Você está na página 1de 15

MAKALAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

Di susun Oleh :
Yulia Wati

SMK AL-KAFFAH
CIKEDAL
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Cikedal, 14 Desember
2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................


DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
1. Latar Belakang ..................................................................................................
2. Rumusan Masalah .............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................


a. Pengertian Trasering..........................................................................................
b. Tujuan Trasering ...............................................................................................
c. Funsi Trasering ..................................................................................................
d. Jenis Trasering ..................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Terasering merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya erosi.
Teraseing sering digunakan pada daerah atau kawasan berbukit dan rawan
longsor. Dengan terasering dapat menghambat terkikisnya tanah oleh aliran air
hujan. Teras sering adalah suatu konsep yang digunakan untuk meletakkan
tanaman dengan system yang bertingkat-tingkat. Lahan yang paling cocok dan pas
digunakan untuk terassering adalah lahan yang bentuknya miring.
Lahan seperti ini biasanya ditemukan didaerah perbukitan. Bentuk tanah atau
lahan yang miring akan memudahkan kita untuk membuat konsep penataan ,
karewna tinggal menyusaikan derajat kemiringan tersebut, namun demikian bukan
berarti lahan yang bentuknya datar tidak bisa digunakan untuk membuat taman
seperti ini . Ada banyak keutungan jika menggunakan konsep seperti ini. Hanya
saja utuk daerah taman yang datar, lebih banyak membutuhkan lahan untuk
mengaplikasikan teras sering ini.
Lahan miring di daerah perbukitan dibuat undak-undak atau terasering. Usaha ini
dimaksudkan agar limpasan dari daerah puncak (atas) tidak mengalir deras
melewati lereng lahan. Seandainya aliran air sangat deras melewati lahan miring
maka lapisan tanahnya tererosi dan air tidak memiliki kesempatan meresap ke
dalam tanah. Akibatnya, lahan menjadi gundul dan gersang karena lapisan tanah
hilang dan air tanah menyusut. Jadi, terasering mencegah erosi tanah dan memberi
kesempatan air meresap ke dalam tanah hingga degradasi lahan pun bisa dicegah.
Lahan yang ada di Indonesia tidak semuanya memiliki topografi yang
datar,melainkan ada lahan yang mempunyai topografi lereng, berbukit dan
miring.Sehingga dari masing ± masing lahan tersebut perlu adanya perlakuan ±
perlakuankhusus yang diberikan supaya usaha pertanian yang dilakukan pada
lahan tersebuttidak merusak kondisi lahan dan lingkungan yang ada. Maka dari itu
untuk kondisi lahan tersebut sering dilakukan perlakuan dengan pembuatan teras,
baik berupa teras bangku, teras kredit ataupun teras gulud.Dalam pembuatan teras
perlu dilakukan pengukuran tingkat kemiringanlahan, supaya nantinya dapat
mempermudah dalam penentuan ukuran luasanteras
2. Rumusan Masalah
 Apa itu Trasering?
 Apa Fungsi Trasering dan Jenisnya
 Bagaimana Kegunaan Trasering dalam Bidang Pertanian
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Terasering
Terasering adalah bangunan konservasi tanah dan air secara
mekanis yang dibuat untuk memperpendek panjang lereng dan atau
memperkecil kemiringan lereng dengan jalan penggalian dan pengurugan
tanah melintang lereng. Tujuan pembuatan teras adalah untuk mengurangi
kecepatan aliran permukaan (run off) dan memperbesar peresapan air,
sehingga kehilangan tanah berkurang (Sukartaatmadja 2004).Terdapat
berbagai cara mekanik dalam menahan erosi air dan angin. Cara utama
adalah dengan membentuk mulsa tanah dengan cara menyusun campuran
dedaunan dan ranting pohon yang berjatuhan di atas tanah; dan
membentuk penahan aliran air, misalnya dengan membentuk teras-teras di
perbukitan (terasering) dan pertanian berkontur. Penanaman pada
terasering dilakukan dengan membuat teras-teras yang dilakukan untuk
mengurangi panjang lereng dan menahan atau memperkecil aliran
permukaan agar air dapat meresap ke dalam tanah. Jenis terasering antara
lain teras datar, teras kredit, Teras Guludan, dan teras bangku. Jadi secara
garis besar terasering adalah kondisi lereng yang dibuat bertangga tangga
yang dapat digunakan pada timbunan atau galian yang tinggi.
B. Tujuan Pembuatan Terasering
Tujuan pembuatan teras adalah untuk mengurangi kecepatan aliran
permukaan (run off) dan memperbesar peresapan air, sehingga kehilangan
tanah berkurang . Terdapat berbagai cara mekanik dalam menahan erosi
air dan angin. Cara utama adalah dengan membentuk mulsa tanah dengan
cara menyusun campuran dedaunan dan ranting pohon yang berjatuhan di
atas tanah; dan membentuk penahan aliran air, misalnya dengan
membentuk teras-teras di perbukitan (terasering) dan pertanian berkontur.
Penanaman pada terasering dilakukan dengan membuat teras-teras yang
dilakukan untuk mengurangi panjang lereng dan menahan atau
memperkecil aliran permukaan agar air dapat meresap ke dalam tanah.
C. Fungsi Terasering
1. Menambah stabilitas lereng.
2. Memudahkan dalam perawatan (Konservasi Lereng).
3. Memperpanjang daerah resapan air.
4. Memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan
lereng.
5. Mengurangi kecepatan aliran permukaan (run off).
6. Dapat digunakan untuk landscaping.
D. Jenis-Jenis Terasering
1. Teras Datar (Level Terrace)
Teras datar dibuat pada tanah dengan kemiringan kurang dari 3 %
dengan tujuan memperbaiki pengaliran air dan pembasahan tanah.
Teras datar dibuat dengan jalan menggali tanah menurut garis tinggi
dan tanah galiannnya ditimbunkan ke tepi luar, sehingga air dapat
tertahan dan terkumpul. Pematang yang terjadi ditanami dengan
rumput.

