Você está na página 1de 19

ANGKUTAN SEDIMEN

Dalam ilmu alam, kata sedimen digunakan sebagai material yang lepas
dari permukaan bumi, yang dihasilkan dari pelapukan bebatuan dan kemudian
terbawa kerena angin, air atau es.
Dalam ilmu teknik/aplikasi, sedimen tidak hanya berkenaan dengan
material asli, tapi juga material khusus yang terbawa (potensi dapat terbawa) di
dalam aliran atau sistem.
Dinamika angkutan sedimen sangatlah luas, yang melibatkan berbagai
disiplin ilmu dalam ilmu bumi dan teknik, seperti geologi, geomorfologi, geografi,
oseanografi, ilmu dan teknik lingkungan.

SEDIMEN
Sebelum mempelajari lebih jauh mengenai pergerakan sedimen, perlu
dikaji terlebih dahulu berkenaan ukuran, bentuk dan densiti dari meterialnya.

Aliran

bed partikel

Bed partikel
% lolos

50

d50 d

Informasi diameter yang digunakan


𝐷16
𝐷35
𝐷50
𝐷84

1
𝐷𝑔 = (𝐷16 ∙ 𝐷84 )2

𝐷84
𝜎𝑔 = √
𝐷16

1 𝐷84 𝐷𝑔
𝜎𝑔 = ( + )
2 𝐷𝑔 𝐷16

AWAL PERGERAKAN SEDIMEN


Bila aliran pada dasar yang terdapat butiran tidak kohesif, gaya-gaya yang
bekerja pada butiran tersebut dapat dilihat pada gambar.

FL

U*
FD

W
z F2
u

Fp

Gaya-gaya yang menggerakkan:


 Gaya seret akibat aliran pada butiran:
1 𝜋𝑑 2
𝐹𝐷 = ∙ 𝜌 ∙ 𝐶𝐷 ∙ ∙ (𝛼 ∙ 𝑈∗ )2
2 4

 Gaya angkat:
1 𝜋𝑑 2
𝐹𝐿 = ∙ 𝜌 ∙ 𝐶𝐿 ∙ ∙ (𝛼 ∙ 𝑈∗ )2
2 4

 Gaya berat:
𝜋𝑑3
𝑊 = (𝜌𝑠 − 𝜌) ∙ 𝑔 ∙
6

Keseimbangan gaya:
𝐹𝐷 = 𝑊 − 𝐹𝐿
1 𝜋𝑑 2 𝜋𝑑 3 1 𝜋𝑑 2
∙ 𝜌 ∙ 𝐶𝐷 ∙ ∙ (𝛼 ∙ 𝑈∗ )2 = ((𝜌𝑠 − 𝜌) ∙ 𝑔 ∙ ) − ( ∙ 𝜌 ∙ 𝐶𝐿 ∙ ∙ (𝛼 ∙ 𝑈∗ )2 )
2 4 6 2 4

𝑈∗ 𝑐 2 𝑓 4
= 2 2
∙ 2
(𝑠 − 1) ∙ 𝑔 ∙ 𝑑 𝛼 ∙ 𝐶𝐷 + 𝑓 ∙ 𝛼 ∙ 𝐶𝐿 3𝛼
𝐷′
𝑣 = √𝑔 ∙ 𝐷′ ∙ 𝐼 (6 + 2,5 ln ( ))
2,5𝑑50

𝑈′𝑓 = √𝑔 ∙ 𝐷′ ∙ 𝐼
2
𝑈′𝑓
𝜃=
(𝑠 − 1) ∙ 𝑔 ∙ 𝑑50

D'

Freds𝜙e
1
𝐹𝐷 = ∙ 𝐶 ∙ 𝜌 ∙ 𝑣2 ∙ 𝐴
2 𝐷
𝜋𝑑 3
𝑤 = (𝛾𝑠 − 𝛾) ∙
6
𝜋𝑑 3 1 2
𝜋𝑑 2
(𝛾𝑠 − 𝛾) ∙ = 𝐶𝐷 ∙ ∙ 𝜌 ∙ 𝑤𝑠 ∙
6 2 4

