Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Pada Program Studi Geofisika Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin
Oleh :
Jurusan : Fisika
ii
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya orisinil saya dan
sepanjang pengetahuan saya tidak memuat bahan yang pernah dipublikasikan atau
ditulis oleh orang lain dalam rangka tugas akhir untuk sesuatu gelar akademik di
bagian yang telah dikutip sesuai kaidah yang berlaku. Saya juga menyatakan
bahwa skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri dan dalam batas tertentu
Penulis
iv
SARI BACAAN
Pada skripsi ini telah dirancang dan dibuat alat untuk mengukur resistivitas tanah
skala laboratorium. Metode resistivitas adalah salah satu metode geolistrik yang
digunakan untuk mempelajari sifat resistivitas dari lapisan batuan di bawah
permukaan. Di dalam penelitian ini digunakan konfigurasi Wenner dan Wenner-
Schlumberger Prinsip kerja alat ini adalah dengan rangkaian catu daya yang
berfungsi sebagai sumber tegangan DC tetap dengan keluaran tegangan 24 Volt
dan arus maksimal 500 MiliAmpere Arus kemudian terbaca melalui multimeter
arus lalu dihubungkan dengan Elektroda. Hasil dari injeksi kemudian diukur
tegangannya dengan multimeter tegangan. Dari hasil penelitian menggunakan
resistor, hasil penampang dengan resistor 100KΩ menunjukkan nilai resisitivitas
semu pada dua alat menunjukkan kesamaan pada kedua konfigurasi. Pada
percobaan menggunakan medium pasir, pengukuran pada setiap titik datum
mempunyai nilai yang hampir sama. Dan juga kesamaan hasil penampang
resisitivitas pada konfigurasi wenner dan konfigurasi Wenner-Schlumberger
dengan alat resisitivitas pembanding yang hampir sama. Pada setiap data yang
telah di inversi terdapat rms error yang lebih kecil untuk alat yang di buat
dibandingkan dengan alat lab. Dan juga ada perbedaan besar terhadap nilai
resisitivitas pada setiap data antara alat yag dibuat dengan alat lab.
v
ABSTRACT
In this thesis has been designed and made a tool to measure the resistivity of
laboratory scale soil. The resistivity method is one of the geoelectric methods used
to study the resistivity properties of layers of rock beneath the surface. In this
research used Wenner and Wenner-Schlumberger configuration The working
principle of this tool is with a power supply circuit that serves as a fixed DC
voltage source with a 24 Volt output voltage and a maximum current of 500
MiliAmpere The current is read through a current multimeter and connected to the
electrode. The result of the injection is then measured in voltage by a multimeter
voltage. From the results of the study using resistors, the cross-sectional results
with 100KΩ K resistor shows the apparent resisitivity value of the two devices
showing similarities in both configurations. In the experiments using sand
medium, the measurement at each datum point has almost the same value.
Similarly, the resisitivity of the wenner and Wenner-Schlumberger configuration
results with similar resistivity devices. On each data that has been in inversion
there is a smaller rms error for tools that are made compared to lab tools. And
there is also a big difference to the resisitivity value of each data between the tools
created with the lab tool.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Rabbil Alamin, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan
karunia yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
tugas akhir untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Fisika Program
Universitas Hasanuddin.
Dalam tulisan ini, penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak
lepas dari bimbingan, bantuan, dukungan, serta motivasi dari berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini, izinkan penulis menghanturkan ucapan terima
kasih yang tak terhingga khususnya kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda
Drs. M. Amin Saleh, dan Ibunda Dra. Yeti Alam yang telah membesarkan serta
memberikan kasih sayang dan do‟a yang tak henti-hentinya, serta saudaraku
Mufti Fajar Amin, dan Muh. Fadel Amin dan Saudariku Fitriah Fajrin Amin
yang telah memberi dukungan dan semangat Juga keluarga besarku yang selalu
Penulis juga ingin menyampaikan penghormatan dan rasa terima kasih yang
1. Bapak Dr. Tasrief Surungan, M.Sc selaku Ketua Jurusan Fisika Fakultas
vii
2. Bapak Dr. H.M. Alin Massinai, MT.Surv. selaku Ketua Program Studi
S.Si, MT, Dan Bapak Dr. Arifin, MT selaku Pembimbing Utama dan
pembimbing pertama dan kedua yang telah banyak meluangkan waktu dan
4. Bapak Dra. Maria, M.Si selaku Penasihat Akademik yang telah banyak
5. Bapak Drs. Lantu, M.Eng. Sc, Ibu Nur Hasanah, S.Si., M.Si. dan Ibu
Makhrani, S.Si, M.Si selaku tim penguji yang telah banyak memberi
7. Staf pegawai baik itu dari Jurusan Fisika maupun dari Fakultas yang telah
banyak membantu.
Cempa, Pinrang.
12. Terima Kasih banyak Buat Bapak Drs. Taufan Alwani, MM. dan ibu Yanti
Taufan yang telah memberikan jasa yang sangat besar buat penulis semasa
kuliahnya.
viii
13. Terima kasih buat TWICE. Nayoen, JongYoen, Sana, Momo, Jihyo, Mina,
14. Terima kasih buat JYP. dan semua Staf JYP Ent.
15. Saudara-saudara saya di Bagi Gau. Chaeril, Kak Mimin, Kak Alda, Kak
Amri, Kak Uya, Kak Eky, Kak Geceh, Babar, Fido, Delly, Enno, Wandi,
Dedy, Rilo.
16. Dan semua pihak yang tidak mampu penulis sebutkan satu persatu, yang telah
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini sangat jauh dari kesempurnaan
dikarenakan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kebaikan skripsi ini dan tentunya juga buat kebaikan penulis sendiri.
Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan segala kebaikan kepada seluruh
pihak yang telah memberikan bantuannya baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada penulis. Dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna
terutama bagi penulis dan pihak-pihak terkait pada umumnya. Semoga Allah
Penulis
Shadiq Ahmad Amin
ix
DAFTAR ISI
x
I.2.1. Transformator ................................................................................... 22
I.2.2. Rectifier ............................................................................................ 24
II.2.2.1. Penyearah Gelombang Penuh Model Jembatan ..................... 24
I.2.3. Filter ................................................................................................ 25
I.2.3.1. High Pass Filter ...................................................................... 26
I.2.3.2. Low Pass Filter ....................................................................... 27
I.2.3.3. Band Pass Filter ...................................................................... 27
I.2.4. Regulator........................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI
III.1 Lokasi dan Waktu penelitian ................................................................ 30
III.2 Bahan dan Alat ..................................................................................... 30
III.3 Rancangan Alat..................................................................................... 30
III.4 Prinsip Kerja Alat ................................................................................. 31
III.5 Prosedur Pengambilan Data.................................................................. 32
III.6 Pengolahan Data ................................................................................... 33
III.6.1. Pengolahan Data Metoda Geolistrik Tahanan Jenis...................... 33
III.6.2. Pemodelan Data Resistivitas ......................................................... 33
III.7. Bagan Alir Penelitian............................................................................ 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Perancangan Alat .................................................................................. 35
IV.1.1. Rangkaian Catu Daya ............................................................. 35
IV.2. Pengujian Alat ...................................................................................... 37
IV.3. Hasil Penelitian ..................................................................................... 37
IV.3.1. Pengujian Menggunakan Resistor ............................................... 38
IV.3.2. Pengujian Menggunakan Box Model .......................................... 43
IV.3.2.1. Model Pasir Basah dengan Konfigurasi Wenner ........... 43
IV.3.2.2. Model Pasir Basah Dengan Konfigurasi Wenner-
Schlumberger ............................................................................. 44
IV.3.2.3. Model Pasir Kering Dengan Ketebalan 5 cm Dari
Permukaan dan Pasir Basah dengan konfigurasi Wenner .......... 46
xi
IV.3.2.4. Model Pasir Kering Dengan Ketebalan 5 cm Dari
Permukaan dan Pasir Basah dengan konfigurasi Wenner-
Schlumberger ............................................................................. 47
IV.3.2.5. Model Pasir kering dengan Konfigurasi Wenner ........... 49
IV.3.2.6. Model Pasir kering dengan Konfigurasi Wenner-
Schlumberger ............................................................................. 51
IV.3.2.7. Model Pasir Kering Dengan di berikan anomali berupa
lempeng besi pada kedalaman 4 cm dari permukaan dengan
konfigurasi Wenner .................................................................... 52
IV.3.2.8. Model Pasir Kering Dengan di berikan anomaly berupa
lempeng besi pada kedalaman 4 cm dri permukaan dengan
konfigurasi Wenner-Schlumberger ............................................ 54
IV.4. Pembahasan ........................................................................................ 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan ........................................................................................... 59
V.2. Saran ..................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nilai Tahanan Jenis Batuan Beku dan Batuan Sedimen .................. 21
Tabel 4.1 Tabel pengukuran nilai tegangan dan arus pada pembebanan ......... 39
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Penampang Konduktor ........................................................................ 7
Gambar 2.2 Sumber arus tungga C1 dalam medium homogen seluruh ruang,
sementara pasangan sumber arus C2 dianggap terletak di tak-hingga ......... 10
Gambar 2.3 Sumber arus tunggal C1 di permukaan homogen setengah-ruang,
sementara pasangan sumber arus C2 dianggap terletak di tak-hingga ......... 11
