Você está na página 1de 6

Ketika kemudahan bank murni pengubah liquiditas bertolak belakang dengan kompleksitas bank

sekarang ini, jelas bahwa representasi yang bermanfaat secara empiris harus mengarah pada fitur mayor
yang penting dalam menyusun kas bank. Fitur tambahan ini merupakan produk dari fungsi tambahan
dibalik perubahan likuiditas yang dilakukan bank dan juga batasan dan insentif bank. Diskusi pada bagian
ini berusaha untuk membahas pada determinan primer yang berkaitan di mana bank melakukan fungsi
perubahan likuiditas dengan sehemat mungkin namun bermanfaat secara empiris.

Kami mulai dari membahas peran dari asuransi deposit yang dianggap sebagai faktor terpenting
dalam pengubah likuiditas, namun fokus secara utama pada sisi liabilitas bank. Setelah itu kita menuju
pada perspektif bank yang lebih luas meliputi pemeriksaan bagian asset, pertama sebagai perpanjangan
tangan model pengubah likuiditas dan kemudian pada hakikatnya sebagai perspektif fungsi alternatif
bank. Karakteristik yang lebih realistis pada aset ini mengarahkan fokus kita pada resiko-resiko mayor
yang akan dihadapi bank akibat resiko likuiditas. Kami memiliki hipotesis bahwa satu dari banyak faktor
tersebut mungkin dapat mengurangi kemampuan bank dalam mengambil lebih resiko likuiditas dan
melakukan pengubah likuiditas. Analisis kami didukung dengan implikasi yang kami uji secara empiris
pada bagian berikutnya.

A. Sisi liabilitas : deposit dan asuransi deposit


Walaupun asuransi deposit federal telah diberlakukan di AS selama hampir setengah abad
sebelum Bryan (1980) dan Diamond dan Dybvig (1983), tulisan ini merupakan yang pertama
menunjukkan secara formal bagaimana asuransi deposit melindungi bank dari penarikan
deposit dan pada akhirnya memfasilitasi perubahan likuiditas. Maka dari itu kami memulai
analisis dengan memeriksa sampai mana perubahan likuiditas didorong oleh asuransi
deposit.
Untuk menandai manfaat ekonomis dari peran pengubah likuiditas bank dan juga
menjelaskan ketentuan asuransi deposit, maka menurut Diamond and Dybvig (1983) cukup
dengan mengambil arah pandang yang sederhana dari sisi aset kas: Pinjaman bank dianggap
tidak likuid namun tidak berisiko. Akhirnya, satu-satunya cara untuk mengembalikan
pinjaman yang tidak berisiko tersebut adalah lewat premi likuiditas. Maka dari itu, bank yang
dijadikan model dalam tulisan ini didanai secara tunggal dengan deposit permintaan yang
terasuransi menanamkan semua aset dalam pinjaman yang tidak likuid. Dalam kata lain, LT
gap mereka mendekati +1.
Tidak seperti teori yang memposisikan bank apakah terasuransi secara utuh atau tidak, bank
yang sebenarnya hanya dilindungi sebagian oleh asuransi deposit. Ini dikarenakan bank
dapat didanai oleh deposit tidak terasuransi karena perlindungan asuransi deposit dibatasi
100.000$ per akun penerima. Lebih lanjut, bank memiliki sumber pendanaan non-deposit
lain seperti hutang dan ekuitas, dan juga menjaga beberapa aset yang bersifat likuid sebagai
penyangga dalam ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran deposit. Oleh
sebab itu efek dari asuransi deposit dan diuji dengan cara menanyakan apakah bank yang
memegang porsi deposit terasuransi besar melakukan perubahan likuiditas lebih. Hipotesis
yang dihasilkan sebagai berikut : H1 : Perlindungan asuransi deposit mendorong perubahan
likuiditas
Hubungan antara asurani deposit dan perubahan likuiditas dapat melemahkan bank-bank
besar yang dianggap “terlalu besar untuk gagal” (Boyd dan Gertler, 1994). Dalam kata lain,
manfaat asuransi deposit tidak mendorong tambahan perubahan likuiditas bank yang telah
menikmati proteksi implisit karena ukuran mereka yang sudah besar. Untuk lebih fokus pada
hubungan sebenarnya antara asuransi deposit dan perubahan likuiditas, kami mengontrol
dengan menggunakan efek yang telah ditetapkan yang akan dideskripsikan lebih lanjut.
Tentu saja data dan teknik statistic yang kami gunakan hanya memperbolehkan kami untuk
menangkap efek marginal asuransi deposit dan tidak dapat mengukur pengaruhnya
terhadap krisis bank ataupun penarikan deposit oleh nasabah.
Hasil uji formal ditampilkan pada bagian berikutnya. Namun bukti pada bagian I sudah jelas
memberikan informasi bahwa dalam kenyataannya bank komersial AS yang menikmati
kelebihan asuransi deposit memiliki LT gap yang rendah. Lewat secercah prediksi model
ekonomi yang telah didiskusikan di atas, jika bank secara nyata –disamping ketentuan
asuransi deposit- tidak mampu atau tidak mau menjadi pengubah likuiditas, alasan tersebut
harus terletak pada beberapa fitur krusial terkait fungsi bank yang diabaikan oleh model ini.
Kami berargumen berikutnya bahwa satu penentu krusial dari tingkah laku bank adalah
resiko dari portofolio pinjaman.

