Você está na página 1de 21

KATA PENGANTAR

Teori Keperawatan diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari


Meta Theory sebagai yang paling abstrak, hingga Practice Theory sebagai yang lebih konkrit.
Grand Theory yang menegaskan fokus global dengan board perspective dari praktik
keperawatan dan pandangan keperawatan yang berbeda terhadap sebuah fenomena
keperawatan. Fawcett (1995 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004) mendefinisikan Grand
Theory sebagai teori yang memiliki cakupan yang luas, kurang abstrak dibanding model
konseptual tetapi tersusun atas konsep-konsep umum yang relatif abstrak dan hubungannya
tidak dapat di uji secara empiris. Middle Range Theory memiliki variabel dan skop yang
terbatas dan secara umum sudah cukup untuk tetap menarik secara keilmuan. Middle Range
Theory bermanfaat untuk penelitian dan praktik dan bertujuan mengisi gap antara Grand
Nursing Theories dan Nursing Practice. Bayak para tokoh Middle Range berusaha untuk
menurunkan Grand Teori dengan pembuktian empiris salah satunya Tsai yang mengunakan
Model Adaptasi Roy untuk Teori Caregiver Stress untuk mengetahui pengaruh depresi
terhadap pengasuhan pada orang dengan penyakit kronik sehingga pada tahun 2003 adanya
teori Middle- Range mengenai Teori Caregiver Stress yang merupakan teori turunan langsung
dari Model Adaptasi Roy.
Pada makalah “Analisis Turunan Teori Keperawatan Model Adaptasi Roy dan
Model Caregiver Stress Dalam Penelitian Keperawatan” ini berisikan mengenai konsep
turunan dari Teori Model Adaptasi Roy dan Teori Caregiver Stress. Pada makalah ini terdapat
tiga bab yaitu Bab I membahas konsep teori dari Teori Model Adaptasi Roy dan Teori
Caregiver Stress. Bab II membahas analisis turunan Teori Model Adaptasi Roy dan Teori
Caregiver Stress. Bab III membahas kesimpulan. Pembahasan pada Bab I penulis
mencantumkan gambar konsep mayor dari masing-masing teori mengenai input, proses,
efektor dan output sedangkan pada Bab II penulis memncatumkan tabel hiarki perbedaan
anatara konsep Teori Model Adaptasi Roy dan Teori Caregiver Stress yaitu roy memandang
bahwa terdapatnya empat level adaptasi yang saling berpengaruh sedangkan pada teori
Caregiver Stress tidak adanya terkaitan anatara adaptasi namun input, efektor dan output
memiliki pengaruh yang esensial untuk menentukan peran sesorang dalam merawat orang
yang memiliki penyakit kronis. Bab III penulis merangkum secara umum mengenai Teori
Model Adaptasi Roy dan Teori Caregiver Stress sehingga diharapkan mahasiswa lain atau
pembaca mampu memahami teori tersebut dan mengetahui konsep umum perbedaan antara
Grand Theory dan Middle-Range Theori.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Teori Adaptasi Calista Roy


1. Definisi
Model konseptual Calissta Roy merupakan model dalam keperawatan yang
menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara
mempertahankan perilaku secara adaptif serta mampu merubah perilaku yang maladaptif.
2. Metaparadigma Keperawatan berdasarkan Asumsi Adaptasi Roy
a. Keperawatan
Menurut Nursalam (2009, 12) keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi,
mengklasifikasikan, dan menghubungkan proses yang berpengaruh terhadap
kesehatan. Keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan untuk menyediakan
pelayanan bagi orang-orang. Keperawatan meningkatkan adaptasi individu untuk
meningkatkan kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih
khusus perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan. Dalam model
tersebut keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan
keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungannya,
peningkatan adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep
diri, fungsi peran dan interdependensi. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus
fokal berada dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi
membebaskan energi dari upaya koping yang tidak efektif dan memungkinkan
individu untuk merespon stimulus yang lain, kondisi seperti ini dapat meningkatkan
penyembuhan dan kesehatan
b. Manusia
Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang adaptif
manusia digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang memiliki input,
kontrol, efektor, output dan proses umpan balik. Lebih khusus manusia didefinisikan
sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan
adaptasi, empat cara adaptasinya yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan
interdependensi.
c. Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara
utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model keperawatan konsep sehat
dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi adalah komponen pusat dalam model
keperawatan, dalam hal ini manusia digambarkan sebagai suatu sistem yang adaptif.
Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia dengan lingkungan yang terdiri
dari dua proses, proses yang pertama dimulai dengan perubahan dalam lingkungan
internal dan eksternal dan proses yang kedua adalah mekanisme koping yang
menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
d. Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam dan di luar
manusia. Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai suatu sistem yang
adaptif.
3. Model Mekanisme Callista Roy
Model Adaptasi dari Roy ini dipublikasikan pertama pada tahun 1970 dengan asumsi
dasar model teori ini adalah :
a. Setiap orang selalu menggunakan koping yang bersifat positif maupun negatif.
Kemampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu ;
penyebab utama terjadinya perubahan, terjadinya perubahan dan pengalaman
beradaptasi.
b. Individu selalu berada dalam rentang sehat – sakit, yang berhubungan erat dengan
keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan adaptasi.
Roy menjelaskan bahwa respon yang menyebabkan penurunan integritas tubuh akan
menimbulkan suatu kebutuhan dan menyebabkan individu tersebut berespon melalui
upaya atau perilaku tertentu. Setiap manusia selalu berusaha menanggulangi perubahan
status kesehatan dan perawat harus merespon untuk membantu manusia beradaptasi
terhadap perubahan ini.
Sumber : Tomey and Alligood. 2006. Nursing theoriest, utilization and application. Mosby :
Elsevier.

Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan informasi,


bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan respon, dimana dibagi
dalam tiga tingkatan yaitu input, proses, efektor dan output.
a. Input
1) Stimulus fokal yaitu stimulus yang stimulus yang langsung beradaptasi dengan
seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seorang individu
1) Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang baik
internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi,
diukur dan secara subyektif dilaporkan.
2) Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan situasi
yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi kepercayan, sikap, sifat individu
berkembang sesuai pengalaman yang lalu, hal ini memberi proses belajar untuk
toleransi.
b. Proses
Mekanisme kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping
yang di gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator yang
merupakan subsistem.
1) Subsistem regulator
Merupakan proses koping yang menyertakan subsistem tubuh yaitu saraf,
proses kimiawi, dan sistem endokrin.
2) Subsistem kognator.
Stimulus untuk subsistem kognator dapat eksternal maupun internal. Perilaku
output dari regulator subsistem dapat menjadi stimulus umpan balik untuk
kognator subsistem. Kognator kontrol proses berhubungan dengan fungsi otak
dalam memproses informasi, penilaian dan emosi. Persepsi atau proses ,informasi
berhubungan dengan proses internal dalam memilih atensi, mencatat dan
mengingat. Belajar berkorelasi dengan proses imitasi, reinforcement (penguatan)
dan insight (pengertian yang mendalam). Penyelesaian masalah dan pengambilan
keputusan adalah proses internal yang berhubungan dengan penilaian atau
analisa. Emosi adalah proses pertahanan untuk mencari keringanan,
mempergunakan penilaian dan kasih sayang.
c. Sistem efektor
Selanjutnya Roy mengembangkan proses internal seseorang sebagai sistem
adaptasi dengan menetapkan sistem efektor, yaitu 4 mode adaptasi meliputi fisiologis,
konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.
1) Mode Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy
mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan integritas yaitu oksigenasi, nutrisi eliminasi, aktivitas dan
istirahat, proteksi/ perlindungan struktur proteksi dari infeksi, panca indra, cairan
dan elektrolit, fungsi syaraf / neurologis dan fungsi endokrin
2) Mode Konsep Diri
Bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial dalam
berhubungan dengan orang lain. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua
komponen yaitu the physical self dan the personal self.
a) The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya
berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan
pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah
operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.
b) The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral-
etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan
atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini.
3) Mode Fungsi Peran
Mode fungsi peran mengenal pola–pola interaksi sosial seseorang dalam
hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder
dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya
dimasyarakat sesuai kedudukannya
4) Mode Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh
Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih
sayang, perhatian dan saling menghargai yang dilakukan melalui hubungan secara
interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok

d. Output
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapt di amati, diukur atau secara
subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar. Perilaku ini
merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan output sistem sebagai
respon yang adaptif atau respon yang tidak efektif / mal-adaptif.
1) Respon yang adaptif dapat meningkatkan integritas seseorang yang secara
keseluruhan dapat terlihat bila seseorang tersebut mampu melaksanakan tujuan
yang berkenaan dengan kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi dan
keunggulan.
2) Respon mal adaptif yaitu dimana manusia tidak dapat mengontrol dari
terminologi keseimbangan sistem tubuh manusia, atau tidak dapat mencapai
tujuan yang akan diraih.
B. Teori Caregiver Stress
1. Asumsi Teori
Teori Caregiver turunan dari Model Adaptasi Roy (Roy, 1984). Ada empat asumsi
dalam teori ini. Asumsi a dan b adalah pernyataan yang dibuat dalam RAM; asumsi c
dan d mencerminkan asumsi dari RAM.
a) Caregiver dapat merespon perubahan lingkungan (Andrews & Roy, 1991).
b) Persepsi caregiver 'memutuskan bagaimana ia menanggapi rangsangan dari
lingkungan. Oleh karena itu, persepsi mempengaruhi adaptasi caregiver '(Roy &
McLeod, 1981).
c) Adaptasi caregiver adalah fungsi dari rangsangan lingkungan dan tingkat
adaptasi.
d) Efektor caregiver contohnya adalah fungsi fisik, harga diri / penguasaan, peran,
kepuasan dalam keluarga, dan timbal balik dari hasil merawat orang dengan
penyakit kronis
2. Teori Cargiver Stress
Teori Cargiver Stress dirancang untuk memperkirakan pengontrolan stress
perawat berdasakan karakteristik demografi, beban kerja dalam merawat, peristiwa
kehidupan, dukungan sosial dan peran sosial. Pada teori ini mengasumsikan individu
adalah di pengaruhi oleh faktor internalnya yaitu bagaimana ia memandang
pengalaman hidupnya, faktor eksternal yang memberikan pengaruh terhadap
kehidupan sosial, dan adanya pengaruh ras, usia, jenis kelamin dan hubungan
sosialisasi dengan orang lain yang merupakan konsep input. Perilaku yang dihasilkan
memalui mekanisme koping individu dan bagaimana penerimaan caregiver dalam
mengotrol stres merupakan bagaian emosional dan termasuk dalam sistem kognator.
Pada teori ini terdapat 3 konsep mayor yaitu input, proses kontrol, dan output.

