Você está na página 1de 30

PENUGASAN PPK BLOK KESEHATAN USIA LANJUT

PRESBIOPI

Disusun oleh :
Nama : Nicko Erdy Kusuma
Nim : 08711189
Kel. Tutorial : 08
Tutor : dr. Dwista Riana Dewi Prima Pawestri

Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Idonesia
Yogyakara
2013

1
ASESMEN GERIATRI

1. IDENTITAS
Nama Pasien : Bp. Sukijan
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 65 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat : Glagah, Temon, Kulon Progo, Yogyakarta
Nomor Telepon : 081915566201
Pekerjaan : Petani
Kegiatan sekarang : Bertenak ayam dan lele
Nama orang terdekat : Ny. Sukijan
Orang yang tinggal serumah : Ny. Sukijan, Heri Prayitno (anak), Jati (anak)
Jumlah anak : Laki-laki : 2 Perempuan : 2
Jumlah cucu : Laki-laki : 1 Perempuan : 3
Jumlah cicit : Laki-laki : - Perempuan : -
Asesmen dibuat tanggal : 7 Juli 2013
Pengirim Pasien :-

10 MENIT PEMERIKSAAN PENYARING TERHADAP KONDISI GERIATRI

PROBLEM CARA PEMERIKSAAN HASIL POSITIF HASIL


Penglihatan Ada 2 bagian : Terdapat Ya
1. Pertanyaan : “apakah anda mempunyai ketidakmampuan
kesulitan dalam berkendara, menonton TV melihat dalam jarak
atau membaca atau melakukan aktivitas > 20/40 dengan
sehari-hari karena penglihatan anda?” kartu snellen.

2
PROBLEM CARA PEMERIKSAAN HASIL POSITIF HASIL
2. Jika ya ;Lakukan tes mata dengan kartu
snellen saat pasien memakai lensa
koreksi (bila memungkinkan)
Atau jika tidak memungkinkan bisa juga
dilakukan tes membaca koran
Pendengaran Menggunakan audioskope pada 40 dB, tes Ketidakmampuan Tidak
pendengaran dengan 1000 dan 2000 Hz untuk mendengar
Jika tidak memungkinkan lakukan tes bisik frekuensi 1000-
pada masing-masing telinga pasien 2000 Hz atau tes
bisik pada kedua
telinga atau di salah
satu telinga.
Mobilitas Catat waktu yang dipergunakan pasien Tidak mampu Tidak
Kaki untuk melakukan instruksi : “Berdiri dari melakukan instruksi
kursi, jalan cepat 20 langkah, kembali ke dalam 15 detik
kursi, duduk” secara berurutan.
Inkontinensia Ada 2 bagian : Ya untuk kedua Tidak
urin 1. Pertanyaan : “Tahun lalu apakah anda pertanyaan
pernah mengompol?”
2. Jika Ya : “Pernahkah anda mengompol
dalam selang waktu enam hari?”

PROBLEM CARA PEMERIKSAAN HASIL POSITIF


Nutrisi, Ada 2 bagian : Jika terdapat Tidak
penurunan 1. Pertanyaan : penurunan berat
berat badan “ Apakah berat anda turun 10 lb (pound) badan dan pada
dalam 6 bulan ini tanpa usaha untuk itu?” berat badan yang <
2. Timbanglah berat badan pasien. 100 lb.

3
PROBLEM CARA PEMERIKSAAN HASIL POSITIF HASIL

Memori Menyebutkan kembali 3 benda Tidak dapat Tidak


(pada awal pemeriksaan pasien diberi menyebutkan
perintah untuk mengingat 3 benda yang kembali setelah
diucapkan pemeriksa untuk diingat lebih dari 1 menit.
kembali jika ditanyakan oleh pemeriksa)

Depresi Pertanyaan : Ya untuk Tidak


“Apakah anda sering merasa sedih atau pertanyaan tersebut.
depresi?”
Keterbatasan Ada 6 pertanyaan : Tidak untuk salah Tidak
Fisik Apakah anda dapat……..” satu atau lebih dari
1. “melakukan aktivitas berat seperti jalan pertanyaan tersebut.
cepat atau bersepeda?”
2. “pekerjaan berat di rumah seperti
membersihkan jendela, pintu, dinding?”
3. “pergi belanja ke tempat grosir atau
kain?”
4. “pergi ke suatu tempat yang agak jauh
dengan berjalan?”
5. “mandi, baik dengan spon, bak mandi,
shower?”
6. “berpakaian seperti memakai kaos,
mengancingkan dan menarik ritsleting,
memakai sepatu?”

