Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKRIPSI
SKRIPSI
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Skripsi dengan judul “Hubungan Penyuluhan Pertanian dengan Produktivitas Kerja Petani
Sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi” oleh Ana Puja Prihatin, NIM
D1B012062 telah diuji dan dinyatakan lulus pada tanggal 19 Oktober 2016 dihadapan Tim
Penguji yang terdiri dari :
Menyetujui :
Mengetahui
Ketua Jurusan / Progam Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas kerja petani sayuran dan
mengetahui hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran di
Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 8
Agustus sampai 8 September 2016 di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi
terhadap 44 petani sayuran. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui produktivitas kerja petani sayuran.
Untuk mengetahui hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran
digunakan analisis statistika non parametrik melalui uji Chi Square (x²). Hasil penelitian
menunjukkan Produktivitas kerja petani sayuran dilokasi penelitian masih tergolong rendah
yaitu sebesar 43%. Tinggi rendahnya produktivitas kerja petani sayuran dipengaruhi oleh
jumlah produksi yang dihasilkan petani dan besarnya penerimaan yang diterima oleh petani.
Penerimaan yaitu produksi dikali harga. Seringkali harga yang berlaku di kalangan petani
sayuran masih tergolong rendah dan berada dibawah harga pasar, harga yang rendah tentu
akan mempengaruhi besar kecilnya penerimaan serta produktivitas kerja petani.Terdapat
hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran
di kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi sebesar 67,83%, hal ini menunjukkan
bahwa semakin sering petani mendapatkan kegiatan penyuluhan pertanian maka petani akan
semakin terdorong untuk meningkatkan produktivitas kerjanya dan terdapat delapan unsur
yang mempengaruhi kegiatan penyuluhan pertanian tersebut yaitu penyuluh pertanian,
sasaran penyuluhan, metoda penyuluhan, media penyuluhan, materi penyuluhan, waktu
penyuluhan, dan tempat penyuluhan.
NIM : D1B012062
1. Skripsi ini belum pernah diajukan dan tidak dalam proses pengajuan dimanapun juga
2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari berbagai pihak yang diterima selama
penelitian dan penyusunan skripsi ini telah dicantumkan atau dinyatakan pada bagian yang
3. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini telah diajukan atau dalam proses
pengajuan oleh pihak – pihak lain dan/atau terdapat plagiarisme di dalam skripsi ini, maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai Pasal 12 Ayat (1) butir (g) Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat
pendidikan tingkat Dasar di SD 56/IX Pondok Meja pada tahun 2000-2006. Penulis
Jambi tahun 2007-2009. Penulis melanjutkan tingkat Menengah Atas di SMA Negeri 3
Di tahun 2012 memalui seleksi Jalur Penjaringan Khusus Pemanduan Minat (PKPM),
Distrik III PT.Wirakarya Sakti pada tanggal 28 Maret - 23 Mei 2016. Penulis melaksanakan
Ujian Skripsi yang dibimbing oleh oleh Ibu Aprolita SP. M.Si dan Bapak Tri Suratno,
S.Kom, M.Kom dan dinyatakan lulus dan mendapatkan gelar Sarjana pada tanggal 19
Oktober 2016.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Kepada kedua orangtuaku, Ayahanda Sukirno dan Ibu Komariyah yang dengan ketulusan
dan segala jerih payah dan pengorbanan serta kasih sayangnya memberikan bimbingan
dan dukungan yang tanpa henti dan adikku Amminah terima kasih atas kasih sayang, doa
dan dukungannya.
2. Ibu Aprolita, S.P, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing I yang banyak membantu dalam
mengarahkan dalam penulisan skripsi.
3. Bapak Tri Suratno, S.Kom, M.Kom. sebagai Dosen Pembimbing II yang juga banyak
memberi bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi.
4. Ibu Ir. Yusma Damayanti, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah
mengarahkan dan memberikan bimbingan selama masa perkuliahan di Fakultas Pertanian
Universitas Jambi.
5. Ibu Ir. Yusma Damayanti, M.Si selaku ketua penguji, Bapak Ir. Jamaluddin, M.Si selaku
sekretaris dan Bapak Ir.Arsyad Lubis, M.Si sebagai Dosen Penguji Utama dalam ujian
skripsi saya, yang telah memberikan saran dan kritik serta nasihat demi kesempurnaan
skripsi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
wawasan baru serta Staf Jurusan atas bantuan pada proses administrasi selama masa studi
dan proses pengurusan skripsi.
7. Teman – teman terbaikku Wulan Dwi Putri, Kaseh Lestari, Ade Regina Okky Dwi,
Isnaini Damayanti, Siswanti Armaini dan Cici Lia Pardede yang telah memberikan
bantuan dan masukan yang begitu berarti.
8. Teman satu magang di PT.Wirakarya Sakti Rumlia Situmorang, Andi Putra, Siti, Nur
Sriyanti dan Rio Al Fikar yang telah memberikan bantuan dan pengalaman yang begitu
berarti.
9. Rekan – rekan agribisnis angkatan 2012. Terima kasih atas motivasi, dukungan dan
bantuan selama masa studi dan proses penyelesaian skripsi.
10. Ibu Penyuluh Komiati, S.PKP dan Ketua Kelompok Tani Sayur Bapak Gunawan. Terima
kasih atas bantuan yang diberikan selama proses penelitian berlangsung.
11. Para responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan menjawab pertanyaan yang
diberikan.
12. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu – persatu. Terima kasih atas bantuannya semoga Allah SWT memberikan
balasan atas semua amal baik. Amin.
KATA PENGATAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Karunia dan
Rahmat-Nya lah Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan Judul “Hubungan
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Aprolita, S.P,
M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Tri Suratno. S.Kom, M.Kom selaku Dosen
Pembimbing II yang telah banyak memberi bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan
skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Yusma Damayanti,
M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan pada masa perkuliahan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang
tua dan teman-teman yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi
maupun segi penulisan. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Dengan mengharapkan ridho Allah, semoga
proposal skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. vii
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...............................
1.2 Perumusan Masa
1.3 Tujuan Dan Kegun
1.3.1 Tujuan Pen
1.3.2 Kegunaan P
II. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 12
2.1 Pengertian Penyuluhan Pe
2.2 Unsur-Unsur Pen
2.3 Konsep Produktivi
2.3.1 Konsep
2.4 Identitas Petani S
2.4.1 Umur ...............................
2.4.2 Pendidikan
2.4.3 Luas Lahan
2.4.4 Jumlah Ang
2.4.5 Pengalaman
2.5 Konsep Usahatani ...........................................................................
2.5.1 Deskripsi Usahatani Sayuran ................................................
2.6 Konsep Adopsi Inovasi ..................................................................
2.7 Hasil Penelitian Terdahulu..............................................................
2.8 Kerangka Pemikiran .......................................................................
2.9 Hipotesis .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................
LAMPIRAN ........................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di
Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014 ............ 3
15. Distribusi produksi kacang panjang di daerah penelitian tahun 2016 .... 70
20. Daftar harga sayur per kg di daerah penelitian tahun 2016 .................... 76
6. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan pengolahan tanah pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 103
7. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan penanaman pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 104
8. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan penyulaman pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 105
9. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan penyiraman pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 106
10. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan penyiangan pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 107
11. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan pemupukan pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 108
12. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan pengendalian HPT pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 109
13. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan pemanenan pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 110
14. Data total jumlah HOK pada semua kegiatan usahatani sayur
di daerah penelitian tahun 2016. ............................................................. 111
15. Data produktivitas kerja petani responden pada
kegiatan usahatani sayuran di daerah penelitian tahun 2016 ..................
dimulai sejak abad 20 di masa penjajahan. Penyuluhan bermula dari adanya kebutuhan
untuk meningkatkan hasil pertanian, baik untuk kepentingan penjajah maupun untuk
kesenjangan yang cukup jauh antara praktik-praktik yang dilakukan para petani di satu
pihak dan adanya teknologi-teknologi yang lebih maju di lain pihak. Kebutuhan peningkatan
produksi pertanian diperhitungkan akan dapat dipenuhi seandainya teknologi maju yang
ditemukan oleh para ahli dapat dipraktikkan oleh para petani sebagai produsen primer.
mandiri mereka dapat mengelola unit usaha taninya lebih baik dan menguntungkan sehingga
dapat memperbaiki pola hidup yang lebih layak dan sejahtera bagi keluarganya. Kegiatan
penyuluhan pertanian sebagai proses belajar bagi petani melalui pendekatan kelompok dan
diarahkan untuk terwujudnya kemampuan kerja sama yang lebih efektif sehingga mampu
menerapkan inovasi, mengatasi berbagai resiko kegagalan usaha, menerapkan skala usaha
yang ekonomis untuk memperoleh pendapatan yang layak dan sadar akan peranan serta
sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama bagi daerah untuk menjadi
pelaku (aktor), penggerak pembangunan di daerah, oleh karena itu untuk membangun
pertanian, kita harus membangun sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang perlu
dibangun di antaranya yaitu masyarakat pertanian (petani, pengusaha pertanian dan pedagang
pertanian), agar kemampuan dan kompetensi kerja petani dapat meningkat. Hal ini bisa
didapatkan melalui proses pembelajaran dengan mengembangkan sistem pendidikan non
formal secara efektif dan efisien salah satunya adalah melalui penyuluhan pertanian. Melalui
keterampilan, pengenalan teknologi dan inovasi baru di bidang pertanian, penanaman nilai-
nilai atau prinsip agribisnis, mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi
Mampu mengubah sikap dan perilaku petani agar mereka tahu dan mau menerapkan
informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan oleh penyuluh pertanian. Kegiatan
penyuluhan yang berhasil diterapkan kepada para petani, akan berarti para petani mau dan
mampu untuk selalu menggunakan teknologi yang menguntungkan dalam budidaya tanaman
teknologi yang menguntungkan harus didukung sarana produksi yang cukup dan mudah
kualitas produksi serta peningkatan kesejahteraan hidup para petani perlu adanya pola yang
Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal) yang
diberikan kepada petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik
(better farming), berusahatani lebih baik (better bussines), hidup lebih sejahtera (better
living), dan bermasyarakat lebih baik (better community) serta menjaga kelestarian
Penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugasnya dibatasi oleh suatu wilayah kerja
penyuluh (WKP). Umumnya satu orang penyuluh ditempatkan di satu wilyah desa untuk
jangka waktu satu tahun dari sebuah progama penyuluhan pertanian yang telah ditetapkan
sebelumnya. Untuk mengetahui lebih jelasnya jumlah tenaga penyuluh pertanian lapangan
(PPL) yang ditempatkan di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat di
Tabel 1. Jumlah Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015
memiliki 18 Desa, yang telah memiliki satu orang penyuluh dimasing-masing desa, dan
beberapa penyuluh pertanian memegang dua desa sekaligus. Manfaat adanya penyuluh
pertanian di desa yaitu agar dapat mengembangkan potensi wilayah desa serta memberikan
dan Kehutanan. Penyuluhan pertanian merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama
agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk
masukan tertentu. Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata
fisik (barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Produktivitas juga diartikan
menginginkan adanya pemanfaatan sumber daya yang tersedia dengan baik, dengan kata lain
sumber daya yang ada digunakan dengan maksimal agar hasil yang diperoleh bisa optimal
Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat
dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja.
Pengukuran produktivitas dengan cara ini menghitung hasil yang diperoleh dalam berapa
lama waktu yang mereka perlukan saat bekerja, selain itu hasil tersebut juga dibandingkan
dengan masukan yang ia perlukan dalam bekerja. Produktivitas kerja yang tinggi sangat
diharapkan oleh setiap petani. Produktivitas kerja adalah hasil pelaksanaan kerja, dengan
sejauh mana kemajuan yang telah dicapai dalam bekerja. Produktivitas kerja sering
kerja di sektor pertanian, mampu meningkatkan efesiensi yang dilihat dari sisi penggunaan
Provinsi Jambi memiliki potensi yang sangat mendukung untuk melakukan kegiatan
usahatani sayuran. Provinsi jambi terbagi kedalam dua kota dan sembilan Kabupaten
termasuk didalamnya Kabupaten Muaro Jambi. Berdasarkan data produksi sayur dan buah
Kabupaten Muaro Jambi tahun 2015, terdapat 10 jenis tanaman sayur yang ditanam di
Kabupaten Muaro Jambi. Untuk mengetahui lebih jelasnya produktivitas tanaman sayur di
Jambi. Tanaman sayur tersebut meliputi : sawi, cabai besar, cabai rawit, tomat, terung,
buncis, ketimun, kangkung, bayam, dan kacang panjang. Luas panen tanaman sayuran yang
paling besar adalah tanaman kacang panjang yakni sebesar 281 hektar dengan produksi 9.911
kwintal, diikuti dengan tanaman ketimun yang memiliki luas panen seluas 270 hektar dengan
produksi 7.098 kwintal, kemudian tanaman cabai besar dengan luas panen seluas 228 hektar
dengan produksi 6.631 kwintal, sedangkan tanaman yang memiliki luas panen dan produksi
terkecil adalah buncis dengan luas panen sebesar 7 hektar dan produksi sebesar 117 kwintal.
Produktivitas tertinggi yaitu tanaman tomat yaitu sebesar 38,47, tanaman terung sebesar
Kecamatan Kumpeh Ulu adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi yang
memiliki potensi di bidang pertanian pangan dan hortikultura. Kedua sektor ini memiliki
peran yang cukup besar dalam menyerap tenaga kerja dan meningkatkan perekonomian
masyarakat. Kecamatan Kumpeh Ulu juga dikenal sebagai daerah penghasil sayur dan buah-
buahan utama, dan sebagian besar penduduk di Kumpeh Ulu bermata pencarian sebagai
petani, khususnya tanaman palawija dan hortikultura, hal ini didukung kondisi lahan yang
sebagian terdiri dari dataran rendah atau lahan basah sehingga sangat cocok untuk budidaya
tanaman buah-buahan dan sayuran. Untuk mengetahui lebih jelasnya produksi tanaman sayur
di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3 memperlihatkan delapan jenis tanaman yang ditanam di Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi tanaman sayur tersebut meliputi : cabai besar, cabai rawit, tomat,
terung, buncis, ketimun, kangkung, bayam, dan kacang panjang. Produksi tertinggi yaitu pada
komoditi kacang panjang sebesar 3.606 kwintal, kemudian pada komoditi ketimun sebesar
2.448 kwintal dan cabai besar mencapai produksi sebesar 915 kwintal. Produksi terendah
yaitu pada tanaman bayam hanya mencapai produksi sebesar 238 kwintal.
Pada tahun 2015, di Kecamatan Kumpeh Ulu, tanaman hortikultura memiliki areal
panen yang cukup luas dibandingkan dengan tanaman pangan. Kecamatan Kumpeh Ulu
memiliki 18 Desa, dari 18 Desa terdapat 13 Desa yang menanam tanaman sayuran dan telah
tergabung dalam kelompok tani sayur. Untuk lebih jelasnya produksi sayur per Desa di
Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4
berikut ini :
Tabel 4. Produksi Tanaman Sayur Per Desa di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten
Muaro Jambi Tahun 2015
Luas Panen Produksi Sumber :
No Nama Desa
1 (Ha) (Kw)
Pudak Balai
2 Kota Karang
3 Lopak Alay
4 Tarikan
5 Sungai Terap 85 514 Pertania
6 Sipin Teluk Duren
7 Ramin
8 Pemunduran
9 Kasang Kumpeh
10 Kasang Pudak 169 1.018 an
11 kasang lopak alai
12 Kasang Kota Karang
13 Solok 99 598 Ulu
Jumlah 1.528 9.220
2015
Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Desa Lopak Alay adalah desa dengan produksi
tertinggi sebesar 1.180 kwintal, selanjutnya yaitu desa dengan produksi rata-rata yaitu Desa
Pudak dengan produksi sebesar 784 kwintal dan desa dengan Produksi terendah yaitu Desa
Kenaikan produksi dan produktivitas ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan
efesiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan
keterampilan dari tenaga kerjanya. Peningkatan keterampilan tenaga kerja (petani) salah
satunya dapat diperoleh dari adanya seorang penyuluh pertanian, hal ini sejalan dengan
(pengetahuan, sikap, keterampilan) di kalangan masyarakat petani, agar mereka tahu, mau
dan perbaikan kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai melalui pembangunan pertanian.