Sumber : Tsai. 2003. A Middle-Range Theory of Caregiver Stress. Disertation:


University of Arkansas for Medical Sciences.

a. Input
1) Stimulus Fokal
Pada teori stres caregiver stimulus fokal merupakan beban yang bersifat
objektif saat melakukan perawatan . Peristiwa kehidupan yang penuh stres,
dukungan sosial, dan peran sosial merupakan stimulus kontekstual,
sedangkan ras, usia, jenis kelamin, dan cara berhubungan dengan penderita
merupakan stimulus residual. Teori ini tidak terdapat level adaptasi karena
tingkat adaptasi mewakili efek gabungan antara lingkungan yang relevan
Stimuli fokal, kontekstual, dan residual (Andrews & Roy, 1991).
Pengalaman objektif dalam merawat orang dengan penyakit kronis seperti
pengaturan jam perawatan dan perawatan yang dilakukan secara langsung
mengaktifkan mekanisme koping dari caregiver sehingga menimbulkan
dampak terhadap daya fisik dan psikologis untuk mengatasi tindakan
perawatan. Caregiver yang memiliki waktu kerja yang lebih lama (Lieberman
& Fisher, 1995) dan memberikan perawatan pasien secara langsung (Rankin,
Haut, & Keefover, 1992) memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dan
kesehatan akan menurun (Yates, Tennstedt, & Chang, 1999) daripada rekan-
rekan mereka. Bebanyang langsung dirasakan oleh caregiver dapat
mengganggu kehidupanya dalam hal keuangan, peran keluarga, dan hubungan
interpersonal (Thompson & Doll, 1982).
2) Stimulus kontekstual
Adanya stres dalam permasalahan internal selain tugas caregiver merawat
orang yang sakit serta dukungan sosial dan peran sosialnya. Akan membuat
perubahan kondisi kehidupan yang lebih menantang pada individu dan
menimbulkan kesusahan (Rabkin, 1993). Pengaruh terhadap masalah yang
berkepanjangan dalam kehidupan akan berdampak pada kesehatan yang
menurun. Permasalahan dalam kehidupan caregiver menuntut dirinya sendiri
untuk mendapatkan perhatian terhadap dirinya selain tugasnya sebagai
caregiver pada orang yang sakit. Oleh karena itu, Teori Caregiver Stress
mengusulkan bahwa peristiwa kehidupan yang penuh stres memiliki efek
adiftif (melekat) pada stres yang dirasakan.
Dukungan sosial dari keluarga, kerabat, atau teman-teman dapat
mengurangi stres dialami oleh caregiver. Cobb (1976) menjelaskan dukungan
sosial sebagai informasi yang membuat orang percaya bahwa mereka dirawat
dan dicintai, dihormati, dan terlibat dalam kewajiban timbal balik di dalam
hubungan sosial. Khususnya pada konteks caregiver , dukungan sosial telah
dikonseptualisasikan sebagai moderator proses stres yang dapat mengurangi
stres yang dirasakan dan dapat mengubah penilaian kognitif.
Peran sosial didefinisikan sebagai "Pola harapan yang berlaku pada posisi
sosial biasanya bertahan independen dari kepribadian menduduki
posisitersebut" (Sieber, 1974, p. 569). Teori ini mendefinisikan peran sosial
sebagai tanggung jawab caregiver terhadap orang laian dari aspek
kehidupannya (misalnya, sebagai pekerja, orang tua, dan relawan). Ekspansi
teori peran sosial berpendapat bahwa keterlibatan peran yang lebih
meningkatkan kesejahteraan karena imbalan dari beberapa peran lebih besar
daripada biaya memiliki peran ganda. Pengasuh dengan merawat satu orang
memiliki kesehatan yang baik (Adelmann, 1994; Bergegas, Ritter, & Burton,
1992), kecuali caregiver yang tidak menikah, yang menganggur, dan tidak
memiliki anak (Skaff & Pearlin, 1992). Oleh karena itu, teori ini menyatakan
peran sosial memiliki danpak kepada stimulus fokal (beban obyektif dalam
pengasuhan) pada pengasuh yang dirasakan stres. Peran sosial di luar
pengasuhan dapat memberikan dukungan emosional terhadap pengasuh.
Kurangnya peran di luar dapat menghasilkan respon yang tidak efektif, karena
caregiver memiliki keterbatasan kontak sosial untuk mengeluarkan emosi dan
frustasinya, dan tempat untuk mengalihkan perhatian.
3) Stimulus Residual
Stimulus residual meliputi ras, usia, jenis kelamin, dan hubungan
terhadap penerima perawatan (orang dengan penyakit kronis), berkontribusi
terhadap efek stimulus fokal yaitu, beban objektif dalam pengasuhan.
Pendekatan kognitif untuk yang stres didasarkan pada asumsi bahwa stres
ditentukan oleh individu terhadap penilaian kognitif (Potashnik, 1988), yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti keyakinan, nilai-nilai, dan komitmen
yang dibentuk oleh budaya dan pengalaman hidup (Lazarus & Delongis,
1983). Ras didefinisikan sebagai sekelompok orang terkait oleh keturunan,
darah, atau faktor keturunan (Stein, 1988); merupakan indikator budaya dan
mempengaruhi ekspresi keyakinan pribadi dan nilai-nilai yang diyakini oleh
seseorang.
Umur didefinisikan sebagai tahap yang berkesinambungan dimana
terdapatnya perubahan perilaku manusia yang terjadi secara bertahap selama
seumur hidup karena adanya proses pematangan (Sato, 1991). Dalam teori ini
mengangap umur mengubah cara seseorang dalam memandang sesuatu. Salah
satu contoh caregiver muda cenderung percaya bahwa mereka berada dalam
