Você está na página 1de 16

ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

USULAN INDIKATOR EVALUASI PEMASOK DALAM


PENETAPAN BIDDER LIST: STUDI KASUS
PENGADAAN JASA PT. SEMEN PADANG
Pri Gustari Akbar1,2, Henmaidi2, Elita Amrina2
1
PT Semen Padang, Padang
2
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang

Email: prigustariakbar@gmail.com(korespondensi)

Abstract
Each company will seek to improve performance in order to obtain the optimal results and
customer satisfaction. One of the factors that affect the performance of the company is the
supplier or vendor, which acts as a supplier of the operational needs of the company
consisting of raw materials and spare parts manufacturing equipment. The existence of
suppliers is crucial for the production process and the product to be produced. Therefore, it is
necessary to a proper selection of suppliers so as to eliminate all risks that would result in
losses for the company. PT. Semen Padang is one of the companies involved in the cement
industry are one of members of PT. Cement Indonesia as the Holding Company. Until now
both PT. Semen Padang and PT. Cement Indonesia does not have yet a standard method in
the selection of suppliers for the procurement process of goods and services. This study aims
to design the proposed indicator in the evaluation of suppliers to determine the bidders list
on a tender for the procurement of services in PT. Semen Padang. Based on the literature
study, it obtained six criteria i.e: quality, delivery, performance history, price, technical
capability, and procedural compliance, which are divided into 13 indicators of performance
evaluation. These indicators will be validated by the cement industry. Future studies will
design a model of evaluation of suppliers using Analytic Hierarchy Process (AHP) method to
determine the bidders list on a tender for the procurement of services in PT. Semen Padang.
Keywords: Supplier evaluation, bidder list, indicator, cement industry, procurement

Abstrak
Setiap perusahaan akan berupaya meningkatkan kinerja untuk dapat memperoleh hasil yang
optimal dan memenuhi kepuasan pelanggan. Salah satu faktor yang memengaruhi kinerja
perusahaan yaitu pemasok (supplier/ vendor) yang berperan sebagai pemasok kebutuhan
operasional perusahaan baik berupa bahan baku maupun suku cadang peralatan pabrik.
Keberadaan pemasok sangat menentukan kelancaran proses produksi dan produk yang akan
dihasilkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemilihan pemasok yang tepat sehingga dapat
menghilangkan segala bentuk resiko yang akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. PT.
Semen Padang merupakan salahsatu perusahaan yang bergerak dalam industri persemenan
yang tergabung dalam PT. Semen Indonesia sebagai Holding Company. Sampai saat ini PT.
Semen Padang maupun PT. Semen Indonesia belum mempunyai suatu metode yang standar
dalam melakukan pemilihan pemasok untuk proses tender pengadaan barang dan jasa.
Penelitian ini bertujuan merancangusulan indikator dalam evaluasi pemasok untuk
mendapatkan bidder list dalam mengikuti suatu tender pengadaan jasa di PT. Semen
Padang. Berdasarkan studi literatur, didapatkan enam kriteria yaitu kualitas, penghantaran,
sejarah kinerja, harga, kemampuan teknis, dan kepatuhan prosedur, yang terbagi lagi dalam
13 indikator penilaian kinerja. Indikator tersebut akan divalidasi dengan industri semen.
Penelitian selanjutnya akan merancang model evaluasi pemasok dengan metode Analytic
Hierarchy Process (AHP) untuk mendapatkan bidder list dalam mengikuti suatu tender
pengadaan jasa di PT. Semen Padang.
Kata kunci: Evaluasi pemasok, bidder list, indikator, industry semen, pengadaan

Usulan Indikator Evaluasi ...(P. G. Akbar et al.) 39


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

cenderung untuk mengelola pemasok


1. PENDAHULUAN
dengan berbagai cara yang mengarah
Perkembangan dunia industri dan kepada pengembangan pemasok, evaluasi
teknologi informasi membawa dampak pada pemasok, pemilihan pemasok, asosiasi
peningkatan persaingan bisnis antar pemasok, koordinasi pemasok dan lain
perusahaan. Setiap perusahaan akan sebagainya [2].
berupaya meningkatkan kinerja untuk dapat Salah satu faktor yang sering digunakan
memperoleh hasil yang optimal dan sebagai pertimbangan dalam melakukan
memenuhi kepuasan pelanggan. Salah satu pemilihan pemasok yaitu faktor harga. Akan
faktor yang memengaruhi kinerja tetapi seiring dengan kemajuan zaman,
perusahaan yaitu pemasok (supplier/vendor) faktor harga tidak lagi menjadi faktor yang
yang berperan sebagai pemasok kebutuhan dominan dalam kriteria pemilihan pemasok.
operasional perusahaan baik berupa bahan Hal ini dikarenakan faktor harga tidak lagi
baku maupun suku cadang peralatan pabrik. mampu memenuhi tujuan perusahaan
Keberadaan pemasok sangat menentukan secara menyeluruh dalam memproduksi
kelancaran proses produksi dan produk yang produk sesuai tuntutan pasar. Pemilihan
akan dihasilkan. pemasok dalam menghadapi persaingan
Pemasok merupakan aset tidak berwujud industri saat ini telah menggunakan
yang paling baik untuk setiap organisasi/ berbagai kriteria selain harga diantaranya
perusahaan. Setiap pemasok masing- ketepatan pengiriman, kualitas yang
masingnya memiliki kelebihan dan konsisten, kelengkapan dokumen legal dan
kekurangan, untuk itu dibutuhkan suatu lain sebagainya [3]. Pada tahun 1960,
penilaian yang cermat sebelum dilakukannya Dickson telah membuat 23 daftar kriteria
penempatan order, sehingga masalah yang telah menjadi acuan selama beberapa
pemilihan pemasok merupakan suatu dekade sebagai kriteria untuk mengevaluasi
pengambilan keputusan yang paling penting pemasok.
dalam lingkungan bisnis yang kompetitif Aktifitas pengadaan di PT. Semen Padang
saat ini. Memilih pemasok yang dapat terbagi dalam dua kelompok yaitu
memenuhi permintaan konsumen untuk pengadaan barang dan pengadaan jasa yang
produk atau layanan berkualitas tinggi dapat masing-masing nya dibawah koordinasi
menambah biaya awal, tetapi hal tersebut kepala Biro dibawah Departemen
akan terbayarkan melalui pemenuhan Pengadaan. Awal tahun 2012, PT. Semen
kualitas yang konsisten. Namun, proses Padang mulai menggunakan sistem
untuk menemukan pemasok yang ideal pengadaan barang dan jasa secara
seringkali tidak mudah dan membutuhkan elektronik yang lebih dikenal dengan
tenaga ahli dan pendekatan ilmiah [1]. sebutan E-Procurement (E-proc). Pada
Secara umum, supply chain (rantai sistem E-proc tersebut, aktifitas penawaran
pasok) terdiri dari pemasok, proses dilakukan secara elektronik, dimana seluruh
manufaktur, gudang, pusat distribusi, outlet dokumen hardcopy tidak lagi digunakan.
retail serta bahan baku, persediaan barang Namun sistem E-proc saat ini masih dalam
dalam proses dan produk jadi yang mengalir tahap modifikasi program yang disesuaikan
antara fasilitas tersebut. Oleh karena itu, dengan aktifitas di PT. Semen Padang,
Supply Chain Management dapat sehingga pelaksanaan tender saat ini
didefinisikan sebagai seperangkat sebahagian masih dilakukan secara manual,
pendekatan yang digunakan secara efisien namun untuk aktifitas negosiasi sebahagian
untuk mengintegrasikan pemasok, juga sudah dilakukan dengan E-Auction.
produsen, gudang dan toko sehingga produk Pembagian klasifikasi dari pemasok untuk
dapat diproduksi dan didistribusikan dengan pengadaan barang dan jasa ditentukan oleh
jumlah yang tepat untuk lokasi yang tepat kategori atau group barang atau jasa yang
dan pada waktu yang tepat guna juga terdiri dari beberapa sub group barang
meminimalkan biaya serta memuaskan atau jasa sehingga masing-masing sub
pelanggan. Saat ini, dari sudut pandang group tersebut mempunyai daftar pemasok
produsen, pelanggan menjadi semakin yang sesuai dengan kompetensi atau
berpengaruh dalam hal pembelian dan daya kemampuan dalam memasok kebutuhan
tawar. Dalam hubungan ini, produsen harus barang atau jasa perusahaan. Saat ini, PT
bekerja sama atau berinteraksi dengan Semen Padang telah memiliki lebih kurang
pemasok untuk memaksimalkan 600 pemasok yang teregistrasi didalam
produktivitas dengan biaya yang minimum master bidder list SAP dengan 300 jumlah
serta memuaskan kebutuhan pelanggan Di pemasok yang aktif dalam kegiatan tender,
sisi lain, dikarenakan tuntutan pelanggan serta 30 ribu jenis barang dan jasa yang
yang selalu berubah, maka produsen dipasok.

