Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
d. Output
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapt di amati, diukur atau secara
subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar. Perilaku ini
merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan output sistem sebagai
respon yang adaptif atau respon yang tidak efektif / mal-adaptif.
1) Respon yang adaptif dapat meningkatkan integritas seseorang yang secara
keseluruhan dapat terlihat bila seseorang tersebut mampu melaksanakan tujuan
yang berkenaan dengan kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi dan
keunggulan.
2) Respon mal adaptif yaitu dimana manusia tidak dapat mengontrol dari
terminologi keseimbangan sistem tubuh manusia, atau tidak dapat mencapai
tujuan yang akan diraih.
B. Teori Caregiver Stress
1. Asumsi Teori
Teori Caregiver turunan dari Model Adaptasi Roy (Roy, 1984). Ada empat asumsi
dalam teori ini. Asumsi a dan b adalah pernyataan yang dibuat dalam RAM; asumsi c
dan d mencerminkan asumsi dari RAM.
a) Caregiver dapat merespon perubahan lingkungan (Andrews & Roy, 1991).
b) Persepsi caregiver 'memutuskan bagaimana ia menanggapi rangsangan dari
lingkungan. Oleh karena itu, persepsi mempengaruhi adaptasi caregiver '(Roy &
McLeod, 1981).
c) Adaptasi caregiver adalah fungsi dari rangsangan lingkungan dan tingkat
adaptasi.
d) Efektor caregiver contohnya adalah fungsi fisik, harga diri / penguasaan, peran,
kepuasan dalam keluarga, dan timbal balik dari hasil merawat orang dengan
penyakit kronis
2. Teori Cargiver Stress
Teori Cargiver Stress dirancang untuk memperkirakan pengontrolan stress
perawat berdasakan karakteristik demografi, beban kerja dalam merawat, peristiwa
kehidupan, dukungan sosial dan peran sosial. Pada teori ini mengasumsikan individu
adalah di pengaruhi oleh faktor internalnya yaitu bagaimana ia memandang
pengalaman hidupnya, faktor eksternal yang memberikan pengaruh terhadap
kehidupan sosial, dan adanya pengaruh ras, usia, jenis kelamin dan hubungan
sosialisasi dengan orang lain yang merupakan konsep input. Perilaku yang dihasilkan
memalui mekanisme koping individu dan bagaimana penerimaan caregiver dalam
mengotrol stres merupakan bagaian emosional dan termasuk dalam sistem kognator.
Pada teori ini terdapat 3 konsep mayor yaitu input, proses kontrol, dan output.
a. Input
1) Stimulus Fokal
Pada teori stres caregiver stimulus fokal merupakan beban yang bersifat
objektif saat melakukan perawatan . Peristiwa kehidupan yang penuh stres,
dukungan sosial, dan peran sosial merupakan stimulus kontekstual,
sedangkan ras, usia, jenis kelamin, dan cara berhubungan dengan penderita
merupakan stimulus residual. Teori ini tidak terdapat level adaptasi karena
tingkat adaptasi mewakili efek gabungan antara lingkungan yang relevan
Stimuli fokal, kontekstual, dan residual (Andrews & Roy, 1991).
Pengalaman objektif dalam merawat orang dengan penyakit kronis seperti
pengaturan jam perawatan dan perawatan yang dilakukan secara langsung
mengaktifkan mekanisme koping dari caregiver sehingga menimbulkan
dampak terhadap daya fisik dan psikologis untuk mengatasi tindakan
perawatan. Caregiver yang memiliki waktu kerja yang lebih lama (Lieberman
& Fisher, 1995) dan memberikan perawatan pasien secara langsung (Rankin,
Haut, & Keefover, 1992) memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dan
kesehatan akan menurun (Yates, Tennstedt, & Chang, 1999) daripada rekan-
rekan mereka. Bebanyang langsung dirasakan oleh caregiver dapat
mengganggu kehidupanya dalam hal keuangan, peran keluarga, dan hubungan
interpersonal (Thompson & Doll, 1982).
