Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Sesuai dengan program dan prioritas dari pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil
Presiden Jusuf Kalla, maka posisi anggota kabinet juga mengalami beberapa perubahan,
diantaranya Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang tidak lagi berada di bawah Menko
Perekonomian namun langsung di bawah Presiden.[7] Pada periode sebelumnya Kepala
Bappenas berada di bawah koordinasi Menko Perekonomian. Berikut adalah menteri Kabinet
Kerja.[8]
Wakil
Mulai Selesai
No. Jabatan Pejabat dari
menjabat menjabat
Partai
Menteri koordinator
27 Juli
Wiranto Petahana Hanura
2016
27 Oktober 12 Agustus Non
Sofyan Djalil
2014 2015 Partai
Menteri Koordinator
2
Bidang Perekonomian
Menteri Koordinator
12 Agustus 27 Juli Non
3 Bidang Kemaritiman dan Rizal Ramli
2015 2016 Partai
Sumber Daya
Menteri Koordinator
27 Oktober
4 Bidang Pembangunan Puan Maharani Petahana PDIP
2014
Manusia dan Kebudayaan
Menteri
27 Oktober Non
5 Menteri Sekretaris Negara Pratikno Petahana
2014 Partai
Tjahjo 27 Oktober
6 Menteri Dalam Negeri Petahana PDIP
Kumolo 2014
Retno Lestari
27 Oktober Non
7 Menteri Luar Negeri Priansari Petahana
2014 Partai
Marsudi
Luhut Binsar
Panjaitan 15 Agustus 14 Oktober
Golkar
(Pelaksana 2016 2016
Tugas)
Thomas
12 Agustus 27 Juli Non
13 Menteri Perdagangan Trikasih
2015 2016 Partai
Lembong
Enggartiasto 27 Juli
Petahana NasDem
Lukita 2016
16 Menteri Perhubungan
Hanif 27 Oktober
18 Menteri Ketenagakerjaan Petahana PKB
Dhakiri 2014
Menteri Desa,
Pembangunan Daerah
19
Tertinggal dan
Transmigrasi
Nila Djuwita
27 Oktober Non
21 Menteri Kesehatan Anfasa Petahana
2014 Partai
Moeloek
Agus
24 Agustus
Gumiwang Petahana Golkar
2018
Kartasasmita
Lukman
27 Oktober
25 Menteri Agama Hakim Petahana PPP
2014
Saifuddin
27 Oktober Non
26 Menteri Pariwisata Arief Yahya Petahana
2014 Partai
Menteri Pendayagunaan
30 Aparatur Negara dan Asman 27 Juli 15 Agustus
PAN
Reformasi Birokrasi Abnur 2016 2018
15 Agustus Non
Syafruddin[10] Petahana
2018 Partai
31 Menteri Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Kepala Badan
Andrinof 27 Oktober 12 Agustus Non
Perencanaan Pembangunan
Chaniago 2014 2015 Partai
Nasional
Ferry
27 Oktober 27 Juli
Mursyidan NasDem
2014 2016
Baldan
27 Juli Non
Sofyan Djalil Petahana
2016 Partai
Kementerian Kelautan
dan Perikanan
Republik Indonesia
Gedung Mina Bahari II, Kompleks Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
Gambaran umum
Nomenklatur sebelumnya
Susunan organisasi
Kepala Badan
Staf Ahli
Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Suseno
Hubungan Antar Lembaga
Alamat
Sejarah
Sejak era reformasi bergulir di tengah percaturan politik Indonesia, sejak itu pula perubahan
kehidupan mendasar berkembang di hampir seluruh kehidupan berbangsa, dan bernegara.