40 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 1, April 2015:39-54


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Sistem evaluasi pemasok saat ini 2. TINJAUAN PUSTAKA


dilakukan dari evaluasi berbagai parameter
2.1. Penilaian Kinerja Pemasok (Supplier
pelanggaran yang dilakukan oleh pemasok
Performance Measurement)
berdasarkan Prosedur Evaluasi Kinerja
Pemasok, No. Dok: PR/PGD/263, Rev. 02. Supply chain management (SCM) atau
Hasil evaluasi tersebut berupa kompilasi manajemen rantai pasok merupakan suatu
point pelanggaran yang dilakukan sehingga pendekatan yang mengintegrasikan antara
menjadi dasar dalam memberlakukan sanksi pemasok (supplier), pabrik (manufacturer),
kepada pemasok tersebut. Sanksi yang pusat distribusi, wholesaler, pengecer
ditetapkan kepada pemasok terdiri atas (retailer), dan pelanggan, di mana produk
beberapa tingkatan, mulai dari pemblokiran diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah
pemasok sampai dengan penghapusan yang benar/tepat, lokasi dan waktu yang
pemasok tersebut dari daftar pemasok di PT. tepat yang bertujuan untuk meminimumkam
Semen Padang. Bagi pemasok yang terkena biaya dan meningkatkan kepuasan
sanksi pemblokiran maka pemasok tersebut pelanggan [4]. Dalam konsep rantai pasok
tidak dapat diundang mengikuti proses (supply chain), supplier merupakan salah
tender pengadaan selama waktu atas sanksi satu bagian dari rantai pasok yang sangat
tersebut diberlakukan.Sistem evaluasi ini penting dan berpengaruh terhadap
tidak dapat digunakan untuk memilih calon kelangsungan hidup suatu pabrik. Hal ini
pemasok pada suatu sistem tender dikarenakan bahan baku yang diperlukan
pengadaan dikarenakan evaluasi tersebut oleh pabrik untuk menjalankan kegiatan
hanya memberikan data pemasok yang tidak produksi tentunya didatangkan dari supplier.
dapat diundang akibat terkena sanksi akan Apabila supplier kurang bertanggungjawab
tetapi tidak memberikan hasil rangking dan tidak respon terhadap pemenuhan
pemasok dalam suatu group pemasok yang permintaan maka akan menimbulkan
dapat memberikan rekomendasi pemasok masalah antara lain terjadinya stockout dan
untuk dapat mengikuti proses tender lamanya lead time. Pemilihan pemasok yang
pengadaan. tidak tepat dapat mengganggu kegiatan
Dalam suatu tender pengadaan barang operasional perusahaan [5]. Oleh karena itu
dan jasa di PT. Semen Padang, calon perusahaan harus memiliki suatu sistem
pemasok yang akan diundang dipilih dari penilaian kinerja pemasok yang tepat untuk
daftar pemasok dalam suatu sub group yang mendapatkan gambaran tentang kinerja
terdiri dari beberapa pemasok yang pemasok, serta dapat mengetahui pemasok
mempunyai kompetensi dalam memasok yang memberikan kontribusi terbaik dan
kebutuhan suatu barang atau jasa, efektif bagi perusahaan sehingga
pemasok-pemasok yang dipilih disebut perusahaan dapat meningkatkan daya saing
sebagai Bidder List. Untuk menentukan pasar dan meningkatkan kepuasan
pemasok mana yang akan dipilih diperlukan pelanggan akhir produk.
suatu sistem dalam melakukan penilaian dan Saat ini penilaian kinerja pemasok
menyusun rangking pemasok didalam sub merupakan salah satu hal penting dalam
group tersebut. Pemasok yang mempunyai penerapan manajeman rantai pasok. Oleh
kinerja yang baik dikatakan sebagai karena itu setiap perusahaan harus
pemasok potensial dan direkomendasikan menerapkan sebuah sistem penilaian kinerja
diajukan dalam Bidder List. pemasok yang memenuhi kebutuhan
Permasalahan yang menjadi pokok informasi bagi perusahaan dan dapat
pembahasan dalam penelitian ini yaitu mewakili keadaan nyata. Penilaian kinerja
bagaimana mengevaluasi pemasok sebagai pemasok merupakan langkah awal untuk
dasar penetapan bidderlist (daftar pemasok mendapatkan bahan baku yang berkualitas
yang direkomendasikan untuk mengikuti yang nantinya juga akan menghasilkan
suatu tender)yang dipilih dari daftar master produk yang berkualitas pula, sehingga
bidderdi unit pengadaan jasa PT. Semen secara tidak langsung akan meningkatkan
Padang.Tujuan dari penelitian ini adalah kualitas perusahaan.
merancangusulan indikator yang akan Para ahli setuju bahwa tidak ada cara
digunakan dalam evaluasi dan pemilihan ataumetode terbaik untuk mengevaluasi dan
pemasok untuk ditetapkan sebagai bidder memilih pemasok, oleh karena itu
list dalam mengikuti suatu tender perusahaan menggunakan berbagai
pengadaan jasa di PT. Semen Padang. pendekatan. Tujuan keseluruhan dari proses
evaluasi pemasok adalah untuk mengurangi
risiko dan memaksimalkan nilai keseluruhan
kepada pembeli. Perusahaan harus memilih
pemasok yang dapat bekerjasama

