Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Pada dasarnya Tuhan menciptakan manusia terdiri dari dua jenis kelamin
yaitu laki-laki dan perempuan, namun pada kenyataannya selain dua jenis kelamin
tersebut ada yang mengalami kebingungan dalam menentukan jenis kelaminnya.
Kebingungan yang dimaksud adalah tidak adanya kesesuaian antara jenis
kelaminnya dan kejiwaannya. Tidak sesuainya jenis kelamin dan kejiwaan ini bisa
terjadi pada seseorang yang terlahir dengan alat kelamin wanita yang sempurna
dan tidak cacat, tetapi dia merasa bukan seorang wanita melainkan seorang pria
atau sebaliknya, keadaan seperti ini disebut Transgender. Sebelum bicara lebih
jauh tentang transgender, terlebih dahulu harus dipahami konsep gender, dan
membedakan kata gender dan seks. Seks (jenis kelamin) merupakan pembagian
dua jenis kelamin (penyifatan) manusia yang ditentukan secara biologis yang
melekat pada jenis kelamin tertentu . Misalnya manusia berjenis kelamin (seks)
laki-laki adalah manusia yang memiliki atau bersifat bahwa laki-laki adalah yang
memiliki penis dan memproduksi sperma. Perempuan memiliki alat reproduksi,
seperti rahim dan saluran untuk melahirkan, memproduksi sel telur, memiliki
vagina, dan mempunyai alat untuk menyusui . Hal tersebut secara biologis
melekat pada manusia yang memiliki jenis kelamin lakilaki dan perempuan.
Artinya, secara biologis alat kelamin atau jenis kelamin tersebut tidak bisa
dipertukarkan atau diganti. Secara permanen jenis kelamin tidak bisa berubah dan
merupakan kodrat (ketentuan Tuhan) . Gender adalah pencirian manusia yang
didasarkan pada pendefinisian yang bersifat sosial budaya, bukan pendefisian
yang berasal dari ciri-ciri fisik biologis seperti seks (jenis kelamin) . Dalam ilmu
sosial, gender adalah perbedaan yang bukan biologis dan bukan kodrat Tuhan.
Gender merupakan perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan yang
dikonstruksi secara sosial, yakni perbedaan yang bukan ketentuan Tuhan,
melainkan diciptakan sendiri oleh manusia itu sendiri melalui proses kultural dan
sosial. Gender seseorang dapat berubah, sedangkan jenis kelamin biologis akan
tetap tidak berubah . Hal inilah yang membuat seseorang dapat berubah orientasi
seksnya bahkan ada dorongan untuk merubah gendernya. Orang yang merubah
gendernya sering disebut dengan waria, bahkan yang lebih ekstrem, ada dorongan
untuk merubah seks atau jenis kelaminnya dengan operasi pergantian kelamin
seperti yang dilakukan kaum transgender.
Dari uraian latarbelakang diatas dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai
berikut:
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
1
Suryakusuma. 1991. Dalam Prisma 7, hal: 5-6
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.
Begitu juga ditegaskan pula dalam UU Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia Pasal 70 yang menyatakan sebagai berikut :
“Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan oleh Undang-undang dengan maksud untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis”.
Dan Pasal 73 UU HAM yang menyatakan “Hak dan kebebasan yang diatur dalam
Undang-undang ini hanya dapat dibatasi oleh dan berdasarkan undang-undang,
semata-mata untuk menjamin pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi
manusia serta kebebasan dasar orang lain, kesusilaan, ketertiban umum, dan
kepentingan bangsa”.
Pembatasan-pembatasan HAM memungkinkan demi penghormatan kepada hak
asasi manusia oleh karenanya Negara hadir dalam melakukan batasan-batasan
tersebut untuk kepentingan bangsa.
(Sylviani Abdul Hamid, SH.I., MH, adalah Advokat dan Direktur Eksekutif
Solidarity Network for Human Rights (SNH) Advocacy Center)2
(1) Upaya rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) huruf
b dapat dilaksanakan secara persuasif, motivatif, atau koersif, baik dalam
keluarga, masyarakat, maupun panti sosial.