Seperti merebaknya beragam krisis yang melanda Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Salah satunya adalah berkaitan dengan Orientasi Pembangunan. Dimasa Orde Baru, orientasi
pembangunan masih terkonsentrasi pada wilayah daratan.[1]
Sektor kelautan dapat dikatakan hampir tak tersentuh, meski kenyataannya sumber daya
kelautan, dan perikanan yang dimiliki oleh Indonesia sangat beragam, baik jenis, dan
potensinya. Potensi sumberdaya tersebut terdiri dari sumberdaya yang dapat diperbaharui,
seperti sumberdaya perikanan, baik perikanan tangkap maupun budidaya laut, dan pantai,
energi non konvensional, dan energi serta sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui seperti
sumberdaya minyak, dan gas bumi, dan berbagai jenis mineral. Selain dua jenis sumberdaya
tersebut, juga terdapat berbagai macam jasa lingkungan lautan yang dapat dikembangkan
untuk pembangunan kelautan, dan perikanan seperti pariwisata bahari, industri maritim, jasa
angkutan, dan sebagainya. Tentunya inilah yang mendasari Presiden Abdurrahman Wahid
dengan Keputusan Presiden No.355/M Tahun 1999 tanggal 26 Oktober 1999 dalam Kabinet
Periode 1999-2004 mengangkat Ir. Sarwono Kusumaatmadja sebagai Menteri Eksplorasi
Laut.[1]
Dalam perkembangan selanjutnya, telah terjadi perombakan susunan kabinet setelah Sidang
Tahunan MPR tahun 2000, dan terjadi perubahan nomenklatur DELP menjadi Departemen
Kelautan, dan Perikanan (DKP) sesuai Keputusan Presiden Nomor 165 Tahun 2000 tanggal
23 November 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Wewenang, Susunan Organisasi, dan
Tata Kerja Departemen.[1]
Kemudian berubah menjadi Kementerian Kelautan, dan Perikanan sesuai dengan Peraturan
Presiden No. 47 tahun 2009 tentang Pembentukan, dan Organisasi Kementerian Negara,
maka Nomenklatur Departemen Kelautan, dan Perikanan menjadi Kementerian Kelautan, dan
Perikanan.[1]
Struktur organisasi
Berikut ini adalah struktur organisasi Kementerian Kelautan, dan Perikanan berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010[2] :
1. Sekretariat Jenderal
7. Inspektorat Jenderal
10. Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan
Dr. (HC)
Susi Pudjiastuti
Petahana
Mulai menjabat
27 Oktober 2014
Informasi pribadi
Kewarganegaraan Indonesia
Pekerjaan Pengusaha
Dr. (HC) Susi Pudjiastuti (lahir di Pangandaran, 15 Januari 1965; umur 54 tahun)[3] adalah
seorang Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019 yang
juga pengusaha pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil
perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari Jawa Barat[3] .
Hingga awal tahun 2012, Susi Air mengoperasikan 50 pesawat dengan berbagai tipe seperti
32 Cessna Grand Caravan, 9 Pilatus PC-6 Porter dan 3 Piaggio P180 Avanti. Susi Air
mempekerjakan 185 pilot, dengan 175 di antaranya merupakan pilot asing. Tahun 2012 Susi
Air menerima pendapatan Rp300 miliar dan melayani 200 penerbangan perintis.[4][3]
Saat ia menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, ia dikenal akan kebijakannya yang
tegas terhadap penangkapan ikan ilegal. Namanya bahkan dikaitkan dengan kata
"tenggelamkan" yang mengacu kepada hukuman penenggelaman kapal-kapal asing ilegal di
perairan Indonesia.[5] Upaya ini pada akhirnya membuahkan hasil; penelitian yang diterbitkan
di jurnal Nature menunjukkan bahwa kebijakan agresif Susi terhadap penangkapan ikan
ilegal telah mengurangi upaya tangkap sebesar 25% dan berpotensi menambah jumlah
tangkapan sebesar 14% dan keuntungan sebesar 12%.[6]
Masa kecil dan pendidikan
Susi lahir pada 15 Januari 1965 di Pangandaran.[3] Ayahnya bernama Haji Ahmad Karlan dan
ibunya bernama Hajjah Suwuh Lasminah, keduanya berasal dari Jawa Tengah, namun sudah
lima generasi hidup di Pangandaran.[3] Keluarga Susi memiliki usaha ternak,
memperjualbelikan ratusan ternak dari Jawa Tengah untuk diperdagangkan di Jawa Barat.
