Você está na página 1de 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DIABETES MELITUS

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Menurut Doengoes, dkk. (2003), fokus pengkajian pada klien dengan DM
meliputi sebagai berikut :
Pengkajian data dasar yang meliputi
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, kram otot, tonus otot
menurun, gangguan tidur atau berjalan.
Tanda : Takikardia dan takipneu padan keadaan istirahat atau dengan
aktivitas.
b. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi; IM akut, kebas, kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
Tanda : Takikardia, perubahan tekanan darah postural; hipertensi, nadi yang
menurun / tak ada, disritmia, krekels, kulit panas, kering dan
kemerahan; bola mata cekung.
c. Integritas ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi.
Tanda : Ansietas, peka rangsang.
d. Eliminasi
Gejala : Poliuria, nokturia, rasa nyeri atau terbakar, kesulitan berkemih
(infeksi ), infeksi saluran kencing (ISK) baru atau berulang, nyeri tekan
abdomen, diare.
Tanda : Urin encer, pucat, kuning; poliuri, urin berkabut, bau busuk (infeksi),
abdomen keras, asites.
e. Makanan atau cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah, penurunan berat badan lebih
dari periode beberapa hari atau minggu, haus.
Tanda : Kulit kering atau bersisik, turgor jelek, kekakuan atau distensi
abdomen, muntah, pembesaran tiroid, bau halitosis atau manis, bau
buah (napas aseton).
f. Neurosensori
Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada
otot, parestesia, gangguan penglihatan.
Tanda : Disorientasi, mengantuk, letargi, koma ( tahap lanjut ), gangguan
memori ( baru, masa lalu ), aktivitas kejang ( tahap lanjut ).
g. Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri ( sedang atau berat ).
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
h. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau tanpa sputum purulen
( tergantung adanya infeksi atau tidak ).
Tanda : Lapar udara, batuk, dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi),
frekuensi pernapasan.
i. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal; ulkus kulit.
Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya
kekuatan umum, parestesia.
j. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina ( cenderung infeksi ), masalah impoten pada pria,
kesulitan orgasme pada wanita.
k. Penyuluhan atau pembelajaran
Gejala : Faktor risiko keluarga, DM, penyakit jantung, stroke, hipertensi.
Penyembuhan yang lambat, penggunaan obat seperti steroid, diuretik
( tiazid ); dilantin atau fenorbarbital (dapat meningkatkan kadar
glukosa darah), mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai
pesanan.
l. Pertimbangan rencana pemulangan
Mungkin memerlukan dalam pengaturan diet, pengobatan, perawatan diri,
pemantauan terhadap glukosa darah.

2. Selain menurut Doengoes diatas, terdapat data yang harus dikaji dari pasien
dengan DM, antara lain: (Donna L. Wong : 2003)
a. Riwayat penyakit, terutama yang berhubungan dengan penyakit yang
berbahaya.
b. Riwayat keluarga
Terutama yang berkaitan dengan anggota keluarga lain yang menderita diabetes
melitus.
c. Riwayat Kesehatan
Terutama yang berhubungan dengan penurunan berat badan, frekuensi minum dan
berkemih. Peningkatan nafsu makan, penururan tingkat kesadaran, perubahan
perilaku dan manifestasi dari diabetes melitus tergantung insulin, sebagai berikut:
1) Polifagi
2) Poliuria
3) Polidipsi

Hal-hal lain yang perlu dikaji:


1) Kaji hiperglikemia dan hipoglikemia
2) Satus hidrasi
3) Tanda dan gejala ketoasidosis, nyeri abdomen, mual muntah, pernapasan
kusmaul menurunnya kesadaran.
4) Kaji tingkat pengetahuan
5) Mekanisme koping
6) Kaji nafsu makan
7) Status berat badan
8) Frekuensi berkemih
9) Fatigue
10) Irirtabel

d. Pemeriksaan Laboratorium
1) Glikosuria
Diketahui dari uji reduksi yang dilakukan dengan bermacam-macam reagensia
seperti benedict, clinitest, dan sebagainya.
2) Hiperglikemia
Pemeriksaan kadar gula darah puasa. Gula darah puasa meningkat dapat
berkisar antara 8-20 mmol/L (130-800 mg%) atau lebih tergantung beratnya
keadaan penyakit. Biasanya diatas 14 mmol/L dan sesudah makan, gula darah
meningkat lebih tinggi dibandingkan anak normal dan penurunan kadar ke
kadar sebelumnya membutuhkan waktu lebih lama.
3) Ketonuria
4) Kolestrol dapat meningkat
Normalnya di bawah 5,5 mmol/L. Tidak selalu nilainya paralel dengan gula
darah, tetapi kadar kolestrol darah yang tetap tinggi (yaitu diatas 10 mmol/L)
menunjukkan prognosis jangka panjangnya buruk karena komplikasi seperti
oterosklerosis lebih sering terjadi.
5) Gangguan keseimbangan cairan elektrolit, PaCO2 menurun, pH merendah.
Bila penyakit berat maka bisa terjadi asidosis metabolik dan perubahan
biokimiawi karena dehidrasinya.