2. Teras Kridit (ridge terrace)


Teras kredit merupakan salah satu dari metode teknik mekanik tipe
terasering dalam tindakan konservasi tanah dan air, yaitu berupa
gundukan atau guludan tanah dan selokan/saluran air di bagian atas
guludannya. Guludan dan saluran dibuat sejajar kontur, dengan tidak
mengubah kelerengan permukaan tanah asli di antara guludan/selokan.
Teras kredit merupakan bangunan konservasi tanah berupa guludan
tanah atau batu sejajar kontur, bidang olah tidak diubah dari
kelerengan tanah asli. Teras kredit merupakan gabungan antara saluran
dan guludan menjadi satu.
Teras kredit biasanya dibuat pada tempat dengan kemiringan
lereng antara 3 sampai 10 persen, dengan cara membuat jalur tanaman
penguat teras (lamtoro, kaliandra, gamal) yang ditanam mengikuti
kontur. Jarak antara larikan 5 sampai 12 meter. Tanaman pada larikan
teras berfungsi untuk menahan butir-butir tanah akibat erosi dari
sebelah atas larikan. Lama kelamaan permukaan tanah bagian atas
akan menurun, sedangkan bagian bawah yang mendekat dengan jalur
tanaman akan semakin tinggi. Proses ini berlangsung terus-menerus
sehingga bidang olah menjadi datar atau mendekati datar.

3. Teras Guludan (cotour terrace)


Teras guludan dibuat pada tanah yang mempunyai kemiringan 10 –
50 % dan bertujuan untuk mencegah hilangnya lapisan tanah. Teras
gulud adalah barisan guludan yang dilengkapi dengan saluran air di
bagian belakang gulud. Metode ini dikenal pula dengan istilah guludan
bersaluran. Bagian-bagian dari teras gulud terdiri atas guludan, saluran
air, dan bidang olah.
Fungsi dari teras gulud hampir sama dengan teras bangku, yaitu
untuk menahan laju aliran permukaan dan meningkatkan penyerapan
air ke dalam tanah. Saluran air dibuat untuk mengalirkan aliran
permukaan dari bidang olah ke saluran pembuangan air. Untuk
meningkatkan efektivitas teras gulud dalam menanggulangi erosi dan
aliran permukaan, guludan diperkuat dengan tanaman penguat teras.
Jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai penguat teras bangku
juga dapat digunakan sebagai tanaman penguat teras gulud. Sebagai
kompensasi dari kehilangan luas bidang olah, bidang teras gulud dapat
pula ditanami dengan tanaman bernilai ekonomi (cash crops),
misalnya tanaman katuk dan cabai rawit. (Idjudin, A. Abas. 2011).

