Você está na página 1de 9

KOMPONEN UTAMA PADA KADAR TOC dan BOD LIMBAH CAIR INDUSTRI

KELAPA SAWIT

Indra Wahyu Saputra


Progam Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Jln. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi 78124, Pontianak
*email: indralast21@gmail.com

ABSTRAK

Pasir besi Sungai Boli Kiba merupakan salah satu mineral alam Kalimantan Barat yang
pemanfaatanya belum maksimal dan bahkan hanya menjadi mineral yang tidak memiliki harga
jual. Karakteristik fisik pasir besi tersebut adalah berwarna hitam abu-abu dan tertarik magnet
dengan kuat. Berdasarkan analisis XRF, pasir ini mengandung mineral hematit dan analisis XRD
menunjukan adanya kandungan Fe3O4. Pasir besi yang terdiri dari mineral besi oksida memiliki
kemampuan membentuk kompleks dengan senyawa lain. Oleh karena itu, pasir besi digunakan
sebagai material penyangga adsorben mangan dioksida (MnO2) yang memiliki partikel halus dan
bersifat kurang stabil di dalam larutan. Hasil analisis XRF menunjukan bahwa pasir besi terlapis
mangan dioksida mengandung mineral MnO 7,28%, Fe2O3 78,449%, SiO2 4,706%, Al2O3 3,079%
dan hasil analisis XRD menunjukan sudut 2θ khas MnO2 (2θ = 37,270; 56,570; 38,950; 56,570;
65,670; 68,850; 27,780; 28,490; 41,100). Pasir besi yang telah terlapis MnO2 digunakan untuk
mengadsorpsi ion fosfat. Efektivitas penurunan ion fosfat oleh pasir besi terlapis MnO2 yaitu
sebesar 36,26% dengan konsentrasi awal ion fosfat sebesar 10,60 mg/L dan waktu kontak
optimum 2,5 jam. Adsorpsi pasir besi terlapis mangan dioksida terhadap ion fosfat memiliki
kapasitas adsorpsi Langmuir 9,7847 mg/g dan kapasitas adsorpsi Freundlich yaitu sebesar
0,1932 mg/g. Hasil uji stabilitas menunjukan bahwa mangan dioksida yang diimobilisasi pada
pasir besi lebih stabil dibandingkan dengan mangan dioksida yang tidak diimobilisasi. Kadar
mangan yang lepas dalam larutan fosfat menggunakan adsorben MnO2 (massa Mn 63,25%) yaitu
14,5 mg/L, sedangkan menggunakan adsorben pasir besi terlapis MnO2 (massa Mn 26,86%)
kadar mangan yang lepas dalam larutan fosfat yaitu 0,015 mg/L.

