Você está na página 1de 4

KANAAN GLOBAL SCHOOL

Semester 1 SY 2018-2019
Pre-Univ–Bahasa Indonesia
Memahami Teks
Name: __________________________________ ( ) Marks : _____/ 8 = _____%
Class: __________________________________ Date: __________________

YUK, Ikut Isi Kemerdekaan Sekarang Juga!


Setiap 17 Agustus segenap warga Negara Indonesia memperingati hari kemerdekaannya. Kemerdekaan
merupakan tonggak penting. Presiden pertama Republik Indonesia Soekrano menyebut kemerdekaan sebagai
“jembatan emas”. Istilah ini tepat sekali. Jembatan adalah sarana atau alat. Begitu pun, kemerdekaan Indonesia
diproklamasikan bukan sekadar untuk merdeka, tapi agar bangsa Indonesia bisa mencapai cita-citanya, yakni:
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Kini, 70 tahun sudah, Indonesia merdeka. Dengan mata telanjang pun tahu, bahwa cita-cita proklamasi
kemerdekaan itu masih jauh dari gapaian. Korupsi merajalela. Hokum tajam ke bawah tumpul ke atas. Kemiskinan
masih tinggi. Kita juga belum mampu berdaulat di bidang pangan. Beras, jagung, kedelai, tupung terigu, bahkan
garam pun masih impor. Ironis. Padahal alam kita sangat subur. Pantai kita kedua terpanjang di dunia setelah
Kanada.
Dibidang olahraga, dalam berbagai ajang, prestasi kita betul-betul anjlok. Sepak bola apa lagi. Kita sering
berseloroh, “Apakah begitu sulitnya mencari 11 pemian bola di antara 250 juta lebih penduduk Indonesia?”
Ternyata mencari bibit pemain tidaklah sulit. Anak-anak Indonesia banyak yang bertalenta tinggi dalam mengolah
si kulit bundar. Masalahnya, bakat saja tidak cukup. Untuk membentuk tim yang tangguh diperlukan perencanaan
yang matang. Tim Indonesia kalah melulu karena sering persiapannya mendadak dan asal-asalan. Pembinaan
pemain muda juga tidak dilakukan dengan serius. Sepertinya kita lebih suka jalan pintas. Kita lebih memilih
mencomot pemain naturalisasi daripada berjerih payah membina talenta muda yang memang butuh waktu dan
kesabaran. Parahnya lagi, PSSI sebagai induk organisasi cabang olahraga sepak bola di Indonesia sering diisi
pengurus-pengurus yang hanya sibuk mencari makan, bukan yang berlomba-lomba memberikan prestasi. Selain
itu, factor bantuan dana pemerintah yang tergolong kecil pun bisa dianggap sebagai penyebab minimnya prestasi
Indonesia di bidang olahraga.
Buang Mental Inlander
Kita mungkin bertanya, mengapa Negara kita begitu tertinggal, bahkan dengan beberapa negeri jiran yang
umurnya jauh lebih muda. Salah satu analisis yang bisa diberikan ialah karena kita belum mampu membebaskan
diri dari cengkraman mental inlander. Watak inlander merupakan mental warisan penjajah yang membuat bangsa
kita kurang percaya diri, selalu merasa tidak mampu dan mengaggap bangsa lain pasti unggul. Mental pecundang
ini jelas perlu dibuang. Caranya, seperti yang dilakukan Prof. Dr. Yohanes Surya, yakni dengan menunjukkan
bukti sebanyak mungkin tentang kehebantan orang Indonesia. Yohanes Surya dengan yakin mengatakan bahwa
anak Indonesia lebih unggul, lebih cerdas, lebih genius dibandingkan anak-anak dari bangsa-bangsa lainnya,
termasuk dari bangsa-bangsa maju. Di bawah bimbingannya, anak-anak Indonesia berkali-kali memenangkan
kejuaraan olimpiade fisika dan sains dunia yang sangat bergengsi. Mereka bahkan mengalahkan anak-anak dari
China, Amerika, Jerman, Inggris, Korea Selatan, Australia, dan Israel.
Seperti Yohanes Surya dan anak didiknya, generasi muda lainnya pun bisa berkontribusi dalam mengisi
kemerdekaan lewat bakat masing-masing. Anda yang berbakat di bidang olahraga, asah kemampuan Anda
sehingga menjadi atlet jempolan yang mampu mengharumkan nama bangsa dan Negara di level internasonal.
Atlet-atlet Indonesia sudah banyak yang membuktikannya. Salah satunya, Rudi Hartono. Rudy berhasil meraih
juara tunggal putra bulu tangkis All England sebanyak delapan kali hingga namanya pernah diabadikan dalam
Guiness Book of World Records tahun 1982.
Anda yang berbakat di bidang seni peran, contohlah Joe Taslim atau Iko Uwais. Joe berhasil go
internayional berperan dalam film The Raid: Redemption dan Fast and Furious 6. Sementara Iko main di film The