kendali dan mengklaim memiliki tanggung jawab yang lebih besar (Aldwin,
1991); Oleh karena itu, mereka memiliki harapan yang lebih tinggi daripada
caregiver tua. Caregiver yang memiliki usia tua memiliki lebih banyak
paparan bervariasi dalam pengalaman hidup, memberikan lebih banyak
kesempatan untuk belajar dan berlatih dalam mengatasi strategi (Aldwin,
1991) dengan demikian dapat mengurangi stres mereka.
Jenis kelamin adalah jumlah dari struktur dan perbedaan fungsional
dimana pria dan wanita dibedakan (Stein, 1988). Pengasuh perempuan
tampaknya memiliki tekanan emosional yang lebih dalam merawat orang
orang (Mui, 1995; Thompson, Futterman, Gallagher-Thompson, Rose, &
Lovett, 1993). Perbedaan tekanan emosional mungkin karena fakta bahwa
perempuan lebih cenderung menganggap peran pengasuh utama (Allen, 1994;
Young & Kahana, 1989), yang melibatkan lebih dalam pengasuhan (Finley,
1989) dan menghabiskan lebih banyak waktu di pengasuhan. Oleh karena itu,
teori ini menyatakan bahwa dimensi dari adaptasi caregiver adalah harga diri /
penguasaan, peran dalam keluarga, dan status perkawinan berkorelasi dengan
beban obyektif dalam pemberian perawatan. Teori ini menyatakan bahwa
depresi yang dirasakan merupakan stres dalam menghadapi mekanisme
kehidupan , dan depresi yang merupakan bagian emosional dari subsistem
kognator.
b. Kontrol Proses
Teori Caregiver Stress menduga bahwa rangasangan lingkungan seperti
stimulasi fokal ( beban pengasuh), stimulasi kontektual ( dukungan sosial,
peristiwa kehidupan yang penuh stres, dan peran sosial) tidak mempengaruhi pada
perawatan pasien mode adaptif. stres pengasuh ini adalah persepsi komponen
mekanisme koping kognator dan regulator subsistem yang didefinisikan sebagai
pengetahuan si perawat pasien dalam menilai stres yang terkait dengan kepedulian
keluarga, teman dalam merawat paseien yang sakit kronis.
c. Output
Pada teori ini output yang dimaksudkan adalah perilaku yang menunjukkan
rendah diri dari caregiver (Skaff & Perlin, 1992) dan dikaitkan terhadap depresi
dan beban kerja ( Clair & La Gory, 1995). Harga diri rendah merupakan respon
yang tidak efektif sedangkan harga diri tinggi merupakan respon adaptif. Menurut
RAM penguasaan adalah kebalikan dari ketidak berdayaan atau persepsi individu
terhadap kurang kontrol internai ( Buck, 1991). Dalam teori caregiver stres ,
penguasa mengasuh pada kemampuan pengasuh untuk menangani/
mengendaliakan suatu hal dalam hidup. Model fungsi peran menunjukan
pengasuh instrumental dan ekspresif perilaku yang menunjukan tingkat penguasa
peran ( Andrew & Roy, 1991). Kenikmatan peran pengasuh di pengaruhi oleh
beban yang dirasakan. Rendahnya kenikmatan peran menunjukkan respon efektif,
tingginya kenikmatan peran menunjukan respon adaptif.
Saling ketergantungan mengacu hubungan dengan orang lain dalam sistem
sosial. Orang yang paling penting dalam kehidupan seseorang adalah orang-orang
yang dicintai, dihormati dan dihargai ( Tedrew, 1991). Teori Caregiver Stres
kepuasan pernikahan digunakan untuk mewakili model saling ketergantungan.
Rendahnya tingkat kepuasan pernikahan menunjukan tidak efektif respon,
tingginya kepuasan pernikahan menunjukan adaptif respon. Perawat/ pengasuh
penyakit kronis mempengaruhi pasangan pengasuh ( Seltzer & Li, 2000).
3. Hiarki
Hubungan antara input (beban obyektif caregiver, peristiwa kehidupan yang
penuh stres, dukungan sosial, peran sosial, ras, usia, jenis kelamin, dan hubungan),
kontrol proses (dirasakan stres pengasuh, depresi), dan output (fisik fungsi, harga diri
/ penguasaan, fungsi peran, danperan keluarga) merupakan faktor yang konstan
dalam teori
a) Beban caregiver 'mengarah ke stres yang dirasakan.
b) Beban caregiver 'adalah stimulus yang paling penting yang mengarah ke stres
yang dirasakan.
c) Tinggi stress yang dirasakan caregiver dalam respon yang tidak efektif akibat
rendahnya fungsi fisik, harga diri / penguasaan, konsep peran , dan peran
keluarga.
d) Meskipun caregiver 'fungsi fisik, harga diri / penguasaan, konsep peran ,
dan peran keluarga adalah dimensi yang berbeda dari respon caregiver', mereka
saling terkait
e) Peristiwa kehidupan yang penuh stres memiliki efek aditif pada stres yang
dirasakan.
f) Dukungan sosial mengurangi stres yang dirasakan para pengasuh, melalui
perubahan / penilaian kognitif nya terhadap beban obyektif
g) Peran sosial berpengaruh terhadap beban obyektif yang stres dirasakan caregiver.
h) Ras, usia, jenis kelamin, dan hubungan dengan perawatan, sebagai kelompok
stimulus residual
i) Beban obyektif, peristiwa kehidupan yang penuh stres, dukungan sosial, peran
sosial, dan rangsangan lainnya tidak memiliki pengaruh pada fungsi fisik.
j) Depresi adalah bagian emosional cognator dan / atau hasil
stres yang dirasakan. Depresimerupakan hubungan antara stres
dan pengasuh sistem adaptif: fungsi fisik, harga diri / penguasaan, konsep peran,
dan peran keluarga
BAB II
Analisis Turunan Teori Keperawatan

