Você está na página 1de 3

SINOPSIS PENELITIAN TESIS

Pemecahan Dormansi dan Pertumbuhan Perkecambahan Benih Aren (Arenga pinnata


Merr.) dalam Kondisi Terang dan Gelap pada Berbagai Jenis Media Tanam

Pohon aren atau enau (Arenga pinnata Merr) merupakan tanaman serba guna yang
mempunyai potesi besar sudah dikenal cukup lama. Manfaat yang dapat diperoleh dari tanaman
aren antara lain, tandan bunga yang disadap menjadi nira untuk bahan pembuat gula, cuka dan
minuman, bahkan digunakan untuk pembuatan minuman keras yang dikenal dengan tuak.
Buahnya dapat dibuat kolang-kaling yang digunakan sebagai bahan makanan ringan. Ijuknya
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku anyaman untuk atap rumah, dekorasi, sapu lantai, jok
mobil dan lain-lain. Daun yang masih muda dapat digunakan sebagai rokok daun yang disebut
kawung, batang untuk peralatan bahan bangunan, dan akar aren digunakan sebagai obat
tradisional (Sunanto,1993 dalam Lempang 2012). Selain itu, nira pohon aren atau enau dapat
digunakan sebagai bioethanol. Aren mampu memproduksi bahan bakar jenis bioethanol 40.000
lt.ha-1 setiap tahun. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan BBN dari kelapa sawit dan
kelapa (Andriewongso, 2008).
Potensi yang sangat besar tersebut perlu mendapat dukungan dari para peneliti,
khususnya yang selama ini belum banyak dilakukan.Untuk mendukung pengembangan dan
budidaya aren, maka dibutuhkan bibit yang bermutu dalam jumlah banyak dan dapat disediakan
dalam waktu singkat (Saleh,2002a).
Selama ini permintaan produk-produk dari tanaman aren masih mengandalkan tanaman
aren yang tumbuh liar (tidak ditanam orang). Jika tanaman aren ditebang terus menerus secara
kontinu untuk memenuhi kebutuhan pasar, tentu saja kondisi tersebut akan mengakibatkan
populasi tanaman aren mengalami penurunan dengan cepat karena tidak diimbangi dengan
kegiatan pengembangannya. Pembabatan terus dilakukan sedangkan peremajaan tidak dilakukan
seiring penebangannya (Sunanto, 1992 dalam Rozen, Sutoyo, dan Chairani, 2011).
Kendala yang masih dihadapi dalam penyediaan bibit aren antara lain belum
tersedianya teknologi yang dapat memperpendek dormansi benih. Penyebab dormansinya adalah
karena kulit benih yang keras dan endospermnya keras. Dormansi yang disebabkan oleh kulit benih
disebut juga dormansi struktural. Kulit benih yang keras ini dapat mengakibatkan impermiabel
terhadap air dan gas atau dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hal inilah
yang menyebabkan benih tersebut tidak dapat berkecambah dalam waktu yang relatif singkat
(Rozen,1989 dalam Putih et al, 2003).
Berbagai inovasi telah dilakukan untuk memecahkan masalah ini tetapi belum
memberikan hasil yang memuaskan.Menurut (Elisa, 2008 dalam Hafizah, 2013) dormansi benih
dapat diatasi dengan berbagai perlakuan. Perlakuan yang banyak digunakan antara lain
mengikir, mengasah, mengamplas, memukul kulit benih, merendam benih di dalam air hangat,
dan merendam benih didalam larutan kimia. Dormansi juga dapat diatasi dengan penggunaan
zat kimia dalam perangsangan benih, dengan bahan kimia misalnya: Larutan KNO 3 atau
kalium nitrat merupakan salah satu perangsang perkecambahan yang sering digunakan dan
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap persentase perkecambahan dan vigor pada benih
(Schmidt, 2000 dalam Manurung, 2013). KNO 3 berfungsi menstimulir perkecambahan
khususnya pada benih-benih yang peka terhadap cahaya. Larutan KNO 3 juga dapat
meningkatkan peran giberelin dalam perkecambahan benih.
Saleh, (2002b) menyatakan dormansi benih aren dapat diperpendek dengan berbagai
perlakuan sebelum dikecambahkan, baik secara fisik, kimia dan biologi.Namun, dari hasil
penelitian terdahulu bila hanya perlakuan fisik saja belum menunjukkan hasil yang memuaskan
baik jumlah benih yang berkecambah maupun waktu yang dipergunakan untuk berkecambah.
Benih yang diberi perlakuan pengamplasan, presentase perkecambahan sekitar 50 – 55%.
Makin baik bila secara bersama-sama diberi pelakuan kimia (KNO3) yang direndam selama 36
jam (Saleh, 2003a), konsentrasi 0,5% (Saleh, 2003b) yaitu sekitar 85%. Bila konsentrasi kalium
nitrat ditingkatkan hingga 0,7% daya berkecambahnya turun (Saleh, 2003b).
Media perkecambahan merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
perkecambahan, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh media
perkecambahan untuk mengetahui apakah penyebab dari lamanya waktu perkecambahan aren ini
selain disebabkan oleh dormansi dipengaruhi juga oleh media perkecambahannya. Setiap jenis
benih tanaman mempunyai kecenderungan yang berbeda-beda tentang media yang sesuai untuk
perkecambahan. Hal ini menjadi alasan mengapa media sangat penting untuk diteliti. Penelitian
tentang pengaruh media pembibitan telah banyak dilakukan, namun tidak untuk benih aren.
Medium yang baik untuk perkecambahan benih haruslah mempunyai sifat fisik yang
baik, gembur, mempunyai kemampuan menyimpan air dan bebas dari organisme penyakit
terutama cendawan. Tanah dengan tekstur lempung berpasir dan dilengkapi dengan bahan-bahan
organik merupakan medium yang baik bagi kecambah yang ditranplantasikan ke lapangan. Pasir
dapat digunakan sebagai medium di persemaian (Sutopo, 2002).
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh berbagai jenis media tanam
dalam kondisi terang dan gelap terhadap pemecahan dormansi dan pertumbuhan kecambah
tanaman aren.
Upaya pemecahan dormansi tanaman aren telah dimulai dari penelitian awal di Rumah
Kaca Fakultas Pertanian Universitas Mataram dengan pengamplasan biji dan perendaman dalam
larutan KNO 3 konsentrasi 0,5% selama 36 jam sudah mampu memecahkan masalah dormansi
pada tanaman aren. Penelitian lanjutan direncanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih
Institut Pertanian Bogor, dengan perlakuan awal yaitu pengamplasan biji dan perendaman dalam
larutan KNO 3 konsentrasi 0,5% selama 36 jam pada semua benih aren, setelah itu disemai pada
berbagai jenis media tanam dalam kondisi terang dan gelap.
Metode yang digunakan dalam penelitian lanjutan ini adalah metode eksperimental
dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor. Perlakuan
yang dicoba adalah benih aren dikecambahkan pada kondisi cahaya, dan kondisi gelap (N)
sebagai faktor utama dengan dua taraf : N 1 = kondisi cahaya terang ; N 2 = kondisi cahaya gelap
dan media tanam (A) dengan empat taraf : A 0 = pasir + tanah (1:1); A 1 = serbuk gergaji; A 2 =
tanah + pasir + kompos (1:1:1); A 3 pasir + sekam (1:1) Pada penelitian ini terdapat 8 kombinasi
perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali sehingga terdapat 48 satuan percobaan.
Setiap satuan percobaan menggunakan 10 butir benih aren .
Pelaksanaan penelitian terdiri dari tahap persiapan biji ,media tanam, pengamplasan,
perendaman, persemaian biji aren, pemeliharaan dan pengamatan. Parameter yang diamati dalam
penelitian ini yaitu persentase perkecambahan (%); Laju perkecambahan (hari); Jumlah daun
(helai); Panjang akar (cm); Panjang bibit bagian atas (cm) dan Berat Kering Kecambah (g).