4
2. RIWAYAT MEDIS EVALUASI FISIK
A. RIWAYAT MEDIS
a. Keluhan utama pasien
Tidak bisa membaca jarak dekat.
b. Riwayat opname di RS dan pembedahan/operasi
Pada tahun 2010 pernah opname 10 hari dan 2012 opname 3 hari karena
hipertensi.
c. Riwayat kesehatan lain
Pemeriksaan kesehatan pada ginjal, empedu, kolesterol, asam urat,dan gula
darah 6 bulan yang lalu normal.
Pemeriksaan gigi/ gigi tiruan menggunakan gigi tiruan sebanyak 29 buah.
d. Riwayat alergi
Tidak ada riwayat alergi.
e. Kebiasaan dan lingkungan
Apakah lingkungan di sekitar anda cukup aman (tidak mudah terjatuh), seperti
lantai tidak licin, tidak banyak tangga dll?
Ya, lingkungan sekitar cukup aman, tidak licin dan tidak banyak tangga.

f. Riwayat obat-obatan yang di minum saat ini


Berapa banyak obat-obatan yang anda minum, termasuk yang diresepkan
dokter, membeli sendiri , vitamin dan berapa dosisnya?
Amdixal 5 mg 1x1 pagi
Candesartan 16 mg 1x1 pagi
Bagaimana cara anda meminum obat ? kotak obat / diingatkan keluarga /
daftar / jika ada gejala saja
Pasien meminum obat secara mandiri dan teratur.

g. Ringkasan gejala
Ringkasan gejala khas. Beri tanda bila akut (A) bila kronik (K).
Berikan penjelasan ringkas pada gejala yang ada

5
– Anoreksia Tidak ada
– Lelah/ capai Tidak ada
– BB turun Tidak ada
– Insomnia Tidak ada
– Nyeri kepala A
– Gangguan penglihatan K
– Gangguan pendengaran K
– Gangguan gigi tiruan K
– Batuk/ mengi Tidak ada
– Sesak nafas Tidak ada
– Tak enak pada dada waktu kerja Tidak ada
– Sesak waktu tidur Tidak ada
– Sembab di kaki Tidak ada
– Jatuh Tidak ada
– Pingsan Tidak ada
– Nyeri telan Tidak ada
– Nyeri perut Tidak ada
– Gangguan BAB (terdapat darah) Tidak ada
– Gangguan BAK (kencing malam) Tidak ada
– Gagguan kaki : Tidak ada
– Lemah/ lumpuh setempat/ gangguan rasa Tidak ada
– Gangguan penglihatan sementara Tidak ada
– Sering lupa Tidak ada
– Depresi Tidak ada
– Mengembara/ kelakuan aneh Tidak ada

h. Penapisan depresi :
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat
dengan perasaan yang anda rasakan bulan lalu?

6
Berapa seringkah bulan lalu anda :
– mengalami gangguan kesehatan yang menghalangi kegiatan anda (cth:
mengunjungi teman)
Tidak pernah
– merasa gugup
Tidak pernah
– merasa tenang dan damai
Selalu merasa tenang dan damai
– merasa sedih sekali
Tidak pernah
– bahagia
Hampir selalu
– sangat sedih dan tidak ada satupun yang dapat menghibur
Tidak pernah
– merasa tidak ada lagi yang diharapkan
Tidak pernah
Jawaban berupa kuantitas yaitu : setiap waktu, sering sekali, kadang, jarang
sekali, dan tidak pernah. Jawaban setiap waktu atau sering sekali harus
mengarah kecurigaan adanya depresi (kecuali no 3 dan 5)

i. Keterbatasan fungsional.
Sudah berapa lamakah (> 3 bulan, < 3 bulan, atau tidak ada keterbatasan)
kesehatan anda membatasi kegiatan anda dalam melakukan :
– pekerjaan berat (angkat barang, lari, dll)
>3 bulan
– pekerjaan sedang (angkat belanjaan, menggeser meja, dll)
Tidak ada keterbatasan
– pekerjaan rumah yg ringan
Tidak ada keterbatasan
– pekerjaan di kantor

7
>3 bulan
– membungkuk, berlutut, sujud
Tidak ada keterbatasan

j. Apa yang Anda harapkan dari asesmen ini ? (pada poin ini merupakan
harapan dari pasien terhadap kesehatannya kini, jika lebih dari satu maka
dibuat prioritas)
Selalu sehat dan stabil.