B. Sisi aset: Aset yang berisiko


Melanjutkan susunan Diamond-Dybvig, Jacklin dan Bhattacharya (1988) mengendurkan
asumsi bahwa pinjaman bank tidak berisiko dengan memperkenalkan informasi yang
asimetris terkait dengan kualitas kredit dari pinjaman dan juga biaya likuidasi awal, dan
menyimpulkan bahwa pembiayaan campuran bank yang optimal mengarah pada ekuitas
yang lebih daripada deposit dengan peningkatan risiko kredit. Cooper dan Ross (1998)
menganggap hanya resiko likuidasi aset dini dan menemukan bahwa bank dapat
meningkatkan pemegang aset likuid agar tetap bertahan walaupun banyak yang menarik
deposit. Dua tulisan ini menawarkan wawasan penting mengenai bagaimana liabilitas dan
sisi aset secara dalam kas bank berespon dengan awal dari risiko aset. Namun, keduanya
berasumsi bank beroperasi tanpa asuransi deposit.
Resiko aset tidak harus diperkenalkan sebagai tambahan dari model perubahan likuiditas
bank. Berdasarkan fokus utama sisi aset dan memungkinkan kemungkinan pinjaman berisiko
menghasilkan sebuah rasio yang independen untuk eksistensi bank. Diamond (1984)
memperkenalkan informasi asimetris antaradepositor dan peminjam terkait kualitas kredit
pinjaman yang disusun oleh bank dan menunjukkan bank yang melakukan tapisan kredit
yang berguna dan mengawasi kontrak pinjaman dan akhirnya melakukan mitigasi masalah
insentif. Ketika pengawasan dirasa mahal, nilai ekonomis ditambah oleh bank berasal dari
pengawasan yang terwakili yang lebih efisien yang dilakukan, mencegah duplikasi usaha dan
juga godaan free-riding atau numpang gratis oleh para depositor atau investor.
Fitur penting dalam konsep bank ini adalah walaupun bank membuat pinjaman berisiko
pada peminjam, hal tersebut tetap menawarkan klaim yang tidak berisiko (atau “kontrak
hutang standar” yang dinamai oleh Townsend 1979) kepada para depositor. Maksud dari hal
ini adalah bank memainkan peran “pengubah risiko” (bukan hanya sebagai perantara murni).
Karena pendanaan deposit didapatkan dekat dengan bunga yang tidak berisiko, maka hadiah
dari peran ini adalah premi risiko yang ditawarkan oleh pinjaman berisiko.