Dengan melihat dari adanya peningkatan produktivitas yang hanya dapat dilakukan
oleh sumber daya manusia yang memiliki peningkatan kerja dan keterampilan dalam
satunya bisa di dapatkan dari adanya penyuluh pertanian, selain itu usahatani sayur memiliki
prospek cerah bagi petani di Kecamatan Kumpeh Ulu, jika diusahakan secara intensif.
Komoditi ini juga cukup laris dipasaran dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan
juga perputaran modal yang cepat, hal ini erat kaitannya dengan umur tanaman untuk
produksi yang singkat dan adanya permintaan pasar yang tidak pernah berhenti karena setiap
hari orang membutuhkan sayuran untuk dikonsumsi, maka penulis tertarik untuk melakukan
Penyuluhan pertanian merupakan suatu pendidikan non formal yang dilakukan oleh
penyuluh kepada petani dan keluarganya. Setiap penyuluh memiliki peran, fungsi dan tugas
perubahan yang lebih terarah terhadap sasaran penyuluhan yaitu petani dalam menjalakan
aktivitas pertanian.
Beberapa faktor dari dalam usaha tani maupun luar usaha tani, yang sering
menyebabkan rendahnya produksi sayur yaitu terbatasnya faktor produksi lahan, tenaga kerja,
modal dan teknologi yang digunakan, seringkali hal ini menjadi kendala utama bagi petani
dalam mencapai tujuannya untuk memperoleh produksi yang maksimal. Pencapaian tingkat
produksi petani yang memuaskan dapat disebabkan oleh usaha petani dalam memadukan
faktor-faktor produksi, tanah, tenaga kerja, modal dan teknologi dengan keterampilan yang
mereka miliki, keterampilan mereka bertambah setelah bertemu dengan penyuluh pertanian.
Pada hakekatnya setiap kegiatan berproduksi petani selalu mempertimbangkan untung dan
ruginya suatu usaha dan dapat dikatakan nilai produksi yang diperoleh lebih besar dari biaya
yang dikeluarkan petani selama proses produksi. Berdasarkan pemikiran diatas maka
Muaro Jambi ?
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi tingkat Sarjana (S1) pada
2. Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya
Istilah penyuluhan berasal dari bahasa belanda yaitu voorlirchting yang berarti
Pengertian tersebut mengandung makna bahwa di dalam proses pembelajaran terjadi proses-
a. Proses komunikasi persuasive yang dilakukan oleh penyuluh dalam memfasilitasi sasaran
(pelaku utama dan pelaku usaha) beserta keluarganya guna membantu mencari pemecahan
maknanya adalah memberikan kuasa atau wewenang kepada pelaku utama dan pelaku
usaha sehingga setiap orang pelaku utama dan pelaku usaha (laki-laki dan perempuan)
keputusan dan d) memperoleh manfaat dalam setiap lini, proses dan hasil pembangunan
pertanian.
b. Proses pertukaran informasi timbal balik antara penyuluh dan sasaran mengenai berbagai
pengembangan usahanya.
Hal-hal yang harus penyuluh pertanian lakukan dan persiapkan agar penyuluhan sesuai
dengan harapan petani dan keluarga yang telah dituangkan dalam progama penyuluhan
pertanian dan rencana kerja penyuluhan pertanian (RKPP) bulanan maupun tahunan :
informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara bertani dan berusahatani demi
Penyuluhan pertanian merupakan suatu sistem pendidikan non formal yang tidak
sasarannya agar memiliki pengetahuan pertanian dan berusahatani yang luas, memiliki sikap
progesif untuk melakukan perubahan inovatif terhadap informasi baru, serta trampil
petani, agar mereka tau, mau dan mampu melaksanakan perubahan-perubahan dalam
bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efesiensi usaha,
lingkungan hidup.
bahagia, begitu juga penyuluhh yang berhasil, karena penyuluhannya dilakukkan secara
efektif dan efesien sesuai kaidah-kaidah penyuluhan yang diterapkannya, akhirnya penyuluh
senang, tenang, menang, sukses, penyuluh pertanian yang dilakukkannya berhasil, dan itulah
Penyuluhan pertanian bukanlah atasan petani melainkan rekan yang akan membantu
dan menyemangati petani. Menurut Mosher, petani membutuhkan suatu dorongan semangat
mereka untuk percobaan dalam menerapkan teknologi baru dan memfasilitasi mereka untuk
sebagai proses penyebaran informasi, proses penerangan, proses perubahan perilaku, dan
sebagai proses pendidikan bagi petani dan keluarganya, dengan tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap petani sehingga dengan penyuluhan, masalah yang
Menurut Samsudin (1997), yang dimaksud dengan unsur penyuluhan pertanian yaitu
semua faktor atau unsur yang diikut sertakan ke dalam kegiatan penyuluhan pertanian, tidak
dapat dipisahkan satu sama lainnya, semuanya saling menunjang dalam satu kegiatan. Unsur
penyuluhan pertanian terdiri atas penyuluh pertanian, sasaran, metode, media, materi, waktu
1. Penyuluh Pertanian
Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan dan
pengarahan kepada petani agar mau mengubah cara berfikir, sikap dan perilakunya terhadap
memiliki tugas ganda yakni untuk menyampaikan informasi dan sekaligus berupaya untuk
pertimbangan nilai, tidak jarang penyuluh dihadapkan pada keharusan memberi informasi
demi kepentingan komunikasi sendiri tetapi juga untuk kepentingan masyarakat, dengan
belajar petani sekaligus melakukan perubahahan prilaku pelaku tanpa mengabaikan etika dan
Katz dalam Mardikanto menekankan agar setiap penyuluh harus mampu menciptakan
sebab di dalam penyuluhan yang pada hakekatnya merupakan suatu proses pendidikan
orang dewasa, masing-masing pihak dituntut untuk mau membuka dialog dalam arti mau
menerima pendapat orang lain, dan menempatkan dirinya sejajar atau bahkan berada di
bawah orang lain, tanpa adanya kesediaan untuk menerima pendapat orang lain, mustahil
sebagai proses komunikasi, dialog yang berlangsung di dalam penyuluhan harus dilakukan
dengan kesediaan masing-masing pihak yang berkomunikasi untuk berempati dalam arti
mampu memahami latar belakang sosial budaya dan jalan pikiran serta sudut pandang
orang lain.
menggerakkan dan memelihara partisipasi masyarakat. Menurut pendapat Kurt Lewin dalam
yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab setiap penyuluh antara lain yaitu :
1. Pencairan diri dengan petani, maksudnya yaitu : penyuluh pertanian berbaur dengan
atau seorang penyuluh pertanian dapat menyusun skala prioritas masalah atau
b. Memilih objek perubahan yang tepat, dengan kegiatan awal yang benar-benar diyakini
pasti berhasil dan memliki arti yang strategis bagi berlangsungnya perubahan-
perubahan lanjutan dimasa yang akan datang, maksudnya yaitu seorang penyuluh
kemungkinan paling besar untuk berhasil dalam penerapan oleh petani sasaran serta
memiliki manfaaat dari adanya sistem penerapan teknologi bagi masa yang akan
datang.
c. Analisis tentang motivasi dan kemampuan petani untuk melakukan perubahan yang
pertanian terlebih dahulu melakukan analisis tentang motivasi dan kemampuan petani
sasaran, sehingga sebuah teknologi yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai
d. Analisis sumberdaya yang tersedia, yang dapat digunakan oleh penyuluh untuk
perubahan yang telah direncanakan, maksudnya yaitu seorang penyuluh pertanian dapat
terlebih dahulu menganalisis tentang potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh petani
sasaran.
e. Pemilihan peran bantuan yang paling tepat yang akan dilakukan oleh penyuluh, baik
yaitu penyuluh dapat menentukan bantuan yang paling dibutuhkan oleh petani sasaran
seperti melakukan kegiatan pelatihan bagi petani, membentuk wadah bagi petani dalam
a. Menjalin hubungan yang akrab dengan petani, maksudnya yaitu penyuluh pertanian
tetap menjalin komunikasi yang baik dengan petani sasaran, baik dalam bentuk tatap
muka secara langsung tidak langsung yang baik maupun tidak langsung (menggunakan
pertemuan atau kegiatan diskusi dengan petani sasaran dan didalam kegiatan tersebut,
tindakan pencegahan yang berguna bagi petani sasaran dimasa yang akan datang.
pembuatannya.
a. Terus menerus menjalin kerjasama dan hubungan yang baik dengan petani, terutama
dengan tokoh masyarakat (baik tokoh formal maupun informal), maksudnya yaitu :
penyuluh pertanian mengenal dan menjalin hubungan baik dengan petani serta tokoh
maksudnya yaitu : penyuluh pertanian dengan petani dan tokoh masyarakat didalam
pembuatan sebuah rencana atau progama kerja penyuluh pertanian, mereka bisa
diikutsertakan dalam pembuatan dan rancangan yang akan di laksanakan dalam waktu
sasaran.
Sasaran penyuluhan pertanian adalah audiens yang akan diberikan materi penyuluhan
adalah petani dan keluarganya, yaitu : bapak tani, ibu tani, dan pemuda atau anak-anak
petani. Menurut Mardikanto dan Sutarni (1982) terdapat 3 sasaran didalam penyuluhan
pertanian yaitu :
Sasaran utama adalah sasaran yang secara langsung terlibat dalam kegiatan bertani
dan pengelolaan usaha tani. Termasuk petani dan keluarganya, sebagai sasaran utama mereka
yang harus menjadi perhatian penyuluh pertanian, sebab mereka inilah yang secara bersama-
sama selalu terlibat dalam pengambilan keputusan tentang segala sesuatu seperti teknik
bertanam, kondisi sarana produksi, dan pola usaha tani yang akan diterapkan didalam usaha
taninya.
Sasaran penentu adalah sasaran yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam
3. Para peneliti dan para ilmuan sebagai pemasok informasi tentang (teknik bertani,
4. Lembaga perkreditan
5. Produsen
6. Pedagang
7. Pengusaha
Sasaran pendukung adalah pihak yang secara langsung maupun tak langsung tidak
2. Seniman
4. Biro ilkan.
Metoda penyuluhan pertanian adalah cara-cara yang digunakan pada saat dilakukan
mengubah pemahaman, sikap dan prilaku petani agar dapat menolong dirinya sendiri
Menurut Mardikanto (1991) terdapat tiga cara dalam menentukan pemilihan metoda
penyuluhan yang didasarkan pada media yang digunakan, sifat hubungan antara penyuluh
a) Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung (melalui percakapan tatap muka
atau lewat telepon) secara tidak langsung (lewat radio, televisi dan kaset.
b) Media cetak, baik berupa gambar atau tulisan (foto, majalah, selebaran, poster) yang
dibagi-bagikan, disebarkan atau dipasang ditempat tempat strategis seperti dijalan atau
pasar.
c) Media terproyeksi, berupa gambar atau tulisan lewat slide, pertunjukan film.
kegiatan sasarannya.
pada waktu yang sama, seperti pada pertemuan dilapangan, dan penyelengaraan latihan.
c) Pendekatan massal, artinya penyuluh berkomunikasi secara langsung atau tak langsung
dengan sejumlah sasaran yang sangat banyak atau mungkin tersebar tempat tinggalnya
Penyelengaraan pendidikan non formal dapat diselenggarakan dimana saja dan kapan
saja. Metoda yang bisa diterapkan dalam pendidikan non formal seperti metoda ceramah,
diskusi mandiri. Ciri lain dari kegiatan pendidikan non formal (termasuk penyuluhan
pertanian) selalu diprogam dengan kebutuhan sasaran, artinya berbeda dengan pendidikan
formal yang telah memiliki progam yang dibakukan, sehingga setiap warga belajarnya harus
mengikuti dan menyesuaikan diri dengan progam pendidikan tersebut, sedangkan pendidikan
non formal harus selalu menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan sasarannya. Dengan
demikian, metoda penyuluhan yang akan dipilih harus disesuaikan dengan karakteristik
sasarannya, sumberdaya yang tersedia atau yang dapat dimanfaatkan, serta keadaan
pembebasan. Oleh sebab itu, proses pendidikan harus dibebaskan dari upaya-upaya
Ciri utama dari pendidikan orang dewasa adalah keberhasilan pendidikan tidak
tergantung pada seberapa banyak materi yang diajarkan, atau seberapa jauh tingkat
pemahaman warga terdidik terhadap materi yang diajarkan, tetapi lebih dicirikan pada
seberapa jauh progam pendidikan tersebut mampu mengembangkan dialog antara pendidik
dan yang di didik. Pemilihan metoda pendidikan orang dewasa (termasuk penyuluhan) harus
selalu mempertimbangkan:
a. waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu menggangu kegiatan atau pekerjaan pokoknya
Media penyuluhan pertanian adalah alat bantu yang digunakan untuk membantu
menyampaikan materi penyuluhan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian yang
(1991) terdapat dua media atau alat yang digunakan untuk membatu penyuluhan pertanian,
yaitu :
a. Kurikulum berisi tujuan atau misi (pesan) pengajaran, uraian materi yang akan diajarkan,
uraian pengalaman belajar berisi tentang metoda mengajar, kegiatan mengajar yang
dilaksanakan pengajar, kegiatan belajar dari sasaran didik, dan rencana evaluasi yang akan
pengetahuan, keterampilan, dan cara evaluasi dengan cara lisan dan tertulis).
catatan atau uraian singkat yang akan dilaksanakan selama kegiatan penyuluhan
petujuk latihan.
c. Papan tulis dan papan penempel termasuk dalam kategori papan tulis adalah papan hitam,
papan hijau dan papan putih. Kegunaan semua papan tulis ini adalah untuk
menggambarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan materi penyuluhan yang akan
disampaikan. Sedangkan papan penempel yang berupa papan magnit, merupakan papan
d. Alat-alat tulis yang dimaksud dengan alat-alat tulis adalah alat untuk menulis,
e. Proyektor yang dimaksud dengan proyektor adalah perlengkapan atau peralatan yang
diperlukan untuk memproyeksikan tulisan atau gambar agar dapat dilihat lebih jelas oleh
peserta penyuluhan.
f. Perlengkapan ruangan yang dimaksud dengan adanya perlengkapan ruangan dapat
memberikan lingkungan dan suasana belajar yang lebih nyaman bagi sasaran peserta
Materi penyuluhan pertanian merupakan segala pesan yang ingin dikomunikasikan oleh
seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya, dengan kata lain materi penyuluhan adalah
pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam proses komunikasi penyuluhan. Apapun materi
penyuluhan yang disampaikan oleh seorang penyuluh, hal pertama yang harus diingat bahwa
materi tersebut harus selalau mengacu pada kebutuhan yang telah dirasakan oleh masyarakat
sasarannya, sehubungan dengan hal itu Mardikanto (1996) memberikan acuan agar setiap
penyuluh mampu membeda-bedakan ragam materi penyuluhan yang ingin disampaikan pada
setiap kegiatan :
a. Materi pokok, yaitu materi yang benar-benar dibutuhkan dan diketahui oleh sasaran
utamanya.
b. Materi yang penting, yaitu materi yang berisi dasar pemahaman yang berkaitan dengan
c. Materi penunjang yaitu materi yang masih berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan,
Pengembangan isi pesan atau materi dalam strategi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
pertanian harus memperhatikan kondisi sasaran serta hal-hal lain sebagai berikut :
c) Memiliki nilai lebih yang menguntungkan serta lebih murah dan mudah
d) Bersifat sederhana dan mudah dimengerti sasaran (Mardikanto, 1996).
dinamis dan progresif secara berkelanjutan, sebab didasari oleh adanya motivasi intrinsik dan
ekstrinsik dalam diri mereka. Sasaran penyuluhan adalah manusia yang memiliki: kebutuhan,
dorongan-dorongan tertentu yang tidak selalu sama pada seseorang dengan orang yang
lainnya.
