Você está na página 1de 53

ANALISIS PEMERIKSAAN

MIKROBIOLOGIS MAKMIN

ELVI SUNARSIH, SKM.,M.KES


ANALISIS PEMERIKSAAN
MIKROBIOLOGIS MAKMIN

• ANALISIS? ADA KAJIAN


• PEMERIKSAAN? LABORATORIUM
• MIKROBIOLOGI?
• MAKANAN?
• MINUMAN?
Prinsip :
• 1. SNI 01 2891 1992; Cara Uji Makanan dan Minuman
• 2. SNI 7388;2009 Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan
• 3. SNI ISO 6887-1-2012 Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Penyiapancontoh uji, suspensi
awal dan pengenceran desimaluntuk pengujian mikrobiologi – Bagian 1: Aturanumum untuk
penyiapan suspensi awal danpengenceran desimal
• 4. SNI 19-0428-1998 Petunjuk pengambilan contoh padatan
5. SNI ISO 4831:2012 Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Metode horizontal untuk deteksi
dan enumerasi koliform – Teknik Angka Paling Mungkin (APM)
6. SNI ISO 6887-1:2012 Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Penyiapan contoh uji, suspensi
awal dan pengenceran desimal untuk pengujian mikrobiologi – Bagian 1: Aturan umum untuk
penyiapan suspensi awal dan pengenceran desimal
7. SNI ISO 6887-2:2012 Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Penyiapan contoh uji, suspensi
awal dan pengenceran desimal untuk pengujian mikrobiologi – Bagian 2: Aturan khusus untuk
penyiapan daging dan produk daging
8. SNI ISO 6888-1:2012 Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Metoda horizontal untuk
enumerasi staphylococci koagulasi-positif (Staphylococcus aureus dan spesies lain) – Bagian 1:
Teknik menggunakan media Baird-Parker agar
9. SNI ISO 7218:2012 Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Persyaratan umum dan pedoman
untuk pengujian mikrobiologi
10. SNI ISO 7251:2012 Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Metode horizontal untuk deteksi
dan enumerasi Escherichia coli terduga – Teknik Angka Paling Mungkin (APM)
11. SNI ISO 7937:2012 Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Metode horizontal untuk
enumerasi Clostridium perfringens – Teknik penghitungan koloni
PENGERTIAN..?
ANALISIS PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGIS
MAKMIN Adalah :
• Suatu analisis pemeriksaan yang sangat
penting dalam pengujian mutu suatu bahan
pangan, karena dapat menduga daya tahan
simpan makanan, juga dapat digunakan
sebagai indikator sanitasi makanan atau
indikator keamanan makanan.
Makanan & Minuman..?
• Makanan (Pangan) dan Minuman merupakan
kebutuhan esensial bagi setiap manusia untuk
pertumbuhan maupun mempertahankan
hidup.
• Tetapi banyak juga timbul penyakit yang
disebabkan oleh pangan.
• Air yang kita gunakan untuk keperluan sehari-hari
mengandung berbagai jenis mikroba (patogen
dan nonpatogen) di dalamnya.
• Seiring dengan berkembangnya industri,
penduduk dan luasnya areal pemukiman,
ketersediaan akan air bersih yang layak diminum
semakin langka.
• Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam
menilai kelayakan / kualitas air unuk menjadi air
minum adalah jenis bakteri yang terkandung di
dalamnya
• Pemakaian air sungai sebagai air minum masih aman
digunakan asalkan mikroorganisme (bakteri) yang
terkandung di dalamnya tidak bersifat patogen.
• Air minum yang tercemar oleh kuman dapat
menyebabkan wabah penyakit usus.
• Kuman-kuman patogen dari air minum, misalnya
Salmonella Tiphy, Shigella dysentriae, Vibrio Cholera,
Escherichia coli