[3]
Kakek buyutnya adalah Haji Ireng, yang dikenal sebagai tuan tanah di daerahnya.[3] Setelah
mengenyam pendidikan hingga tingkat SMP, Susi melanjutkan pendidikannya ke SMA
Negeri 1 Yogyakarta, namun berhenti di kelas 2 karena dikeluarkan dari sekolah akibat
keaktifannya dalam gerakan Golput.[3]
Setelah menjadi menteri, Susi mendaftar untuk mengikuti Paket C di PKBM Bina Pandu
Mandiri Kabupaten Ciamis pada 2015. Setelah melewatkan ujian pada tahun 2017, Susi lulus
dari ujian susulan pada bulan Mei 2018.[7]
Bisnis
Seputus sekolah, Susi menjual perhiasannya dan mengumpulkan modal Rp.750.000 untuk
menjadi pengepul ikan di Pangandaran pada tahun 1983.[3] Bisnisnya berkembang hingga
pada tahun 1996 Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product
dengan produk unggulan berupa lobster yang diberi merek "Susi Brand."[3] Bisnis pengolahan
ikan ini pun meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika.[3] Karena hal ini, susi
memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut produk hasil
lautnya dalam keadaan masih segar.[3]
Pada 2004, Susi memutuskan membeli sebuah Cessna Caravan seharga Rp20 miliar
menggunakan pinjaman bank. Melalui PT ASI Pudjiastuti Aviation yang ia dirikan kemudian,
satu-satunya pesawat yang ia miliki itu ia gunakan untuk mengangkut lobster dan ikan segar
tangkapan nelayan di berbagai pantai di Indonesia ke pasar Jakarta dan Jepang. Call sign
yang digunakan Cessna itu adalah Susi Air.
Susi Pudjiastuti ditunjuk sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja Joko
Widodo dan Jusuf Kalla, yang ditetapkan secara resmi pada 26 Oktober 2014.[3] Sebelum
dilantik, Susi melepas semua posisinya di perusahaan penerbangan Susi Air dan beberapa
posisi lainnya, termasuk Presiden Direktur PT. ASI Pudjiastuti yang bergerak di bidang
perikanan serta PT ASI Pudjiastuti Aviation yang bergerak di bidang penerbangan untuk
menghindari konflik kepentingan antara dirinya sebagai menteri dan sebagai pemimpin
bisnis.[8] Selain itu, alasan lain Susi melepas semua jabatannya adalah agar dapat bekerja
maksimal menjalankan pemerintahan, khususnya di bidang kelautan dan perikanan.[8]
Saat pelantikan, Susi menuai kontroversi karena kedapatan menghisap sebatang rokok dan
memiliki tato, sesuatu yang tidak lazim dimiliki oleh menteri Indonesia.[9][10][11] Atas
tindakannya ini, Susi mendapatkan baik pujian dan kritikan di media sosial.[11]
Penghargaan
Purwa citra Priangan Award untuk Peningkatan Kehidupan Nelayan dari Pikiran
Rakyat. Tahun 2004
Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004
Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005
Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden
Republik Indonesia. Tahun 2006
Inspiring Woman 2005 dan Eagle Award 2006 dari Metro TV, Indonesia
Tokoh Wanita Inspiratif Penggerak Pembangunan, dari Gubernur Jawa Barat, 2008
Saudagar Tatar Sunda dari Kamar Dagang dan Industri Jawa Barat. Tahun 2008
Sofyan Ilyas Award dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Tahun 2009
Indonesian Small & Medium Business Entrepreneur Award dari Kementrian Koperasi
dan UKM Republik Indonesia. Tahun 2010
Person of The Year 2014 dari Warga Kota Solo. Tahun 2015
Perempuan Pertama yang Menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan, dari Museum
Rekor Indonesia (MURI). Tahun 2015
Penghargaan Perempuan Jawa Barat, dari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI
Jawa Barat). Tahun 2015
Leaders for a Living Planet Award dari WWF, 16 September 2016, sebagai
penghargaan atas perannya dalam memajukan pembangunan sektor perikanan yang
berkelanjutan, pelestarian alam laut, dan pemberantasan pencurian ikan.[12]
Srikandi Nekat Award dari Yayasan Retno Sekar Budoyo pada 25 Februari 2018
Creative & Innovative Person of the Year; Indonesian Choice Awards NET. 5.0. 29
April 2018
Pada tahun 2008, ia mengembangkan bisnis aviasinya dengan membuka sekolah pilot Susi
Flying School melalui PT ASI Pudjiastuti Flying School. Pada Minggu, 26 Oktober 2014,
dalam pengumuman Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-JK Ibu Susi Pudjiastuti ditetapkan
oleh Presiden RI Joko Widodo menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan.