A. Analisis Turunan Teori


1. Asumsi teori
Model adaptasi Roy untuk keperawatan berasal dari kutipan Harry Helson
dalam psychophysics yang diperluas dengan ilmu sosial dan perilaku. Dalam teori
adaptasi Helson, respon adaptif merupakan fungsi dari stimulus yang diterima dan
level adaptasi. Stimulus merupakan faktor yang menimbulkan respon. Stimulus
dapat berasal dari lingkungan internal dan eksternal (Roy, 1984 dalam Tomey &
Alligood, 2006). Roy dalam teorinya memiliki beberapa asumsi dasar, yaitu:

a. Asumsi eksplisit (Roy 1989; Roy and Andrews 1991)


1) Manusia adalah makluk bio-psiko-sosial
2) Manusia berinteraksi secara konstan dengan perubahan lingkungan
3) Untuk mengatasi dunia yang terus berubah, manusia menggunakan
mekanisme koping baik yang bawaan maupun didapat terdiri dari
biologis, psikologis dan sosial.
4) Kesehatan dan penyakit adalah dimensi yang tak terpisahkan dari
kehidupan seseorang
5) Untuk berespon positif terhadap perubahan lingkungan, seseorang
harus beradaptasi
6) Adaptasi manusia adalah suatu fungsi dari stimulus yang
digambarkan sesuai dengan tingkat adaptasinya
7) Tingkat adaptasi manusia terdiri dari area yang mengindikasikan
rentang stimulasi yang mengarah pada respon yang positif
8) Manusi memiliki 4 model adaptasi: kebutuhan fisiologis, konsep
diri, fungsi peran dan interdependensi
9) Perawatan yang dilakukan melalui pendekatan kemanusiaan, nilai-
nilai, pendapat dan sudut pandang orang lain, hubungan interpersonal
merupakan bagian integral dari keperawatan.
10) Ada tujuan yang dinamis dari keberadaan manusia dengan tujuan
akhir, adalah pencapaian martabat dan integritas

b. Asumsi implisit
1) Manusia dapat dipilah-pilah untuk proses pembelajaran dan
perawatan
2) Keperawatan didasarkan pada hubungan sebab akibat
3) Nilai-nilai dan pemikiran-pemikiran pasien harus dipertimbangan
dan dihormati
4) Adaptasi membebaskan energi manusia untuk berespon terhadap
stimulus yang lain
Sedangkan Teori Caregiver Stress merupakan turunan dari Model Adaptasi
Roy. Terdapat empat asumsi pada Teori Cargiver Stress yaitu Asumsi a dan b
adalah pernyataan yang dibuat dalam RAM; asumsi c dan d mencerminkan asumsi
dari RAM.