• Metode pencegahan HARUS dilakukan monitoring


kualitas air secara mikrobiologik sebelum dijadikan
sebagai sumber air minum.
PENGUJIAN MAKANAN & MINUMAN
SECARA MIKROBIOLOGI
Pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan
berbagai uji yaitu:
• Uji fisik
• Uji kimia
• Uji mikrobiologi
• dan Uji Organoleptik
Macam Uji Mikrobiologi:
• Uji kuantitatif mikroba: untuk menentukan
mutu dan daya sutu makanan,
• Uji kualitatif mikroba: untuk menentukan
mutu dan daya tahan suatu makanan
• Uji kualitatif bakteri patogen: untuk
menentukan tingkat keamananya, dan
• Uji bakteri indikator: untuk menentukan
tingkat sanitasi makanan tersebut.
• Pengujian yang dilakukan terhadap setiap
bahan pangan tidak sama tergantung dari
berbagai faktor seperti jenis dan komposisi
bahan pangan,
• Cara pengepakan dan penyimpanan,
• Cara penanganan dan konsumsinya
• Kelompok konsumen dan
• Berbagai faktor lainnya
TAHAPAN UJI BAKTERI PATOGEN:
• Uji penduga,
• Uji penguat dan
• Uji identifikasi lengkap.
• Tidak semua tahapan perlu dilakukan
terhadap suatu bahan pangan
• Tergantung dari tujuan analisis serta waktu
dan biaya yang tersedia.
KOLIFORM...?
• Merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai
indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak
baik terhadap air, makanan, susu, dll.
• Koliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai
bakteri berbentuk batang, gram negative, tidak
membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif
yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan
asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35C.
• Adanya bakteri koliform di dalam minuman
menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang
bersifat enteropatogenik dan atau toksikgenik yang
berbahaya bagi kesehatan.
• Escherichia coli sebagai indikator kualitas air.
• Escherichia coli hidup di usus manusia dan
hewan dan keluar melalui tinja
• Sehingga keberadaanya di air
memperingatkan tentang kemungkinan
adanya patogen lain yang berasal dari usus
atau system pencernaan hewan dan manusia.
Syarat Kualitas Air..?
• Air murni
Untuk air minum tidak boleh ada Coliform bacilli per 100 mL

Untuk air injeksi


· < 0,25 endotoksin unit (EU) per Ml
· Batas mikroba < 10 cfu per 100 Ml
· Tidak ada Pseudomonas

Untuk air sediaan non steril


· Kisaran dari < 10 sampai < 100 cfu per 100 Ml
· Tidak ada Pseudomonas

Tingkat pencemaran oleh mikroorganisme di dalam air dapat


ditentukan dengan menggunakan mikroorganisme indikator.
Mikroorganisme indikator ini adalah jenis mikroba yang kehadirannya
dapat menjadi petunjuk terdapatnya pencemaran oleh tinja, yang
erat kaitannya dengan kemungkinan terdapat patogen.
Ciri2 Penting mikroorganisme
indikator menurut Alaerts:
1. Terdapat dalam air tercemar dan tidak terdapat dalam air
yang tidak tercemar;
2. Jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan
kehadiran bakteri patogen;
3. Mempunyai kemampuan hidup yang lebih lama daripada
patogen;
4. Mempunyai sifat yang mantap dan seragam;
5. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan;
6. Terdapat dalam jumlah yang lebih besar daripada patogen,
sehingga mudah terdeteksi;
7. Mudah terdeteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang
sederhana.
• Tes dengan mikroorganisme indikator adalah yang
paling umum dan dapat dilaksanakan secara rutin.
• Tes mikroorganisme untuk air minum yang biasa
dilakukan adalah tes bakteri total Coliform, tes coli
total dan tes E. coli.
• Tes bakteri total memberikan hasil mengenai jumlah
semua bakteri yang ada dalam sampel, sehingga hasil
kurang spesifik.
• Karena bakteri yang teranalisa bukan hanya berasal
dari bakteri tinja melainkan juga dari bakteri-bakteri
tanah, tanaman dan sebagainya.
• Bakteri Eschericia coli adalah penghuni normal
saluran pencernaan manusia dan hewan
berdarah panas.

