Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
AKHLAK TERPUJI
1. Persatuan
2. Kerukunan
3. hikmah
PERSATUAN
Pengertian Persatuan
Persatuan dalam ajaran Islam secara umum disebut ikhwan, yaitu persaudaraan, secara umum disebut ukhuwah
Islamiyah yaitu persaudaran dalam Islam (saudara sesama manusia dan saudara seagama)
Artinya:
Dan berpegangteguhlah kamu semua kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai.
Macam-Macam Ukhuwah/Persaudaraan:
Nilai Persatuan bagi Kepentingan Bangsa dan Agama dalam Rangka Menuju Masyarakat Adil dan Makmur
Hadis: “Dan barang siapa memberikan jalan keluar bagi saudaranya sesama muslim, Allah akan memberikan jalan
keluar baginya dari kesulitan, dimana pertolongan itu sangat diperlukan pada hari kiamat”
1). Dalam segi bahasa, yakni menggunakan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia dengan baik dan benar di setiap
acara resmi dimana saja kita berada.
2).Dalam segi ucapan salam, yakni menggunakan ucapan salam: “Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam”, atau yang sesama
muslim dengan ucapan Assalaamu’alaikum, pada setiap pertemuan.
3). Dalam segi tanah air, yakni diman saja kita berada di tanah air ini, kita membangun dan membantu saudara-saudara
yang mengalami kesulitan dan ditimpa musibah dimana kita tempati secara adil dan manusiawi.
4).Dalam segi toleransi aqidah, yakni tetap paling menghormati dan menghargai perbedaan aqidah, dan tidak
memaksakan suatu agama kepada orang lain, karena urusan agama adalah urusan pribadi dalam Islam, ”Lakum
diinukum Waliadiin “
HIKMAH
persatuan atau ukhuwah Islamiyah
1). Terciptanya persatian dan kesatuan, sehingga suasana kebrsamaan tercermin tenteram, damai penuh kekeluargaan,
karena adanya saling membantu dan saling menghormati.
KERUKUNAN
Hadis:“Tidak beriman seseorang diantara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaiman ia mencintai dirinya
sendiri” (HR. Bukhari dan Muslim)
masalah muamalah kita tetap bergaul akrab, tetapi masalah ibadah dan aqidah tidak boleh dicampur aduk. Dengan
beribadah masing-masing itulah kerukunan antar umat beragama tetap utuh dengan menumbuhkan rasa tenggang rasa.
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika
kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.” (QS An- Nisa: 59)