Você está na página 1de 3

Hati yang Bersih

Cerpen Karangan: Riyan Abdul Kholik


Lolos moderasi pada: 17 March 2016

Ketika hati manusia dipenuhi oleh rasa iri, benci, dan lara maka jangan heran bila keadaan yang
akan diterima tidak sesuai yang diinginkan. Maka jangan salah dalam menaruh kata-kata di
dalam hati, karena dapat mengakibatkan jalan kehidupan seseorang hanya berada pada lingkaran
yang kecil. Dengan kata lain bila seseorang dapat menempatkan hati pada keadaan bersih. Maka
seseorang tersebut akan selalu diberi kemudahan dalam menjalani kehidupan, baik dari cara
berpikirnya untuk mencapai yang ingin diketahuinya dan akan ke luar dari ruang lingkup dunia
yang penuh dengan akhir penyesalan. Akan tetapi ketika gemuruh hati sedang berkata, rasa akan
terasakan dengan suasana yang tak terbantahkan. Oleh karena itu Ridwan mengarahkan hati ini
ke suasana yang menyenangkan. Agar keadaan menjadi terarah dan apa yang akan kita dapatkan
pun tidak merungikan diri sendiri. Serta waktu yang digunakan pun tidak sia-sia.

“Wahai pemilik hati kenapa engkau membuat hati ini dapat merasakan keadaan yang nyata?”
ucap Ridwan dalam hati. Namun hati Ridwan terdiam membeku dengan detak yang tidak
menentu. “Apakah sebagai pertanda bahwa hati ini benar-benar hidup?” lanjutku. Mungkin
hanya penguasa hati yang dapat mengartikannya. Penguasa hati mungkin tidak berupa. Karena
perasaan yang terasa tidak dapat berpikir.

Ridwan adalah seseorang yang mengutamakan hati dibandingkan akalnya. Karena di balik hati
yang hangat terdapat jawaban. Dibandingkan akal yang hanya tersirat ambisi yang dimana ada
masa buntunya. Sebab kepintaran seseorang sebenarnya adalah karunia dari Allah SWT. Bukan
disebabkan oleh faktor genetik atau seberapa baik didikan yang telah diberikan dan termasuknya
sudah garisan dari Allah SWT. Ketika Ridwan melangkah lebih pasti untuk menghadapi dunia,
ia mempraktekkan rumusan-rumusan dunia dan akhirat. Sebab di dalam dunia yang hanya
mempunyai fase umur sekitar 68-120 tahun dan waktu hanya 24 jam saja, ia mencoba
memanfaatkannya berada pada garisan yang sebenarnya. Meskipun hujan, badai, dan kerikil
akan menghujat ke pada dirinya.

Memang sepintas hidup ini seperti terasa lama ketika melihat ke depan, akan tetapi hidup akan
terasa cepat ketika melihat ke belakang. Seperti melihat jauhnya bintang, namun ketika kita tahu
caranya mendekati maka akan terasa dekat. Sebenarnya hidup di dunia ini hanya sebatas aktivitas
ruang lingkup. Dimana kita hanya bisa mengerjakan hanya satu bidang saja, bersamaan waktu
berputar pada tempatnya. Ridwan mengawali dengan melakukan hal yang biasa yaitu berbagi
apa yang ia ketahui ke pada umat manusia dalam menjalankan kehidupan ini. Karena dalam
kehidupan ini tidak disebutkan berawal dan berakhir.

“Ketika sebelum berawal sebenarnya kita ini hidup sebagai apa? Berada di mana? Dan apa
tujuan kita diciptakan? Selain menjadi kholifah di muka bumi,” yang pernah Ridwan pikirkan.
Ridwan pernah juga berpikir mengenai hal ini, “Apakah sebenarnya aku hidup di bumi ini untuk
menjadi pilihan di mana layak atau tidak dalam menjalani kehidupan di selanjutnya? Sebab aku
terbersit mengenai anak-anak Tuhan,” ucap Ridwan dalam hati. Sebenarnya Allah SWT yang
lebih mengetahuinya.

