sebuah contoh bagaimanan menulis esai untuk mengajukan beasiswa. Di sini disebutkan esai berjudul Aku Generasi Unggul Indonesia. Esai tersebut dibuat oleh Galih Nagari dalam rangka pengajuan proposal untuk Program Beasiswa Unggulan
sebuah contoh bagaimanan menulis esai untuk mengajukan beasiswa. Di sini disebutkan esai berjudul Aku Generasi Unggul Indonesia. Esai tersebut dibuat oleh Galih Nagari dalam rangka pengajuan proposal untuk Program Beasiswa Unggulan
sebuah contoh bagaimanan menulis esai untuk mengajukan beasiswa. Di sini disebutkan esai berjudul Aku Generasi Unggul Indonesia. Esai tersebut dibuat oleh Galih Nagari dalam rangka pengajuan proposal untuk Program Beasiswa Unggulan
Tumbuh dan berkembang di lingkungan multikultural menjadikan saya paham
akan pentingnya kebersamaan, saling menghormati, dan cinta akan budaya yang beraneka ragam. Latar belakang keluarga dengan beberapa perbedaan etnis dan keyakinan, membuat saya menyadari pentingnya saling mengasihi tanpa melihat perbedaan-perbedaan tersebut. Di luar keluarga pun, saya memiliki banyak teman dengan latar belakang budaya dan keyakinan yang berbeda-beda. Selama ini pun saya dan teman-teman saling menghargai satu dengan lainnya. Beragam budaya unik yang dimiliki Indonesia begitu menarik, dan mendorong saya untuk lebih mengeksplor dan memahami makna-makna yang dimilikinya. Ragam budaya Indonesia meghasilkan berbagai bentuk tinggalan, baik bendawi dan non-bendawi. Tinggalan bendawi tertuang dalam berbagai materi seperti rumah adat, kain tradisional, benda-benda adat, dan lain sebagainya. Sedangkan budaya non- bendawi antara lain dapat berbentuk tari-tarian, ritual adat, dan nyanyian-nyanyian daerah. Tinggal di lingkungan pedesaan yang masih asri dan masih menjunjung tinggi adat setempat, tidak membuat saya merasa kampungan atau bahasa populernya saat ini ndeso. Justru dengan itu saya merasa bangga, karena saya masih dapat merasakan dan menyaksikan hal-hal yang tidak banyak orang kota ketahui. Kenduren, sadranan, dan kegiatan sosial lainnya, masih dilakukan bersama-sama oleh warga desa, dari latar belakang keyakinan yang berbeda-beda, seperti Islam, Kristiani, dan Hindu Jawa. Di lingkungan tempat saya tinggal pun, masih banyak tinggalan-tinggalan budaya masa lampau yang masih cukup terawat, seperti candi, dan beberapa arca batu. Semenjak kecil, orang tua selalu mengenalkan saya dengan tinggalan-tinggalan tersebut. Dan hal inilah yang menyebabkan saya kemudian memiliki ketertarikan dalam dunia arkeologi. Arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari tinggalan budaya materi atau bendawi, dengan tujuan untuk merekonstruksi dan memahami kehidupan manusia pendukung budaya tersebut. Ilmu arkeologi di Indonesia dapat dikatakan belum sepopuler ilmu sosial-budaya lain, seperti sejarah dan antropologi, dan masih sangat terbatas kajiannya. Tidak setiap universitas di Indonesia memiliki kajian ilmu arkeologi. Hingga saat ini, di Indonesia, ilmu arkeologi hanya terdapat di Universitas Indonesia Depok, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Universitas Udayana Denpasar, Universitas Hassanuddin Makassar, dan baru dibuka di Universitas Jambi dan Universitas Halu Oleo Kendari. Saya dikelilingi banyak orang yang memiliki ketertarikan yang sama, dengan sama-sama mencintai budaya khususnya tinggalan budaya materi. Namun, memang tidak dapat dipungkiri, bahwa di luar komunitas di sekitar saya, masih banyak orang khususnya yang berasal dari generasi muda, yang kurang tertarik bahkan seakan membenci budaya bangsa sendiri. Bahkan saat ini paham kebencian begitu marak. Banyak generasi muda memperoleh