4 ∙ (𝑠 − 1) ∙ 𝑔 ∙ 𝑑
𝑤𝑠 = √
3𝐶𝐷

36
𝐶𝐷 = 1,4 +
𝑅𝑒

Friction force
𝜋𝑑 3
𝐹𝑠 = 𝜌 ∙ 𝑔 ∙ (𝑠 − 1) ∙ ∙ 𝜇𝑠 = 𝑤 ∙ 𝜇𝑠
6
𝜇𝑠 = tan 𝜑
𝜑 = sudut geser sedimen
𝐹𝑠 = 𝐹𝐷
𝜋𝑑 3 1
𝜌 ∙ 𝑔 ∙ (𝑠 − 1) ∙ ∙ 𝜇𝑠 = ∙ 𝐶𝐷 ∙ 𝜌 ∙ 𝑣 2 ∙ 𝐴
6 2
𝑈𝑓𝑐 2 𝜇𝑠 4
= ∙
(𝑠 − 1) ∙ 𝑔 ∙ 𝑑 𝐶𝐷 3𝛼 2
𝑈𝑓𝑐 2
𝜃𝑐 =
(𝑠 − 1) ∙ 𝑔 ∙ 𝑑
𝑈𝑓𝑐 ′
𝑅𝑒 = ∙𝑑
𝛿

Bila dilihat Shields Parameter:


2
𝑈′𝑓
𝜃=
(𝑠 − 1) ∙ 𝑔 ∙ 𝑑50
dan
𝑈𝑓𝑐 2
𝜃𝑐 =
(𝑠 − 1) ∙ 𝑔 ∙ 𝑑

Dari kedua persamaan dapat dikatakan bahwa sedimen mulai bergerak


bila:
𝜃 > 𝜃𝑐
𝑈∗ > 𝑈∗ 𝑐
𝜏𝑏 > 𝜏𝑏 𝑐

𝜃𝑐 dapat diperoleh dari Shields Grafik yang merupakan fungsi Bilangan


Reynold (𝑅𝑒 ).
𝑈∗ 2
𝛿=
(𝑠 − 1)𝑔 ∙ 𝑑

Laminer Turbulen
𝜏0 = 𝜏𝑐

𝑈∗ ∙ 𝑑
𝑅𝑒 =
𝛿

Madsen et.al (1976) memberikan parameter 𝑆∗ (sediment fluid


parameter).

𝑈∗ 2
𝛿=
(𝑠 − 1)𝑔 ∙ 𝑑

𝑑
𝑆∗ = √(𝑠 − 1)𝑔 ∙ 𝑑
4𝛿

Contoh soal:
Dik : 𝜌𝑠 = 2650 kg/m3
𝑑 = 0,2 mm
𝜌𝑤 = 1025 kg/m3
𝛿 = 10-6 m2/s
Dit : 𝜏𝑏 𝑐 = ...
Penyelesaian:
𝜌𝑠 2650
𝑠= = = 2,59
𝜌𝑤 1025
𝑑√(𝑠 − 1)𝑔 ∙ 𝑑 0,0002√(2,59 − 1)9,81 ∙ 0,0002
𝑆∗ = = = 2,79
4𝛿 4 ∙ 10−6
dari Gambar diperoleh 𝜃𝑐 = 0,052

𝑈∗ 𝑐 = √𝜃𝑐 (𝑠 − 1)𝑔 ∙ 𝑑 = √0,052(2,59 − 1)9,81 ∙ 0,0002 = 0,0127 𝑚⁄𝑠

𝜏𝑏 𝑐 = 𝜌𝑤 ∙ 𝑈∗ 𝑐 2 = 1025 ∙ 0,01272 = 0,165 𝑁⁄𝑚2


BED FORM
Sewaktu gaya traktif ditingkatkan pada suatu titik dimulainya sediment
transport, maka bentuk dasar akan berubah sesuai dengan besaran gaya yang terjadi
dan butiran sedimennya.

flat bed

Plane bed
ripper bed

Standing wove
ripper Dune

Breaking
anti dune wave

anti Dune

𝜏′ = skin friction
𝜏′′ = form friction
BED-LOAD SEDIMENT TRANSPORT
Sewaktu tegangan geser pada dasar melebihi harga kritis, sedimen akan
terangkut. Untuk bed-load transport pergerakan butirannya ada yang melompat,
bergeser dan menggelinding.