Waktu penyuluhan pertanian adalah waktu yang dipilih seorang penyuluh untuk
penyuluhan pertanian dapat dilakukan diwaktu kapan dan dimana saja asalkan tidak
dilahan usahatani umumnya tidak dapat ditunda dan harus diselesaikan. Penyuluhan yang
dilakukan pada saat petani sedang sibuk, selain kurang mendapat perhatian juga bisa
berakibat fatal karena kehadiran penyuluh bukannya membatu tetapi sebaliknya malah
merepotkan atau menggangu kegiatannya yang harus diselesaikan itu (Mardikanto, 1991)
Tempat penyuluhan pertanian adalah tempat yang strategis dan mudah dijangkau petani
output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik dimungkinkan oleh adanya
peningkatan efesiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi, dan adanya
peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan
efesiensi dalam memproduksi barang atau jasa, produktivitas mengutarakan pemanfaatan
perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas pengeluaran
pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Produktivitas juga
diartikan sebagai :
b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam
a. Rumusan tradisional bagi keseluruhan Produktivitas tidak lain ratio dari apa yang
b. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan
bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada kemarin, dan hari esok lebih baik dari
c. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial, yakni
Investasi termasuk pengunaan pengetahuan dan teknologi, manajemen dan tenaga kerja.
efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara untuk menggunakan sumber daya
secara efesien, dan tetap menjaga kualitas yang tinggi. Produktivitas mengikutsertakan
pendayagunaan secara terpadu sumber daya manusia dan keterampilan, modal, teknologi,
manajemen, informasi, energi, dan sumber-sumber lain menuju kepada pengembangan dan
peningkatan standar hidup untuk seluruh masyarakat, melalui konsep produktivitas total.
International Labour Organization (ILO) mengungkapkan bahwa secara lebih
sederhana maksud dari produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah
yang dihasilkan dengan jumlah setiap sumber yang dipergunakan selama produksi
berlangsung.
1. Tanah
Jadi secara umum, menurut Sinungan (2014) bahwa pengukuran produktivitas berarti
perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda, yaitu :
historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun
2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan
3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik, sebab
Ada dua jenis tingkat perbandingan yang berbeda, yakni produktivitas total dan
produktivitas parsial :
Total Produktivitas
Produktivitas Parsial
Berdasarkan pengalaman negara lain suatu gerakan produktivitas akan melalui tiga
2. manusia
5. produksi
8. umpan balik.
Terdapat tiga jenis sumber yang penting dalam peningkatan produktivitas di perusahaan
yaitu :
2. tenaga kerja
dicapai (Output) dengan keseluruhan sumber daya (Input) yang dipergunakan persatuan
waktu. Pengertian makna peningkatan produktivitas yang dapat terwujud dalam empat
bentuk, yaitu :
a. Jumlah produksi yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan sumber daya yang lebih
b. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang
kurang. Maksudnya yaitu petani dapat memperoleh produksi yang lebih besar
sama. Maksudnya yaitu petani dapat memperoleh produksi yang lebih besar dengan
mengoptimalkan sumber daya yang sama dalam melakukan kegiatan usaha tani.
d. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang
relatif lebih sedikit. Maksudnya yaitu petani dapat memperoleh keuntungan dari jumlah
produksi yang jauh lebih besar dari produksi biasanya, dengan meminimalkan penggunaan
faktor-faktor produksi.
Sumber daya masukan (Input) dapat terdiri dari beberapa faktor produksi, seperti tanah,
gedung, mesin, peralatan, bahan mentah, dan sumber daya manusia sendiri. Dalam hal ini,
memanfaatkannya.
Menurut Suratiyah (2011) produktivitas tenaga kerja atau sering disebut efesiensi
tenaga kerja dapat diukur dengan memperhatikan jumlah produksi, penerimaan per hari kerja
a. Memperhatikan produksi
Produktivitas =
Produktivitas =
Produktivitas =
Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan : produktivitas merupakan
perbandingan antara keluaran dan masukan serta mengutarakan cara pemanfaatan yang baik
Identitas seseorang merupakan cerminan status sosial orang yang bersangkutan, dimana
dalam menerima hal-hal yang baru juga berbeda. Responden dalam penelitian ini adalah
petani sayuran yang mengusahakan komoditas kacang panjang di Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi. Identitas responden meliputi, nama, umur, pendidikan, luas lahan,
2.4.1 Umur
Umur dapat mempengaruhi kemampuan fisik dan berfikir seseorang. Secara umum
dapat disimpulkan, jika semakin tua umur seseorang maka kemampuan fisik dan
produktivitas kerjanya juga semakin berkurang demikian juga sebaliknya, orang yang masih
dalam kategori usia produktif (muda) memiliki kondisi fisik yang lebih baik serta
produktifitas kerja yang tinggi. Petani yang usianya lebih muda akan lebih mudah untuk
menerima perubahan dan lebih mudah untuk mengadopsi suatu inovasi yang diberikan oleh
penyuluh pertanian. Hal ini sejalan dengan pendapat Soekartawi (1988), yang menyatakan
bahwa semakin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum
mereka ketahui, sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan
adopsi inovasi walaupun mereka masih belum berpengalaman dalam soal adopsi inovasi
tersebut.
2.4.2 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting bagi pelaku pembangunan pertanian.
Melalui pendidikan formal dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan, pola pikir seseorang,
semakin tinggi tingkat pendidikan formal seseorang maka makin mampu melihat
kemungkinan resiko yang dihadapi, makin efesien dalam bekerja dan makin mampu
menginterprestasi pesan yang diterima. Cepat lambatnya inovasi yang diterima, tergantung
pada tingkat intelektualitasnya , hal ini sejalan dengan pendapat Soekartawi (1988), yang
menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan petani maka semakin cepat pula dalam
mengadopsi inovasi. Begitu pula sebaliknya mereka yang berpendidikan rendah, mereka agak
Luas lahan usahatani merupakan luas lahan garapan yang dikelola petani dan dimiliki
oleh petani serta keluarganya yang dinyatakan dalam satuan hektar. Faktor luas lahan yang
digarap oleh petani sangat menentukan dalam penerapan suatu inovasi. Petani yang memiliki
luas lahan luas memungkinkan untuuk menerima suatu inovasi yang diterapkan dilahannya,
sedangkan petani yang memiliki lahan sempit menyebabkan investasi yang ditanam selalu
tergangu oleh keperluan sehari-harinya karena terbatasnya pendapatan dan produksi. Hal ini
sejalan dengan pendapat Mubyarto (1987) yang mnyatakan luas lahan mempengarruhi petani
Anggota keluarga biasanya terdiri dari ayah, ibu dan anak. Jumlah anggota keluarga
yang dimaksud yaitu jumlah tanggungan didalam sebuah keluarga yang ditanggung oleh
kepala keluarga. Besarnya jumlah tanggungan akan berkaitan dengan penggunaaan jumlah
pendapatan yang diperoleh kepala keluarga dan tinggi rendahnya tingkat konsumsi. Petani
yang memiliki jumlah tanggungan keluarga yang relatif besar akan selalu berusaha untuk
meningkatkan produktifitas kerjanya sehingga produksi usahataninya akan meningkat dan
umumnya dapat mengambil keputusan yang lebih baik jika dibandingkan dengan orang yang
berhati-hati dalam bertindak, sedangkan berdasarkan pengalaman yang telah dialami akan
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan dan
mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal
faktor-faktor produksi seefektif dan seefesien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan
Menurut Efferson dalam Ken Suratiyah (2006) ilmu usahatani merupakan ilmu yang
sudut efesiensi dan pendapatan yang kontinu, menurut Daniel dalam Ken Suratiyah (2006)
Ilmu usaha tani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara petani mengkombinasikan dan
mengopersikan berbagai faktor produksi seperti lahan, tenaga dan modal sebagai dasar
bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak
Sedangkan menurut Prawirokusumo (1990) dalam Ken Surtiyah (2006) ilmu usahatani
merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau
perternakan, atau perikanan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati oleh petani tersebut.
Usahatani merupakan keterpaduan antara lahan, tenaga kerja atau modal, untuk
Usaha tani adalah usaha produksi dimana berlangsung pendayagunaan lahan, tenaga kerja
dan manajemen. Kegiatan yang melakukan tenaga kerja meliputi hampir seluruh proses
Sayuran termasuk produk holtikultura, terdiri dari berbagai jenis dan dapat dibedakan
Sayuran dataran rendah, sayuran dataran tinggi dan sayuran dataran rendah maupun
dataran tinggi dengan pertumbuhan dan produksi yang tak terpengaruh. Sayuran dataran
rendah adalah sayuran yang hanya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah
dataran rendah contohnya yaitu bawang merah, dan timun demikian pula sebaliknya
sayuran dataran tinggi hanya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada dataran
Berdasarkan kebiasaan tumbuh, sayuran dapat dibedakan menjadi sayuran semusim dan
tahunan. Sayuran semusim adalah sayuran yang melengkapi siklus hidupnya dalam satu
musim dan di perbanyak dengan biji. Sedangkan sayuran yang berrsifat tahunan adalah
Berdasarkan bentuk yang dikonsumsi, sayuran dibedakan menjadi sayuran daun, bunga,
Dalam usaha sayur-sayuran, faktor panca usaha tani perlu mendapat perhatian agar
Benih atau bibit unggul adalah benih atau bibit yang bermutu tinggi yang merupakan
b. Pengolahan tanah
Masalah pengolahan tanah lebih ditenkankan kepada pemilihan jarak tanam yang tepat,
sebab jarak tanam menentukan jumlah populasi, kebutuhan benih, dan pupuk.
c. Pengairan
Semua tanaman membutuhkan air. Sumber air bagi tanaman dapat diperoleh dari sungai,
sumur, atau air hujan. Di indonesia umumnya petani sayur banyak mengandalkan air
d. Pemupukan
Pupuk adalah unsur hara yang diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan pada tanaman
keadaan lingkungan antara lain suhu, kekurangan atau kelebihan unsur hara dalam tanah,
dan drainase yang kurang baik. Penyakit yang disebabkan oleh virus, penularan penyakit
biasanya disebabkan oleh serangga, gesekan atau pengairan dan penyakit yang
perubahan yang telah berhasil meningkatkan taraf hidup petani. Hal ini disadari karena
kemajuan inovasi dibidang pertanian yaitu dengan penerapan pasca usahatani oleh petani
merupakan faktor yang penting bagi terlaksananya tugas penyuluh pertanian dimana inovasi
tersebut telah dikembangkan untuk meningkatkan daya kemampuan petani serta keluarganya
Pengertian inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau barang hasil produksi saja,
tetapi mencakup ideologi, kepercayaan, sikap hidup, informasi, perilaku atau gerakan-
gerakan menuju kepada proses perubahan di dalam segala bentuk tata kehidupan masyarakat.
Mardikanto (1991) mengatakan, inovasi merupakan ide, perilaku, produk, informasi, dan
praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan oleh sebagian
besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat mendorong terjadinya
prbaikan-perbaikan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang
bersangkutan.
Pengertian “baru” pada inovasi bukan berarti baru diciptakan, tetapi dapat brupa
sesuatu yang sudah “lama” dikenal, diterima, atau digunakan oleh masyarakat diluar sistem
sosial yang menganggapnya sesuatu yang masih “baru”. Pengertian baru juga tidak harus
selalu datang dari luar, tetapi dapat berupa teknologi setempat (indegenous techology) atau
kebiasaan setempat (kearifan tradisional) yang sudah lama ditinggalkan. Menurut Mardikanto
penyuluh.
2. Interest (tertarik), yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginannya
untuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak /jauh tentang segala sesuatu yang
3. Evaluation (penilaian) yaitu penilaian terhadap baik, buruk atau manfaat inovasi yang
telah diketahui informasinya secara lebih lengkap dari aspek teknis, aspek ekonomi,
maupun aspek sosial budaya, bahkan seringkali ditinjau dari aspek politis atau
4. Trial (mencoba) yaitu mencoba dalam skala kecil untuk lebih baik meyakinkan
Penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2010) dengan judul “Peran Penyuluhan Pertanian
Lapangan Terhadap Penerapan Pasca Usahatani Padi Sawah di Desa Singoan Kecamatan
Muara Bulian Kabupaten Batanghari” menyimpulkan bahwa tercapainya hasil produksi yang
maksimal petani sebagai pelaku usahatani didukung oleh peran PPL. Upaya peningkatan
produksi padi dapat ditempuh dengan penerapan teknologi pasca usahatani, yaitu : 1)
4)pengaturan dan penyediaan air, 5) pengendalian hama dan penyakit. seorang ppl ikut
mendukung dan memajukan pertanian di wilayah kerjanya, khususnya di desa muara singoan
ppl berperan sebagai : 1) media edukasi. 2) media diseminasi informasi. 3) media konsultasi.
4) media edukasi. Penerapan pasca usahatani padi sawah di Desa Muaro Singoan Kecamatan
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dalam Upaya Pemberdayaan Kelompok Tani Padi
Sawah di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat”
kelompok tani padi sawah di Desa Sri Agung ditunjukkan skor penerapan penyuluhan
pertanian lapangan (PPL) yang cenderung rendah dengan frekuensi 30 orang hanya mencapai
(55,56%). Kegiatan pemberdayaan kelompok tani yang hanya diterapkan pada 6 kelompok
tani di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam, memperlihatkan bahwa (77,22%) masih
dikarenakan peranan PPL yang sangat dibutuhkan dalam upaya pemberdayaan kelompok tani
yaitu PPL sebagai organisator sangat rendah. Hal ini menunkjukkan sebagian besar petani
dalam kelompok tani masih belum menerima dan menjalankan progam atau kegiatan
Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Penerapan Progam Aksi Desa Mandiri Pangan
penelitian mulai dari pemilihan benih, persiapan lahan, waktu dan cara tanam, pemupukan,
dan pasca panen tergolong tinggi yaitu sebesar 72%. Peranan penyuluh pertanian lapangan
dengan penerapan usahatani jagung melalui peran pendidik, peran pendamping dan peran
pembina yang dilakukan oleh petani di Desa Sungai Duren dan Desa Muaro Pijoan yang
dilakukan oleh PPL tergolong tinggi dan yang dominan yaitu eran pendidik. Terdapat
hubungan yang nyata antara peranan penyuluh pertanian lapangan dengan penerapan
teknologi usahatani jagung di Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
Penelitian yang dilakukkan oleh Irnanda (2015) dengan judul “ Hubungan Peran
Penyuluh Pertanian Lapangan Dengan Produktivitas Kerja Petani Padi Sawah di Desa Sungai
Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi” menyimpulkan bahwa: a).
peran penyuluh pertanian lapngan baik sebagai pendidik, pemimpin, penasehat dan peran
secara keseluruhan sebagai pendidik, pemimpin, penasehat, dan peran secara keseluruhan
sebagian besar tergolong rendah, untuk peran sebagai pendidik 54,84% sebagi pemimpin
51,61% sebagai penasehat 54,84% dan peran keseluruhan sebesar 54,84%. b). produktivitas
kerja petani padi sawah sebagian besar tergolong tinggi yaitu sebesar 61,29 %. c).terdapat
hubungan yang nyata antara peran penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas kerja
petani padi sawah di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
Jambi.
Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Petani Mengusahakan Padi Sawah di Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpeh Ulu” menyimpulkan bahwa hasil penelitian terhadap peranan
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di desa penelitian terdapat 3 indikator yaitu berperan
disimpulkan bahwa peranan penyuluhan pertanian sedah berjalan dengan baik presentasi 77,7
persen karena sebagian besar petani sudah mengetahui dan mulai menerapkan progam yang
kegiatan penyuluhanlah para petani dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga
dapat memberikan hasil yang maksimal pada produktivitas kerjanya. Penyuluhan sebagai
salah satu sarana petani untuk mencapai tujuannya yaitu peningkatan produktivitas kerja
mereka.
frekuensi penyuluhan, keanggotaan petani baik petani sebagai pengurus kelompok maupun
anggota kelompok, dan lokasi penyuluhan baik yang jauh maupun yang dekat dengan
pembinaan. Banyak faktor yang mempengaruhi penyuluhan. Pada penelitian ini, yang akan
dikaji yaitu tentang penyuluh pertanian, materi penyuluhan, dan frekuensi penyuluhan, yang
akan mempengaruhi produktivitas kerja petani pada saat penyiapan lahan, pengolahan tanah,
penanaman, pemeliharaan, dan panen. Sedangkan kelimanya itu akan menentukan hasil
panen yang akan diperoleh petani per hektarnya dan peningkatan pendapatan. Berdasarkan
PENYULUH
PERTANIAN
PENYULUHAN PETANI
PERTANIAN
Produktivitas Kerja
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN
1. Penyuluh pertanian
2. Sasaran penyuluhan
3. Metoda penyuluhan
4. Media penyuluhan
5. Materi penyuluhan
6. Waktu penyuluhan
7. Tempat penyuluhan
(Kartasapoetra, 1987)
Tinggi Rendah
Tinggi Rendah
Analisis Chi
Square
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu
“diduga adanya hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran di
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi, lokasi
Kumpeh Ulu merupakan salah satu kecamatan dengan mayoritas penduduknya berusaha tani
sayuran di Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 8 Agustus
sampai 8 September 2016. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data
1. Identitas petani sample meliputi : nama, umur, pendidikan, pekerjaan, luas lahan
sayuran,
3. Produktivitas kerja mencakup penerimaan dibagi hari orang kerja (HOK) yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah hari, jumlah jam dan jumlah tenaga kerja
Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan anggota kelompok tani yang
berusaha tani sayuran, dengan menggunakan angket atau kuisioner yang telah disediakan.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari referensi, laporan hasil penelitian, informasi dari
Data yang dikumpulkan adalah data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan
Penelitian ini dilaksanakan di daerah yang ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu
di Desa Pudak, Desa Lopak alai dan Desa Kota Karang dengan pertimbangan bahwa di Desa
pudak merupakaan desa dengan produksi sayur tertinggi, Lopak alai dengan desa produksi
sayur sedang dan Desa kota karang dengan produksi sayur terendah. Kecamatan kumpeh ulu
terdiri dari 18 Desa akan tetapi hanya 13 desa saja yang mengusahakan usahatani sayuran.
Dari 13 desa tersebut diambilah tiga desa yang dijadikan sebagai sampel yaitu Desa Pudak,
bahwa Desa Lopak alai, Desa Pudak dan Desa Kota Karang merupakan salah satu dari 3 desa
yang mewakili produksi tertinggi, sedang dan rendah. Produksi sayur di Desa Lopak Alai
1.180 kwintal, produksi sayur di Desa pudak sebesar 784 kwintal dan di Desa Kota Karang
di Desa Lopak Alai terdapat 7 Kelompok tani yang mengusahakan usahatani sayuran
dengan total 108 anggota, di Desa Pudak terdapat 5 Kelompok Tani sayur dengan total 64
anggota sedangkan Desa Kota Karang terdapat 1 kelompok tani sayur dengan total 25
anggota (lampiran 3). Adapun rumus slovin yaitu dengan ketentuan apabila populasi lebih
dari 100 orang maka diambil presisi 15% - 20%, jika populasi berjumlah 51-100 orang maka
presisinya diambil 10% dan jika populasinya kurang dari 50 orang maka populasi diambil
semua (Taro Yamane dalam Riduwan, 2009). Adapun rumus penarikan sampel dapat
diguanakan rumus :
dimana :
n = jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Taro Yamane di atas maka
diperoleh jumlah sampel petani sebanyak 44 sampel. Selanjutnya jumlah petani sampel yang
akan dijadikan sebagai responden yaitu petani sayuran yang tergabung kedalam kelompok
tani sayur yang berada di ketiga desa dengan produksi sayur tinggi, sedang dan rendah, dan
dari ketiga desa di Kecamatan Kumpeh Ulu tersebut diambil melalui rumus metode alokasi
ni = Ni x n
Dari rumus diatas, maka diperoleh sampel untuk masing-masing kelompok tani didaerah
sampling) yaitu sampel diambil sedemikian rupa sehingga tiap populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Sampel diambil 44 orang petani dari
populasi 197 orang petani yang dilakukan dengan cara undian dengan menuliskan nama tiap
petani pada secarik kertas, lalu digulung dan dimasukkan dalam kotak. Ditarik satu gulungan
kertas dan nama pada gulungan tersebut merupakan anggota dari sampel yang akan diteliti
(Nazir, 2011).
sayuran di daerah penelitian, data diolah secara tabulasi dan dilanjutkan dengan analisis
secara deskriptif menggunakan table distribusi frekuensi untuk mengetahui hubungan dengan
produktivitas digunakan analisis statistika non parametrik melalui uji Chi Square (x²).
Menurut Sugiyono (2015), analisis statistika non parametrik melalui uji Chi Square (x²)
digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel bila datanya berebentuk nominal
dan sampelnya besar. Cara perhitungan dapat menggunakan tabel kontigensi 2x2, (dua baris x
dua kolom) dengan derajat bebas (db) = 1 dengan rumus sebagai berikut :
(Pers 1)
Sedangkan bila terdapat sel dengan frekuensi kurang dari 5, digunakan rumus :
(Pers 2)
Adapun tabelnya adalah sebagai berikut :
Nilai x² hitung dengan derajat bebas (db)=1 pada tingkat kepercayaan 90% adalah 2,71.
Dalam pengujian x² hitung dibandingkan dengan nilai x² tabel, dengan ketentuan sebagai
berikut :
Dimana :
Terima Ho = Tidak ada hubungan antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja
petani sayur
Terima H1 = Ada hubungan antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani
sayur
Yang kemudian dilanjutkan dengan mencari nilai C (Koefisien Kontigensi), dengan rumus
sebagai berikut :
C=
Dimana :
N = Jumlah Sampel
C = Koefisien Kontigensi
Lemah 0 – 0,353
r= C max = = = 0,707
r=
Keterangan :
N = Jumlah Sampel
M = Jumlah kolom
Dalam kategori :
t hit =
Dimana :
H0 ; r = 0
H1 ; r ≠ 0
Dimana :
H0 = Tidak terdapat hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas
Hi = Terdapat hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja
Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert (likert scale)
dengan jenjang tiga item yang digunakan yaitu setuju, netral dan tidak setuju dengan skala
skor 1-3. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang, di
dalam skala likert variabel penelitian dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pertanyaan atau peryataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif dimana masing-masing jawaban
Jenjang yang digunakan pada skala likert tergantung pada kata-kata yang digunakan di
dalam item skala likert. Jika model verbal setuju-tidak setuju, maka minimal terdapat tiga
item yang digunakan yaitu setuju, netral dan tidak setuju. (Sugiyono, 2015). Terdapat dua
variabel penelitian di dalam penelitian ini, variabel bebas yaitu penyuluh pertanian dan
variabel terikat produktivitas kerja petani sayuran. Untuk batasan konsepsi dan variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang didefinisikan secara
keterampilan) di kalangan masyarakat petani, agar mereka tau, mau dan mampu
produksi, pendapatan dan perbaikan kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai melalui
pembangunan pertanian, di dalam penyuluhan pertanian terdapat unsur-unsur penyuluhan
pertanian yang terdiri atas penyuluh pertanian, sasaran, metode, media, materi, waktu
a. Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan dan
pengarahan kepada petani agar mau mengubah cara berfikir, sikap dan perilakunya
b. Sasaran penyuluhan pertanian adalah audiens yang akan diberikan materi penyuluhan.
c. Metode penyuluhan pertanian adalah adalah cara-cara yang digunakan pada saat
sehingga dapat mengubah pemahaman, sikap dan prilaku petani agar dapat menolong
dirinya sendiri
d. Media penyuluhan pertanian adalah alat bantu yang digunakan untuk membantu
oleh seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya, dengan kata lain materi
penyuluhan.
f. Waktu penyuluhan pertanian adalah waktu yang dipilih seorang penyuluh untuk
g. Tempat penyuluhan pertanian tempat yang strategis dan mudah dijangkau petani
a. Penyuluhan Pertanian dikatakan tinggi jika besar dari nilai rata-rata yaitu diatas 75.
b. Penyuluhan Pertanian dikatakan rendah jika kecil dari nilai rata-rata yaitu dibawah 75.
2. Produktivitas Kerja adalah penerimaan dibagi dengan hari orang kerja (HOK), HOK yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah hari, jumlah jam dan jumlah tenaga kerja yang
Konsepsi pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini secara deskritif adalah sebagai
berikut :
2. Produksi sayuran adalah jumlah hasil panen sayuran yang diperoleh petani (Kg/Tahun)
3. Luas lahan adalah luas areal yang digunakan petani untuk tanaman sayuran (Ha/Tahun)
4. Harga produksi adalah sejumlah uang yang diterima oleh petni dari penjualan sayuran
(Rp/Kg)
5. Penerimaan usahatani sayuran adalah jumlah produksi yang dihasilkan dikali harga jual
Kecamatan Kumpeh Ulu adalah merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Muaro Jambi yang mempunyai luas ± 71,38 . Kecamatan Kumpeh Ulu
terdiri dari 18 desa, secara geografis berada pada posisi lintang selatan sampai
Untuk pemilihan sampel penelitian di Kecamatan Kumpeh Ulu dipilih 3 desa sampel
yaitu Desa Pudak, Desa Lopak Alai dan Desa Kota Karang.
Kecamatan Kumpeh Ulu termasuk daerah beriklim tropis, curah hujan diwilayah ini
rata-rata 182.9 mm/tahun. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai Januari dengan
hujan terbanyak pada bulan November sebanyak 25 hari. Keadaan temperatur rata-rata di
Kecamatan Kumpeh Ulu adalah c. Luas wilayah Kecamatan Kumpeh Ulu adalah 71.370
ha, dimana sebesar 80% merupakan lahan bukan sawah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Penggunaan Tanah
Tanah Sawah
Tanah Bukan Sawah
Tanah Bukan Pertanian 9.126 13
Jumlah 71.370 100
Sumber : Kecamatan Kumpeh Ulu Dalam Angka Tahun
2015
Dari Tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa sebesar 81% luas lahan di Kecamatan Kumpeh
Ulu merupakan tanah bukan sawah. Tanah bukan sawah terdiri atas kebun, ladang dan area
perkebunan, hutan rakyat maupun lahan yang belum diusahakan di kecamatan tersebut.
Dilihat dari jenis penggunaan tanah di Kabupaten Kumpeh Ulu pada umumnya digunakan
untuk bidang pertanian, hal ini menunjukkan bahwa di Kecamatan Kumpeh Ulu merupakan
bermukim di Kecamatan Kumpeh Ulu adalah sebanyak 54.830 jiwa yang terdiri dari laki-laki
28.198 jiwa dan perempuan 26.632 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 12.381
rumah tangga. Jumlah penduduk untuk Desa Lopak Alai 1.081 jiwa dengan jumlah laki-laki
sebanyak 554 jiwa dan perempuan sebanyak 527 jiwa. Jumlah penduduk untuk Desa Pudak
adalah 5.139 jiwa dengan laki-laki 2.673 jiwa dan perempuan 2.466 jiwa. Sedangkan untuk
Desa Kota Karang penduduk berjumlah 2.462 jiwa dengan laki-laki berjumlah 1.232 jiwa dan
perempuan berjumah 1.230 jiwa. Berikut ini adalah rincian jumlah penduduk di kecamatan
kumpeh ulu.
Tabel 8. Jumlah Penduduk di Lokasi Penelitian Tahun 2015
terdapat di Desa Kasang Pudak yaitu sebesar 13.912 jiwa. Pada umumnya masyarakat
dikecamatan Kumpeh Ulu bekerja disektor pertanian yaitu pertanian tanaman hortikultura,
pangan dan perkebunan. Pada sektor ini yang lebih banyak menyerap tenaga kerja dimana
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 44 petani sayuran yang diperoleh dari 3 desa,
yaitu Desa Lopak Alai, Desa Pudak dan Desa Kota Karang. Dalam melakukan penelitian
pada hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayur, maka
diperlukan identitas petani sampel didaerah penelitian yang mencakup umur petani, tingkat
pendidikan, pekerjaan, luas lahan jumlah tanggungan keluarga, dan pengalaman berusahatani.
4.2.1 Umur Petani
Umur sangat berpengaruh terhadap kemampuan fisik, mental, dan cara berfikir
seseorang. Secara umum dapat dikatakan bahwa petani yang berusia muda dan sehat fisik
serta mentalnya akan memiliki produktifitas kerja yang lebih tinggi. Umur juga berpengaruh
dalam respon petani terhadap teknologi dan inovasi baru untuk mengambil keputusan tentang
pengembangan usahataninya.
Menurut Hernanto (1998), pada umumnya petani yang berumur makin tua,
pertimbangan dan pengambilan keputusannya relatif lebih lama dibandingkan petani yang
berumur relatif muda dan sehat, memiliki kemampuan fisik yang lebih cepat menerima hal-
hal baru yang dianjurkan, karena petani yang berusia lebih muda lebih berani mengambil
resiko. Dari hasil penelitian terhadap 44 orang petani sayuran didaerah penelitian, umur
petani responden berkisar 30 sampai 60 tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Jumlah Petani
Umur Petani
KK Presentase(%)
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-60 5 11
Jumlah 44 100
Sumber: Hasil olahan data primer
Dari Tabel 9. Menjelaskan bahwa presentase terbesar umur petani di daerah penelitian
terletak pada kelompok umur 45-49 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa petani di daerah
penelitian masih berada pada usia produktif untuk mengelola usahatani sayurnya. Peryataan
tersebut didukung oleh pertanyaan Hernanto (1998), usia produktif berada pada usia 15-50
tahun. Dengan kondisi petani responden yang rata-rata berumur produktif maka mampu
mengelola usahataninya secara maksimal guna meningkatkan produksi. Sedangkan jika umur
petani yang lebih dari 50 tahun cenderung hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah
seseorang. Hal ini sesuai dengan peryataan Hernanto (1998), tingkat pendidikan petani akan
mempengaruhi cara berfikir, menerima dan mencoba hal baru. Dalam penelitian ini tingkat
pendidikan petani diukur berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah dilaluinya.