8
B. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum : Baik


2. Antropometri : TB : 156 cm
BB : 51 kg
IMT (BMI) : 20,96
Kesimpulan : Normal
3. Tanda vital : Tekanan darah : Berdiri : 130/80 mmhg
Duduk : 130/80 mmhg
Berbaring : 125/80 mmhg
(Jarak 2 menit)
Nadi : 60 x per
menit
Respirasi : 16 x per
menit
4. Kulit
kulit tidak ada ikterik/pucat/sianosis.
5. Pendengaran :
Inspeksi : bentuk dan posisi simetris kika, integritas kulit bagus,
warna sama dengan kulit lain, tidak ada tanda-tanda infeksi,
dan alat bantu dengar.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
6. Penglihatan :
Simetris mata kanan dan kiri, simetris bola mata kanan dan kiri, warna
konjungtiva tidak anemis, dan sclera berwarna tidak ikterik.
7. Mulut, sendi rahang & gigi
Warna mukosa mulut dan bibir tidak pucat, tidak ada lesi dan
stomatitis. Menggunakan 29 gigi palsu, tidak ada perdarahan atau radang gusi,
lidah simetris, warna merah muda, langit-langit utuh dan tidak ada tanda
infeksi.

9
8. Leher
Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening maupun
kelenjar tiroid.
9. Dada
Paru-paru
Inspeksi : tidak ada kelainan bentuk, tidak ada retraksi,
tidak ada lesi.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada ketertinggalan
gerak, vokal fremitus kanan dan kiri sama.
Perkusi : batas hepar dan paru di SIC 5
Batas jantung
Batas kanan : linea sternalis dextra SIC 4
Batas kiri : linea midclavikular sinistra SIC 5
Batas atas : linea sternalis sinistra SIC 2
Batas pinggang : linea midclavicula sinistra SIC 3
Auskultasi :-
Kardiovaskuler (Jantung)
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak, dinding dada simetris,
tidak ada edem, tidak ada bekas luka.
Palpasi : apeks, trikuspid, septal, pulmonal dan aorta
tidak teraba.
Perkusi :
Batas kanan : linea sternalis dextra SIC 4
Batas kiri : linea midclavikular sinistra SIC 5
Batas atas : linea sternalis sinistra SIC 2
Batas pinggang : linea midclavicula sinistra SIC 3

Auskultasi :-
10. Abdomen

10
Inspeksi : tidak ada massa atau benjolan, dinding abdomen
kanan dan kiri simetris, tinggi abdomen lebih rendah
dari tinggi dada.
Auskultasi :-
Perkusi : timpani di empat kuadran
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
11. Muskuloskeletal
Tidak ada keterlambatan gerak, tidak ada edema, tidak ada kelemahan
anggota gerak.

C. DAFTAR MASALAH

1. Gangguan penglihatan
2. Hipertensi

11
KUESIONER KESEHATAN USIA LANJUT

(Instruksi: Lingkari jawaban anda)


1. Kesehatan umum
a. Secara umum anda menggambarkan kesehatan anda saat ini :
Sempurna/ sangat baik/ Baik/ cukup/ kurang baik
b. Seberapa parah nyeri pada tubuh yang anda rasakan selama 4 minggu terakhir:
Tidak pernah/ sangat ringan/ ringan/ sedang / parah/ sangat parah
2. Kemampuan melakukan kegiatan
a. Kemampuan melakukan aktivitas hidup sehari-hari/ activity daily
living (AHS /ADL)
Lingkari tanda (I) jika anda dapat melakukan sendiri, (A) jika anda
membutuhkan bantuan orang lain, (D) jika anda tidak dapat melakukan
sama sekali.
Berjalan I A D
Memakai baju I A D
Mandi I A D
Makan I A D
BAB/BAK I A D
Berdandan I A D
b. Kemampuan melakukan kegiatan harian instrumental (AHS
instrumental/ IADL)
Menggunakan telepon I A D
Berbelanja I A D
Menyiapkan makanan I A D
Mengerjakan pekerjaan rumah I A D
Meminum obat I A D
Mengatur keuangan I A D
Mencuci I A D
Bepergian (naik bis, taksi,sepeda,dll) I A D

12
3. Review sistem organ pada usia lanjut
a. Apakah anda kesulitan dalam menyetir kendaraan, menonton TV, atau
membaca karena kurang jelasnya pengelihatan anda ?
Ya
b. Dapatkah anda mendengarkan suara percakapan biasa ? Tidak
Apakah anda menggunakan alat bantu dengar ? Tidak
c. Apakah anda merasa mudah lupa ? Tidak
d. Apakah anda mengalami penurunan berat badan
selama 6 bulan terakhir ? Tidak
e. Apakah anda dapat mengontrol BAK? Ya
Apakah anda dapat mengontrol BAB ? Ya
f. Berapa kali anda jatuh dalam setahun terakhir ? Tidak
Pernah
g. Apakah anda meminum alkohol ? Tidak