C. Kas dan perubahan risiko


Diskusi sebelumnya sudah membahas terkait aset ataupun sisi liabilitas kas bank untuk
menandai hal-hal yang dapat ditemukan. Namun, sangat penting untuk dicatat bahwa kedua
rangkaian model ini dilabuhkan dalam asumsi yang sederhana namun penting mengenai sisi
berlawanan kas. Seperti yang diutarakan Bhattacharya dan Thakor (1993), “Hal dominan dari
kontrak deposit yang tidak diperdagangkan ditentukan oleh hasil dari aset lama yang didanai
oleh deposit. Calomiris dan Kahn (1991) juga sama mengilustrasikan bagaimana hutang yang
dituntut penting dalam membuat insentif yang tepat bagi bank untuk menjalankan peran
alokasi dan pengawasan kredit. Sehingga, kelebihan ekonomis yang berjalan dari peran bank,
terlepas dari begaimana mereka tumbuh, tidak diturunkan hanya dari aset atau liabilitas
bank yang terisolasi; mereka tumbuh karena struktur kesinambungan aset dan liabilitas
bank.
Bhattacharya, Boot, dan Thakor (1998) menyajikan model terintegrasi yang mencampurkan
fitur yang ditandai oleh satu atau dua sisi kas dalam diskusi sebelumnya. Sebuah bank dapat
dianggap memainkan peran pengubah likuiditas dan pengubah resiko. Apakah kedua
rasional untuk eksistensi bank ini bersifat komplemen atau kompetitif masih sulit ditentukan
dengan kedua model ini. Tentunya, syarat masing-masing peran tidak eksklusif satu sama
lain. Bahkan, aset finansial pada dasarnya dpat dijelaskan dengan aset-aset ilikuid juga
memiliki resiko terkait dengan kredit dan laju bunga, memberikan kesan bahwa terdapat
sinergis yang signifikan antara kedua model ini. Di sisi lain sejak kedua peran resiko dan
pengubah likuiditas menghasilkan kapasitas pemegang resiko secara terbatas yang sama
(atau saling menumpuk), bank perlu memilih untuk melibatkan resiko ini. Jika kasus yang
disebukan berlaku, maka bank yang memilih untuk memegang lebih banyak portofolio
berisiko perlu untuk mengurangi pengubahan likuiditas.
Tobin (1958) memperkenalkan kontur luas yang dapat menentukan pilihan antara likuiditas
dan resiko. Holmstrom dan Tirole (2000) memeriksa manajemen peran likuiditas dan resiko
dalam penentuan struktur capital koporat. Sejak resiko dalam portofolio bank bermanifestasi
secara sendirinya dalam beberapa bentuk, sangat mungkin bahwa bentuk-bentuk ini
berinteraksi secara berbeda terhadap likuiditas. Sebuah pemeriksaan empiris mengenai
hubungan antara pengubah likuiditas dan resiko dapat memberi keuntungan lewat dilienasi
luas resiko-resiko tersebut. Mengikuti yang tercantum pada literature, kami membagi resiko
aset dalam dua kategori: kredit dan resiko laju bunga.
Resiko kredit terletak pada pusat pengawasan yang didorong oleh informasi asimetris dan
peran alokasi kredit yang telah dijabarkan sebelumnya. Risiko kredit tidak perlu mengurangi
pengubahan likuiditas. Memang dalam beberapa kejadian ilikuiditas tidak disertai dengan
risiko kredit yang lebih besar lebih sebagai pengecualian. Bertolak belakang, peningkatan
vulnerabilitas resiko kredit dapat mengarahkan bank untuk menjadi pengubah likuiditas yang
lebih konservatif.
Sesuai dengan sebuah idiom borrowing short and lending long, bank juga memaparkan diri
mereka pada fluktuasi laju bunga pasar. Membuat pinjaman ilikuid yang didanai dengan
dana hampir tidak berisiko mungkin akan membuat perubahan likuiditas berjalan searah
dengan peningkatan paparan terhadap resiko laju bunga. Disamping secara langsung
menggambarkan LT gap yang rendah sebagai bukti rendahnya paparan terhadap resiko laju
bunga mungkin menyesatkan karena penggunaan turunan bunga secara luas, beberapa
tulisan gagal menemukan bukti bahwa keuntungan bank (Flannery 1981 dan 1983), ekuitas
(Flannery dan James 1984) atau margin bunga (English, 2002) terpapar oleh gerakan laju
bunga. Ini utamanya dipengaruhi oleh peningkatan pertukaran laju bunga sebagai
pembendung.