Distribusi kecepatan

Bed-load transport terjadi pada saat 𝜏0 > 𝜏0 𝑐 dalam bentuk tanpa dimensi
dikenal sebagai shields parameter (𝜃) dapat ditulis:
𝜏0
𝜃=
𝜌 ∙ (𝑠 − 1) ∙ 𝑔 ∙ 𝑑𝑠
∴ 𝜃 > 𝜃𝑐 → terjadi angkutan sedimen
BED-LOAD TRANSPORT LOAD
Bed-load transport (𝑞𝐵 ) sering dijelaskan dalam bentuk non-dimensi:
𝑞𝐵 𝑞𝐵
Φ𝐵 = =
𝑑√(𝑠 − 1) ∙ 𝑔 ∙ 𝑑 √(𝑠 − 1) ∙ 𝑔 ∙ 𝑑 3


𝜏𝑏 ′ 𝑈𝑓 ′2
𝜃 = =
𝜌 ∙ 𝑔 ∙ (𝑠 − 1) ∙ 𝑑 (𝑠 − 1) ∙ 𝑔 ∙ 𝑑

𝜏𝑏 ′
𝑈𝑓′ = √
𝜌

FREDS𝝓E
Memberikan:

Φ𝐵 = 5𝑝 (√𝜃′ − 0,7√𝜃𝑐 )

atau dalam bentuk lain:


20
Φ𝐵 = (𝜃 ′ − 𝜃𝑐 ) (√𝜃′ − 0,7√𝜃𝑐 )
𝜋𝜇𝜃

di mana fraksi butiran pada permukaan dasar yang bergerak (𝑝):


1
4 −
𝜋 4
𝜇𝑑
𝑝 = (1 + ( ′6 ) )
𝜃 − 𝜃𝑐

dynamic friction (𝜇𝑑 ):


𝜇𝑑 = tan Φ𝑑
Φ𝑑 = sudut geser butiran

MEYER-PETER FORMULA
Memberikan nilai Φ𝐵 dari hasil eksperimen:
Φ𝐵 = 8(𝜃 ′ − 𝜃𝑐 )1,5
2
𝑈𝑓
𝑐
𝜃𝑐 =
(𝑠 − 1) ∙ 𝑔 ∙ 𝑑

KALINSKE-FRIJLINK FORMULA
0,27∙(𝑠−1)∙𝑑50 ∙𝜌∙𝑔

𝜏𝑏 ′
𝜏𝑏
𝑞𝐵 = 2𝑑50 √
𝜌

𝜏𝑏 = tegangan geser pada dasar


𝜏𝑏 ′ = tegangan geser efektif

EINSTEIN-BROWN FORMULA
Φ𝐵 = 40𝐾(𝜃′)3

2 36𝜈 2 36𝜈 2
𝐾=√ + −√
3 (𝑠 − 1) ∙ 𝑔 ∙ 𝑑50 3 (𝑠 − 1) ∙ 𝑔 ∙ 𝑑50 3

catatan:

1 0,06
𝜏𝑏 ′ = 𝜌 2 𝑈2
2 12ℎ
(log ( ))
( 2,5𝑑50 )

1 0,06
𝜏𝑏 = 𝜌 ( ) 𝑈2
2 12ℎ 2
(log ( 𝐻 ))
𝑟

𝐻𝑟 = tinggi ripples

𝑘𝑠 ≈ (1 − 10)𝑑50 → flat bed


𝑘𝑠 ≈ 𝐻𝑟 = 100𝑑50 → rippled bed
MEYER-PETER AND MULLER
Membangun rumus empiris pada saluran alam:
3
3 2
1 2
𝑄𝑠 𝐷90 6
𝑔𝑠 = 0,368 ( ) 𝑑 ∙ 𝑆 − 0,0698𝐷𝑚
𝑄 𝑛𝑠
( )
𝑔𝑠 = bed-load discharge (lb/sec-ft width)
𝑄 = total water discharge (ft3/s)
𝑄𝑠 = part of water discharge pada dasar (ft3/s)
𝐷90 = particle size 90 %
𝐷𝑚 = effective diameter of bed material
𝑛𝑠 = Manning roughness on the bed