4. Apakah anda tinggal dengan seseorang ? Ya


Jika ya, siapa ? Anak dan istri
Siapa yang akan membantu anda dalam kondisi darurat ?
Anak dan istri
Siapa yang menbantu anda memutuskan perawatan kesehatan jika anda dalam
keadaan tidak mampu berkomunikasi ?
Istri

13
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)

No. Pasien : 0001 Nama Pasien : Bp. Sukijan


No. CM : 0001 Umur : 65 tahun
No Nilai
1. Tanggal 1
2. Hari 1
3. Bulan 1
4. Tahun 1
5. Musim 1
I Orientasi
6. Ruangan 1
7. Rumah Sakit 1
8. Kota 1
9. Propinsi 1
10. Negara 1
REGISTERASI (mengingat 3 kata) 11. Bola 1
II Pasien diminta menirukan 3 kata yg disebutkan 12. Melati 1
pemeriksa) 13. Kursi 1
14. 93 atau U 1
15. 86 atau Y 1
ATENSI/ KALKULASI (serial 100-7 atau sebut
III 16. 79 atau H 1
urutan huruf dari belakang kata WAHYU)
17. 72 atau A 1
18. 65 atau W 1

REKOL (MEMORI) (Mengingat kembali 11-13)


19. Bola 1
IV
20. Melati 1
21. Kursi 1
V BAHASA – penyebutan 22. Jam tangan (arloji) 1

14
Pasien diperintahkan untuk menyebutkan benda 23. Pensil 1
yg ditunjuk pemeriksa
24. Namun, tanpa, dan 1
Pengulangan
bila
25. Ambil kertas dengan 1
Pengertian verbal (perintah kalimat 25-27)
tangan kanan
Mengetahui pengertian terhadap suatu permintaan
26. Lipatlah menjadi dua 1
pd pasien
27. Letakkan di lantai 1
Membaca dan pengertian terhadap bahasa tulisan 28. Tutup mata anda 1
29. (Tulis kalimat 1
Menulis (kalimat yang dapat dimengerti)
lengkap)
Tiru gambar ini 0

KONSTRUKSI
VI TUTUP MATA ANDA

NILAI MMSE 29

PENILAIAN
Berdasarkan status mental mini (MMSE) hasil 29 adalah normal.
Kriteria penurunan fungsi kognitif, berdasar status mental mini (MMSE) (Aazl, 2003;
Soejono et al., 2006)adalah :
Normal = > 28
Dugaan MCI (Mild Cognitif Impairment) = 24 - 28
Probabilitas kognitif terganggu/ dugaan demensia = 17 - 23
Gangguan kognitif definitive = 0 - 16

15
SKALA DEPRESI USIA LANJUT
Nama Pasien : Bp. Sukijan
Tanggal : 7 juli 2013
Instruksi : Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk menggambarkan perasaan anda
No Pertanyaan Jawaban skor
1. Apakah anda merasa puas dengan hidup ini ? Ya 0
2. Pernahkah anda meninggalkan aktivitas dan hobby anda? Tidak 0
3. Apakah anda merasa hidup anda kosong ? Tidak 0
4. Apakah anda sering merasa bosan ? Tidak 0
5. Apakah anda dalam keadaan semangat hampir setiap waktu ? Tidak 1
6. Apakah anda takut akan ada hal buruk yang menimpa anda ? Tidak 0
7. Apakah anda merasa gembira hampir setiap waktu ? Tidak 1
8. Apakah anda sering merasa tidak terbantu ? Tidak 0
9. Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi Ya 1
keluar dan melakukan hal baru ?
10. Apakah anda merasa mempunyai masalah dengan daya Ya 1
ingat/konsentrasi anda?
11. Menurut anda apakah hidup itu indah ? Ya 0
12. Apakah anda merasa tidak berharga dengan kondisi sekarang? Tidak 0
13. Apakah anda merasa penuh dengan energi ? Tidak 1
14. Apakah anda merasa tidak ada harapan dengan kondisi Tidak 0
sekarang ?
15. Apakah anda pikir sebagian besar orang lebih baik daripada Tidak 0
anda ?
TOTAL 5
Interpretasi pemeriksaan Skala Depresi Usia Lanjut :
Berdasarkan skala depresi geriatric, nilai total 5 adalah normal.