4. Teras Bangku (bench terrace)


Teras bangku dibuat pada lahan dengan kelerengan 10 – 30 %
dan bertujuan untuk mencegah erosi pada lereng yang ditanami
palawija. Teras bangku adalah bangunan teras yang dibuat sedemikian
rupa sehingga bidang olah miring ke belakang (reverse back slope) dan
dilengkapi dengan bangunan pelengkap lainnya untuk menampung dan
mengalirkan air permukaan secara aman dan terkendali.
Teras bangku adalah serangkaian dataran yang dibangun
sepanjang kontur pada interval yang sesuai. Bangunan ini dilengkapi
dengan saluran pembuangan air (SPA) dan ditanami dengan rumput
untuk penguat teras. Jenis teras bangku ada yang miring ke luar dan
miring ke dalam. Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan cara
memotong panjang lereng dan terjadi deretan bangunan yang
berbentuk seperti tangga. Pada usahatani lahan kering, fungsi utama
teras bangku memperlambat aliran permukaan, menampung dan
menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak sampai
merusak, meningkatkan laju infiltrasi, dan mempermudah pengolahan
tanah.
Teras bangku dapat dibuat datar (bidang olah datar,
membentuk sudut 00 dengan bidang horizontal), miring ke dalam/goler
kampak (bidang olah miring beberapa derajat ke arah yang berlawanan
dengan lereng asli), dan miring ke luar (bidang olah miring ke arah
lereng asli). Teras biasanya dibangun di ekosistem lahan sawah tadah
hujan, lahan tegalan, dan berbagai sistem wanatani.
Teras bangku miring ke dalam (goler kampak) dibangun pada
tanah yang permeabilitasnya rendah, dengan tujuan agar air yang tidak
segera terinfiltrasi menggenangi bidang olah dan tidak mengalir ke
luar melalui talud di bibir teras.
Teras bangku miring ke luar diterapkan di areal di mana aliran
permukaan dan infiltrasi dikendalikan secara bersamaan, misalnya di
areal rawan longsor. Teras bangku goler kampak memerlukan biaya
relatif lebih mahal dibandingkan dengan teras bangku datar atau teras
bangku miring ke luar, karena memerlukan lebih banyak penggalian
bidang olah.
Efektivitas teras bangku sebagai pengendali erosi akan
meningkat bila ditanami dengan tanaman penguat teras di bibir dan
tampingan teras. Rumput dan legum pohon merupakan tanaman yang
baik untuk digunakan sebagai penguat teras. Tanaman murbei sebagai
tanaman penguat teras banyak ditanam di adakalanya dapat diperkuat
dengan batu yang disusun, khususnya pada tampingan. Model seperti
ini banyak diterapkan di kawasan yang berbatu. Beberapa hal yang
perlu mendapat perhatian dalam pembuatan teras bangku adalah:
- Dapat diterapkan pada lahan dengan kemiringan 10-40%, tidak
dianjurkan pada lahan dengan kemiringan >40% karena bidang
olah akan menjadi terlalu sempit.
- Tidak cocok pada tanah dangkal (<40 cm),
- Tidak cocok pada lahan usaha pertanian yang menggunakan mesin
pertanian.
- Tidak dianjurkan pada tanah dengan kandungan aluminium dan
besi tinggi, dan
- Tidak dianjurkan pada tanah-tanah yang mudah longsor.

5. Teras Individu
Teras individu dibuat pada lahan dengan kemiringan lereng antara
30 – 50 % yang direncanakan untuk areal penanaman tanaman
perkebunan di daerah yang curah hujannya terbatas dan penutupan
tanahnya cukup baik sehingga memungkinkan pembuatan teras
individu. Teras dibuat berdiri sendiri untuk setiap tanaman (pohon)
sebagai tempat pembuatan lobang tanaman. Ukuran teras individu
disesuaikan dengan kebutuhan masing – masing jenis komoditas. Cara
dan teknik pembuatan teras individu cukup sederhana yaitu dengan
menggali tanah pada tempat rencana lubang tanaman dan
menimbunnya ke lereng sebelah bawah sampai datar sehingga
bentuknya seperti teras bangku yang terpisah. Tanah di sekeliling teras
individu tidak diolah (tetap berupa padang rumput) atau ditanami
dengan rumput atau tanaman penutup tanah.

6. Teras Kebun
Teras kebun dibuat pada lahan-lahan dengan kemiringan lereng
antara 30 – 50 % yang direncanakan untuk areal penanaman jenis
tanaman perkebunan. Pembuatan teras hanya dilakukan pada jalur
tanaman sehingga pada areal tersebut terdapat lahan yang tidak diteras
dan biasanya ditutup oleh vegetasi penutup tanah. Ukuran lebar jalur
teras dan jarak antar jalur teras disesuaikan dengan jenis komoditas.
Dalam pembuatan teras kebun, lahan yang terletak di antara dua teras
yang berdampingan dibiarkan tidak diolah.
7. Teras Saluran
Teras saluran atau lebih dikenal dengan rorak atau parit buntu
adalah teknik konservasi tanah dan air berupa pembuatan lubang-
lubang buntu yang dibuat untuk meresapkan air ke dalam tanah serta
menampung sedimen-sedimen dari bidang olah.

8. Teras Batu
Teras Batu adalah penggunaan batu untuk membuat dinding
dengan jarak yang sesuai di sepanjang garis kontur pada lahan miring.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2014.Terasering. http://www.astalog.com/3204/apa-itu-terasering.html.
Diakses pada Minggu, 20 Maret 2016 pukul 13.43 WIB

Anonim.2014. Menanam Buah dan Sayur pada Lahan yang Landai.


http://architectaria.com/menanam-buah-dan-sayur-di-rumah-pada-lahan-
yang-landai.html. Diakses pada Minggu, 20 Maret 2016 pukul 13.50 WIB

Wijaya, Yahya.2014. Terasering.


http://yahya1810.blogspot.co.id/2014_02_01_archive.html. Diakses pada
Minggu, 20 Maret 2016 pukul 13:47 WIB

Yusuf, Kasmat.2014.Teknik Konservasi Lahan Terasering.


http://kasmatyusufgeo10.blogspot.co.id/2014/08/teknik-konservasi-lahan-
terasering.html. Diakses pada Minggu, 20 Maret 2016 13.45 WIB

Você também pode gostar