Kehidupan pribadi
Ia sempat dua kali bercerai dan kemudian menikah dengan Christian von Strombeck.[15] Ia
memiliki tiga orang anak, Panji Hilmansyah (dari pernikahannya dengan Yoyok Yudi
Suharyo), Nadine Kaiser (dari pernikahannya dengan Daniel Kaiser),[16] dan Alvy Xavier.[17]
CONTOH FOTO TUGAS YANG SEDANG DILAKSANAKAN
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kembali menenggelamkan kapal ilegal yang
berlayar di perairan Indonesia pada Senin (20/8). Kapal-kapal ilegal tersebut berasal dari
Vietnam, Malaysia, Filipina dan Indonesia.
Sebanyak 125 kapal pelaku ilegal fishing tersebut ditenggelamkan secara serentak di 11 titik
di perairan Indonesia. Bersama Satgas 115, Menteri Susi pemimpin langsung proses
menenggelamkan kapal-kapal tersebut di perairan Bitung, Sulawesi Utara.
Selain ingin menguatkan komitmen Indonesia dalam melindungi kedaulatan laut Tanah Air,
penenggelaman kapal-kapal ilegal tersebut juga dilakukan dalam rangka Hari Kemerdekaan
RI ke-73. Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (21/8), berikut enam momen
Menteri Susi tenggelamkan 125 kapal pencuri ikan di perairan Indonesia.
1. Ini momen Menteri Susi berikan komando untuk menenggelamkan 15 kapal ilegal di
perairan Bitung.
2. Dengan pakain serba hitam, Menteri Susi memberikan komando Satgas 115 kapal.
3. Menteri Susi didampingi pihak kepolisian melihat langsung proses penenggelaman
kapal ilegal fishing di atas kapal.
4. Ini dia tiga dari 15 kapal ilegal di perairan Bitung yang tertangkap sedang
beroperasi.
5. Selain 15 kapal di Bitun. 40 kapal di Natuna, 23 kapal di Tarempat Anambas, 18
kapal di Pontianak, 9 kapal di Batam, 7 kapal di Belawan, 6 kapal di Cirebon, 3 kapal
di Aceh, 2 kapal di Tarakan, 1 kapal di Ambon dan 1 kapal di Merauke juga
ditenggelamkan.
6. Selain merupakan kapal ilegal, 125 kapal tersebut juga melakukan pelanggaran
IUUF (Illegal, Unreported and Unregulated Fishing).
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyapa nelayan peserta lomba hias kapal
di kawasan Pelabuhan Kali Adem, Jakarta, 7 Mei 2017. Lomba hias kapal untuk
menyemarakan kegiatan bakti sosial yang diadakan oleh Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI). ANTARA/Aprillio Akbar
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menerima
penghargaan Peter Benchley Ocean Awards kategori kepemimpinan. Penghargaan ini
merupakan penghargaan bidang maritim tertinggi dunia. Susi mendapatkannya atas visi dan
kebijakan pembangunan ekonomi dan konservasi laut di Indonesia.
Susi menerima penghargaan itu di Smithsonian, Washington DC, Amerika Serikat, Kamis, 11
Mei 2017. "Saya yakin apa yang kami lakukan sudah benar, apa lagi secara parameter
ekonomi kan juga sangat luar biasa," kata Susi Pudjiastuti dalam siaran persnya, Jumat, 12
Mei 2017.