D. Perspektif sebuah risk-reward


Menawarkan pilihan perspektif portofolio terhadap likuiditas, kredit, dan resiko laju bunga
membantu memperluas pandangan dalam menentukan hubungan mereka: sampai di mana
mereka ditanggung oleh bank yang memiliki profit maksimal tergantung pada resiko premi
yang mereka tawarkan, yang juga relative satu sama lain jika dibandingkan dengan
penandaan bukan bank intermediate.
Peran pengubah likuiditas menempatkan bank pada resiko di mana aset yang dimiliki terikat
pada pinjaman ilikuid, hal tersebut mungkin tidak dapat berimbang dengan peningkatan
penarikan tiba-tiba oleh para depositor. Ilikuiditas ini akan mempercepat penarikan uang
oleh nasabah (bank run) dan terkadang insolvensi. Wajib bagi bank maka dari itu untuk
menanggung dan mengatur beberapa resiko likuiditas dalam preses menyalurkan dana dari
depositor kepada peminjam. Penghargaan yang paling terkait adalah premi likuiditas.
Proteksi yang hampir universal ditawarkan kepada industry bank dalam bentuk asuransi
deposit menyarankan bahwa bank tidak menikmati kelebihan dalam pengubahan likuidatif
relative terhadap bank lain. Lebih dari itu, kehadiran berbagai macam pengganti deposit
likuid seperti pendanaan pasar uang bersama juga tersedianya pasar capital yang luas dan
memiliki jangka panjang juga dapat mengurangi kelebihan yang bank dapatkan sebelumnya
relatif terhadap perantara finansial bukan bank.
Penggunaan secara luas turunan laju bunga menunjukkan bahwa bank tidak menikmati
kelebihan yang unik ataupun signifikan dalam menanggung atau mendapatkan resiko laju
bunga dibandingkan dengan perantara finansial lain. Maka dari itu, tidak mengherankan jika
penelitian mengutip kegagalan sebelumnya dalam mencari bukti paparan bunga dalam
portofolio bank. Menggambarkan tanda dari tulisan sebelumnya, kami berasumsi bahwa
bank tidak menanggung resiko laju bunga.
Di sisi lain, beberapa bank nampaknya tetap menjaga resiko kreditnya daripada
membendungnya disamping meningkatnya turunan kredit. Ini menunjukkan bahwa premi
bank menikmati resiko kredit, karena informasi yang lebih privat dan superior pada kualitas
kredit peminjam, yang mungkin penting. Alhasil, resiko kredit mungkin secara sistematis
berhubungan dengan keputusan perubahan likuiditas bank. Namun, seperti yang telah
dibahas sebelumnya, apakah efek ini searah atau subtitutif hanya dapat ditentukan secara
empiris. Perlu diingat bahwa motivasi kami memeriksa hubungan ini adalah resolusi dari
teka-teki LT gap yang rendah, tapi tanpa membiaskan spesifikasi empiris dalam segala arah,
kami menyatakan hubungan tersebut sebagai beriktu: H2: Risiko kredit mendesak
perubahan likuditas