2) Stimulus kontekstual
Adanya stres dalam permasalahan internal selain tugas caregiver merawat
orang yang sakit serta dukungan sosial dan peran sosialnya. Akan membuat
perubahan kondisi kehidupan yang lebih menantang pada individu dan
menimbulkan kesusahan (Rabkin, 1993). Pengaruh terhadap masalah yang
berkepanjangan dalam kehidupan akan berdampak pada kesehatan yang
menurun. Permasalahan dalam kehidupan caregiver menuntut dirinya sendiri
untuk mendapatkan perhatian terhadap dirinya selain tugasnya sebagai
caregiver pada orang yang sakit. Oleh karena itu, Teori Caregiver Stress
mengusulkan bahwa peristiwa kehidupan yang penuh stres memiliki efek
adiftif (melekat) pada stres yang dirasakan.
Dukungan sosial dari keluarga, kerabat, atau teman-teman dapat
mengurangi stres dialami oleh caregiver. Cobb (1976) menjelaskan dukungan
sosial sebagai informasi yang membuat orang percaya bahwa mereka dirawat
dan dicintai, dihormati, dan terlibat dalam kewajiban timbal balik di dalam
hubungan sosial. Khususnya pada konteks caregiver , dukungan sosial telah
dikonseptualisasikan sebagai moderator proses stres yang dapat mengurangi
stres yang dirasakan dan dapat mengubah penilaian kognitif.
Peran sosial didefinisikan sebagai "Pola harapan yang berlaku pada posisi
sosial biasanya bertahan independen dari kepribadian menduduki
posisitersebut" (Sieber, 1974, p. 569). Teori ini mendefinisikan peran sosial
sebagai tanggung jawab caregiver terhadap orang laian dari aspek
kehidupannya (misalnya, sebagai pekerja, orang tua, dan relawan). Ekspansi
teori peran sosial berpendapat bahwa keterlibatan peran yang lebih
meningkatkan kesejahteraan karena imbalan dari beberapa peran lebih besar
daripada biaya memiliki peran ganda. Pengasuh dengan merawat satu orang
memiliki kesehatan yang baik (Adelmann, 1994; Bergegas, Ritter, & Burton,
1992), kecuali caregiver yang tidak menikah, yang menganggur, dan tidak
memiliki anak (Skaff & Pearlin, 1992). Oleh karena itu, teori ini menyatakan
peran sosial memiliki danpak kepada stimulus fokal (beban obyektif dalam
pengasuhan) pada pengasuh yang dirasakan stres. Peran sosial di luar
pengasuhan dapat memberikan dukungan emosional terhadap pengasuh.
Kurangnya peran di luar dapat menghasilkan respon yang tidak efektif, karena
caregiver memiliki keterbatasan kontak sosial untuk mengeluarkan emosi dan
frustasinya, dan tempat untuk mengalihkan perhatian.
3) Stimulus Residual
Stimulus residual meliputi ras, usia, jenis kelamin, dan hubungan
terhadap penerima perawatan (orang dengan penyakit kronis), berkontribusi
terhadap efek stimulus fokal yaitu, beban objektif dalam pengasuhan.
Pendekatan kognitif untuk yang stres didasarkan pada asumsi bahwa stres
ditentukan oleh individu terhadap penilaian kognitif (Potashnik, 1988), yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti keyakinan, nilai-nilai, dan komitmen
yang dibentuk oleh budaya dan pengalaman hidup (Lazarus & Delongis,
1983). Ras didefinisikan sebagai sekelompok orang terkait oleh keturunan,
darah, atau faktor keturunan (Stein, 1988); merupakan indikator budaya dan
mempengaruhi ekspresi keyakinan pribadi dan nilai-nilai yang diyakini oleh
seseorang.
Umur didefinisikan sebagai tahap yang berkesinambungan dimana
terdapatnya perubahan perilaku manusia yang terjadi secara bertahap selama
seumur hidup karena adanya proses pematangan (Sato, 1991). Dalam teori ini
mengangap umur mengubah cara seseorang dalam memandang sesuatu. Salah
satu contoh caregiver muda cenderung percaya bahwa mereka berada dalam
kendali dan mengklaim memiliki tanggung jawab yang lebih besar (Aldwin,
1991); Oleh karena itu, mereka memiliki harapan yang lebih tinggi daripada
caregiver tua. Caregiver yang memiliki usia tua memiliki lebih banyak
paparan bervariasi dalam pengalaman hidup, memberikan lebih banyak
kesempatan untuk belajar dan berlatih dalam mengatasi strategi (Aldwin,
1991) dengan demikian dapat mengurangi stres mereka.