• Bakteri Coliform adalah bakteri berbentuk


batang, Gram negatif, tidak membentuk spora,
aerobik dan fakultatif yang merugikan laktosa
dengan menghasilkan asam dan gas dalam
waktu 48 jam suhu 350C.
Syarat Bahan Makanan..?
Syarat-syarat bahan makan yang baik dan
terhindar dari bakteri patogen adalah:
1. Sumber Bahan Makanan
2. Cara Penyimpanan Bahan Baku Makanan
3. Proses Pengolahan
4. Pengendalian Serangga Dan Tikus
5. Perjalanan Makanan
SUMBER BAHAN MAKANAN
• Semua jenis bahan makanan perlu mendapat
perhatian secara fisik serta kesegarannya
terjamin,
• Seperti bahan-bahan makanan yang mudah
membusuk atau rusak seperti daging, ikan, susu,
telur, makanan dalam kaleng, buah, dsb.
• Upaya mendapatkan bahan makanan yang baik
adalah menghindari penggunaan bahan makanan
yang berasal dari sumber tidak jelas (liar) karena
kurang dapat dipertanggung jawabkan secara
kualitasnya.
CARA PENYIMPANAN BAHAN BAKU
MAKANAN
1. Penyimpanan sejuk (cooling) yaitu suhu penyimpanan
100-150C, untuk jenis minuman, buah dan sayuran.
2. Penyimpanan dingin (chilling) yaitu suhu
penyimpanan 40-100C, untuk jenis bahan makanan
berprotein yang akan segera diolah kembali
3. Penyimpanan dingin sekali (freezing) yaitu suhu
penyimpanan 00-40C, untuk bahan makanan yang
berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu
sampai 24 jam
4. Penyimpanan beku (frozen) yaitu suhu penyimpanan
< 00C, untuk bahan makanan yang berprotein yang
mudah rusak untuk jangka waktu >24 jam
PROSES PENGOLAHAN
• Pengolahan makanan adalah proses
pengubahan bentuk dari bahan mentah
menjadi makanan yang siap santap.
• Pada proses pengolahan makanan ada tiga hal
yang perlu mendapat perhatian yaitu :
1. Tempat pengolahan
2. Penjamah Makanan (food handler)
3. Cara pengolahan makanan
1. Tempat pengolahan makanan adalah suatu
tempat dimana makanan diolah, tempat
pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur
mempunyai peranan yang penting dalam
proses pengolahan makanan, karena itu
kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya
harus selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur
yang baik harus memenuhi persyaratan
sanitasi.
2. Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah
orang yang secara langsung berhubungan dengan
makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan,
pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai
penyajian. Dalam proses pengolahan makanan, peran dari
penjamah makanan sangatlah besar peranannya.
Penjamah makanan ini mempunyai peluang untuk
menularkan penyakit. Banyak infeksi yang ditularkan
melalui penjamah makanan, antara
lain Staphylococcus aureus ditularkan melalui hidung dan
tenggorokan, kuman Clostridium perfringens,
Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan melalui kulit.
JADI penjamah makanan harus selalu dalam keadaan
bersih, sehat dan terampil.
3. Cara pengolahan yang baik adalah tidak
terjadinya kontaminasi makanan sebagai
akibat cara pengolahan yang salah dan
mengikuti kaidah hygiene dan sanitasi yang
baik disebut GMP (good manufacturing
practice).
PENGENDALIAN SERANGGA DAN
TIKUS
• Serangga dan tikus dapat menimbulkan
kerugian bagi manusia, karena sangat
menyukai lingkungan hidup manusia terutama
pada lingkungan yang kurang bersih.
• Dampak terhadap kesehatan adalah dapat
menimbulkan penyakit yang mengakibatkan
kematian.
• Contohnya: Lalat, Kecoak, Tikus
LALAT..?
 Lalat banyak sekali jenisnya
 Paling banyak merugikan manusia adalah jenis lalat rumah (Musca
domestica), lalat hijau (Lucialia seritica), lalat biru (Calliphora vipmituria)