Untuk sungai yang lebar dan licin:


𝑄𝑠
=1
𝑄
dan
2 1
1,486𝑑 3 ∙ 𝑠 2
𝑛𝑠 =
𝜈
𝜈 = velocity (ft/s)
𝑑 = flow depth (ft)

Untuk saluran persegi:


𝑄𝑠 1
= 2
𝑄 2𝑑 𝑛 3
1 + 𝑇 ( 𝑛𝑤 )
𝑤 𝑠

Untuk saluran trapesium:


𝑄𝑠 1
= 1
𝑄 2
2𝑑(1 + 𝑧 2 )2 𝑛𝑤 3
1+ (𝑛 )
𝐵 𝑠
SCHOKLITSCH
1. Ungranulas sediment (𝐷50 )
86,7 3
𝐺𝑠 = 𝑆 2 (𝑄 − 𝑇𝑤 ∙ 𝑞0 )
√𝐷
𝑞0 = 0,00532 𝑑⁄ 4
𝑆3
𝐷 = 𝐷0 = mean diameter of sediment (inc)
𝐺𝑠 = bed-load discharge (lb/s)
𝑄 = discharge (ft3/s)
𝑇𝑤 = width (ft)

2. Mixtures of different size (𝐷𝑠 𝑖 )


𝑛 𝑛
25 3
𝑞𝑠 = ∑ 𝑔𝑠 𝑖 = ∑ 𝑖𝑏 𝑆 2 (𝑞 − 𝑞0 )
𝑖=1 𝑖=1
√𝐷𝑠 𝑖
𝐺𝑠
𝑔𝑠 =
𝑇𝑤
𝐷𝑠
𝑞0 = 0,0638 ⁄4
𝑆3
𝑛 = number of size fraction
𝐷𝑠 𝑖 = mean grain size (ft)
𝑔𝑠 = bed-load discharge (lb/s, ft)
𝑖𝑏 = fraction of each grain size fraction
SUSPENDED LOAD SEDIMENT TRANSPORT (BEBAN MELAYANG)
Sedimen melayang adalah sediment yang berada melayang-layang di
dalam air, karena turbulensi aliran, jumlah sedimen yang melayang sangat erat
berhubungan dengan konsentrasi sedimen di dalam air, yang dikenal dengan “𝑐”,
dengan satuan m3/m3, l/l. Distribusi konsentrasi sedimen melayang terhadap
kedalaman aliran.

U(z)
h c(Z)

ca a=ks
0

𝜔𝑠
ℎ − 𝑧 𝑎 𝜅𝑢∗
𝑐(𝑧) = 𝑐𝑎 ( )
𝑧 ℎ−𝑎
𝜔𝑠
𝑧=
0,4𝜈∗

Bijker (1992):
𝑎 = 𝑘𝑠
𝑎 = batas antara bed-load dan suspended load

 Pada 𝑧 = 0 sampai 𝑧 = 𝑎 merupakan daerah di mana proses angkutan dasar (bed-


load) terjadi.
 Pada 𝑧 = 𝑎 sampai 𝑧 = ℎ merupakan daerah di mana proses angkutan suspended
load terjadi.
Suspended load merupakan fungsi dari kecepatan (𝑢), konsentrasi (𝑐) dan
kedalaman air (𝑧):

𝑞𝑠 = ∫ 𝑢(𝑧)𝑐(𝑧)𝑑𝑧
𝑎

daerah suspended load


Z
U*
a=Ks U(z)= ln (z/zo)
K

Ks daerah bed load

𝑢∗ 𝑧
𝑢(𝑧) = ln ( )
𝜅 𝑧0
𝑘𝑠 ≈ 100𝑑50
𝑎 = 2𝐷
𝐷 = diameter butiran yang mewakili butiran dari material pada dasar
saluran