Jenis kelamin adalah jumlah dari struktur dan perbedaan fungsional
dimana pria dan wanita dibedakan (Stein, 1988). Pengasuh perempuan
tampaknya memiliki tekanan emosional yang lebih dalam merawat orang
orang (Mui, 1995; Thompson, Futterman, Gallagher-Thompson, Rose, &
Lovett, 1993). Perbedaan tekanan emosional mungkin karena fakta bahwa
perempuan lebih cenderung menganggap peran pengasuh utama (Allen, 1994;
Young & Kahana, 1989), yang melibatkan lebih dalam pengasuhan (Finley,
1989) dan menghabiskan lebih banyak waktu di pengasuhan. Oleh karena itu,
teori ini menyatakan bahwa dimensi dari adaptasi caregiver adalah harga diri /
penguasaan, peran dalam keluarga, dan status perkawinan berkorelasi dengan
beban obyektif dalam pemberian perawatan. Teori ini menyatakan bahwa
depresi yang dirasakan merupakan stres dalam menghadapi mekanisme
kehidupan , dan depresi yang merupakan bagian emosional dari subsistem
kognator.
b. Kontrol Proses
Teori Caregiver Stress menduga bahwa rangasangan lingkungan seperti
stimulasi fokal ( beban pengasuh), stimulasi kontektual ( dukungan sosial,
peristiwa kehidupan yang penuh stres, dan peran sosial) tidak mempengaruhi pada
perawatan pasien mode adaptif. stres pengasuh ini adalah persepsi komponen
mekanisme koping kognator dan regulator subsistem yang didefinisikan sebagai
pengetahuan si perawat pasien dalam menilai stres yang terkait dengan kepedulian
keluarga, teman dalam merawat paseien yang sakit kronis.
c. Output
Pada teori ini output yang dimaksudkan adalah perilaku yang menunjukkan
rendah diri dari caregiver (Skaff & Perlin, 1992) dan dikaitkan terhadap depresi
dan beban kerja ( Clair & La Gory, 1995). Harga diri rendah merupakan respon
yang tidak efektif sedangkan harga diri tinggi merupakan respon adaptif. Menurut
RAM penguasaan adalah kebalikan dari ketidak berdayaan atau persepsi individu
terhadap kurang kontrol internai ( Buck, 1991). Dalam teori caregiver stres ,
penguasa mengasuh pada kemampuan pengasuh untuk menangani/
mengendaliakan suatu hal dalam hidup. Model fungsi peran menunjukan
pengasuh instrumental dan ekspresif perilaku yang menunjukan tingkat penguasa
peran ( Andrew & Roy, 1991). Kenikmatan peran pengasuh di pengaruhi oleh
beban yang dirasakan. Rendahnya kenikmatan peran menunjukkan respon efektif,
tingginya kenikmatan peran menunjukan respon adaptif.
Saling ketergantungan mengacu hubungan dengan orang lain dalam sistem
sosial. Orang yang paling penting dalam kehidupan seseorang adalah orang-orang
yang dicintai, dihormati dan dihargai ( Tedrew, 1991). Teori Caregiver Stres
kepuasan pernikahan digunakan untuk mewakili model saling ketergantungan.
Rendahnya tingkat kepuasan pernikahan menunjukan tidak efektif respon,
tingginya kepuasan pernikahan menunjukan adaptif respon. Perawat/ pengasuh
penyakit kronis mempengaruhi pasangan pengasuh ( Seltzer & Li, 2000).