Pendidikan merupakan suatu landasan bagi seseorang untuk lebih tanggap dengan
perkembangan teknologi pertanian dan lebih mampu menyerap informasi baru dalam
produksi maupun pemasaran pertanian. Berikut distribusi petani sampel menurut tingkat
Jumlah Petani
Tingkat Pendidikan
KK Presentase (%)
Tidak Tamat SD
Tamat SD
Tamat SLTP/Sederajat
Tamat SLTA/Sederajat
Tamat Diploma
Tamat S1 3 7
Jumlah 44 100
Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel 10 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terbesar pada petani sampel
didaerah penelitian yaitu terletak pada kelompok tamat pada tingkat sekolah dasar (SD)
dengan jumlah 39% atau sebanyak 17 petani. Berdasarkan data pada tabel dapat dinyatakan
bahwa tingkat pendidikan formal petani sampel masih relatif rendah sehingga menimbulkan
kecenderungan kesulitan dalam merubah sikap dan prilaku dalam berusaha tani. Besarnya
jumlah petani yang hanya sampai sekolah dasar (SD). Hal ini dikarenakan pada masa itu
orang tua mereka menggangap pendidikan tidak terlalu penting bagi anak-anaknya, yang
terpenting bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup agar bisa melangsungkan hidup dengan
normal. Menurut peryataan Soekartawi (1988) bahwa semakin tingginya pendidikan petani,
maka relatif semakin cepat pula dalam mengadopsi inovasi. Hal ini berkaitan erat dengan
penguasaan teknologi dimana petani yang tingkat pendidikannya rendah akan ragu-ragu
Anggota keluarga adalah semua orang yang tinggal dalam satu rumah, memiliki
hubungan kekeluargaan serta menjadi tanggungan biaya hidup oleh kepala keluarga dalam
hal ini adalah petani sayuran. Anggota keluarga merupakan salah satu sumber daya manusia
yang berpotensi sebagai tenaga kerja dalam mengelola usahatani. Anggota keluarga
diharapkan dapat membantu petani dalam usahatani yang dilakukan. Disamping itu jumlah
anggota keluarga dapat mendorong petani untuk bekerja dengan lebih giat guna memenuhi
kebutuhan hidup anggota keluarganya. Adapun rata-rata jumlah anggota keluarga petani
sampel didaerah penelitian yaitu sebanyak 4 anggota per rumah tangga. Untuk lebih jelas
5 3 7
Jumlah 44 100
Sumber: Hasil olahan data primer
Dari Tabel 11. maka dapat dilihat bahwa jumlah anggota keluarga petani terbanyak
yaitu sebanyak 4 orang dengan presentase 48%. Besarnya jumlah anggota keluarga petani
mempengaruhi besarnya tanggung jawab petani terhadap keluarga, sehingga petani akan
keluarga juga dapat berhubungan dengan penggunaan tenaga kerja dalam usahatani, kerena
jarang sekali petani mau menggunakan tenaga kerja luar keluarga dan juga banyaknya jumlah
anggota keluarga akan mendorong petani unuk melakukan banyak kegiatan terutama dalam
dalam kegiatan usahataninya, petani yang memiliki keluarga yang terbesar akan memakainya
dalam kegiatan usahataninya, sehingga tidak memakai tenaga kerja luar keluarga. Besarnya
jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi sumber potensi bagi kegiatan usahataninya,
karena anggota keluarga merupakan salah satu sumber daya manusia yang berpotensi sebagai
Besarnya jumlah tanggungan keluarga petani akan mempengaruhi rasa tanggung jawab
petani dalam pemenuhan kebutuhan keluarganya. Dalam keadaan ini, petani akan berusaha
dengan kemampuannya dalam memuhi kebutuhan keluarga. Kondisi dari besarnya jumlah
tanggungan keluarga akan mempengaruhi sikap petani dalam penggunaan teknologi yang
digunakan pada saat berusahatani sayuran. Rata-rata jumlah anggota keluarga petani terdiri
dari 4 orang yaitu suami, istri dan kedua orang anak, hal ini menandakan bahwa petani telah
Pengalaman berusahatani dapat menjadi tolak ukur keberhasilan suatu usahatani dan
dapat menjadi jaminan perkembangan usahatani yang lebih baik kedepannya. Menurut
Suratiyah (2006), kecakapan seseorang menentukan kinerjanya. Seseorang yang lebih cakap
tentu saja prestasinya lebih tinggi dari seseorang yang kurang cakap. Kecakapan tersebut
pengalaman dalam berusahatani maka semakin cakap petani tersebut, karena petani telah
banyak belajar dari pengalaman yang telah lalu guna mendapatkan hasil yang lebih baik.
Pengalaman merupakan salah satu pendidikan non-formal yang sangat bermanfaat Dari
penelitian yaitu selama 15 tahun dengan pengalaman terendah adalah 5 tahun dan tertinggi
adalah 40 tahun. Adapun distribusi pengalaman berusahatani tersebut secara rinci tertera pada
Tabel 12.
Jumlah Petani
Pengalaman berusahatani
KK Presentase(%)
05-10
11-16
17-22
23-28
29-34
35-40 1 2
Jumlah 44 100
Sumber: Hasil olahan data primer
terdistribusi secara merata mulai dari 5 hingga 40 tahun. Mayoritas pengalaman petani
berusahatani didaerah penelitian adalah berkisar 11-16 tahun. Hal tersebut menunjukkan
bahwa petani didaerah penelitian telah cukup memiliki pengalaman dalam berusahatani
Lamanya berusahatani untuk setiap orang berbeda-beda, oleh sebab itu lamanya
berusaha tani dapat dijadikan pengalaman dan pertimbangan agar tidak melakukan kesalahan
yang sama, sehingga petani dapat melakukan hal yang baik dalam periode selanjutnya. Pada
umumnya petani responden di daerah penelitian telah diajarkan cara-cara bertani oleh orang
tuanya.
sepanjang tahun secara terus menerus. Pada tiap selesai panen, petani melakukan pergantian
tanaman yang berbeda dengan tanaman yang sebelumnya pada lahan yang sama namun tetap
menanam komoditi yang sama dilahan yang lain. Tujuannya adalah untuk memutus silkus
hama dan penyakit pada tanaman sebelumnya. Budidaya sayuran kacang panjang, timun,
tomat, cabai, terong di daerah penelitian dapat dilihat pada deskripsi berikut :
1. Kacang panjang
terlebih dahulu. Kemudian dibentuk bedengan, setelah itu benih ditanam kedalam lubang
tanam yang diberi jarak tanam 60cm x 60 cm. Setelah itu 10 hari kemudian diberi pupuk
kandang, lalu dilanjutkan dengan pemberian pupuk kimia yaitu NPK, dan Urea. Kemudian
dilanjutkan pemasangan ajir pada tiap lubang tanam dengan tujuan untuk menjaga tanaman
agar tetap kokoh ketika berbuah. Dilakukan penyiraman dan pemeliharaan seperti
penyemprotan hama dan penyakit secara teratur sesuuai kondisi tanaman dengan
menggunakan pestisida yang dibutuhkan, dan dilakukan pemupukan lanjutan satu kali saat
berada pada proses masa panen. Setelah tanaman berumur 40 hari tanaman dapat dipanen
dengan frekuensi panen 8 hingga 12 kali dalam satu kali masa tanam. Setelah usai masa
2. Timun
Usahatani timun dilakukan dengan pengelolaan lahan terlebih dahulu dengan
mencampurkan tanah dengan pupuk kandang, pupuk NPK, dan pupuk Urea. Selanjutnya
pembuatan bedengan, setelah itu benih ditanam kedalam lubang tanam yang telah dibuat
dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm dengan jumlah dua benih tiap lubang tanam. Kemudian
dilakukan pemasangan ajir pada tiap lubang tanam untuk menjaga agar tanaman tetap kokoh
ketika berbuah. Pemeliharaan dan penyiraman dilakukan secara teratur hingga tanaman
dipanen. Panen pertama dapat dilakukan pada saat tanaman berumur kurang lebih 40 hari.
Panen dapat dilakukan dengan frekuensi 2-3 hari satu kali hingga tanaman berumur maksimal
2 bulan.
3. Tomat
Usahatani tomat didaerah penelitian diawali dengan penyemaian benih terlebih dahulu.
Setelah bibit berdaun 2-4 helai. Bibit siap dipindahkan ke bedengan yang telah disiapkan dan
telah dicampur pupuk, dengan jarak tanam 60 cm x 70 cm. Selanjutnya pemupukan diberikan
disekeliling tanaman dengan jarak 15 cm dari batang. Penyiraman dilakukan setiap tiga hari
sekali dari tanam sampai berbunga dan setiap 2 hari setelah tanaman berbunga atau
tergantung curah hujan. Penyemprotan dilakukan sesuai dengan kondisi hama dan penyakit.
Setelah itu dilakukan pemeliharaan teratur hingga tanaman berumur 90-100 hari setelah
4. Cabai
Usahatani cabai didaerah penelitian diawali dengan penyemaian benih terlebih dahulu.
Setelah bibit berdaun 2-4 helai. Bibit siap dipindahkan ke bedengan yang telah dibuat lubang
tanam, dengan jarak tanam 60 cm x 70 cm. Penyiraman dilakukan rutin setiap hari terlebih
jika kemarau. Penyemprotan dilakukan sesuai dengan kondisi hama dan penyakit..
Pemupukan setelah tanaman cabai berumur 2 bulan, dilakukan bersamaan dengan penyiangan
dan pembumbunan. Pupuk diterbarkan disekeliling tanaman dengan jarak 5-10cm. Panen
dilakukan pada saat tanaman berumur 75-85 hst, dapat dipanen 6-15 kali dan usia produktif
tanaman cabai hanya 6-7 bulan, dapat dipanen 3-4 hari sekali. Pemanenan dilakukan dengan
5. Terung
Usahatani terung didaerah penelitian diawali dengan penyemaian benih terlebih dahulu.
Benih berkecambah setelah berumur 7-10 hari setelah tanam. Setelah bibit berdaun 2-4 helai.
Bibit siap dipindahkan ke bedengan yang telah dibuat lubang tanam telah dicampur pupuk,
dengan jarak tanam 60 cm x 70 cm. Penyiraman dilakukan rutin setiap hari terlebih saat
musim kemarau. Penyemprotan dilakukan sesuai dengan kondisi hama dan penyakit. Setelah
itu dilakukan pemeliharaan teratur hingga tanaman berumur 50 hari setelah tanam. Panen
Luas lahan merupakan salah satu faktor produksi dalam berusahatani, semakin luas
lahan sayuran yang dimiliki petani maka semakin banyak produksi yang dihasilkan. Dari
hasil perhitungan lampiran 4 dapat diketahui bahwa rata-rata luas lahan yang dimiliki rumah
tangga petani sayuran di daerah penelitian yaitu seluas 1 hektar. Adapun distribusi luas lahan
Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani sayuran di daerah penelitian
mempunyai luas lahan berkisar antara 0,25-0,55 ha dengan jumlah sampel 26 orang petani
(59%). Luasan lahan yang dimiliki petani akan mempengaruhi terhadap hasil produksi,
semakin luas lahan yang dimiliki petani maka akan semakin besar produksi yang dihasilkan.
Menurut Suratiyah (2006), luas lahan dipandang dari sudut efesiensi, semakin luas lahan
yang diusahakan maka makin tinggi produksi dan pendapatan per kesatuan luasnya. Jadi
besar kecilnya luas lahan usahatani akan mempengaruhi jumlah produksi yang diperoleh
petani sampel.
Dengan demikian status tanah akan memberikan kontribusi bagi pengelolanya. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan, status kepemilikan lahan yang dimiliki petani sayuran terbagi
menjadi tiga yaitu status kepemilikan lahan pribadi dan status kepemilikan lahan pinjaman,
dan status kepemilikan lahan kelompok. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan di Daerah
Penelitian Tahun 2016
Jumlah Petani
Kepemilikan Lahan
KK Presentase (%)
Pribadi
Pinjaman
Kelompok 0 0
Jumlah 44 100
Sumber: Hasil olahan data primer
Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani memiliki status kepemilikan
lahan pribadi sebanyak 44 responden (93%), selanjutnya petani yang memiliki status lahan
pinjaman sebanyak 3 responden (7%). Dapat disimpulkan status kepemilikan lahan usahatani
didaerah penelitian pada umumnya adalah kepemilikan pribadi, dan sebagian kecil pinjaman
dengan tidak dikenakan biaya. Status kepemilikian lahan secara tidak langsung berpengaruh
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 5 jenis sayuran yang banyak diusahakan petani di
daerah penelitian. Kelima jenis sayuran tersebut yaitu kacang panjang, timun tomat, cabai
dan terong. Rata-rata produksi sayur dalam satu musim tanam untuk komoditi kacang
panjang sebesar 1.209 kg, timun 1.150 kg, tomat 393 kg, cabai 5 kg, dan terong 74 kg.
Kacang panjang merupakan tumbuhan yang dapat dijadikan sayur atau lalapan.
Tanaman kacang panjang tumbuh dengan cara memanjat atau melilit. Bagian yang dijadikan
sayur atau lalapan adalah buah yang masih muda dan serat-seratnya masih lunak. Dari hasil
perhitungan (lampiran 5) terdapat 36 petani sampel dari 44 responden petani sayuran yang
menanam kacang panjang, dengan produksi rata-rata kacang panjang dalam satu musim
tanam di daerah penelitian yaitu sebesar 1.478 kg. Adapun distribusi produksi kacang
Tabel 15. Distribusi Produksi Kacang Panjang di Daerah Penelitian Tahun 2016
1.834-3.466
3.467-5.100
5.101-6.734
6.735-8.363
8.364-10.000 1 3
Jumlah 36 100
Sumber: Hasil olahan data primer
Dari Tabel 15 dapat dilihat produksi kacang panjang terbesar berkisar antara 200-1.833
kg atau sebanyak 26 petani sampel dengan presentase 72%. Dapat disimpulkan produksi
kacang panjang yang dihasikan di daerah penelitian berada di antara produksi rata-rata
kacang panjang yaitu sebesar 1.478. Faktor besar kecilnya produksi kacang panjang
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain yaitu : sistem budidaya yang belum intensif dan
rendahnya kesuburan tanah. Salah satu teknik budidaya yang intensif untuk meningkatkan
hasil panen kacang panjang adalah pemasangan turus dan lanjaran. Pemasangan lanjaran
berguna untuk merambatkan tanaman agar produksi polong semakin banyak, selain itu
pemangkasan pada usia 3-4 minggu perlu dilakukan yang bertujuan untuk merangsang
terbentuknya cabang baru yang produktif agar terbentuk bunga dan buah secara maksimum.
dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum terlalu masak untuk dijadikan sayuran
atau penyegar. Dari hasil perhitungan (lampiran 5) terdapat 30 petani sampel dari 44
responden petani sayuran yang menanam timun, dengan produksi rata-rata timun dalam satu
79
musim tanam di daerah penelitian yaitu sebesar 1.687 kg. Adapun distribusi produksi timun
1.251-2.201
2.202-3.152
3.153-4.103
4.104-5.054
5.055-6.000 2 7
Jumlah 30 100
Sumber: Hasil olahan data primer
Dari Tabel 16 dapat diketahui bahwa frekuensi produksi timun terdistribusi secara
merata mulai dari 300 hingga 6000 kg. Mayoritas produksi timun didaerah penelitian berkisar
antara 300-1.250 kg atau sebanyak 15 orang petani sampel dengan presentase 50%. Dapat
disimpulkan jika mayoritas dari produksi timun yang dihasilkan didaerah penelitian rendah
dikarenakan berada dibawah produksi rata-rata yang dihasikan yaitu sebesar 1.687 kg. Faktor
produksi yang masih rendah disebabkan oleh beberapa faktor produksi antara lain luas lahan,
bibit, pupuk, dan pestisida. Penggunaan pestisida sangatlah penting dalam meningkatkan
produksi tanaman timun, karena peptisida digunakan sebagai pengobatan dan perangsang
sampai 3 meter. Tumbuhan ini memiliki buah berawarna hijau, kuning, dan merah yang biasa
dipakai sebagai sayur dalam masakan atau dimakan secara langsung tanpa diproses. Tomat
memiliki batang dan daun yang tidak dapat dikonsumsi karena masih sekeluarga dengan
kentang dan Terung yang mengadung alkaloid. Dari hasil perhitungan (lampiran 5) terdapat
19 petani sampel dari 44 responden petani sayuran yang menanam tomat dengan produksi
rata-rata tomat dalam satu musim tanam di daerah penelitian yaitu sebesar 911 kg. Adapun
1.301-1.700
1.701-2.100
2.101-2.500 1 5
Jumlah 19 100
Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel 17 diketahui bahwa produksi tomat tertinggi berkisar antara 100-1300 kg
atau sebanyak 15 petani sampel dengan presentase 80%. Dapat disimpulkan produksi tomat
yang dihasikan di daerah penelitian berada diantara produksi rata-rata yang dihasilkan oleh
petani yaitu sebesar 911 kg. Faktor produksi tomat di pengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain kurangnya penyinaran matahari, suhu, kelembaban, curah hujan atau pengairan dan serta
keasaman tanah. Tomat memerlukan sinar matahari minimal 8 jam per hari, karena tanaman
tomat tersebut memerlukan sinar matahari yang cukup untuk pembentukan klorofil,
pertumbuhan, dan produksi yang maksimal. Apabila tanaman tomat mengalami kekurangan
penyinaran, maka tanaman tersebut akan menjadi lemah, dan pucat sehingga pertumbuhan
tanaman tomat terhambat dan berkurangnya produksi yang dihasilkan. Selain itu pemberian
pupuk kimia dan pupuk organik secara berimbang dan tepat dapat meningkatkan
tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di
Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Dari hasil perhitungan (lampiran 5) terdapat 7
petani sampel dari 44 responden petani sayuran yang menanam cabai, dengan produksi rata-
81
rata cabai dalam satu musim tanam di daerah penelitian yaitu sebesar 34 kg. Adapun
80-100 1 14
Jumlah 7 100
Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel 18 diketahui bahwa produksi cabai tertinggi berkisar antara antara 15-36 kg
atau sebanyak 6 responden petani sampel dengan presentase 86%. Dapat disimpulkan jika
produksi cabai yang dihasilkan berada diantara produksi rata-rata yang dihasilkan oleh petani
responden. Beberapa faktor yang menyebabkan produksi cabai yaitu serangan hama dan
penyakit yang fatal. Kehilangan hasil produksi cabai karena Serangan penyakit busuk buah
(Colletotrichum sp) dan cendawan tepung (Oidium sp) berkisar antara 5 % -30 % (Rukmana,
1994).