𝑎 ≈ 2𝑑65

Laming:
𝑔 ∙ 𝑑3
𝜔𝑠 = (𝑠 − 1)
18𝛿
4𝑔 ∙ 𝑑 3
𝜔𝑠 = (𝑠 − 1)
3𝑐𝑓
atau
2
√(36𝜈 ) + 7,5(𝑠 − 1)𝑔 ∙ 𝑑50 − 36𝜈
𝑑50 𝑑50
𝜔𝑠 =
2,8

𝜏𝑏
𝜈∗ = √
𝜌

1 0,06 2
𝜏𝑏 = 𝜌 ( 2) 𝑈
2 12ℎ
(log ( 𝐻 ))
𝑟

𝐻𝑟 = 100𝑑50

Boundary layer
thicknes

LAPIS BATAS

V0
S
S SL

sub lapis batas


sub lapis batas transisi turbulensi
5𝜈
𝛿𝐿 =
𝜈∗
35𝜈
𝛿𝑇 =
𝜈∗

𝜏0
𝜈∗ = √
𝜌

𝑓
𝜏= 𝜌 ∙ 𝜈2
8

Kekasaran permukaan

SL

Ks

𝐾 < 𝛿𝐿 : permukaan halus

SL
K

𝛿𝐿 < 𝐾 < 𝛿𝑇 : transisi

K SL

𝛿𝑇 < 𝐾: turbulen
sehingga:
𝜔𝑠
𝑢∗ 𝑧 ℎ − 𝑧 𝑎 𝜅𝑢∗ ℎ
𝑞𝑠 = ∫ ( ln ( ) 𝑐𝑎 ( ) ) 𝑑𝑧 = 11,6𝑢∗ 𝑐𝑎 𝑎 (𝐼1 ln ( ) + 𝐼2 )
𝜅 𝑧0 𝑧 ℎ−𝑎 0,033𝑘𝑠

di mana:
𝐼1 dan 𝐼2 merupakan Integral Einstein
1
𝐴 𝑧∗−1 1 − 𝐵 𝑧∗
𝐼1 = 0,216 ∫( ) 𝑑𝐵
(1 − 𝐴) 𝑧∗ 𝐵
𝐴
1
𝐴 𝑧∗−1 1 − 𝐵 𝑧∗
𝐼2 = 0,216 ∫ ( ) ln 𝐵 𝑑𝐵
(1 − 𝐴) 𝑧∗ 𝐵
𝐴

di mana:
𝑘𝑠
𝐴=

𝑧
𝐵=

𝜔𝑠
𝑧∗ =
𝜅𝑢∗

11,6𝑢∗ 𝑐𝑎 𝑎
= 1,83𝑞𝐵
6,34𝑢∗ 𝑐𝑎 𝑘𝑠

Bijker (1992)
Memberikan:

𝑞𝑠 = 1,83𝑞𝐵 (𝐼1 ln + 𝐼2 )
0,033𝑘𝑠
𝑞𝐵
𝑐𝑎 =
6,34𝑢∗ 𝑘𝑠
𝑞𝐵 = 6,34𝑢∗ 𝑘𝑠 𝑐𝑎
Untuk memperoleh harga 𝐼1 dan 𝐼2 dapat digunakan Grafik (Simons,
1992).

Maimun:
𝑞𝑠 = 6 × 10−5 𝑞 − 10−6
𝑞 = 4,1378𝐷 − 3,8989

TOTAL SEDIMENT TRANSPORT


Total sediment transport (𝑞𝑇 ) merupakan jumlah sedimen dasar dan
melayang yang terjadi pada suatu saluran.
𝑞𝑇 = 𝑞𝑠 + 𝑞𝐵

Bijker:

𝑞𝑇 = 𝑞𝐵 (1 + 1,83 (𝐼1 ln ( ) + 𝐼2 ))
0,033𝑘𝑠

Engelund:

𝑑50 𝜏𝑏 1,5
𝑞𝑇 = 0,05𝑈 2 √ ( )
(𝑠 − 1)𝑔 (𝜌𝑠 − 𝜌)𝑔 ∙ 𝑑50

1 0,06 2
𝜏𝑏 = 𝜌 ( 2) 𝑈
2 12ℎ
(log ( 𝐻 ))
𝑟

𝐻𝑟 = 100𝑑50

Você também pode gostar