Gambar 2.4 Dua elektroda arus dan dua elektroda potensial di permukaan bumi
yang homogen .............................................................................................. 12
Gambar 2.5 Distrosi garis ekuipotensial dan garis aliran arus pada dua titik
sumber arus. (a) Penampang dilihat dari atas; (b) Penampang vertikal di
permukaan tanah .......................................................................................... 13
Gambar 2.6 Titik sumber arus tunggal di permukaan pada medium homogen .... 14
Gambar 2.7 Konfigurasi Dipole ............................................................................ 18
Gambar 2.8 Konfigurasi Wenner .......................................................................... 19
Gambar 2.9 Konfigurasi Schlumberger ................................................................ 20
Gambar 2.10 Skema Transformator Sederhana .................................................... 22
Gambar 2.11 Rangkaian penyearah gelombang penuh model jembatan .............. 24
Gambar 2.12 Skema rangkaian filter dengan rectifier .......................................... 25
Gambar 2.13 High Pass Filter ............................................................................... 26
Gambar 2.14 Low Pass Filter ................................................................................ 27
Gambar 2.15 Rangkaian pencatu daya dengan regulator zener ............................ 29
Gambar 3.1 Skema Rangkaian Alat ...................................................................... 31
Gambar 3.2 Konfigurasi Elektroda Arus dan Potensial ........................................ 32
Gambar 3.3 Bagan Alir Penelitian ........................................................................ 34
Gambar 4.1 Skema rangkaian alat ........................................................................ 35
Gambar 4.2 Bentuk Keluaran trafo CT. ................................................................ 36
Gambar 4.3. Skema rangkaian pengujian menggunakan resistor ......................... 38
Gambar 4.4. Hasil penampang 2 dimensi dengan konfigurasi Wenner Wenner
Menggunakan Alat Resisitivitas Skala Lab ................................................. 40
Gambar 4.5. Hasil penampang 2 dimensi dengan konfigurasi Wenner-
Schlumberger Menggunakan Alat Resisitivitas Skala Lab ......................... 41
xiv
Gambar 4.6. Hasil penampang 2 dimensi dengan konfigurasi Wenner
menggunakan Alat Twin-Probe ................................................................... 42
Gambar 4.7. Hasil penampang 2 dimensi dengan konfigurasi Wenner-
Schlumberger menggunakan Alat Twin-Probe ........................................... 42
Gambar 4.8. Model tahanan jenis dengan alat yang dibuat. a) Penampang tahanan
jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung; dan c)
Penampang tahanan jenis sebenarnya .......................................................... 43
Gambar 4.9. Model tahanan jenis dengan alat pembanding. a) Penampang tahanan
jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung; dan c)
Penampang tahanan jenis sebenarnya. ......................................................... 44
Gambar 4.10. Model tahanan jenis dengan alat . a) Penampang tahanan jenis semu
terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung; dan c) Penampang
tahanan jenis sebenarnya ............................................................................. 45
Gambar 4.11. Model tahanan jenis dengan alat pembanding. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung;
dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya ............................................... 45
Gambar 4.12. Model tahanan jenis dengan alat yang dibuat. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung;
dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya ............................................... 46
Gambar 4.13. Model tahanan jenis dengan alat pembanding. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung;
dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya ............................................... 47
Gambar 4.14. Model tahanan jenis dengan alat yang dibuat. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung;
dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya ............................................... 48
Gambar 4.15. Model tahanan jenis dengan alat pembanding. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung;
dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya ............................................... 48
Gambar 4.16. Model tahanan jenis dengan alat yang dibuat. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung;
dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya ............................................... 49
xv
Gambar 4.17. Model tahanan jenis dengan alat pembanding. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung;
dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya ............................................... 50
Gambar 4.18. Model tahanan jenis dengan alat yang dibuat. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung;
dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya ............................................... 51
Gambar 4.19. Model tahanan jenis dengan alat pembanding. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung;
dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya ............................................... 52
Gambar 4.20. Model tahanan jenis dengan alat yang dibuat. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung;
dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya ............................................... 53
Gambar 4.21. Model tahanan jenis dengan alat pembanding. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung;
dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya ............................................... 54
Gambar 4.22. Model tahanan jenis dengan alat yang dibuat. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung;
dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya ............................................... 55
Gambar 4.23. Model tahanan jenis dengan alat pembanding. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung;
dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya ............................................... 56
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui sifat resistivitas
merupakan salah satu metode geofisika yang memanfaatkan sifat resistivitas tanah
(Hendrajaya.1990)
listrik kedalam lapisan bawah tanah melalui elektroda arus. Kemudian arus
suatu bahan berbanding terbalik dengan nilai arus yang mengalir dan berbanding
lurus dengan beda potensial. resistansi suatu bahan dipengaruhi oleh resistansi
mineral logam, kandungan aquifer (misalnya: air, minyak, dan gas), porositas,
1
kombinasi dari berbagai jenis tanah. Hal ini mengakibatkan nilai yang
tahanan jenis yang berskala laboratorium menjadi dasar pada penelitian ini.
Manfaat alat geolistrik skala laboratorium ini adalah memudahkan akuisisi data
dalam pemodelan fisis. Misal Box model, Box model adalah memodelkan
Oleh karena itu, penulis mencoba merancang dan membuat alat ukur
resistivitas tanah dengan skala Laboratorium yang mana kelebihan dari alat ini
adalah kita dapat membuat model sendiri yang dapat di atur dan menentukan nilai
hambatan jenisnya. Dimana alat standar lainnya hanya digunakan pada skala yang
resistansinya dan mengambil data pada box model yang telah di isi
medium pasir.
2
3. Membandingkan hasil penampang 2 dimensi dari data yang telah di ambil
pada box model yang di isi medium pasir pada alat yang dibuat dengan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sifat konduktivitas listrik batuan dekat permukaan bumi sangat dipengaruhi oleh
jumlah air, kadar garam/salinitas air serta bagaimana cara air didistribusikan
ditentukan terutama oleh sifat air, yakni elektrolit. Larutan garam terdiri dari
anion dan kation yang bergerak bebas dalam air. Adanya medan listrik eksternal
sedangkan anion menuju kutup positif. Tentu saja, batuan berpori yang berisi air,
(Ngadimin, 2001).
Metoda geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika yang mempelajari sifat
bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial, pengukuran arus dan medan
elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus ke
(Hendrajaya, 1990) :
Elektromagnetik
4
Metoda geolistrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda geolistrik
Metoda resistivitas adalah salah satu metoda geolistrik yang mempelajari sifat
(Lantu, 2010).
Oleh karena itu, pada metoda ini dipergunakan konfigurasi elektroda yang sama
untuk semua titik pengamatan di permukaan bumi. Setelah itu baru dibuat kontur
resistivitas probing dan lain-lain. Hal ini terjadi karena pada metode ini bertujuan
5
untuk mempelajari variasi resisitivitas batuan di bawah permukaan bumi secara
Pada metode ini, pengukuran pada suatu titik Sounding dilakukan dengan jalan
secara sembarang tetapi mulai dari jarak elektroda terkecil kemudian membesar
secara gradual. Jarak elektroda ini sebanding dengan kedalaman lapisan batuan
yang terdeteksi. Makin besar jarak elektroda tersebut maka makin dalam lapisan
elektroda mungkin dilakukan jika dipunyai suatu alat golistrik yang memadai.
Dalam hal ini, alat geolistrik tersebut harus dapat menghasilkan arus listrik yang
cukup besar atau kalau tidak, alat tersebut harus cukup sensitif dalam mendeteksi
beda potensial yang kecil sekali. Oleh karena itu, alat geolistrik yang baik adalah
alat yang dapat menghasilkan arus listrik cukup besar dan mempunyai sensitifitas
panjang penampang tertentu seperti pada Gambar 2.1. Jika tahanan jenis dari
(2.1)
6
Keterangan :
= Resistansi (Ω)
∆L
I A
𝛥V
Jika hambatan R dialirkan arus listrik (I) dikedua ujung dari silinder dan di ukur
beda Potensial (𝛥V) pada kedua ujung penampang konduktor tersebut, diperoleh
(2.2)
Satuan tahanan jenis dalam SI adalah ohm-meter. Sifat merambat arus listrik
lebih banyak memanfaatkan sifat daya hantar jenis listrik yang berbanding
(2.3)
adalah Siemens (S) per meter atau S/M = 1 Ohm -1 m-1, disebut juga 1 Mho/m.
persamaan di atas berlaku untuk media batas berupa silinder kotak dll, yang rapat
7
arusnya tetap sedang untuk media bersifat di bumi maka diperlukan suatu
(2.4)
I dalam Ampere, A adalah luas Penampang dalam m2, J adalah rapat arus dalam
Ampere/m2. Arus titik ini bergerak ke semua arah berupa vektor (Taib, 2004).