Kata Kunci: pasir besi terlapis MnO2, fosfat, kapasitas adsorpsi, stabilitas

PENDAHULUAN karena kemampuannya untuk membentuk


Kalimantan Barat merupakan salah senyawa komplek melalui mekanisme ikatan
satu daerah yang kaya bahan tambang kovalen koordinasi dan pertukaran ligan.
galian seperti mineral alumina, bauksit, nikel, Salah satu jenis senyawa oksida yang
emas, pasir kuarsa dan pasir besi. Pasir besi sering digunakan untuk remediasi air dari
adalah mineral alam yang mengandung logam berat dan limbah bukan logam adalah
logam Fe hingga saat ini pemanfaatannya mangan dioksida (MnO2). Pengaplikasian
belum optimal dan hanya menjadi bahan MnO2 sebagai adsorben secara langsung
tambahan pasir kuarsa untuk memperkuat memiliki kelemahan yaitu memiliki stabilitas
pondasi bangunan. Selain itu, pada proses relatif rendah dan mudah terlepas saat
penambangan emas secara konvensional, proses pemisahan adsorben MnO2 dari
pasir besi menjadi mineral buangan yang larutan adsorbat (Aprianti et al., 2015). Besi
tidak memiliki nilai jual. oksida dalam pasir besi memiliki stabilitas
Pasir besi memiliki potensi menjadi relatif tinggi, sehingga dapat digunakan
bahan pembawa atau pengikat untuk sebagai matrik untuk mengimobilkan MnO2.
meningkatkan kualitas dari suatu bahan Kemampuan MnO2 dalam menurunkan
seperti adsorben mangan dioksida. Pasir polutan menjadi meningkat dengan adanya
besi dalam bentuk besi oksida juga banyak pengikat yang kuat dan stabil. Mangan
dikembangkan sebagai bahan pengompleks dioksida yang telah diimobilisasi pada pasir
besi dapat meningkatkan stabilitas dan Boli Kiba, Dusun Nanga Ipuh, Desa Mekar
kemampuan mangan dioksida dalam Pelita, Kecamatan Sayan, Kabupaten
menurunkan polutan yang dapat merusak Melawi.
keseimbangan lingkungan perairan.
Salah satu jenis polutan anionik adalah METODE PENELITIAN
limbah fosfat (PO43-) yang dihasilkan oleh
Alat dan BAHAN
kegiatan industri pertanian, industri logam
Alat
dan industri laundry rumah tangga atau
Alat-alat yang digunakan yaitu alat-alat
limbah hasil pencucian menggunakan
gelas, oven, neraca analitik, saringan 60 dan
deterjen (Agnestisia et al., 2012). Fosfat di
100 mesh, instrumen Atomic Absorption
dalam deterjen berasal dari builder yang
Spectroscopy (AAS), Energy Dispersive X-
digunakan untuk menurunkan tegangan
ray Spectroscopy (EDS), Scanning Electron
permukaan air. Menurut Wardhana et al.
Microscope (SEM) JEOL JED-2300 Analysis
(2009) rata-rata kandungan ion fosfat pada
Station, Shaker, Spektrofotometer UV-Vis
deterjen dan limbah laundry adalah sebesar
Genesys 6, X-Ray Diffractometer (XRD)
10,21 mg/L. Penelitian yang dilakukan oleh
KENZA dan X-Ray Fluorescence (XRF)
Yogiarti. (2014) melaporkan bahwa kadar
PANalitycal Epsilon 3.
fosfat dalam air sungai Desa Beng Gianyar
Bahan
yang tercemar limbah laundry pada bagian
Bahan-bahan yang digunakan adalah
hulu, tengah dan hilir berturut 1,04; 1,23 dan
akuades demineral, amonium molibdat
1,35 mg/L. Kadar fosfat dalam perairan alami
tetrahidrat ((NH4)6Mo7O24.4H2O), amonium
pada umumnya tidak lebih dari 1 mg/L
monovanadat (NH4)VO4), asam nitrat
(Perkins, 1974). Berdasarkan Peraturan
(HNO3), kalium permanganat (KMnO4),
Pemerintah No. 82 Tahun 2001, kandungan
mangan dioksida (MnO2) mangan klorida
maksimal total fosfat sebagai P pada air
tetrahidrat (MnCl2.4H2O), natrium dihidrogen
kelas I, II, III dan IV masing-masing adalah
fosfat (NaH2PO4.H2O), natrium hidroksida
0,2; 0,2; 1 dan 5 mg/L.
(NaOH), Pasir besi yang digunakan untuk
Kadar ion fosfat yang melebihi ambang
penelitian berasal dari Sungai Boli Kiba,
batas dapat menurunkan kualitas air karena
Dusun Nanga Ipuh, Desa Mekar Pelita,
bersifat toksik untuk bioindikator (Pratiwi et
Kecamatan Sayan, Kabupaten Melawi.
al., 2012). Fosfat berlebih di dalam air akan
menyebabkan pengkayaan nutrien di dalam
Prosedur penelitian