16
SKALA DEPRESI GERIATRI :

1.Tidak
2.Ya
3.Ya
4.Ya
5.Tidak
6.Ya
7.Tidak
8.Ya
9.Ya
10. Ya
11. Tidak
12. Ya
13. Tidak
14. Ya
15. Ya

Tiap jawaban sesuai diberi skor 1


Skor 0-5 adalah normal
Skor di atas 5 mengarah pada depresi

17
ASESMEN NUTRISI

A. NUTRISI SUBYEKTIF
Naik tetap turun
1. Apakah 1-2 bulan terakhir ada perubahan berat badan _____ __√___ ____
2. Apakah ada perubahan nafsu makan _____ __√___ _____
YA TIDAK
3. Apakah ada : perubahan pembauan _______ ___√____
pengecapan lidah _______ ___√____
4. Apakah ada masalah : mengunyah _______ ___√___
menelan _______ ___√___
5. Apakah ada masalah dengan gigi ___√____ _______
6. Apakah ada gangguan pencernaan : mencret _______ ___√____
sembelit _______ ___√____
mual _______ ___√___
muntah _______ ___√____
B. POLA MAKAN
1. Kebiasaan makan pagi : Ya
2. Kebiasaan makan siang : Ya
3. Kebiasaan makan sore : Ya
4. Kebiasaan selingan / ngemil : Tidak
5. Alergi makanan : Tidak
6. Sebutkan bahan makanan yang biasa dikonsumsi
a. Makanan pokok : Nasi
b. Lauk Hewani : Ikan
c. Lauk Nabati : Tahu, tempe
d. Sayuran : Hijau-hijauan
e. Buah-buahan : Pisang
f. Minuman : Air putih

18
ASESMEN ORAL UNTUK USILA
1. Apakah dapat membedakan jenis-jenis rasa makanan ?
Ya
2. Apakah saat ini memakai gigi tiruan ?
Ya
Sejak 30 tahun yang lalu
3. Apakah mengalami kesulitan waktu mengunyah makanan?
Tidak
4. Apakah merasakan ada gangguan waktu membuka mulut lebar?
Tidak
5. Apakah menu makanan sehari-hari dalam bentuk lembek?
Tidak
6. Apakah merasakan sakit atau ada kelainan di daerah telinga setelah makan?
Tidak
7. Apakah ada rasa sakit atau gangguan waktu menelan?
Tidak
8. Apakah mulutnya terasa kering atau air ludahnya berkurang?
Tidak
9. Apakah saat ini sedang minum obat-obatan tertentu?
Ya
Mengkonsumsi obat antihipertensi
10. Apakah merasakan adanya sisa makanan yang tertinggal di mulut setelah
makan? Tidak
Skor total adalah 3, yang berarti ada gangguan ringan
Skor : Untuk setiap jawaban ’Ya’ bernilai 1
1-3 = Gangguan ringan
4-6 = Gangguan sedang perlu diperhatikan
> 7 = Gangguan berat perlu perhatian khusus

19
REKAPITULASI ASESMEN GERIATR
1. Identitas
Nama Pasien : Bp. Sukijan
Umur : 65 tahun
Alamat : Glagah, Temon, Kulon Progo
Pekerjaan : Petani
2. Daftar Masalah
a) Gangguan penglihatan
b) Hipertensi
3. Diagnosis Banding
a) Presbiopia
b) Hipermetropia
c) Hipertensi
4. Diagnosa
Suspek Presbiopia dengan Hipertensi dalam pengobatan
5. Terapi
a. Nonfarmakologis
a) Menggunakan kacamata dengan lensa yang sesuai
b) Meminum obat secara teratur
c) Menghindari makanan yang memicu hipertensi
b. Farmakologis
Meminum obat Anti hipertensi yang telah diberikan rumah sakit, yaitu
amdixal 5mg 1x1 dan candesartan 16 mg 1x1.
6. Rencana Penatalaksanaan
Melakukan pemeriksan kelainan refraksi dan pemeriksaan presbiopi

20
Pembahasan
1. Daftar masalah
Gangguan penglihatan
Hipertensi
2. Diagnosis Banding
Presbiopia
Pada presbiopia terjadi gangguan akomodasi pada usia lanjut.
Presbiopia biasanya mulai muncul pada usia 40 tahun. Dengan
bertambahnya usia maka semakin kurang kemampuan mata untuk
melihat dekat. Presbiopia terjadi akibat lensa makin keras, sehingga
elastisitasnya berkurang. Demikian pula dengan otot akomodasi dan
daya kontraksinya juga berkurang. Orang yang lemah dengan keadaan
umum yang kurang baik sering lebih cepat membutuhkan kacamata
baca akibat presbiopia daripada orang sehat dan kuat. Keluahan
muncul pada saat membaca dekat. Semua pekerjaan dekat sukar
dilakukan karena penglihatan kabur. Bila dipaksakan akan muncul
keluhan lain yaitu berupa mata lelah, berair, dan sering terasa pedas.
Penderita presbiopia memposisikan membaca dengan menjauhkan
kertas yang dibaca.
Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya
refraksi mata karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas
matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung. Dengan
meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih keras (sklerosis) dan
kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung, dengan demikian
kemampuan melihat dekat makin berkurang.
Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih dari
40 tahun, akan memberikan keluhan setelah membaca yaitu berupa
mata lelah, berair dan sering terasa pedas. Karena daya akomodasi
berkurang maka titik dekat mata makin menjauh dan pada awalnya
akan kesulitan pada waktu membaca dekat huruf dengan cetakan kecil.