Bila persamaan (2.4) disubtitusikan kepada persamaan (2.2) dan persamaan (2.1),
(2.5)
(Putra, 2014) :
(2.6)
(2.7)
Jika tidak ada sumber arus pada suatu volume yang dilingkupi oleh permukaan A
( )
(2.8)
8
Jika nilai σ adalah konstan, maka kita akan menghasilkan Persamaan Laplace
(2.9)
Potensial V akibat suatu sumber arus tunggal I pada medium homogen dengan ρ
konstan pada seluruh ruang lebih sesuai jika dibahas dalam koordinat bola.
Karena sifat simetri (tidak berotasi dan berevolusi) dari sistem yang ditinjau maka
potensial hanya merupakan fungsi dari jarak r atau V(r) sehingga persamaan
( ) ( ) (2.10)
(Telford, 1976) :
∫ (2.11)
∫ (2.12)
itu arus mengalir keluar secara radial ke segala arah dari titik elektroda. Sehingga
arus total yang melalui permukaan bola dengan radius r dinyatakan oleh (Telford,
1976) :
(2.13)
9
Dari persamaan (2.7) dan (2.11) didapatkan :
(2.14)
Maka,
( ) atau (2.15)
dengan potensial yang sama, membentuk permukaan bola kosentris dengan titik
pusat terletak disumber arus. Dari titik tersebut arus listrik mengalir ke segala arah
secara homogen dan membentuk lintasan yang tegak lurus terhadap permukaan
(Telford, 1976).
Gambar 2.2. Sumber arus tungga C1 dalam medium homogen seluruh ruang,
1976).
10
II.1.2.2. Elektroda Arus Tunggal di Permukaan Bumi
(2.16)
( ) atau (2.17)
Dimana faktor 4π menjadi 2π sebagai akibat distribusi arus hanya terdapat pada
Bila dua elektroda memiliki jarak tertentu seperti pada gambar 2.3, potensial pada
titik dipermukaan yang letaknya antara dua elektroda arus, potensial pada setiap
titik di permukan akan dipengaruhi oleh kedua elektroda arus (Telford, 1976).
11
Gambar 2.4. Dua elektroda arus dan dua elektroda potensial di permukaan bumi
yang homogen (Telford, 1976)
Perubahan potensial sangat drastis pada daerah dekat sumber arus. Dimana
gradien yang berada di luar C1 dan C2 yang menjauh dari linier memiliki gradien
potensial yang besar, sedangkan pada daerah C 1 dan C2 gradien potensial kecil
dan mendekati linier. Dari alasan ini, pengukuran potensial paling baik dilakukan
pada daerah antara C1 dan C2 yang memiliki gradien potensial linier. Untuk
menentukan perbedaan potensial antara dua titik yang ditimbulkan oleh sumber
arus listrik C1 dan C2, maka dua elektroda potensial misalnya P1 dan P2
(Telford, 1976).
12
Gambar 2.5. Distrosi garis ekuipotensial dan garis aliran arus pada dua titik
sumber arus. (a) Penampang dilihat dari atas; (b) Penampang vertikal di
permukaan tanah (Telford, 1976).
Potensial di titik P1 yang ditimbulkan arus C1 dan C2 pada Gambar 2.3 adalah
(Telford, 1976) :
( ) (2.18)
( ) (2.19)
{( ) ( )} (2.20)
( ) (2.21)
13
Dimana r1,r2,r3 dan r4 adalah besaran jarak, seperti yang ditampilkan pada Gambar
2.3 (Telford, 1976).
Luasan setengah bola dipergunakan dalam perhitungan ini karena untuk bumi
yang homogen isotrop berarti tidak ada lapisan selain dari bidang batas antara
tanah dan udara. Udara mempunyai konduktivitas nol atau resistivitas tak
Gambar 2.6 Titik sumber arus tunggal di permukaan pada medium homogen
Untuk pola arus seperti Gambar 2.5 akan berlaku Hukum Ohm,
(2.22)
atau (2.23)
∫ ∫ (2.24)
14
II.1.2.5. Resistivitas Semu
semu (ρa), yang mana merupakan besaran rata-rata dari nilai-nilai resistivitas
(2.25)
( ) ( )
(2.26)
( ) ( )
K merupakan suatu tetapan, dan nilainya tergantung pada susunan elektroda yang
menjadi,
(2.27)
ditentukan, beda tegangan dan arus yang dimasukkan ke dalam tanah dapat
15
elektroda dan berkaitan dengan kedalaman penetrasinya. Semakin panjang rentang
antar elektroda, semakin dalam penetrasi arus yang diperoleh yang tentu juga
sangat ditentukan oleh kuat arus yang dialirkan melalui elektroda arus
(Santoso,2002).
II.1.3. Konfigurasi
buah elektrodanya terletak dalam satu garis lurus dengan posisi elektroda AB dan
MN yang simetris terhadap titik pusat pada kedua sisi yaitu konfigurasi Wenner
untuk mengetahui nilai ketebalan dan tahanan jenis batuan di bawah permukaan.
batuan yang terletak dekat dengan permukaan tanah akan sangat berpengaruh
terhadap hasil pengukuran tegangan dan ini akan membuat data geolistrik menjadi
lapisan batuan adalah fragmen batuan lain yang menyisip pada lapisan, faktor
jalan, genangan air setempat, perpipaan dari bahan logam yang bisa menghantar
16
Spontaneous Potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
batuan. Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil, tetapi bila digunakan
yang relatif pendek, maka ada kemungkinan tegangan listrik alami tersebut ikut
dilakukan pengaliran arus listrik, multimeter diset pada tegangan listrik alami
tersebut dan kedudukan awal dari multimeter dibuat menjadi nol. Dengan
demikian alat ukur multimeter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-
benar diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB. Multimeter yang
mempunyai fasilitas seperti ini hanya terdapat pada multimeter dengan akurasi
tinggi.
1. Konfigurasi Dipole-dipole
2. Konfigurasi Wenner
3. Konfigurasi Schlumberger
gambar 2.6 yaitu pasangan elektroda arus (AB) yang disebut current dipole dan
17
konfigurasi dipole elektroda arus dan elektroda potensial bisa terletak tidak
Untuk menambah kedalaman penetrasi maka jarak antara „Current Dipole‟ dan
memperpanjang kabel bisa mendeteksi batuan yang lebih dalam. Dalam hal ini
diperlukan alat pengukur tegangan yang impedansi tinggi dan akurasi yang tinggi.
Ada alat geolistrik merek tertentu yang bisa menggunakan elektroda yang banyak
untuk satu bentangan elektroda arus. Dan hasil bias langsung tergambar pada
layar monitor. Dalam hal ini yang tergambar adalah apparent resistivity bukan
homogenitas batuan, karena dalam konfigurasi dipole tidak ada fasilitas untuk
konfigurasi Schlumberger bisa dibuat data yang diperoleh dari batuan yang tidak
( )( ) (2.28)
18
II.1.3.2. Konfigurasi Wenner
elektroda-nya terletak dalam satu garis dan simetris terhadap titik tengah. Jarak
MN pada konfigurasi Wenner selalu sepertiga (1/3) dari jarak AB. Bila jarak AB
diperlebar, maka jarak MN juga harus diubah sehingga jarak MN tetap sepertiga
jarak AB.
relatif besar karena elektroda MN yang relatif dekat dengan elektroda AB.
Disini bisa digunakan alat ukur multimeter dengan impedansi yang relatif
persamaan.
(2.29)
Konfigurasi ini diambil dari nama Conrad Schlumberger yang merintis metode
19
terjadi perubahan jarak elektroda MN/2. Sedangkan kelemahannya adalah tidak
Selain itu juga dalam pembacaan tegangan pada elektroda MN adalah lebih kecil
terutama ketika jarak AB yang relative jauh, sehingga diperlukan alat ukur
yaitu yang bias mendisplay tegangan minimal 4 digit atau 2 digit di belakang
koma, atau dengan cara lain, diperlukan peralatan pengirim arus yang mempunyai
( )
jika a << b (2.30)
Eksplorasi Tahanan Jenis memerlukan suatu aturan elektroda yang posisi tiap titik
garis lurus. Perbedaan letak M-N dari A-B akan mempengaruhi besar medan
listrik yang akan diukur besaran faktor terhadap perbedaan letak titik pengamatan
20
Karena faktor geometri (K) tetap untuk tiap aturan elektroda maka K merupakan
Nilai dari beberapa Tahanan jenis dari beberapa jenis Batuan Beku dan Batuan
(Loke,2009)
21
II.2. Bagian-bagian Alat
II.2.1. Transformator
ujung. Sepasang ujung disebut primer dan pasangan ujung yang lain disebut
Teras besi pada transformator digunakan untuk membuat agar fluks magnetik
sekunder. Dengan demikian perubahan fluks yang disebabkan oleh arus primer
sekunder.
Menurut hukum induksi faraday, nilai fluks magnetik I berubah dengan waktu,
(2.31)
22
Untuk kumparan primer dengan nilai N1 lilitan, E1 = N1 , dan untuk kumparan
sekunder E2 = N2 (2.32)
Nyatalah atau E2 =
Untuk transformator penurun tegangan N2 < N1, dan jika kita definisikan =n
maka E2 = (2.33)
(Sutrisno, 1986)
energi yang dilepas transformator tiap sekon pada kumparan sekunder dengan
energi yang diterima transformator setiap sekon pada kumparan primer. Seperti
pada persamaan :
(2.34)
Keterangan :
η = Efisiensi transformator
23
II.2.2 Rectifier
dibedakan menjadi penyearah gelombang penuh dengan center tap (CT), dan
Dua diode akan berkondusi saat isyarat positif dan dua diode akan berkonduksi
saat isyarat negatif. Untuk model penyearah jembatan ini kita tidak
maka diode D1 akan berpanjar maju dan D2 akan berpanjar mundur. Pada
24
sambungan bawah D4 berpanjar maju dan D3 berpanjar mundur. Pada
keadaan ini elektron akan mengalir dari titik B melalui D4 ke beban , melalaui
negatif dan titik B menjadi positif. Pada kondisi ini D2 dan D3 akan
dimulai dari titik A melalui D2, ke beban, melalui D3 dan kembali ke titik B.
Perlu dicatat di sini bahwa apapun polaritas titik A atau B, arus yang mengalir
II.2.3 Filter
hal ini mengacu pada aproximasi resistor. Karena itu frekuensi tinggi dihilangkan
menghasilkan arus gelombang searah masih terdapat pulsa gelombang bolak balik
Secara umum peralatan elektronik membutuhkan sumber arus searah (DC) yang
halus atau lebih rata. Guna menghilangkan sisa gelombang bolak balik tersebut
sering digunakan kondensator elektrolit sebagai tapis perata (filter) seperti pada
Gambar 2.12.
25
Keluaran dari rangkaian penyearah dan filter ini diharapkan berupa tegangan DC
Pada rangkaian filter elektronika, terdapat frekuensi cut-off atau frekuensi potong.
Namun demikian, frekuensi cut-off teoritik tidaklah sama dengan frekuensi cut-
dapatlah dibuat suatu kurva respon amplitudo (disebut juga bode plot). Kurva
dimana :
( )
(2.35)
pemilihan ratio 20 log G(ω) adalah untuk membuat satuannya menjadi desibel
(dB).
High Pass Filter pasif sederhana diperlihatkan pada Gambar 2.13 Pada Gambar
High Pass Filter memiliki orde 1. Secara teoritik output dari High Pass Filter pada
C1
R1
Vin Vout
26
( ) ( ) (2.36)
( )
( ) ( ) (2.37)
Low Pass Filter pasif sederhana diperlihatkan pada Gambar 2.14. Pada Gambar,
Low Pass Filter memiliki orde 1. Secara teoritik output dari Low Pass Filter pada
R2
Vin C2 Vout
( )
( ) ( ) (2.38)
( )
( ) ( ) (2.39)
dimana ω p =1/ R2C2 dan ωp adalah frekuensi potong, sehingga fungsi transfer
( ) (2.40)
Band Pass Filter (BPF) adalah filter yang hanya meloloskan frekuensi dengan
High Pass filter (HPF) dan Low Pass Filter (LPF). High Pass Filter (HPF) dapat
27
dirangkai seri dengan Low Pass Filter (LPF). Syarat untuk rangkaian BPF adalah
frekuensi potong dari LPF harus lebih besar daripada frekuensi potong dari HPF.
Dengan demikian, frekuensi Band Pass Filter yang diteruskan adalah hasil irisan
II.2.4. Regulator
Regulator adalah rangkaian regulasi atau pengatur tegangan keluaran dari sebuah
catu daya agar efek dari naik atau turunnya tegangan jala-jala tidak mempengaruhi
tegangan catu daya sehingga menjadi stabil. Rangkaian penyearah sudah cukup bagus
jika tegangan Ripple -nya kecil, tetapi ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN
penyearah di atas, jika arus semakin besar ternyata tegangan DC keluarannya juga
ikut turun. Untuk beberapa aplikasi perubahan tegangan ini cukup mengganggu,
sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat meregulasi tegangan keluaran ini
menjadi stabil.
cukup serius.
daya. Salah satu cara yang paling sering digunakan adalah dengan memasang
diode zener seperti diperlihatkan pada Gambar 2.13. diode zener dipasang pararel
atau shunt dengan RL. regulator ini hanya memerlukan sebuah diode zener
28
terhubung seri dengan resistor RS. diode zener dipasang dalam posisi berpanjar
mundur. Dengan cara pemasangan ini, diode zener hanya akan berkonduksi saat
penyaringan dengan tapis-RC. Resistor seri pada rangkaian ini berfungsi ganda.
resisitor ini berfungsi sebagai resistor seri untuk regulator. Diode zener dapat
29
BAB III
METODOLOGI
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Sampai dengan Oktober 2016.
Adapun bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Untuk peralatan pada metode geolistrik terkhusus pada metode resisitivitas terdiri
dari beberapa komponen termasuk sumber arus, alat ukur untuk pengukuran arus
dan tegangan yang bisa digabungkan pada satu alat ukur untuk membaca
Untuk rangkaian alat sendiri terdiri dari sebuah catu daya dengan masukan
tegangan 220 Volt dan tegangan keluaran 24 volt denga arus maksimal 500 mA,
Multimeter 2 buah untuk pembacaan arus dan tegangan, dan elektroda sebanyak
30
Gambar 3.1 Skema rangkaian alat
1. Rangkaian catu daya dengan masukan 220 Volt dengan keluaran 24 Volt
dan arus maksimal 500 mA. Berfungsi Sebagai sumber arus untuk di
3. Elektroda 16 buah.
akibat dari injeksi arus, diukur dengan elektroda potensial, yang keduanya
keluaran teganga 24 volt dan keluaran arus maksimal 500 mA. Arus kemudian
terbaca melalui multimeter arus lalu dihubungkan dengan Elektroda. Hasil dari
31
injeksi kemudian diukur tegangannya dengan multimeter tegangan. Hasil dari
Pada metode geolistrik tahanan jenis arus listrik diinjeksikan ke dalam tanah
melalui dua elektroda arus. Adanya aliran arus listrik tersebut maka akan
konfigurasi apa yang digunakan. Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi
lebih besar maka tegangan listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah
sesuai dengan informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada
Kemudian beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari
hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda yang
32
berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga hambatan jenis masing-masing
Terdapat dua jenis pengolahan data yang pertama dengan menggunakan model
box yang kemudian dilakukan interpretasi penampang 2 dimensi yang mana data
Resistor yang telah diketahui nilai hambatannya kemudian hasil dari data tersebut
diolah di Excel untuk mengetahui nilai akurasi dan resolusi dari alat yang dibuat.
Dari data yang di ukur yang berupa resistivitas semu kemudian diolah
menggunakan Microsoft Excel dan kemudian data tersebut diubah dalam format
penampang resistivitas 2D
2D.
33
III.7 Bagan Alir Penelitian
Mulai
Studi Literatur
Perancangan alat
Perakitan alat
Analisis
Y N
data
Y
Hasil
Selesai
34
BAB IV
sebagai berikut. Pertama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan selama
penelitian. Kemudian di rangkai alat dan bahan sesuai skema rangkaian pada
gambar 4.1.
DC +24V
D1 D2
D3 D4
GROUND
DC -24V
atas. Setelah di pastikan semua alat sudah berfungsi dengan baik kemudian di
Catu daya yang digunakan adalah catu daya mode ganda dengan keluaran +24
Volt dan – 24 Volt. Daftar komponen untuk rangkaian di atas, antara lain:
35
4. C3, C4, C5, C6 = Elco 100 µF/16 V
5. R1, R2 = Resistor 1KΩ
6. Q1 = Transistor NPN - BD 139
7. Q2 = Transistor PNP - BD 140
8. T1 = Trafo CT step down 220 V/24 V 500mA
dengan Center Tap. Sumber tegangan yang digunakan yaitu sumber AC 220 volt.
menjadi 24 volt .Arus masuk ke dioda jembatan sehingga arus yang awalnya arus
AC menjadi arus DC. Hal ini disebabkan karena selama setengah siklus tegangan
sekunder yang positif menyebabkan arus akan mengalir ke diode ke2 dan tidak
akan mengalir ke dioda 1 karena diode 1 yang merefers arus kemudian diode 2
jembatan maka arus melalui diode ke 3 karena arus cenderung mengalir dari
potensial tinggi ke rendah dan kembali ke trafo. Dan selama setengah siklus
tegangan sekunder yang negative maka arus melalui diode ke 4 lalu masuk ke
rangkaian. Pada saat arus kembali ke penyearah jembatan arus hanya melalui
diode 1 dan kembali ke trafo. Dari proses tersebut rangkaian hanya mengalami
satu kondisi meyebabkan arus dari ac menjadi dc. Dengan demikian setiap
setengah perioda tegangan bolak balik ada dua dioda yang menghantar (conduct)
secara bersamaan dan dua buah dioda lainnya tidak menghantar sehingga
36
Bentuk gelombang keluaran (output) terlihat seperti gambar 1.14.
Volt
Waktu (S)
Volt
Waktu (S)
Agar tegangan dc yang dihasilkan penyearah atus bolak-balik dapat lebih rata,
kapasitor, tegangan keluaran tak segera turun walaupun tegangan masukan sudah
turun. Hal ini disebabkan karena kapasitor memerlukan waktu (τ =RC) untuk
tegangan pada kapasitor naik lagi. Tegangan berubah yang terjadi disebut
ripple ratio-pprr).
Maka rad/det
( )( )
37
IV.2 Pengujian Alat
resistivitas ini terlebih dahulu dipastikan bahwa semua peralatan pendukung sudah
beroperasi dengan baik atau belum, setelah itu pengambilan data pada model
dilakukan. Setelah dilakukan pengukuran data pada model yang telah dibuat.
Kemudian dibandingkan hasil penampang dari kedua alat tersebut terhadap model
wenner-schlumberger. Terdapat dua hasil dari penelitian ini, yang pertama dengan
model pada medium kaca yang telah dibuat menggunakan alat yang dibuat dan
alat singgle channel Twin Probe (G-Sound). hasil resistivitas semu dari dua alat
Pada pengujian ini digunakan resistor sebanyak 4 buah. Dengan nilai tahanan
bervariasi. Mulai dari 100Ω, 2200Ω, 10 KΩ, 100 KΩ. Pengujian pada setiap
resistor dilakukan sebanyak 10 kali untuk menunjukkan tingkat akurasi dari alat
yang dibuat. Pada pengujian ini digunakan uji pembebanan dengan menggunakan
38
resistor dari resistansi 100 Ω hingga 100 K Ω.. skema pembebanan terlihat pada
gambar 4.3.
Kemudian di buatkan tabel antara nilai pengukuran dengan alat dan nilai
tabel 4.1.
Tabel 4.1 Tabel pengukuran nilai tegangan dan arus pada pembebanan.
100 Ω 2200 Ω
39
10 KΩ 100 KΩ
(4.1)
Dari tabel di atas terlihat tegangan pada semua pembebanan menunjukkan nilai
yang konstan berada pada 7.08 sampai dengan 7.69 Volt. Dan sumber arus
mengikuti berapa besar pembebanan yang diberikan. Hasil dari tahanan yang
terukur dari nilai tegangan dan arus menunjukkan nilai yang hampir sama. Tentu
tidak sama persis dikarenakan ada daya yang terbuang dan nilai toleransi dari
dilakukan pengukuran setiap datum dengan asumsi setiap kaki resistor adalah titik
40
pengukuran. Dilakukan dengan menggunakan konfigurasi wenner dan wenner-
sebesar 100 KΩ. Dengan asumsi jarak setiap elektroda 3.5 cm. dilakukan
41
Gambar 4.5. Hasil penampang 2 dimensi dengan konfigurasi Wenner-
KΩ dan spasi elektroda sebesar 3.5 cm. hasil penampang terlihat pada gambar 4.5.
42
.
Dilakukan pengambilan data sebanyak 2 kali untuk setiap datum dan diperoleh
nilai tegangan dan arus untuk setiap datum. Hasil penampang untuk konfigurasi
43
IV.3.2 Pengujian Menggunakan Box Model
Pada pengujian menggunakan model box, digunakan box yang terbuat dari kaca
dengan ukuran panjang 60 cm, lebar 5 cm, dan tinggi 30 cm. bahan untuk medium
terdiri dari pasir kering yang telah dibersihkan dan di saring, dan juga dua buah
plat besi. Pasir di isi hingga penuh kemudian di tancapkan elektroda dengan spasi
Pada model ini digunakan medium pasir yang telah di beri air hingga jenuh.
Kemudian dilakukan pengukuran dengan alat yang dibuat dengan alat resisitivitas
pengukuran resisitivitas ini. Alat yang digunakan adalah alat yang dibuat. Data
inversi di iterasi sebanyak 5 kali. Spasi terkecil adalah 3,5 cm dan panjang
hasil pengukuran diperoleh model tahanan jenis seperti pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8. Model tahanan jenis dengan alat yang dibuat`. a) Penampang tahanan
jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung; dan
c) Penampang tahanan jenis sebenarnya.
44
dari hasil inversi diketahui terdapat zona dengan resistivitas rendah dengan nilai
berkisar antara 3.54 sampai dengan 5.3 ohm.m yang berada di tengah-tengah.
sebanyak 5 kali dengan spasi dan panjang penampang yang sama. Dan penetrasi
Gambar 4.9. Model tahanan jenis dengan alat pembanding. a) Penampang tahanan
jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung; dan
c) Penampang tahanan jenis sebenarnya.
rendah dengan nilai berkisar antara 4.18 sampai dengan 5.91 ohm.m.
Pada pengukuran resisitivitas ini. Alat yang digunakan adalah alat yang dibuat.
Data inversi di iterasi sebanyak 5 kali. Spasi terkecil adalah 3,5 cm dan panjang
hasil pengukuran diperoleh model tahanan jenis seperti pada Gambar 4.10. Dari
45
hasil inversi diketahui terdapat zona dengan resistivitas rendah dengan nilai
berkisar antara 7.11 sampai dengan 25.8 ohm. Yang berada pada kedalaman
resisitivitas lain
Gambar 4.10. Model tahanan jenis dengan alat yang di buat. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu
terhitung; dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya.
46
Dari hasil inversi diketahui terdapat zona dengan resistivitas rendah dengan nilai
berkisar antara 7.11 sampai dengan 25.8 ohm. Yang berada pada kedalaman
resisitivitas lain. Data inversi di iterasi sebanyak 5 kali dengan spasi dan panjang
hasil pengukuran seperti pada Gambar 4.11 terlihat terdapat juga zona dengan
resisitivitas rendah dengan nilai berkisar antara 7.82 sampai dengan 56.6 ohm.m.
Pada model ini digunakan medium pasir yang telah di beri air hingga jenuh.
Gambar 4.12. Model tahanan jenis dengan alat yang dibuat. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu
terhitung; dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya.
Pada pengukuran resisitivitas ini. Alat yang digunakan adalah alat yang dibuat.
Data inversi di iterasi sebanyak 3 kali. Spasi terkecil adalah 3,5 cm dan panjang
47
penampang 60 cm. Dengan penetrasi kedalamam mencapai 11 cm. Berdasarkan
hasil pengukuran diperoleh model tahanan jenis seperti pada Gambar 4.12.
Gambar 4.13. Model tahanan jenis dengan alat pembanding. a) Penampang tahanan
jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung;
dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya.
Dari hasil inversi diketahui terdapat zona dengan resistivitas rendah dengan nilai
berkisar antara 228 samapi dengan 1839 ohm.m dan zona dengan resisitivitas
tinggi antara 101 sampai dengan 402 ohm.m yang berada di bagian atas 5 cm dari
menggunakan alat resisitivitas lain. Data inversi di iterasi sebanyak 3 kali dengan
spasi dan panjang penampang yang sama. Dan penetrasi kedalaman mencapai
11cm. Berdasarkan hasil pengukuran seperti pada Gambar 4.13. Dari hasil inversi
diketahui terdapat zona dengan resistivitas rendah dengan nilai berkisar antara
9.16 sampai dengan 39.5 ohm.m dan zona dengan resisitivitas tinggi antara 64.3
sampai dengan 277 ohm.m yang berada di atas zona dengan resisitivitas rendah..
48
IV.3.2.4. Model Pasir Kering Dengan Ketebalan 5 cm Dari Permukaan dan
Pada pengukuran resisitivitas ini. Alat yang digunakan adalah alat yang dibuat.
Data inversi di iterasi sebanyak 3 kali. Spasi terkecil adalah 3,5 cm dan panjang
Gambar 4.14. Model tahanan jenis dengan alat yang dibuat. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung; dan c)
Penampang tahanan jenis sebenarnya.
49
Gambar 4.15. Model tahanan jenis dengan alat pembanding. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu
terhitung; dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya.
Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh model tahanan jenis seperti pada Gambar
4.14. dari hasil inversi diketahui terdapat zona dengan resistivitas rendah dengan
nilai berkisar antara 19.9 sampai dengan 54.6 ohm. Yang berada pada kedalaman
resisitivitas lain. Data inversi di iterasi sebanyak 3 kali dengan spasi dan panjang
hasil pengukuran seperti pada Gambar 4.15 terlihat terdapat juga zona dengan
resisitivitas rendah dengan nilai berkisar antara 17.5 sampai dengan 74.6 ohm.m
Pada model ini digunakan medium pasir yang telah dikeringkan terlebih dahulu.
Kemudian dilakukan pengukuran dengan alat yang dibuat dengan alat resisitivitas
50
Gambar 4.16. Model tahanan jenis dengan alat yang dibuat. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu
terhitung; dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya.
Pada pengukuran resisitivitas ini. Alat yang digunakan adalah alat yang dibuat.
Data inversi di iterasi sebanyak 5 kali. Spasi terkecil adalah 3,5 cm dan panjang
51
Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh model tahanan jenis seperti pada Gambar
4.16. dari hasil inversi diketahui terdapat zona dengan resistivitas rendah dengan
nilai berkisar antara 33.4 sampai dengan 71.1 ohm.m yang berada di tengah-
iterasi sebanyak 5 kali dengan spasi dan panjang penampang yang sama. Dan
hasil pengukuran. Terlihat terdapat juga zona dengan resisitivitas rendah dengan
nilai berkisar antara 5.44 sampai dengan 314 ohm.m. yang berada di bagian atas
kiri.
Pada pengukuran resisitivitas ini. Alat yang digunakan adalah alat yang dibuat.
Gambar 4.18. Model tahanan jenis dengan alat yang dibuat. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu
terhitung; dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya.
52
Spasi terkecil adalah 3,5 cm dan panjang penampang 60 cm. Dengan penetrasi
tahanan jenis seperti pada Gambar 4.18.dari hasil inversi diketahui terdapat zona
dengan resistivitas rendah dengan nilai berkisar antara 66.4 sampai dengan 683
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu terhitung; dan c)
sebanyak 5 kali dengan spasi dan panjang penampang yang sama. Dan penetrasi
4.19 terlihat terdapat juga zona dengan resisitivitas rendah dengan nilai berkisar
53
IV.3.2.7. Model Pasir Kering Dengan di berikan anomali berupa lempeng
Wenner
Pada model ini digunakan medium pasir kering Kemudian ditambahkan anomali
dengan alat yang dibuat dengan alat resisitivitas pembanding konfigurasi yang
Pada pengukuran resisitivitas ini. Alat yang digunakan adalah alat yang dibuat.
Data inversi di iterasi sebanyak 5 kali. Spasi terkecil adalah 3,5 cm dan panjang
hasil pengukuran diperoleh model tahanan jenis seperti pada Gambar 4.20.
Gambar 4.20. Model tahanan jenis dengan alat yang dibuat. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu
terhitung; dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya.
Dari hasil inversi diketahui terdapat zona dengan resistivitas rendah pada
penampang dengan alat yang di buat dengan nilai berkisar antara 51.9 sampai
54
dengan 103 ohm.m pada bagian tengah. kemudian pengukuran menggunakan alat
resisitivitas lain
.Data inversi di iterasi sebanyak 3 kali dengan spasi dan panjang penampang yang
seperti pada Gambar 4.21. Dari hasil inversi diketahui terdapat zona dengan
resistivitas rendah dengan nilai berkisar antara 21.4 sampai dengan 54.6 ohm.m
Wenner-Schlumberger
Pada pengukuran resisitivitas ini. Alat yang digunakan adalah alat yang dibuat.
Data inversi di iterasi sebanyak 5 kali. Spasi terkecil adalah 3,5 cm dan panjang
55
Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh model tahanan jenis seperti pada Gambar
4.22.
Gambar 4.22. Model tahanan jenis dengan alat yang dibuat. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu
terhitung; dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya.
dari hasil inversi diketahui terdapat zona dengan resistivitas rendah dengan nilai
menggunakan alat resisitivitas lain. Data inversi di iterasi sebanyak 5 kali dengan
spasi dan panjang penampang yang sama. Dan penetrasi kedalaman mencapai
56
Gambar 4.23. Model tahanan jenis dengan alat pembanding. a) Penampang
tahanan jenis semu terukur; b) Penampang tahanan jenis semu
terhitung; dan c) Penampang tahanan jenis sebenarnya.
terlihat terdapat juga zona dengan resisitivitas rendah dengan nilai berkisar antara
IV.4 Pembahasan
Alat ukur resistivitas tanah skala laboratorium ini terdiri dari empan komponen
utama., yaitu (1) satu buah catu daya dengan tegangan keluaran 24 Volt dan arus
500 MiliAmpere yang berfungsi sebagai sumber daya. (2) Multimeter Digital
berfungsi sebagai pengukur arus dan tegangan. (3) Elektroda 16 buah yang terbuat
dari stainless steel berfungsi sebagai bahan konduktor listrik. (4) konektor (kabel
Untuk mengetahui kestabilan alat ukur resistivitas tanah ini, maka dilakukan uji
dapat dikatakan stabil. Ini dapat dilihat dengan hasil pembacaan pada multimeter
arus dan tegangan kemudian diturunkan menggunakan rumus dasar hukum Ohm
57
dan nilai dari hambatan itu sendiri tidak terlalu beda mengingat setiap hambatan
mempunyai nilai toleransi anta 5-10%. Kemudian nilai hambatan antara kabel
tegangan konstan berada pada tegangan 7 volt. Dan pembacaan arus mengikuti
resisitivitas semu pada dua alat menunjukkan kesamaan pada kedua konfigurasi.
Perbedaan mulai terlihat seiring dalamnya datum poin. Terlihat pada besarnya
perbedaan nilai rho pada kedua alat dengan dua konfigurasi saat semakin dalam.
Dalam penelitian ini. Objek yang dijadikan sebagai model adalah sebuah kotak
kaca yang diisi dengan medium pasir. Ukuran dari kotak kaca adalah panjang 60
Diketahui penggunaan model pasir basah dan kering sangat berpengaruh terhadap
kali pada setiap datum. Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat disimpulkan
bahwa alat sudah stabil. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya hasil nilai
pembacaan V dan I pada 2 kali pengukuran pada setiap titik datum mempunyai
nilai yang hampir sama. Dan juga kesamaan hasil penampang resisitivitas pada
resisitivitas pembanding yang hampir sama. Pada setiap data yang telah di inversi
terdapat rms error yang lebih kecil untuk alat yang di buat dibandingkan dengan
alat lab. Dan juga ada perbedaan besar terhadap nilai resisitivitas pada setiap data
58
Ada beberapa faktor yang menyebabkan besarnya nilai hambatan antara alat yang
di buat dengan alat laboratorium. Skala pada multimeter yang di gunakan di alat
yang di buat menunjukkan penggunaan skala mili Volt dan mikro ampere.
Sedangkan skala pada multimeter pada alat laboratorium menggunakan skala Volt
dan mili ampere. Dan juga adanya self potential pada medium pasir yang menjadi
Adapun spesifikasi alat ukur resistivitas tanah skala laboratorium ini sebagai
berikut:
Ketelitian : 100 μV
59
BAB V
V.1 Kesimpulan
3. Telah dilakukan pengujian alat dengan mengambil data pada box model
yang telah dibuat. Dengan mengambil beberapa data pada model yang
berbeda dan di tampilkan pada penampang 2D. Data yang di peroleh oleh
alat tidak terlalu berbeda dengan data dari alat resisitivitas standar lainnya.
pembacaan skala pada 2 multimeter arus dan tegangan pada alat yang
dibuat dan juga faktor self potential pada medium yang digunakan.
V.2 Saran
Penelitian ini tentunya masih terdapat begitu banyak kekurangan yang perlu
diperbaiki. Harapan saya terus dilanjutkan studi tentang alat ini dan
memaksmilkan penggunaan alat ini. Dan juga dapat menjadi bentuk pembelajaran
60
DAFTAR PUSTAKA
Indarto, B., Sudenasahaq, G.R.F., Rachmad, B., Basri, M.H., Sunarno, H., 2016.
Rancang Bangun Sistem Pengukuran Resistivitas Geolistrik dengan
menggunakan Sumber Arus Konstan. Jurnal Fisika dan Aplikasinya.
Volume 12, No. 2. Jurusan FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Igboama, W.N., Ugwu, N.U. 2011. Fabrication of Resisitivity Meter and Its
Evaluation. American Jurnal Of Scientific And Industrial Research.
Nigeria
Putra, A.P. 2014. Pemodelan Sebaran Air Asam Tambang Menggunakan Metoda
Geolistrik Tahana Jenis Konfigurasi Wenner Alpha. Program Studi
Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Hasanuddin. Makassar.
Safitri, J., Yusfi, M., Astuti. 2014. Rancang Bangun Alat Ukur Resistivitas Pada
Lapisan Tipis Menggunakan Metode 4 Probe Berbasis ATMega8535
Dengan Tampilan LCD Karakter 2 X 16.
Taib, M.I.T. 2004. Eksplorasi Geolistrik. Jurusan Teknik Geofisika Fakultas Ilmu
Kebumian dan Teknologi Mineral ITB. Bandung
Telford, W.M. Geldart, L.P. Sheriff, R.E. Keys, D.A. 1976. Applied Geophysics.
Cambridge University Press, London.
Wahyudianto, D.K., Rokhana, R., Puspita, E. 2010. Rancang Bangun Alat Ukur
Resisitifitas Tanah sebagai Alat Bantu Mengetahui Indikator Kualitas
Tanah Untuk Tanaman Padi. Jurusan Teknik Elektronika Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Surabaya
L
A
M
P
I
R
A
N
Data Pengujian Menggunakan Resistor
Konfigurasi Wenner dengan Alat resisitivitas Skala Laboratorium
V I ρa (Ωm) ρa Rata2 AB(m) MN(m) K
7.66 7.66 0.0000778 0.0000778 2009.51928 2009.51928 2009.51928 0.0105 0.0035 0.02041
7.66 7.66 0.0000778 0.0000778 2009.51928 2009.51928 2009.51928 0.0105 0.0035 0.02041
7.65 7.66 0.0000770 0.0000778 2027.74675 2009.51928 2018.63302 0.0105 0.0035 0.02041
7.65 7.65 0.0000769 0.0000779 2030.38362 2004.31964 2017.35163 0.0105 0.0035 0.02041
7.67 7.66 0.0000778 0.0000769 2012.14267 2033.03771 2022.59019 0.0105 0.0035 0.02041
7.66 7.67 0.0000778 0.0000767 2009.51928 2041.00000 2025.25964 0.0105 0.0035 0.02041
7.67 7.67 0.0000774 0.0000775 2022.54134 2019.93161 2021.23648 0.0105 0.0035 0.02041
7.64 7.66 0.0000769 0.0000775 2027.72952 2017.29806 2022.51379 0.0105 0.0035 0.02041
7.66 7.65 0.0000769 0.0000774 2033.03771 2017.26744 2025.15258 0.0105 0.0035 0.02041
7.69 7.66 0.0000769 0.0000773 2041.00000 2022.51746 2031.75873 0.0105 0.0035 0.02041
7.69 7.69 0.0000774 0.0000778 2027.81525 2017.38946 2022.60235 0.0105 0.0035 0.02041
7.68 7.66 0.0000776 0.0000771 2019.95876 2027.76394 2023.86135 0.0105 0.0035 0.02041
7.64 7.66 0.0000777 0.0000770 2006.85199 2030.39740 2018.62470 0.0105 0.0035 0.02041
7.65 7.66 0.0000392 0.0000394 3983.07398 3968.03553 3975.55476 0.0175 0.0070 0.02041
7.65 7.66 0.0000392 0.0000394 3983.07398 3968.03553 3975.55476 0.0175 0.0070 0.02041
7.66 7.66 0.0000400 0.0000398 3908.51500 3928.15578 3918.33539 0.0175 0.0070 0.02041
7.68 7.67 0.0000402 0.0000399 3899.22388 3923.42607 3911.32497 0.0175 0.0070 0.02041
7.66 7.67 0.0000398 0.0000398 3928.15578 3933.28392 3930.71985 0.0175 0.0070 0.02041
7.64 7.66 0.0000398 0.0000397 3917.89950 3938.05038 3927.97494 0.0175 0.0070 0.02041
6.65 7.64 0.0000394 0.0000396 3444.83503 3937.68687 3691.26095 0.0175 0.0070 0.02041
7.66 7.65 0.0000398 0.0000400 3928.15578 3903.41250 3915.78414 0.0175 0.0070 0.02041
7.64 7.66 0.0000396 0.0000400 3937.68687 3908.51500 3923.10093 0.0175 0.0070 0.02041
7.65 7.78 0.0000397 0.0000396 3932.90932 4009.84343 3971.37638 0.0175 0.0070 0.02041
7.57 7.66 0.0000262 0.0000262 5897.08779 5967.19847 5932.14313 0.0245 0.0105 0.02041
7.65 7.69 0.0000265 0.0000264 5891.94340 5945.18561 5918.56450 0.0245 0.0105 0.02041
7.57 7.59 0.0000262 0.0000264 5897.08779 5867.87500 5882.48139 0.0245 0.0105 0.02041
7.54 7.6 0.0000265 0.0000265 5807.22264 5853.43396 5830.32830 0.0245 0.0105 0.02041
7.66 7.6 0.0000264 0.0000264 5921.99242 5875.60606 5898.79924 0.0245 0.0105 0.02041
7.76 7.7 0.0000261 0.0000262 6068.26054 5998.35878 6033.30966 0.0245 0.0105 0.02041
7.64 7.65 0.000026 0.0000262 5997.40000 5959.40840 5978.40420 0.0245 0.0105 0.02041
7.55 7.63 0.0000198 0.0000199 7782.60101 7825.54271 7804.07186 0.0315 0.0140 0.02041
7.67 7.65 0.0000198 0.0000197 7906.29798 7925.71066 7916.00432 0.0315 0.0140 0.02041
7.66 7.57 0.0000199 0.0000199 7856.31156 7764.00503 7810.15829 0.0315 0.0140 0.02041
7.64 7.58 0.0000198 0.0000199 7875.37374 7774.26131 7824.81752 0.0315 0.0140 0.02041
7.47 7.51 0.0000158 0.0000159 9649.53797 9640.19497 9644.86647 0.0385 0.0175 0.02041
Model Pasir Kering Dengan Ketebalan 5 cm Dari Permukaan dan Pasir Basah dengan konfigurasi Wenner-Schlumberger
Alat Resistivitas skala Laboratorium
V(mV) I(mA) ρa (Ωm) ρa Rata2 AB(m) MN(m) K
260.9 234.2 0.0273 0.0244 262.5724 263.71496 263.14369 0.0105 0.0035 0.027475
199.6 175.9 0.0240 0.0201 228.5004 240.44042 234.47042 0.0105 0.0035 0.027475
204.2 188.2 0.0283 0.0258 198.2472 200.41841 199.33279 0.0105 0.0035 0.027475
192.2 185.2 0.0207 0.0190 255.1060 267.80895 261.45749 0.0105 0.0035 0.027475
156.1 151.1 0.0210 0.0199 204.2308 208.61671 206.42377 0.0105 0.0035 0.027475
137.6 134.3 0.0160 0.0161 236.2850 229.18587 232.73543 0.0105 0.0035 0.027475
96.8 10.9 0.0177 0.0109 150.2588 27.47500 88.86687 0.0105 0.0035 0.027475
76.8 68.9 0.0098 0.0090 215.3143 210.33639 212.82533 0.0105 0.0035 0.027475
92.4 96.6 0.0117 0.0117 216.9821 226.84487 221.91346 0.0105 0.0035 0.027475
91.6 81.8 0.0118 0.0101 213.2805 222.52030 217.90040 0.0105 0.0035 0.027475
95.7 85.9 0.0124 0.0102 212.0450 231.38260 221.71377 0.0105 0.0035 0.027475
180.3 160.3 0.0200 0.0177 247.6871 248.82726 248.25719 0.0105 0.0035 0.027475
152.2 138.9 0.0184 0.0160 227.2660 238.51734 232.89168 0.0105 0.0035 0.027475
54.8 49.6 0.0230 0.0198 170.2017 178.94828 174.57496 0.0175 0.0035 0.071435
33.3 32.5 0.0178 0.0161 133.6396 144.20109 138.92036 0.0175 0.0035 0.071435
42.0 40.9 0.0195 0.0182 153.8600 160.53250 157.19625 0.0175 0.0035 0.071435
30.9 29.7 0.0174 0.0163 126.8587 130.16071 128.50970 0.0175 0.0035 0.071435
14.2 15.9 0.0117 0.0113 86.6988 100.51473 93.60681 0.0175 0.0035 0.071435
11.8 15.1 0.0096 0.0095 87.8055 113.54405 100.67478 0.0175 0.0035 0.071435
14.6 15.7 0.0113 0.0114 92.2965 98.37978 95.33816 0.0175 0.0035 0.071435
22.2 22.7 0.0128 0.0129 123.8951 125.70345 124.79926 0.0175 0.0035 0.071435
14.4 16.2 0.0119 0.0111 86.4423 104.25649 95.34941 0.0175 0.0035 0.071435
18.2 16.4 0.0105 0.0099 123.8207 118.33677 121.07871 0.0175 0.0035 0.071435
17.6 18.1 0.0101 0.0089 124.4808 145.27792 134.87935 0.0175 0.0035 0.071435
13.7 11.6 0.0169 0.0160 111.3632 99.59687 105.48002 0.0245 0.0035 0.137375
22.7 17.5 0.0273 0.0246 114.2276 97.72611 105.97684 0.0245 0.0035 0.137375
10.9 11.6 0.0180 0.0176 83.1881 90.54261 86.86540 0.0245 0.0035 0.137375
14.4 9.7 0.0115 0.0126 172.0174 105.75694 138.88716 0.0245 0.0035 0.137375
9.2 9.4 0.0166 0.0184 76.1355 70.18070 73.15812 0.0245 0.0035 0.137375
15.3 11.7 0.0187 0.0171 112.3977 93.99342 103.19557 0.0245 0.0035 0.137375
22.9 32.8 0.0273 0.0247 115.2340 182.42510 148.82953 0.0245 0.0035 0.137375
9.4 8.4 0.0236 0.0207 54.7171 55.74637 55.23176 0.0245 0.0035 0.137375
16.9 12.3 0.0140 0.0119 165.8313 141.99265 153.91194 0.0245 0.0035 0.137375
6.4 8.3 0.0156 0.0153 92.4287 122.21886 107.32378 0.0315 0.0035 0.225295
7.2 11.8 0.0117 0.0114 138.6431 233.20009 185.92158 0.0315 0.0035 0.225295
6.8 6.5 0.0148 0.0150 103.5139 97.62783 100.57087 0.0315 0.0035 0.225295
8.7 1.9 0.0134 0.0124 146.2736 34.52100 90.39731 0.0315 0.0035 0.225295
2.9 4.9 0.0204 0.0200 32.0272 55.19727 43.61225 0.0315 0.0035 0.225295
13.4 17.6 0.0213 0.0199 141.7349 199.25588 170.49538 0.0315 0.0035 0.225295
36.7 47.2 0.0121 0.0109 683.3328 975.5893 829.46106 0.0315 0.0035 0.225295
10.3 7.6 0.0137 0.0140 252.0079 181.9630 216.98546 0.0385 0.0035 0.335395
2.9 9.7 0.0108 0.0108 90.0060 301.0547 195.53041 0.0385 0.0035 0.335395
5.2 4.1 0.0194 0.0185 89.8460 74.28645 82.06627 0.0385 0.0035 0.335395
16.4 16.6 0.0154 0.0156 356.9609 356.68186 356.82138 0.0385 0.0035 0.335395
13.2 9.1 0.0098 0.0090 451.4871 338.91939 395.20326 0.0385 0.0035 0.335395
8.0 10.1 0.0152 0.0193 245.8289 244.42785 245.12839 0.0455 0.0035 0.467075
2.4 2.5 0.0128 0.0127 87.5765 91.94389 89.76023 0.0455 0.0035 0.467075
15.6 18.6 0.0088 0.0086 827.9966 1010.18550 919.09102 0.0455 0.0035 0.467075
9.1 4.7 0.0078 0.0076 724.4242 383.99928 554.21172 0.0525 0.0035 0.620935
Model Pasir Kering Dengan di berikan anomaly berupa lempeng besi pada kedalaman 4 cm dri permukaan dengan
konfigurasi Wenner-Schlumberger
Alat Resistivitas skala Laboratorium
V(mV) I(mA) ρa (Ωm) ρa Rata2 AB(m) MN(m) K
262.5 251.1 0.0156 0.0149 462.31971 463.01828 462.66900 0.0105 0.0035 0.027475
231.9 203.7 0.0158 0.0133 403.25648 420.80131 412.02890 0.0105 0.0035 0.027475
215.1 203.0 0.0160 0.0150 369.36703 371.82833 370.59768 0.0105 0.0035 0.027475
306.1 159.8 0.0175 0.0137 480.57700 320.47481 400.52590 0.0105 0.0035 0.027475
237.2 217.9 0.1650 0.0148 39.49739 404.51368 222.00553 0.0105 0.0035 0.027475
162.6 152.3 0.0143 0.0122 312.40804 287.81188 300.10996 0.0105 0.0035 0.027475
129.0 127.8 0.0106 0.0102 334.36556 374.14485 354.25520 0.0105 0.0035 0.027475
146.7 138.9 0.0109 0.0098 369.77821 301.94464 335.86142 0.0105 0.0035 0.027475
127.9 107.7 0.0102 0.0076 344.51495 389.34967 366.93231 0.0105 0.0035 0.027475
141.4 117.3 0.0103 0.0078 377.18106 413.18173 395.18139 0.0105 0.0035 0.027475
111.8 96.3 0.0068 0.0060 451.72132 440.97375 446.34753 0.0105 0.0035 0.027475
224.3 192.9 0.0133 0.0113 463.35657 469.02013 466.18835 0.0105 0.0035 0.027475
131.4 119.6 0.0102 0.0091 353.94264 361.10000 357.52132 0.0105 0.0035 0.027475
106.7 99.4 0.0123 0.0109 619.68410 651.43477 635.55943 0.0175 0.0035 0.071435
106.4 96.3 0.0135 0.0116 563.01363 593.03366 578.02364 0.0175 0.0035 0.071435
101.9 94.7 0.0117 0.0103 622.15611 656.78587 639.47099 0.0175 0.0035 0.071435
73.5 67.2 0.0124 0.0116 416.70416 413.83034 415.26725 0.0175 0.0035 0.071435
61.5 54.4 0.0126 0.0100 448.29107 388.60640 418.44873 0.0175 0.0035 0.071435
52.8 50.6 0.0098 0.0094 384.87428 384.53308 384.70368 0.0175 0.0035 0.071435
51.5 49.4 0.0094 0.0088 391.37260 705.77780 548.57520 0.0175 0.0035 0.071435
44.1 39.8 0.0062 0.0056 508.11024 330.59453 419.35238 0.0175 0.0035 0.071435
43.1 36.6 0.0059 0.0050 521.83872 326.81512 424.32692 0.0175 0.0035 0.071435
80.1 70.6 0.0097 0.0086 650.22085 638.39379 644.30732 0.0175 0.0035 0.071435
79.6 70.8 0.0088 0.0080 618.06804 568.26943 593.16874 0.0175 0.0035 0.071435
57.7 50.5 0.0092 0.0079 792.65375 636.46215 714.55795 0.0245 0.0035 0.137375
65.3 60.3 0.0100 0.0089 897.05875 788.92500 842.99187 0.0245 0.0035 0.137375
46.4 42.7 0.0122 0.0109 522.47541 752.04006 637.25773 0.0245 0.0035 0.137375
43.7 40.3 0.0124 0.0105 484.13608 758.38527 621.26068 0.0245 0.0035 0.137375
29.2 26.7 0.0085 0.0078 471.92352 452.82870 462.37611 0.0245 0.0035 0.137375
32.0 27.7 0.0084 0.0073 523.33333 369.44538 446.38936 0.0245 0.0035 0.137375
47.4 39.7 0.0094 0.0081 692.72074 681.72343 687.22209 0.0245 0.0035 0.137375
66.6 62.5 0.0119 0.0103 768.83823 1010.1102 889.47426 0.0245 0.0035 0.137375
71.2 5.9 0.0096 0.0080 1018.86458 101.31406 560.08932 0.0245 0.0035 0.137375
54.1 50.0 0.0094 0.0085 1296.64463 1976.27193 1636.45828 0.0315 0.0035 0.225295
29.0 27.2 0.0088 0.0080 742.44943 1250.61714 996.53328 0.0315 0.0035 0.225295
20.8 20.8 0.0060 0.0057 781.02266 852.02472 816.52369 0.0315 0.0035 0.225295
16.8 16.1 0.0058 0.0049 652.57862 437.01801 544.79831 0.0315 0.0035 0.225295
17.1 15.3 0.0063 0.0055 611.51500 522.27477 566.89488 0.0315 0.0035 0.225295
38.4 35.0 0.0093 0.0083 930.25032 1516.40865 1223.32949 0.0315 0.0035 0.225295
40.6 34.1 0.0079 0.0066 1157.84519 1969.88705 1563.86612 0.0315 0.0035 0.225295
20.3 14.3 0.0054 0.0052 1260.08491 958.65770 1109.37130 0.0385 0.0035 0.335395
14.0 12.5 0.0043 0.0039 1091.33256 675.79637 883.56446 0.0385 0.0035 0.335395
12.2 11.6 0.0051 0.005 801.83902 777.65240 789.74571 0.0385 0.0035 0.335395
19.7 17.1 0.007 0.0062 943.33450 924.48943 933.91196 0.0385 0.0035 0.335395
23.3 20.4 0.0059 0.0051 1323.73619 1340.78000 1332.25809 0.0385 0.0035 0.335395
13.7 12.2 0.0045 0.004 1421.98389 1424.57875 1423.28132 0.0455 0.0035 0.467075
10.9 9.9 0.0049 0.0044 1039.00357 1050.91875 1044.96116 0.0455 0.0035 0.467075
12.7 10.9 0.0049 0.0044 1210.58214 1157.07216 1183.82715 0.0455 0.0035 0.467075
8.5 8.5 0.0038 0.0037 1388.93355 1426.47230 1407.70292 0.0525 0.0035 0.620935