Usulan Indikator Evaluasi ...(P. G. Akbar et al.) 41


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

dalamjangka waktu yang lama. Evaluasi Menurut Institute of Supply Management


pemasok sering dilakukan dengan Team dan penelitian yang dilakukan oleh
pendekatan yang terstruktur dan ketat Weber [7] terdapat tiga model fundamental
melalui survei. Survei pemasok yang efektif yang digunakan untuk menentukan dan
harus memiliki karakteristik tertentuseperti mengevaluasi pemasok yaitu categorical
kelengkapan, objektifitas, kehandalan, dan model, weighted-point model, dan cost-ratio
fleksibilitas. Untuk memastikan bahwa survei model [8]. Tabel 1 memperlihatkan
pemasok memiliki karakteristik tersebut, perbedaan diantara ketiga model tersebut
maka dianjurkan untuk membuat suatu alat dari segi keuntungan dan kelemahan serta
untuk evaluasi pemasok dengan pendekatan penggunanya.
proses langkah-demi-langkah [6].

Tabel 1. Perbedaan Ketiga Model Evaluasi Pemasok


Model Keuntungan Kelemahan Pengguna
Evaluasi
Pemasok
Categorical  Mudah untuk dilakukan  Kurang handal  Perusahaan kecil
Model  Memerlukan data yang  Terlalu subjektif  Perusahaan yang
minimal  Biasanya manual sedang
 Kontribusi dari personil  Jarang melakukan mengembangkan
yang berbeda evaluasi sistem evaluasi
 Cocok untuk perusahaan
dengan sumber daya
terbatas
 Low-cost system
Weighted-  Fleksibel  Cenderung fokus pada  Banyak
point Model  Melakukan ranking unit price perusahaan yang
pemasok  Memerlukan menggunakan
 Biayanya moderat keterampilan computer
 Menggabungkan faktor
kualitatif dan kuantitatif
Cost-ratio  Menyediakan pendekatan  Memerlukan teknik  Perusahaan besar
Model total biaya akuntansi biaya  Perusahaan
 Menunjukkan area khusus  Pelaksanaannya lebih dengan pasokan
dari pemasok yang kompleks. yang besar.
kinerjanya buruk  High costs
 Memungkinkan ranking  Memerlukan sumber
pemasok yang objektif daya computer
 Potensi terbesar untuk
perbaikan jangka panjang

2.2. Kriteria Penilaian Kinerja Pemasok pemasok kunci. Untuk pemasok kunci yang
Berdasarkan Penelitian Terdahulu berpotensi menjalin hubungan jangka
panjang, proses pemilihan ini melibatkan
Pengukuran kinerja pemasok merupakan
evaluasi awal, mengundang mereka
hal yang sangat penting dalam aktifitas
untukberpresentasi, kunjungan lapangan
rantai pasok. Pentingya hal ini mendapat
dan sebagainya. Proses ini akan memakan
perhatian dari banyak peneliti terdahulu,
waktu dan biaya yang cukup besar. Oleh
seperti terlihat dari [4], [9], [10] dan
karena itu, pemilihan pemasok iniperlu
beberapa peneliti lainya. Penilaian pemasok
ditangani sebaik mungkin sehingga kerugian
membutuhkan berbagai kriteria yang dapat
yang ditimbulkan akibat kesalahan pemasok
menggambarkan performansi pemasok
dapat dihindari. Perusahaan yang telah
secara keseluruhan. Kriteria tersebut terdiri
terpilih menjadi pemasok harus selalu
dari kriteria yang dapat menambah nilai saat
dipantau perfomansinya melalui penilaian
ini (current value) dan kriteria yang dapat
yang berkala. Hasil penilaian ini digunakan
menambah nilai pada masa yang akan
sebagai masukan bagi pemasokuntuk
datang (future value) [9].
meningkatkan kinerja mereka [9].
Kegiatanpenilaian dan pemilihan
Setiap perusahaan mempunyai kriteria
pemasok merupakan salah satu tugas
yang berbeda dalam menilai pemasok,
manajemen pengadaan. Kegiatan memilih
tergantung dengan tujuan yang ingin dicapai
pemasok memerlukan waktu yang lama dan
oleh perusahaan. Banyak perusahaan yang
sumber daya yang banyak terutama untuk

42 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 1, April 2015:39-54


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

melakukan kesalahan fatal dalam memilih Analytic Network Process (ANP), fuzzy set
pemasok. Sebagian besar perusahaan theory, dan genetic algorithm[12].
menilai pemasok hanya terfokus pada harga Mauidzoh dan Zabidi [4] meneliti tentang
barang, kualitas barang, dan ketepatan sistem evaluasi dan seleksi supplier pada
waktu pengiriman yang diberikan tanpa perusahaan manufaktur, dengan objek
melihat pengaruh ke total biaya. Seringkali penelitiannya pada industri pakaian jadi.
pemilihan pemasokmembutuhkan berbagai Metode yang digunakan oleh penulis ini
kriteria lain yang dianggap penting oleh menggunakan Analytic Hierarchy Process
perusahaan [9]. (AHP), hasil yang diperoleh mendapatkan
Weber et al. [7] melakukan review kriteria yang digunakan adalah Quality, cost,
terhadap 74 artikel pada jurnal yang delivery, flexibility, dan responsiveness.
berkaitan dengan pemilihan pemasok. Sedikit berbeda dari penelitian diatas, ,
Kriteria-kriteria yang digunakan oleh Wirdianto dan Unbersa [9] melakukan
peneliti-peneliti sebelumnya dalam penelitian tentang penilaian pemasok suku
pemilihan pemasok adalah biaya, cadang dengan menggunakan metode
pengiriman, kualitas, kemampuan produksi, Analytic Hierarchy Process (AHP) dimana
lokasi geografis, kemampuan teknikal, hasilnya menyatakan bahwa kriteria yang
reputasi, keuangan, sejarah kinerja, dan digunakan adalah kondisi perusahaan,
garansi. kelengkapan dokumen, harga, pengiriman,
Beberapa peneliti telah menentukan kualitas dan pelayanan.
beberapa kriteria untuk penilaian pemasok Tahriri et al.[10] juga melakukan
seperti kualitas, pengiriman, harga, sistem penelitian pemilihan supplier pada industri
komunikasi, layanan (service), fleksibilitas, manufaktur baja di malaysia dengan
lokasi geografis, dan lain-lain [4], [11]. menggunakan metode Analytic Hierarchy
Kriteria ini merupakan faktor kunci/isu Process (AHP) yang menghasillkan beberapa
kritikal dalam proses penilaian pemasok kriteria untuk melakukan pemilihan supplier,
yang digunakan untuk mengukur kinerja yaitu biaya, pengiriman, kualitas,
pemasok. manajemen dan organisasi, kepercayaan,
Dari literatur diketahui terdapat beberapa keuangan, responsiveness, disiplin,
metode yang dapat digunakan untuk kemampuan teknis, fasilitas dan kapasitas,
evaluasi dan seleksi pemasok serta penilaian sejarah kinerja, garansi, kinerja lingkungan.
kinerja pemasok yang tersedia dalam Secara lebih detail ringkasan penelitian
berbagai literatur seperti linear terkait dapat dilihat pada Tabel 2. Pada tabel
programming, integer programming, goal 3 diperlihatkan jumlah kriteria yang sering
programming, Data Envelopment Analysis digunakan pada penelitian terdahulu.
(DEA), Analytical Hierarchy Process (AHP),