E. Off-balance sheet: likuiditas kontingen


Saat kita melihat bank dengan lensa yang lebih luas dalam mencari penjelasan teka-teki LT
gap yang rendah, fitur lain yang menjadi fokus lain dibalik kas adalah komitmen pinjaman.
Ini adalah janji kontraktual untuk membuat pinjaman dengan ketentuan yang spesifik
kedepannya sesuai dengan diskresi peminjam. Antara 1990 dan 2001, volume komitmen
penjaman yang tidak digunakan meningkat dari 743 miliar US$ menjadi 1.6 triliun US$
(Ergungor, 2001). Bank mendapatkan bayaran untuk pelayanan ini namun komitmen tidak
tercantum pad kas mereka.
Penjelasan mengapa bank menwarkan komitmen pinjaman bervariasi: Kashyap, Rajan, dan
Stein (2002) berpendapat bahwa kurangnya korelasi sempurna dalam likuditas yang diminta
depositor dan firma membuatnya efisien sehingga dua layanan ini dapat ditawarkan oleh
bank sedangkan menurut Kareken (1987) menyebutkan bahwa merupakan akses bank
komersial terhadap jendela diskon yang memberikan mereka kelebihan dalam menjual
komitmen pinjaman. Terlepas dari sumber sinergi ini, bank dapat dianggap sebagai penawar
likuiditas. Apakah kasus di mana pembengkakan perubahan lukuiditas tidak menghilang dari
bank, secara sederhananya menggeser off-balance sheet? Pengamatan lebih dekat sangat
dibutuhkan, tidak hanya untuk menjelaskan LT gap rendah, tapi juga untuk menvalidasi
definisi sesungguhnya dari perbedaan yang terukur antara aset likuid dan deposit likuid.
Komitmen pinjaman bukanlah sebuah pinjama –Itu adalah sebuah janji untuk membuat
pinjaman sesuai yang diminta, terkait dengan beberapa kondisi yang berelasi dengan kualitas
kredit peminjam. Hanya pada saat komitmen pinjaman digunakan oleh peminjam lah hal
tersebut menjadi pinjaman dan muncul pad akas. Maka dari itu komitmen pinjaman adalah
cara penyaluran pinjaman terbaik. Terkadang, menurut Kanatas (1987), mereka dapat juga
digunakan sebagai alat pembendung atau pemebri sinyal. Maka dari itu jika pinjaman
dibiayai oleh deposit membentuk instrument perubahan likuiditas yang kontinyu, maka
komitmen pinjaman dapat dianggap instrumen syarat likuiditas kontingen.
Selanjutnya, dibandingkan dengan pinjaman total, komitmen pinjaman masih memainkan
peran yang kecil pada sebagian besar bank. Tabel III menunjukkan statistik kasar komitmen
pinjaman dan juga aset total dan total pinjaman bank dalam contoh yang kami sajikan.
Menggunakan data median yang ada, komitmen pinjaman memiliki rentang dari 15 hingga
20 persen total aset dan hanya 23 sampai 32 persen pinjaman yang luar biasa. Hanya
sebagian dari komitmen tersebut yang akan diubah menjadi pinjaman dan hanya beberapa
maturitas pinjaman melebih satu tahun yang dapat dianggap memiliki kontribusi dalam
perubahan likuiditas. Sampai ini lah komitmen ini dapat diterjemahkan sebagai pinjaman,
mereka nantinya akan muncul pad akas dan akhirnya tercantum dalam pengukuran LT gap
yang telah didefinisikan. Lebih lanjut lagi, distribusi rasio komitmen pinjaman dengan total
aset seluruh bank pada kuartal terakhir seperti yang ditunjukkan dalan figur 3, menunjukkan
bahwa volume substansial aktivitas komitmen pinjaman terkonsentrasi hanya pada sedikit
bank –hampir 85% bank memiliki komitmen pinjaman yang kurang dari sepertiga aset
mereka. Maka dari itu sulit untuk menginterpretasikan tawaran komitmen pinjaman sebagai
pengganti aktivitas perubahan likuiditas bank.
Komitmen likuiditas masih dapat membantu menjelaskan perubahan likuiditas tingkat
bawah yang teramati. Contoh, bank yang terbatas terhadap likuiditas masih dapat menahan
aset likuid dalam jumlah besar pada kas mereka untuk menemui kemungkinan lonjakan
permintaan likuiditas yang dipicu oleh penggunaan komitmen pinjaman. Ini menunjukan
sebuah hubungan negative antara LT gap dan volume komitmen pinjaman.
Namun, model teoritis komitmen pinjaman menunjukkan sebaliknya. Memeriksa sisi
liabilitas kas, Kashyap, Rajan, dan Stein (2002) menunjukkan bahwa bank yang membuat
komitmen pinjaman lebih dapat menahan lebih banyak deposit yang diinginkan. Alhasil,
komitmen pinjaman dapat memiliki pengaruh yang baik terhadap LT gap. Di sisi aset, boot
dan Thakor (1991) berpendapat bahwa ketetapan komitmen pinjaman memicu bank untuk
mengambil resiko kredit lebih sedikit karena mereka juga mencari sinyal untuk pembayaran
hutang yang lebih baik kedepannya untuk menghargai komitmen ini. Avery dan Berger
(1991) menemukan beberapa dukungan empiris untuk ini. Secara alternative, pemrakarsa
model seperti Boot, Greenbaum dan Thakor (1993) dam Billett, Flannery dan Garfinkel
(1995) berpendapat bahwa bank dengan kualitas yang baik menggunakan komitmen
pinjaman sebagai sinyal positif. Mosebach (1999) memberikan konfirmasi secara empiris
terkait dengan hipotesis ini.
Berdasarkan tulisan ini, apakah secara langsung atau sejauh mana resiko kredit yang
dikurangi atau kualitas yang lebih baik meningkatkan kemampuan bank untuk menjalankan
perubahan likuiditas, hubungan yang perlu ditingkatkan antara komitmen pinjaman dan LT
gap dapat dikemukakan. Maka dari itu kami mengemukakan hipotesis ketiga kami: H3:
Komitmen pinjaman menambah perubahan likuiditas

Você também pode gostar