(2) Upaya rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
dalam bentuk:
e. bimbingan fisik;
g. pelayanan aksesibilitas;
i. bimbingan resosialisasi;
k. rujukan.3
Dalam Islam, homoseksual disebut liwath atau “amal qaumi luthin”. Istilah
tersebut timbul karena perbuatan seperti itu pertama kali dilakukan oleh umat
Nabi Luth. Hal ini dijelaskan oleh Allah SWT dengan firman-Nya:
Dan (kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia
berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu,
yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?”
Sesungguhnya kamu mendatangi laki-laki untuk melepas nafsumu (kepada
mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui
batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah mereka (Luth dan
pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang
yang berpura-pura menyucikan diri”. Kemudian kami selamatkan dia dan
pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal
(dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu. (QS. Al
A‟raaf: 80-84)
3
Undang-Undang No.18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa
dengan orang kafir lainnya). Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum
Luth, beserta pengikut-pengikutnya. Ia berkata: “Sesungguhnya kamu adalah
orang-orang yang tidak di kenal”. Para utusan menjawab: “Sebenarnya kami ini
datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan. Dan kami
datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang-
orang benar. Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu,
dan ikutilah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun di antara kamu
menoleh ke belakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan
kepadamu”. Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa
mereka akan ditumpas habis di waktu subuh. Dan datanglah penduduk kota itu (ke
rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu. Luth berkata:
“Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu
(kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku
terhina”. Mereka berkata: “Dan bukankah kami telah melarangmu dari
(melindungi) manusia?” Luth berkata: “Inilah puteri-puteri (negeri)ku (kawinlah
dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)”. (Allah
berfirman): “Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-
ambing di dalam kemabukan (kesesatan)”. Maka mereka dibinasakan oleh suara
keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bahagian
atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah
yang keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda (kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda. Dan
sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui
manusia). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al Hijr: 59-77).
Dan kepada Luth, Kami telah memberikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami
selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan
perbuatan keji. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik, Dan
Kami masukkan dia ke dalam rahmat Kami; karena sesungguhnya dia termasuk
orang-orang yang saleh. (QS. Al Anbiyaa‟: 74-75).
Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul, Ketika saudara mereka Luth, berkata
kepada mereka: “mengapa kamu tidak bertakwa?” “Sesungguhnya aku adalah
seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, Maka bertakwalah kepada
Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak meminta upah kepadamu
atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Mengapa
kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, Dan kamu tinggalkan istri-istri
yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang
melampaui batas”. Mereka menjawab: “Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak
berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir” Luth berkata:
“Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu”. Luth berdoa): “Ya
Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang
mereka kerjakan”. Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua, Kecuali
seorang perermpuan tua (istrinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal.
Kemudian Kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka dengan hujan
(batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi
peringatan itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
buktibukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan
sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Penyayang. (QS. Asy Syu‟araa‟: 160-175).
Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu
mengerjakan perbuatan fahisyah itu sedang kamu melihat (nya)?” Mengapa kamu
mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (mu), bukan (mendatangi) wanita?
Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu)”.
Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan: “Usirlah Luth beserta
keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang
(menda‟wakan dirinya) bersih”. Maka Kami selamatkan dia beserta keluarganya,
kecuali isterinya. Kami telah mentakdirkan dia termasuk orang-orang yang
tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan hujan atas mereka (hujan batu),
maka amat buruklah hujan yang ditimpakan atas orang-orang yang diberi
peringatan itu. (QS. An Naml: 54-58).
Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya kamu benar-
benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh
seorangpun dari umat-umat sebelum kamu”. Apakah sesungguhnya kamu patut
mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat
pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan:
“Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang
benar”. Luth berdo‟a: “Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab)
atas kaum yang berbuat kerusakan itu”. Dan tatkala utusan Kami (para malaikat)
datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira, mereka mengatakan:
“Sesungguhnya kami akan menghancurkan penduduk (Sodom) ini: sesungguhnya
penduduknya adalah orang-orang yang zalim”. Berkata Ibrahim: “Sesungguhnya
di kota itu ada Luth”. Para malaikat berkata: “Kami lebih mengetahui siapa yang
ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia dan
pengikutpengikutnya kecuali isterinya. Dia adalah termasuk orang-orang yang
tertinggal (dibinasakan). Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat)
itu kepada Luth, dia merasa susah karena (kedatangan) mereka, dan (merasa) tidak
mempunyai kekuatan untuk melindungi mereka dan mereka berkata: “Janganlah
kamu takut dan jangan (pula) susah. Sesungguhnya kami akan menyelamatkan
kamu dan pengikutpengikutmu, kecuali isterimu, dia adalah termasuk orang-orang
yang tertinggal (dibinasakan)”. Sesungguhnya Kami akan menurunkan azab dari
langit atas penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik. Dan sesungguhnya
Kami tinggalkan daripadanya satu tanda yang nyata bagi orang-orang yang
berakal. (QS. Al Ankabuut: 28-35).
4
Al-Mulky, Abul Ahmad Muhammad Al-Khidir bin Nursalim Al-Limboriy.2003. Hukm
al liwath wa al sihaaq,Yaman: Dammaj-Sha’dah, Hal : 30-32
BAB III
METODE PENELITIAN
Data Informasi yang didapat lewat wawancara lantas diolah menjadi data,
kemudian dianalisa menggunakan analisis deskriptif melalui beberapa tahapan,
antara lain:
PEMBAHASAN
Hak asasi manusia tidak bisa dijadikan kedok untuk menganggu hak orang
lain atau kepentingan publik. Tidak ada argumen yang logis untuk mengahapus
larangan pernikahan sesama jenis dengan dasar pengahapusan diskriminasi.
LGBT bukanlah kodrat manusia melainkan sebuah penyakit sehingga tidak
relevan mempertahankan kemauan mereka yakni legalisasi pernikahan sesama
jenis atas dasar persamaan. Persamaan diberlakukan dalam hal pelayanan terhadap
orang yang berbeda suku, warna kulit, dan hal lain yang diterima di masyarakat.
LGBT perlu diobati agar normal kembali sehingga tidak merusak masyarakat dan
oleh karena itu kewajiban Negara adalah untuk mengobati mereka bukan
melestarikannya.
Dalam Islam LGBT dikenal dengan dua istilah, yaitu Liwath (gay)
dan Sihaaq (lesbian). Liwath (gay) adalah perbuatan yang dilakukan oleh laki-laki
dengan cara memasukan dzakar (penis)nya kedalam dubur laki-laki
lain. Liwath adalah suatu kata (penamaan) yang dinisbatkan kepada kaumnya
Luth ‘Alaihis salam, Sedangkan Sihaaq (lesbian) adalah hubungan cinta birahi
antara sesama wanita dengan image dua orang wanita saling menggesek-gesekkan
anggota tubuh (farji’)nya antara satu dengan yang lainnya.
Sebagai seorang pemuka agama , responden kami secara tegas menentang
perbuatan maksiat tersebut.Dikarenakan hal ini adalah merupakan perbuatan dosa
yang dapat mendatangkan laknat Allah SWT.Beliau menjelaskan ,bahwasanya
Allah telah menceritakan hal ini dengan jelas di dalam Al-Qur,an, , sebagaimana
yang terdapat pada Surah di atas, Al A’raaf (7): 80-84, Al Hijr (15): 59-77, Al
Anbiyaa‟ (21): 74-75, Asy Syu‟araa‟ (26): 160-175, An Naml (27): 54-58, Al
Ankabuut (29): 28-35, Ash Shaaffaat (37): 133-138, dan Al Qamar (54): 33-40.
Untuk,itu beliau berpesan kepada kaum LGBT untuk dapat bertaubat dan
kembali ke jalan yang diridhai Allah SWT.Dan beliau menyarankan kepada para
remaja putra maupun putri untuk senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan
mempelajari norma-norma agama secara benar sehingga tidak terjerumus ke
dalam lingkungan pergaulan tersebut.Karena hanya dengan upaya inilah kita dapat
selalu terjaga dari perbuatan yang dapat mendatangkan dosa.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
TENTANG
FENOMENA LGBT
DISUSUN OLEH:
1. KRISNA MAHARDIKA
2. SEPRI HELYANTO
3.RIZKY HAMDANI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
2015