21
Dalam upayanya untuk membaca lebih jelas maka penderita
cenderung menegakkan punggungnya atau menjauhkan obyek yang
dibacanya sehingga mencapai titik dekatnya dengan demikian obyek
dapat dibaca lebih jelas. Presbiopia timbul pada umur 45 tahun untuk
ras Kaukasia dan 35 tahun untuk ras lainnya.
Hipermetropia
Hipermetropia juga dikenal dengan istilah hyperopia atau rabun dekat.
Hipermetropia adalah keadaan mata yang tidak berakomodasi
memfokuskan bayangan di belakang retina. Pasien dengan
hipermetropia mendapat kesukaran untuk melihat dekat akibat
sukarnya berakomodasi. Keluhan akan bertambah dengan
bertambahnya umur yang diakibatkan melemahnya otot siliar untuk
akomodasi dan berkurangnya kekenyalan lensa. Pada perubahan usia
lensa berangsur-angsur tidak dapat memfokuskan bayangan pada
selaput jala (retina) sehingga akan lebih terletak di belakangnya.
Sehingga diperlukan penambahan lensa positif atau konveks dengan
bertambahnya usia.
Hipermetropia disebabkan karena kekuatan optik mata terlalu rendah
(biasanya karena mata terlalu pendek) dan sinar cahaya paralel
mengalami konvergensi pada titik di belakang retina. Penyebab utama
hipermetropia adalah panjangnya bola mata yang lebih pendek. Akibat
bola mata yang lebih pendek bayangan benda akan difokuskan di
belakang retina atau selaput jala.
Sebab atau jenis hipermetropia :
a) Hipermetropia sumbu atau hipermetropia aksial merupakan
kelainan refraksi akibat bola mata pendek atau sumbu
anteroposterior yang pendek.
b) Hipermetropia kurvatur, dimana kelengkungan kornea atau
lensa kurang sehingga bayangan difokuskan di belakang retina.

22
c) Hipermetropia indeks refraktif, dimana terdapat indeks bias
yang kurang pada system optik mata, misalnya pada usia lanjut
lensa mempunyai indeks refraksi lensa yang berkurang.
Pasien dengan hipermetropia apapun penyebabnya akan mengeluh
matanya lelah dan sakit karena terus-menerus harus berakomodasi
untuk melihat atau memfokuskan bayangan yang terletak di belakang
makula agar terletak di daerah makula lutea. Keadaan ini disebut
astenopia akomodatif. Pada pasien yang banyak membaca atau
mempergunakan matanya, terutama pada usia yang telah lanjut, akan
memberikan keluhan kelelahan setelah membaca. Keluhan tersebut
berupasakit kepala, mata terasa pedas dan tertekan.
Hipertensi
Tekanan darah ditentukan oleh dua faktor utama yaitu curah jantung
(cardiac output) dan resistensi vaskuler perifer. Curah jantung
merupakan hasil kali antara frekuensi denyut jantung dengan isi
sekuncup (stroke volume), sedangkan isi sekuncup ditentukan oleh
aliran balik vena (venus return) dan kekuatan kontraksi miokard.
Resistensi perifer ditentukan oleh tonus otot polos pembuluh darah,
elastisitas dinding pembuluh darah dan viskositas darah.
Hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan tinggi tekanan darah.
Berdasarkan tinggi tekanan darah seseorang dikatakan hipertensi bila
tekanan darahnya >140/90 mmHg. Untuk pembagian lebih rinci The
Join National Committee on prevention, detection, evaluation and
treatment of high blood pressure VII (JNC
VII) membuat klasifikasi sebagai berikut :
Klasifikasi Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi tingkat I 140-159 90-99