a) Caregiver dapat merespon perubahan lingkungan (Andrews & Roy, 1991a).


b) Persepsi caregiver 'memutuskan bagaimana ia menanggapi rangsangan dari
lingkungan. Oleh karena itu, persepsi mempengaruhi adaptasi caregiver '(Roy
& McLeod, 1981).
c) Adaptasi caregiver adalah fungsi dari rangsangan lingkungan dan tingkat
adaptasi.
d) Efektor caregiver contohnya adalah fungsi fisik, harga diri / penguasaan,
peran, kepuasan dalam keluarga, dan timbal balik dari hasil merawat orang
dengan penyakit kronis
2. Konsep mayor
Menurut Tomey & Alligood, 2010, terdapat beberapa konsep utama dalam
Teori Adaptasi Roy, dan konsep utama dalam Teori Caregiver Stress
a. Sistem
Pada teori Model Adaptasi Roy dan Teori Caregiver Stress sistem
merupakan satu set bagian yang terhubung ke fungsinya sebagai keseluruhan
untuk tujuan yang sama dan dalam pelaksanannya saling ketergantungan antar
bagiannya. Selain memiliki bagian yang utuh dan terkait, sistem juga memiliki
input, efektor, output dan proses kontrol dan umpan balik. Sedangkan pada
teori Caregiver Stress sistem terdiri dari input, proses kontrol dan output.
b. Level adaptasi (adaptation level)
Tingkat adaptasi seseorang dapat berubah-ubah tergantung dari stimulus
fokal, kontekstual dan residual. 3 (tiga kategori), yaitu 1) integrasi, 2)
kompensasi, dan 3) kompromi. Sedangkan pada Teori Caregiver Stress tidak
terdapat tingkat adaptasi dan stres atau depresi sesorang tidak dipengaruhi oleh
stimuslus yang di terima namun pengalaman objektif caregiver dalam
menagapi masalah dan pengaruh dari peran atau fungsinya. Pada teori caregiver
stress menyatakan bahwa stimulus kognator dan sistem regulator tidak
memiliki dampak terhadap level adaptasi karena sebagai kognitif caregiver
penilaian stres yang terkait dengan kepedulian kepada penderita penyakit
kronis dipengaruhi oleh keluarga atau teman. Efektor Perilaku yang dihasilkan
dari koping yang Mekanisme dan dari regulator dan subsistem cognator dapat
diamati di empat mode adaptif (Andrews &Roy, 1991). Dalam teori stres
pengasuh, bagian efektor dari model tidak ditentukan karena Bagian keluaran
menyediakan informasi tersebut. Keempat efektor diperlakukan sebagai empat
kategori dari output
c. Masalah adaptasi (adaptation problems)
Pada teori Model Adaptasi Roy masalah adaptasi merupakan wilayah luas
yang menjadi perhatian terkait dengan proses adaptasi. Hal ini terjadi berkaitan
dengan sulitnya menentukan indikator adaptasi yang positif. Sedangkan pada
teori teori Caregiver Stress masalah dari Stres yang ditimbulkan itu berkaitan
dengan pengalaman objektifnya, stres dalam kehidupanya, dukungan sosial,
peran sosial usia, ras, jenis kelamin, dll yang menimbulkan dampak adaptasi
stres yang adiksi secara berkepanjangan. Pada Teori Caregiver Stress
memandang bahwa mekanisme koping danpandanganya sebagai peran duiluar
caregiver membentuk adaptasi yang adaptif
d. Fokal stimulus
Pada teori Model Adaptasi Roy Fokal stimulus adalah stimulus internal
maupun eksternal yang secara langsung menyebabkan gangguan pada sistem
tubuh seperti jenis kelamin, penyakit yang di derita, dll. Sedangkan pada teori
Teori Caregiver Stress fokal stimulus adalah suatu pengalaman caregiver dalam
menilai pengalamanya dalam merawat orang dengan penyakit kronis.
e. Kontekstual stimulus
Pada teori Model Adaptasi Roy kontekstual stimulus Yaitu stimulus yang
dapat menunjang terjadinya sakit (faktor presipitasi)/ keadaan tidak sehat.
Keaadaan ini tidak terlihat langsung pada saat ini. Misalnya daya tahan tubuh
yang menurun, lingkungan yang tidak sehat. Sedangkan pada Teori Caregiver
Stress, kontektual stimulus merupaka bagaimana pandangan objektif
mempengaruhi intraksi terhadap lingkungan lain caregiver yaitu peristiwa
keberhasilan hidupnya, dukungan sosial dan peran sosial.
f. Residual stimuli
Pada teori Model Adaptasi Roy sikap, keyakinan dan pemahaman individu
yang dapat mempengaruhi terjadinya keadaan tidak sehat atau disebut dengan
faktor predisposisi sehingga terjadi kondisi fokal. Misalnya persepsi klien
tentang penyakit, gaya hidup, fungsi, peran. Sedangkan pada Teori Caregiver
Stress residual stimuli adalah suatu hal yang berkaitan langsung terhadap
caregiver itu sendiri seperti ras, usia, jenis kelamin, dan hubunganya terhadap
pasien yang dirawat.
g. Proses koping
Menurut Roy cara berinteraksi dengan perubahan lingkungan yang didapat
secara bawaan maupun dipelajari.sedangkan menurut Teori Caregiver Stress
interaksi dapat berpengaruh terhadap deprsei seseorang bagaimana sesorang
dapat menerima stres tersebut baik atau positif lebih cenderung bukan untuk di
pelajari namun lebih terhadap pengalaman individu terhadap stres yang di
hadapi