air sehingga perkembangbiakan bakteri dan
Preparasi dan karakterisasi pasir besi
tumbuhan air sangat cepat dan memerlukan
Sungai Boli Kiba, Dusun Nanga Ipuh,
oksigen yang yang banyak untuk proses Kabupaten Melawi
respirasi. Kebutuhan oksigen yang besar Pemisahan pasir besi dari pasir kuarsa
dalam air dapat menyebabkan oksigen dilakukan menggunakan magnet permanen.
terlarut rendah yang dapat membahayakan Selanjutnya sampel pasir besi yang
ekosistem air. terkumpul disaring menggunakan saringan
Dengan demikian, perlu dilakukan 60 mesh dan tidak lolos saringan 100 mesh,
pengolahan limbah deterjen sebelum kemudian diambil 1000 gram dan dicuci
dibuang ke lingkungan untuk mengurangi dengan air demineral 3 kali hingga air cucian
kadar fosfatnya hingga batas yang diizinkan bening, kemudian dipisahkan pasir besi dari
dan tidak membahayakan kehidupan air dan dikeringkan pada suhu 100 0C
ekosistem air. Pada penelitian ini penurunan selama 1 jam. Karakterisasi kandungan
kadar fosfat akan dilakukan pada adsorben mineral dalam sampel pasir besi dilakukan
pasir besi terlapis mangan dioksida (MnO2). dengan metode XRF, XRD dan SEM-EDS.
Pasir besi yang digunakan diekstraksi dari
pasir besi alam yang diperoleh dari sungai Sintesis pasir besi terlapis MnO2
Sintesis pasir besi terlapis mangan panas dan ditambahkan 20 mL HNO3 pekat
dioksida dilakukan berdasarkan prosedur (larutan A). Selanjutnya sebanyak 2 gram
Sari et al. (2014). Sebanyak 100 gram pasir ammonium molibdat dilarutkan dalam 20 mL
besi ditambah dengan KMnO4 0,2 M air panas (larutan B). Larutan A dan B di
sebanyak 80 mL. Selanjutnya ditambahkan dinginkan lalu dicampur dan ditepatkan
dengan NaOH 0,4 M sebanyak 100 mL. dengan akuades hingga 100 mL. Sampel
Kemudian ditambahkan 100 mL MnCl2 0,3 yang mengandung ion fosfat diambil
M. Penambahan MnCl2 dilakukan tetes demi sebanyak 10 mL dan ditambahkan dengan
tetes sambil diaduk pada suhu kamar. reagen vanadat-molibdat sebanyak 1 mL.
Kemudian didiamkan selama 24 jam. Pasir Campuran didiamkan selama 15 menit
besi yang telah terlapis mangan dioksia kemudian diukur absorbansinya pada
disaring dan dikeringkan pada suhu 105 oC panjang gelombang maksimum 349 nm
selama 24 jam. Pasir besi termodifikasi (panjang gelombang maksimum hasil
dicuci dengan akuades kemudian scanning) menggunakan spektrofotometer
o
dikeringkan pada suhu 105 C selama 2 jam UV-Vis.
dan disimpan pada botol plastik tertutup.
Adsorben pasir besi terlapis mangan Karakterisasi adsorpsi ion fosfat Pada
dioksida dilakukan analisis dengan metode pasir besi terlapis MnO2.
XRF, XRD, SEM-EDS. Larutan stok fosfat dibuat dari
NaH2PO4.H2O dengan konsentrasi fosfat
Penentuan Kadar Ion Fosfat dengan 1000 mg/L, kemudian diencerkan menjadi 10
Spektrofotometer UV-Vis mg/L sebanyak 1 L. Setelah itu dimasukkan
Penentuan kadar ion fosfat dengan larutan fosfat 10 mg/L ke dalam 8 botol
spektrofotometer UV-Vis berdasarkan masing-masing sebanyak 100 mL. Pasir besi
metode vanadat-molibdat mengacu pada terlapis MnO2 0,4 gram dimasukkan ke
prosedur Aprianti et al. (2015). Pengukuran dalam masing-masing botol. Semua botol
fosfat secara spektrofotometer UV-Vis ditutup dan dikocok menggunakan shaker
dilakukan dengan pembuatan kurva kalibrasi dengan variasi waktu kontak 0,5; 1; 1,5; 2;
dari larutan standar fosfat yang telah 2,5; 3; 3,5; dan 4 jam. Selanjutnya larutan
diketahui konsentrasinya secara pasti. disaring dan ditentukan kandungan fosfat
Larutan standar fosfat dibuat dari pada filtrat menggunakan Spektrofotometer
NaH2PO4.H2O dengan konsentrasi 1000 UV-Vis. Waktu interaksi optimum yang
mg/L. Larutan standar fosfat kemudian diperoleh kemudian digunakan dalam
diencerkan menjadi 100 mg/L dan larutan penentuan konsentrasi fosfat untuk
kemudian diencerkan menjadi 1; 4; 8; 12; 16; menghitung kapasitas adsorpsi dari isoterm