Perlu dilakukannya pemangkasan tunas dan cabang pada tanaman cabai, bertujuan
untuk mengurangi pertumbuhan vegetatif (daun dan cabang) agar tanaman tidak terlalu
menjaga kelembaban di sekitar tanaman tetap baik sehingga mengurangi atau menekan
berkerabat dekat dengan kentang dan leunca, dan agak jauh dari tomat. Terung sering
ditanam secara tahunan. Dari hasil perhitungan (lampiran 5) terdapat 10 petani sampel dari 44
responden petani sayuran yang menanam terung, dengan produksi rata-rata terung dalam satu
musim tanam di daerah penelitian yaitu sebesar 325 kg. Adapun distribusi produksi terung di
388-500 5 50
Jumlah 10 100
Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel 19 diketahui bahwa produksi terung tertinggi berkisar antara 388-500 kg atau
sebanyak 5 responden petani sampel dengan presentase 50%. Dapat ditarik kesimpulan
produksi terung yang dihasilkan cukup tinggi dari batas interval yang ditetapkan. Namun jika
dilihat secara keseluruhan produksi terung yang dihasilkan masih tergolong rendah. Faktor
produksi yang masih rendah disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sistem budidaya
yang belum intensif serta rendahnya kesuburan tanah, oleh sebab itu diperlukannya
pemberian pupuk kimia dan pupuk organik secara berimbang dan tepat sehingga dapat
Harga sayuran tertingi yang diterima petani sampel di daerah penelitian pada saat
penelitian tahun 2016 yaitu Rp.15.000/kg untuk komoditi cabai, dan harga terendah sayuran
untuk komoditi kacang panjang yaitu Rp.2000/kg. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 20.
\
Tabel 20. Daftar Harga Sayur Per Kg di Daerah Penelitian Tahun 2016
Jenis Komoditi
a. Kacang Panjang
b.Timun
c.Tomat
d. Cabai
e.Terung
Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel 20 dapat diketahui bahwa cabai memiliki harga tertinggi, selanjutnya tomat
dengan harga Rp.6.000/kg, timun Rp.3.000/kg dan harga terendah kacang panjang dengan
Rp.2000/kg. Harga sayuran yang sering mengalami fluktuasi harga. Hal ini disebabkan oleh
karakteristik komoditas yang tidak tahan lama dan mudah busuk. Fluktuasi harga yang tinggi
menyebabkan penerimaan dan keuntungan usaha yang diperoleh petani dari hasil kegiatan
4.3.6 Penerimaan
Penerimaan usahatani adalah nilai usahatani dalam bentuk uang. Penerimaan usahatani
diperoleh dari perkalian total produksi usahatani dengan harga jual per satuan komoditi yang
berlaku pada saat penelitian dilaksanakan. Besarnya penerimaan yang diperoleh petani di
daerah penelitian bervariasi tergantung produksi yang dihasilkan. Namun harga yang diterima
penelitian sama. Terdapat lima penerimaan dari kelima jenis tanaman sayur (kacang panjang,
dikalikan dengan harga yang berlaku pada saat penelitian dilaksanakan. Berdasarkan hasil
penelitian (lampiran 5) penerimaan rata-rata yang diterima petani yang menanam kacang
panjang yaitu sebesar Rp. 2.955.556 dengan penerimaan terendah Rp. 400.000 dan
penerimaan tertinggi Rp.20.000.000 Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 21.
Tabel 21. Distribusi Penerimaan Kacang Panjang di Daerah Penelitian Tahun 2016
Penerimaan (Rp)
400.000 - 3.700.000
3.700.001 - 7.000.000
7.000.001 - 10.300.000
10.300.001 - 13.600.000
13.600.001 -16.900.000
16.900.001 - 20.000.000 1 3
Jumlah 36 100
Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel 21 diketahui bahwa mayoritas petani 26 petani dengan presentase 72%
memiliki penerimaan antara Rp. 400.0000 - Rp. 3.700.000. Besarnya penerimaan yang
diperoleh petani di kalikan dengan harga kacang panjang yang berlaku pada saat penelitian
seharga Rp.2000/Kg. Penerimaan yang diterima petani bergantung dengan jumlah produksi
yang dihasilkan dengan harga yang berlaku. Dapat dikatakan bahwa produksi yang tinggi
belum tentu menjamin penerimaan yang tinggi, melainkan harus diimbangi dengan harga
yang tinggi dan sebaliknya harga yang tinggi juga harus diimbangi dengan produksi yang
tinggi pula.
dengan harga yang berlaku pada saat penelitian dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian
(lampiran 5) penerimaan rata-rata yang diterima petani yang menanam timun yaitu sebesar
Rp. 5.060.000 dengan penerimaan terendah Rp. 900.000 dan penerimaan tertinggi
Penerimaan (Rp)
900.000 - 3.750.000
3.750.001 - 6.600.000
6.600.001 - 9.450.000
9.450.001 - 12.300.000
12.300.001 - 15.150.000
15.150.001 - 18.000.000 2 7
Jumlah 30 100
Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel 22 dapat diketahui bahwa mayoritas petani yang mengusahakan komoditi
petani dengan presentase 94%. Besarnya penerimaan yang dihasilkan dari komoditi ini
tergolong tinggi karena lebih besar dari penerimaan rata-rata. Penerimaan yang tinggi
dipengaruhi oleh harga dan produksi yang dihasilkan oleh petani responden. Harga yang
berlaku pada saat penelitian adalah Rp.3000/kg. Agar penerimaan dari usahatani timun lebih
meningkat, petani perlu meningkatkan produksi usahatani timun yang diusahakannya serta
yang menanam tomat yaitu sebesar Rp. 5.463.158 dengan penerimaan terendah Rp. 600.000
dan penerimaan tertinggi Rp.15.000.000. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 23.
Penerimaan (Rp)
600.000 – 3.000.000
3.000.001 – 5.400.000
5.400.001 – 7.800.000
7.800.001 - 10.200.000
10.200.001 - 12.600.000
12.600.001 - 15.000.000 1 5
Jumlah 19 100
Sumber: Hasil olahan data primer
Dari Tabel 23 penerimaan yang diterima petani yang mengusahakan tomat berkisar
Besar kecilnya penerimaan yang diterima oleh petani yang mengusahakan tomat dipengaruhi
oleh harga dan produksi yang dihasilkan. Harga tomat yang berlaku Rp.6000/kg bisa
dikatakan cukup tinggi, jika dibandingkan dengan harga komoditi lain seperti kacang
panjang, timun dan terong. Agar penerimaan untuk komoditi tomat meningkat, sebab harga
dari komoditi ini telah mendukung diperlukan perbaikan cara budidaya dalam menanam
dengan harga yang berlaku pada saat penelitian dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian
(lampiran 5) penerimaan rata-rata yang diterima petani yang menanam cabai yaitu sebesar
Penerimaan (Rp)
225.000 - 543.750
543.751 - 862.500
862.501 - 1.181.250
1.181.251- 1.500.000 1 14
Jumlah 7 100
Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel 24 diketahui bahwa sebanyak 86% atau 6 petani memiliki penerimaan antara
harga cabai yang berlaku pada saat penelitian seharga Rp.15000/Kg. Harga cabai merupakan
harga sayuran tertinggi dibandingkan dengan harga komoditi sayuran yang lainnya saat
penelitian dilakukan. Namun penerimaan yang diterima petani masih berada diantara
penerimaan rata-rata komoditi cabai, hal ini dikarenakan produksi tanaman cabai yang belum
optimal dan masih banyak petani yang belum mengusahakan komoditi ini dikarenakan
perlunya perawatan yang intensif serta mudahnya komoditi ini terserang hama dan penyakit.
Penerimaan yang diterima petani bergantung dengan jumlah produksi yang dihasilkan dengan
harga yang berlaku. Dapat dikatakan bahwa produksi yang tinggi belum tentu menjamin
penerimaan yang tinggi, melainkan harus diimbangi dengan harga yang tinggi dan sebaliknya
harga yang tinggi juga harus diimbangi dengan produksi yang tinggi pula.
dengan harga yang berlaku pada saat penelitian dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian
(lampiran 5) penerimaan rata-rata yang diterima petani yang menanam terung yaitu sebesar
Penerimaan (Rp)
150.000-487.500
487.501-825.000
825.001-1.162.500
1.162.501-1.500.000 5 50
Jumlah 10 100
Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel 25 diketahui bahwa penerimaan dari petani yang mengusahakan terung
orang dengan presentase sebesar 50%. Jika dilihat dari interval kelas yang ditetapkan, petani
yang mengusahakan terung memiliki penerimaan yang cukup tinggi, akan tetapi jika dilihat
secara keseluruhan penerimaan dari komoditi ini masih tergolong rendah. Hal ini dikarenakan
komoditi terung belum banyak diusahakan oleh petani didaerah penelitian, dapat dilihat dari
44 responden hanya terdapat 10 orang yang mengusahakan terung. Komoditi terung belum
menjadi komoditi favorite petani didaerah penelitian saat perubahan pola tanam sayuran.
Selain itu, yang mempengaruhi besar kecilnya penerimaan adalah harga dan produksi. Harga
petani yang menanam sayuran yaitu sebesar Rp.8.528.977 dengan penerimaan terendah
Rp.1300.000 dan penerimaan tertinggi Rp.35.000.000. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 26.
Dari tabel 26 diketahui bahwa mayoritas petani memiliki total penerimaan dari
responden dengan presentase 50%. Total penerimaan usahatani adalah nilai keseluruhan total
usahatani yang diperoleh petani dalam bentuk uang. Total penerimaan usahatani diperoleh
dari total keseluruhan produksi usahatani dengan penerimaan yang diperoleh dari semua
usahatani sayuran. Besarnya total penerimaan yang diperoleh petani di daerah penelitian
Salah satu kegiatan penting dalam pengelolaan usahatani sayuran adalah penggunaan
tenaga kerja. Tenaga kerja untuk usahatani sayuran bersifat musiman artinya pada suatu saat
memerlukan banyak tenaga kerja sedang dilain waktu hanya sedikit tenaga kerja yang
dibutuhkan. Tenaga kerja pria dalam usahatani sayuran digunakan untuk mengolah tanah atau
pekerjaan berat, sedangkan tenaga kerja wanita digunakan untuk memelihara, menanam dan
panen. Penggunaan tenaga kerja pada usahatani sayuran untuk setiap kegiatan relatif
beragam. Keragaman ini terlihat dari jumlah hari, jam kerja dan jumlah hari orang kerja
(HOK).
Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah hari orang kerja (HOK) terendah adalah 2
hari orang kerja dan tertinggi 56 hari orang kerja. Untuk lebih jelasnya mengenai rata-rata
jumlah hari orang kerja pada setiap kegiatan dalam usahatani sayuran petani responden
selama satu musim tanam didaerah penelitian seperti tertera pada tabel 27 berikut :
Tabel 27. Rata-Rata Jumlah Hari Orang Kerja (HOK) dan Presentase Pada Kegiatan
Usahatani Sayuran Petani Responden Selama Satu Musim Tanam Di
Daerah Penelitian Tahun 2016
Kegiatan Usahatani Jumlah Hari Orang
No Presentase(%)
Sayuran Kerja (HOK)
1 Pengolahan Tanah
2 Penanaman
3 Penyulaman
4 Penyiraman
5 Penyiangan
6 Pemupukan
7 Pengendalian HPT
8 Pemanenan 15 18
Jumlah 82 100
Sumber: Hasil olahan data primer
Kegiatan pengolahan tanah dilakukan petani responden didaerah penelitian terdapat dua
cara, yang pertama pengolahan tanah dengan cara manual dengan menggunakan cangkul dan
yang kedua pengolahan tanah dengan mesin atau menggunakan traktor. Pengolahan tanah
bertujuan untuk menyediahkan pertumbuhan yang baik bagi tanaman sayuran sekaligus
mengendalikan gulma. Kegiatan pengolahan tanah merupakan kegiatan berat, oleh karena itu
kegiatan ini hanya dilakukan tenaga kerja pria. Waktu yang diperlukan untuk kegiatan
tanaman sayuran dilakukan setelah kegiatan pengolahan lahan selesai. Penanaman tanaman
sayuran dilakukan baik tenaga kerja pria maupun tenaga kerja wanita. Waktu yang diperlukan
untuk kegiatan penanaman rata-rata 3 HOK (4%). Kegiatan penyulaman merupakan kegiatan
mengganti tanaman yang telah mati atau kurang baik pertumbuhannya. Pada kegiatan
penyulaman dapat dilakukan oleh tenaga kerja pria maupun wanita. Waktu yang diperlukan
Tanaman sayuran untuk komoditi tertentu seperti timun sangat membutuhkan air untuk
pertumbuhannya, oleh sebab itu perlu dilakukan penyiraman setiap hari. Waktu yang
merupakan kegiatan membersikan tanaman utama dari tanaman penggangu seperti rumput
yang menggangu pertumbuhan tanaman. Waktu yang diperlukan untuk kegiatan penyiangan
kedalam tanah, bertujuan untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman
sayur. Waktu yang diperlukan untuk kegiatan pemupukan 2 HOK (2%). Kegiatan
pengendalian hama penyakit tanaman menggunakan peptisida. Waktu yang diperlukan untuk
kegiatan pengendaliaan hama penyakit tanaman rata-rata 7 HOK (9%). Kegiatan pemanenan
merupakan kegiatan terakhir dari serangkan kegiatan usahatani sayur. Panen untuk tanaman
sayuran dilakukan secara bertahap. Waktu yang diperlukan untuk kegiatan pemanenan 15
HOK (18%).
Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan manusia, oleh karena itu
tenaga kerja merupakan faktor penting untuk mengukur produktivitas. Produktivitas kerja
yang dimaksudkan dalam dalam penelitian ini adalah perbandingan antara penerimaan
dengan jumlah curahan tenaga kerja yang dikerahkan dalam 1 (satu) musim tanam atau
Rp.29.732 /HOK dan tertinggi Rp.251.540/HOK dengan rata-rata Rp. 96.033 /HOK.
Untuk lebih jelasnya mengenai distribusi frekuensi dan presentase petani responden
berdasarkan kategori produktivitas kerja dalam satu musim tanam didaerah penelitian seperti
Presentase
No Kelas Skor Kategori Skor Frekuensi
(%)
1 Tinggi (>Rata-rata) T 19 43
2 Rendah (<Rata -rata) R 25 57
Jumlah 44 100
Sumber: Hasil olahan data primer
Tabel 28 menunjukkan bahwa sebagian besar petani responden berada pada kategori
produktivitas kerja tinggi yaitu sebanyak 19 orang (43%) dan petani responden yang berda
pada kategori produktivitas kerja yang rendah sebanyak 25 orang (57%). Dengan demikian
bisa disimpulkan bahwa curahan tenaga kerja yang dikerahkan petani sayuran dalam satu
Dalam proses penyuluhan pertanian, penyuluh merupakan ujung tombak pertanian yang
paling depan. Penyuluh berperan sangat besar dalam proses pemberian teknologi baru kepada
petani dan perubahan pengetahuan, sikap, keterampilan petani dalam mengelola usahatani.
Melalui perubahan perilaku ini diharapkan petani dapat meningkatkan produksi dan
pertanian adalah seseorang yang bertugas untuk menyampaikan materi atau informasi
pertanian yang disampaikan oleh penyuluh di antaranya adalah materi tentang pola tanam dan
Penyuluh pertanian yang dimaksudkan adalah penyuluh yang berasal dari pemerintah
dan lembaga swasta. Beberapa kriteria harus dimiliki seorang penyuluh agar dapat menjadi
seseorang penyuluh pertanian yang baik. Pertama, seorang penyuluh harus memiliki
pengetahuan tentang pertanian baik itu secara luas maupun secara sempit. Kedua, penyuluh
penyuluhan.