h. Mekanisme koping bawaan dan Mekanisme koping yang dipelajari


Menurut roy mekanisme koping merupakan proses autonom yang diperoleh
secara genetik yang tidak memerlukan proses berpikir atau secara tanpa
disadari. Merupakan strategi beradaptasi yang didapatkan dengan dipelajari.
Pengalaman hidup berkontribusi terhadap cara individu menghadapi stimulus
Pada Teori Caregiver Stress tidak menjelaskan hal tersebut namun pada teori ini
lebih menekankan bagaimana ia mempersepsikan stres yang diperolehnya

i. Regulator subsistem dan kognator sistem


Pada teori model adaptasi Roy terdapat kontrol proses terdiri dari regulator
subsistem dan kognator subsistem adalah proses koping secara keseluruhan
yang melibatkan sistem syaraf, kimia, dan endokrin. Kognator subsistem
merupakan proses koping secara keseluruhan yang melibatkan empat bagian
dari kognitif emosi yaitu persepsi dan proses informasi, belajar, pertimbangan
dan emosi. Sedangkan pada Teori Caregiver Stress memandang bahwa proses
ini dipengaruhi oleh penerimaannya terhadap stres dan bagaimana ia
memandang depresi yang di pengaruhi oleh pengalaman pribadinya dan
pengaruh dari lingkungan luar

j. Respon adaptif
Menurut Roy (1991) merupakan segala sesuatu yang mendukung integritas
yang merupakan tujuan dari sistem tubuh. Sedangkan pada Teori Caregiver
Stress output itu di pengaruhi oleh stimulus yang berasal dari dirinya sendiri dan
bagaimana ia memiliki fungsi lain selain merawat orang sakit yaitu fungsi
psikologis, memandang dirinya, kenyamanan dalam peran keluarga dan peran
sosial.

k. Proses integrasi hidup


Merupakan tingkat adaptasi yang melibatkan struktur dan fungsi dari proses
kehidupan bekerja secara keseluruhan untuk memenuhi kebutuhan.
l. Mode fisiologi dan fisik
Pada teori model adaptasi roy mode fisiologik berkaitan dengan proses
fisik dan kimia yang terlibat dalam fungsi dan aktivitas hidup seseorang.
Kebutuhan fisiologis diidentifikasi atas lima hal yaitu oksigenasi, nutrisi,
eliminasi, istirahat tidur, dan keamanan. Sedangkan dalam teori caregiver stress
tidak menjelaskan hal ini hanya menjelaskan mengapa depresi terjadi yang
disebabkan oleh pengaruh stimulus fokal yaitu cara pandanga mengenai stresor
itu sendiri

m. Mode identitas diri, konsep dan grup


Pada teori model adaptasi roy merupakan salah satu dari tiga mode
psikososial yang berfokus pada aspek psikologis dan spritual. Konsep diri
didefinisikan sebagai gabungan antara keyakinan dan perasaan seseorang
terhadap dirinya yang dibentuk dari persepsi sendiri maupun orang lain.
Komponenya meliputi: gambaran diri dan harga diri. Pada teori caregiver stress
tidak menjelaskannya hanya bagaimana sesorang itu pada konsepdirinya
termasuk di dalam output yang dapat meningkatkan peranya di dalam keluarga
dan sosial.

