Você está na página 1de 1

Akan kuajak kalian mengintip ke duniaku.

Dimana, yang kelabu menjadi tabu,


Dan yang abu-abu menjadi satu.
Dimana, hal yang dilarang menjadi sesuatu yang sering
dilakukan
Dan sesuatu yang diwajibkan, menjadi hal yang diabaikan.
Dimana, pada lelucon yang sama, orang tak tertawa.
Namun berkali-kali menangis karena luka yang sama.

Apakah Benar?

Hati adalah singgasana dari cinta yang bermahkotakan


kesetiaan, dan berjubahkan permata kejujuran.
Namun, siapakah pemilik singgasana nan megah itu?
Aku kah? Atau orang lain?
Jika iya, maka siapa permaisuriku?

Wahai pemilik raga ini,


Dia kah yang selalu kutunggu selama ini?
Diakah yang selalu mengisi doaku tiap hari?
Dia kah sang pemilik hati?

Namun mengapa dinginnya selalu menyiksaku?


Mengapa ocehannya selalu berakhir jika ada aku?
Dan mengapa ia hanya menganggapku angin lalu?
Apakah ia tak bisa bahagia denganku?

Jika iya, mengapa hatiku selalu bergetar jika menatapnya?


Mengapa rasa ini hanya untuknya?
Mengapa mataku bahkan tak bisa berpaling darinya?
Apakah hanya diriku yang mencinta?

Dan akhirnya,
Telah kuungkapkan, namun tak ada balasan.
Sudah kuceritakan, namun tak ada sanggahan.
Dan kini kupertanyakan, apa tetap tak ada jawaban?

Você também pode gostar