23
Hipertensi tingkat II >160 >100

3. Diagnosis
Suspek presbiopi dengan hipertensi dalam pengobatan
4. Terapi
1. Kacamata
Kacamata dengan bifocal atau Progressive Addition Lenses ( PALs )
adalah koreksi yang paling umum untuk presbiopia. Bifokal
mempunyai dua cara untuk pemfokusan : bagian besar dari lensa
kacamata untuk nearsightedness atau farsightedness, sedangkan bagian
terbawah lensa memegang preskripsi terkuat untuk penglihatan dekat
untuk pekerjaan dekat. PALs mirip denagan lensa bifocal, tetapi PALs
memberikan transisi penglihatan yang lebih bertahap di antara
preskripsi, dengan tidak ada garis visible di antara keduanya.
Kacamata baca adalah pilihan lain. Tidak seperti bifocal atau PALs
yang sebagian besar orang menggunakannya setiap hari, kacamata
baca hanya digunakan selama pekerjaan dekat.
Biasanya diberikan kacamata baca untuk membaca dekat dengan
lensa sferis positif yang dihitung berdasarkan amplitudo akomodasi
pada masing-masing kelompok umur :
+1,0 D untuk usia 40 tahun
+1,5 D untuk usia 45 tahun
+2,0 D untuk usia 50 tahun
+2,5 D untuk usia 55 tahun
+3,0 D untuk usia 60 tahun.
( Masjoer, dkk 2001 )
2. Lensa Kontak
Ada lensa kontak untuk presbiopia, yaitu multifocal contact lenses.
Kamu dapat memperolehnya dalam bentuk gas permeable atau soft
lense materials. Tipe lensa kontak yang lain untuk koreksi presbiopia

24
adalah monovision, di mana satu mata menggunakan preskripsi
penglihatan jarak jauh dan mata yang lain menggunakan perskripsi
untuk penglihatan dekat. Otak belajar menyerupai satu mata atau mata
lainnya untuk perbedaan tugas yang sulit. Ketika beberapa orang
menyukai solusi ini, beberapa orang yang lainnya mengeluh pusing
atau mual, atau kesalahan memperkirakan jarak dalam hubungan
benda-benda yang berjauhan satu sama lain dan jauh jarak antara
benda itu dengan orang tersebut
Vistakon’s Accuvue Bifocal mempunyai desain annular meliputi lima
zona konsentris. Zona pusat jarak jauh dikelilingi oleh ring dekat, ring
jauh lainnya, ring dekat kedua, dan ring jauh terluar. Karena accuvue
bifocal tidak mempunyai ketetapan untuk penglihatan intermediet,
klien memerlukan tambahan kekuatan yang tinggi sehingga dapat
dipasang tambahan yang tidak sama untuk mencapai penglihatan baik
pada jarak dengan computer. Mata dominant dapat dipasang dengan
tambahan +1.00 atau +1.50, dan mata non dominant dapat dipasang
dengan tambahan yang lebih tinggi.
Bausch and Lomb Softlense Multifocal dan Ciba Vision’s Focus
Progressive Lenses mempunyai desain aspheric. Lensa ini mempunyai
koreksi penglihatan dekat di pusat lensa ( center near multifocal ).
Kekuatan lensa berangsur-angsur menurun untuk koreksi penglihatan
jauh selama satu perpindahan ke arah lensa perifer. Desain aspheric
multifocal menyediakan penglihatan jelas pada jarak intermediet,
sebagai pertimbangan penting untuk kebanyakan klien di dunia
computer sekarang ini. Klien yang menggunakan center near bifocal /
multifocal mungkin kehilangan penglihatan jauh mereka di cahaya
terang matahari, sejak konstriksi pupil terlalu berlebihan akan
membolehkan hanya sinar dekat untuk memasuki mata. Dalam situasi
ini, penggunaan sunglasses diperlukan untuk sedikit mendilatasi pupil
dan memperbaki penglihatan jarak jauh.

25
3. Pembedahan
Pilihan baru pembedahan untuk pengobatan presbiopia sedang
diteliti dan telah tersedia di banyak negara. Salah satu contohnya
adalah Refratec Inc.’ Conductive Keratoplasty, atau Near Vision CK
Treatment, yang menggunakan gelombang radio untuk membuat lebih
melengkung kornea untuk memperbaiki penglihatan dekat. Metode ini
telah disetujui FDA pada April 2004 untuk penurunan sementara dari
presbiopia.
Highly experimental treatment adalah elastic polymer gel
lembut yang diteliti, dikatakan akan diinjeksikan ke dalam capsular
bag, rongga yang terdiri dari natural lens. Dalam teori, gel akan
mengganti natural lens dan menyediakan yang baru, lensa yang lebih
elastis. Penelitian juga berfokus pada laser treatment untuk
menjadikan keras lensa mata untuk meningkatkan kelenturan/
fleksibilitas dan memperbaiki focus.
Prosedur pembedahan baru mungkin juga menyediakan solusi
untuk presbiopia yang tidak ingin menggunakan kacamata atau kontak
lensa, implantation of accommodative intraocular lenses ( IOLs ).
5. Rencana penatalaksanaan
A. Melakukan Pemeriksa Kelainan Refraksi
Dilakukan pada satu mata secara bergantian, biasanya dimulai dengan
mata kanan kemudian mata kiri. Dilakukan setelah tajam penglihatan
diperiksa dan diketaui terdapat kelainan refraksi.
Cara :
a. Pasien duduk dengan jarak 6 m dari kartu snellen.
b. Satu mata ditutup, dengan mata yang terbuka pasien diminta
membaca baris terkecil yang masih dapat dibaca.
c. Pada mata yang terbuka diletakkan lensa positif +0,50 untuk
menghilangkan akomodasi pada saat pemeriksaan.
d. Kemudian diletakkan lensa positif tambahan, dikaji :

26
1). Bila penglihatan tidak bertambah baik, berarti pasien
tidak hipermetropia
2). Bila bertambah jelas dan dengan kekuatan lensa yang
ditambah perlahan-lahan bertambah baik, berarti pasien
menderita hipermetropia. Lensa positif terkuat yang
masih memberikan ketajaman terbaik merupakan
ukuran lensa koreksi untuk mata hipermetropia
tersebut.
e. Bila penglihatan tidak bertambah baik, maka diletakkan lensa
negative. Bila menjadi jelas, berarti pasien menderita myopia.
Ukuran lensa koreksi adalah lensa negative teringan yang
memberikan ketajamam penglihatan maksimal.
f. Bila baik dengan lensa negative maupun positif penglihatan tidak
maksimal ( penglihatan tidak dapat mencapai 6/6 ), maka
dilakukan uji pinhole. Letakkan pinhole di depan mata yang
sedang diuji dan diminta membaca baris terakhir yang masih dapat
dibaca sebelumnya. Bila :
1). pinhole tidak memberikan perbaikan, berarti mata tidak
dapatdikoreksi lebih lanjut karena media penglihatan
keruh, terdapat kelainan pada retina atau saraf optic.
2). terjadi perbaikan penglihatan, maka berarti terdapat
astigmatisma atau silinder pada mata tersebut yang
belum mendapat koreksi.
g. Bila pasien astigmatisma, maka pada mata tersebut dipasang lensa
positif yang cukup besar untuk membuat pasien menderita
kelainan refraksi astigmatismus miopikus.
h. Pasien diminta untuk melihat kartu kipas astigmat dan ditanya
garis pada kipas yang paling jelas terlihat.
i. Bila pebedaan tidak terlihat, lensa positif diperlemah sedikit demi
sedikit hingga pasien dapat melihat garis yang terjelas dan kabur.

27
j. Dipasang lensa silinder negative dengan sumbu sesuai dengan
garis terkabur pada kipas astigmat.
k. Lensa silinder negative diperkuat sedikit demi sedikit pada sumbu
tersebut hingga sama jelasnya dengan garis lainnya.
l. Bila sudah sama jelasnya, dilakukan tes kartu snellen kembali.
m. Bila tidak didapatkan hasil 6/6, maka mungkin lensa positif yang
diberikan terlalu berat, harus dikurangi perlahan-lahan, atau
ditambah lensa negative perlahan-lahan sampai tajam penglihatan
menjadi 6/6. Derajat astigmat adalah ukuran lensa silinder
negative yang dipakai hingga gambar kipas astigmat tampak sama
jelas.
B. Melakukan Pemeriksaan Presbiopia
Cara :
a. Dilakukan penilaian tajam penglihatan dan koreksi
kelainan refraksi bila terdapat myopia, hipermetropia,
atau astigmatisma, sesuai prosedur di atas.
b. Pasien diminta membaca kartu baca pada jarak 30-40 cm
( jarak baca ).
c. Diberikan lensa mulai +1 dinaikkan perlahan-lahan
sampai terbaca huruf terkecil pada kartu baca dekat dan
kekuatan lensa ini ditentukan.
d. Dilakukan pemeriksaan mata satu per satu.

28
FOTO

29
Daftar Pustaka

Ilyas, S. 2010. Ilmu Penyakit Mata, Fakultas.Jakarta: Kedokteran Universitas


Indonsesia
Riordan, Paul, Whitcher, John P. 2000. Oftalmologi Umum. Jakarta: EGC

30

Você também pode gostar