DAFTAR PUSTAKA

Andriewongso, 2008. Corner-Aren. Jakarta. http://www.andriewongso.com. Diakses tanggal 23


April 2015.
Hafizah, N. 2013.Pematahan Dormansi dan Viabilitas Beniih Aren (Arenga pinnata Merr) Pada
Berbagai Media Tanam dan Perlakuan Fisik.Volume 37, Nomor 2, Halaman 46-52,
ISSN 1412-1468 . Program Studi Agroteknologi. STIPER.
Lempang, M., 2012. Pohon Aren dan Manfaat Produksinya. Info Teknis Botani Vol. 9 No. 1.
Manurung, D., 2013. Pengaruh perlakuan pematahan dormansi terhadap viabilitas benih aren
(Arenga pinnataMerr). Laporan penelitian. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara.
Putih, R., Satria,B.,Thaib,R. 2003. Upaya Perbanyakan Vegetatif Enau(Arenga pinnata
(Wumrb)Merr.) Melalui Regenerasi Tunas Secara in vitro. Stigma Volume XI No.3.
Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang.
Rozen, N., Sutoyo., dan Chairani. 2011. Pematahan dormansi benih aren (Arenga pinnata) dengan
pelumuran kulit benih pada suspensi Trichoderma. Laporan penelitian. Fakultas pertanian
UNAND.
Saleh, M.S., 2002a. Pengembangan Teknologi Benih Guna Mendukung Budidaya Tanaman
Aren. Hal. 75 – 82. Dalam Industri Benih di Indonesia AspekPenunjang
Pengembangan.Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB.Bogor.
Saleh, M.S., 2002b .Perlakuan Fisik dan Kalium Nitrat untuk Mempercepat Perkecambahan
Benih Aren dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Kecambah. J. Agroland 9 (4): 326–
330.
Saleh, M.S., 2003a. Peningkatan Kecepatan Berkecambah Benih Aren yang Diberi Perlakuan
Fisik dan Lama Perendaman Kalium Nitrat. J. Agroland (Suplemen): 52 – 57.
Saleh, M.S., 2003b. Perlakuan Fisik dan Konsentrasi Kalium Nitrat untuk Mempercepat
Perkecambahan Benih Aren. J. Agroland 10 (4): 346 – 351.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Buku. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 237 p.

Você também pode gostar