e. Pemeriksaan fisik
Menurut Doengoes, dkk (2003), pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan:
poliuri/ banyak kencing (normal : kuramg lebih 1500 ml), polidipsi/ banyak
minum, polifagia/ banyak makan, kelemahan otot, berat badan menurun,
kelaianan kulit : gatal, bisul-bisul, kelainan ginekologis : keputihan, pruritus pada
vagina, luka tidak sembuh-sembuh, peningkatan angka infeksi, impotensi pada
pria.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia: intake makanan yang tidak adekuat
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif
3. Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri biologi
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan sekunder

C. INTERVENSI
Perencanaan Nama
Dx
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi &
Keperawatan
(NOC) (NIC) TT
1 Dx I: Setelah dilakukan tindakan NIC: Nutrition Management
Ketidakseimbang keperawatan selama 3x24 jam a. K
an nutrisi kurang diharapkan kebutuhan aji status nutrisi dan
Indicator awal akhir
dari kebutuhan nutrisi pasien adekuat kebiasaan makan.
- tidak terjadi 1 5
R: Untuk mengetahui
tubuh dengan indikator :
penurunan
NOC : Nutritional status : tentang keadaan dan
berhubungan
berat badan 2 5
food and Fluid Intake kebutuhan nutrisi pasien
- mualdengan anoreksia:
dan
sehingga dapat diberikan
intake
muntah makanan
2 5
tindakan dan pengaturan
yang
berkurang tidak
- porsi makan
yang
disediakan
habis
adekuat Indicator skala: diet yang adekuat.
1 Tidak pernah menunjukkan b. A
2 Jarang
njurkan pasien untuk
3 Kadang-kadang
4 Sering menunjukkan mematuhi diet yang telah
5 Selalu menunjukkan
diprogramkan.
c. R
: Kepatuhan terhadap diet
dapat mencegah
komplikasi terjadinya
hipoglikemia/
hiperglikemia.
d. I
dentifikasi perubahan pola
makan.
R: Mengetahui apakah
pasien telah melaksanakan
program diet yang
ditetapkan.
e. K
erja sama dengan tim
kesehatan lain untuk
pemberian insulin dan diet
diabetik.
R: Pemberian insulin akan
meningkatkan pemasukan
glukosa ke dalam jaringan
sehingga gula darah
menurun,pemberian diet
yang sesuai dapat
mempercepat penurunan
gula darah dan mencegah
komplikasi.

2 Dx II: Setelah dilakukan tindakan NIC: Fluid Manajement


Kekurangan a. Monitor tanda-tanda
keperawatan selama 3x24 jam
volume cairan dehidrasi
diharapkan volume cairan pasien
berhubungan terpenuhi dengan indicator: R: Mengetahui kondiasi
NOC : Fluid Balance
dengan dan menentukan langkah
kehilangan selanjutnya.
indikator awal akhir Indicator skala:
volume cairan b. Monitor intake dan output.
- Klien dapat 1 5 1. Tidak pernah R: Mengetahui
aktif
menjaga menunjukkan keseimbangan cairan
keseimbanga 2. Jarang menunjukkan
tubuh.
3. Kadang menunjukkan
n cairan serta 2 c. Berikan cairan sesuai
5 4. Sering menunjukkan
elektrolit 5. Selalu menunjukkan kebutuhan dan yang
- Tidak ada dipergunakan.
tanda-tanda R: Mencegah terjadinya
dehidrasi. dehidrasi.

3 Dx III: NOC : Pain Control NIC : Pain Management


Setelah dilakukan tindakan a. Lakukan pengkajian
Nyeri Akut keperawatan selama 3x24 jam nyeri secara komprehensif
berhubungan diharapkan nyeri dapat teratasi (lokasi, karakteristik,
dengan agen dengan indikator : durasi, frekuensi, kualitas
injuri biologi dan faktor presipitasi)
indikator awal akhir Keterangan skala :
R: Mengetahui lokasi,
- Melaporkan 1 5 1 = tidak pernah
karakteristik, durasi,
nyeri menunjukkan
frekuensi, kualitas dan
berkurang 2 5 2 = jarang
- Frekuensi 3 = kadang-kadang faktor presipitasi nyeri.
4 = sering menunjukkan b. Berikan tindakan
nyeri 1 5 5 = selalu menunjukkan
kenyamanan dasar
berkurang R: Meningkatkan relaksasi
- Ekspresi
dan membantu
wajah rileks
memfokuskan kembali
perhatian.
c. Dorong penggunaan
keterampilan manajemen
nyeri (teknik relaksasi,
sentuhan terapeutik)
R: Memungkinkan pasien
berpartisipasi secara aktif
dan meningkatkan rasa
kontrol nyeri
d. Kolaborasikan dengan
tim medis untuk
memberikan analgesik
sesuai dengan indikasi.
R: Nyeri adalah
komplikasi sering dari
kanker,meskipun respon
individual berbeda-beda.

