Você está na página 1de 3

A.

ASERSI MANJEMEN
Asersi Manajemen adalah representasi pernyataan yang tesirat atau tersurat(diekspresikan
oleh manajemen) tentang transaksi dan akun serta pengungkapan yang terkait dalam
laporan keuangan. Ketika manajemen akan melaporkan atau menyajikan suatu akun
kedalam laporan keuangan, maka manajemen akan membuat dua asersi, yaitu asersi
eksplisit dan asersi implisit. Contoh diawa ini untu mempermudah pemahaman
Laporan Keuangan suatu perusahaan disajikan dengan informasi hutang dagang sebesar
Rp. 100.000, sehingga manajemen ketika akan menyajikan atau melaporkan hutang
dagang tersebut , manajemen akan membuat asersi eksplisit, seperti, menghitung jumlah
hutang dagang dengan benar, sebesar Rp. 100.000. Dan manajemen juga akan membuat
asersi implisit, seperti mencari tau kebenaran dari akun tersebut apakah sesuai
dengankenyatan yang ada atau tidak.
Asersi manajemen berkaitan langsung dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum (GAAP/PSAK), karena asersi ini merupakan bagian dari kriteria yang digunakan
manajemen untuk mencatat dan mengungkapan informasi akuntansi dalam laporan
keuangan. Definisi audit dalam BAB 1, sebagian menyatakan bahwa auditing adalah
perbandingan informasi (laporan keuangan) dengan kriteria yang telah ditetapkan (asersi
yang ditetapkan sesuai dengan GAAP). Karena itu, auditor harus memahami asersi-asersi
ini untuk melaksanakan audit yang memadai.
Klasifikasi asersi (SA 315 par A111):
1. Asersi tentang golongan transaksi dan peristiwa untuk periode yang diaudit
a. Keterjadian (occurence): Asersi keterjadian bersangkutan dengan apakah
transaksi yang dicatat dalam laporan keuangan benar-benar terjadi selama
periode akuntansi itu. Sebagai contoh, manajemen menegaskan bahwa transaksi
penjualan yang dicatat merupakan pertukaran barang atau jasa yang benar-benar
terjadi.
b. Kelengkapan (completeness): Asersi ini menyatakan apakah semua transaksi
yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan sudah dimasukkan seluruhnya.
Sebagai contoh, manajemen menegaskan bahwa semua penjualan barang dan
jasa telah dicatat dan dimasukkan dalam laporan keuangan.
c. Keakurasian (accuracy): Asersi keakuratan menyatakan apakah transaksi telah
dicatat pada jumlah yang benar. Penggunaan harga yang salah untuk mencatat
transaksi penjualan dan kekeliruan atau kesalahan dalam menghitung perkalian
harga dengan kuantitas merupakan contoh pelanggaran atas asersi keakuratan.
d. Pisah batas (cut-off): Asersi cutoff menyatakan apakah transaksi telah dicatat
pada periode akuntansi yang benar. Mencatat transaksi penjualan pada bulan
Desember sementara barang belum dikirimkan sampai bulan januari melanggar
asersi cutoff.
e. Klasifikasi (classification): Asersi klasifikasi menyatakan apakah transaksi telah
dicatat pada akun yang tepat. Pencatatan gaji bagian administrasi pada harga
pokok penjualan merupakan satu contoh pelanggaran atas asersi klasifikasi.
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode:
a. Eksistensi (existence): Asersi cutoff menyatakan apakah transaksi telah dicatat
pada periode akuntansi yang benar. Mencatat transaksi penjualan pada bulan
Desember sementara barang belum dikirimkan sampai bulan januari melanggar
asersi cutoff.
b. Hak dan kewajiban (rights and obligations): Asersi ini membahas tentang apakah
aktiva merupakan hak entitas dan apakah kewajiban merupakan kewajiban
entitas pada tanggal tertentu.
c. Kelengkapan (completeness): Asersi ini menyatakan apakah semua akun yang
harus disajikan dalam laporan keuangan pada kenyataannya sudah dicantumkan.
d. Penilaian dan pengalokasian (valuation and allocation): Asersi ini berkaitan
dengan apakah akun aktiva, kewajiban, dan kepentingan ekuitas telah
dimasukkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat, termasuk setiap
penyesuaian penilaian untuk mencerminkan jumlah aktiva pada nilai realisasi
bersih.
3. Asersi tentang Asersi tentang penyajian dan pengungkapan:
a. Keterjadian serta hak dan kewajiban (occurrence and rights and obligations): ini
menyatakan apakah peristiwa-peristiwa yang diungkapkan telah terjadi dan
merupakan hak serta kewajiban entitas.
b. Kelengkapan (completeness): seluruh pengungkapan yang seharusnya tercantum
dalam laporan keuangan telah disajikan.
c. Klasifikasi dan keterpahaman (classification and understandability): informasi
keuangan disajikan dan dijelaskan secara tepat, serta pengungkapan disajikan
dengan jelas.
d. Keakurasian dan penilaian (accuracy and valuation): Asersi ini berkaitan dengn
apakah jumlah-jumlah telah diklasifikasikan secara tepa dalam laporan keuangan
dan catatan kaki, serta apakah uraian saldo dan pengungkapan yang bertalian
dapat dipahami

B. HUBUNGAN TUJUAN AUDIT DAN ASERSI MANAJEMEN


Tujuan audit umum dan tujuan audit khusus yang terkait dengan asersi manajemen akan
memberikan kerangka kerja untuk mengumpulkan bahan bukti audit yang kompeten dan
cukup.

Tabel Hubungan Asersi Manajemen dan Tujuan umum Audit

Asersi Manajemen Tujuan Umum Audit


Keberadaan atau keterjadian Aset dan liabilitas entitas ada pada
tanggal tertentu, dan transaksi
pendapatan dan biaya terjadi dalam
periode tertentu
Kelengkapan Semua transaksi dan semua rekening
yang seharusnya telah disajikan dalam
laporan keuangan
Hak dan kewajiban Aset adalah hak entitas dan utang adalah
kewajiban entitas pada tanggal tertentu
Penilaian atau alokasi Komponen aset, utang, pendapatan dan
biaya telah disajikan dalam laporan
keuangan pada jumlah yang semestinya
Penyajian dan pengungkapan Komponen tertentu dalam laporan
keuangan telah digolongkan,
digambarkan, dan diungkapkan secara
semestinya

Tabel Hubungan Asersi Manajemen dan Tujuan Khusus Audit

Asersi Manajemen Tujuan audit spesifik berkait transaksi


yang diterapkan pada penjualan
Keberadaan atau keterjadian Penjualan yang dicatat adalah untuk
pengiriman kepada konsumen yang
benar-benar ada.
Kelengkapan Transaksi penjualan yang ada seluruhnya
telah dicatat.
Penilaian atau alokasi Penjualan yang dicatat adalah sejumlah
barang yang dikirim dan ditagih serta
dicatat

Você também pode gostar