3. Hiarki
Hubungan antara input (beban obyektif caregiver, peristiwa kehidupan yang
penuh stres, dukungan sosial, peran sosial, ras, usia, jenis kelamin, dan hubungan),
kontrol proses (dirasakan stres pengasuh, depresi), dan output (fisik fungsi, harga diri
/ penguasaan, fungsi peran, danperan keluarga) merupakan faktor yang konstan
dalam teori
a) Beban caregiver 'mengarah ke stres yang dirasakan.
b) Beban caregiver 'adalah stimulus yang paling penting yang mengarah ke stres
yang dirasakan.
c) Tinggi stress yang dirasakan caregiver dalam respon yang tidak efektif akibat
rendahnya fungsi fisik, harga diri / penguasaan, konsep peran , dan peran
keluarga.
d) Meskipun caregiver 'fungsi fisik, harga diri / penguasaan, konsep peran ,
dan peran keluarga adalah dimensi yang berbeda dari respon caregiver', mereka
saling terkait
e) Peristiwa kehidupan yang penuh stres memiliki efek aditif pada stres yang
dirasakan.
f) Dukungan sosial mengurangi stres yang dirasakan para pengasuh, melalui
perubahan / penilaian kognitif nya terhadap beban obyektif
g) Peran sosial berpengaruh terhadap beban obyektif yang stres dirasakan caregiver.
h) Ras, usia, jenis kelamin, dan hubungan dengan perawatan, sebagai kelompok
stimulus residual
i) Beban obyektif, peristiwa kehidupan yang penuh stres, dukungan sosial, peran
sosial, dan rangsangan lainnya tidak memiliki pengaruh pada fungsi fisik.
j) Depresi adalah bagian emosional cognator dan / atau hasil
stres yang dirasakan. Depresimerupakan hubungan antara stres
dan pengasuh sistem adaptif: fungsi fisik, harga diri / penguasaan, konsep peran,
dan peran keluarga
BAB II
Analisis Turunan Teori Keperawatan
b. Asumsi implisit
1) Manusia dapat dipilah-pilah untuk proses pembelajaran dan
perawatan
2) Keperawatan didasarkan pada hubungan sebab akibat
3) Nilai-nilai dan pemikiran-pemikiran pasien harus dipertimbangan
dan dihormati
4) Adaptasi membebaskan energi manusia untuk berespon terhadap
stimulus yang lain
Sedangkan Teori Caregiver Stress merupakan turunan dari Model Adaptasi
Roy. Terdapat empat asumsi pada Teori Cargiver Stress yaitu Asumsi a dan b
adalah pernyataan yang dibuat dalam RAM; asumsi c dan d mencerminkan asumsi
dari RAM.
j. Respon adaptif
Menurut Roy (1991) merupakan segala sesuatu yang mendukung integritas
yang merupakan tujuan dari sistem tubuh. Sedangkan pada Teori Caregiver
Stress output itu di pengaruhi oleh stimulus yang berasal dari dirinya sendiri dan
bagaimana ia memiliki fungsi lain selain merawat orang sakit yaitu fungsi
psikologis, memandang dirinya, kenyamanan dalam peran keluarga dan peran
sosial.
3. Perbedaan Hiarki Konsep Teori Model Adaptasi Roy dan Teori Caregiver Stress
Pada teori Adaptasi Roy menjelaskan kearah adaptasi pasien dengan penyakit kronis
seperti penyakit Diabetes Militus, roy mengungkapkan bahwa individu dipandang
holistik dan veritifi dimana individu ditentukan oleh suatu stimulus yang berasal dari
dirinya sendiri, dan bagaimana membentuk suatu koping adaptif dengan meningkatkan
level adaptasi seseorang, sedangkan pada Teori Caregiver Stress lebih untuk meneliti
mengenai caregiver karena tidak adanya penlitian yang mengunakan konsep Model
Adaptasi Roy sebelumnya dalam adaptasi caregiver merawat orang yang sakit, pada
Teori Caregiver Stress memandang manusia dipengaruhi lebih kearah bagaimana ia
memandang sres yang muncul akibat dari interal dan ekternal dan bagaimana koping
sesorang terhadapa peran sosialnya sehingga mempengaruhi peranya di dalam keluarga,
berinteraksi dengan orang lain. Adapun dibawah ini perbedaan hiarki:
Teori Model Adaptasi Roy Teori Caregiver Stress
Stimuli focal mengaktifkan mekanisme koping. Hubungan antara input (beban obyektif caregiver
', peristiwa kehidupan yang penuh stres,
dukungan sosial, peran sosial, ras, usia, jenis
kelamin, dan hubungan),
Proses kontrol (stres dan depresi dirasakan
langsung oleh caregiver), dan output (fisik
fungsi, harga diri / penguasaan, peran
kenikmatan, dan kepuasan pernikahan) ada
sambil memegang faktor lain konstan dalam
teori.