3. Perbedaan Hiarki Konsep Teori Model Adaptasi Roy dan Teori Caregiver Stress
Pada teori Adaptasi Roy menjelaskan kearah adaptasi pasien dengan penyakit kronis
seperti penyakit Diabetes Militus, roy mengungkapkan bahwa individu dipandang
holistik dan veritifi dimana individu ditentukan oleh suatu stimulus yang berasal dari
dirinya sendiri, dan bagaimana membentuk suatu koping adaptif dengan meningkatkan
level adaptasi seseorang, sedangkan pada Teori Caregiver Stress lebih untuk meneliti
mengenai caregiver karena tidak adanya penlitian yang mengunakan konsep Model
Adaptasi Roy sebelumnya dalam adaptasi caregiver merawat orang yang sakit, pada
Teori Caregiver Stress memandang manusia dipengaruhi lebih kearah bagaimana ia
memandang sres yang muncul akibat dari interal dan ekternal dan bagaimana koping
sesorang terhadapa peran sosialnya sehingga mempengaruhi peranya di dalam keluarga,
berinteraksi dengan orang lain. Adapun dibawah ini perbedaan hiarki:
Teori Model Adaptasi Roy Teori Caregiver Stress
Stimuli focal mengaktifkan mekanisme koping. Hubungan antara input (beban obyektif caregiver
', peristiwa kehidupan yang penuh stres,
dukungan sosial, peran sosial, ras, usia, jenis
kelamin, dan hubungan),
Proses kontrol (stres dan depresi dirasakan
langsung oleh caregiver), dan output (fisik
fungsi, harga diri / penguasaan, peran
kenikmatan, dan kepuasan pernikahan) ada
sambil memegang faktor lain konstan dalam
teori.
Perilaku atau respon yang dihasilkan dari a) Beban tujuan caregiver 'mengarah ke
regulator dan cognator subsistem dapat diamati stres yang dirasakan caregiver.
dalam empat efektor atau mode adaptif. b) Beban caregiver 'adalah stimulus yang
paling penting yang mengarah ke stres
yang dirasakan pengasuh.
c) Tinggi hasil stress yang dirasakan dalam
respon yang tidak efektif: rendahnya
tingkat fungsi fisik, harga diri /
penguasaan, peran keluarga, dan
kepuasan dalam pernikahan.
d) Meskipun pengasuh 'fungsi fisik, harga
diri / penguasaan, peran kenikmatan,
dan kepuasan perkawinan adalah dimensi
yang berbeda dari respon pengasuh ',
mereka saling terkait
e) Peristiwa kehidupan yang penuh stres
memiliki efek aditif pada stres yang
dirasakan, berpengaruh terhadap beban
objektif.
f) Dukungan sosial mengurangi stres yang
dirasakan para caregiver, melalui
perubahan / penilaian kognitif nya dan
beban obyektif
g) Peran sosial memoderasi pengaruh beban
obyektif tentang dirasakan stres
caregiver.
h) Ras, usia, jenis kelamin, dan hubungan
dengan penerima perawatan, sebagai
kelompok stimuli residual, memiliki
pengaruh yang dirasakan
i) Beban obyektif, peristiwa kehidupan
yang penuh stres, dukungan sosial, peran
sosial, dan rangsangan lainnya tidak
memiliki pengaruh pada fungsi fisik ',
harga diri / penguasaan, peran
kenikmatan, dan kepuasan pernikahan
dengan tidak adanya dirasakan stres
pengasuh.
j) Depresi adalah bagian emosional
kognator dan / atau hasil
dirasakan stres pengasuh
k) Depresi adalah hasil langsung dari stres
yang dirasakan pengasuh.
Depresi campur tangan dalam hubungan
antara dirasakan caregiver
dan mode adaptif: fungsi fisik, harga diri
/ penguasaan, peran
kenikmatan, dan kepuasan pernikahan
Mode saling terkait.
Stimuli kontekstual dan residual kontribusi pada
efek dari stimulus fokal pada mekanisme koping.
Stimuli kontekstual dan residual: (a) menambah
efek rangsangan fokus pada mekanisme koping,
(b) memoderasi hubungan antara stimulus fokal
dan mekanisme koping.

BAB III

KESIMPULAN

Pada teori adapatasi model roy sangatlah kompleks memnadang manusia sebagai sistem
yang humanistik sehingga ia mengembangkan sistem adaptif pada manusia terdiri dari input,
efektor, output yang di harapkan manusia akan memiliki koping yang adaptif, namun teori
sangatlah luas jangkauanya, dan abstraksinya masih tinggi maka pada teori caregiver stres
memilah yang termasuk dalam suatu sistem adaptasi yang terdiri dari empat asumsi yaitu
berpandangan objektif terhadap diri sendiri termasuk pada input. Adanya pandangannya
terhadap persepsi stres dan depresi termasuk efektor dan output yaitu manusia dapat berperan
secara langsung dalam peran sosial, peran keluarga, dan mendapatkan kepercayaan dirinya
yang di pengaruhi dukungan sosial. Pada teori ini tidak membahahas mengenai hubungan
spritualitas lebih condong kearah psikologi saja. Maka pada teori ini hanya mampu di
aplikasikan pada pengalaman hidup sesorang dalam menciptakan self esteem dan self helf nya
dalam mengatasi masalah yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, Aziz. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.

Alligood,Tomey. (2010). Nursing Theorists and Their Work (7th Edition). St.Louis. Missouri.
Mosby Elsevier.

Muhlisin, A dan Irdawati. 2010. Teori Adaptasi Calissta Roy dan Pendekatan Dalam Praktek
Keperawatan. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697. Vol.2.No.2 Juni 2010, 97-
100.

Parker, Marlin, E. 2006. Nursing Theorist and Nursing Practice. Philadelphia. F.A Davis
Company

Peterson, Bredow. (2004). Middle Range Theories : Application to Nursing Research.


Lippincott Williams & Willkins. Philladelphia.
Tsai.(2003). A Middle-Range Theory of Caregiver Stress. Disertation: University of Arkansas
for Medical Sciences.

Você também pode gostar