20 dan 24 mg/L untuk pembuatan kurva adsorpsi. Adapun variasi konsentrasi fosfat
kalibrasi dan rentang larutan mewakili yang digunakan yaitu 10; 15; 20; 25; 30 dan
rentang konsentrasi sampel. Larutan standar 35 mg/L.
12 mg/L dilakukan scanning pada rentang λ Penentuan persen efektivitas penurunan
340-410 nm untuk memperoleh λ kadar ion fosfat oleh pasir besi Terlapis
maksimum. Hasil pembacaan alat atau MnO2
scanning diperoleh absorbansi maksimum Penentuan persentase adsorpsi ion
pada panjang gelombang 349 nm, sehingga fosfat dihitung dengan persamaan berikut:
selanjutnya karena itu pengukuran kadar 𝐶0 −𝐶𝑒
% Penurunan = 𝐶0
x 100%
fosfat dilakukan pada panjang gelombang
C0 : konsentrasi awal ion fosfat (mg/L)
349 nm.
Ce : konsentrasi ion fosfat saat setimbangan
Tahap selanjutnya yaitu reagen dibuat
(mg/L)
dengan cara melarutkan 0,1175 gram
ammonium metavanadat ke dalam 15 mL air
Persen penurunan menunjukkan ditambahkan 0,4 gram MnO2 dan 0,4 gram
konsentrasi ion fosfat yang terserap oleh pasir besi terlapis MnO2, setelah itu diukur
pasir besi terlapis mangan dioksida. Nilai C0 pH larutan dan pH adsorpsi dilakukan pada
menunjukkan konsentrasi awal ion fosfat pH 5. Larutan yang telah ditambah MnO2 dan
sebelum dikontakkan dengan pasir besi pasir besi terlapis MnO2 di aduk selama 2,5
terlapis mangan dioksida dan Ce adalah jam. Setelah itu diukur kadar mangan
konsentrasi akhir ion fosfat setelah didalam larutan menggunakan AAS.
dikontakkan dengan pasir besi terlapis Penentuan stabilitas pasir besi terlapis MnO2
mangan dioksida. sama dengan perlakuan yang dilakukan
pada uji stabilitas MnO2, namun yang
Penentuan kapasitas adsorpsi ion fosfat ditambahkan kedalam larutan NaH2PO4 dan
pada adsorben pasir besi terlapis MnO2 air demineral yaitu pasir besi terlapis
dalam adsorpsi Fosfat mangan dioksida.
Penentuan kapasitas adsorpsi
Langmuir dan Freundlich adsorben pasir HASIL DAN PEMBAHASAN
besi terlapis mangan dioksida dihitung Karakteristik Fisika dan Kimia Pasir Besi
menggunakan persamaan linear Langmuir Sungai Boli Kiba, Dusun Nanga Ipuh,
dan Freundlich berikut: Kabupaten Melawi
1 1 1 Pasir besi Sungai Boli Kiba memiliki ciri
= +
qe Qo Qo.KL.Ce fisik berwarna abu-abu kehitaman dan
Log qe = log Kf + 1/n . log Ce memiliki sifat dapat ditarik oleh magnet
Ce : konsentrasi adsorbat saat setimbang permanen. Karakteristik fisik ini sama
(mg/L) dengan karakteristik pasir besi pantai
Qo : kapasitas adsorpsi maksimum Leungah seperti yang dilaporkan oleh
monolayer Langmuir (mg/g) Saniah et al. (2014).
qe : massa adsorbat yang teradsorpsi Pasir besi dianalisis menggunakan
setiap gram adsorben (mg/g) XRF menunjukan adanya kandungan unsur
KL : konstanta adsorpsi isoterm Langmuir Fe terbesar dengan persen massa relatif
Kf : kapasitas adsorpsi multilayer sebesar 83,363 % dan dalam bentuk Fe2O3
Freundlich (mg/g) sebesar 76,614 %. Kadar unsur mangan
n : konstanta adsorpsi Freundlich dalam pasir besi sebersar 0,12 % dan kadar
senyawa mangan oksida sebesar 0,104 %.
Kapasitas adsorpsi Langmuir (Qo) Hasil analisis XRD menunjukan adanya
diperoleh dari persamaan garis kurva 1/Ce kandungan mineral hematit yang dibuktikan
terhadap 1/qe sedangkan kapasitas adsorpsi dengan adanya sudut 2θ khas 35,5640;
Freundlich (Kf) diperoleh dari persamaan 71,9700 dan 88,5400 dengan d spacing
garis kurva log Ce terhadap log qe. masing-masing sebesar 2,522 Å; 1,311 Å
dan 1,104 Å. Berdasarkan database JCPDS
Uji Stabilitas MnO2 dan Pasir Besi Card Fe2O3 No. 00-033-0664, puncak-
Terlapis MnO2 dalam adsorpsi Fosfat
puncak tersebut karakteristik untuk mineral
Penentuan stabilitas MnO2 dalam
hematit. Selain itu, hasil analisis XRD juga
larutan natrium dihidrogen fosfat dan dalam
menunjukan adanya kandungan mineral
air demineral dilakukan dengan cara
magnetit dengan Sudut karakteristik pada 2θ
menggunakan waktu kontak optimum (2,5