dan lalat latrine (Fannia canicularis).
 Lalat rumah dikenal sebagai pembawa penyakit
 Beberapa penyakit yang ditularkan melalui makanan oleh lalat adalah
disentri, diare dan cholera.
 Penularan terjadi secara mekanis, dimana kulit tubuh dan kaki-kakinya
yang kotor merupakan tempat menempelnya mikro organisme penyakit
perut kemudian hinggap dimakanan.
 Cara pengendalian lalat diantaranya adalah lingkungan tempat
pengelolaan makanan harus bebas dari kotoran (bersih), mencegah
adanya bau yang dapat merangsang lalat untuk datang, menggunakan
cahaya berwarna biru, sehingga lalat tidak betah hinggap pada cahaya
tersebut, prosesing makanan terutama ikan, daging dan sayuran harus
pada rungan tertutup (diberi kasa) sehingga tidak dihinggapi oleh lalat,
dengan mengalirkan angin yang kencang pada dinding atas sampai
bawah pintu sehingga lalat/serangga terjatuh.
KECOA..?
 Kecoak sangat dekat dengan kehidupan manusia
 Menyukai bangunan yang hangat, air dan banyak terdapat
makanan, hidupnya berkelompok dan aktif pada malam
hari mencari makanan di dapur, tempat sampah, saluran
air, dan sebagainya. Serangga ini dapat menularkan
penyakit perut antara lain diare, disentri, typhus dan
cholera.
 Cara pengendalian kecoak diantaranya adalah
pengendalian yang paling mudah adalah kebersihan,
terutama pada dapur, makanan harus tertutup rapi,
lingkungan jasaboga, rumah makan dan restoran harus
bersih sehingga tidak ada sisa makanan, tempat sampah
harus tertutup rapat, dan harus dibuang setiap saat.
TIKUS..?
 Lingkungan manusia sangat disenangi oleh tikus
 Tikus merupakan binatang penular penyakit baik secara
biologis/mekanik.
 Secara biologis tikus merupakan “tuan rumah” dari pinjal yang
dapat menularkan penyakit pes.
 Kadang-kadang tikus juga mengigit manusia dan dapat
menyebabkan demam (Rat bite
fiver), Salmonellosis dan Leptospirosis, ditularkan melalui tinja dan
urine tikus yang mencemari makanan.
 Cara pengendalian tikus diantaranya adalah semua pintu masuk
tempat penyimpanan makanan harus ditutup rapat dan dapat
menutup sendiri dengan baik, semua sisa makanan, sampah harus
dikelola dengan baik dan terbungkus rapi, kemudian dibuang
ditempat sampah yang tertutup dengan baik, tidak memberi
kemungkinan tikus dapat bersarang,
PERJALANAN MAKANAN
• Makanan mempunyai rute perjalanan
makanan, dibagi dalam dua rangkaian yaitu :
1. Rantai makanan (food chain).
2. Lajur makanan (food flow).
• Rantai Makanan Yaitu rangkaian perjalanan
makanan sejak dari pembibitan, pertumbuhan,
produksi pangan, panen, penggudangan,
pemasaran bahan sampai kepada pengolahan
makanan untuk seterusnya disajikan.
• Lajur Makanan Yaitu perjalanan makanan dalam
proses pengolahan makanan, setiap tahap dalam
jalur pengolahan makanan akan ditemukan titik-
titik yg menimbulkan pencemaran (critical point).
Titik ini harus dikendalikan dengan baik agar
makanan yang dihasilkan menjadi aman.
PROSEDUR PEMERIKSAAN..?
• Pemeriksaan kuantitatif
• Pemeriksaan kualitatif
A. PEMERIKSAAN KUANTITATIF
• 1. Uji pendugaan dengan metode 3-3-3
• 2. Uji penegasan / penentu
• 3. Uji pelengkap
1. Uji Pendugaan Dengan Metode 3-3-3
• Metode ini menggunakan 3 kelompok tabung.
• Masing-masing kelompok terdiri dari 3 tabung
• Dan tiap-tiap tabung reaksi pada kelompok satu, dua dan tiga
berturut-turut berisi 10, 5, 5 ml medium kaldu laktosa dan tabung
Durham yang telah dalam keadaan steril.
• Kemudian pada tiap-tiap tabung kelompok 1, 2, dan 3 ditambahkan
10, 1, 0,1 ml sampel air uji secara aseptic menggunakan pipet ukur.
• Selanjutnya semua tabung reaksi diinkubasi pada suhu kamar (37°