4 Dx IV: Setelah dilakukan tindakan NIC: Pressure Management


Kerusakan
keperawatan selama 3x24 jam a. K
integritas kulit
diharapkan turgor kulit membaik aji luas dan keadaan luka
berhubungan
dengan indicator; serta proses penyembuhan.
dengan adanya NOC : Tissue Integrity : Skin R: Pengkajian yang tepat
gangren pada and Mucous Membranes terhadap luka dan proses
ekstrimitas. penyembuhan akan
Skala Skala
Indicator membantu dalam
awal akhir
menentukan tindakan
- Luka 3 5
selanjutnya.
membaik b. R
3 5
- Perfusi
awat luka dengan baik dan
jaringan
benar : membersihkan luka
baik
secara abseptik
R: merawat luka dengan
Indicator skala:
teknik aseptik, dapat
1. Tidak pernah menunjukkan menjaga kontaminasi luka
2. Jarang menunjukkan
dan larutan yang iritatif
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan akan merusak jaringan
5. Selalu menunjukkan
granulasi tyang timbul, sisa
balutan jaringan nekrosis
dapat menghambat proses
granulasi.
c. K
olaborasi dengan dokter
untuk pemberian insulin,
pemeriksaan kultur pus
pemeriksaan gula darah
pemberian anti biotik.
R: insulin akan
menurunkan kadar gula
darah, pemeriksaan kultur
pus untuk mengetahui jenis
kuman dan anti biotik yang
tepat untuk pengobatan,
pemeriksaan kadar gula
darahuntuk mengetahui
perkembangan penyakit.

5 Dx V: Setelah dilakukan tindakan NIC: Infection Control


Resiko infeksi
keperawatan selama 3x24 jam a. K
berhubungan
diharapkan resiko infeksi tidak aji adanya tanda-tanda
dengan tidak
terjadi dengan indicator; penyebaran infeksi pada
adekuat NOC: Risk Control
luka.
pertahanan Rasional : Pengkajian yang
Skala Skala
sekunder Indicator tepat tentang tanda-tanda
awal akhir
- Klien bebas 2 5 penyebaran infeksi dapat

dari tanda membantu menentukan

dan gejala tindakan selanjutnya.


2 5 b. A
infeksi
- Menunjuk- njurkan kepada pasien dan

kan keluarga untuk selalu

kemampuan menjaga kebersihan diri

untuk selama perawatan.


2 5 Rasional : Kebersihan diri
mencegah
yang baik merupakan salah
timbulnya
satu cara untuk mencegah
infeksi.
infeksi kuman.
- Menunjuk-
c. L
kan perilaku
akukan perawatan luka
hidup sehat
secara aseptik.
Rasional : untuk mencegah
Indicator skala: kontaminasi luka dan
1. Tidak pernah menunjukkan penyebaran infeksi.
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan d. A
4. Sering menunjukkan
njurkan pada pasien agar
5. Selalu menunjukkan
menaati diet, latihan fisik,
pengobatan yang
ditetapkan.
Rasional : Diet yang tepat,
latihan fisik yang cukup
dapat meningkatkan daya
tahan tubuh, pengobatan
yang tepat, mempercepat
penyembuhan sehingga
memperkecil kemungkinan
terjadi penyebaran infeksi.
e. K
olaborasi dengan dokter
untuk pemberian
antibiotika dan insulin.
Rasional : Antibiotika
dapat menbunuh kuman,
pemberian insulin akan
menurunkan kadar gula
dalam darah sehingga
proses penyembuhan.

D. EVALUASI
Hal-hal yang diharapkan antara lain:
1. Tidak terjadi penurunan berat badan
2. Klien dapat menjaga keseimbangan cairan serta
elektrolit
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
4. Nyeri berkurang
5. Luka membaik
6. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
7. Klien mampu menunjukkan kemampuan untuk
mencegah timbulnya infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

Harrison. Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Editor dalam bahasa Inggris : kurt J.
Lessebacher. Et. Al : editor bahasa Indnesia Ahmad H. Asdie. Edisi 13. jakarta :
EGC. 1999.

Siregar, R,S. Atlas Berwarna Saripati Kulit. Editor Huriawati Hartanta. Edisi 2.
Jakarta:EGC,2004.
Suzanne, C, Smeltzer, Brenda G Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Bruner and
Suddarth. Ali Bahasa Agung Waluyo. ( et,al) Editor bahasa Indonesia :Monica Ester.
Edisi 8 jakarta : EGC,2001.

Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3, Edisi 8. Jakarta:
EGC

Doengoes, M.E, dkk. 2003. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta: EGC.

Long, B.C. 2006. Perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Alih
Bahasa, Yayasan Ikatan Alumni pendidikan Keperawatan Padjadjaran. Bandung:
YPKAI

Mansjoer, Arif, dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 5 Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius

Smeltzer, S. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Prince A Sylvia. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses penyakit, Edisi empat.
Jakarta: EGC.

Tjokroprawiro, A.. 2005. Diabetes Mellitus, Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi,Edisi 3.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Você também pode gostar