Dalam sambutannya, Susi mengatakan penganugerahan ini tak terlepas dari peran kunci yang
diembannya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Dia menilai penghargaan ini
merupakan anugerah yang semakin meyakinkan dirinya bahwa Indonesia selama ini sudah
melakukan hal benar. "
Susi menuturkan kebijakan yang diterbitkan telah ditelaah secara mendalam dan perhitungan
secara matang dan telah memberi dampak yang baik bagi sektor kelautan dan perikanan.
Misalnya kebijakan pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal dan kebijakan yang
melarang penggunaan alat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan.
Meski sempat merasakan tekanan dalam memutuskan sebuah kebijakan, namun Susi
mengaku tetap tegas dan konsisten untuk menjadikan laut sebagai masa depan bangsa.
"Terkadang tekanan mengharuskan orang berkompromi. Tapi saya harap ini takkan pernah
terjadi. Pak Jokowi sangat mengerti kebijakan ini sangat baik," ucapnya.
Peter Benchley Ocean Awards merupakan penghargaan maritim tertinggi di dunia yang
bersifat unik. Hal ini dikarenakan tidak saja mengakui pembuat kebijakan publik dan prestasi
yang dicapai, tetapi juga warga masyarakat dalam menyelamatkan laut.
Tak heran jika penerima penghargaan ini sebelumnya cukup bervariasi mulai dari presiden
dan menteri, hingga aktivis, penjelajah, penyelam, jurnalis foto hingga sutradara film dan
media.
Beberapa nama yang juga turut masuk sebagai penerima penghargaan ialah Dr. Ben Halpern
dan Dr. Ussif Rashid Sumaila untuk kategori sains, Joshua S. Reichert dan Pew Charitable
Trusts’ Ocean Group untuk kategori kinerja kelautan berkelanjutan, Senator Richard
Blumenthal dan Senator Brian Schatz untuk kategori kebijakan publik.
Lalu penerima penghargaan lainnya adalah One World One Ocean untuk kategori media,
Rhode Island Ocean Special Area Management Planning Team dan Mid-Atlantic and
Northeast Regional Planning Bodies untuk kategori solusi, Carter dan Olivia Ries untuk
kategori remaja, dan Robin Alden untuk kategori pahlawan kelautan.
Sikap Dari Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti Yang Bagus
Untuk Ditiru
Tahukah kamu kalau hari ini adalah hari nelayan di Indonesia? Tapi kalau Menteri Kelautan
dan Perikanan di Indonesia, sudah tahu kan? Ya, Ibu Susi Pudjiastuti memang semakin
dikenal masyarakat. Sudahkah kamu tahu mengapa Ibu Susi bisa terkenal ? Kalau belum,
berikut sifat yang dimiliknya hingga bisa sukses sampai saat ini
1. Berani
Walaupun seorang wanita, namun keberanian Ibu Susi sudah tidak diragukan lagi. Terbukti
dari tindakannya menenggelamkan kapal-kapal illegal yang berada di perairan Indonesia.
Tindakan yang sebenarnya sensitif bagi hubungan bilateral negara. Namun Ibu Susi berani
untuk menegakan kebenaran.
2. Tegas
Selain berani, Ibu Susi juga terkenal tegas. Beliau tidak pandang bulu dalam memberikan
hukuman bagi para pelanggar hukum. Karena memang sudah seharusnya hukum di Indonesia
ditegakkan. Ketegasannya bisa dilhat dari keputusan-keputusan yang dibuatnya untuk
menjaga kelestarian laut Indonesia.
3. Kerja Keras
Berawal dari seorang gadis yang tumbuh di pesisir laut, kehidupannya tidaklah mudah. Sedari
muda harus bekerja keras menghidupi dirinya sendiri dan juga keluarganya. Hasil kerja
kerasnya bisa dilihat dari berbagai macam usaha yang dirintisnya mulai dari eksportir hasil
perikanan hingga penerbangan
Kesuksesan serta kekayaan yang dimilikinya tidak membuat Ibu Susi melupakan orang lain.
Justru posisinya sebagai menteri digunakan untuk menolong para nelayan tradisional agar
bisa mencari nafkah dengan lebih mudah