C) selama 24 jam.
• Bila tidak terdapat cukup gas (<10 %) dalam tabung Durham, maka
sebaiknya inkubasi dilanjutkan sampai 24 jam kemudian (total 48
jam inkubasi).
• Bila selama 24 jam dinyatakan jumlah gas yang berada di tabung
Durham cukup (≥ 10 %), maka uji presumtif dinyatakan diduga
positif.
• Catatlah banyaknya tabung reaksi pada masing-masing kelompok
yang bernilai positif, gunakan tabel Mc Crady untuk mengetahui
nilai MPN kuman coliform tiap 100 ml sampel air uji.
Jumlah tabung yang positif
10 Ml 1 mL 0,1 mL Indeks JPT/100 Ml
0 0 0 0
0 0 1 3
0 1 0 3
0 2 0 -
1 0 0 4
1 0 1 7
1 1 1 11
1 2 0 11
2 0 0 9
2 0 1 14
2 1 0 15
2 1 1 20
2 2 0 21
2 2 1 28
2 3 0 -
3 0 0 23
3 0 1 39
3 0 2 64
3 1 0 48
3 1 1 75
3 1 2 120
3 2 0 93
3 2 1 150
3 2 2 210
3 3 0 240
3 3 1 460
3 3 2 1100
3 3 3 2400
2. Uji penegasan / penentu
• Biakkan dalam tabung reaksi yang bernilai positif pada
masing-masing kelompok ditanam kembali pada tabung
reaksi yang berisi medium cair BGLB yang didalamnya
dilengkapi tabung Durham.
• Volume medium dan biakan yang ditambahkan sesuai
dengan kelompok asal usul presumtif.
• Kemudian diinkubasi 24 jam pada suhu kamar (37° C). Bila
terdapat gelembung gas didalamnya uji penegas positif dan
dianggap mengandung E.coli.
• Catatlah banyaknya tabung reaksi yang bernilai penegasan
positif dari masing-masing kelompok.
• Gunakan tabel Mc Crady untuk mengetahui nilai MPN
kuman E.coli tiap 100 ml sampel air uji.
3. Uji pelengkap
• Biakan dalam tabung yang beruji penegasan positif di
tanam secara gores (streak method) pada media EMB.
• Kemudian diinkubasi pada suhu kamar (37° C) selama 48
jam.
• Setelah itu dilakukan pengecatan gram terhadap koloni
yang muncul atau tumbuh.
• Uji lengkap bernilai positif bila koloni yang muncul
berwarna hijau metalik dan hasil pengecatan gram melalui
pengamatan mikroskop diketahui bakteri berbentuk batang
Gram negatif.
• Jika uji lengkap bernilai positif, maka dapat dipastikan
bakteri tersebut adalah E.coli.
B. PEMERIKSAAN KUALITATIF
• Pemeriksaan kualitatif, yaitu untuk
menentukan total mikroba yang terdapat
dalam sampel air yang umumnya
menggunakan media kaldu agar.
• Adapun untuk melindungi dan mencegah
masyarakat terhadap bahaya penyakit yang
bersumber dari air, maka WHO dan menteri
kesehatan RI menetapkan baku mutu air
minum
BAKU MUTU AIR MINUM SEBAGAI BERIKUT :
1. Baku mutu WHO Menkes RI
2. MPN coliform 0/100 ml air 0/100 ml air
3. MPN E. coli 0/100 ml air 0/100 ml air
4. TPC 100 kuman/ ml air 200 kuman/ml air
METODE PEMERIKSAAN KUALITATIF
A. Metode TPC atau ALT (Angka Lempeng Total)
B. Metode MPN
C. Metode AKK
A. METODE TPC (Total Plate Count)
• Merupakan Salah satu metode yang digunakan untuk menguji
mikroorganisme dalam suatu bahan pangan ataupun obat-obatan.
• Metode TPC (Total Plate Count) atau bisa disebut juga ALT (Angka
Lempengan Total).
• Metode TPC adalah metode yang berfungsi untuk menghitung
jumlah mikroba dalam bahan pangan maupun obat-obatan.
• Metode TPC paling banyak digunakan dalam analisa karena koloni
dapat dilihat secara langsung dengan mata tanpa menggunakan
mikroskop.
• Alat yang digunakan dalam metode TPC adalah Coloning Counter.
• Standart mikrobiologi pada bahan pangan dan obat sangat
diperlukan.
• Cara Perhitungan ALT:
• 1. Hitung koloni pada masing-masing pengenceran.
• 2. Koloni yang menumpuk tidak dapat dihitung. Cari petri
dengan koloni yang tidak menumpuk dan dapat dihitung.
• 3. Jumlah koloni yang representatif adalah yang berjumlah
antara 30-300 koloni.
• 4. Jumlah koloni dihitung dengan rumus.