Perilaku atau respon yang dihasilkan dari a) Beban tujuan caregiver 'mengarah ke
regulator dan cognator subsistem dapat diamati stres yang dirasakan caregiver.
dalam empat efektor atau mode adaptif. b) Beban caregiver 'adalah stimulus yang
paling penting yang mengarah ke stres
yang dirasakan pengasuh.
c) Tinggi hasil stress yang dirasakan dalam
respon yang tidak efektif: rendahnya
tingkat fungsi fisik, harga diri /
penguasaan, peran keluarga, dan
kepuasan dalam pernikahan.
d) Meskipun pengasuh 'fungsi fisik, harga
diri / penguasaan, peran kenikmatan,
dan kepuasan perkawinan adalah dimensi
yang berbeda dari respon pengasuh ',
mereka saling terkait
e) Peristiwa kehidupan yang penuh stres
memiliki efek aditif pada stres yang
dirasakan, berpengaruh terhadap beban
objektif.
f) Dukungan sosial mengurangi stres yang
dirasakan para caregiver, melalui
perubahan / penilaian kognitif nya dan
beban obyektif
g) Peran sosial memoderasi pengaruh beban
obyektif tentang dirasakan stres
caregiver.
h) Ras, usia, jenis kelamin, dan hubungan
dengan penerima perawatan, sebagai
kelompok stimuli residual, memiliki
pengaruh yang dirasakan
i) Beban obyektif, peristiwa kehidupan
yang penuh stres, dukungan sosial, peran
sosial, dan rangsangan lainnya tidak
memiliki pengaruh pada fungsi fisik ',
harga diri / penguasaan, peran
kenikmatan, dan kepuasan pernikahan
dengan tidak adanya dirasakan stres
pengasuh.
j) Depresi adalah bagian emosional
kognator dan / atau hasil
dirasakan stres pengasuh
k) Depresi adalah hasil langsung dari stres
yang dirasakan pengasuh.
Depresi campur tangan dalam hubungan
antara dirasakan caregiver
dan mode adaptif: fungsi fisik, harga diri
/ penguasaan, peran
kenikmatan, dan kepuasan pernikahan
Mode saling terkait.
Stimuli kontekstual dan residual kontribusi pada
efek dari stimulus fokal pada mekanisme koping.
Stimuli kontekstual dan residual: (a) menambah
efek rangsangan fokus pada mekanisme koping,
(b) memoderasi hubungan antara stimulus fokal
dan mekanisme koping.
BAB III
KESIMPULAN
Pada teori adapatasi model roy sangatlah kompleks memnadang manusia sebagai sistem
yang humanistik sehingga ia mengembangkan sistem adaptif pada manusia terdiri dari input,
efektor, output yang di harapkan manusia akan memiliki koping yang adaptif, namun teori
sangatlah luas jangkauanya, dan abstraksinya masih tinggi maka pada teori caregiver stres
memilah yang termasuk dalam suatu sistem adaptasi yang terdiri dari empat asumsi yaitu
berpandangan objektif terhadap diri sendiri termasuk pada input. Adanya pandangannya
terhadap persepsi stres dan depresi termasuk efektor dan output yaitu manusia dapat berperan
secara langsung dalam peran sosial, peran keluarga, dan mendapatkan kepercayaan dirinya
yang di pengaruhi dukungan sosial. Pada teori ini tidak membahahas mengenai hubungan
spritualitas lebih condong kearah psikologi saja. Maka pada teori ini hanya mampu di
aplikasikan pada pengalaman hidup sesorang dalam menciptakan self esteem dan self helf nya
dalam mengatasi masalah yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, Aziz. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.
Alligood,Tomey. (2010). Nursing Theorists and Their Work (7th Edition). St.Louis. Missouri.
Mosby Elsevier.
Muhlisin, A dan Irdawati. 2010. Teori Adaptasi Calissta Roy dan Pendekatan Dalam Praktek
Keperawatan. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697. Vol.2.No.2 Juni 2010, 97-
100.
Parker, Marlin, E. 2006. Nursing Theorist and Nursing Practice. Philadelphia. F.A Davis
Company