangkutan dapat menyebabkan gangguan kedehatan (ISPA), Menurunkan
estetika lingkungan serta menganggu kesehatan masyarakat yang negatif
terhadap proyek. Suber dampak adalah kegiatan pengangkutan hasil panen.

38 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

2) Tolak Ukur Dampak


Tolak ukur dampak digunakan sebagai dasar acuan konsentrasi bebu adalah
baku mutu berdasarkan peraturan pemerintah repoblik Indonesia No. 41
Tahun 1999 tentang pengedalian pencemarang uadara ( BM debu = 230
µg/m³), NO2, SO2, CO Debu (TSP), Kebisingan berdasarkan KepMenLH No. 48
Tahun 1999. Tolak ukur dampak lanjutan adalah jumlah penderita ISPA yang
berdasrkan kunjugan ke puskesmas kecamatan.
3) Tujuan pengelolaan lingkungan
Untuk menekan dan mempersempit sebarang debu (TSP) keudara dan
pollutan udara lai dari sumber emisi bergerak dan tidak bergerak, khususnya
di areal permukiman, agar aman bagi lingkungan.
4) Upaya Pengelolaan Lingkungan
Upaya pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan tersebut adalah:
a) Melakukan penyiraman jalan terutama pada saat musim kemarau,
b) Kebun taman sebagai koridor hijau didalam lokasi pabrik pengolahan
karet yang berfungsi sebagai tanaman peneduh, pelindung dan stetika
lingkungan yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan sekitar pabrik,
terutama dampak lanjutannya terhadap kesehatan karyawan.
c) Menggunakan kendaraan angkut yang pakai dan telah uji emisi,
d) Melakukan perawatan berkala/ruting terhadap semua unit kendaraan
angkut.
e) Pengangkutan bahan oleh karet dan hasil pengolahannya yang melalui
permukiman penduduk agar:
 Mengatur kecepatan kendaraan saat melewati jalan tanah
khususnya di sekitar permikiman penduduk agar tidak beriringan
dan interval waktu antara satu kendaraan dengan kendaraan lain
minimal 10 menit.
 Membatasi kecepatan kendaraan angkut maksimum 35 km/jam,
 Pemasangan rambu-rambu batas kecepatan kendaraan angkut.
 Membuat standard operating procedures (SOP) Untuk kegiatan
pengangkutan pada kegiatan operasional kebun dan pabrik

39 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

sehingga dampak yang mungkin timbul dapat ditekan sekecil


mungkin.
5) Lokasi Pengolaan
Disepanjang jalur jalan di area kebun, area pabrik pengolahan karet dan batas
kebun dengan jalan raya.
6) Perode Pengolaan
Pengolaan dilakukan selama operasional.
7) Institusi Pengolahan Lingkungan
a) Pelaksana : PT. Montelo
b) Pengawas : Dinas Kesehatan Kabupaten Mappi, Badan Lingkungan
Hidup dan Litbang Kab. Mappi dan Badan Pengelola
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH)
Provinsi Papua.
c) Pelaporan : Badan Lingkungan Hidup dan Litbang Kab. Mappi dan
Badan Pengelolaan Sumber Daya Alam Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.

B) PROSES PENGOLAHAN KARET


1) Dampak Penting Dan Sunber Dampak Penting
Kegiatan pengoperasian pabrik karet yaitu pada proses pengolahan karet
diperkirahkan akan menurunkan kuakitas udara akibat meningkatkanya emisi gas
buang NO2, CO, SO2 dan TSP. emisi gas buang berasal dari pembukaa solar dari
generating set, bahan bakar pengasapan lembarang karet (sheet). Penurunan
kualitas udara akan menimbulkan dampak lanjutan terhadap gangguan kesehatan
sehingga dikawatirkan akan menimbulkan presepsi masyarakat yang negatif
terhadap proyek. Sumber dampak berasal dari proses pengolahan karet.
2) Tolak Ukur Dampak
a) Tolak ukur dampak yang dihasilkan kegiatan pabrik pengolahan karet yaitu
mengacu kepada keputusan Menteri Negeri Lingkungan Hidup No. 13 1995
tentang baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak, lampirang IIB, tentang baku
mutu emisi untuk kegiatan lain.
b) Tolak ukur dampak kualitas udara adalah baku mutu udara ambient mengacu
kepada peraturan pemerintah repoblik Indonesia No. 41 Tahun 1999 tentang
pengedalian pencemaran udara.
40 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET
May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

c) Tolak ukur dampak untuk kebauab adalah baku mutu kebauan berdasrkan
keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 40 Tahun 1996, tentang
baku mutu kebauan
d) Tolah ukur dampak lanjutan adalah jumlah penderita ISPA yang tercatat
berdasrkan kunjungan ke puskesmas kecamatan atau distrikberdasarkan
pemukiman.
3) Tujuan Pengolahan Lingkungan
Untik menekan dan mempersempit sebaran emisi gas polutan, partikulat (TSP) dan
bau udara khususnya areal permukiman agar aman bagia lingkungan
4) Upaya Pengolahan Lingkungan
Uapaya pengoalahan lingkunagan yang dilakukan adalah dengan cara:
a) Mebuat daerah penjaga berupa sabuk hijaui (bffer zone/green belt) disekeliling
pabrik karet.
Penyerap polusi udara dan H2S
i) Tediri dari pohon, perdu/semak; ii) memiliki kengunaan untuk menyerap udara;
iii) jarak tanam rapat; dan iv) bermasan daun padan.
Contoh jenis tanaman:
a) kisabun (felicium decipiens)
b) Aksia Daun Besar (Acasia mangium)
c) Bamboo kuning (banbusa filgaris)
d) Bogenvil (boungenvillea sp.)
e) Teh – tehan pangkas (acalypa sp.)
Penanaman dikombinasikan dengan tanaman khaks setempat
atara lain rahay (Acasia mangium) bus merah (melaleuca sp),
bus putih (melaeica leucadendron), ketapang (Terminalia
catapa), tanjung (mimusops elengi), bintagur (callophylum sp.),
kayu lemo (lisea sp), kayu susu (kabera mongas).