Usulan Indikator Evaluasi ...(P. G. Akbar et al.) 43


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 2. Penelitian Sebelumnya Mengenai Penilaian Kinerja Pemasok


Peneliti Area Penelitian Metode Kriteria
(Tahun)
Mauidzoh dan Perancangan sistem evaluasi Analytic Quality, cost, delivery,
Zabidi (2007) dan seleksi supplier pada Hierarchy flexibility, dan responsiveness
perusahaan manufaktur yang Process (AHP)
bergerak dalam industri pakaian
jadi
Wirdianto dan Penilaian pemasok suku cadang Analytic Kondisi perusahaan,
Unbersa (2008) Hierarchy kelengkapan dokumen, harga,
Process (AHP) pengiriman, kualitas dan
pelayanan.
Tahriri et al. Pemilihan supplier pada industri Analytic Biaya, pengiriman, kualitas,
(2008) manufaktur baja di Malaysia Hierarchy manajemen dan organisasi,
Process (AHP) kepercayaan, keuangan,
responsiveness, disiplin,
kemampuan teknis, fasilitas
dan kapasitas, sejarah kinerja,
garansi, kinerja lingkungan.
Iriani (2009) Perancangan sistem penilaian Analytic Quality, cost, delivery,
dan seleksi supplier pada Hierarchy flexibility, dan responsiveness
perusahaan yang memproduksi Process (AHP)
turbin (CV Cihanjuang Inti dan traffic
Teknik) light system
untuk sistem
skor.
Paramita et al. Penilaian Kinerja Supplier pada Fuzzy analytic Quality, cost, delivery,
(2011) perusahaan yang mengekspor network flexibility, responsiveness,
teh dalam kemasan (PT Sinar process price, sistem komunikasi,
Sosro Gresik) (FANP) manufacture.
Abrol et al. Pengembangan Model Seleksi Analytic Kualitas, pengiriman,
(2011) dan Evaaluasi pemasok pada Hierarchy pelayanan dan manajemen
pabrik kertas Process (AHP) organisasi, dan biaya.
Yoserizal dan Evaluasi kinerja supplier kertas Delphi, Ketepatan kualitas, ketepatan
Singgih (2012) Dematel, dan waktu kirim, ketepatan jumlah
Analytical pengiriman, ketepatan
Network packaging, keringanan waktu
Process (ANP) pembayaran, sistem
komunikasi, prosedur complain,
responsiveness, garansi dan
layanan pengaduan, informasi
teknis, harga kertas, diskon
berjenjang, green product, dan
green process.
Asamoah et al. Evaluasi dan seleksi pemasok Analytic Kualitas, biaya, kehandalan,
(2012) pada perusahaan farmasi di Hierarchy regulatory compliance, resiko,
Ghana Process (AHP) posisi keuangan, dan profil
supplier.
Limansantoso Pemilihan supplier untuk Analytic Pengiriman (delivery
(2013) perusahaan yang bergerak Hierarchy reliability), kualitas (quality
dalam industri minuman dalam Process (AHP) specifications), biaya,
kemasan (PT Buana Tirta fleksibilitas (capability).
Utama)
Kurniawati et Pemilihan pemasok pada Analytical Biaya, kualitas, ketepatan,
al. (2013) perusahaan yang bergerak di Network service, hubungan pemasok.
bidang kerajinan (PT Lunar Process (ANP)
Cipta Kreasi)
Pitchipoo et al. Pengembangan model pemilihan Analytic Biaya, kualitas, pengiriman,
(2013) pemasok pada industri proses Hierarchy garansi, kapasitas, reputasi,
kimia, sistem pendukung Process (AHP) keuangan (payment terms).
keputusan untuk pemilhan dan Grey
pemasok Relational
Analysis
(GRA)

44 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 1, April 2015:39-54


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 3. Kriteria yang Digunakan pada Penelitian Sebelumnya


Peneliti Terdahulu
Wirdianto Yoserizal Jumlah
Kriteria Yang Digunakan Dikcson Mauidzoh dan Paramita dan Kurniawati Pitchipoo Peneliti
(1966) dan Zabidi Unbersa Tahriri et Iriani et al. Abrol et al . Singgih Asamoah et Limansantoso et al . et al .
(2007) (2008) al . (2008) (2009) (2011) (2011) (2012) al. (2012) (2013) (2013) (2013)
Quality √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12
Delivery √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10
Cost / Biaya √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
Responsiveness √ √ √ √ √ 5
Flexibility √ √ √ √ 4
Price / Harga √ √ √ √ 4
Repair services / Pelayanan / Service √ √ √ √ 4
Management and organization /
√ √ √ 3
Manajemen dan organisasi
Production facilities & capacities /
√ √ √ 3
fasilitas dan kapasitas
Communication system / sistem
√ √ √ 3
komunikasi
Technical capability / kemampuan
√ √ 2
teknis
Performance history / catatan kinerja √ √ 2
Garansi √ √ 2
Packaging ability / Ketepatan Packaging √ √ 2

Warranties & claim policies / garansi


√ √ 2
dan layanan pengaduan
Procedural compliance / regulatory
√ √ 2
compliance
Financial position / posisi keuangan √ √ 2
Reputation and position / reputasi √ √ 2
Kondisi perusahaan √ 1
Kelengkapan dokumen √ 1
kepercayaan √ 1
keuangan √ 1
disiplin √ 1
kinerja lingkungan √ 1
Ketepatan Jumlah Pengiriman √ 1
keringanan waktu pembayaran √ 1
prosedur complain √ 1
informasi teknis √ 1
diskon berjenjang √ 1
green product √ 1
green process √ 1
kehandalan √ 1
resiko √ 1
profil supplier √ 1
hubungan pemasok √ 1
keuangan (payment terms) √ 1
Ketepatan √ 1
desire for business √ 1
operating controls √ 1
attitude √ 1
impression √ 1
labor relation record √ 1
geographical location √ 1
amount of past business √ 1
training aids √ 1
reciprocal arrangement √ 1

Usulan Indikator Evaluasi ...(P. G. Akbar et al.) 45


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Penilaian dapat merupakan data