Materi penyuluhan pertanian adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang pertanian
yang disampaikan penyuluh pertanian. Materi penyuluhan yang disampaikan dalam kegiatan
penyuluhan dilapangan diantaranya pola tanam dan pergiliran varietas, pengendalian hama,
dan pupuk berimbang. Materi penyuluhan pertanian haruslah mempunyai sifat-sifat tertentu
agar mudah dipahami oleh petani. Sifat yang harus dimiliki materi penyuluhan diantaranya
merupakan materi yang dibutuhkan oleh sasaran (petani), bersifat motivatif dan mendorong
berprakarsa, memiliki nilai lebih yang lebih menguntungkan, serta bersifat sederhana dan
petani serta perubahan sikap, perilaku, dan keterampilan petani. Pelaksanaan penyuluhan
yang secara kontinyu atau terus menerus, dengan didukung kemampuan berkomunikasi
penyuluh pertanian, akan mampu menimbulkan minat dan keinginan petani untuk
akan terwujud dalam bentuk perilaku nyata yakni perilaku petani itu sendiri yang mampu
untuk mengembangkan potensi dirinya Lokasi penyuluhan pertanian dalam penelitian ini
yang dibedakan menjadi lokasi yang dekat dengan wilayah pembinaan penyuluhan dan
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa skor rata-rata yang dicapai memalui kegiatan
penyuluhan pertanian berkisar 74 dengan skor tertinggi 85 dan skor terendah 61. Untuk lebih
jelasnya mengenai distribusi frekuensi dan presentase petani responden dari adanya
Presentase
No Kelas Skor Kategori Skor Frekuensi
(%)
1 Tinggi (>Rata-rata) T 23 52
2 Rendah (<Rata-Rata) R 21 48
Jumlah 44 100
Sumber: Hasil olahan data primer
sebanyak 23 orang atau 52% dan terendah berjumlah 21 orang atau 48%. Dengan demikian,
hal ini menunjukkan bahwa 23 responden setuju dan menganggap penyuluh telah mampu
penyuluhan).
Bagi anggota kelompok tani, penyuluh telah dianggap mampu untuk menyampaikan maksud
dari informasi pertanian dan mereka paham apa yang dimaksudkan oleh penyuluh pertanian
tersebut. Pengetahuan tentang masalah pertanian yang ada di lapangan juga tidak lepas dari
faktor pengalaman dari penyuluh itu sendiri. Sebagian besar dari penyuluh memang telah
mengabdikan diri pada Balai Penyuluhan Pertanian selama puluhan tahun karena memang
kurangnya minat dari generasi muda untuk terjun dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
dengan baik oleh penyuluh. Keterampilan berkomunikasi dari penyuluh yang sudah baik,
akan mendukung pelaksanaan penyuluhan. Penyuluh dapat memahami apa masalah yang
sedang dihadapi oleh sasaran (petani) selain itu penyuluh mampu memberikan solusi yang
dalam meningkatkan produktivitas kerjanya, oleh sebab itu kegiatan penyuluhan pertanian
pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran didaerah penelitian seperti tertera pada
tabel 30 berikut :
Tabel 30. Kotigensi Hubungan Penyuluhan Pertanian dengan Produktivitas Kerja
Petani Sayuran di Daerah Penelitian Tahun 2016
Penyuluhan Produktivitas Kerja
No Jumlah
Pertanian
1 Rendah (<Rata-Rata)
2 Tinggi (> Rata-Rata) 7 16 23
Jumlah 25 19 44
Sumber: Hasil olahan data primer
kegiatan penyuluhan pertanian rendah, maka terdapat 18 orang petani responden yang
memiliki produktivitas kerja yang rendah dan 3 petani yang memiliki produktivitas kerja
yang tinggi. Selanjutnya dari 23 orang petani responden yang menyatakan kegiatan
penyuluhan pertanian tinggi, maka terdapat 7 orang petani yang menyatakan produktivitas
kerja rendah dan 16 orang petani responden yang memiliki produktivitas kerja tinggi. Dengan
artinya terdapat hubungan yang nyata antara penyuluh pertanian dengan produktivitas kerja
Nilai Chit yang didapat adalah 0,4795 dan nilai Cmax adalah 0,707 (lampiran 18) artinya
kecenderungan rendahnya produktivitas tenaga kerja petani sebagai akibat tidak mengikuti
Nilai keeratan hubungan (r) adalah sebesar 0,6783 artinya terdapat derajat hubungan antara
mengikuti penyuluhan pertanian dengan produktivitas tenaga kerja petani sayur sebesar
67,83%. Nilai thit sebesar 5,98 dan ttab (α 2 = 5% db = 44) = 3,841 maka tolak Ho, artinya
terdapat derajat hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas
tenaga kerja petani sayur pada taraf kepercayaan 95%. Semakin sering petani mendapatkan
kegiatan penyuluhan pertanian maka petani akan semakin terdorong untuk meningkatkan
produktivitas kerjanya.
Suatu kegiatan penyuluhan merupakan bentuk usaha dari instansi pemerintah terkait
dalam menyebarluaskan informasi berkenaan inovasi dan teknologi baru guna meningkatkan
Adanya penyuluhan bisa memberikan pengetahuan yang luas bagi petani responden,
responden serta bisa memudahkan responden untuk memecahkan masalah usahatani yang
mereka hadapi.
hasil penelitian ditemukan fakta bahwa 23 responden setuju dan menganggap penyuluh telah
memberikan arti bahwa kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh penyuluh
pertanian telah berjalan dengan cukup baik. Disisi lain produktivitas kerja petani sayuran
Secara statistik terdapat hubungan yang nyata antara kegiatan penyuluhan pertanian
yang dilakukan penyuluh pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran. Hal ini
memberikan implikasi pada kedua pihak. Disatu sisi pihak penyuluh pertanian khususnya
BP3K Kumpeh Ulu agara lebih meningkatkan kuantitas dan kualitas dari kegiatan
penyuluhan yang diberikan yang didalamnya terdapat kegiatan pelatihan, dorongan,
pemberian motivasi kepada petani di daerah penelitian. Disisi lain bagi pihak petani
khususnya kelompok tani sayuran perlu meningkatkan kebersamaan dan kekompakkan dan
usahatani sayuran akan semakin efesien dan mampu meningkatkan produksi, pendapatan
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Produktivitas kerja petani sayuran dilokasi penelitian masih tergolong rendah yaitu sebesar
43%. Tinggi rendahnya produktivitas kerja petani sayuran dipengaruhi oleh jumlah
produksi yang dihasilkan petani dan besarnya penerimaan yang diterima oleh petani.
Penerimaan yaitu produksi dikali harga. Seringkali harga yang berlaku di kalangan petani
sayuran masih tergolong rendah dan berada dibawah harga pasar, harga yang rendah tentu
2. Terdapat hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja
petani sayur di kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi sebesar 67,83%, hal ini
maka petani akan semakin terdorong untuk meningkatkan produktivitas kerjanya, dan
terdapat tujuh unsur yang mempengaruhi kegiatan penyuluhan pertanian tersebut yaitu
perlu mengkaji ulang kemampuan kinerja PPL dalam melakukan kegiatan penyuluhan
pertanian kepada petani dengan cara pemberian pelatihan ataupun seminar kepada para
penyuluh pertanian.
2. Bagi petani pentingnya mereka untuk mengikuti ataupun menyempatkan diri dalam
meningkat.
100
1001
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, Arvelia. 2010. Peran Penyuluh Pertanian Lpangan Terhadap Penerapan Panca Usahatani
Padi Sawah di Dsa Singoan Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari. Universitas
Jambi. Jambi. (Skripsi Tidak Dipublikasikan).
Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. 2014. Data
kelompok tani sayuran. Kecamatan Kumpeh Ulu.
BPS Daerah Kecamatan Kumpeh Ulu. Statistik Daerah Kecamatan Kumpeh Ulu 2015.
Kecamatan Kumpeh Ulu.
BPS Kabupaten Muaro Jambi. Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015.
Kabupaten Muaro Jambi.
BPS Kecamatan Kumpeh Ulu. Kumpeh ulu Dalam Angka 2015. Kecamatan Kumpeh ulu.
BPS Provinsi Jambi. 2015. Jambi dalam angka tahun 2015. Provinsi Jambi.
Dapartermen Pertanian. 2009. Pedoman Kerja Tim Penyuluh Lapangan. Sekretariat Badan Bimas.
Dapartemen Pertanian. Jakarta.
Dinas Pertanian Kabupaten Muaro Jambi. 2014. Data produk kabupaten muaro jambi. Kabupaten
Muaro jambi
Irnanda. 2015. Hubungan Peran Penyuluh Pertanian Lapangan Dengan Produktivitas Kerja Petani
Padi Sawah di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
Jambi. (Skripsi Tidak Dipublikasikan).
Maharani. Asri Yulia. 2015. Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Petani Mengusahakan
Padi Sawah Di Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu. Universitas jambi. Jambi.
(Skripsi Tidak Dipublikasikan).
Mahendi, Tedi. 2013. Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Penerapan Progam Aksi Desa
Mandiri Pangan Khususnya Teknologi Usahatani Jagung di Kecamatan Jaluko Kabupaten
Muaro Jambi. Universitas jambi. Jambi. (Skripsi Tidak Dipublikasikan).
Mardikanto, Totok. 1991. Sistem Penyuluhan Pertanian. LPP UNS dan UNS press: Surakarta.
Mosher, AT. 1991. Menggerakkan dan Membangun Pertanian: Syarat-syarat Pokok Pembangunan
dan Modernisasi.Cetakan Ketiga belas. CV Yasaguna. Jakarta.
Riduwan. 2009. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Rukmana, Rahmat. 1994. Budidaya Cabai Hibrida System Mulsa Plastik. Kanisius, Yogyakarta.
Siegel, Sidney. 2011. Statistika Nonparametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Gramedia. Jakarta.
Sinungan, Muchdarsyah. 2014. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara. Jakarta.
Soeharjo, A dan Patong, 1973. Sendi-Sendi Pokok Usahatani. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor
Van den Ban, A. W. Dan Hawkins, H.S. 1999. Penyuluh Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
Lampiran I . Luas Panen Tanaman Palawija Dan Sayuran Kecamatan Kumpeh Ulu
Tahun 2015
en
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14. Cabai Rawit 8
Jumlah 6.328
Sumber : Badan Pusat Statistik Daerah Kumpeh Ulu Tahun 2015
Lampiran 2 . Produksi Sayuran di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015
Sungai Muaro Tanam Jambi Sekernan Total
Kumpeh Kumpeh
No Mestong Bahar Luar
Ulu Gelam Sebo Rajo
kota
1 Sawi 70 0 0 2.212 0 0 0 0 0 2.282
Kacang 734 278 3.606 1.040 1.885 747 476 929 216 9.911
2
Panjang
Cabai 367 260 915 895 2.400 831 90 585 288 6.631
3
Besar
Cabai 107 10 307 417 0 762 77 362 276 2.318
4
Rawit
5 Tomat 359 0 574 0
6 Terung
7 Buncis
8 Ketimun
9 Kangkung
10 Bayam 0 153 238 1.157 0 0 59 0 0 1.607
Jumlah 3.039 1.247 9.225 9.261 4.892 4.277 1.184 2.906 1.312 3.7343
Sumber : Badan Pusat Statistik Daerah Kumpeh Ulu Tahun 2015
Lampiran 3. Nama Kelompok Tani sayuran
Jumlah Nama Ketua Nama Penyuluh
No Nama Desa Anggota Kelompok Tani Pertanian
1 Desa Pudak
1.Sinar Harapan
2. Rezeki Makmur
Sejahtera
3. Sido Mulyo Lestari
4. Prima Tani
5. KWT KRPL Melati
2 Desa Lopak Alai
1. Tani Bersama
2. Pematang Tenam
3. Usaha Karya 1
4. Harapan Bahagia
5. Usaha Karya II
6. Harapan Jaya
7. KWT Cempaka
3 Kota Karang
1. Sumber Rezeki 25 Gunawan Komiati, S.PKP
JUMLAH
Sumber : BPP Kumpeh Ulu Tahun 2015
Lampiran 4. Data Identitas Petani Sampel di Daerah Penelitian
1 Gunawan
2 Mulyadi
3 Boimin
4 Misno
5 Tukino
6 Asmadi
7 Kaseno
8 Iman A.R
9 Maryono
10 Senawi
11 Amaran
12 Akirun
13 Agus S
14 Ananiswanto
15 Sarmono
16 Ahadan
17 Bustami
18 Sarmin
19 Haryadi
20 Rahman
21 Sarbani
22 Sapawi
23 Mujahidin
24 Madiraharjo
25 Iwan
26 Ari
27 Komar
28 Min
29 Bejo
30 Misran
31 Basiran
32 Taslim
33 Ismail
34 Sudiro
35 Abdul Latif
36 Siqid
37 Tugino
38 Pungut
39 Tukimin
40 Sarmin
41 Solikin
42 Nasimun
43 Ujang
44 Husein 40 SMA 4 13 1 P ri b a d i
Jlh 1920 153 660 30,75
x 44 - 3 15 1
Sumber: data olahan data primer
106
1061
Lampiran 5. Data Produksi, Harga, Penerimaan dan Total Penerimaan di Daerah Penelitian 2016
Total
Produksi sayur yang diusahakan Harga (Rp) Penerimaan (Rp)
No Penerimaan
K.pjg Timun Tomat Cabai
1 1500 1200
2 10000 2000 1500
3 900 1200 20
4 800
5 2000
6 1000 1500 1000
7 4000 1000
8 2200 1500
9 2500 100
10 1000
11 5500 6000 1000
12 2000 500
13 500 500
14 200 2000 1000
15 2500 1000
16 200 1500 800
17 1000
18 800 1200 500
19 300 1500
20 400
21 2200 800
22 700 500 30
23 550 600 100
24 2000 800
25 700
26 200 1000
27 300 2000
28 1500
29 200 300 20
30 3000 2000
31 3000 1300
32 750 600 15
33 200 300
34 500
35 2000
36 1200 1000
37 1000 3000 1500
38 200 1000
39 1200 20
40 1500 1000 200
41 6000 100
42 600 1200
43 2000 600
44 2000
Lampiran 6. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah Hok Pada
Kegiatan Pengolahan Tanah Pada Usahatani Sayuran di Daerah
Penelitian Tahun 2016
Pengolahan Tanah
No Nama Responden Jumlah Orang Jumlah Hari Jam Kerja Jumlah HOK
1 Gunawan
2 Mulyadi
3 Boimin
4 Misno
5 Tukino