mineral magnetik dalam pasir besi 30,2690;
jam) dan konsentrasi fosfat optimum
66,8340; 74,0280; 62,6690 dan 89,7070
penyerapan fosfat oleh pasir besi terlapis
dengan nilai d spacing 2,950 Å; 1,398 Å;
MnO2. Larutan NaH2PO4 dibuat dengan
1,279 Å; 1,481 Å dan 1,09 2 Å sesuai dengan
konsentrasi 30 mg/L (konsentrasi optimum)
JCPDS Card No. 01-080-6402.
sebanyak 1 liter dan dipipet masing-masing
100 mL, dimasukan kedalam dua botol dan
Sintesis dan Karakterisasi Pasir Besi dalam penelitian ini lebih besar dibandingkan
Terlapis MnO2 pasir kuarsa terlapis MnO2 dengan % massa
Pasir besi hasil preparasi dilakukan relatif 10,53 % pada penelitian Sari et al.
modifikasi dengan cara melapisinya dengan (2014).
MnO2. Sintesis MnO2 dilakukan dengan cara Berdasarkan data analisis XRD pasir
mengoksidasi Mn2+ dari MnCl2 menjadi Mn4+ besi terlapis mangan dioksida menunjukkan
(MnO2) menggunakan pengoksidasi KMnO4 bahwa material ini terdiri dari hematit
pada kondisi basa (NaOH). Reaksi yang (Fe2O3), magnetit (Fe3O4) dan MnO2
terjadi pada proses sintesis MnO2 sebagai (ramsdellite, pyrolusite, sutite). Mineral
berikut (Mellisani, et al., 2013): mangan dioksida yang melapisi permukaan
2MnO4-(aq)+3Mn2+(aq)+3OH- (aq) 5MnO2(s)+ pasir besi yaitu ramsdellite, pyrolusite, sutite
H3O+(aq) merupakan mineral mangan dioksida dalam
Pasir besi memiliki ukuran partikel bentuk alfa, beta dan gama. Mineral
lebih halus dari pasir kuarsa dan memiliki ramsdellite (α MnO2) ditunjukan oleh nilai
permukaan yang luas dan kuat sehingga sudut 2θ = 37,2660 dan 56,5660 dengan nilai
mampu menahan material mangan dioksida d spacing 2,411 Å dan 1,626 Å. Mangan
yang tersuspensi saat proses sintesis (Said, dioksida dalam bentuk kerangka kristal
2005). Pasir besi terlapis MnO2 memiliki gama (sutite) ditunjukan oleh nilai sudut 2θ =
karakter berwarna coklat kehitaman. 38,9520; 56,5660; 65,6710 dan 68,8470
dengan nilai d spacing 2,310 Å; 1,626 Å;
1,421 Å dan 1,363 Å. Bentuk kristal mangan
dioksida (ramsdellite dan sutite) yang
dihasilkan dalam penelitian ini sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Zhang et al.
(2016). Mineral mangan dioksida (MnO2)
dalam penelitian ini juga ditemukan dalam
(A) bentuk beta yaitu pyrolusite (β MnO2).
(B)
Pyrolusite ditunjukan oleh nilai sudut 2θ =
Gambar 1. (a). Pasir Besi, (b). Pasir Besi 27,7790; 28,4890; 41,1040 dengan nilai d
Terlapis MnO2 spacing 3,209 Å; 3,131 Å dan 2,194 Å. Nilai
Hasil analisis XRF menunjukkan 2θ dan d spacing untuk pyrolusit yang
bahwa perubahan kandungan unsur diperoleh sesuai dengan penelitian yang
mangan dalam pasir besi sebelum dilakukan oleh Aprianti et al. (2015) dan
dimodifikasi yaitu 0,12% dan setelah Zhang et al. (2016).
dimodifikasi kadarnya meningkat menjadi
8,165%. Senyawa mangan oksida (MnO)
juga mengalami peningkatan setelah
modifikasi yaitu dari 0,104% menjadi 7,28%.
Hasil analisis ini menunjukkan peningkatan
kandungan mangan oksida sebanyak 70 kali
dari kandungan semula sehingga dapat
dinyatakan bahwa mangan dioksida telah
(A) (B)
terlapis pada permukaan pasir besi. Hasil
analisis EDS juga memperkuat data XRF Gambar 2 Mikrograf SEM (a). Pasir besi, (b)
bahwa terjadi peningkatan persentase Pasir besi terlapis MnO2.
massa mangan oksida dalam pasir besi Partikel halus dan gumpalan yang
terlapis mangan oksida menjadi 34,68% dan terdapat pada permukaan pasir besi
unsur Mangan 26,86%. Kadar unsur mangan membentuk micro-cracking 0,133-0,498 µm
antar gumpalan sehingga terbentuk rongga waktu optimum akan merusak ikatan antara
cukup dalam yang ditunjukan oleh gambar B. gugus aktif adsorben dengan ion fosfat yang
Partikel dan gumpalan diduga sebagai MnO2 ditandai dengan larutan adsorbat akhir
yang telah menempel dipermukaan pasir adsorpsi keruh.
besi. Hasil penelitian ini sejalan dengan 4.5
penelitian yang dilakukan oleh Han et al. 4

teradsorpsi (mg/L)
3.5

ion fosfat yang


(2006) namun pada penelitian ini partikel dan
3
gumpalan yang terbentuk belum seragam.
2.5
Hal ini mengindikasikan bahwa proses 2
pelapisan MnO2 belum sempurna. 1.5
1
Sifat Adsorpsi Ion Fosfat pada adsorben 0.5
Pasir Besi Terlapis MnO2 0
0 1 2 3 4
a. Pengaruh waktu kontak terhadap waktu (jam)
adsorpsi ion fosfat pada pasir besi
terlapis MnO2 Gambar 3. Grafik pengaruh waktu kontak
Ion fosfat yang teradsorpsi oleh pasir terhadap konsentrasi ion fosfat
yang teradsorpsi
besi terlapis MnO2 terus meningkat seiring
bertambahnya waktu kontak. Adsorpsi terus b. Isoterm adsorpsi ion fosfat pada pasir
meningkat dari waktu ½ jam hingga optimum besi terlapis MnO2
pada waktu 2,5 jam dan ion fosfat yang Ion fosfat teradsorpsi meningkat dari
teradsorpsi sebesar 3,834 mg/L dengan konsentrasi awal ion fosfat 10,19-31,72 mg/L
persen efektivitas 36,13 %. Hal ini dan berdasarkan hasil uji ANOVA
dikarenakan ion fosfat yang teradsorpsi oleh menunjukan perbedaan signifikan ion fosfat
sisi aktif pasir besi terlapis mangan dioksida yang teradsorpsi pada variasi konsentrasi
semakin bertambah sehingga gugus aktif awal ion fosfat. Peningkatan jumlah
adsorben yang belum berikatan semakin konsentrasi ion fosfat yang teradsorpsi
sedikit. Aprianti et al. (2015) melaporkan menunjukkan bahwa gugus aktif pada
bahwa adsorpsi terus mengalami peningkat permukaan adsorben masih belum jenuh
dikarenakan gugus aktif permukaan sehingga ketika konsentrasi fosfat yang
adsorben masih belum jenuh berikatan ditambahkan akan meningkatkan jumlah ion
dengan molekul-molekul adsorbat sehingga fosfat yang teradsopsi oleh pasir besi terlapis
memudahkan terjadinya proses pertukaran mangan dioksida.
ligan maupun interaksi ektrostatik antara ion Berdasarkan hasil uji ANOVA
H2PO4- dengan sisi aktif adsorben. menunjukan bahwa adsorpsi ion fosfat pada
Ion fosfat teradsorpsi maksimum oleh konsentrasi awal fosfat 31,72 mg/L dan
pasir besi terlapis MnO2 pada waktu kontak 35,13 mg/L tidak berbeda signifikan dan
2,5 jam. Waktu kontak adsorpsi optimum artinya kedua data dianggap sama sehingga
terjadi karena semua gugus aktif yang ada konsentrasi optimum terjadi pada
dipermukaan adsorben telah digunakan konsentrasi awal fosfat 31,72 mg/L. Hal ini
semua untuk berikatan dengan adsorbat. menunjukkan bahwa proses adsorpsi
Adsorpsi kemudian terus turun setelah waktu menuju fase kesetimbangan, karena semua
2,5 jam, karena semua situs aktif adsorben gugus aktif adsorben telah berikatan dengan
telah mencapai keadaan jenuh sehingga ion fosfat.
ikatan antara adsorbat dengan situs aktif Hasil SEM pasir besi terlapis mangan
adsorben melemah yang menyebabkan dioksida menunjukkan adanya pori-pori
terjadi proses desorpsi. Proses adsorpsi berukuran 0,17-0,498 µm dipermukaan pasir
dilakukan pengocokan kontinu dan ketika besi terlapis mangan dioksida. Sedangkan
pengocokan dalam waktu yang melebihi Ion fosfat memiliki ukuran 0,24 nm (Manku,
1986), ukuran tersebut lebih kecil dari ukuran Adsorpsi ion fosfat oleh pasir besi
pori atau celah pada pasir besi terlapis MnO2 terlapis mangan dioksida memungkinkan
sehingga memungkinkan ion fosfat masuk terjadinya interaksi kimia seperti pertukaran
kedalam pori tersebut. Selain itu, Interaksi ligan. Isoterm adsorpsi yang menjelaskan
fisika yang mungkin terjadi karena adanya proses adsorpsi yang terjadi secara kimia
perbedaan muatan antara pasir besi terlapis yaitu isoterm adsorpsi Langmuir. Model
mangan dioksida dengan ion fosfat yaitu isoterm adsorpsi Langmuir mengasumsikan
akan terjadi interaksi elektrostatis. Interaksi bahwa proses adsorpsi terjadi pada lapisan
elektrostatis akan menarik ion fosfat yang monolayer dengan tingkat energi yang
bermuatan negatif ke permukaan pasir besi homogen. Gugus aktif pasir besi terlapis
yang bermuatan positif. mangan dioksida seperti MnO2 dan FeO
Mekanisme adsorpsi ion fosfat pada dapat berikatan dengan ion fosfat dengan
pasir besi terlapis MnO2 dan zeolit mangan mekanisme pertukaran ligan (Inner Sphere
dimungkinkan terjadi melalui interaksi Complexes) yang ditandai dengan naiknya
elektrostatis (outer-spehere complexes) pH larutan adsorbat setelah proses adsorpsi.
seperti ditunjukan oleh gambar 4. Gambar 5. Mekanisme adsorpsi ion fosfat
oleh pasir besi terlapis MnO2
Gambar 4. Mekanisme adsorpsi ion fosfat
(a). Protonasi permukaan adsorben pasir besi terlapis MnO2
oleh pasir besi terlapis MnO2 Pasir Besi O Mn OH + H+ Pasir Besi +
O Mn O H

(a). Pembentukan outer-sphere complexes oleh pasir besi terlapis MnO 2 H


H OH (b). Pembentukan inner-sphere complexes pasir besi terlapis MnO2
O- H
Pasir Besi O Mn O+ + OH (c). Protonasi permukaan pasir besi
- OH
P OH
Pasir Besi O Mn O+-------- O- Pasir Besi O Mn O+ H + O Pasir Besi +O Mn O-
H O P Fe O + O PFe + H Fe P +H2O
HO H O H HH HO O OH O+ OO+
HO HO H HO
H H H

(b). Pembentukan outer-sphere complexes oleh pasir besi (d). Pembentukan inner-sphere complexes pasir besi

H H - OH
Fe
H O+ OH H O+----- O
- OH
O+ O+
+2 O P Fe
O- P H H O O O
OH + 2 H2O
H H HO HO
Fe + 2 P
O
Fe
HO
O
P
P
OH OH O
H O+ HO H O+----- O- HO
O
P
H H O
HO dengan cara pertukaran ligan
(Aprianti et al., 2015).
dengan cara elektrostatis (Yao
and Millero, 1996; Aprianti et al., Berdasarkan persamaan isoterm
2015) adsorpsi Langmuir maka dibuatlah grafik
hubungan antara 1/Ce terhadap 1/qe. Plot
Hasil dari plot grafik diperoleh grafik diperoleh persamaan garis lurus yang
persamaan garis lurus dengan nilai koefisien digunakan untuk menghitung konstanta
korelasi (R2) = 0,9905. Nilai koefisien adsorpsi langmuir (b) dan kapasitas adsorpsi
korelasi menunjukkan kesesuaian isoterm monolayer Langmuir (Qo), selain itu dari
adsorpsi dalam menggambarkan proses grafik diperoleh koefisien relasi (R2).
adsorpsi. Persamaan garis yang diperoleh Kapasitas adsorpsi monolayer ion fosfat oleh
digunakan untuk menghitung kapasitas pasir besi terlapis MnO2 yaitu 9,7847 mg/g
adsorpsi Freundlich (Kf) dan konstanta dan konstanta adsorpsi Langmuir sebesar
freundlich (n). Nilai kapasitas adsorpsi 0,0153. Nilai linearitas atau koefisien
freundlich pasir besi terlapis mangan korelasi (R2) dari plot grafik berdasarkan
dioksida dalam mengadsorpsi ion fosfat yaitu isoterm adsorpsi Langmuir yaitu 0,9964.
0,1902 mg/gram dengan konstanta
Freundlich sebesar 1,2042. Stabilitas Pasir besi Terlapis MnO2
Berdasarkan hasil uji stabilitas dibandingkan dengan mangan dioksida yang
mangan dioksida yang tidak diimobilisasi tidak diimobilisasi.
dengan yang diimbolilisasi terhadap larutan
NaH2PO4 menunjukkan bahwa mangan
DAFTAR PUSTAKA
dioksida yang diimobilisasi pada pasir besi
lebih stabil dibandingkan dengan mangan Agnestisia, R.; Komari, N. dan Sunardi.,
dioksida yang tidak diimobilisasi. Kadar 2012, Adsorpsi Fosfat (PO43-)
mangan dalam larutan NaH2PO4 kurang dari Menggunakan Selulosa Purun Tikus
0,001 mg/L dan setelah dikontakkan dengan (Eleocharis dulcis) Termodifikasi
adsorben MnO2 yang tidak terimobilisasi, (HDTMA-Br), Sains dan Terapan
kadar mangan dalam larutan yaitu sebesar Kimia., 6:71-86
14,5 mg/L sedangkan MnO2 yang Aprianti, K.; Destiarti, L. dan Wahyuni, N.,
diimobilisasi mengandung kadar mangan 2015, Karakterisasi Zeolit Mangan
0,015 mg/L. Massa mangan dalam 0,4 gram Komersial dan Aplikasinya dalam
MnO2 yaitu 63,25 % dan 0,4 gram pasir besi Mengadsorpsi Ion Fosfat, J. Kimia
terlapis MnO2 yaitu 26,86%. Khatulistiwa., 4:39-45
Kadar mangan yang lepas dalam Han, R., Zou, W., Zhang, Z., Shi, J., and
larutan setelah dikontakkan dengan MnO2 Yang, J., 2006, Removal of Copper(II)
yang diimobilisasi pada permukaan pasir and Lead(II) From Aqueous Solution