41 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

Gambar 3.3 Jalur Tanaman Tepi Penyerap Polusi Udara

b) Meminimalkan emisi partikulat melalui pemasangan peralatan pengendali emisi


seperti dust collector, west scrubber atau dust air bag
c) Air boiler di lengkapi dengan alat pengendali emisi H2S, partikulat dan nilai
opositas sehingga sehingga menjadi minimal dan memenuhi baku mutu udara
emisi.
d) Secara umum seluruh unit produksi yang mengemisikan gas dan partikulat
dilengkapi dengan cerobong yang memiliki kecepatan alir gas buangnya > 20
m/detik agar cepat terdilusi di udara bebas dan tidak terjadi turbulensi.
e) Tinggi cerobong emisi minimal 2,5 kali tinggi bangunan tertinggi sehingga
sebaran emisi di lingkungan sekitarnya merata dan memenuhi baku mutu udara
ambient.
5) Lokasi pengelolaan
Di sekeliling pengelolaan area karet.
6) Periode pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama operasional pabrik karet.
7) Institusi Pengelolaan lingkungan
a) Pelaksana : PT. Montelo
b) Pengawas : kantor lingkungan hidup, Kab. Mappi badan pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan Hidup (BAPESDALH)
provinsi papua.
c) Pelaporan : kantor lingkungan hidup, kab. Mappi dan badan pengelolaan

42 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

sumber daya alam dan lingkungan Hidup (BAPESDALH)


Provinsi papua

Gambar 3.4. Sistem Buffer Zone, dan Ruang Terbuka Hijau Rencana di Tapak Proyek Pabrik
Pengolahan Karet PT. Montelo.

3.4.2. Peningkatan Kebisingan


A. Proses pengelolaan karet serta pengoperasian Boiler
1) Dampak penting dan sumber dampak penting
Terjadinya peningkatan kebisingan yang disebabkan oleh peralatan yang
digunakan pada saat kegiatan operasional pabrik pengelolaan karet. Sumber
dampak adalah kegiatan pengelolaan karet serta pengoperasian Boiler.
2) Tolok ukur dampak
Tolok ukur dalam pengelolaan kebisingan adalah keputusan menteri Negara dan
lingkungan No. Kep-48/MENLH/11/1996, yaitu baku mutu kebisingan untuk
lingkungan industry 70 dBA, permukiman 55 dBA dan ruang terbuka hijau (hutan)
50 dBA.
3) Tujuan pengelolaan Lingkungan
Upaya pengelolaan lingkungan bertujuan untuk menekan dan mempersempit
sebaran tingkat kebisingan khususnya di lingkungan pemukiman.

43 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

4) Upaya pengelolaan Lingkungan


Upaya pengelolaan lingkungan yang akan di lakukan adalah :
a) seluruh peralatan menimbulkan bising (>85 dBA) seperti genetator dan boiler
ditempatkan di tempatkan di ruang tertutup agar kebisingan tidak menyebar.
b) Melakukan pemeliharaan berbagai peralatan mesin secara rutin agar
suaranya minimal.
5) Lokasi pengelolaan
Di lokasi pabrik pengelolaan pabrik karet
6) Periode pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama kegiatan operasional pabrik.
7) Institusi pengelolaan lingkungan
a) Pelaksana : PT. Montelo
b) Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup, Kab. Mappi badan
pengelolaan sumber daya alam dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua
c) Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup, Kab. Mappi dan badan
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi papua

3.4.3. Meningkatnya Kandungan TDS, Penurunan DO, Peningkatan Kandungan


BOD, COD, H2 S, Fosfat, Amoniak, Nitrit Dan Nitrat (Penurunan Kualitas Air
Permukaan)

A. Penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja


1) Dampak Penting sumber dampak
Dampak penting yang di kelola adalah penurunan kualitas air permukaan yang
berasal dari limbah domesstik kegiatan mandi, cuci dan Kakus (MCK) tenaga kerja
operasi sebanyak 1.320 orang. Sumber dampak adalah kegiatan penerimaan dan
mobilisasi tenaga kerja. Dampak kegiatan ini juga berdampak lanjutan terhadap
biota air pada perairan tersebut.
2) Tolak ukur dampak
a) Kualitas air badan air penerima sesuai dengan kondisi rona lingkungan awal.

44 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

b) Kualitas air sungai mengacu peraturan pemerintah No. 82 Tahun 2001 akibat
peningkatan kandungan TDS, penurunan DO, peningkatan kandungan BOD,
COD, H2S, Fosfat, Amoniak, Nitrit dan Nitrat.
c) Biota air berdasarkan keanekaan jenis plankton dan benthos digunakan tolok
ukur indeks Diversitas Shannon – wiener dan indeks dominasi
3) Tujuan Rencana pengelolaan lingkungan hidup
Tujuan pengelolaan lingkungan terhadap penurunan kualitas air permukaan
adalah untuk mempertahankan daya dukung air agar tidak merana (rentan) serta
tidak terjadi dampak turunan berupa gangguan terhadap biota air, khususnya
sungai – sungai yang berada di sekitar lokasi ( sungai digoel dan sungai matan)
yang berdampak lanjutan terhadap persepsi masyarakat.
4) Pengelolaan lingkungan Hidup
a) Membuat fasilitas MCK di basecamp sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dinas kesehatan Kabupaten Mappi dan Provinsi papua, al. jarak
septic tank dengan sumber air tanah > 10 m.
b) Grey water dibuang ke drainase/sungai.
5) Lokasi pengelolaan lingkungan
Pengelolaan dilakukan di areal kebun karet, baik kebun, pabrik pengelolaan karet
dan kantor.
6) Periode pengelolaan lingkungan
Dilakukan setiap hari selama kegiatan operasional kebun dan pabrik.
7) Institusi pengelolaan lingkungan
a) Pelaksana : PT. Montelo
b) Pengawas : Dinas Kehutanan dan perkebunan kab. Mappi, kantor
lingkungan hidup, kab. Mappi badan pengelolaan
sumber daya alam lingkungan hidup (BAPESDALH)
provinsi papua
c) Pelaporan : Kantor lingkungan hidup, kabupaten Mappi dan
badan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup (BAPESDALH) Provinsi Papua

45 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

B. Pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM)


1) Dampak penting dan Sumber Dampak
Kegiatan pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) akan berdampak terhadap
penurunan kualitas air dari ceceran pupuk yang terbawa pada saat hujan.
Pemupukan dan pengendalian hama pada saat penanaman dan pemeliharaan,
dilakukan secara intensif. Pupuk yang di sebar untuk pemeliharaan tanaman
tidak terserap semua oleh tanaman. Pupuk yang tidak terserap dimungkinkan
akan terbawa air limpasan menuju badan air penerima. Penggunan pupuk yang
menggunakan bahan kimia dapat meningkatkan kandungan TDS, penurunan DO,
peningkatan kandungan BOD, COD, H2S, fosfat, amoniak, Nitrit dan nitrat,
kegiatan ini juga akan memberikan dampak lanjutan terhadap biota air.
2) Tolok Ukur Dampak
a) Kualitas air badan air penerima sesuai dengan kondisi rona lingkungan awal.
b) Kualitas air sungai mengacau Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 akibat
peningkatan kandungan TDS, Penurunan DO, peningkatan kandungan BOD,
COD, H2S, fosfat, amoniak, Nitrit dan nitrat.
c) Biota air berdasarkan keaneka jenis plankton dan benthos digunakan tolok
ukur Indeks Diversitas Shannon-Wiener dan indeks dominansi Simpson.
3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan lingkungan terhadap penurunan kualitas air permukaan
adalah untuk mepertahankan daya dukung air agar tidak merana (rentan) serta
tidak terjadi dampak turunan berupa gangguan terhadap biota air, khususnya
pada sungai-sungai yang berada di sekitar lokasi (Sungai Digoel dan Sungai
Matan) yang berdampak lanjutan terhadap persepsi masyarakat.
4) Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Dilakukan pengaturan pemupukan dengan dosis yang tepat sehingga tidak
berlebih yang dapat menambah pencemaran badan air penerima.
b) Pengoptimalan pemupukan organic (non kimia) dengan menggunakan limbah
organik al. Kompos
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan dilakukan di seluruh areal kebun.

46 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

6) Periode Pengelolaan Lingkungan


Dilakukan selama kegiatan operasional kebun.
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Montelo
b) Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi Badan Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH)
Provinsi Papua.
c) Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan Badan
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.
C. Pengolahan Limbah (Operasional IPAL)
1) Dampak Penting dan Sumber Dampak
Pembuangan air limbah dari kegiatan proses pengolahan karet ini ke Sungai
Digoel yang telah diolah di unit IPAL akan menyebabkan penurunan kualitas air
sungai tersebut khusunya karena peningkatan kandungan parameter BOD,
COD, TSS, total N serta pH.
Penurunan kualitas air sungai Digoel ini dikhawatirkan akan menurunkan dan
menganggu keberadaan Sungai Digoel sebagai habitat Biota Air.
2) Tolok Ukur Dampak
a) Jumlah limbah cair yang dihasilkan kegiatan operasional pabrik pengolahan
karet.
b) Kualitas air sungai mengacu pada Lampiran A IV Kep Men LH No. 51 tahun
1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri.
c) Kualitas air sungai mengacu Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 akibat
peningkatan kandungan- kandungan parameter BOD, COD, TSS, Minyak dan
Lemak, total N serta pH.
3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan lingkungan terhadap penurunan kualitas air dari
pembuangan limbah hasil dari proses pengolahan karet apabila terbawa air
hujan akan masuk ke Sungai Digoel (sebagai badan air penerima dari sungai
yang ada di sekitar lokasi) sehingga memenuhi baku mutu yang disyaratkan

47 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

serta tidak terjadi gangguan terhadap biota air, khususnya pada sungai-sungai
yang berada di sekitar lokasi yang berdampak lanjutan terhadap persepsi
masyarakat.
4) Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Melakukan pemeliharaan mesin-mesin pabrik pengolah karet secara rutin
dengan mengacu pada SOP, agar dapat menekan limbah yang dihasilkan,
dan mengoperasikan IPAL sesuai dengan SOP sehingga limbah yang dibuang
ke badan air penerima memenuhi baku mutu yang ditetapkan.
b) Pemisahan saluran air limbah dan saluran domestik atau non limbah,
sehingga dibuat oil traps untuk menanngakp ceceran minyak dari lantai dan
lainnya.
c) Memasang kasa penyaring terhadap saluran pembuangan limbah cair,
sehinnga padatan yang terikut dalam air limbah dapat tertahan.
d) Memasang alat ukur penggunaan air dan alat pengukur debit limbah, agar
kuantitas penggunaan air untuk kegiatan proses pengolahan dan jumlah
limbah cair tang dihasilkan dapat terpantau secara baik.
e) Pembuatan sumur pantau untuk mengetahui kemungkinan terjadinya
pencemaran pada air tanah.
5) Lokasi Pengelolan Lingkungan
Pengelolaan dilakukan pada saluran drenaise dan saluran IPAL, IPAL dan area
pabrik karet areal kebun.
6) Peridoe Pengelolaan Lingkungan
Dilakukan selama kegiatan operasional pabrik berlangsung.
7) Isntitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Montelo
b) Pengawas : Kantor Lingkungan Kab. Mappi Bada Pengelolaan Sumber
Daya Alam Dan Linkunagn Hidup ( BAPESDALH) Provinsi Papua
c) Pelapor : Kantor Lingkungan Hiduo Kab. Mappi Dan Badan Pengelolaan
Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH)
Provinsi Papua

48 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

3.4.4 Penururunan Kualualitas Air Tanah; Peningkatan Kandungan Paraeter BOD,


COD, TSS, Minyak Dan Lemak, Totaln Serta pH Dan Zat Pencemar Lainya.
1. Dampak Penting dan Sumber Dampak
kegiatan pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) akan berdampak
terhadap penurunan kualitas air tanah dari ceceran pupuk yang terbawa pada
saat hujan. Pemupukan dan pengendalian hama pada saat penanaman tidak
terserap oleh semua tanaman. Pupuk yang tidak terserap dimungkinkan akan
terbawa air limpasan menuju badan air penerima. Penggunaan pupuuk yang
menggunakan bahan kimia dapat mengakibatkan penurunan kualitas air
tanah; peningkatan parameter BOD, COD, TSS, minyak dan Lemak, totoal N
serta pH dan zat pencemar lainnya , kegiatan ini juga akan memeberikan
dampak lanjutan terhadap biota air.
2. Tolak Ukur Dampak
a. Keputusan Menteri Kesehatan No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tetang
syarat-syarat dan pengawasan kualiats air
b. Kualitas air tanah mengacu peraturan menteri kesehatan no.
192/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum.
3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungn Hidup

Tujuan pengelolaan lingkungan terhadap penurunan kualitas air dari ceceran


pupuk yang terbawa pada saat hujan akuifer tanah untuk mempertahankan daya
dukung air tanah, agar tidak rentan serta tidak terjadi penurunan kualitas air
tanah khususnya yang dekat dengan pemukiman penduduk sekitar lokasi.