• Ø RUMUS:
• 1. ALT = Jumlah koloni / Volume yang ditanam x faktor
pengenceran
• 2. Satuan ALT = CFU/ml atau CFU/g
Cara Perhitungan ALT:
1. Hitung koloni pada masing-masing pengenceran.
2. Koloni yang menumpuk tidak dapat dihitung. Cari petri
dengan koloni yang tidak menumpuk dan dapat
dihitung.
3. Jumlah koloni yang representatif adalah yang
berjumlah antara 30-300 koloni.
4. Jumlah koloni dihitung dengan rumus.

RUMUS:
1. ALT = Jumlah koloni / Volume yang ditanam x faktor
pengenceran
2. Satuan ALT = CFU/ml atau CFU/g
Metode Angka Lempeng Total :
1. Jumlah mikroba aerob mesofil dalam suatu produk .
2. Umumnya tidak selalu terkait dengan bahaya
keamanan pangan , bermanfaat menunjukkan kualitas ,
masa simpan, kontaminasi, dan status higienis pada
saat proses produksi.
3. Makanan dalam kaleng : ALT anaerob dan ALT aerob
dimaksudkan untuk menunjukkan kontaminasi pasca
proses pengalengan.
4. Angka bakteri Aerob Mesofil :
a) Sebagai indikator yang lebih baik, dibandingkan
dengan organisme anaerob penyebab keracunan
pangan, misalnya Clostridium botulinum dan C.
Perfringens.
b) Indikator yang baik dalam menentukan status higienis
pada ruang lingkup mikrobiologi pangan.
5. Nilai Angka Lempeng Total yang tinggi :
a) Menunjukkan bahan baku yang terkontaminasi.
b) Sanitasi yang tidak memadai.
c) Proses pengolahan (produksi) yang tidak sempurna serta
kondisi penyimpanan yang tidak baik.

6. Nilai ALT 106 -108 mikroorganisme per gram sampel :


a) Menunjukkan kemungkinan telah terjadi kerusakan atau
produk mengalami dekomposisi.

7. Perhitungan Koloni Bakteri (1)


a) Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang
menunjukkan jumlah koloni antara 25-250 koloni.
b) Jumlah koloni rata-rata à Jumlah kedua cawan dikalikan
dengan faktor pengencerannya
c) Maka Angka Lempeng Total adalah :
150 + 250 x 102 = 200 x 102
8. Perhitungan Koloni Bakteri (2)
a) Bila salah satu dari cawan petri
menunjukkan jumlah koloni ≤25 atau
≥250 à dihitung jumlah rata-rata koloni,
kemudian dikalikan dengan faktor
pengencerannya .
9. Perhitungan Koloni Bakteri (4)
a) Bila hasil perhitungan pada tingkat pengenceran
yang lebih tinggi diperoleh jumlah koloni rata-
rata ≥2 kali jumlah koloni rata-rata pengenceran
dibawahnya, maka dipilih tingkat pengenceran
yang lebih rendah
10. Perhitungan Koloni Bakteri (5)
a) Bila hasil perhitungan pada tingkat pengenceran
lebih tinggi diperoleh jumlah koloni rata-rata ≤2
kalijumlah rata-rata pada pengenceran
dibawahnya, maka dihitung dari rata-rata jumlah
koloni kedua tingkat pengenceran tersebut.