6 Asmadi
7 Kaseno
8 Iman A.R
9 Maryono
10 Senawi
11 Amaran
12 Akirun
13 Agus S
14 Ananiswanto
15 Sarmono
16 Ahadan
17 Bustami
18 Sarmin
19 Haryadi
20 Rahman
21 Sarbani
22 Sapawi
23 Mujahidin
24 Madiraharjo
25 Iwan
26 Ari
27 Komar
28 Min
29 Bejo
30 Misran
31 Basiran
32 Taslim
33 Ismail
34 Sudiro
35 Abdul Latif
36 Siqid
37 Tugino
38 Pungut
39 Tukimin
40 Sarmin
41 Solikin
42 Nasimun
43 Ujang
44 Husein 2 15 7 30
Jumlah 70 542 308 901
X
Sumber: Data Olahan Data Primer
Lampiran 7. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah Hok Pada
Kegiatan Penanaman Pada Usahatani Sayuran di Daerah Penelitian
Tahun 2016
Penanaman
No Nama Responden Jumlah Orang Jumlah Hari Jam Kerja Jumlah HOK
1 Gunawan
2 Mulyadi
3 Boimin
4 Misno
5 Tukino
6 Asmadi
7 Kaseno
8 Iman A.R
9 Maryono
10 Senawi
11 Amaran
12 Akirun
13 Agus S
14 Ananiswanto
15 Sarmono
16 Ahadan
17 Bustami
18 Sarmin
19 Haryadi
20 Rahman
21 Sarbani
22 Sapawi
23 Mujahidin
24 Madiraharjo
25 Iwan
26 Ari
27 Komar
28 Min
29 Bejo
30 Misran
31 Basiran
32 Taslim
33 Ismail
34 Sudiro
35 Abdul Latif
36 Siqid
37 Tugino
38 Pungut
39 Tukimin
40 Sarmin
41 Solikin
42 Nasimun
43 Ujang
44 Husein 2 2 7 4
Jumlah 67 99 293 145
X
Sumber: data olahan data primer
110
1101
Lampiran 8. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah HOK Pada
Kegiatan penyulaman Pada Usahatani Sayuran di Daerah Penelitian
Tahun 2016
Penyulaman
No Nama Responden Jumlah HOK
1 Gunawan
2 Mulyadi
3 Boimin
4 Misno
5 Tukino
6 Asmadi
7 Kaseno
8 Iman A.R
9 Maryono
10 Senawi
11 Amaran
12 Akirun
13 Agus S
14 Ananisw
15 Sarmono
16 Ahadan
17 Bustam
18 Sarmin
19 Haryadi
20 Rahman
21 Sarbani
22 Sapawi
23 Mujahi
24 Madira
25 Iwan
26 Ari
27 Komar
28 Min
29 Bejo
30 Misran
31 Basiran
32 Taslim
33 Ismail
34 Sudiro
35 Abdul L
36 Siqid
37 Tugino
38 Pungut
39 Tukimi
40 Sarmin
41 Solikin
42 Nasimun
43 Ujang
44 Husein 2 2 4 2
Jumlah 67 99 166 82
X
Sumber: Data Olahan Data Primer
Lampiran 9. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah HOK Pada
Kegiatan Penyiraman Pada Usahatani Sayuran di Daerah Penelitian
Tahun 2016
Penyiraman
No Nama Responden Jumlah Orang Jumlah Hari Jam Kerja Jumlah HOK
1 Gunawan
2 Mulyadi
3 Boimin
4 Misno
5 Tukino
6 Asmadi
7 Kaseno
8 Iman A.R
9 Maryono
10 Senawi
11 Amaran
12 Akirun
13 Agus S
14 Ananiswanto
15 Sarmono
16 Ahadan
17 Bustami
18 Sarmin
19 Haryadi
20 Rahman
21 Sarbani
22 Sapawi
23 Mujahidin
24 Madiraharjo
25 Iwan
26 Ari
27 Komar
28 Min
29 Bejo
30 Misran
31 Basiran
32 Taslim
33 Ismail
34 Sudiro
35 Abdul Latif
36 Siqid
37 Tugino
38 Pungut
39 Tukimin
40 Sarmin
41 Solikin
42 Nasimun
43 Ujang
44 Husein 1 45 3 19
Jumlah 61 1838 137 1147
X
Sumber: Data Olahan Data Primer
Lampiran 10. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah HOK Pada
Kegiatan Penyiangan Pada Usahatani Penelitian di Daerah Penelitian
Tahun 2016
Penyiangan Jumlah HOK
No Nama Responden Jam
Jumlah Orang Jumlah Hari
K erj a
1 Gunawan
2 Mulyadi
3 Boimin
4 Misno
5 Tukino
6 Asmadi
7 Kaseno
8 Iman A.R
9 Maryono
10 Senawi
11 Amaran
12 Akirun
13 Agus S
14 Ananiswanto
15 Sarmono
16 Ahadan
17 Bustami
18 Sarmin
19 Haryadi
20 Rahman
21 Sarbani
22 Sapawi
23 Mujahidin
24 Madiraharjo
25 Iwan
26 Ari
27 Komar
28 Min
29 Bejo
30 Misran
31 Basiran
32 Taslim
33 Ismail
34 Sudiro
35 Abdul Latif
36 Siqid
37 Tugino
38 Pungut
39 Tukimin
40 Sarmin
41 Solikin
42 Nasimun
43 Ujang
44 Husein 2 4 7 8
Jumlah 67 198 308 304
X
Sumber: Data Olahan Data Primer
Lampiran 11. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah HOK Pada
Kegiatan Pemupukan Pada Usahatani Sayuran di Daerah Penelitian
Tahun 2016
Pemupukan Jumlah HOK
No Nama Responden Jam
Jumlah Orang Jumlah Hari
K erj a
1 Gunawan
2 Mulyadi
3 Boimin
4 Misno
5 Tukino
6 Asmadi
7 Kaseno
8 Iman A.R
9 Maryono
10 Senawi
11 Amaran
12 Akirun
13 Agus S
14 Ananiswanto
15 Sarmono
16 Ahadan
17 Bustami
18 Sarmin
19 Haryadi
20 Rahman
21 Sarbani
22 Sapawi
23 Mujahidin
24 Madiraharjo
25 Iwan
26 Ari
27 Komar
28 Min
29 Bejo
30 Misran
31 Basiran
32 Taslim
33 Ismail
34 Sudiro
35 Abdul Latif
36 Siqid
37 Tugino
38 Pungut
39 Tukimin
40 Sarmin
41 Solikin
42 Nasimun
43 Ujang
44 Husein 2 2 4 2
Jumlah 67 99 175 86
X
Sumber: Data Olahan Data Primer
Lampiran 12. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah HOK Pada
Kegiatan Pengendalian HPT Pada Usahatani Sayuran di Daerah
Penelitian Tahun 2016
No NamHOK
1 Gunawan
2 Muly
3 Boim
4 Misno
5 Tuki
6 Asm
7 Kaseno
8 Iman A.R
9 Mary
10 Senawi
11 Ama
12 Akir
13 Agus
14 Anan
15 Sarm
16 Ahadan
17 Bust
18 Sarm
19 Hary
20 Rahm
21 Sarba
22 Sapawi
23 Muja
24 Mad
25 Iwan
26 Ari
27 Kom
28 Min
29 Bejo
30 Misr
31 Basi
32 Tasl
33 Isma
34 Sudi
35 Abdul
36 Siqid
37 Tugi
38 Pung
39 Tuki
40 Sarm
41 Solik
42 Nasi
43 Ujang
44 Husein 2 3 7 6
Jumlah 67 258 222 288
X
Sumber: Data Olahan Data Primer
Lampiran 13. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah HOK Pada
Kegiatan Pemanenan Pada Usahatani Sayuran di daerah Penelitian
Tahun 2016.
Pemanenan
No Nama Responden Jumlah Orang Jumlah Hari Jam Kerja jumlah HOK
1 Gunawan
2 Mulyadi
3 Boimin
4 Misno
5 tukino
6 asmadi
7 Kaseno
8 Iman A.R
9 Maryono
10 Senawi
11 amaran
12 akirun
13 agus s
14 ananiswanto
15 sarmono
16 Ahadan
17 Bustami
18 Sarmin
19 Haryadi
20 Rahman
21 Sarbani
22 Sapawi
23 Mujahidin
24 Madiraharjo
25 Iwan
26 Ari
27 Komar
28 Min
29 Bejo
30 Misran
31 Basiran
32 Taslim
33 Ismail
34 Sudiro
35 Abdul Latif
36 Siqid
37 Tugino
38 Pungut
39 Tukimin
40 Sarmin
41 Solikin
42 Nasimun
43 Ujang
44 Husein 2 6 7 12
Jumlah 111 346 222 656
x
Sumber: Data Olahan Data Primer
116
1161
Lampiran 14. Data Total Jumlah HOK Pada Semua Kegiatan Usahatani Sayuran di Daerah Penelitian Tahun 2016.
Nama Jumlah HOK
No Responden P. Tanah Penanaman Penyulaman Penyiraman Penyiangan Pemupukan P.HPT Pemanenan Jumlah HOK
117
1 Gunawan 1171 20
2 Mulyadi 60
3 Boimin 8
4 Misno 7
5 Tukino 9
6 Asmadi 23
7 Kaseno 60
8 Iman A.R 50
9 Maryono 30
10 Senawi 6
11 Amaran 42
12 Akirun 10
13 Agus S 4
14 Ananiswanto 10
15 Sarmono 40
16 Ahadan 24
17 Bustami 16
18 Sarmin 28
19 Haryadi 7
20 Rahman 3
21 Sarbani 21
22 Sapawi 8
23 Mujahidin 8
24 Madiraharjo 36
25 Iwan 14
26 Ari 16
27 Komar 32
28 Min 14
29 Bejo 4
30 Misran 20
31 Basiran 40
32 Taslim 14
33 Ismail 6
34 Sudiro 12
35 Abdul Latif 5
36 Siqid 24
37 Tugino 30
38 Pungut 10
39 Tukimin 8
40 Sarmin 20
41 Solikin 54
42 Nasimun 8
43 Ujang 10
44 Husein 30 4 2 19 8 2 6 12 84
Jumlah 901 145 82 1147 304 86 288 656 3609
X 20
Sumber: data olahan data primer
118
Lampiran 15. Data Produktivitas Kerja Petani Responden Pada Kegiatan Usahatani
Sayuran di Daerah Penelitian Tahun 2016
No Nama gori
1 Gunawan
2 Mulyadi
3 Boimin
4 Misno
5 Tukino
6 Asmadi
7 Kaseno
8 Iman A.R
9 Maryono
10 Senawi
11 Amaran
12 Akirun
13 Agus S
14 Ananiswanto
15 Sarmono
16 Ahadan
17 Bustami
18 Sarmin
19 Haryadi
20 Rahman
21 Sarbani
22 Sapawi
23 Mujahidin
24 Madiraharjo
25 Iwan
26 Ari
27 Komar
28 Min
29 Bejo
30 Misran
31 Basiran
32 Taslim
33 Ismail
34 Sudiro
35 Abdul Latif
36 Siqid
37 Tugino
38 Pungut
39 Tukimin
40 Sarmin
41 Solikin
42 Nasimun
43 Ujang
44 Husein 7.500.000 84 89.438 R
Jumlah 375.275.000 3609 4.225.458
X 8.528.977 82 96.033
Sumber: data olahan data primer
119
1191
Lampiran 16. Data Kategori Skor Pada Kegiatan Penyuluhan Pertanian Menurut Petani Responden Di Daerah Penelitian Tahun 2016
N Penyuluh Pertanian TT KT
120
O 1 2 3 4 5 6 1201 7
1 3 3 2 2 1 1 3
2 3 3 3 3 2 1 3
3 3 3 3 3 1 2 3
4 1 1 2 2 1 1 1
5 3 3 3 3 2 1 3
6 3 3 3 3 1 3 3
7 3 3 3 3 2 1 3
8 3 3 3 3 3 3 3
9 3 3 3 3 2 1 3
10 3 3 3 2 3 2 2
11 3 3 2 3 3 3 3
12 3 2 3 2 2 2 2
13 3 3 3 3 1 1 3
14 2 2 2 1 1 2 1
15 3 3 3 3 1 1 3
16 3 3 3 3 3 2 3
17 3 2 2 2 3 3 3
18 2 2 1 2 2 2 2
19 3 2 2 2 2 2 2
20 3 3 3 3 1 3 3
21 3 3 2 2 2 3 2
22 2 3 3 2 2 2 3
23 1 1 2 2 1 1 1
24 3 2 2 3 1 2 2
25 3 3 3 2 3 3 2
26 3 3 3 3 3 3 3
27 2 3 3 2 2 3 2
120
1201
28 2 2 1 3 3 3 3
29 1 1 2 2 1 1 1
30 2 2 2 3 3 3 2
31 3 1 2 2 1 1 1
32 3 2 3 3 3 2 2
33 2 3 3 3 2 3 2
34 3 3 1 1 2 2 2
35 3 3 3 3 1 3 3
36 3 3 3 2 2 2 2
37 3 2 3 3 3 2 2
38 2 2 3 1 2 3 3
39 2 3 3 3 3 3 3
40 2 2 3 3 3 2 2
41 3 3 3 3 3 3 3
42 3 2 2 3 3 3 1
43 3 3 3 3 1 1 3
44 3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 2 3 3 73 R
Jl 11 11 11 11 8 9 10 11 9 11 11 11 12 11 11 12 10 11 11 11 11 10 11 11 11 11 11 10 10 11 33
h 6 1 3 1 8 2 5 5 7 7 3 4 0 3 5 0 4 6 3 5 3 9 1 5 6 7 1 0 4 4 18
x 3 3 3 3 2 2 2
Sumber: data olahan data primer
121
1211
No Kelas Skor
1 Rendah (<Rata-Rata)
2 Tinggi (> Rata-Rata)
Jumlah
Sumber: data olahan data primer
1db = 1
Nilai X pada tabel dengan derajat bebas (db) = 1, α = 0,05 adalah 3,841 dengan
demikian nilai lebih besar dari nilai sehingga keputusan terima tolak
, artinya terdapat hubungan yang nyata antara penyuluh pertanian dengan produktivitas
C hit =
= 0,4795
= 47,95%
Artinya :
C max =
= 0,707
r=
r=
r =0,6783
Nilai =
= 0,6783 x 8,819
= 5,98
Karena = 5,98 ≥ (α 2 = 5% db = 44) = 3,841 maka tolak Ho, artinya terdapat derajat
hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas tenaga kerja
Penelitian :
No. Mahasiswa :
Fakultas :
Progam Studi :
1. Nama :
2. Umur : Tahun
3. Pendidikan Terakhir :
b. Pekerjaan Sampingan :
5. Luas Lahan : Ha
1.
2.
3.
4.
5.
No
1 Pengolahan Tanah
-Manual
-Mekanis
2 Penanaman
3 Pemeliharaan
-Penyulaman
-Penyiraman
-Penyiangan
-Pemupukan
Pengendalian Hama dan Penyakit
4
5 Pemanenan
-Pasca Panen
-Sortasi
-Pengangkutan
Jumlah
II. Penyuluh Pertanian
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
meningkatkan produksi ?
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
5. Apakah Penyuluh Pertanian pernah menanyakan masalah atau kendala dalam
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
pertanian)?
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
10. Apakah Bapak/Ibu dapat merasakan manfaat dari adanya Penyuluh Pertanian
sekarang ini ?
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
a. Sering 3
b. Kadang-kadang 2
c. Tidak Pernah 1
Bapak/Ibu?
a. Sering 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak Pernah 1
a. Tidak menggangu 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Iya menggangu 1
IV. Media Penyuluhan
14. Apakah Bapak/Ibu pernah menerima media cetak (foto, majalah, selebaran
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
16. Apakah penyuluh pertanian pernah menggunakan alat peraga dalam proses
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
17. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang pengolahan tanah sesuai anjuran dalam
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
18. Apakah Bapak/Ibu mengetahui cara pemilihan benih sayuran yang baik
sebelum disemaikan? (ciri benih yang baik yaitu : tidak cacat atau utuh, tidak
mengandung campuran biji atau benda lain, memiliki daya kecambah lebih
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
(Persemaian adalah tempat untuk kegiatan memproses benih atau bahan lain
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
sayuran yang baik sebelum dipindahkan ke area tanam ? (ciri bibit tanaman
yang telah siap dipindahkan yaitu tanaman yang memiliki tinggi ± 10 cm dan
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
(penyulaman dilakukan bila ada benih tanaman sayur yang mati atau tumbuh
a. Ya 3
130
1301
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
22. Apakah Bapak/Ibu mengetahui cara pengendalian hama dengan cara mekanis
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
23. Apakah bapak/ibu mengetahui pengendalian hama dan penyakit dengan cara
menggunakan Pestisida).
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
24. Apakah Bapak/Ibu mengetahui jenis serta dosis pupuk yang digunakan dalam
budidaya sayuran ?
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
25. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang kapan pemupukan harus dilakukan
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
26. Apakah bapak/ibu mengetahui kriteria panen tanaman sayur yang bapak/ibu
tanam sekarang ? (kriteria panen pada tanaman sayur yaitu terjadi perubahan
warna, perubahan bentuk dan ukuran, daun-daun mulai mengering dan buah
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
a. Ya 3
b. Ragu-ragu 2
c. Tidak 1
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian