Você está na página 1de 2

Tarian Gandrang Bulo

A. Deskripsi

Gandrang Bulo adalah tarian tradisional khas Makassar yang diiringi oleh tabuan gendang dan
tabuan bambu.TariGandrang Bulo dimainkan oleh orang dewasa dibagi 2 kelompok yang
biasanya terdiri dari 10 orang oleh lelaki dan perempuan dengan membuat lingkaran. Mereka
menyanyikan lagu jenaka dan gerakan–gerakan lucu yang dimainkan secara bergiliran, dengan
instrumen bambu yang berfungsi sebagai alat musik dan properti.

B. Analis

Setiap penari diharuskan memerankan beberapa karakter lucu, seperti orang idiot atau orang
kampung yang lugu, yang berhadapan dengan pemeran pejabat atau orang berkuasa yang
angkuh.Pemain terkadang begitu keras, tetapi dikemas dalam bentuk banyolan segar yang
mengundang tawa. Sampai saat ini Tari Gandrang Bulo masih menjadi salah satu icon kesenian
Makassar yang sering dipentaskan di beberapa acara. Selain sebagai hiburan rakyat, tarian
gandrang bulo sering dipentaskan untuk menyambut tamu penting negara.

C. Interpretasi

Kata gandrang bulo sendiri berasal dari dua kata, yaitu “gandrang” yang berarti tabuan atau
pukulan dan “bulo” yang berarti bambu. Dialog yang disisipkan dalam tarian seperti masalah
politik, sosial dan budaya.Tarian ini sering digunakan oleh seniman untuk mengeluarkan
berbagai macam uneg-uneg mengenai suatu hal, selain itu juga sering digunakan oleh
masyarakat untuk merespon kondisi sosial disekitarnya. Beberapa contoh cerita yang sering
dibawakan dalam tarian ini misalnya adalah mengenai kesulitan masyarakat pinggiran dalam
menghadapi oknum-oknum tertentu.

D. Evaluasi

Pada zaman penjajahan Jepang di Indonesia, rakyat Sulsel dibuat menderita dengan
diberlakukannya kerja paksa. Mereka sering mendapat pukulan, tendangan dan cambuk dari
tentara Jepang. Pada saat istirahat, tanpa pengawasan tentara Jepang, para pekerja bermain–main
menyanyikan lagu–lagu jenaka sambil melakukan sejumlah adegan lucu yang diambil dari
gerakan tentara Jepang. Sampai saat ini Tari Gandrang Bulo masih menjadi salah satu icon
kesenian Makassar.

REPORT THIS AD

Você também pode gostar