11. Perhitungan Koloni Bakteri (6)


a) Bila tidak satupun koloni tumbuh dalam cawan,
maka Angka Lempeng Total dinyatakan sebagai
<1 dikalikan faktor pengenceran terendah.
12. Perhitungan Koloni Bakteri (7)
a) Jika seluruh cawan menunjukkan jumlah
koloni ≥250, dipilih cawan dari tingkat
pengenceran tertinggi kemudian dibagi
menjadi beberapa sektor (2,4, atau 8) dan
dihitung jumlah koloni dari satu sektor
B. METODE MPN
• MPN adalah suatu metode enumerasi
mikroorganisme yang menggunakan data dari
hasil pertumbuhan mikroorganisme pada
medium cair spesifik dalam seri tabung yang
ditanam dari sampel padat atau cair yang
ditanam berdasarkan jumlah sampel atau
diencerkan menurut tingkat seri tabungnya
sehingga dihasilkan kisaran jumlah
mikroorganisme yang diuji dalam nilai
MPN/satuan volume atau massa sampel.
• Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba
• Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana
perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu
yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu
tertentu.
• Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada
pengenceran dalam hitungan cawan
• Metode MPN dapat digunakan untuk menghitung jumlah jasad renik
tertentu
• Dalam metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas
mikrobiologi air dalam praktikum digunakan kelompok koliform sebagai
indikator.
• Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat
tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas/sesuai
• MPN dinilai dari perkiraan unit tumbuh (Growth Unit / GU) seperti CFU,
bukan dari sel individu.
• Pemilihan media sangat berpengaruh terhadap metode MPN yang
dilakukan. Umumnya media yang digunakan mengandung bahan nutrisi
khusus untuk pertumbuhan bakteri tertentu
C. METODE AKK
• Metode AKK adalah metode penghitungan angka Kapang dan
Khamir pada suatu sampel yang akan diuji.
• Kapang adalah mikroba yang memiliki lebih dari satu sel berupa
benang benang halus yang disebut hifa, kumpulan hifa disebut
miselium, dan berkembang biak dengan spora.
• Khamir adalah mikroba bersel tunggal berbentuk bulat lonjong dan
memperbanyak diri dengan cara membentuk tunas (askospora),
tetapi tidak membentuk miselum
• Kapang bersifat multiseluler yang bersifat aktif karena merupakan
organisme saprofit dan mampu memecah bahan – bahan organic
kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Di bawah
mikroskop dapat dilihat bahwa kapang terdiri dari benang yang
disebut hifa, kumpulan hifa ini dikenal sebagai miselium.
• Kapang Monascus purpureus sudah digunakan sebagai
bumbu masakan oriental sejak berabad silam.
• Kapang ini menjadi sumber berbagai senyawa penting,
seperti pigmen biotek, toksin dan penghambat enzim.
• Kapang Monascus purpureus ini dapat berfungsi sebagai
pewarna alami dan penghambat aktivitas biologi.
• Terdapat 14 senyawa monacolin yang terdapat dalam
kapang merah ini, antara lain Monacolin K,J,L,M,X dan
bentuk asam hidroksinya.
• Angkak atau beras merah merupakan produk olahan dari
beras yang difermentasikan oleh kapang Monascus
purpureus.
• Manfaat dari angkak adalah sebagai pengawet atau
pewarna makanan yang alami serta sebagai bahan alami
yang terbukti efektif untuk mereduksi kadar kolesterol
dalam darah. Berkat berbagai senyawa itu angkak dapat
dipakai untuk obat memperbaiki peredaran darah sampai
meredakan sakit lambung, mengobati memar, gangguan
pencernaan dan mulas pada bayi.
• Metode ini digunakan untuk menetapkan angka
kapang khamir dalam makanan dan minuman,
obat tradisional dan sediaan kosmetika.
• Tim analis mikrobiologi telah melakukan uji
internal "Kapang dan Khamir" sesuai SNI
2332.7:2009 pada beberapa produk perikanan
seperti: Ikan segar, Udang rebus beku, Telur ikan
terbang kering, dan Gurita (Octopus) beku
TERIMA KASIH

Você também pode gostar