4. Pengelolaan Lingkungan Hidup


a. Dibuatkan saluran air hujan/pembatas di sekeliling sumur atau sumber
air/mata air yang di pergunakan untuk kebutuhan domestik
masyarakat, supaya air larian pada saat hujan turun yang membawa
sisa-sisa pupuk tidak langsung masuk ke sumur atau sumber air/mata
air yang dipergunakan penduduk.
b. Dilakukan pengaturan pemupukan dengan dosis yang tepat sehingga
tidak berlebih yang dapat menambah pencemaran badan air penerima.

49 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

c. Dibuat sumur pantau pada lokasi upstream dan downstream dari air
tanah untuk mementau adanya pencemaran air tanah.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan
a. Pengelolaan dilakukan disekitar sumur-sumur penduduk dan sumber
air/mata air yang di pergunakan sebagai keperluan domestik
masyarakat.
b. Di seluruh areal kebun untuk kegiatan pemupukan.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan
Dilakukan selama opersional perkebunan dan pabrik berlangsung.
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Pelaksana : PT. Montelo
b. Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup,Kab. Mappi dan Badan
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.
c. Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup,Kab. Mappi dan Badan

Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

(BAPESDALH) Provinsi Papua.

3.4.5 Perubahan Lahan, Ruang Dan Multiplier Effect Terhadap Pengembangan


Wilayah
1) Dampak Penting Dan Sumber Dampak Penting
Perekrutan dan mobilisasi tenaga kerja, peningkatan aktifitas ekonomi
dengan beroperasi perkebunan dan pabrik pengolahan karet yang
menumbuhkan sektor informal berdampak positif pada perubahan lahan,
ruang dam multiplier effect terhadap pengembangan wilayah.
2) Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur dampak adalah jumlah penduduk lokal dan tegana kerja
pendatang yang terserap kegiatan PT. MONTELO, pertumbuhan sector
informal dengan adanya kegiatan PT. MONTELO dibandingkan dengan
adanya kegiatan PT. MONTELO.

50 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

3) Tujuan Pengelolaan Lingkungan


Tujuan pengelolaan dampak adalah untuk mengoptimalkan perubahan ruang,
lahan dan multiplier effect terhadap pengembangan wilayah dengan
peningkatan aktivitas ekonomi lokal pada areal dampak.
4) Upaya Pengelolaan Lingkungan
Upaya pengelolaan lingkungan ialah:
a) Memadukan program csr perubahan dengan pemerintah kabupaten mappi
dalam rangka pengembangkan potensi wilayah setempat supaya tepat
sasaran.
b) Bagi masyarjarakat umum yang tidak bekerja di PT. MONTELO dapat
dilakukan pelatihan keterampilan khusus misalkanna untuk kelompok ibu-
ibu PKK, bantuan permodalan skala mikro dan atau kecil menengah,
(UMKM) bagi aktivitasi tim perusahaan bekerja sama dengan Perintah
Kabupaten Mappi.
c) Memadukan program penyediaan prasarana jalan, fasilitas social, dan
fasilitas umum, yang akan dilakukan sarana-sarana di areal perkebunan
dan untuk mendukung aktivitas perusahaan dengan program rencana
Pemerintah Kabupaten Mappi Kampung Banamepe Dan Yodom Distrik
Edera Kab. Mappi
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Lokasi pengelolaan lingkungan dilaksanakan di Kampung Banamepe dan
Yodom Distrik Edera Kab. Mappi.
6) Perode pengelolaan lingkungan
Pengelolaan dilakukan mulai tahap kontruksi dan terus dilakukan pada tahap
operasional
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan
a) Pelaksana : PT. MONTELO
b) Pengawas : BAPPEDA Kab. Mappi, Dinas Perindutrian Kab. Mappi , Dinas
Tenaga Kerja Kab. Mappim Kantor Lingkungan Hidup, Kab.
Mappi, Dinas Perhubungan Kab. Mappi Dan Badan Pengelolaan
Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH)

51 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

c) Pelaporan : Kantor Lingkungn Hidup, Kab. Mappi Dan Badan Pengelolaan


Sumber Daya Alm Dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH) Provinsi
Papua.
3.4.6 Terganggunya Habitat Biota Air
1) Dampak Penting Dan Sumber Dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak kegiatan ini adalah
keanekaragamaan benthos, plankton, dan nekton (ikan) di perairan S matan
dan S. Digoel. Dampak terhadap fauna air ini merupakan dampak turunan
dari penurunan kualitas air diperairan sekitar kegiatan dari kegiatan
penerimaan dan mmobilisasi tenaga kerja serta pengolahan limbah. Dampak
terhadap fauna air ini akan berdampak lanjutan terhadap sumber mata
pencaharian penduduk yang sering menangkap ikn di oerairan ini.
Kegiatan yang menjadi penyebab dampak adalah kegiatan penerimaan dan
mobilisasi tenaga kerja serta pengolahan limbah yang penurunan kualitas air
permukaan meningkatnya kandungan BOD< COD, TSS. Minyak dan lemak,
totol N dan total pH air badan penerima. Hal ini menimbulkan biota air (flora
dan fauna air)
2) Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur dampak untuk menentukan perubahan kualitas lingkungan dari
komponen biota air didasarkan pada keanekaan jenis plankton dan bethos
menggunakan indeks divesrsitas shannon- wiener (H’) dan indeks dominasi
simpson (D) serta keanekaragaman jenis nekton diperairan di lokasi tapak
proyek.
Sementara itu , untuk tolak ukur keberadaan biota nekton atau ikan di
perairan sekitar lokasi tapak proyek, yaitu seditinya terdapat 11 jenis ikan
yang terdapat di perairan sungai dan rawah di lokasi tapak proyek.

52 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

Tabel 3.1 tolak ukur indeks keanekaragaman dan dominasi biota air.
no Lokasi Jumlah Indeks Indeks
Keanekaragaman Dominasi (D)
(H’)
A. Fitoplankton
1 Up Strean Sungai Digoel I 4 1,277 0,306
2 Up Stream Sungai Digoel II 4 1,330 0,278
3 Down Stream Sungai Digoel I 3 1,099 0,333
4 Down Stream Sungai Digoel II 9 2,043 0,136
5 Kali Matan 6 1,733 0, 188
B. Zooplankton
1 Up Strean Sungai Digoel I 4 1,332 0,280
2 Up Stream Sungai Digoel II 4 1,089 0,420
3 Down Stream Sungai Digoel I 2 0,673 0,520
4 Down Stream Sungai Digoel II 1 0,000 1,000
5 Kali Matan 5 0,565 0,759
C. Benthos
1 Up Strean Sungai Digoel I 3 1,055 0,360
2 Up Stream Sungai Digoel II 3 1,099 0,333
3 Down Stream Sungai Digoel I 3 1,099 0,333
4 Down Stream Sungai Digoel II 1 0,000 1,000
5 Kali Matan 3 1,055 0,360
Sumber analisis data primer, 2012

Lokasi sampiling:

1. = Sungai Digoel Utara Tapak Proyek. Koordinat: S 07° 10’ 54’4’’ E 139° 34’59,7’’
2. = Sungai Digoel Kp. Banamepe Distrik Edera. Koordinat: S 07°16’23,0’e 139°
317’12,2’’
3. = Sungai Digoel Utara Tapak Proyek Kp. Nanamepe. Koordinat: S
07°16’21,15’’e139°317’33’24,8’’.
4. = Sungai Digoel Kp. Yodomdistrik Edera Koordinat: S 07°15’00,1’’e 139°28’16,1’’.

53 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

5. Kali Matan Kp. Banamepe Distrik Edera. Koordinat : S 07°16’148,0’’e139°30’49,5’’.


3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup terhadap biota air sungai
adalah meminimalisir dampak kegiatan terhadap biota air, sehingga dengan
adanya kegiatan ini tidak mengurai keberadaan biota air terutama ikan yang
menjadi sumber kebutuhan masyarakat.
4) Pengelolaan Lingkungan Hidup
Melakukan kegiatan pengelolaan dalam mengantisipasi sumber dampak
primer seperti tersaji pada sub 3.4.3. dan sub bab 3.4.4 diatas.
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan dilakukan pada lokasi IPAL
6) Periode pengelolaan lingkungan
Pengelolaan dilkukan setiap hari selama kegiatan operasional pabri
penolahan karet.
7) Institusi pengelolaan lingkungan hidup
a. Pelaksana : PT. Montelo
b. Pengawas : Badan Lingkungan Hidup Dan Litbang Kab. Mappi Dan Badan
Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.
c. Pelaporan : Badan Lingkunagn Hidup Dan Litban Kab. Mappi Adan Badan
Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua
3.4.7 Meningkatnya Jumlah Penduduk Akibat Adanyatenaga Kerja Pendatang
Perubahan Adat Istiadat & Dan Pola Kebiasaan Masyarakat Lokal Dan
Perubahan Layanan Fasilitas Sosial Dan Fasilits Umum
1) Dampak penting dan sumber dampak
Kegiatan rekrutment tenaga kerja apada saat operasional akan membuka
peluang untuk bekerja ( kesempatan kerja) bagi tenaga kerja management,
profesional, administrasi, ahli skill maupun tenaga kerja non-skill tang
diperkirakan berjumlah ± 1.320 orang yang akan bergabung dengan tenaga
kerja kebun sejumlah yang berjumlah ± 318 orang, sehingga total menjadi

54 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

1.638 orang. Dengan penambahan sebanyak lk. Maksimal 50% (lk.660 orang)
untuk tenaga kerja operasional yang berasal dari luar akan meningkatkan
jumlah penduduk di tiga distrik tersebut sebesar 83%.
Dengan adanya penambahan penduduk disekitar lokasi kebun dan pabrik
dengan adanya pekerja pendatang dengan pola dan kebiasaan yang berbeda-
beda akan berdampak terhadap adat istiadat adan pola kebiasaan
masyarakat lokal maupun tenaga kerja lokalyang bekerja di perusahaan.
Peningkatan kebutuhan fasilitas lingkungan merupakan dampak turunan dari
peningkatan jumlah penduduk dengan adanya pendatang pada saat
penerimaan tenaga kerja yang berasal dariluar lokasitapak proyek.
Bertambahnya penduduk tentunya akan menuntut peningkatan berbagai
fasilitas lingkungan seperti fasilitas peribadatan, pendidikan, hiburan dan
jalan.
2) Tolak Ukur Dampak
a) Jumlah penduduklokal yang terserap pada kegiaan kontruksi kebun dan,
yaitu kurang lebih 660 orang atau 50% dari total tenaga kerja yang
direkrut untuk operasional pabrik, serta jumlah penduduk Kampung
Banamepe Dan Yodom Distrik Edera adanya kegiatan.
b) Kepwtuhan dan pelaksaan terhadap adat isiadat dan pola kebiasaan (tata
nilai di masyarakat) sebelum kegiatan dilakukan dibandingkan dengan
adanya kegiatan peruahaan.
c) Ketersediaan fasilitas sosialdan fasilitas umum yang ada dimasyarakat
sebelum dan sesudanya kegiatan prusahaan.
3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan adalah:
a) Tertib administrasi domisili para pekerja pendatang;
b) Meningkatkan aktivitas ekonomi lokalpada areal dampak;
c) Terpeliharanya tata nilai dalam masyarakat.
d) Tertatanya fasilitasumum dan sosial.
4) Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan lingkungan hidup untuk aspek sosial budaya ini adalah:

55 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

a. Dilakukan tertib administrasi kepada setiap pendatang yang bekerja di


perusahaan untuk melapor dan menunjuk/ membawa identitas
kependudukan dari daerah asal kepada aparat setempat.
b. Menyediakan sarana konsultasi dan desiminasi informasi tentang tata nilai
masyarakat kepada pekerja pendatang dan kegiatan ekonomi lokal kepada
penduduk lokal.
c. Menyediakan sarana konsultasi dan desiminasi informasi tentang tata nilai
masyarakat kepada pekerja pendatang dan kegiatan ekonomi lokal kepada
penduduk lokal.
d. Membantu menyediakan fasilitas umum dan sosial dimasyarakat antara
lain: membangun sarana dan prasarana untuk karyawan maupun bantuan
untuk masyarakat sekitar, antara lain berupa perumahan karyawan,
bantuan sarana dan penerangan untuk masyarakat, sekolah sarana
peribadatan, sumber air bersih, jalan dan sarana lainnya untuk mendukung
penyediaan sarana-prasarana dengan adanya peningkatan jumlah
penduduk akibat pengadaan tenaga kerja dari luar.
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan, yaiu masyarakat di Kampung Banamepe Dan Yodom
Distrik Edera Kab. Mappi.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan
Waktu pengelolaan adalah selama operasional kebun dan pabrik
berlangsung.
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Pelaksana : PT. Montelo
b. Pengawas : Dinas Cipta Karya Dan Pemukiman Kab. Mappi, Badan
Lingkungan Hidup Dan Litbang Kab. Mappi Dan Badan
Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua
c. Pelaporan : Badan Lingkungan Hidup Dan Litbang Kab. Mappi Dan Badan
Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungn Hidup
Lingkungan (BAPESDALH) Dan Dinas Tenaga Kerja Provinsi

56 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

Papua
3.4.8 Adanya Kesempatan Kerja Dan Peluang Berusaha
1) Dampak Penting Dan Sumber Dampak
Operasional kebun dan akan menyerap tenaga kerja untuk operasionalnya
sebanyak sekitar 1.320 orang. Sebagaian besar adalah untuk operasional
kebun yang telah direkrut pada saat tahap konstruksi (320 orang) tenaga
kerja non skill (umum) sebagian dapat dipenuhi dari tenaga kerja setempat.
Dengan demikian operasional kebun dan pabrik pengolahan karet ini
merupakan sumber mata pencaharian bagi ang direkrut dan bekerja di
perusahaan, juga merupakan peluang berusahan bagi masyarakat karena
pertumbuhan ekonomi masyarakat dari sektor informal.
2) Tolak Ukur Dampak
a) Jumlah penduduk lokal yang terserap pada kegiatan operasional kebun
dan operasional pabrik penolahan karet.
b) Jenis mata pencaharian penduduk setempat di Kampung Banamepe dan
Yodom Distrik Edera Kab. Mappi.
3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan dampak kegiatan penerimaan tenaga kerja terhadap
aspek terbukanya kesempatan kerja dan erusaha ialah:
Untuk memaksimalakan terserapanya tenaga kerja tempatan (masyarakat
setempat) mengisi kesempatan kerja di PT. MONTELO.
4) Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Berkoordinasi dengan aparat kampung atau kepala adat dalam proses
perekrutan tenaga kerja sehingga menjamin bahwa tenaga kerja yang
direkrut berasal dari masyarakat lokal setempat.
b) Mengadakan pelatihan sederhana terhadap masyarakat tempatan yang
berniat menjadi tenaga kerja karyawan umum yang berpenidikan
menengah, seperti pengenalan jenis pekejaan yang akan dilakukan,
aturan ketenaga kerjaan yaitu mengenai hak dan kewajiban pekerja,
aturan ketenaga kerjaan yaiyu mengenai hak dan kewajiban pekerja,
serta tata tertib perusahaan khususnya mengenai SOP dan larangan

57 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

mengenai tindakan bebahaya bagi kelangsungan operasional pabrik


pengolahan karet.
c) Melakukan diseminasi informasi kepada “ stakeholder” tentang kebutuhan
dan persyaratan ketenaga kerja yang akan direkruk perusahaan serta tata
cara penerimaan tenaga kerja.
d) Menjadikan KTP/indentitas kependudukan dari aparat kampung sebagai
persyaratan penerimaan tenaga kerja.
e) Mengutamakan tenaga kerja.
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Adalah Masyarakat Di Kampung Banamepe
Dan Yodom Distrik Edera Kab. Mappi.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Waktu pengelolaan adalah pada saat penerimaan tenaga kerja untuk tahap
operasional.
7) Institusi pengelolaan lingkungan hidup
a) Pelaksana : TP. MONTELA
b) Pengawas : Dinas Tenaga Kerja Kab. Mappi, Badan Lingkungan Hidup
Dan Litbang Kab. Mappi Dan Badan Pengelolaan Sumber
Daya Alam Hidup (Bapesdalh) Propinsi Papuk.
c) Pelaporan : Badan Lingkungan Hidup Libtang Kab. Mappi Dan Badan
Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Linkungan Hidup
(Bapesdalh) Provinsi Papua.
3.4.9 Timbulnya Sikap Dan Presepsi Negatif Masyaraka Serta Timbulnya Gangguan
Keamanan Dan Ketertiban Di Lingkungan Masyarakat.
1) Dampak penting dan sumber dampak
Kegiatan penerimaan dan mobilisasi tenaga kerjam pengoperasian kebun dan
pabrik pengolahan karet serta pengolahan limbah akan menimbulkan
dampak ganda, atau disatu sisi berdampak positif terhadap persepsi
masyarakat karena munculnya dampak negatif terhadap persepsi masyarakat
karena adanya kekhawatiran akan tercemar air sungai serta bau dari kegiatan
operasional kebun dan pengolahan limbah serta penerimaaan tenaga kerja.

58 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

Adanya sikap dan persepsi megatif masyarakat ini dapat berkembang dan
menimbulkan keamanan dan ketertiban lingkungan di masyarakat.
2) Tolak ukur dampak
Persepsi masyarakat dan ada tidaknya konflik di masyarakat sebelum dan
sesudah kegiatan operasional kebun dan pabrik pengolahan karet.
3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup

Menimalisasiikan persepsi negatif dan konflik sosial dan memaksimalkan


persepsi positif.

4) Pengelolaan Lingkungan Hidup


a) Melakukan pengelolaan secara optimal terhadap sumber dampak primer
yang dapat mencemari kualitas udara dan air seperti tela tersaji pada
sub.bab dimuka.
b) Penerimaan tenaga kerja diutakan tenaga tempatan (masyarakat
setempat).
c) Memberikan informasimengenai teknik pengolahan air limbah yang
dioerasikana berserta arah aliran limbah jika terjadi Malfuction IPAL yaitu
ke.S Digoel Dan S. Matan, sehingga kekhawatiran penduduktercemar
dapat diminimalisasi.
d) Melakukan pengelolaan tahappenurunan udara secara optimal sehingga
sebaran bau yang dikhawatirkan tidak terjadi.
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan adalah masyarakat Kampung Banamepe dan
Yodom Distrik Edera Kab. Mappi.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Waktu pengolahan adalah sebelum dan selama keriatan operasi berlangsung.
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaaksana : PT. Montelo
b) Pengawas : badan lingkungan hidup dan litbang kab. Mappi dan badan
Pengelolaan sumber daya alam danlingkungan hidup
(BAPESDALH) Provinsi papua

59 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

c) Pelaporan : Badan Lingkungn Hidup Dan Litban Kab. Mappi Dan Badan
Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.4.10 Penurunan Sanitasi Lingkungan Dari Permukiman Pekerja, Operasional Kebun
Dan Pabrik Karet
1) Dampak Penting Dan Sumber Dampak
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja pada saat operasional kebun dan pabrik
pengolahan karet berdampak terhadap sanitasi lingkungan akibat
meningkatnya limbah domestik yang berasal darimaktivitastenaga kerja di
base camp dan kantor. Selain itu, dampak terhadap aspek sanitas lingkungan
berasal dari kegiatan pabrik pengolahan karet dan pengolahan limbah yanf
merupakan lanjutan dari penurunan kualitas udara dan penurunan kualitas
air pernukaan dan tanah di lingkungan permukiman sekitar kebun dan pabrik.
2) Tolak Ukur Dampak
Sebagai tolakukur dampak terhadap kesehatan masyarakat dan sanitsi
lingkungan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Kondisikelengkapan fasilitas sanitasi lingkungan (MCK) di base camp,
kantor mess, dan pemukiman tenaga kerja.
b) Data jumlah jenis penyakit yang diderita oleh masyarakat sebelum
kegiatan dilakukan.
c) Jumlah penduduk yang mengunjungi puskesmas/balai pengobatan
sebelum pelaksanaan kegiatan penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja,
pembangunan sarana dan prasarana, serta pembangunan pabrik karet
dilakukan.
d) Kondisi sanitasi lingkungan dengan adanya kegiatan kegiatan dibandingkan
dengan sebelum operasional kebun dan karet.
3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan adalah untuk mencegah timbulnya penurunan dan dapat
meningkatkan kondisi sanitasi lingkungan.

60 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

4) Pengelolaan Lingkungan Hidup


Untuk menekan dampak terhadap kesehatan masyarakat dan sanitasi
lingkungan dilakukan upaya sebagai berikut:
a) Membuat fasilitas MCK di lokasi basecamp sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Mappi dan Provinsi
Papua,al.jarak septic tank dengan sumber air tanah >10m.
b) Melakukan pengelolaan terhadap komponen fisik-kimia sehingga tidak
terjadi dampak lanjutan, yait terhadap penurunan kulaitas air permukaan,
penurunan kualitas udara ambient terutama peniingkatan kandungan
debu terbang (TSP)
c) Melakukan penyiraman terutama pada jalan akses kebun dan dekat
pemukiman untuk menekan kadar sebu udara.
d) Melakukan pemeriksaan kesehatan penduduk di sekitar lokasi secara
berkala.
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan,lokasi tapak proyek, terutama dilokasi
basecamp, kantor, mess, pemukiman tenaga kerja akses utaa kebun serta
pabrik.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan dilakukan selama kegiatan operasional kebun dan pabrik
berlngsung.
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaaksana : PT. Montelo
b) Pengawas : Dinas Kesehatan Kabupaten Mappi Badan Lingkungan Hidup
Dan Litbang Kab. Mappi dan badan Pengelolaan Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH) Provinsi
Papua.
c) Pelaporan : Badan Lingkungn Hidup Dan Litbang Kab. Mappi Dan Badan
Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.

61 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

3.5 Tahap Pasca Operasional


3.5.1 Hilangnya Mata Pencaharian Penduduk
1) Dampak Pentin Dan Sumber Dampak
Kegiatan Pemutusan Hubungan Kerja Dengan Terlah Berakhirnya
Kegiatan Operasional Perkebunan Karet Maupun Pabrik Karet Akan
Menyebabkan Hilangnya Mata Pencaharian Tenaga Kerja Yang Ada.
Dengan Jumlah ± 1.100 Tenaga Kerja Perkebunandan 220 Orang Tenaga
Kerja Pabrik Pengolahan Karet.
2) Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur dampak terhadap hilangnaya mata pencaharian penduduk
ialah jumlah tenaga kerja yang di putus hubungan kerja oleh perushaan
3) Tujuan Rencana pengelolaan lingkungan hidup
Tujuan pengelolaan ini adalah untuk memberian arahan dan persiapan
bagi tenaga kerja yang di PHK sehinggs mereka dapat mencari atau
menciptakan usaha yanh lain.
4) Pengelolaan lingkungan hidup
Untuk kegiatan pengadaan lahan pengelolaan yang akan dilakukan:
a) Memberikan informasi kekegiatan perusahaan jauh-jauh hari
sehingga tenaga kerja yang ada memiliki persiapan untuk di PHK.
b) Memberikan keterampilan sesuai dengan kemampuan/kealian
tenaga kerja bekrjasama dengan balai latihan kerja, kementerian
tenaga kerja repuli indonesia c/q Dinas Tenaga Kerja Dan
Kependudukanprovinsi Papua Dan Dinas Tenaga Kerja Kabuaten
Mappi.
c) Memberikan santunan (uang pasangon) bagi karyawan yang tenaga
kerja yang di PHK sesuai perauran.
5) Lokasi Pengelolalan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan terhadap seluruh karyawan/tenaga
kerja yang bekerja diperusahan.
6) Peride pengelolaan lingkungan hidup

62 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

Pengelolaan lingkungan dilakuan bebrapa waktu sebelumnya pemetuhan


hubunhan kerja pada karyaean.
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan
a. Pelaaksana : PT. Montelo
b. Pengawas : Dinas Kesehatan Kabupaten Mappi Badan Lingkungan
Hidup dan litbang kab. Mappi Dan Badan
Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan
Hidup(BAPESDALH) Provinsi papua
d) Pelaporan : Badan Lingkungn Hidup Dan Litbang Kab. Mappi Dan
Badan Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan
Lingkungan Hidup (BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.5.2 Terbukanya Kesempatan Kerja
1) Dampak Penting dan Sumber Dampak
Pengemblian sarana sdan prasana yang telh dibangun karene telah
berakhir dengn kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan
PT.MONTELO (HFU :35 tahun )apakalagi tdkdipnanjakam HGU-nya
kepada pemerintah kabupaten mappi, akanmenjdipelunh kerja dalam
membuka sumber mata pencaharian bagi penduduk sekitar. Dengan
dikembalikannya lahan serta semua srananya, maka penduduk setempat
memperoleh kembali haknya untuk mengelola dan memanfaatkan lahan
yang diserahkan perusahaan. Sehubungan dengan pemutusan hubungan
kerja yang di lakukan, maka dengan adanya kesempatan membuka usaha
dilahan ini menjadi hal yang sangat bagi masyarakat.
2) Tolak Ukur Dampak
a) Jumlah penduduk lokal yang memperoleh kembali haknya untuk
mengelola dan memanfaatkan lahan yang diserahkan perusahaan.
b) Jenis mata pencaharian penduduk setempat di Kampung banamepe
dan yodomdistrik edera kab.mappi
3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan ini adalah untuk mngarahkan dan meastikan bahwa
fasilitas yang di berik mem beri anasyarakat olrh masyarakat sekitar.

63 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

4) Pengelolaan Lingkungan Hidup


Untuk kegiatan pengadaan lahan pengelolaan yang akan dilakukan :
a) Berkodinasai dengan aparat kampung dan distrik setempat untuk
pengolahan sarana dan perasarana yang ditinggalkan oleh
perusahaan sehingga dapat termanfaatkan oleh masyarakat.
b) Berkoordinasi dengan instansi di kabupaten untuk pemanfaatan
fasilitas sarana dan perasaranan yang dapat digunakan
pengembangan kesejahteraan masyarakat.
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan terhadap seluruh karyawan
/tenaga kerja yang bekerja di perusahaan, terutama dari penduduk Kp.
Banamepe dan Yodom.
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan lingkungan dilakukan beberapa waktu sebelim dilakukan
pngemblian sarana dan prasarana pabrik kepasa msyarakat pemilik hak
ulayat.
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Montelo
b) Pengawas : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Mappi, Kantor Lingkungan
Hidup , Kab, Mati Dinas Tenaga Kerja Dan Perukiman,
Ksbupsten Msppi, Dan Pemukiman Kab. Mappi, Dinas
Tenaga Kerja Kabupaten Mappi Dinas Tenaga Kerja Dan
Kependudukan Provinsi Papua,Dan Badan Pengelolaan
Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup.
c) Pelaporan :Kantor Lingkungan Hidup, Kab Mappi Dan Badan
Lingkungan (BAPESDALH) Dan Dinas Tenaga Kerja
Provinsi Papua.

64 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

65 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

DAFTAR PUSTAKA

Adiwibowo, 1999. Metode Evaluasi Dampak, Makalah Kersus Penyusun AMDAL.


Fakultas Pertanian IPB Pertanian, Bogor.

1998. Issue Management In Resources Planning. In Reg Land (Ed). Intergrated


Approaches To Resource Planning And Management . Calgary: University Of Calgary
Press.

Anonimous. 1983. Criteria sifat kimia tanah. Pusat penelitian tanah. Departemen Pertanian,
Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Anonimous. 1997. Manual kapasitas jalan Indonesia (MKJI). Sweroad Bekerjasama dengan
PT. bima karya (persero) Jakarta.

Alam setia zein, S.H, 1996, Hukum Lingkungan- Konsekuensi Hutan, Bineka Cipta, Jakarta

Apha. 1980. Standard Metosd for the Examination Of Waste Water. American Public Health
Association, Washingtong, DC.

Arsyad, S. 1990. Konsevasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Axelrod, D.I> and P.H. revan, 1982. Paleobiogeography and origin of the New Guinea flora.
In : J.L. gressit (ed.), Biogeogrsphy snd Ecologi of New Guinea. Pp. 919-9941. W. Junk,
The Hague.

Bemmelen, R.W. van, 1970, The Geology, of Indonesia, Vol. IA, Martinus Nijhoff The The,
Haque, The, Netherlands.

Branch, Kristi et.al. 1984. Guide to Social Impact Assessment : A Framework For Assessing
Social Change. Boulder, CO : Westview.

Canter, larry w. 1984. Environmental Impact Assessment. New York : Mcgraaw Hill.

Cairil anwar. 2001. Managemen dan teknologi budidaya karet. Medan : Pusat Penelitian
Karet ( diakses dari www.ipard.com/arti perkebunan/aug0706 Tanggal 8 September
2007).

66 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET


May 12,
TUGAS BESAR AMDAL
2014

Danerson, r. Frederick (1998). NEPA in thr Courts : A Legal Analysis of the Natural
Enviromenmental Policy Act. Society dan Natural Resource Journal. Vol l.

Danake, Gregory et.al (1983). Public Involvement dan Social Impact Assessment. Boulder,
CO : Westview Press.

67 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN PABRIK KARET

Você também pode gostar