besi dapat disebabkan oleh kurang merata by Manganese Oxide Coated Sand I.
dan sempurna saat proses pelapisan. Hal Characterization and Kinetic Study, J.
yang sama dilaporkan oleh Sari et al. (2014). Haz. Mat., 137B:384-395
Hasil mikrograf SEM pasir besi terlapis MnO2 Manku, G.S., 1986, Theoretical Principles of
menunjukkan penumpukan partikel yang Inorganic Chemistry, Tata McGraw-Hill
tidak merata dipermukaan pasir besi Publishing Company Limited, New
sehingga sebagian MnO2 tidak terikat secara Delhi
langsung dipermukaan pasir besi sehingga Mellisani, B.; Gusrizal dan Wahyuni, N.,
ikatannya tidak kuat. Hal ini menyebabkan 2013, Penurunan Kandungan Besi (II)
terlepasnya MnO2 dan larut dalam larutan oleh Pasir Terlapis Mangan Dioksida
adsorbat pada proses adsorpsi. (MnO2), J. Kimia Khatulistiwa., 2:123-
126
Perkins, E.J., 1974, The Biology Of Estuaries
SIMPULAN
And Coastal Water, Academi Press
Adsorpsi ion fosfat pada pasir besi Co, New York.
terlapis mangan dioksida berlangsung pada Pratiwi, Y.; Sumarsih, S. dan Windi, W.F.,
waktu optimum 2,5 jam dengan persen 2012, Uji Toksisitas Limbah Cair
efektivitas penurunan konsentrasi ion fosfat Laundry Sebelum dan Sesudah Diolah
sebesar 36,26% dan proses adsorpsi Dengan Tawas dan Karbon Aktif
melibatkan mekanisme pembentukan Terhadap Bioindikator (Cyprinuscarpio
kompleks inner sphere complexes dan outer L). Prosiding Seminar Nasional
sphere complexes. Adsorpsi ion fosfat pada Aplikasi Sains dan Teknologi (SNAST)
pasir besi terlapis mangan mengikuti model Periode III, Yogyakarta, 3 November
isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich 2012, ISSN:1979-911X.
dengan nilai kapasitas adsorpsi masing- Said, N.I., 2005, Metode Penghilangan Zat
masing 9,7847 mg/g dan 0,1902 mg/g. Hasil Besi dan Mangan di dalam
uji stabilitas adsorben pasir besi terlapis Penyediaan Air Minum Domestik, J. Air
MnO2 dan MnO2 terhadap larutan NaH2PO4 Indonesia, Vol. 1(3): 239-250.
menunjukkan bahwa mangan dioksida yang Saniah.; Purnawan, S. dan Karina, S., 2014,
diimobilisasi pada pasir besi lebih stabil Karakteristik dan Kandungan Mineral
Pasir Lhok Mee, Beureunut dan Seawater , Environ. Sci. Technol., 30:
Leungah, Kabupaten Aceh Besar, 536-541.
Depik, 3: 263-270. Yogiarty, N.L.P.R.; Setiawan, D. dan
Sari, D.R.; Destiarti, L. dan Wahyuni, N., Parthasutema, I.A.M., 2014, Analisis
2014, Sintesis Pasir Kuarsa Terlapis Kadar Fosfat Air Sungai di Desa Beng,
Mangan Dioksida dan Optimasi pH Gianyar dengan Metode
dalam Menurunkan Kadar Besi pada Spektrofotometri UV-Vis, Chemistry
Air Tanah,J. Kimia Khatulistiwa 3: 26- Laboratory Desember., 1:160-168
31. Zhang, H.; Bi, Y.; Chen, X.; Huang, L. and
Wardhana, I.W.; Handayani, D.S. dan Mu, L., 2016, Treatment and
Rahmawati, D.I., 2009, Penurunan Characterization Analysis of
Kandungan Phosphat pada Limbah Electrolytic Manganese Anode Slime,
cair Industri Pencucian Pakaian Procedia Enviromental Sciences., 31:
(Laundry) Menggunakan Karbon Aktif 683-690

Sampah Plastik dengan Metode Batch


dan Kontinyu, Teknik., 30:119-127.
Yao, W and Millero, F.J., 1996, Adsorption of
Phosphate on Manganese Dioxide in

Você também pode gostar