Dalam menjalani kehidupan ini yang penuh dengan keterbatasan mungkin mengingatkan Ridwan
pada arti sebuah kata yaitu bersyukur. Sebab fisik, umur, sampe memori manusia ada masa
batasnya. Bumi ini juga sama, sebab di mana sumber daya alamnya terbatas. Semua itu adalah
pemberian Allah SWT yang kelak akan dipertanggung jawabkan atas perbuatannya. Keluarga
Ridwan bukanlah dari keluarga islami, namun Ridwan mencoba memahami peranannya di
kehidupan ini. Bukan berarti Ridwan tidak paham mengenai inti dalam hal agama. Karena inti
yang tertulis dalam agama yaitu mengenai keimanan, keislaman, dan unsur-unsur kebaikan yang
harus dilakukan ketika berada di muka bumi. Ridwan lantas pergi ke rumah sohibnya yang letak
rumahnya tidak jauh dari rumah Ridwan.

“Assalammualaikum … Tok… Tok,” ucapku sembari mengetuk pintu rumah Tedy.


Tedy pun ke luar dari rumahnya, “Ridwan ada keperluan apa mendadak datang ke rumahku?
Tanpa memberi kabar dulu melalui telepon,” ucap Tedy.
“Aku ingin bersilaturahmi Tedy,” balas Ridwan.
“Silahkan masuk Ridwan,” balas Tedy dengan senyuman sambutan.

“Tedy sekarang sedang sibuk apa?” tanya Ridwan sembari menuju ke tempat duduk.
“Aktivitas kerja saja. Kalau Ridwan?” ucap Tedy.
“Kalau aku aktivitas mengajar,” balas Ridwan.
“Oh seperti itu. Ridwan bentar aku mau buat minuman dulu? Masa temen dari kecil enggak
dihidangkan minuman.” Ucap Tedy. “Enggak usah repot-repot Tedy. Soalnya aku enggak lama
kok?” balas Ridwan.
“Santai saja coba Ridwan. Kaya rumahmu jauh saja,” Balas Tedy sembari melangkah ke dapur.

Sambil menunggu Tedy kembali aku coba berpikir, “Kenapa ikatan menentukan kedekatan?
Akan tetapi tanpa kedekatan kebanyakan orang tidak peduli ke sesama, padahal sebenarnya
sesama manusia itu saudara,” Selain itu “Kenapa manusia ketika merasa dirinya mampu seolah
tidak memerlukan bantuan orang lain? Kenyataannya tidak selamanya seseorang bisa berdiri
sendiri,” Garisan pemikiran yang sudah ditentukan oleh Allah SWT.
“Ridwan silahkan dicoba dulu kopinya?” ucap Tedy.
“Iya Tedy, makasih,” balas Ridwan sembari mengambil cangkir kopinya.

“Tedy aku mau nanya, menurut kamu manusia bisa berkomunikasi dengan Tuhan tidak?” tanya
Ridwan.
“Sepertinya bisa Ridwan. Soalnya manusia mempunyai hati yang di mana letak kebersihan
hatinya menentukan seseorang bisa atau tidaknya berkomunikasi dengan Tuhan. Namun jangan
salah iblis juga bisa berkata dalam hati loh,” Balas Tedy.
“Benar juga Tedy, berarti kamu satu pendapat denganku,” balas Ridwan.
“Memangnya kamu bisa berkomunikasi dengan Tuhan kah Ridwan?” tanya Tedy.
“Enggak bisa sih. Cuman nanya saja hahaha,” balas Ridwan.
“Dikirain bisa Ridwan hahaha,” ucap Tedy.
Setelah 20 menitan ngobrol panjang lebar, Ridwan lantas pergi pulang ke rumahnya. Ridwan
tambah bertekad untuk memberikan semampunya yang ia bisa kepada kehidupan ini. Bukan
semata-mata ingin menjadi anak Tuhan yang selalu senantiasa berada dalam rahmat Allah SWT.

Cerpen Karangan: Riyan Abdul Kholik

Você também pode gostar

  • Booklet Gigi
    Booklet Gigi
    Documento9 páginas
    Booklet Gigi
    mulia akhdan abhirama
    Ainda não há avaliações
  • USG
    USG
    Documento16 páginas
    USG
    mulia akhdan abhirama
    Ainda não há avaliações
  • Diagnosa Keperawatan
    Diagnosa Keperawatan
    Documento10 páginas
    Diagnosa Keperawatan
    mulia akhdan abhirama
    Ainda não há avaliações
  • Makalah KDK
    Makalah KDK
    Documento8 páginas
    Makalah KDK
    mulia akhdan abhirama
    100% (1)