2.3. Analytic Hierarchy Process (AHP)
kuantitatif maupun yang bersifat
Pemilihan pemasok merupakan aktivitas kualitatif.
yang kompleks, oleh karena itu diperlukan
suatu metode yang tepat untuk Terdapat beberapa prinsip dasar AHP
penyelesaiannya. Salah satu metodeyang yang harus dipahami, yaitu:
digunakan untuk memilih pemasokadalah 1) Decomposition (prinsip menyusun hirarki)
Analytic Hierarchy Process(AHP). AHP Pengertian decomposition adalah
merupakan salah satu teknik/metode memecahkan atau membagi problem
pengambilan keputusan multikriteria yang utuh menjadi unsur–unsurnya ke
(berkriteria banyak), di mana faktor dalam bentuk hirarki proses pengambilan
kuantitatif dan faktor kualitatif keputusan, dimana setiap unsur atau
dikombinasikan sehingga dapat dilakukan elemen saling berhubungan. Untuk
pengurutan prioritas, kedudukan, dan mendapatkan hasil yang akurat,
evaluasi terhadap alternatif-alternatif. pemecahan dilakukan terhadap unsur-
Metode ini dicetuskan dan dikembangkan unsur sampai tidak mungkin dilakukan
pertama kali oleh Thomas L. Saaty dari pemecahan lebih lanjut, sehingga
Wharton School of Business pada tahun didapatkan beberapa tingkatan dari
1970. Cara kerja AHP adalah dengan persoalan yang hendak dipecahkan.
menyederhanakan suatu permasalahan Struktur hirarki keputusan tersebut dapat
kompleks yang tidak terstruktur, strategik dikategorikan sebagai complete dan
dan dinamik menjadi bagian-bagian. incomplete. Suatu hirarki keputusan
Prinsip kerja AHP adalah sebagai berikut: disebut complete jika semua elemen
1. Menentukan tujuan/sasaran, kriteria dan pada suatu tingkat memiliki hubungan
alternatif terhadap semua elemen yang ada pada
2. Menyusun hirarki dari kriteria dan tingkat berikutnya (Gambar 1),
alternatif sementara pada hirarki keputusan
3. Memberi nilai alternatif dan kriteria incomplete tidak semua unsur pada
4. Memeriksa konsistensi penilaian masing-masing jenjang mempunyai
alternatif dan kriteria hubungan. Pada umumnya problem nyata
5. Menentukan prioritas kriteria dan mempunyai karakteristik struktur yang
alternatif incomplete.
2) Comparative Judgement
AHP memiliki yang landasan aksiomatik Comparative Judgement dilakukan
yang terdiri dari: dengan penilaian tentang kepentingan
a. Resiprocal Comparison, yang relatif dua elemen pada suatu tingkat
mengandung arti bahwa matriks tertentu dalam kaitannya dengan
perbandingan berpasangan yang tingkatan di atasnya. Penilaian ini
terbentuk harus bersifat berkebalikan. merupakan inti dari AHP karena akan
Misalnya, jika A adalah k kali lebih berpengaruh terhadap urutan prioritas
penting dari pada B maka B adalah 1/k dari elemen-elemennya. Hasil dari
kali lebih penting dari A. penilaian ini lebih mudah disajikan dalam
b. Homogenity, yaitu mengandung arti bentuk matriks pairwise comparison yaitu
kesamaan dalam melakukan matriks perbandingan berpasangan
perbandingan. Misalnya, tidak memuat tingkat preferensi beberapa
dimungkinkan membandingkan jeruk alternatif untuk tiap kriteria. Skala
dengan bola tenis dalam hal rasa, akan preferensi yang digunakan yaitu skala 1
tetapi lebih relevan jika membandingkan yang menunjukkan tingkat yang paling
dalam hal berat. rendah (equal importance) sampai
c. Dependence, yang berarti setiap level dengan skala 9 yang menunjukkan
mempunyai kaitan (complete hierarchy) tingkatan yang paling tinggi (extreme
walaupun mungkin saja terjadi importance).
hubungan yang tidak sempurna 3) Synthesis of Priority
(incomplete hierarchy). Synthesis of Priority dilakukan dengan
d. Expectation, yang berarti menonjolkon menggunakan eigen vector method untuk
penilaian yang bersifat ekspektasi dan mendapatkan bobot relatif bagi unsur-
preferensi dari pengambilan keputusan. unsur pengambilan keputusan.

46 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 1, April 2015:39-54


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Objektif

Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4

Gambar 1. Struktur Hirarki AHP

4) Logical Consistency
Logical Consistency merupakan Untuk mendapatkan keputusan yang
karakteristik penting AHP. Hal ini dicapai rasional dengan menggunakan AHP, perlu
dengan mengagresikan seluruh eigen melakukan beberapa tahapan. Tahapan
vector yang diperoleh dari berbagai demi tahapan dalam proses AHP dimodelkan
tingkatan hirarki dan selanjutnya seperti terlihat pada Gambar 2 Berikut.
diperoleh suatu vector composite
tertimbang yang menghasilkan urutan
pengambilan keputusan.

Pembentukan Pembobotan Penghitungan Penghitungan


Prioritas solusi
hirarki kriteria kriteria alternatif

Gambar 2. Tahapan proses AHP

Adapun tahapan-tahapan yang digunakan elemen terhadap masing-masing tujuan


dalam metode AHP dapat dijelaskan sebagai atau kriteria yang setingkat diatasnya.
berikut: Perbandingan dilakukan berdasarkan
1. Mendefinisikan masalah dan pilihan atau judgement dari pembuat
menentukan solusi yang diinginkan. keputusan dengan menilai tingkat
2. Membuat struktur hirarki yang diawali tingkat kepentingan suatu elemen
dengan tujuan umum, dilanjutkan dibandingkan elemen lainnya.
dengan kriteria-kriteria, sub kriteria dan Perbandingan berpasangan ini
alternatif-alternatif pilihan yang ingin di dipresentasikan dalam bentuk matriks.
ranking. Skala yang digunakan untuk mengisi
3. Membentuk matriks perbandingan matriks ini adalah 1 sampai dengan 9
berpasangan yang menggambarkan (skala Saaty) dengan penjelasan pada
kontribusi relatif atau pengaruh setiap Tabel 4.

Usulan Indikator Evaluasi ...(P. G. Akbar et al.) 47


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 4. Skala Perbandingan Berpasangan [13]


Nilai Definisi Keterangan

Kedua kriteria/subkriteria berpengaruh sama terhadap


1 Sama penting
tujuan
Satu kriteria/subkriteria dinilai sedikit lebih
3 Sedikit lebih penting
berpengaruh dibandingkan kriteria/subkriteria lainnya

Satu kriteria/subkriteria dinilai lebih berpengaruh


5 Lebih penting
dibandingkan kriteria/subkriteria lainnya
Satu kriteria/subkriteria dinilai sangat lebih
7 Sangat lebih penting
berpengaruh dibandingkan kriteria/subkriteria lainnya
Satu kriteria/subkriteria dinilai mutlak lebih
9 Mutlak lebih penting
berpengaruh dibandingkan kriteria/subkriteria lainnya
2,4,6,8 Nilai tengah Nilai yang berada di antara skala-skala di atas

4. Menormalkan data yaitu dengan 7. Menghitung eigen vector dari setiap


membagi nilai dari setiap elemen di matriks perbandingan berpasangan. Nilai
dalam matriks yang berpasangan eigen vector merupakan bobot setiap
dengan nilai total dari setiap kolom. elemen. Langkah ini mensintesis pilihan
5. Menghitung nilai eigen vector dan dan penentuan prioritas elemen-elemen
menguji konsistensinya, jika tidak pada tingkat hirarki terendah sampai
konsisten pengambil data (preferensi) pencapaian tujuan.
perlu diulangi. Nilai eigen vector yang 8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak
dimaksud adalah nilai eigen vector memenuhi dengan CR<0,100 maka
maximum yang diperoleh dengan penilaian harus diulang kembali. Tabel 5
menggunakan matlab maupun manual. digunakan dalam perhitungan nilai
6. Mengulangi langkah c, d, dan e untuk konsistensi.
seluruh tingkat hirarki.

Tabel 5. Nilai Random Indeks (RI) [13]

Ordo Matriks 1,2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13


RI 0 0,52 0,89 1,11 1,25 1,35 1,4 1,45 1,49 1,51 1,54 1,56

Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam menilai bahan baku, atau perhatian
yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang terlalu besar hanya pada satu
berguna membantu pengambil keputusan kriteria/faktor seperti: harga, biaya, dan
untuk mendapat keputusan terbaik dengan permasalahan yang tidak diharapkan. AHP
membandingkan faktor-faktor yang berupa melibatkan beberapa pengambil keputusan
kriteria [13]. Metode AHP memungkinkan di dalam menyelesaikan permasalahan
pengambil keputusan untuk menghadapi evaluasi dan pemilihan pemasok
faktor yang nyata dan faktor yang tidak
nyata.
Metode AHP merupakan metode yang
3. METODOLOGI PENELITIAN
sangat dianjurkan untukmenangani
pemilihan supplier[10], [14]. Hal ini Metode penelitian yang digunakan dalam
dikarenakan metode ini lebih akurat dalam menyelesaikan masalah dalam penelitian
rangka mengurangi kesalahan yang inidapat dilihat pada Gambar 3.
disebabkan oleh manusia seperti kesalahan

48 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 1, April 2015:39-54


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Mulai

Studi Pendahuluan Studi Literatur

Perumusan Masalah

Penetapan Tujuan

Metode FGD

Perancangan kriteria
Kinerja pemasok

Kriteria
Kinerja Relevan
?
Tidak
Ya

Penetapan Kriteria

Metode AHP
Perancangan
struktur hirarki AHP

Perbandingan
Berpasangan

- Perhitungan nilai
konsistensi
- Penentuan Bobot
kepentingan kriteria

Model Penilaian
Pemasok

Pemilihan Pemasok

Analisis

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3. Metodologi Penelitian

Usulan Indikator Evaluasi ...(P. G. Akbar et al.) 49


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

1. Level 1, tujuan yaitu pemilihan pemasok


3.1. Perumusan Masalah
untuk menjadi bidder list
Seperti yang telah dijelaskan dalam latar 2. Level 2, kriteria pemilihan pemasok
belakang penelitian bahwa pokok 3. Level 3, sub kriteria pemilihan pemasok
pembahasan masalah yang dilakukan dalam 4. Level 4, alternatif pemasok
penelitian ini adalah bagaimana
mengevaluasi pemasok sebagai dasar
3.5. Pembobotan (Penilaian
penetapan bidderlist (daftar pemasok yang
Perbandingan Berpasangan)
direkomendasikan untuk mengikuti suatu
tender)yang dipilih dari daftar master Proses pembobotan kriteria dilakukan
bidderdi unit pengadaan jasa PT. Semen dengan menggunakan metode AHP melalui
Padang. proses penilaian perbandingan berpasangan
untuk masing-masing kriteria pemilihan
pemasok. Penilaian perbandingan
3.2. Penetapan Tujuan
berpasangan ini juga dilakukan oleh para
Tujuan dari penelitian ini adalah responden yang sama dengan proses
merancang suatu model evaluasi dan perancangan kriteria. Pada tahap ini juga
pemilihan pemasok untuk ditetapkan dilakukan perhitungan eigen vector dari
sebagai bidder list dalam mengikuti suatu setiap matriks perbandingan berpasangan
tender pengadaan jasa di PT. Semen serta melakukan pengujian konsistensi
Padang, melalui : hirarki. Jika nilai konsistensi tidak memenuhi
 Penentuan dan penetapan kriteria CR < 0,1 maka penilaian perbandingan
kinerja pemasok yang sesuai dengan berpasangan harus diulang kembali.
kebutuhan perusahaan.
 Penentuan prioritas kriteria kinerja
3.6. Model Penilaian Kinerja Pemasok
pemasok.
 Penilaian kinerja pemasok berdasarkan Setelah nilai pembobotan kriteria
kriteria terpilih beserta masing-masing didapatkan, kemudian dilakukan penilaian
bobot prioritasnya dalam evaluasi terhadap kinerja pemasok berdasarkan
kinerja pemasok serta perangkingan dari kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian
hasil tersebut kinerja pemasok ini dinilai berdasarkan data
 Pemilihan pemasok berdasarkan historis masing-masing pemasok. Data
rangking hasil penilaian kinerja historis pemasok adalah catatan penilaian
pemasok. pemasok yang dilakukan mulai dari pemasok
diikutkan pada proses tender sampai pada
pelaksanaan pemenuhan PO (purchased
3.3. Perancangan Dan Penetapan
order).
Kriteria
Hasil penilaian pemasok menggambarkan
Perancangan kriteria diambil berdasarkan kinerja dari pemasok yang ditampilkan
literatur dari peneliti terdahulu mengenai dalam skor dan kemudian pemasok
kriteria penilaian kinerja pemasok. Kriteria dirangking berdasarkan penilaian tersebut.
tersebut diverifikasi berdasarkan kesesuaian
dengan proses penilaian dan pemilihan
3.7. Pemilihan Pemasok
pemasok saat ini dan yang dikehendaki ke
depannya di PT. Semen Padang. Berdasarkan rangking pemasok yang
Perancangan kriteria dilakukan melalui Focus dihasilkan dari penilaian kinerja pemasok
Group Discussion (FGD) dengan maka selanjutnya dipilih pemasok yang akan
menggunakan responden di jajaran unit dijadikan sebagai bidder list yaitu daftar
pengadaan di PT. Semen Padang yang pemasok akan diundang dalam suatu proses
memiliki wewenang atas pekerjaan tersebut. tender.
Dari FGD akan dihasilkan kriteria yang sudah
valid berdasarkan kesepakatan para
3.8. Analisis
responden.
Pada tahap ini dilakukan analisis atas
hasil yang telah diperoleh dari tahapan-
3.4. Penyusunan Struktur Hirarki AHP
tahapan perhitungan diatas. Jika hasil akhir
Kriteria yang telah ditetapkan tersebut yang diperoleh sudah konsisten maka
selanjutnya akan dirancang dalam suatu selanjutnya kriteria kinerja yang dirancang
struktur hirarki AHP yang terbagi dalam 4 sudah dapat dibakukan.
level, yaitu:

50 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 1, April 2015:39-54


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

3.9. Kesimpulan Dan Saran menengah kebawah mengingat banyaknya


jumlah pemasok tersebut pada suatu sub
Pada bagian ini akan dijelaskan
group maka dibutuhkan suatu model
kesimpulan dari proses perancangan
evaluasi yang bertujuan untuk memilih dan
evaluasi pemasok sebagai dasar penetapan
menetapkan beberapa pemasok sebagai
bidderlist (daftar pemasok yang
bidder list (pemasok yang disarankan
direkomendasikan untuk mengikuti suatu
diundang dalam suatu tender).
tender) yang dipilih dari daftar master
Berdasarkan studi literatur dari penelitian
bidder di unit biro pengadaan jasa PT.
terdahulu yang menghasilkan beberapa
Semen Padang dengan menggunakan
kriteria dari objek penelitian yang berbeda,
metode Analytic Hierarchy Process (AHP)
penulis memberikan usulan kriteria yang
serta saran yang dibutuhkan atas kendala
sesuai dengan permasalahan pada
yang ditemukan dalam penelitian ini.
mekanisme tender di Semen Padang
khususnya pada tender pengadaan jasa
konstruksi untuk pekerjaan grade menengah
4. HASIL DAN PEMBAHASAN (USULAN kebawah. Detail kriteria yang diusulkan
INDIKATOR) dapat dilihat pada Tabel 6.
.
Dari studi pendahuluan yang dilakukan di
pengadaan PT. Semen Padang khususnya
pada pengadaan jasa konstruksi grade

Tabel 6. Kriteria usulan

NO KRITERIA SUB KRITERIA INDIKATOR

1 Quality accept
Kualitas Pekerjaan
reject
2 Delvery Ketepatan Waktu On schedule
Penyelesaian Pekerjaan Late
3 Performance History PO received
Purchased Order (PO)
PO in progress
RFQ received
Request For Quotation
RFQ in progress
4 Price pemenang tender
Harga Pekerjaan
nominator
5 Technical Capability lolos eva teknis
Technical Dokumen
tdk lolos eva teknis
6 Procedural Compliance Kepatuhan Atas Prosedur jml sanksi pelanggaran thn berjalan

4.1. Kualitas (Quality) 4.2. Penghantaran (Delivery)


Aspek kualitas yang dimaksud adalah Delivery yang dimaksud adalah durasi
kualitas hasil pekerjaan yang sesuai dengan waktu pekerjaan yang dibutuhkan dalam
spesifikasi permintaan PT. Semen Padang menyelesaikan pekerjaan tersebut sesuai
yang tertuang dalam dokumen spesifikasi dengan durasi dan jadwal yang telah
teknis,sehingga indikator nilaikualitas adalah ditetapkan dalam dokumen spesifikasi
accept (diterima) atau reject (ditolak). tender. Indikator delivery adalah on
Penilaian kualitas ini akan tersimpan pada schedule atau late (terlambat). Penilaian
histori setiap pemasok berbentuk data delivery/durasi ini akan tersimpan pada
rekaman jumlah kualitas pekerjaan yang histori setiap pemasok berbentuk data
diterima dan jumlah pekerjaan yang ditolak. rekaman jumlah pekerjaan yang tepat waktu
dan jumlah pekerjaan yang terlambat.

Usulan Indikator Evaluasi ...(P. G. Akbar et al.) 51


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

4.3. Harga (Price) 5. KESIMPULAN DAN SARAN


Price/ harga yang dimaksud adalah harga PT. Semen Padang merupakan salahsatu
yang ditawarkan untuk suatu pekerjaan oleh perusahaan yang bergerak dibidang produksi
pemasok dan memenangkan tender. semen yang mempunyai banyak pemasok
Indikator harga adalah sebagai pemenang untuk memasok kebutuhan bahan baku
tender atau sebagai nominator. Penilaian serta barang dan jasa dalam menjalankan
price/harga ini akan tersimpan pada histori operasional produksinya, sehingga sangat
setiap pemasok berbentuk data rekaman dibutuhkan suatu metode dalam memilih
jumlah tender yang diikuti sebagai pemasok untuk memastikan keterjaminan
pemenang tender dan jumlah tender yang kualitas dan kesinambungan produksi.
diikuti sebagai nominator tender. Pemilihan pemasok di pengadaan PT. Semen
Padang diperuntukan dalam memilih dan
menetapkan bidder list suatu tender
4.4. Kemampuan Teknis (Technical
pengadaan sehingga diperoleh pemasok
Capability)
yang kompeten dalam mengikuti tender
Technical Capability yang dimaksud tersebut.
adalah kemampuan pemasok secara teknis Dari studi pendahuluan yang dilakukan
atas dasar evaluasi dari dokumen teknis didapatkan bahwa pokok permasalahan di
yang di submit (technical document). pengadaan PT. Semen Padang serta studi
Indikator Technical Capability adalah literatur yang dilakukan, diperoleh indikator
kelulusan pemasok dalam melalui tahap usulan yang akan digunakan dalam
evaluasi teknis. Penilaian Technical melakukan evaluasi pemasok sebagai dasar
Capability ini akan tersimpan pada histori penetapan bidder list pada mekanisme
setiap pemasok berbentuk data rekaman tender di pengadaan jasa PT. Semen
jumlah kelulusan atau ketidak lulusan Padang. Indikator usulan tersebut terdiri
tahapan evaluasi teknis yang diikuti atas enam kriteria yaitu kualitas,
pemasok setiap mengikuti tender. penghantaran, sejarah kinerja, harga,
kemampuan teknis, dan kepatuhan
prosedur, yang terbagi lagi dalam 13
4.5. Sejarah Kinerja (Performance indikator penilaian kinerja. Indikator
History) tersebut selanjutnya akan divalidasi dengan
Performance History yang dimaksud industri semen agar sesuai dengan praktek
adalah catatan prestasi pemasok, dalam hal industri.
iniyang dijadikan tolak ukur adalah jumlah Penelitian selanjutnya akan merancang
PO (purchased order) dan RFQ (request for model evaluasi pemasok dengan metode
quotation). Indikator Performance Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk
Historyatas PO adalah jumlah PO yang telah mendapatkan bidder list dalam mengikuti
diterima dan jumlah PO yang sedang suatu tender pengadaan jasa di PT. Semen
berjalan (in-progress), atas RFQ adalah Padang.Usulan Indikator evaluasi pemasok
jumlah RFQ yang telah diterima dan jumlah tersebut selanjutnya harus ditentukan
RFQ yang sedang berjalan (in-progress). tingkat kepentingannya masing-masing
dengan proses pembobotan kepentingan
melalui penilaian perbandingan berpasangan
4.6. Procedural Compliance dengan menggunakan metode Analytic
Procedural Complianceyang dimaksud Hierarchy Process (AHP). Selanjutnya
adalah kepatuhan pemasok terhadap masing-masing pemasok dinilai terhadap
prosedur serta ketentuan yang berlaku di kriteria yang sudah valid sesuai dengan
PT. Semen Padang, dalam hal ini yang bobot masing-masing kriteria tersebut yang
dijadikan tolok ukur adalah pelanggaran- pada akhirnya akan menghasilkann rangking
pelanggaran yang dilakukan oleh pemasok. pemasok berdasarkan hasil penilaian tadi.
Indikator Procedural Compliance adalah Pemasok yang terdaftar sebagai rekanan
jumlah sanksi yang diperlakukan kepada di PT. Semen Padang saat ini jumlahnya
pemasok atas pelanggaran yang telah mencapai 300 pemasok yang aktif yang
dilakukan. untuk berbagai jenis pasokan barang dan
Indikator usulan tersebut kemudian akan jasa. Dalam hal ini dibutuhkan berbagai jenis
divalidasi ke industri semen untuk kriteria yang diperlukan dalam melakukan
disesuaikan dengan praktek industri. evaluasi semua pemasok tersebut, akan
tetapi tidak semua kriteria dapat diterapkan
pada semua jenis pasokan barang dan jasa.
Masing-masing pasokan kebutuhan barang

52 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 1, April 2015:39-54


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

dan jasa mempunyai karakter yang berbeda Republic of Macedonia/ FYROM)”,


dalam melakukan evaluasi terhadap International Conference for
pemasoknya. Sebagai contoh untuk pasokan Entrepreneurship, Innovation and
kebutuhan bahan baku yang mana Regional Development, 2009.
pemasoknya adalah produsen yang [9] E. Wirdianto dan E. Unbersa, “Aplikasi
membutuhkan kriteria yang berbeda dengan metode AHP dalam menentukan kriteria
pemasok barang suku cadang yang penilaian supplier”. Jurnal Teknika, No.
pemasoknya sebagian besar merupakan 29, Vol. 2 tahun XV, April 2008.
perusahaan trader. Sehingga penulis [10] F. Tahriri, M. R. Osman, A. Ali, R. M.
menyarankan dalam melakukan peneliltian Yusuff and A. Esfandiary, “AHP
evaluasi pemasok di PT. Semen Padang approach for supplier evaluation and
dapat dilanjutkan dengan memilih kriteria selection in a steel manufacturing
spesifik untuk suatu jenis pasokan, sehingga company”, Journal of Industrial
PT. Semen Padang akan mempunyai Engineering and Management, vol. 01,
beberapa sistem evaluasi pemasok sesuai no. 02, pp. 54–76, 2008.
dengan jenis kebutuhan barang dan jasa [11] Y. Iriani, “Perancangan Sistem Penilaian
yang digunakan. Dan Seleksi Suplier dengan
Menggunakan Metode AHP dan Traffict
Light System”, The 5th National
Industrial Engineering Conference,
DAFTAR PUSTAKA
2009.
[1] H. Roman, P. Petr and B. Darko, “The [12] P. Pitchipoo, P. Venkumar, S.
use of AHP method for selection of Rajakarunakaran, “Modeling and
supplier”, Transport, vol. 29, no. 2, pp. development of a decision support
195-203, 2014. system for supplier selection in the
[2] F. T. S. Chan, “Interactive selection process industry”, Journal of Industrial
model for supplier selection process: an Engineering International, vol. 9, no.
analytical hierarchy process approach”, 23, 2013.
International Journal of Production [13] T. L. Saaty, “The analytic hierarchy and
Research, vol. 41, no. 15, pp. 3549- analytic network measurement
3579, 2003. processes: application to decisions
[3] L. V. Gallego, Review of existing under risk”, European Journal of Pure
methods, models and tools for supplier and Applied Mathematics, vol. 1, no. 1,
evaluation [Master Thesis], Department pp. 122-196, 2008.
of Management and Engineering, [14] D. Asamoah, J. Annan and S. Nyarko,
Linköpings Universitet Institute of “AHP approach for supplier evaluation
Technology, 2011. and selection in a pharmaceutical
[4] U. Mauidzoh dan Y. Zabidi, manufacturing firm in Ghana”,
“Perancangan Sistem Penilaian dan International Journal of Business and
Seleksi Supplier Menggunakan Management, vol. 7, no. 10, pp. 49–62
Multikriteria”, Jurnal Ilmiah Teknik May 2012.
Industri, vol. 5, no. 3, pp. 113-122, [15] N. Abror,Marimin dan I. Yuliasih,
2007. “Seleksi dan Evaluasi Pemasok pada
[5] S. Onut, K. Soner, I. Selin and Elif, rantai pasokan kertas”, Jurnal Teknologi
“Long term supplier selection using a Industri Pertanian, vol. 21, no. 3, pp.
combined fuzzy MCDM approach: A case 194–206, 2011.
study for telecommunication company”, [16] D. Kurniawati, H. Yuliando and K. H.
Expert Systems with Applications, vol. Widodo, “Kriteria Pemilihan Pemasok
36, no. 2, pp. 3887-3895, 2009. Menggunakan Analytical Network
[6] M. J. S. Bello, A Case Study Approach Process”, Jurnal Teknik Industri, vol. 15,
To The Supplier Selection Process no. 1, pp. 25-32, Juni 2013.
[Master Thesis], University of Puerto [17] M. F. Limansantoso, “Pemilihan Supllier
Rico, 2003. Produk Calista Dengan Metode
[7] C. A. Weber, J. R. Current, W. C. Analytical Hierarchy Process (AHP) Pada
Benton,“Vendor selection criteria and PT. Buana Tirta Utama-Gresik”, Jurnal
methods”, European Journal Operation Ilmiah Mahasiswa Univeritas Surabaya,
Research, vol. 50, no. 1, pp. 2–18, vol. 2, no. 1, 2013.
1991. [18] S. Paramita, U. Effendi dan I. A.
[8] F. Missopoulos, S. Imeri and I. Chacha, Dewi,“Penilaian Kinerja Supplier
“Supplier Performance Critteria (The Kemasan Produk “Fruit Tea”
Case of SME’s in Former Yugoslavian Menggunakan Metode FANP (Fuzzy

Usulan Indikator Evaluasi ...(P. G. Akbar et al.) 53


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Analytic Network Process) (Studi Kasus


di PT Sinar Sosro Gresik)”, Jurnal
Industri, vol. 1, no. 3, pp. 159–171,
2011.
[19] Y. Yoserizal dan M. L. Singgih,
“Integrasi Metode DEMATEL (Decision
Making Trial And Evaluation Laboratory)
Dan ANP (Analytic Network Process)
Dalam Evaluasi Kinerja Supplier Di PT.
XYZ”, Prosiding Seminar Nasional
Manajemen Teknologi XV, Program
Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari
2012.

54 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 1, April 2015:39-54

Você também pode gostar