paham tersebut dari kehidupan sehari-hari, seperti media sosial, sekolah, pertemanan, dan didikan keluarga yang kurang tepat. Hal-hal yang dapat merusak atau mengurangi rasa cinta budaya, antara lain disebabkan oleh: 1. terlalu sering melihat atau mengikuti kegiatan dan tontonan mengajarkan paham radikalisme, 2. kurang terbuka terhadap teman atau komunitas lain yang memiliki keragaman latar belakang budaya, 3. kurangnya pendidikan budaya baik di sekolah maupun keluarga, 4. kurangnya tontonan di media massa seperti televisi yang menayangkan tema budaya, 5. tidak terlibat dalam kegiatan adat atau budaya yang berada di sekitar wilayah tempat tinggal, 6. tidak banyak sekolah dan universitas yang memiliki kajian budaya mendalam untuk dapat mengajarkan kepada para siswa atau mahasiswanya. Rasa cinta terhadap budaya bangsa, merupakan salah satu cerminan nasionalisme. Sehingga kebencian terhadap budaya tentu merupakan hal yang berbahaya bagi integritas bangsa. Kekuatan bangsa ada di tangan generasi muda. Apabila banyak generasi muda yang tidak memahami budaya, tentu kita akan kehilangan latar belakang kita yang terdiri dari berbagai macam ragam budaya. Hal mendasar yang dapat dijadikan modal kemajuan bangsa, dapat dilakukan dengan mencintai budaya daerah masing-masing, yang bentuknya beraneka ragam dari budaya bendawi dan non-bendawi. Lewat tinggalan budaya bendawi, saya mempelajari ilmu arkeologi. Saya percaya, paling tidak dengan rasa cinta terhadap tinggalan budaya ini, saya dapat menjadi warga negara yang mampu menyumbang kebaikan bagi kemajuan bangsa. Dengan belajar ilmu arkeologi, saya berharap saya dapat mengeksplor lebih banyak lagi tinggalan budaya bendawi yang terdapat di Indonesia. Saya ingin, agar anak bangsa dapat menjadi peneliti tuan rumah di negeri sendiri, tanpa harus bergantung pada peneliti asing, yang banyak melakukan penelitian di Indonesia. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk dapat menularkan rasa cinta terhadap tinggalan budaya bendawi, antara lain dapat dilakukan dengan cara yang sangat sederhana: 1. mengunjungi situs-situs arkeologi, 2. tidak memperjualbelikan secara ilegal benda-benda antik, 3. turut merawat tinggalan arkeologi dengan tidak melakukan pelanggaran ketika berkunjung ke situs arkeologi, 4. turut mempromosikan situs-situs arkeologi melalui media sosial, membuat blog, atau menulis catatan perjalanan di media massa, 5. bergabung atau membentuk komunitas pecinta sejarah budaya, 6. mengikuti seminar, workshop, atau penelitian tentang budaya dan arkeologi, 7. menjadi volunteer edukasi untuk anak-anak sekolah. Dengan mempelajari ilmu arkeologi Indonesia, saya ingin menyampaikan kepada masyarakat mengenai kehebatan negeri ini pada masa lalu. Dengan harapan, hal tersebut mampu membangkitkan semangat masyarakat supaya dapat bersama- sama membangun bangsa. Selain itu, dengan ilmu arkeologi saya berharap dapat mengajarkan masyarakat mengenai pentingnya tinggalan budaya di Indonesia. mengingatkan bahwa tinggalan budaya merupakan aset penting yang dimiliki oleh bangsa kita. Dari tinggalan-tinggalan tersebut, kita dapat mengembangkan pariwisata dan ekonomi, dapat memajukan bidang pendidikan lewat penelitian, yang kedepannya mampu memajukan Bangsa Indonesia. Budaya adalah jati diri bangsa. Tinggalan budaya bendawi adalah salah satu di antaranya. Dengan mempelajari budaya bendawi, saya mempelajari jati diri saya sebagai bagian dari Bangsa Indonesia. Dengan ilmu arkeologi, kita dapat menguatkan jati diri kita. Dengan jati diri yang kuat, diharapkan kita mampu dan lebih percaya diri menghadapi persaingan dengan negara lain.