Raid: Redemption dan The Raid . Anda yang tertarik di jagad tarik suara, contohlah Anggun C. Sasmi. Anggun
merupakan penyanyi Indonesia pertama yang berhasil menembus industry music internasional dan album-
albumnya telah meraih penghargaan golddan platinum di beberapa Negara eropa. Selain itu, ia telah merekam
kolaborasi dengan banyak artis mancanegara, seperti: Julio Iglesias, Peter Gabriel, Pras Michel, dan lain-lain. Bagi
yang gandrung dengan dunia animasi, ikuti jejak Rini Sugianto. Animator jebolan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Parahyangan ini ikut menggarap beberapa film Hollywod, seperti: The Hobbit, The Adventures of
Tintin: The Secret of the Unicorn, Avengers, dan Iron Man 3. Di masa revolusi, kita punya Basoeki Abdullah.
Pelukis asal Surakarta ini pada 6 September 1948 terpilih mejadi yang terbaik mengalahkan 87 pelukis eropa
dalam lukis bertempat di Amsterdam, Belanda, saat penobatan Ratu Juliana.
Cintai Negerimu
Selain mengubur mental pecundang, membantu tercapainya cita-cita kemerdekaan bisa diwujudkan dengan
mengenal dan mencintai negeri sendiri. Negara kita diberkahi berlimpah destinasi wisata alam. Ada Raja Ampat,
di Provinsi Papua Barat, tujuan wisata yang memiliki laut jernih dengan ribuan ikan bebas menari di celah-celah
terumbu karang. Kita mempunyai Pantai Plengkung di Banyuwangi, Jawa Timur, tempat berselancar terbaik di
Asia Tenggara dan ombaknya termasuk satu dari tujuh ombak terbaik di dunia. Gunung Bromo, di Jawa Timur,
gunung api aktif yang dikelilingi hamparan laut pasir danlautan kabut, tempat berburu matahari terbit dengan udara
dingin yang bisa mencapai dua derajat celcius. Belum lagi Danau Kelimutu di Flores, NTT, danau yang bisa
berubah warna dari biru, hijau, merah, putih sampai hitam. Danau terbesar di Asia Tenggara, Danau Tobo di
Sumatera Utara. Biorock coral atau terumbu karang buatan terbesar di dunia di Pemuteran, Bali Utara. Ada Taman
Nasional Bunaken, taman laut yang terletak di Sulawesi Utara. Destinasi wisata budaya juga melimpah. Kita
mempunya Candi Borobudur, Candi Prambanan, Bandung dengan Saung Angklung Mang Udjo-nya, Banyuwangi
dengan gandrung sewu-nya, dan Bali dengan ribuang pura yang megah nan eksotik serta ragam upacara
keagamaan yang sudah mendunia.
Dengan mengunjungi tempat-tempat wisata di dalam negeri, berarti kita telah membantu menggerakkan
ekonomi rakyat, meningkatkan penghasilan mereka dan sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah. Tentu
saja, masyarakat dan pemerintah daerah sendiri perlu menyiapkan sarana dan prasarana penunjang terbaik agar
wisata merasa nyaman saat berwisata. Sangat tidak lucu, kita datang di suatu objek wisata, tapi malah menderita
gara-gara toilet tidak tersedia. Atau, kalaupun tersedia, jumlahnya terbatas dan kotor kondisinya.
Sekali lagi, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengisi kemerdekaan demi mewujudkan cita-cita
proklamasi. Sudah bukan waktunya, kita menjadi penonton pasif atau hanya untuk mencela. Indonesia
memerlukan kontribusi kita. Isi kemerdekaan sekarang juga dengna apa yang kita bisa!
Berdasarkan bacaan di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
a. Apa alasan penulis setuju dengan pendapat Soekarno yang menyebut kemerdekaan sebagai “jembatan
emas”?
b. Sebutkan lima hal yang menjadi cita-cita Indonesia ketika Negara ini diproklamasikan?
c. Sebutkan empat bukti bahwa cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia masih belum tercapai?
d. Apakah yang terjadi dengan prestasi di bidang olahraga?
e. Sebutkan limat alas an mengapa tim sepak bola Indonesia tidak berprestasi?
f. Mengapa kita tertinggal dari Negara lain, termasuk dengan Negara jiran (tetangga)?
g. Apakah cirri-ciri dari mental inlander?
h. Selain dengan membuang mental inlander, apa lagi yang bisa dilakukan untuk membantu mencapai cita-
cita kemerdekaan?

Prepared by:
Mr. Novi Junaidi Igayana
KANAAN GLOBAL SCHOOL
Semester 2 SY 2018-2019
Pre-Univ–Bahasa Indonesia
Bacaan
Name: __________________________________ ( )
Class: __________________________________ Date: __________________

Você também pode gostar